PENGARUH LATIHAN SPLIT JUMP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN DEPAN PADA PENCAK SILAT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. beladiri yang beragam. Beladiri asli dan yang paling tua di Indonesia adalah

OTOT TUNGKAI DENGAN KECEPATAN TENDANGAN SABIT PADA ATLET PENCAK SILAT UNIVERSITAS PGRI PALEMBANG

2016 KONTRIBUSI KESEIMBANGAN, KELENTUKAN PANGGUL DAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL TENDANGAN SABIT CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

MELATIH SIKAP DAN GERAK DASAR PENCAK SILAT BAGI PESILAT PEMULA. Oleh: Agung Nugroho, A.M. Dosen Jurusan Pendidikan Kepelatihan FIK UNY

I. PENDAHULUAN. Pencak silat adalah suatu seni bela diri tradisional yang berasal dari Indonesia.

PENGARUH LATIHAN LEG PRESS TERHADAP PENINNGKATAN POWER OTOT TUNGKAI PADA ATLET PENCAK SILAT PBSS KUNINGAN CLUB TAHUN 2016

PANGONDIAN HOTLIBER PURBA Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

EVALUASI KONDISI FISIK ATLET IPSI KABUPATEN JOMBANG KATEGORI TANDING PUTRA

HUBUNGAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN MAWASHI GERY CHUDAN PADA KARATEKA DOJO CAPITAL KARATE CLUB TAHUN Rahman Situmeang.

RIZQI DAHLIA A. LASANDRE HENDRO KUSWORO SURIYADI DATAU

BAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan suatu rangkaian yang utuh, tidak dapat dipisah-pisahkan,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. nilai dengan teknik yang telah disusun ke dalam lima indikator tes kecepatan

PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC SINGLE LEG BOUND

JUJUR GUNAWAN MANULLANG

BAB I PENDAHULUAN. wadah yang di sebut IPSI ( Ikatan Pencak Silat Sealuruh Indonesia ).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pandega wreksa 10 Jalan Kaliurang 5,6 Yogyakarta, latihan bertempat di

JURNAL HUBUNGAN OTOT TUNGKAI, POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN T DALAM PENCAK SILAT TERHADAP SISWA KELAS VIII SMPN 7 KEDIRI

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SIDE SHUFFLE

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Januari 2017

BAB I PENDAHULUAN. Games, Asian Beach Game, dan Kejuaraan Dunia, Gerakan dasar pencak silat

Bayu Puspayuda*,Made Darmada**, Putu Citra Permana Dewi***

PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB.

PENGARUH PELATIHAN DECLINE PUSH-UP TERHADAP KECEPATAN PUKULAN LURUS PADA SISWA EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT MADRASAH ALIYAH NEGERI BATUDAA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia (IPSI) didirikan pada tanggal 18 Mei 1948 di Surakarta, yang di

BAB I PENDAHULUAN. 1. Kihon (gerakan dasar) yang mencakup antara lain : a) Dachi (kudakuda) b) Uke (Tangkisan) c) Tsuki (pukulan) d) Geri (tendangan)

MUHAMMAD IKHWANUDIN NPM

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi salah satu pertandingan olahraga prestasi di berbagai

Anggun Lestari Tanjung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencak Silat adalah salah satu cabang olahraga yang sudah dipertandingkan

Journal of Sport Sciences and Fitness

BAB I PENDAHULUAN. maksimal. Hal ini diungkapkan Sajoto (1988 : 3), bahwa salah satu faktor

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Jurnal Kejaora, Volume 1 Nomor 2 November 2016, ISSN

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cabang olahraga yang berpotensi menyumbangkan medali di setiap

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS NUSANTARA PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UNP KEDIRI 2015

BAB I PENDAHULUAN. waktu, dan tempat dengan selalu menjaga kehormatan masing-masing secara

BAB I PENDAHULUAN. gerakan badan. Jadi, olahraga berarti gerak badan atau aktivitas jasmani. Olahraga

SKRIPSI OLEH YUNITA KHUSHARYATI NIM K

JURNAL HUBUNGAN ANTARA POWER OTOT TUNGKAI DAN KELINCAHAN TERHADAP KECEPATAN TENDANGAN DEPAN DAN T PADA CABANG OLAHRAGA PENCAK SILAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kegiatan Belajar 3. Aktivitas Olahraga Beladiri

