MENYEMPURNAKAN SIARAN TELEVISI MOBIL DENGAN INOVASI ANTENA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

PENGUKURAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK BEBAS PADA AREA URBAN DAN RURAL

1. PENGERTIAN PEMANCAR RADIO

Dasar-dasar Penyiaran

ALUMUNIUM BAHAN ANTENA UNTUK OPTIMASI TRANSMISI GELOMBANG RADIO

BAB 8 HIGH FREQUENCY ANTENNA. Mahasiswa mampu menjelaskan secara lisan/tertulis mengenai jenis-jenis frekuensi untuk

DESIGN ANTENA YAGI UDA UNTUK FREKUENSI 759,25 MHz UNTUK APLIKASI PADA METRO TV MENGGUNAKAN SOFTWARE NEC-Win Pro V e

Dasar- dasar Penyiaran

RANCANG BANGUN MOTOR PENGGERAK AKTUATOR PADA ANTENA PARABOLA

Dasar- dasar Penyiaran

Modifikasi Antena Televisi Jenis Yagi Sebagai Penguat Sinyal Modem Menggunakan Sistem Induksi

Makalah Peserta Pemakalah

BAB 10 ULTRA HIGH FREQUENCY ANTENNA. Mahasiswa mampu menjelaskan secara lisan/tertulis mengenai jenis-jenis frekuensi untuk

Perubahan lingkungan eksternal. 1. Pasar TV analog yang sudah jenuh. 2. Kompetisi dengan sistem penyiaran satelit dan kabel. Perkembangan teknologi

Pertemuan ke-6 Sensor : Bagian 2. Afif Rakhman, S.Si., M.T. Drs. Suparwoto, M.Si. Geofisika - UGM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Menyebutkan prinsip umum sinyal bicara dan musik Mengetahui Distorsi Mengetahui tentang tranmisi informasi Mengetahui tentang kapasitas kanal

Proses Penyiaran TV Digital Dengan Teknologi DVB-T (Digital Video Broadcasting-Terestrial) di LPP TVRI Jakarta.

Materi II TEORI DASAR ANTENNA

Cara Kerja Exciter Pemancar Televisi Analog Channel 39 di LPP (Lembaga Penyiaran Publik) Stasiun Transmisi Joglo Jakarta Barat

Unjuk Kerja Antena UWB Egg Berdasarkan Dimensinya

RANCANG BANGUN ANTENA YAGI MODIFIKASI OMNIDIRECTIONAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENERIMA SIARAN TELEVISI ULTRA HIGH FREQUENCY

Perancangan dan Realisasi Antena Mikrostrip 700 MHz Model Patch Circular Dengan Metode Linear Array Sebagai Penerima TV Digital

Dasar- dasar Penyiaran

DESAIN ANTENA MIKROSTRIP RECTANGULAR GERIGI UNTUK RADAR ALTIMETER

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Blok diagram sistem radar [2]

BAB I PENDAHULUAN. teknologi tanpa kabel (wireless) menyebakan para perancang antena agar merancang

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL POS DAN TELEKOMUNIKASI NOMOR: 96/DIRJEN/2008 TENTANG

Rancang Bangun Antena pada Frekuensi TV Broadcasting untuk Optimalisasi Transfer Daya Tanpa Kabel

IMPLEMENTASI AMBIENT ELECTROMAGNETIC HARVESTING PADA FREKUENSI TV BROADCASTING UNTUK MENGHASILKAN ENERGI LISTRIK MELALUI TRANSFER DAYA TANPA KABEL

Dasar- dasar Penyiaran

DESAIN DAN PEMBUATAN ANTENA LOG PERIODIC DIPOLE ARRAY PADA RENTANG FREKUENSI MHz DENGAN GAIN 8,5 dbi

Stasiun Relay, Interferensi Siaran&Stándar Penyiaran

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Desain dan Pembuatan Antena Whip Dual-Band pada VHF 144 MHz dan UHF 430 MHz untuk Perangkat Transceiver Portabel

