BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, mulai dari kalangan anak-anak sampai orang dewasa, baik oleh

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa. Perkembangan bola voli

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menendang bola merupakan suatu usaha untuk memindahkan bola dari

PELATIHAN KNEE TUCK JUMP

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga sangat digemari oleh masyarakat mulai anak sampai orang dewasa, karena

PENGARUH LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP DAN KNEE TUCK JUMP TERHADAP HASIL TENDANGAN LAMBUNG ATLIT SEPAK BOLA PEMULA DI SMP AL-FIRDAUS SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga populer di dunia

BAB I PENDAHULUAN. pada cabang olahraga yang diikuti (Halim, 2004). Olahraga dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. kelompok. 1 kelompok terdiri dari 6 orang. voli merupakan kegiatan fisik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipakai. Beberapa perkembangan tersebut, misalnya digunakanya bola pintar,

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan yang telah di ikuti belum

TERHADAP HASIL SHOOTING PADA CABANG OLAHRAGA SEPAKBOLA

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Psikologi Olahraga, Filsafat Olahraga serta banyak lagi ilmu yang lainnya.

PENGARUH LATIHAN KNEE TUCK JUMP DENGAN STRETCHING DAN TANPA STRETCHING TERHADAP TINGGI JUMPING SMASH PADA ATLIT BULUTANGKIS DI KLATEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengaruh Latihan ladder drill Terhadap kelincahan dan Power Tungkai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pesat, sudah semestinya jika manusia menyadari arti pentingnya hidup sehat.

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola voli dalam perkembangan di zaman modern ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Olahraga adalah salah satu bentuk dari upaya peningkatan kualitas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia bahkan mendapat simpati di hati masyarakat. Sepakbola digemari oleh

BAB I PENDAHULUAN. digemari oleh kalangan remaja pada saat ini. Dalam permainan sepakbola

II. TINJAUAN PUSTAKA. Feri Kurniawan (2012 :76) sepakbola adalah permainan bola yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga tubuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. maupun tingkat internasional (yang diselenggarakan oleh IAAF). Selain itu,

II. TINJAUAN PUTAKA. beregu, dimainkan oleh dua kelompok dan masing-masing kelompok. terdiri sebelas pemain termasuk penjaga gawang.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. gabungan dari jalan, lari dan lompat serta unsur kekuatan, kecepatan,

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kebugaran seseorang, semakin kuat juga fisik seseorang tersebut.

I. PENDAHULUAN. Futsal merupakan olahraga yang sedang popular dan banyak diminati oleh

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan generasi muda yang memiliki potensi untuk. meneruskan cita-cita perjuangan bangsa yang sedang tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga. Olahraga adalah suatu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh berbagai kelompok umur, dari anak-anak, pemula, remaja, dewasa

KONTRIBUSI KECEPATAN KEKUATAN TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK JURNAL. Oleh ANGGUN WAHYUNI SARI DEWI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. kualitas fisik dan bertujuan untuk meningkatkan penampilan olahraga. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB II KAJIAN PUSTAKA Passing dan Ketepatan Tembakan Sepak Bola

I. PENDAHULUAN. regu yang masing-masing regu terdiri dari sebelas orang pemain yang. dan mempertahankan gawangnya jangan sampai kemasukan,

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah penjaga gawang. Cabang olahraga ini asal mulanya dari cabang

I. PENDAHULUAN. kegiatan olahraga ditempuh melalui tiga pilar, yaitu olahraga pendidikan, olahraga

BAB I PENDAHULUAN. Aji Rasa Kurniawan, 2014 HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA-KAKI DENGAN HASIL SHOOTING 8 METER CABANG OLAHRAGA FUTSAL

ATRI WIDOWATI 1 ADHE SAPUTRA 2 Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan Fakultas ilmu keolahragaan Universitas jambi

BAB I PENDAHULUAN. perempuan. Khususnya atlet Taekwondo Putra junior Sibayak Club

BAB I PENDAHULUAN. didalam ruangan. Kata ini diperkenalkan oleh FIFA ketika mengambil alih futsal

