copyright by Elok Hikmawati 1

dokumen-dokumen yang mirip
UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP.48/MEN/IV/2004 TENTANG

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP. 48/MEN/IV/2004 TENTANG

PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2014 TENTANG

2 Republik Indonesia Tahun 1951 Nomor 4); Menetapkan 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh (Lembaran Negara Repub

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.16/MEN/XI/2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.16/MEN/XI/2011 TENTANG

GUBERNUR SUMATERA BARAT

HUBUNGAN KERJA DAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Aspek Hubungan Kerja dan Perjanjian Kerja di Indonesia. Berdasarkan UU No 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

Pengertian Perjanjian Kerja Bersama (PKB)

Serikat Pekerja dan Hubungan Industrial

MSDM Materi 13 Serikat Pekerja dan Hubungan Industrial

MOGOK KERJA DAN LOCK-OUT

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJA BERSAMA. Istilah Perjanjian Kerja Bersama (PKB) timbul setelah diundangkannya

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

HUKUM PERBURUHAN (PERTEMUAN IV) PERJANJIAN KERJA. copyright by Elok Hikmawati

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

III. Penyelesaian perselisihan hubungan industrial Pancasila. Dasar Hukum Aturan lama. Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

TUGAS MAKALAH HUBUNGAN INDUSTRIAL BAB PERJANJIAN KERJA

KISI-KISI HUKUM KETENAGAKERJAAN

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG TATA CARA PENANGGUHAN PELAKSANAAN UPAH MINIMUM PROVINSI

PERATURAN PERUSAHAAN DAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA

KEPMEN NO. 231 TH 2003

- 1 - BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN KETENAGAKERJAAN

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

: KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

PROSEDUR PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TENGAH NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KOMPETENSI dan INDIKATOR

Hubungan Industrial. Perjanjian Kerja; Peraturan Perusahaan; Perjanjian Kerja Bersama (PKB) Rizky Dwi Pradana, M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi

UNDANG-UNDANG NO. 21 TH 2000

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

BAB I KETENTUAN U M U M

Lex Privatum, Vol.I/No.1/Jan-Mrt/2013. Artikel skripsi. Dosen Pembimbing Skripsi: Soeharno,SH,MH, Constance Kalangi,SH,MH, Marthen Lambonan,SH,MH 2

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

H U B U N G A N K E R J A

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN. jdih.bulelengkab.go.id

BAB I PENDAHULUAN. Perjanjian Perburuhan antara Serikat Buruh dengan Pengusaha/Majikan, Undangundang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

file://\\ \web\prokum\uu\2004\uu htm

Undang-undang No. 21 Tahun 2000 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Dr. Alimatus Sahrah, M.Si, MM FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kemampuannya sedangkan pengusaha memberikan kompensasi lewat

-2-1. Upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/bu

PERATURAN MENTERI NO. 06 TH 2005

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2000 TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG TATA CARA PEMBUATAN DAN PENDAFTARAN SERTA PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TENTANG DI KOTA CIMAHI. Ketenagakerjaan. Kerja Asing;

*10099 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 25 TAHUN 1997 (25/1997) TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 8 TAHUN 2008 T E N T A N G

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2004 TENTANG PENYELESAIAN PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 21 TAHUN 2000 (21/2000) TENTANG SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Tahun 2015 Nomor 237, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5747); 3. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2015 tentang Kemen

UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN [LN 2003/39, TLN 4279] Pasal 184

I. PENDAHULUAN. Pekerja/buruh adalah setiap orang yang bekerja untuk orang lain karena adanya

KEPMEN NO. 16 TH 2001

BUPATI BANTUL PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANTUL,

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (1)

Setiap karyawan dapat membentuk atau bergabung dalam suatu kelompok. Mereka mendapat manfaat atau keun-tungan dengan menjadi anggota suatu kelompok.

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

UU No. 2 Tahun 2004 Tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 73, 1997 (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3702)

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Serikat Pekerja/Serikat Buruh

UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1997 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III TINJAUAN UMUM TERHADAP PERJANJIAN KERJA SECARA YURIDIS. tegas dan kuat. Walaupun di dalam undang-undang tersebut hanya diatur

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NOMOR 25 TAHUN 1997 TENTANG KETENAGAKERJAAN

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER-02/MEN/ 1993 TAHUN 1993 TENTANG KESEPAKATAN KERJA WAKTU TERTENTU

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PELAYANAN KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPMEN NO. 92 TH 2004

DOKUMENTASI PENELITIAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1997 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 1997 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

HUKUM KETENAGA KERJAAN BERDASARKAN UU NO 13 TAHUN 2003

PERJANJIAN KERJA, PERATURAN PERUSAHAAN DAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA/PERBURUHAN

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : KEP.16/MEN/2001 TENTANG TATA CARA PENCATATAN SERIKAT PEKERJA/SERIKAT BURUH

* Sebagai suatu hak dasar, ada ketentuanketentuan yang harus ditaati dalam melakukan mogok kerja. (Pasal 139 dan Pasal 140 UUK)

- 1 - LEMBARAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG

CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

copyright by Elok Hikmawati 1

Peraturan yang dibuat secara tertulis oleh pengusaha yang memuat syarat-syarat kerja dan tata-tertib perusahaan.

