KONSEP SEKOLAH RAMAH LINGKUNGAN Masalah Moral Masalah Lingkungan Rakerwil Majelis Lingkungan Hidup Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah Rendahnya Kepedulian Semarang, 29 Oktober 2016 Masalah kita LATAR BELAKANG Masalah Umum Lingkungan Hidup - Konteks Dunia (Perubahan Iklim) - Konteks Indonesia (Pengurangan CO 2 dan masalah konservasi) Pendidikan Untuk Pembangunan Berkelanjutan (Education for Sustainable Development- ESD) STRATEGI PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN TINDAKAN YANG DILAKUKAN BERDASARKAN PROFESI (KEAHLIAN ATAU SKILL), UNTUK MENYATUKAN ILMU DAN KEMAMPUAN KAMPUS-SEKOLAH RAMAH LINGKUNGAN Green Campus/ Green School PILAR STRATEGIS (Sesuai UU No 20/2003 Sisdiknas) - Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi - Proses pembelajaran yang mendidik dan dialogis - Pelaksanaan otonomi satuan pendidikan - Pemberdayaan peran masyarakat SEKOLAH BERWAWASAN LINGKUNGAN KAMPUS BERWAWASAN LINGKUNGAN SCHOOL 1
MANAJEMEN YANG BAIK OPTIMALISASI SARANA PRASARANA PENDIDIKAN BERSIH DAN SEHAT PENCIPTAAN KONDISI IDEAL PELIBATAN BERBAGAI PIHAK 10/28/2016 SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT Pembudayaan Hidup Bersih dan Sehat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH DASAR Pengelolaan Bangunan dan Lingkungan Sekolah Perencanaan Program Sekolah HASIL PELAKSANAAN Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH DASAR INDIKATOR SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT KEBIJAKAN SEKOLAH DASAR BERSIH DAN SEHAT PERILAKU WARGA SEKOLAH PEMBIASAAN HIDUP BERSIH DAN SEHAT STRATEGI PROGRAM KERJA SARANA DAN PRASARANA WARGA SEKOLAH DAN KOMITE SEKOLAH PELAKU ADIWIYATA Sekolah Bersih dan Sehat Indikator : 1. Pengembangan Kebijakan Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan. 2. Pengembangan Kurikulum Berbasis Lingkungan. 3. Pengembangan Kegiatan Berbasis Partisipatif. 4. Pengembangan dan Pengelolaan Sarana Pendukung Sekolah Sekolah berkarakter Sekolah Ramah Lingkungan Sekolah Hijau Adiwiyata Sekolah Ramah Lingkungan Edukasi Sekolah yang diharapkan mampu memiliki pemahaman, kesadaran, dan mengintegrasikan nilai lingkungan, nilai konservasi, dan budaya pada seluruh warga sekolah agar membentuk perilaku dan pola pengelolaan sekolah ramah lingkungan Pendidikan Lingkungan Hidup, Konservasi Ikon penting dalam rangka mitigasi pemanasan global: - membangkitkan rasa tanggungjawab, peduli, dan percaya diri kepada siswa untuk ikut serta dalam upaya meminimalisir pemanasan global PERILAKU INTERAKSI LINGKUNGAN KONSERVASI 2
Setidaknya dua pelajaran karakter utama BIJAK dan PEDULI Bijak : mencapai kemaslahatan tanpa merugikan. Peduli : menempatkan diri menjadi bagian lingkungan dengan kesadaran bahwa semua memiliki dampak bagi lingkungan dan orang lain. 1. Sekolah memiliki tanggung jawab terhadap permasalahan lingkungan. 2. mengurangi dampak terhadap lingkungan mulai dari sumber daya yang digunakan dalam pembangunan gedung hingga energi yang digunakan untuk kegiatan sekolah. 3. Melalui pendidikan, penelitian dapat membantu meningkatkan pemahaman, kesadaran dan kepedulian siswa terhadap permasalahan lingkungan. 4. Hanya ada satu bumi Mengapa Perlu??? Manfaat 1. Mendukung pencapaian standar kompetensi dan standar kompetensi lulusan (SKL) pendidikan dasar dan menengah. 