BAB I PENDAHULUAN. dan Asia setelah diselenggarakanya Kejuaraan Dunia Pecak Silat1 di Jakarta pada

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara multi budaya dan keanekaragaman. Hal tersebut dibuktikan dengan banyaknya

Idris Mohamad mahasiswa pada Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga ; Drs. Ahmad Lamusu, S.Pd M.Pd dosen pada Jurusan Pendidikan Keolahragaan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang diuraikan sebelumnya, bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Karate merupakan olahraga bela diri yang mempunyai ciri khas yang dapat

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian dari Fakultas

PENGARUH METODE LATIHAN TERHADAP MINAT MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 DONOROJO KECAMATAN DONOROJO

BAB I PENDAHULUAN. pencak silat akan menghadapi lawan dengan gerakan yang terpola dan terukur.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH LATIHAN BOX SKIP TERHADAP POWER OTOT TUNGKAI SISWA PESERTA EKSTRAKURIKULER KARATE DI SMP N 1 KALASAN, SLEMAN

untuk mempelajari dan menyem-purnakan PENDAHULUAN teknik dan taktik. Sehingga koordinasi mata A. Latar Belakang Masalah Perkembangan cabang olahraga

BAB IV BELA DIRI. 108 Kelas X SMA/MA/SMK/MAK

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2: , Agustus 2016

OLEH DILLA FARID W. T

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESES PENELITIAN. dilemparkan lurus ke belakang sehingga tubuh kelihatan lurus seperti sikap tubuh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu tentu juga didukung oleh kecepatan, kekuatan gerakan dan kemampuan. sencak silat dilakukan dengan cepat dan kuat.

OLEH : SYAMSUL ARIFUDIN NPM : PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI

Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan

HUBUNGAN POWER TUNGKAI DAN KESEIMBANGAN TERHADAP TENDANGAN SABIT PADA EKSTRAKURIKULER PENCAK SILAT DI MI AT-TAUBAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. Proses latihan merupakan faktor yang sangat mempengaruhi dalam

BAB I PENDAHULUAN. permainan, perlombaan dan kegiatan intensif dalam rangka memperoleh

Perspektif Pendidikan dan Keguruan, Vol IV, No. 8, Oktober 2013 ISSN

PENGARUH LATIHAN SPLIT JUMP TERHADAP POWER TUNGKAI PADA KARATEKA DI SMP NEGERI 3 GORONTALO NI WAYAN SUMIASIH AHMAD LAMUSU MARSA LIE TUMBAL

BAB I PENDAHULUAN. kualitas fisik dan bertujuan untuk meningkatkan penampilan olahraga. Untuk itu

OLEH : EDY WAHYUDI NPM:

I. PENDAHULUAN. kegiatan olahraga ditempuh melalui tiga pilar, yaitu olahraga pendidikan, olahraga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ISSN Oleh: I Kadek Happy Kardiawan Dosen Jurusan PKO FOK Undiksha ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, mulai dari kalangan anak-anak sampai orang dewasa, baik oleh

ARTIKEL SKRIPSI. Oleh : MINARDI

PENGARUH METODE LATIHAN PLYOMETRIC

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I A. Latar Belakang

ANALISIS KONDISI FISIK PEMAIN SEPAK BOLA KLUB PERSEPU UPGRIS TAHUN 2016

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan yang sangat cepat. Manusia dalam berolahraga

PENGARUH LATIHAN PLYOMETRIC SPLIT SQUAT JUMP DAN DEPTH JUMP TERHADAP POWER OTOT TUNGKAI PADA PEMAIN BOLAVOLI

BAB I PENDAHULUAN. potensi jasmani, rohani dan sosial (Toho dan Ali, 2007: 2). Dari pengertian

PENGARUH LATIHAN SKIPPING TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI JURNAL. Oleh RULIYADI S

Jurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi ISSN Vol. 3, No.1, Hal , Juni 2017

BAB II KAJIAN TEORITIS. lambang IPSI. Ketiga trisula melambangkan unsur seni, beladiri dan olahraga dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. maupun untuk putri. Unsur fisik yang diperlukan dalam nomor tolak ini adalah

HUBUNGAN ANTARA KECEPATAN LARI DAN POWER OTOT TUNGKAI TERHADAP HASIL LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI CIWIRU KECAMATAN DAWUAN

PENGARUH LATIHAN BEBAN SQUAT TERHADAP POWER TENDANGAN MAWASHI GERI PADA ATLET KEMPO ACEH TAHUN Awaluddin

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dalam satu minggu yaitu Selasa, Kamis, Sabtu pukul sampai dengan WIB.