Bagian Keenam Bab XI Undang-Undang No.13 th.2003 tentang Ketenagakerjaan Kepmenakertrans No.Kep/Men/IV/2004 tetnang Tata Cara Pembuatan dan Pengesahan Peraturan Perusahaan dan Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama copyright by Elok Hikmawati 3

1) Pengusaha yang mempekerjakan pekerja/buruh sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) orang wajib membuat peraturan perusahaan yang mulai berlaku setelah disahkan oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk. 2) Kewajiban membuat peraturan perusahaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku bagi perusahaan yang telah memiliki perjanjian kerja bersama. copyright by Elok Hikmawati 4

1) Peraturan perusahaan disusun dengan memperhatikan saran dan pertimbangan dari wakil pekerja/buruh di perusahaan yang bersangkutan. 2) Dalam hal di perusahaan yang bersangkutan telah terbentuk serikat pekerja/serikat buruh maka wakil pekerja/ buruh sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah pengurus serikat pekerja/serikat buruh. 3) Dalam hal di perusahaan yang bersangkutan belum terbentuk serikat pekerja/serikat buruh, wakil pekerja/ buruh sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah pekerja/buruh yang dipilih secara demokratis untuk mewakili kepentingan para pekerja/buruh di perusahaan yang bersangkutan. copyright by Elok Hikmawati 5

Materi Peraturan Perusahaan sekurangkurangnya memuat : (Ps.111 UU N0.13 Th.2003) 1. Hak dan kewajiban pengusaha 2. Hak dan kewajiban pekerja/buruh 3. Syarat-syarat kerja 4. Tata tertib perusahaan 5. Jangka waktu berlakunya Masa berlaku Peraturan Perusahaan paling lama 2 (dua) tahun dan dan wajib diperbaharui setelah habis masa berlakunya copyright by Elok Hikmawati 6

Selama masa berlakunya peraturan perusahaan, apabila serikat pekerja/ serikat buruh di perusahaan menghendaki perundingan pembuatan perjanjian kerja bersama, maka pengusaha wajib melayani. Dalam hal perundingan pembuatan perjanjian kerja bersama tidak mencapai kesepakatan, maka peraturan perusahaan tetap berlaku sampai habis jangka waktu berlakunya. copyright by Elok Hikmawati 7

Permohonan pengesahan peraturan harus dilengkapai : 1. Nama dan alamat perusahaann 2. Nama pimpinan perusahaan 3. Wilayah operasi perusahaan 4. Status perusahaan 5. Jenis dan bidang usaha 6. Jumlah pekerja/buruh menurut jenis kelamin 7. Status hubungan kerja 8. Upah tertinggi dan terendah 9. Masa berlakunya Peraturan Perusahaan 10. Pengesahan Peraturan Perusahaan untuk yang keberapa copyright by Elok Hikmawati 8

Naskah Peraturan Perusahaan dibuat rangkap 3 (tiga) yang telah ditandatangani oleh pengusaha Bukti telah dimintakan saran dan pertimbangan dari serikat pekerja/ serikat buruh dan/atau wakil pekerja/ buruh apabila perusahaan tidak ada serikat pekerja/buruh copyright by Elok Hikmawati 9

Pengesahan Peraturan Perusahaan dilakukan oleh : 1. Kepala Instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan kabupaten/ kota untuk perusahaan yang terdapat hanya dalam 1 (satu) wilayah kabubaten/ kota 2. Kepala Instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan propinsi untuk perusahaan yang terdapat pada lebih dari 1 (satu) kabupaten/kota dalam propinsi 3. Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial untuk Perusahaan yang terdapat pada lebih dari 1 (satu) propinsi copyright by Elok Hikmawati 10