ANALISIS BANDWIDTH KANAL CATV MENGGUNAKAN MODULATOR TELEVES 5857 DAN ZINWEL C1000

PERANCANGAN DAN REALISASI ANTENNA CONTROL UNIT BERUPA PHASE SHIFTER DIGITAL UNTUK ANTENA PHASED ARRAY 4X4 PADA FREKUENSI S-BAND UNTUK RADAR 3D

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Antena merupakan suatu bagian yang mutlak diperlukan dalam sistem

RANCANG BANGUN AMBIENT ELECTROMAGNETIC HARVESTING PADA FREKUENSI TV BROADCASTING UNTUK TRANSFER DAYA NIRKABEL

DESAIN DAN PEMBUATAN ANTENA LOG-PERIODIC DIPOLE ARRAY PADA RENTANG FREKUENSI MHz DENGAN GAIN 10,5 dbi

BAB IV DATA DAN ANALISA

PEMBUATAN PERANGKAT APLIKASI PEMANFAATAN WIRELESS SEBAGAI MEDIA UNTUK PENGIRIMAN DATA SERIAL

CARA PEMASANGAN RADIO KOMUNIKASI DAN ANTENA I. Alat yang harus disiapkan 1. Radio Transceiver VHF/HF 2. Power Supply /Accu 12 Volt min 20 Amp 3.

Optimasi Posisi Antena pada UAV Alap-Alap BPPT menggunakan Computer Simulation Technology

PEMANCAR&PENERIMA RADIO

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN SISTEM KOMUNIKASI DUA ARAH DENGAN SISTEM MODULASI FM

PERANCANGAN ANTENA YAGI UDA 11 ELEMEN PADA FREKUENSI MHz (TVONE) MENGGUNAKAN SOFTWARE NEC-Win Pro V e

1. CARA MEMILIH DAN MEMASANG ANTENA TV YANG EFEKTIF

BAB I PENDAHULUAN. Penyesuaian impedansi (matching impedance) adalah suatu upaya untuk

RANCANG BANGUN ANTENA MIKROSTRIP PATCH ARRAY SEGI EMPAT TRIPLE BAND PADA FREKUENSI 2,3, 3,3 GHz DAN 5,8 GHz

ANALISA PENGUKURAN FIELD STRENGTH PADA SERVICE AREA PEMANCAR PT. TELEVISI TRANSFORMASI INDONESIA (TRANS TV) PALEMBANG

Mengetahui peranan antena pada sistem telekomunikasi. Memahami macam dan bentuk antena yang digunakan dalam sistem telekomunikasi.

BAB IV KOMUNIKASI RADIO DALAM SISTEM TRANSMISI DATA DENGAN MENGGUNAKAN KABEL PILOT

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA

BAB II TEORI DASAR. tracking untuk mengarahkan antena. Sistem tracking adalah suatu sistem yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN ANTENA DUAL CIRCULAR LOOP SEBAGAI PENERIMA SIARAN TELEVISI DIGITAL PADA RENTANG FREKUENSI UHF (ULTRA HIGH FREQUENCY)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB III. PERANCANGAN ANTENNA YAGI 2,4 GHz

ELECTROMAGNETIC WAVE AND ITS CHARACTERISTICS

BAB I PENDAHULUAN. Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only.

PERANCANGAN ANTENA HELIX PADA FREKUENSI 433 MHz

Pemancar&Penerima Televisi

EVALUASI KUALITAS PENERIMAAN SIARAN ANTV DI WILAYAH KABUPATEN KUBU RAYA

LAPORAN PRAKTIKUM PRAKTEK TV DAN DISPLAY BLOK TUNER DONAL INDRA 05 / / 3E2

DESAIN DAN PEMBUATAN ANTENA LOG - PERIODIC DIPOLE ARRAY PADA RENTANG FREKUENSI MHz DENGAN GAIN 9 dbi

PERANCANGAN ANTENA DUAL CIRCULAR LOOP SEBAGAI PENERIMA SIARAN TELEVISI DIGITAL PADA RENTANG FREKUENSI UHF (ULTRA HIGH FREQUENCY)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TEORI DASAR SALURAN TRANSMISI

BAB I PENDAHULUAN. majalah, radio, televise dan film. Komunikasi massa merupakan produksi dan

Jaringan VSat. Pertemuan X

ANTENA YAGI. Oleh : Sunarto YBØUSJ

BAB II DASAR TEORI. Gelombang didefinisikan sebagai getaran atau gangguan yang merambat.