2. Meningkatkan kualitas belajar bagi siswa dan lingkungan sekolah secara keseluruhan yang berdampak pada peningkatan prestasi akademik, retensi guru, kesehatan, produktivitas, daya saing dan reputasi sekolah. 3. Meningkatkan efesiensi penggunaan dana operasional sekolah melalui penghematan dan pengurangan konsumsi dari berbagai sumber daya dan energi 4. meningkatkan citra sekolah dan membantu mendapatkan pengakuan yang lebih luas di masyarakat. 5. Meningkatkan upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup meialui kegiatan pengendalian pencemaran, pengendalian kerusakan dan pelestarian fungsi lingkungan di sekolah. Sustainable School CONVENTIONAL SCHOOL RAMAH LINGKUNGAN MEKANISME RANCANGAN Perencanaan Perencanaan Organisasi Pelaksanaan Kontrol/monitoring Keberlanjutan Lokasi : lahan, existing, lokasi baru Penyiapan Kurikulum berwawasan lingkungan Penyusunan program Road Map kegiatan 3
TEPAT GUNA LAHAN Salah satu elemen yang fundamental adalah aspek tepat guna lahan, yang menekankan nilai-nilai dan integrasi ekologi dengan lingkungan sekitarnya. Lokasi Sekolah 1. dekat dengan fasilitas umum dan transportasi umum; mengurangi kebutuhan perjalanan dan ketergantungan pada kendaraan pribadi; 2. Lokasi dengan masalah lingkungan yang rendah (misalnya kebisingan lalu lintas, kualitas udara yang buruk) dapat mengurangi kebutuhan untuk langkah-langkah perbaikan (misalnya AC, ventilasi mekanis). 3. Menyediakan fasilitas pejalan kaki yang aman, nyaman dan bebas dari perpotongan akses kendaraan bermotor yang menghubungkan dengan fasilitas umum atau stasiun transportasi masal. Transportasi Umum Mendorong pengguna gedung untuk menggunakan kendaraan umum massal dan mengurangi kendaraan pribadi. a. Adanya kebijakan dan berbagai tindakan dalam rangka mencapai pengurangan pemakaian kendaraan bermotor pribadi, contohnya car pooling, feeder bus, voucher kendaraan umum dan diskriminasi tarif parkir. b. Adanya kampanye dalam rangka mendorong pengurangan pemakaian kendaraan bermotor pribadi. c. Menyediakan fasilitas jalur pedestrian di dalam area gedung untuk menuju ke stasiun transportasi umum terdekat yang aman dan nyaman. d. Adanya parkir sepeda yang aman. Tingkat Kebisingan Menjaga tingkat kebisingan di dalam ruangan pada tingkat yang optimal. Tingkat kebisingan pada 90% dari nett lettable area (NLA) tidak lebih dari atau sesuai dengan SNI 03-6386-2000 tentang Spesifikasi Tingkat Bunyi dan Waktu Dengung dalam Bangunan Gedung dan Perumahan (kriteria desain yang direkomendasikan). Iklim Mikro Meningkatkan kualitas iklim mikro di sekitar gedung yang mencakup kenyamanan manusia dan habitat sekitar gedung a. Menggunakan material untuk menghindari efek heat island pada area atap gedung sehingga nilai albedo (daya refleksi panas matahari) minimum 0,3 (contoh Green roof) b. Menggunakan material untuk menghindari efek heat island pada area perkerasan non-atap sehingga nilai albedo (daya refleksi panas matahari) minimum 0,3. c. Desain lansekap berupa vegetasi (softscape) pada sirkulasi utama pejalan kaki menunjukkan adanya pelindung dari panas akibat radiasi matahari dan terpaan angin kencang. Manajemen Air Limpasan Hujan Mengurangi beban sistem drainase lingkungan dari kuantitas limpasan air hujan dengan sistem manajemen air hujan secara terpadu. Tolok Ukur a. Pengurangan beban volume limpasan air hujan ke jaringan drainase kota dari lokasi bangunan hingga 50%, yang dihitung menggunakan nilai intensitas curah hujan*. b. Menunjukkan adanya upaya penanganan pengurangan beban banjir lingkungan dari luar lokasi bangunan. c. Menggunakan teknologi-teknologi yang dapat mengurangi debit limpasan air hujan. 4