Setelah Peraturan Perusahaan disahkan, pengusaha mempunyai kewajiban : 1. Memberitahukan isi peraturan perusahaan yang telah disahkan kepada para pekerja/ buruh nya dihadapan pegawai Direktorat Jenderal Perlindungan dan Pengawasan Tenaga Kerja; 2. Memberikan salinan peraturan perusahaan kepada setiap pekerja/buruh nya; 3. Menempelkan peraturan perusahaan di tempat yang mudah dibaca pekerja/buruh. copyright by Elok Hikmawati 11

Perjanjian yang merupakan hasil perundingan antara serikat pekerja/serikat buruh atau beberapa serikat pekerja/ serikat buruh yang tercatat pada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan dengan pengusaha, atau beberapa pengusaha atau perkumpulan pengusaha yang memuat syarat syarat kerja, hak dan kewajiban kedua belah pihak copyright by Elok Hikmawati 12

Bagian Ketujuh Bab XI Undang-Undang No.13 th.2003 tentang Ketenagakerjaan Kepmenakertrans No.Kep/Men/IV/2004 tetnang Tata Cara Pembuatan dan Pengesahan Peraturan Perusahaan dan Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama Undang-Undang No. 21 Th.2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh copyright by Elok Hikmawati 13

Memudahkan pekerja/buruh untuk membuat Perjanjian Kerja; Sebagai jalan keluar atau way out dalam hal perundangundangan ketenagakerjaan belum mengatur hal-hal yang baru atau menunjukkan kelemahan-kelemahan di bidang tertentu; Sebagai sarana untuk menciptakan ketenangan kerja bagi pekerja/buruh demi kelangsungan usaha bagi perusahaan; Merupakan partisipasi pekerja/buruh dalam penentuan atau pembuatan kebijaksanaan pengusaha dalam bidang ketenagakerjaan. copyright by Elok Hikmawati 14

Baik pekerja/buruh maupun pengusaha akan lebih mengetahui dan memahami hak dan kewajibannya masingmasing; Mengurangi timbulnya perselisihan industrial atau hubungan ketenagakerjaan sehingga dapat menjamin kelancaran produksi dan peningkatan usaha; Membantu ketenangan kerja dan mendorong semangat para pekerja/buruh sehingga lebih tekun, rajin, dan produktif dalam bekerja; Pengusaha dapat menyusun rencana-rencana pengembangan perusahaan selama masa berlakunya Perjanjian Kerja Bersama; Dapat menciptakan suasana musyawarah dan kekeluargaan dalam perusahaan. copyright by Elok Hikmawati 15

1) Perjanjian kerja bersama dibuat oleh serikat pekerja/serikat buruh atau beberapa serikat pekerja/serikat buruh yang telah tercatat pada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan dengan pengusaha atau beberapa pengusaha; 2) Penyusunan perjanjian kerja bersama dilaksanakan secara musyawarah; 3) Perjanjian kerja bersama harus dibuat secara tertulis dengan huruf latin dan menggunakan bahasa Indonesia. 4) Dalam hal terdapat perjanjian kerja bersama yang dibuat tidak menggunakan bahasa Indonesia, maka perjanjian kerja bersama tersebut harus diterjemahkan dalam bahasa Indonesia oleh penerjemah tersumpah dan terjemahan tersebut dianggap sudah memenuhi ketentuan ayat (3). copyright by Elok Hikmawati 16

1. Ketentuan dalam perjanjian kerja bersama tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Dalam hal isi perjanjian kerja bersama bertentangan dengan peraturan perundangundangan yang berlaku, maka ketentuan yang bertentangan tersebut batal demi hukum dan yang berlaku adalah ketentuan dalam peraturan perundang-undangan. copyright by Elok Hikmawati 17

1. Serikat pekerja/serikat buruh yang telah tercatat pada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan. Serikat pekerja/ serikat buruh yang dapat mewakili pengusaha dalam perjanjian perburuhan apabila memiliki anggota lebih dari 50% dari jumlah peserta yang hadir dalam perusahaan yang bersangkutan; Apabila di satu perusahaan hanya ada satu serikat pekerja/ serikat buruh tapi anggotanya tidak mencapai 50%, ia bisa tetap mewakili pekerja apabila mendapat dukungan 50% dari seluruh pekerja dari perusahaan itu dengan cara pemungutan suara; copyright by Elok Hikmawati 18