BAB I PENDAHULUAN. sudah berkembang luas. Masing-masing individu dituntut untuk bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. digemari oleh seluruh rakyat di dunia. Di Indonesia khususnya di Provinsi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan olahraga yang tidak asing lagi di indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aditia Bahrul Ilmy, 2014

BAB I PENDAHULUAN. dan waktu reaksi latihan daya tahan, kelentukan dan kelincahan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mempercepat kekuatan tubuh. Menurut Ismaryati (2006), kecepatan merupakan

I. PENDAHULUAN. beregu yang mengandung unsur kekompakkan dan kerjasama serta olahraga

pinggang atau anggota badan yang diseberangkan melalui atas net. Dalam secara efektif. Teknik tersebut meliputi service, passing, dan yang terpenting

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tungkai berfungsi sebagai penopang gerak anggota tubuh bagian atas, serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SIDE SHUFFLE

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan masing-masing

BAB II LANDASAN TEORI. maupun muda semua sangat mengemari olah raga ini. diperbolehkan menggunakan anggota badan kecuali tangan dan lengan.

BAB I PENDAHULUAN. olahraga bola besar. Yang dimainkan oleh dua regu masing-masing terdiri dari 6

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB IV METODE PENELITIAN. kepada mahasiswa semester II program studi PJKR dengan eksperimental

A. Latar Belakang Masalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. kelompok yang berlawanan yang masing-masing terdiri atas sebelas pemain.

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkannya, karena hampir setiap toko olahraga menjual peralatan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia olahraga yang sedang naik daun/yang sedang menjadi favorite

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MOCHAMAD AGUNG JUNIARTO,

PENGARUH LATIHAN LOMPAT GAWANG DENGAN BEBAN DAN TANPA BEBAN TERHADAP PENINGKATAN VERTICAL JUMP ATLET VOLLY

BAB I PENDAHULUAN. yang baik dan tentu harus didukung dengan teknik-teknik yang benar.

BAB I PENDAHULUAN. olahraga lari sekian ratus meter, sepak bola, voli, badminton, lompat jauh,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas olahraga. Ada beberapa tujuan olahraga yang dibagi sesuai kebutuhannya,

BAB 1 PENDAHULUAN. Permainan bola tangan dimainkan oleh dua tim yang masing-masing tim

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persepakbolaan nasional khususnya Sumatera Utara, banyak anakanak

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip dasar permainan bola voli adalah untuk memenangkan. bola voli adalah memasukan bola ke daerah lawan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi pada jaman modern sekarang ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan efek samping yang bersifat kontra produktif terhadap upaya

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita terus menerus dimanjakan dengan segala sesuatu yang otomatis. bersenyawa dengan hidup manusia (Depdiknas, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan taraf hidup sehat yang lebih baik lagi. Olahraga adalah proses sistematik yang

BAB I PENDAHULUAN. terbesar bersumber dari atlet, meskipun faktor-faktor yang lain sebagai pendukung

Bayu Puspayuda*,Made Darmada**, Putu Citra Permana Dewi***

BAB I PENDAHULUAN. smash, dimana hal yang mempengaruhi kemampuan smash adalah power otot

II. TINJAUAN PUSTAKA. tubuh dalam keadaan diam atau bergerak (Harsono,1988:223). Menurut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (ruangan),yang jika digabung artinya menjadi sepak bola dalam ruangan.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara efisien tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan (Irianto, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. lagi adalah stadion, yang mana stadion tersebut bisa membuka sendiri saat ada hujan

I. PENDAHULUAN. dalam atletik merupakan gerakan-gerakan yang biasa di lakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan orang dengan sadar untuk meningkatkan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkembang pada masyarakat Indonesia. Dalam melakukan permainan sepakbola