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. tidak mengenal metode pembelajaran jangan harap dapat melaksanakan proses

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS/ Hakekat Heading Dalam Permainan Sepak Bola

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola merupakan olahraga yang tidak asing lagi di indonesia,

(Wulanda Paulutu, Risna Podungge, Syarif Hidayat)

Oleh YOPI ANGGA SETIA Dibawah bimbingan : H. Abdul Narlan, M.Pd. dan H. Gumilar Mulya, M.Pd.

Transkripsi:

PENGARUH LATIHAN SPLIT JUMP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN DEPAN PADA PENCAK SILAT JURNAL Mohammad Aqil Azizi 076484011 UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN 2013

PENGARUH LATIHAN SPLIT JUMP TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN TENDANGAN DEPAN PADA PENCAK SILAT MOHAMMAD AQIL AZIZI Abstrak, Prinsip dasar pertandingan pencak silat adalah mendapatkan point dengan melakukan serangan dan belaan. Dalam mendapatkan point sedapat mungkin masuk dalam bidang sasaran dan tidak terhalang oleh tangkisan lawan. Kondisi fisik sangat memberi dukungan terhadap kecepatan tendangan depan, sehingga harus dilatih dan dikembangkan secara maksimal. Salah satu bentuk latihannya adalah split jump. Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu desain kelompok tunggal dengan Pretest Postest One Group. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Bela Diri Universitas Negeri Surabaya berjumlah 8 orang dan menggunakan semua peserta. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah latiahan split jump, sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah selisih hasil kecepatan tendangan depan dari pretest dan posttest. Teknik pengambilan data menggunakan perekaman kemudian diolah dengan software dartfish. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai t hitung = 4,841. Skor ini ternyata lebih tinggi dari t tabel (0,05;7) : 2,365. Maka Ho ditolak dan H 1 diterima. Dari hasil analisis dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan kecepatan tendangan depan sebelum diberi latihan split jump dengan sesudah diberi latihan split jump dimana pengaruhnya berupa penambahan kecepatan tendangan depan. Kata Kunci :Latihan split jump, kecepetan tendangan depan, ketepatan tendangan depan. PENDAHULUAN Pencak silat adalah olahraga beladiri tradisional yang merupakan budaya asli indonesia. Perkembangan olahraga pencak silat di Indonesia mengalami peningkatan yang pesat. Sebagai indikasinya antara lain dengan banyaknya kejuaraan yang diselenggarakan secara single event dan multi event, muculnya peguruanperguruan pencak silat baru di daerahdaerah. Prinsip dasar pertandingan pencak silat adalah mendapatkan point dengan melakukan serangan dan belaan. Dalam mendapatkan point sedapat mungkin masuk dalam bidang sasaran dan tidak terhalang oleh tangkisan lawan. Untuk melakukan serangan dan belaan tersebut, penguasaan keterampilan gerak teknik-teknik dasar pencak silat yang baik dan benar sangat diperlukan. Menurut Nugroho (2005:17) dari ke tiga teknik dasar yang dapat digunakan untuk memperoleh point