Green Roof Lansekap 1. Adanya area lansekap berupa vegetasi (softscape) yang bebas dari bangunan taman (hardscape) yang terletak di atas permukaan tanah seluas minimal 30% luas total lahan. Luas area yang diperhitungkan adalah termasuk taman di atas basement, roof garden, terrace garden dan wall garden. Jenis vegetasi yang dipilih adalah jenis vegetasi lokal dan tidak bersifat invasive. 2. Penyediaan habitat satwa non peliharaan minimal 5% dari keseluruhan area tapak bangunan, berdasarkan area aktifitas hewan (home range). 1. Meningkatkan keanekaragaman hayati. 2. Menyediakan lingkungan belajar yang menyenangkan bagi siswa. 3. Mengurangi panas yang masuk ke dalam gedung sehingga mengurangi kebutuhan energi untuk AC. 4. Mengurangi efek heat island 5. Sebagai filter polutan dan debu sehingga meningkatkan kualitas udara. 6. Mengurangi limpasan permukaan untuk sistem drainase sehingga meningkatkan pengelolaan air dan meningkatkan air resapan tanah. Vertical Greening 1. Meningkatkan keanekaragaman hayati. 2. Menyediakan lingkungan belajar yang menyenangkan bagi siswa. 3. Mengurangi panas melalui dinding sehingga mengurangi kebutuhan energi untuk AC. 4. Mengurangi efek heat island 5. Sebagai filter polutan dan debu sehingga meningkatkan kualitas udara. 6. Mengurangi kebisingan. 7. Mengurangi limpasan permukaan untuk sistem drainase sehingga meningkatkan pengelolaan air dan meningkatkan air resapan tanah. pengembangan model pembelajaran penggalian dan pengembangan materi serta persoalan lingkungan hidup yang ada di mayarakat sekitar (isu lokal); pengembangan metode belajar Pemanfaatan media sumber belajar; Pengembangan kegiatan kurikuler untuk peningkatan pengetahuan dan kesadaran siswa Pengembangan materi pembelajaran Kurikulum Sumberdaya alam Lingkungan Budaya Kearifan Lokal Manajemen Biodiversitas 1 dalam Lansekap Program a. Melakukan inventarisasi keanekaragaman hayati sekolah b. Melakukan upaya perlindungan terhadap tumbuhan dan satwa penting sekolah. c. Melindungi habitat-habitat penting yang ada di wilayah sekolah. d. Melakukan kampanye pelestarian keanekaragaman hayati 5
Pemanfaatan ruang terbuka Penanaman dan perawatan tanaman 1. Penanaman secara efektif dapat mengurangi karbon dioksida. Setiap pohon yang sehat dapat mengurangi partikel debu sebanyak 7.000 partikel per liter udara. 2. Meningkatkan keanekaragaman hayati. Penggunaan Paving 2 Memberi kesempatan air hujan untuk menyusup daerah beraspal dan mencapai bawah tanah sehingga memberikan air untuk tanaman sekitarnya; Mengurangi limpasan permukaan pada sistem drainase Menyaring polutan Mengurangi efek heat island dengan mengurangi penguapan airsehingga suhu permukaan berkurang. Memantau Penggunaan Energi Hasil pemantauan energi dapat menjadi dasar penerapan manajemen energi yang lebih baik dan memberikan pemahaman bahwa pola konsumsi energi yang berlebihan akan berpengaruh terhadap perubahan iklim Pemantauan energi dapat dilakukan dengan memasang kwh meter atau dengan memasang energi meter. Efisiensi dan Konservasi Energi Mendorong penghematan konsumsi energi melalui aplikasi langkah-langkah efisiensi energi. a. Pencahayaan Buatan 1) Menggunakan lampu dengan daya pencahayaan lebih hemat 2) Zonasi pencahayaan untuk seluruh ruang kerja yang dikaitkan dengan sensor gerak (motion sensor). 