1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Proses pembinaan olahraga di Indonesia saat ini belum maksimal. Hal ini terbukti dari pertandingan dan perlombaan yang telah di ikuti belum menunjukan hasil yang memuaskan. Misalnya di pentas olahraga tingkat Asia, Indonesia masih ketinggalan jauh dari negara lain meskipun dalam satu atau dua cabang olahraga prestasi Indonesia telah mencapai tingkat dunia. Proses pembinaan olahraga ini harus dipahami sebagai suatu sistem yang kompleks, sehingga masalah yang terdapat di dalamnya perlu ditelaah dari sudut pandang yang luas. Pembinaan yang dimaksud antara lain dapat dilakukan pada aspek gerakan. Gerakan gerakan dalam bidang olahraga diharapkan dilakukan dengan cara efisien dan teknik yang benar. Gerakan dikatakan efisien apabila gerakan gerakan yang terkoordinasi dengan baik, dikombinasikan untuk menghasilkan gerakan yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas tertentu, dan memanfaatkannya dengan perolehan nilai yang tinggi, dengan arah yang baik dan menggunakan tenaga sekecil mungkin. Seseorang yang mampu melakukan gerakan - gerakan yang efisien, maka orang tersebut dapat dikatakan terampil. Gerakan yang terampil pada dasarnya merupakan gerakan yang efisien. Keterkaitan antara berbagi faktor akan dapat menimbulkan gerakan yang efisien. Hal ini sesuai dengan pendapat Drowatzky (1984) yaitu tiga komponen utama yang mendukung 1
2 gerakan yang efisien yaitu kesegaran jasmani dan kemampuan gerak, kemampuan penginderaan atau sensori serta proses proses perseptual. Untuk itu dalam gerakan efisien diperlukan latihan latihan yang benar, kontinyu dan teratur serta pemecahan masalah prestasi olahraga yang baik pula. Hal ini disebabkan apabila dalam latihan kurang benar, tidak direncanakan terprogram lebih dahulu maka jalannya latihan kurang sempurna dan prestasi olahraga tidak maksimal. Peningkatan prestasi olahraga sepak bola banyak mengalami kendala, karena kurangnya pengembangan teori dan pemanfaatan metode latihan yang didukung dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan serta peningkatan kualitas pelatihan pembinaan olahraga. Pembinaan tersebut dapat dicapai melalui pendekatan ilmiah terhadap ilmu ilmu pengetahuan yang terkait. Menurut Nossek (2004) berbagai ilmu yang berkaitan dengan olahraga antara lain adalah fisiologi latihan, biomekanika olahraga dan pedagogi di bidang olahraga, sosiologi olahraga, psikologi olahraga dan kesehatan olahraga. Sebagai pelatih seharusnya mengetahui dan memahami pengetahuan pengetahuan yang telah disebutkan. Hal ini penting karena pengetahuan pengetahuan tersebut sebagai konsep yang mendasari dalam penetapan suatu program latihan fisik yang efisien dan dapat diterapkan di dunia pendidikan. Peningkatan tembakan sepak bola dipengaruhi oleh kualitas otot yang dimiliki pemain. Untuk memperoleh peningkatan ketepatan tembakan
3 sepak bola yang maksimal, tentunya diperlukan kekuatan otot tungkai dan juga dari semua kelompok otot yang mendukung gerakan tembakan sepak bola. Dari sekian banyak kelompok otot yang berperan dalam gerakan tembakan sepak bola yang paling dominan yaitu otot tungkai. Oleh karena itu pemberian latihan khusus pada otot tersebut perlu mendapat perhatian yang lebih, dengan tidak mengesampingkan latihan bagi pendukung otot lainnya. Ada berbagai macam latihan passing yang dapat diterapkan dalam melatih kekuatan otot tungkai diantaranya dengan latihan plyometrics. Karena dengan latihan plyometrics tersebut dapat meningkatkan power, kekuatan, kecepatan, daya ledak serta elastisitas otot. Berkaitan dengan latihan kesegaran fisik umum dan khusus dapat dikemukakan beberapa metode latihan fisik seperti latihan berbeban, latihan interval, latihan sirkuit, dan latihan plyometrics. Masing masing metode latihan tersebut mempunyai fungsi dan tujuan yang berbeda. Dalam penelitian ini menggunakan metode latihan plyometrics karena latihan plyometrics merupakan suatu metode khusus untuk meningkatkan power yang sesuai dengan cabang olahraga sepak bola. Latihan plyometrics diperkirakan menstimulasi berbagai perubahan dalam neuromoskuler, memperbesar kelompok otot untuk memberi respon lebih cepat dan lebih kuat terhadap perubahan perubahan yang ringan dan panjangnya otot. Salah satu ciri penting latihan plyometrics adalah pengkondisian neuromuskuler sehingga memungkinkan adanya perubahan perubahan arah yang lebih cepat dan lebih kuat. Dengan mengurangi waktu
4 yang diperlukan untuk perubahan arah ini, kekuatan dan ketepatan dapat ditingkatkan (Radcliffe & Farentinos, 1985). Pemilihan dan penerapan metode dalam pelatihan ketepatan tembakan untuk pemain sepak bola siswa SD Negeri 1 Kediri Lombok Barat. agar metode yang diterapkan mampu meningkatkan penguasaan ketepatan tembakan, maka pada penelitian ini akan dicobakan dua macam metode pelatihan Passing, yaitu Passing ke dinding dan pelatihan Passing berpasangan. Dalam meningkatkan prestasi sepak bola diperlukan berbagai pertimbangan dan perhitungan serta analisis yang cermat mengenai faktor faktor yang menentukan dan menunjang prestasi sepak bola. Faktor faktor tersebut diantaranya adalah kekuatan otot tungkai. Oleh karena itu perlunya kekuatan otot tungkai untuk mengetahui prestasi sepak bola yang telah dilatih dengan pelatihan passing Keberhasilan dalam prestasi olahraga, perlu didukung pula oleh kekuatan dan ketepatan. Seperti yang dikemukakan oleh Yessis & Turbo (1988) bahwa untuk keberhasilan dalam prestasi olahraga, tidak hanya kekuatan yang diperlukan tetapi perlu didukung ketepatan dan percepatan. Sebagai contoh seorang pemain bola voli atau bulutangkis, harus dapat meloncat dengan kecepatan yang tepat untuk dapat melakukan variasi smash, atlet lempar lembing harus dapat menggerakkan lengan dengan kecepatan yang tepat untuk dapat melempar. Ini berarti otot yang bekerja harus dapat berkontraksi secara maksimal dalam waktu yang sangat singkat. Oleh karena itu pemberian pelatihan harus bersifat khusus, sesuai dengan karakteristik kondisi fisik yang akan dikembangkan.