tersebut kira-kira 47% yang paling dominan digunakan dalam pertandingan adalah teknik tendangan. Tendangan mempunyai beberapa keuntungan antara lain tendangan mendapatkan nilai yang cukup tinggi yaitu dua point. Jangkauannya lebih panjang serta mempunyai power yang lebih besar dibanding dengan serangan lain yaitu pukulan hanya memperoleh nilai satu. Berdasarkan penelitian Erwin 2010, teknik tendangan memiliki prosentase yang cukup besar untuk memperoleh point. Sebesar 45% tendangan depan menghasilkan point. Berarti dapat dikatakan tendangan tersebut berhasil masuk pada sasaran tanpa tertangkis serta bertenaga. Dalam Yunita (2010:3) Tendangan depan lebih mudah mengenai sasaran, karena lintasannya lurus ke depan dan perkenaannya pada ujung telapak kaki. Kelemahan dari tendangan ini adalah jika gerak balikan tidak cepat maka sangat mudah tendangan tersebut untuk ditangkap. Kondisi fisik sangat memberi dukungan terhadap kecepatan tendangan depan, sehingga harus dilatih dan dikembangkan secara maksimal. Tujuannya adalah agar diperoleh hasil tendangan yang benar-benar optimal, karena metode latihan tendangan depan yang selama ini diterapkan belum mengarah pada peningkatan kecepatan tendangan yang lebih baik, sehingga perlu solusi yang tepat sesuai dengan kondisi yang ada. Selain itu juga, terbatasnya jam latihan kurang dimanfaatkan secara maksimal. Beberapa komponen yang sangat mendukung kecepatan tendangan diantaranya dengan latihan berbeban. Karena untuk meningkatkan kecepatan tendangan akan didukung pula dengan terbentuknya power. Power can be defined as evarage force times evarage velocity along the line of action of that force(mcginnis : 112). Power bisa di definisikan kecepatan dikalikan dengan jarak. Sehingga dengan latihan beban akan menambah power, secara otomatis kekuatan (daya ledak) akan terbentuk dengan disertai kecepatan. Salah satu bentuk latihannya adalah split jump. Split Jump merupakan salah satu latihan plyometrics. Dalam KONI (2000 : 27) Plyometrics adalah metode latihan untuk meningkatkan kekuatan dan power otot tertentu. Cara yang paling baik untuk mengembangkan power maksimal pada otot tertentu ialah dengan meregangkan (memanjangkan) dahulu otot-otot tersebut. Sebelum

mengkontraksikan (memendekkan) otot-otot secara eksplosif (meledakledak). Berdasarkan penelitian Yunita (2010:110) yang berjudul Perbedaan Pengaruh Latihan Berbeban dan Panjang Tungkai Terhadap Kecepatan Tendangan Depan Pencak Silat pada Perguruan Persaudaraan Setia Hati Terate Cabang Solo Tahun 2008. perbedaan kecepatan Pengaruh peningkatan kecepatan tendangan depan pada pesilat yang memiliki panjang tungkai rendah lebih baik daripada pesilat yang memiliki panjang tungkai tinggi dan Tidak adanya interaksi antara latihan berbeban dan panjang tungkai terhadap peningkatan kecepatan tendangan depan pada pesilat putra PSHT cabang Solo tahun 2008. Pencak Silat Pencak silat merupakan salah satu budaya asli bangsa Indonesia. Pada masa prasejarah, pencak silat digunakan sebagai ilmu bela diri dalam menghadapi alam yang keras dengan tujuan mempertahankan hidup dari berburu, melawan binatang buas dan pada akhirnya manusia mengembangkan gerak-gerak bela diri yang kemudian disebut pencak atau silat. Pencak silat telah menunnjukkan perkembangan yang pesat, hal ini terlihat dari maraknya event-event pertandingan yang sering diselenggarakan dalam tingkat regional, nasional, dan internasional. Disamping itu, selain di Indonesia terdapat IPSI (Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia) sebagai induk organisasi silat di Indonesia, ditingkat internasional terdapat PERSILAT (Persekutuan Pencak Silat Antar Bangsa) yang terbentuk melalui prakarsa empat Negara yaitu Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam, pada tanggal 11 Maret 1980. PERSILAT berhasil memasukkan pencak silat ke MULTI EVENT ditingkat Asia, yaitu Asia Games, dengan membenntuk organisasi pencak silat Asia Pasifik pada bulan Oktober 1999. (Lubis, 2004:2) Pertandingan olahraga pada ketegori tanding, untuk memenangkan suatu pertandingan yang terpenting adalah memanfaatkan anggota tubuh seperti tangan, lengan, siku, kaki, tungkai, lutut dalam memperoleh nilai sebanyak-banyaknya secara efektif, efisien dan praktis. Gerakan serangan dan belaan yang dilakukan oleh pesilat harus berpola, mulai dari sikap awal