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepak bola merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang cukup populer di masyarakat, sehingga permainan sepak bola banyak digemari oleh masyarakat, mulai dari kalangan anak-anak sampai orang dewasa, baik oleh masyarakat pedesaan maupun perkotaan. Perkembangan sepak bola di Indonesia cukup menggembirakan apabila dilihat dari banyaknya anak-anak melakukan aktivitas bermain sepak bola, apalagi diadakan event-event seperti adanya Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN), atau pun kejuaraan yang lainnya sebagai wahana untuk menyalurkan bakat dan minat siswa-siswi di lingkungan sekolah. Permainan ini merupakan permainan yang kompleks karena tidak mudah dilakukan oleh setiap orang. Diperlukan pengetahuan tentang teknik-teknik dasar atau lanjutan untuk dapat menguasai atau bermain dengan baik. Berdasarkan pengamatan pada program studi serta wawancara kepada pelatih tim sepak bola PJKR Univ PGRI-NTT terjadi penurunan prestasi tingkat Univ. Kota Kupang. Dalam permainan sepak bola banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan suatu tim untuk meraih kemenangan, di antaranya faktor kerja sama tim dan kemampuan individu dalam menguasai ketrampilan, mental dan kemampuan serta daya tahan fisik. Beberapa komponen fisik yang dibutuhkan dalam olahraga sepak bola adalah komponen biologis yaitu berupa makanan yakni kalori yang memadai, cairan dan protein (Ismaryati, 2006). Sedangkan komponen biomotor yang diperhatikan adalah koordinasi, kelentukan, kecepatan, 1

2 kekuatan, kelincahan (Soeharno, 1993). Dalam olahraga prestasi, kondisi fisik perlu dipertimbangkan, karena manfaatnya dapat menghasilkan tingkat kebugaran yang lebih baik (Power, et, al, 2011). Dengan demikian pemain harus ditunjang kemampuan pelatihan yang berkaitan dengan daya ledak otot tungkai. Daya ledak otot tungkai ini dipengaruhi oleh kemampuan otot dalam melakukan secara ledakan (tiba-tiba dan kuat) dan sangat dipengaruhi oleh kecepatan reaksi otot ( Sugiharto, 2004). Untuk menjadi pemain yang berkualitas diperlukan penguasaan dasar-dasar bermain sepak bola. Teknik dasar sepak bola terdiri dari teknik passing, dribbling, shooting, heading dan kontrol bola. Selain memiliki teknik dasar bermain sepak bola yang baik, seorang pemain yang berkualitas harus memiliki teknik individu yang baik, mental yang bagus, permainan yang memadai dan fisik yang mendukung (Scheuneman, 2005). Menurut Sucipto, (2000), salah satu unsur teknik dasar sepak bola yang sangat penting yakni menggiring bola. Menggiring bola memungkinkan pemain mempertahankan bola saat berlari atau melintasi lawan atau maju ke ruang terbuka (Joseph, 2007). Adapun komponen- komponen kondisi fisik dalam menggiring bola yakni: kekuatan, daya tahan, daya otot (muscular power), kecepatan, daya lentur, kelincahan, kordinasi, keseimbangan, ketepatan, reaksi yang akan berpengaruh kepada daya ledak otot tungkai (Sajoto, 2002). Lebih lanjut menurut Sajoto, (1995), Daya ledak otot tungkai terjadi akibat saling memendek dan memanjang otot tungkai atas bawah yang didukung oleh dorongan otot kaki dengan kekuatan sehingga dapat mempengaruhi kecepatan maksimal.

3 Peningkatan kecepatan menggiring bola merupakan proses yang kompleks di mana ada beberapa aspek yang berbeda dan bekerja saling mendukung sehingga akan tercapai power tungkai yang besar. Kondisi fisik merupakan persyaratan yang penting dan diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet. Kondisi fisik adalah suatu kesatuan yang utuh dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Peningkatan dan pengembangan kondisi fisik dilakukan dengan skala proritas sesuai dengan kebutuhan (Nala, 2011). Sajoto (2002), menambahkan bahwa salah satu komponen kondisi fisik yang penting guna mendukung komponen-komponen lainnya adalah kekuatan otot tungkai. Kekuatan otot tungkai sangat penting artinya bagi cabang-cabang olahraga yang banyak menggunakan kaki atau mengandalkan kekuatan otot tungkai, seperti sepak bola, beladiri, tinju, lari cepat, renang. Khusus untuk cabang olahraga sepak bola kekuatan otot tungkai menjadi hal yang dominan harus dimiliki karena tanpa kekuatan otot tungkai yang baik tidak akan mungkin seorang pesepak bola mampu menghasilkan kecepatan menggiring bola ataupun menghasilkan tendangan yang akurat dan mematikan. Kecepatan adalah waktu yang digunakan untuk menempuh jarak tertentu yang sesingkat-singkatnya (Poerwadarminto, 2008). Salah satu elemen kondisik fisik adalah kecepatan. Secara fisiologis menurut (Harsono, 2002), kecepatan dapat diartikan kemampuan yang berdasarkan kelentukan, proses persyaratan dan alat-alat otot untuk melakukan gerakan-gerakan dalam satu-satuan waktu tertentu. Menurut (Sajoto, 2000),