5 Kondisi fisik merupakan satu persyaratan yang sangat penting dan diperlukan dalam usaha peningkatan prestasi seorang atlet. Sajoto (1995) mengemukakan bahwa Kondisi fisik adalah suatu kesatuan yang utuh dari komponen komponen yang tidak dapat dipisahkan begitu saja, baik peningkatan maupun pemeliharaannya. Artinya bahwa didalam usaha peningkatan kondisi fisik maka seluruh komponen tersebut harus dikembangkan, meskipun pengembangannya dilakukan dengan skala prioritas sesuai dengan kebutuhan. Unsur unsur atau komponen kondisi fisik tersebut meliputi: kekuatan, daya tahan, daya ledak, kecepatan, kelenturan, kelincahan, koordinasi, keseimbangan, ketepatan dan ketepatan reaksi. Selanjutnya Sajoto (1995) menambahkan bahwa salah satu komponen kondisi fisik yang penting guna mendukung komponen komponen lainnya adalag kekuatan otot. Pendapat senada dikemukakan oleh Harsono (1988) bahwa kekuatan merupakan basis dari semua komponen kondisi fisik, karena kekuatan merupakan daya penggerak dari setiap aktivitas fisik. Dalam melakukan tendangan atau passing bola pada permainan sepakbola, kekuatan otot kaki atau daya ledak otot kaki merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan passing. Model pelatihan passing ke dinding dan passing berpasangan merupakan salah satu model pelatihan yang dapat meningkatkan ketepatan tembakan dalam permainan sepakbola. Dari kedua model pelatihan ini, model pelatihan yang manakah yang lebih berpengaruh dalam meningkatkan daya ledak otot kaki sehingga mempengaruhi ketepatan tembakan dalam permainan sepakbola.
6 Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka penelitian ini berjudul Pelatihan passing ke dinding empat repetisi lima set selama enam minggu dan Pelatihan passing berpasangan empat repetisi lima set selama enam minggu sama-sama meningkatkan ketepatan tembakan bola pada siswa putra SD Negeri 1 Kediri Lombok Barat tahun 2015. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka perlu dirumuskan permasalahan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah Pelatihan passing ke dinding empat repetisi lima set selama enam minggu dapat meningkatkan ketepatan tembakan bola siswa SD Negeri 1 Kediri Lombok Barat? 2. Apakah Pelatihan passing berpasangan empat repetisi lima set selama enam minggu dapat meningkatkan ketepatan tembakan bola siswa SD Negeri 1 Kediri Lombok Barat? 3. Apakah Pelatihan passing ke dinding empat repetisi lima set selama enam minggu lebih bqaik daripada pelatihan passing berpasangan empat repetisi lima set selama enam minggu dalam dapat meningkatkan ketepatan tembakan bola siswa SD Negeri 1 Kediri Lombok Barat? 1.3. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui Pengaruh pelatihan passing berpasangan dengan Passing ke dinding Terhadap Ketepatan Tembakan Bola Pada Siswa SDN 1 Kediri Lombok Barat.
7 1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat teoritis Manfaat akademik dari penelitian ini adalah diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran dan pengembangan tentang metode penelitian tes dan pengukuran serta kepelatihan olahraga yang dapat dijadikan acuan untuk penelitian lebih lanjut, spesifikasinya aplikasi latihan passing meningkatkan prestasi terhadap ketepatan tembakan bola. 1.4.2 Manfaat Praktis 1. Hasil penelitian ini dapat mengungkapkan pelatihan passing meningkatkan prestasi terhadap kecepatan dan ketepatan tembakan bola. 2. Dengan mengetahui hal-hal yang diteliti tersebut dapat diambil langkah- langkah yang lebih efisien dan efektif dalam penerapan metode latihan terhadap atlet mencapai prestasi yang optimal. 3. Hasil penelitian ini dapat dipakai sebagai acuan untuk penelitian tes dan pengukuran lainnya.