atau sikap pasang dilanjtkan pola langkah (sekurang-kurangnya 3 pola langkah) serta adanya koordinasi dalam melakukan serangan dan belaan, dan harus kembali pada sikap pasang. Sikap pasang mempunyai pengertian sikap taktik untuk menghadapi lawan yang berpola menyerang atau menyambut, dimana bila ditinjau dari sistem beladiri, pasang berarti kondisi siap tempur yang optimal. Pada pelaksanaanya, sikap pasang merupakan kombinasi dan koordinasi kreatif dari kuda-kuda, sikap tubuh dan sikap tangan serta meliputi sikap berbaring, duduk, jongkok, dan berdiri. Sikap pasang merupakan gerakan statis dari gerakan pencak silat. Dengan membentuk sikap pasang, pesilat mengekspresikan status siaga dan waspada yang sewaktu-waktu dapat diubah melaksanakan tindakan taktis tertentu. Saat melakukan serangan pesilat harus berpola dari sikap pasang atau siap tempur sebagai sikap taktik bertanding, kemudian melangkah dengan terpola, serta koordinasi yang baik dalam melakukan serangan dan belaan. Setiap selesai melakukan serangan pesilat harus kembali dalam sikap pasang, disebut dengan kaidah dalam pencak silat. Kaidah teknik ini membedakan pencak silat lain dengan beladiri seperti tinju, yudo, karate, teakwondo, gulat dan lain-lain, serta menjadikannya sebagai perwujudan yang khas dari kebudayaan melayu, khususnya kebudayaan Indonesia. Saat melakukan serangan harus tersusun dengan teratur dan berangkai dengan berbagai cara kearah sasaran sebanyak-banyaknya 4 jenis serangan. Apabila rangkaian serang bela lebih dari 4 jenis serangan, maka akan dihentikan oleh wasit. Penetapan 4 jenis serangan didasarkan atas filosofi, menurut O ong Maryono (1998: 252) bahwa manusia terbentuk dari campuran empat anasir yang terkandung dalam makrokosmos yaitu api (agni), bumi (bawon), angina (bayu), dan air (tirta). Pandangan kejawen keempat anasir ini merupakan saudara gaib dari setiap orang seperti tercantum dalam ucapan sedulur papat, lima pancer yang berarti saudara empat, lima diri sendiri. Seirama dengan anasiranasir ini juga, manusia memiliki empat perwujudan nafsu (patang pratara) yaitu berupa amarah (kemarahan), luwanah (suka minum), supiyah (nafsu birahi), dan mutmainah (rasionalitas duniawi).

Teknik serangan dapat dilakukan dengan tangan atau lengan biasa disebut pukulan, dapat dilakukan dengan berbagai kuda-kuda dan bentuk tangan seperti mengepal, setengah mengepal atau terbuka, serta dengan siku memperhatikan lintasan serangan yang benar dan bertenaga. Juga dapat dilakukan dengan kaki atau sering disebut tendangan. Tendangan merupakan serangan dengan menggunakan kaki yang bertujuan untuk mengenai atau menjatuhkan lawan agar memperioleh point dalam suatu pertandingan pencak silat. Berdasarkan jenisnya, tendangan dalam pencak silat dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain tendangan depan, tendangan melingkar, sapuan dan sebagainya. Kecepatan Tendangan Depan Kecepatan adalah kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, atau kemampuan untuk menempuh sesuatu jarak dalam waktu yang sesingkatsingkatnya. (Harsono, 1993 : 31) Kecepatan tendangan adalah merupakan salah satu teknik serangan pada olaharaga pencak silat yang menggunakan tungkai kaki, dimana dilakukan secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Sedangkan kecepatan tendangan depan adalah tendangan yang gerakannya bermula dari mengangkat paha hingga paha datar kemudian dilanjutkan dengan lecutan kaki ke depan sesuai lintasannya. Ketepatan Tendangan Menurut Munas IPSI 2000, tendangan yang memperoleh point adalah tendangan yang masuk pada sasaran, tanpa terhalang oleh tangkisan, hindaran atau elakan lawan. Dalam penelitian ini, sasaran tendangan depan telah ditentukan pada suatu titik dalam bidang sasaran sansak. Apabila pesilat menendang pada titik tersebut maka dinilai tepat. Bila pesilat menendang tidak pada titik yang telah ditentukan, namun masih dalam bidang sasaran maka dianggap meleset. Hal ini dikarenakan dalam melakukan tendangan harus terfokus pada satu titik. Apalagi saat bertanding lawan tidak dalam kondisi diam. ( Nunuk, 1992: 52 Pelatihan Pelatihan merupakan suatu rangkaian yang kompleks, karena dalam proses pelatihan diperlukan adanya