Jenis-jenis Antena pada Wireless

TUGAS MATA KULIAH KAPITA SELEKTA Desain Sistem PLC 1 Arah Dosen: Bp. Binsar Wibawa

1. Cara Memilih dan Memasang Antena TV yang Efektif.

Perancangan Penyesuai Impedansi antara RF Uplink dengan Antena Pemancar pada Portable Transceiver Satelit Iinusat-01

Elektronika Dasar Ponsel

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISA ANTENA MIKROSTRIP. mejelaskan secara tepat mengingat sangat banyaknya faktor yang

BAB II SALURAN TRANSMISI

MEDIA TRANSMISI. Sumber: Bab 4 Data & Computer Communications William Stallings. Program Studi Teknik Telekomunikasi Sekolah Tinggi Teknologi Telkom

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK

Gambar 2.1. Diagram blog dasar dari RF energy harvesting.

BAB IV PENGUKURAN DAN ANALISIS

BAB II TEORI DASAR. Propagasi gelombang adalah suatu proses perambatan gelombang. elektromagnetik dengan media ruang hampa. Antenna pemancar memang

BAB II TEORI DASAR ANTENA DAN PROPAGASI GELOMBANG RADIO

BAB II LANDASAN TEORI

DESAIN DAN PEMBUATAN ANTENA LOG PERIODIC DIPOLE ARRAY (LPDA) PADA RENTANG FREKUENSI MHZ

MENDESAIN DAN MEMBUAT ANTENA LOG-PERIODIC DIPOLE ARRAY PADA RENTANG FREKUENSI MHz DENGAN GAIN 10 dbi

BAB II DASAR TEORI. (transmitting antenna) adalah sebuah transduser (pengubah) elektromagnetis,

SALURAN TRANSMISI 1.1 Umum 1.2 Jenis Media Saluran Transmisi

Desain Sistem Transfer Energi Nirkabel dengan Memanfaatkan Gelombang Radio FM

BAB II TINJAUAN TEORITIS

Implementasi Antena dan Perancangan Robot Sederhana dari Bahan Daur Ulang di Sekolah Tunas Alam Bekasi