Jika melalui pemungutan suara itu ternyata serikat pekerja/ serikat buruh itu tidak mendapat 50%, serikat pekerja/ serikat buruh dapat mengajukan permintaan untuk merundingkan kembali setelah 6 (enam) bulan terhitung dari pemungutan suara terakhir; Jika dalam perusahaan terdapat lebih dari 1 (satu)serikat pekerja/serikat buruh, maka yang berhak mewakili adalah serikat pekerja/ serikat buruh yang memiliki anggota lebih dari 50%, namun jika itu tidak terpenuhi, maka serikat pekerja/ serikat buruh harus mengadakan koalisi untuk mencapai 50% Dan jika itu masih belum terpenuhi, maka perlu dibentuk tim yang terdiri dari perwakilan serikat pekerja/ serikat buruh yang ada di perusahaan tersebut secara proporsional sesuai dengan jumlah anggota copyright by Elok Hikmawati 19

2. Pengusaha orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang menjalankan suatu perusahaan milik sendiri; orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang secara berdiri sendiri menjalankan perusahaan bukan miliknya; orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum yang berada di Indonesia mewakili perusahaan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b yang berkedudukan di luar wilayah Indonesia copyright by Elok Hikmawati 20

Perjanjian kerja bersama paling sedikit memuat : 1. hak dan kewajiban pengusaha; 2. hak dan kewajiban serikat pekerja/serikat buruh serta pekerja/buruh; 3. jangka waktu dan tanggal mulai berlakunya perjanjian kerja bersama; dan 4. tanda tangan para pihak pembuat perjanjian kerja bersama. copyright by Elok Hikmawati 21

1) Jangka waktu berlakunya perjanjian kerja bersama (PKB) paling lama 2 (dua) tahun. 2) PKB mulai berlaku pada hari penandatanganan kecuali ditentukan lain dalam PKB tersebut. 3) PKB yang ditandatangani oleh pihak yang membuat PKB selanjutnya didaftarkan oleh pengusaha pada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan. 4) PKB dapat diperpanjang jangka waktu berlakunya paling lama 1 (satu) tahun berdasarkan kesepakatan tertulis antara pengusaha dengan serikat pekerja/serikat buruh. copyright by Elok Hikmawati 22

5) Perundingan PKB berikutnya dapat dimulai paling cepat 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya PKB yang sedang berlaku. 6) Dalam hal perundingan PKB tidak mencapai kesepakatan maka PKB yang sedang berlaku, tetap berlaku untuk paling lama 1 (satu) tahun. 7) Dalam hal terjadi pembubaran serikat pekerja/ serikat buruh atau pengalihan kepemilikan perusahaan maka PKB tetap berlaku sampai berakhirnya jangka waktu PKB. 8) Dalam hal terjadi penggabungan perusahaan (merger) dan masing-masing perusahaan mempunyai PKB maka PKB yang berlaku adalah PKB yang lebih menguntungkan pekerja/buruh. copyright by Elok Hikmawati 23

9) Dalam hal terjadi penggabungan perusahaan (merger) antara perusahaan yang mempunyai PKB dengan perusahaan yang belum mempunyai PKB maka PKB tersebut berlaku bagi perusahaan yang bergabung (merger) sampai dengan berakhirnya jangka waktu PKB. copyright by Elok Hikmawati 24

1) Pengusaha, serikat pekerja/serikat buruh dan pekerja/buruh wajib melaksanakan ketentuan yang ada dalam perjanjian kerja bersama; 2) Pengusaha dan serikat pekerja/serikat buruh wajib memberitahukan isi perjanjian kerja bersama atau perubahannya kepada seluruh pekerja/ buruh; 3) Pengusaha harus mencetak dan membagikan naskah perjanjian kerja bersama kepada setiap pekerja/ buruh atas biaya perusahaan. (Ps.126 UU No.13/2003) copyright by Elok Hikmawati 25

Hubungan Perjanjian Kerja dengan Perjanjian Kerja Bersama : Perjanjian Kerja (PK) yang dibuat oleh pengusaha dan pekerja/buruh tidak boleh bertentangan dengan Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Apabila Perjanjian Kerja (PK) bertentangan dengan Perjanjian Kerja Bersama (PKB), ketentuan dalam PK batal demi hukum, dan yang berlaku adalah ketentuan dalam PKB. (ketentuan yang batal hanya yang bertentangan saja bukan seluruh ketentuan PK) Dalam hal PK tidak memuat ketentuan yang dimuat dalam PKB, yang berlaku adalah ketentuan-ketentuan dalam PKB. copyright by Elok Hikmawati 26

Hubungan Peraturan Perusahaan dengan Perjanjian Kerja Bersama : Perusahaan yang telah memiliki Perjanjian Kerja Bersama (PKB), pengusaha tidak berkewajiban memiliki Peraturan Perusahaan (PP). Dalam hal perundingan pembuatan PKBtidak mencapai kesepakatan, PP tetap berlaku sampai habis masa berlakunya. copyright by Elok Hikmawati 27