pemimpin, pengorganisasian, dan perencanaan oleh seorang pelatih. Hal ini diungkapkan oleh Luta (1988:9) bahwa peran pelatih itu sendiri sangat luas, tidak hanya bertindak sebagai pelatih tetapi lebih jauh dia harus bisa sebagai teman, bapak, dan pendidik yang selalu mempertimbbangkan banyak hal, diantaranya faktor fisiologi, sosiologi dan lain-lainnya. Pelatihan fisik merupakan upaya sistematis untuk mempersiapkan seseorang atlet dalam tujuannya mencapai kondisi yang prima dan siap tanding. Melatih kondisi fisik seseorang adalah merupakan usaha terencana untuk meningkatkan fungsional tubuhnya dalam aspek fisik dan merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang atlet. Menurut Harsono (1988:101) bahwa pelatihan adalah suatu proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja yang dilakukan secara berulangulang dengan kian hari kian bertambah beban pelatihannya ataupun pekerjaannya. Split Jump Olahraga beladiri sangat diperlukan suatu gerakan kecepatan tendangan kearah sasaran. Kecepatan tendangan salah satunya ditentukan oleh kemampuan daya ledak otot tungkai yang baik, Sehingga akan dapat melakukan tendangan yang sangat cepat. Harsono (1988:26) menyatakan, power (daya ledak) adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal dalam waktu yang cepat. Selanjutnya Mutalip (1984:12) mengemukakan, power otot (tenaga otot) adalah kemampuan otot untuk mengeluarkan tenaga ototnya secara eksplosif, unsur yang mempengaruhi daya ledak otot di samping kekuatan otot juga kecepatan rangsangan saraf, dan kecepatan kontraksi otot. Dengan kata lain power berbanding lurus dengan kekuatan dan berbanding terbalik dengan waktu. Berdasarkan pengertian yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa daya ledak otot adalah kemampuan otot atau sekelompok otot dalam mengerahkan tenaga maksimal untuk mengatasi beban tertentu dalam waktu yang tercepat. Jadi daya ledak otot merupakan unsur yang mendasar dan harus dimiliki oleh setiap atlet pencak silat, di samping unsur kondisi fisik lainnya. Dengan demikian atlet pencak silat yang memiliki kecepatan

gerakan terutama gerakan tendangan akan memiliki keuntungan karena akan cepat melakukan serangan dan menangkis serangan. Untuk dapat memiliki daya ledak otot tungkai yang baik diperlukan latihan, salah satu bentuk latihan yang dapat dilakukan adalah latihan Spilt Jump. Latihan Split Jump merupakan salah satu bentuk latihan polymetrics yang bertujuan untuk meningkatkan daya eksplosif power. Dalam KONI (2000:27) plyometrics adalah metode latihan untuk meningkatkan kekuatan dan power otot tertentu. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa latihan playmetrics adalah bentuk latihan yang dapat meningkatkan kemampuan daya eksplosif otot anggota gerak bawah, khususnya otot-otot tungkai, dengan bentuk latihan seperti bound, jump, dan hop. Pada dasarnya jenis latihan ini dilakukan untuk menghasilkan dan meningkatkan daya otot tungkai, sehingga dapat memberikan sumbangan yang berarti pada cabang olahraga yang ditekuni. Seperti yang telah dikemukakan, bahwa salah satu bentuk latihan yang dapat meningkatkan daya ledak otot tungkai adalah bentuk latihan Split Jump. Adapun pelaksanaannya adalah cobalah berdiri tegak lurus, salah satu kaki dimajukan ke depan, kaki yang terdepan ditekuk pada sudut 90 o, sehingga pangkal paha sejajar dengan lutut. Selanjutnya coba melompat ke atas setinggi mungkin dibantu oleh ayunan kedua lengan, kemudian mendarat dengan posisi yang sama seperti semula dengan kaki yang terdepan ditekuk setinggi lutut sehingga pangkal paha sejajar dengan lutut. Ulangi gerakan tersebut seketika setelah mendarat.