Bab I - Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

MENYEMPURNAKAN SIARAN TELEVISI MOBIL DENGAN INOVASI ANTENA Roni Kartika Pramuyanti Fakultas Teknik, Program Studi Teknik Elektro Universitas Semarang Email: ronikartika@ymail.com ABSTRAK Memperhatikan beberapa parameter yang ada akan membuat kesempurnaan siaran televisi mobil. Salah satu dari hal itu adalah dengan pengaturan keberadaan antena dari televisi mobil dan beberapa komponen lain yang diperlukan. Dari komponen-komponen penunjang ada beberapa parameter yang berpengaruh pada tampilan dari monitor televise mobil untuk kita lihat. Untuk dapat menerima siaran televisi secara optimal, bersama antenna terdapat rangkaian booster yang fungsinya sama dengan amplifier untuk menguatkan sinyal atau secara perhitungan akan menguatkan tegangan dari tegangan masukan antenna 12 Volt. Dari parameter yang ada, besar frekuensi sangat berpengaruh pada baik buruknya penerimaan siaran televisi mobil. Daya pancar dan terima antena berbanding terbalik dengan panjang atau jarak. Dengan menggunakan antenna serta booster DXXN1508 penguatan booster adalah 40-46 kali. Jika secara perhitungan diambil penguatan 45 x, maka dengan tegangan masukan antenna 12 V, maka akan didapat tegangan keluaran yang sangat besar. Kata kunci: antena, booster DXXN 1508, monitor televisi, amplifier, daya pancar dan daya terima. ABSTRACT The perfect mobile television s can get with some ways which one of these is control the antenna s mobile s television. Without the antenna, thereis some athers component. From these interface component, there are some parameters which can the televition s broadcast is very good, with antenna there is booster circuit and the function of this is same as the amplifier to stronger the televition s signal. In this research can be stronger the voltage from 12 V. The other important parameter is frequency. Transmit power and receive power are inversely proportional to the wavelength or or distance. If we are use antenna and DXXN1508 booster the stronger of signal is 40-46. If we take 45 value, so 12 volt input s voltage can give output s voltage of great value. Keywords: antenna, DXXN 1508 booster, televition s monitor, transmit power and receive power. 1. PENDAHULUAN Televisi mobil mempunyai spesifikasi khusus sehingga dapat digunakan dalam kondisi bergerak atau move. Seperti halnya pada siaran radio yang digunakan pada kondisi bergerak pasti akan mempunyai banyak gangguan apalagi jika mengingat bahwa televisi mobil membawa sinyal video atau gambar tidak hanya siaran audio atau suara. Oleh karena itu dibutuhkan pilihan antara televisi analog atau digital, penggunaan booster serta antena. Permasalah yang didapatkan dengan penggunaan Televisi mobil dalam kondisi bergerak cenderung tidak bersih atau banyak mengalami gangguan. Dari hal tersebut perumusan masalah dari penelitian ini adalah berusaha mendapatkan penerimaan video atau gambar serta suara pada pesawat televisi yang bersih dan jernih secara optimal. Dari sedikit permasalahan yang timbul diatas, peneliti berusaha memasang antena pada mobil dimana dapat menangkap siaran televisi cecara UHF (Ultra High Frekuency, frekuensi yang sangat tinggi). Selain itu peneliti juga mengatur kedudukan antena yang biasanya berada diluar tetapi menempel body mobil. Tujuan umum dari penelitian ini adalah dapat memperoleh atau menangkap siaran televisi yang paling baik pada perjalanan menggunakan mobil. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sama dengan tujuan umumnya namun hal ini terjadi pada mobil Ertiga. 675