4 kecepatan adalah kemampuan seorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkatsingkatnya. Kecepatan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain kekuatan, waktu reaksi dan kelentukan (Harsono, 2002). Menurut Remi, (2004), latihan kecepatan yang perlu diperhatikan sebagai berikut: a) latihan kecepatan dilakukan pada awal dari suatu unit latihan pada saat otot-otot masih segar, b) intensitas latihan berada pada tingkat sub maksimum. Intensitas tinggi ini memerlukan konsentrasi penuh dan kemauan tinggi, c) Jarak antara15-80 meter dianggap jarak yang baik untuk pembinaan kecepatan secara maksimal, d) jumlah pengulangan antara 10-16 kali terdiri dari 3-4 set, ) untuk exsplosive speed dapat dilatih dengan penambahan beban yang tidak lebih dari 20% dari beban maksimum, f) waktu istirahat 1-3 menit. Pelatihan kecepatan menggiring bola juga bagian dari ketrampilan dasar. Salah satu pelatihan kecepatan, bisa dilakukan dengan bermacam-macam plyometric (Dani Mielke, 2007). Dalam latihan untuk meningkatkan power otot tungkai yang dapat mempengaruhi kecepatan menggiring bola dapat digunakan beberapa metode latihan yaitu dengan metode plyometric knee tuck jump dan latihan split jump (Furgon & dolwes 2002). Pelatihan knee tuck jump dan split jump ke duanya merupakan latihan plyometric yang digunakan untuk menguatkan otot tungkai khususnya otot quadriceps dan otot hamstring (Radlliffe & Farentinos, 2002). Pelatihan knee tuck jump dan split jump mampu meningkatkan power tungkai, yang akan mempengaruhi fleksibilitas, komponen sendi, kekuatan otot

5 dan tendon, keseimbangan kerja otot (Menegpora, 2005). Penunjang dari gerakan tersebut tentunya dibutuhkan power otot tungkai yang maksimal, sehingga seorang pemain bola dapat bergerak ke segala arah dengan kecepatan yang maksimal. Hal ini dikarenakan maksimalnya pergerakan sendi (Yoda 2006). Otot tungkai mempunyai selaput pembungkus yang sangat kuat dan disebut muskulus abduktor femoris. Ke tiga otot ini menjadi satu yang disebut muskulus abduktor femoris. Fungsinya menyelenggarakan gerakkan abduksi dari femur. Muskulus ekstensor (quadriceps femoris) otot berkepala empat. Otot ini merupakan otot yang terbesar yang terdiri dari muskulus rektus femoris, muskulus vastus medialis eksternal, muskulus vastus intermedial, otot fleksor femoris, yang terdapat di bagian belakang paha yang terdiri dari: a) bisep femoris, fungsinya membengkokan paha dan meluruskan tungkai bawah, b) muskulus semi mebranosus, otot seperti selaput yang berfungsi membengkokan tungkai bawah, c) muskulus semi tendinosus, otot seperti urat, fungsinya membengkokan urat bawah serta memutarkan ke dalam, d) muskulus sartorius, otot penjahit, bentuknya panjang seperti pita yang terdapat di bagian paha, fungsinya memutar ke luar pada waktu lutut mengentul, serta membantu gerakkan fleksi femur. Semua otot-otot ini dapat mempengaruhi kinerja dalam beraktivitas termasuk dalam pelatihan plyometric (Syaifuddin, 2006). Menurut Graha, (2010) dalam peningkatan kekuatan otot tungkai, kecepatan juga akan meningkat dengan adanya gerakan meloncat dan melompat yang dilakukan secara cepat dan berulang-ulang oleh pelatihan knee tuck jump dan split jump sehingga kemampuan daya ledak (kecepatan dan kekuatan) dapat