Hasil perhitungan tendangan depan sebelum diberi latihan split jump (pre test) dan sesudah diberi latihan split jump (post test). Std. Statistic Error PRET Mean EST 19.2917 1.65876 95% Confidence Lower Interval for Mean Bound 15.3693 Upper Bound 23.2140 5% Trimmed Mean 19.2454 Median 18.4583 Variance 22.012 Std. Deviation 4.69168 Minimum 12.58 Maximum 26.83 Range 14.25 Interquartile Range 7.5833 Skewness.186.752 Kurtosis -.573 1.481 POST Mean TEST 24.4042 1.53035 95% Confidence Lower Interval for Mean Bound 20.7855 Upper Bound 28.0229 5% Trimmed Mean 24.4352 Median 24.4167 Variance 18.736 Std. Deviation 4.32848 Minimum 18.50 Maximum 29.75 Range 11.25 Interquartile Range 9.1125 Skewness -.249.752 Kurtosis -.969 1.481 Prinsip dasar pertandingan pencak silat adalah mendapatkan point dengan melakukan serangan dan belaan. Dalam mendapatkan point sedapat mungkin masuk dalam bidang sasaran dan tidak terhalang oleh tangkisan lawan. Untuk melakukan serangan dan belaan tersebut, penguasaan keterampilan gerak teknik-teknik dasar pencak silat yang baik dan benar sangat diperlukan. Menurut Yunita (2010, 17) Tendangan depan merupakan salah satu jenis tendangan yang banyak digunakan untuk melakukan serangan dalam pencak silat. Tendangan depan lebih mudah mengenai sasaran, karena lintasannya lurus ke depan dan perkenaannya pada ujung telapak kaki, sehingga tendangan depan dapat bergerak cepat dan sulit ditangkap lawan. Gerakan tendangan depan merupakan gerakan frontal atau depan, merupakan bentuk serangan yang cukup efektif untuk memperoleh nilai atau point dalam pencak silat. Menurut Lubis, (2004: 26). Efektivitas dan efisiensi teknik tendangan depan dapat dilihat perkenaan terhadap sasaran dengan menggunakan jari-jari kaki bagian dalam. Teknik tendangan depan yang

dinyatakan memperoleh point adalah teknik tendangan depan yang masuk dalam bidang sasaran tanpa terhalang tangkisan ataupun tangkapan dengan bertenaga. Perbedaan sudut pandang juri terhadap teknik tendangan depan yang masuk pada sasaran serta bertenaga dan mantap tanpa terhalang oleh tangkisan akan mengakibatkan penilaian yang berbeda. Teknik tendangan depan memiliki tingkat keseimbangan yang tinggi dikarenakan proyeksi pusat gaya berat serta memiliki bidang tumpu yang luas, sehingga teknik tendangan depan sering digunakan pesilat dalam pertandingan. Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa t hitung yang diperoleh sebesar 4,841 dan t tabel sebesar 2,365, maka dapat disimpulkan bahwa H 0 ditolak dan H 1 diterima. Karena nilai t hitung 4,841 lebih besar dari nilai t tabel 2,365. Sehingga dapat dikatakan bahwa ada perbedaan kecepatan tendangan depan sebelum diberi latihan split jump dengan sesudah diberi latihan split jump selama 6 minggu. Seseorang pesilat untuk bisa melakukan tendangan yang cepat, maka harus memperhatikan faktor-faktor yang mepengaruhi tendangan seperti kekuatan, kelentukan dan kecepatan. Mengingat tendangan berperan dalam penentuan kemenangan pada saat pertandingan, maka perlu diadakan latihan untuk meningkatkan kekuatan otot tungkai yang nantinya akan berpengaruh pada kecepatan, salah satunya dengan latihan split jump. Tujuan dari latihan split jump adalah meningkatkan daya ledak otot tungkai, Sehingga akan dapat melakukan tendangan yang sangat cepat. Oleh karena itu latihan split jump sangat dianjurkan untuk diterapkan dalam latihan karena terbukti memberikan impact (pengaruh positif), dimana pengaruhnya berupa penambahan kecepatan tendangan depan. Simpulan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kecepatan tendangan depan sebelum diberi latihan split jump dengan sesudah diberi latihan split jump. Pernyataan ini, ditujukan pada diperolehnya nilai thitung > ttabel, yaitu 4,841 > 2,365 dan taraf signifikansi 0,002 < 0,05. Dengan kata lain, hasil penghitungan di atas menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara pemberian latihan split jump terhadap peningkatan kecepatan tendangan depan, dimana pengaruhnya berupa peningkatan