2. METODOLOGI PENELITIAN Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan metodologi aplikasi langsung baik pemilihan dan pemasangan antena mobil serta melakukan perjalanan dari yogya ke solo maupun semarang. Bahan dan materi Penelitian meliputi bahan penelitian yang dipergunakan adalah: a). Antena mobil UHF, b). TV mobil 7 inchi Avelino. Adapun materi yang dipergunakan dipergunakan pada penelitian antara lain : a). Menampilkan acara TV yang berasal dari VCD dan DVD, b). Menampilkan acara TV yang berasal dari stasiun TV yang ada c). Menganalisa siaran masing-masing stasiun TV. Selain bahan serta materi yang digunakan atau diteliti, akan dilakukan pula perancangan penelitian, yaitu menganalisa tampilan gambar maupun suara masing-masing siaran stasiun TV pada monitor TV mobil, menyesuaikan letak serta kedudukan antenna sehingga didapatkan tampilan yang sempurna. 2.1 Perjalanan Langsung ke Solo Melakukan perjalanan darat menggunakan mobil pribadi dari Yogyakarta menuju Solo atau Surakarta tidak banyak menghadapi tantangan dalam perolehan sinyal untuk melakukan hubungan lewat handphone ataupun menikmati siaran televisi lokal di dalam mobil. Namun begitu, untuk beberapa daerah Klaten tidak banyak atau sedikit sekali BTS yang ada disana, bahkan sebagai daerah yang terkenal dengan blank spot sinyal dari satelit atau televisi banyak yang tidak bisa diterima dengan baik. 2.2 Perjalanan Langsung ke Semarang Perjalanan ke Semarang dari Yogyakarta menghadapi banyak tantangan terutama dengan medan yang dilalui menggunakan mobil. Lembah, bukit bahkan gunung akan dilalui. Dengan menghadapi medan seperti itu, maka medan elektromagnet tidak akan bisa menembus atau secara otomatis siaran televisi, radio maupun sinyal komunikasi Handphone pun akan banyak terkendala atau tidak bisa tertangkap sama sekali. Bahan penelitian yang digunakan antara lain: 2.2.1 Antena Antena merupakan komponen elektronika yang biasa digunakan dalam telekomunikasi. Digunakannya antena adalah karena antena sangat berguna antuk pemancaran maupun penerimaan siaran baik audio maupun video. Antena adalah transformator/struktur transmisi antara gelombang terbimbing (saluran transmisi) dengan gelombang ruang bebas atau sebaliknya. Antena adalah salah satu elemen penting yang harus ada pada sebuah teleskop radio, TV, radar, dan semua alat komunikasi nirkabel lainnya. Sebuah antenna adalah bagian vital dari suatu pemancar atau penerima yang berfungsi untuk menyalurkan sinyal radio ke udara Fungsi antena adalah untuk mengubah sinyal listrik menjadi sinyal elektromagnetik, lalu meradiasikannya ke udara/ruang bebas). Sebaliknya, antena juga berfungsi menerima sinyal elektromagnetik (penerima energi elektromagnetik dari ruang bebas) dan mengubahnya menjadi sinyal listrik. Ada antena yang melakukan kedua fungsi (peradiasi dan penerima) sekaligus. Faktor utama yang menentukan seberapa bagusnya sebuah antena dalam menerima signal yaitu jarak dan arah antara antena itu dengan pemancar stasiun televisi (transmitter), dan juga kekuatan pemancar stasiun tersebut. Pada sebuah radio, antena hanya menjalankan fungsi penerima saja. Televisi adalah sebuah media telekomunikasi terkenal yang digunakan untuk memancarkan dan menerima siaran gambar bergerak, baik itu yang monokrom ( hitam putih ) maupun warna, biasanya dilengkapi oleh suara. Televisi juga dapat diartikan sebagai kotak televisi, rangkaian televisi atau pancaran televisi. Kata televisi merupakan gabungan dari kata tele ( jauh ) dari bahasa Yunani dan visio ( penglihatan ) dari bahasa Latin. Sehingga televisi dapat diartikan sebagai telekomunikasi yang dapat dilihat dari jarak jauh. Penemuan televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah peradaban dunia. Di Indonesia televisi secara tidak formal disebut dengan TV, tivi, teve atau tipi.(http://google.com). Ada istilah lain mengenai antena yaitu front-to-back-ratio, artinya berapa bagus sebuah antena dapat menerima signal yang datang dari arah antena itu menghadap dibandingkan yang datang dari arah yang berlawanan. Frekuensi yang digunakan pada televisi adalah pada pita frekuensi VHF (Very High Frequency) dan UHF (Ultra High Frequency ). VHF dan UHF adalah sebuah bandwidth yang digunakan memancarkan sinyal radio dan TV pada frekuensi tinggi. Adapun batasan dari kedua band itu adalah : VHF : 30 MHz 300 MHz, saluran 2-13 pada TV, UHF: 300 MHz 3 GHz, saluran 14 keatas pada TV. Megahertz 676