6 memberikan peranan bagi otot-otot dalam melakukan komponen biomotorik. Knee tuck jump dan split jump merupakan bagian dari plyometric yang kesamaan bentuknya dengan latihan lompat dan loncat yang dapat meningkatkan semua komponen biomotorik termasuk dalam kecepatan menggiring bola (Nala, 2002). Program Studi PJKR Univ PGRI-NTT, dengan pertimbangan bahwa Mahasiswa PJKR Univ PGRI-NTT merupakan pemain-pemain berbakat yang telah banyak menjuarai beberapa turnamen sepak bola maupun futsal dan membela beberapa Klub Sepak Bola ternama di NTT. Namun harapan ini masih jauh dari yang diinginkan, seperti para pemain maupun Klub sepak bola NTT dapat lolos ke event yang lebih tinggi seperti Divisi satu maupun Divisi dua. Diharapkan dapat diberikan suatu pelatihan, yang dapat memberikan suatu perubahan dan manfaat untuk peningkatan prestasi. Pelatihan knee tuck jump dan split jump merupakan salah satu alternatif untuk kelanjutan peningkatan prestasi. Ke dua bentuk latihan ini pada intinya bertujuan untuk memacu dan merangsang tolakan kaki agar kuat sehingga mengahasilkan lompatan melambung tinggi, dengan demikian dapat memberikan pengaruh bagi ketahanan daya ledak otot tungkai sehingga komponen biomotorik dapat bertahan dalam durasi yang lama (Mohamad Aqil azizi dalam Koni, 2000).

7 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah dalam penelitian ini, maka dapat dirumuskan masalah penelitian ini adalah: 1. Apakah pelatihan knee tuck jump dapat meningkatkan waktu tempuh menggiring bola pada mahasiswa semester II program studi PJKR Univ PGRI NTT? 2. Apakah pelatihan split jump dapat meningkatkan waktu tempuh menggiring bola pada mahasiswa semester II program studi PJKR Univ PGRI-NTT? 3. Apakah pelatihan knee tuck jump lebih meningkatkan waktu tempuh menggiring bola dibandingkan split jump pada mahasiswa semester II program studi PJKR Univ. PGRI NTT? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah: untuk mengetahui pelatihan kene tuck jump lebih meningkatkan waktu tempuh menggiring bola dibandingkan split jump pada mahasiswa semester II program studi PJKR Univ PGRI NTT. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk membuktikan pelatihan knee tuck jump terhadap waktu tempuh menggiring bola pada mahasiswa semester II program Studi PJKR Univ PGRI NTT

8 2. Untuk membuktikan pelatihan split jump terhadap waktu tempuh menggiring bola pada mahasiswa semester II program Studi PJKR Univ PGRI NTT 3. Untuk membuktikan pelatihan knee tuck jump lebih meningkatkan waktu tempuh menggiring bola dibandingkan pelatihan split jump pada mahasiswa semester II program Studi PJKR Univ PGRI NTT 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat akademik Manfaat akademik dari penelitian ini adalah diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran dan pengembangan ilmu test dan pengukuran dan ilmu kepelatihan olahraga yang dapat dijadikan acuan untuk penelitian lebih lanjut, spesifikasinya aplikasi pelatihan knee tuck jump dan split jump terhadap waktu tempuh menggiring bola pada mahasiswa semester II program studi PJKR Univ PGRI NTT 1.4.2 Manfaat Praktis 1. Hasil penelitian ini dapat mengungkapkan pelatihan knee tuck jump dan split jump terhadap waktu tempuh menggiring bola. 2. Dengan mengetahui hal-hal yang diteliti tersebut dapat diambil langkahlangkah yang lebih efisien dan efektif dalam penerapan metode latihan terhadap atlet mencapai prestasi yang optimal. 3. Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan untuk penelitian tes dan pengukuran lainnya.

9 1.4.3 Manfaat bagi peneliti 1. Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti tentang pelatihan knee tuck jump dan split jump terhadap waktu tempuh pada atlit sepak bola. 2. Mendapatkan wawasan dan pengalaman dalam melakukan penelitian dan hasil penelitian dapat menjadi dasar untuk penelitian berikutnya.