kecepatan tendangan depan yang dialami oleh subyek. Saran Berdasarkan simpulan di atas, maka selanjutnya peneliti mengemukakan beberapa saran. Adapun saran tersebut adalah: 1. Sesuai dengan hasil penelitian, maka latihan split jump dapat digunakan sebagai latihan untuk meningkatkan kecepatan tendangan depan pada pencak silat. 2. 2. Penelitian ini masih perlu dikembangkan lagi, sehingga dapat memberikan informasi yang lebih banyak dan untuk melakukan penelitian selanjutnya masih perlu memperhatikan kelemahankelemahan penelitian sebelumnya.

DAFTAR PUSTAKA Anwar, Ali. 2009. Statistika Untuk Penelitian Pendidikan dan Aplikasinya dengan SPSS dan EXEL. Kediri: IAIT Press. Arikunto,Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Yogyakarta : Rineka Cipta.. 2006. Prosedur Penelitian. Yogyakarta : Rineka Cipta. Hariyadi, Kotot Slamet. 2003 Teknik Dasar Pencak Silat Tanding. Jakarta: Dian Rakyat. Harsono. 1986. Ilmu coaching. Jakarta: Pusat Ilmu Olahraga KONI Pusat.Dirjen Dikti. IPSI. 2003. Materi Pengaturan Pertadingan, Peraturan Penyelenggaraan Pertandingan, Pedoman Pelaksaan Tugas Wasit Juri. Jakarta: PB. IPSI. Khusharyati, Yunita. 2010. Perbedaan Pengaruh Latihan Berbeban dan Panjang Tungkai Terhadap Kecepatan Tendangan Depan Pencak Silat pada Perguruan Persaudaraan Setia Hati Terate Cabang Solo Tahun 2008. Skripsi Tidak Diterbitkan. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Koni. 2000. Panduan Kepelatihan. Jakarta. KONI Lubis, Johansyah. 2004. Pencak Silat Paduan Praktis. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Lutan, Rusli. 1988. Belajar Keterampilan Motorik. Pengantar Teori dan Metode.Jakarta :Dirjen Dikti Martini. 2007. Prosedur dan Prinsipprinsip Statistika. Unesa University Press Maryono,O ong. 1998. Pencak Silat Perentang Waktu. Yogyakarta : Galang Pres. McGinnis, Peter M. 2005. Biomechanics of Sport and Exercise. State University of New York: Human Kinetics Mutalip, 1984. Teori Umum Latihan. Semarang : IKIP Nugroho, Agung. 2005. Laporan Penelitian Indentefikasi Skor Prestasi Teknik Pencak Silat Pada Kategori Tanding. Yogyakarta : UNY. Sajoto, M. 1995. Pembinaan Kondisi Fisik dalam Olahraga. Semarang: Dahara Prize Sudjarwo. 1993. Ilmu Kepelatihan Dasar. Surakarta: UNS Press. Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif. Kualitatifdan R&D. Bandung : Alfabeta

Sukadiyanto. 2002. Teori dan Metodologi Melatih Fisik Petenis, Yogyakarta. Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta. Tim Penyusun UNESA. 2006. Panduan Penulisan Skripsi. Surabaya: Unesa University Press