artinya "sejuta cycles per detik," jadi "300 megahertz" artinya pemancar stasiun radio tersebut berosilasi pada frekuensi 300,000,000 cycles per detik. 2.2.2 Televisi Ada 2 jenis televisi dimana kedua jenis televisi ini juga mempunyai perbedaan prinsip pada penerimaannya yaitu :1. Televisi Analog, 2. Televisi Digital atau DTV, 3. Transisi TV analog ke TV Digital. Pemicu perkembangan TV digital antara lain : Yang pertama perubahan lingkungan eksternal :1. Pasar televisi analog yang sudah jenuh, 2. Kompetisi dengan sistem penyiaran satelit dan kabel. Sedangkan pemicu yang kedua adalah Perkembangan Teknologi yang meliputi teknologi pemrosesan sinyal digital, teknologi Transmisi digital, teknologi semikonduktor serta teknologi peralatan yang beresolusi tinggi 2.2.3 Booster Booster adalah alat untuk memperkuat sinyal dari antenna TV ke sebuah atau beberapa buah TV pada bagian outputnya, sehingga kualitas gambar tidak menurun meskipun posisinya bergerak. Booster antenna TV mobil selalu serangkai dengan antenanya. Peletakan bisa secara indoor, bisa juga outdoor. Walaupun peletakan di luar mobil akan membuat booster serta antenna rawan kerusakan, namun penerimaan sinyal dari radio ataupun video akan baik. Antena maupun booster ini biasanya sudah dirangkai di dalam suatu tempat dari bahan isolator yang akan tahan dari panas maupun hujan, sehingga tidak mudah korosi serta bergeser. Jarak dari antenna maupun booster dari televisi mobil Ertiga yang digunakan disini adalah Standing wave ratio disingkat SWR kadang-kadang disingkat dengan nama VSWR (Voltage Standing Wave Ratio). Bila impedansi saluran transmisi tidak sesuai dengan transceiver maka akan timbul daya refleksi (reflected power) pada saluran yang berinterferensi dengan daya maju (forward power). Interferensi inimenghasilkan gelombang berdiri (standing wave) yang besarnya tergantung pada besarnya daya refleksi. VSWR didefinisikan sebagai perbandingan tegangan maksimum dan tegangan minimum gelombang berdiri pada saluran transmisi. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Antena TV Mobil Antena TV mobil adalah antena TV (VHF/UHF) yang berbentuk kompak dan didesain khusus untuk pemakaian yang mobile (sering berpindah tempat), misalnya untuk pemakaian pada TV mobil atau untuk yang menggunakan TV Tuner pada notebook (laptop). Antena ini memiliki Built-in booster, sehingga gambar yang dihasilkan memiliki kualitas yang sangat baik. Gambar 1. Antena TV Mobil Pada Penelitian Jika ingin memperkuat kemampuannya lagi dalam menerima sinyal frekuensi radio maupun siaran TV, terutama pada kondisi di jalur antar kota, bisa memasang sebuah antena tambahan lagi. Pasalnya versi ini sudah dibekali kemampuan untuk menangkap frekuensi UHF (Ultra High Frequency) maupun VHF (Very High Frequency). Panjang gelombang minimal dari antenna disini ditentukan cepat rambat gelombang di udara dan frekuensi dari masing-masing televisi yang dirumuskan dengan: 677

λ = dimana : λ = panjang gelombang (meter); c = cepat rambat gelombang di udara (m/s); f = frekuensi gelombang(hz) (1) Adapun hubungan gelombang dan daya terima adalah: P = R = ρ (2) Dimana : P = daya terima antenna (W); V = tegangan penghantar (V); R = tahanan antenna (Ω); l = λ = panjang gelombang (m) Dari hubungan diatas terlihat bahwa panjang gelombang akan berbanding terbalik dengan daya terima antena. 3.2 Booster Booster antena merupakan perangkap tambahan yang akan menambah kekuatan antenna dalam menerima sinyal. Penguat sinyal TV Uhf, penambah kekuatan sinyal TV digital maupun TV analog. Booster merupakan penguat atau simplifier. Penguat ini terdapat pengontrol frekuensi otomatis. Penguat ini terbuat dari transistor yang di produksi oleh pabrik jepang, Penguat di gunakan untuk menerima program televisi dari jarak jauh dengan hasil maksimal. Ketika penerimaan sinyal lemah, penguat meminimalkan bintik-bintik dan warna televisi lebih kontras. Alat ini berkekuatan (A) + 40-46 desibel, Untuk mencari tegangan keluaran dari booster ini dapat diambil persamaan penguatan atau gain : A = 20.log (3) dimana : A : kekuatan alat/ booster V o: tegangan keluaran (V) V i: tegangan masukan ke alat (V) Untuk hasil penggunaan penguat yang maksimal, jalur kabel coaxial 75 ohm yang di pakai sesuai dengan penguat. Penguat atau Booster terbaik sekalipun tidak akan berfungsi dengan baik jika kualiatas kabel yang di pakai tidak bagus. 3.3 Pembahasan Gambar 2. Booster Pada Antenna TV Mobil Ada beberapa parameter yang perlu diperhitungkan pada penerimaan siaran video di dalam mobil Ertiga, baik pada penangkapan siaran televisi maupun VCD/ DVD. Pada siaran TV lokal maupun nasional perlu diketahui frekuensi masing-masing TV yang dimaksud. Pembagian frekuensi dari TV swasta maupun TVRI antara lain : Frekuensi dari masing-masing Televisi telah diketahui, semuanya mempunyai harga dalam batas kawasan Ultra High Frekuency (300 Mhz 3 GHz). Nilai kecepatan cepat rambat gelombang di udara adalah 3x10 8 m/detik, dengan demikian antenna yang digunakan juga harus mempunyai panjang gelombang minimal berdasarkan persamaan 2.1 adalah sebagai berikut : 678

Tabel 1. Daftar frekuensi dan panjang gelombang televisi Nama Televisi Frekuensi (f) Panjang Gelombang (λ) TVRI : 615,31 MHz 0,488 m TRANS TV : 535,31 MHz 0,560 m MNC TV : 599,25 MHz 0,501 m INDOSIAR : 631,3 MHz 0,475 m ANTV : 679,25 MHz 0,442 m RCTI : 647,31 MHz 0,463 m SCTV : 663,31 MHz 0,453 m GLOBAL TV : 711,31 MHz 0,422 m TV ONE : 727,31 MHz 0,412 m KOMPAS TV : 527,31 MHz 0,569 m METRO TV : 759,31 MHz 0,395 m TRANS 7 : 695,25 MHz 0,431 m Dari tabel dan hasil perhitungan diatas terlihat bahwa Metro TV mempunyai panjang gelombang minimal paling pendek, sedangkan frekuensinya terbesar sehingga penerimaan yang dapat disaksikan pada TV mobilnya ternyata adalah yang paling baik. Antena serta booster yang digunakan disini adalah DXX N1508. Dari antenna dan booster yang digunakan dapat diketahui besar bahwa tegangan keluaran antenna dari rumus 2.3. Yaitu: A = 20. Log Jika diambil kekuatan antenna 45 x, Dengan tegangan masukan 12 V Maka: 45 = 20. Log ; Log = 2,25 = 10 2,25 = 181,9701, sehingga V o = 2183,641 V 4. KESIMPULAN Gambar 3. Hasil Siaran Metro TV Dalam TV Mobil Ertiga Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan: 1) Penerimaan siaran televisi mobil akan jernih, bersih jika komponen yang digunakan cocok atau sesuai dengan petunjuk dari buku petunjuknya. 2) Panjang gelombang yang terhitung adalah yang terpendek tetapi dengan frekuensi terbesar yaitu siaran dari televisi metro dengan frekuensi 759,31 MHz dan panjang gelombang 0,395 meter. 3) Dari penelitian ini besar penguatan sesuai buku petunjuk adalah 40 46 db. Jika diambil penguatan 45, makabesar tegangan keluaran dari antenna adalah 2183,641 Volt. ACUAN REFERENSI Analisa antenna untuk optimalisasi siaran TV mobil, Roni Kartika Pramuyanti. 679

DAFTAR PUSTAKA [1] Eko Riyanto SUTOMO, 2012, Menyongsong Penggunaan Penyiaran TV Digital di Indonesia, Buletin Informasi SDPPI Edisi ketiga. [2] Cyclades (Syros), 2008, FirstBroadcasts 60 UHF. [3] Tjahyono Bambang Heru, 2006, Sistem Jaringan Penyiaran Radio & TV Dimasa Mendatang. [4] www. Google.search. DTT around the world and digital television transition. Unduh 10 Agustus 2015 680