3) Penempatan tombol lampu dalam jarak pencapaian tangan pada saat buka pintu. b. Mendorong penggunaan pencahayaan alami yang optimal untuk mengurangi konsumsi energi dan mendukung desain bangunan yang memungkinkan pencahayaan alami semaksimal mungkin. 6
Efisiensi dan Konservasi Energi c. Mengurangi konsumsi energi pada transportasi vertikal (lift) menggunakan fitur hemat energi pada lift, menggunakan sensor gerak, atau sleep mode pada eskalator. d. Menggunakan peralatan elektronik yang bersertifikat ramah lingkungan. Ventilasi Mendorong penggunaan ventilasi yang efisien di area publik (non nett lettable area) untuk mengurangi konsumsi energi. Tidak mengkondisikan (tidak memberi AC) ruang WC, tangga, koridor, dan lobi lift, serta melengkapi ruangan tersebut dengan ventilasi alami ataupun mekanik. Energi Baru dan Terbarukan Hitung Jejak Karbon Sekolahmu Cara mudah menghitung jejak karbon dengan Carbon Calculator : http://www.myclimate.org/ https://www3.epa.gov/ Dst. Mendorong penggunaan sumber energi baru dan terbarukan yang bersumber dari dalam lokasi tapak bangunan. 3 Memantau Penggunaan Air Pemasangan alat meteran air (volume meter) yang ditempatkan di lokasi-lokasi tertentu pada sistem distribusi air, dapat digunakan untuk memantau penggunaan air sehingga dapat menjadi dasar penerapan manajemen air yang lebih baik. Konservasi Air Mengurangi Penggunaan Air Meningkatkan penghematan penggunaan air bersih yang akan mengurangi beban konsumsi air bersih dan mengurangi keluaran air limbah. Sekolah dapat memasang alat penghemat air seperti sensor infra merah, keran aerator, dll. 7
Daur Ulang Air Menyediakan air dari sumber daur ulang yang bersumber dari air limbah gedung untuk mengurangi kebutuhan air dari sumber utama. Memanen Air Hujan Mendorong penggunaan air hujan atau limpasan air hujan sebagai salah satu sumber air untuk mengurangi kebutuhan air dari sumber utama. Sumber Air Alternatif a. Menggunakan salah satu dari tiga alternatif sebagai berikut: air kondensasi AC, air bekas wudhu, atau air hujan. b. Menggunakan teknologi yang memanfaatkan air laut atau air danau atau air sungai untuk keperluan air bersih sebagai sanitasi, irigasi dan kebutuhan lainnya Lubang Resapan Biopori Mendorong penggunaan biopori atau sumur resapan untuk mengurangi adanya air larian (runoff) 4 Mengelola Sampah dengan Piramida Terbalik Pengelolaan SAMPAH BIAYA RENDAH Reduce Reuse Recycle BIAYA TINGGI Disposal Menjadikan Pengurangan Sampah Sebagai Prioritas Mengurangi (Reduce) Meskipun daur ulang adalah bagian penting dari setiap strategi pengelolaan sampah, namun manfaat lingkungan terbesar dicapai melalui pengurangan sumber dan penggunaan kembali. Memilih produk dengan kemasan yang bisa di daur ulang. Hindari memakai/membeli produk yang menghasilkan sampah dalam jumlah besar. Menggunakan produk yang bisa di isi ulang (refill). Misalnya alat tulis yang bisa diisi ulang kembali. Menggunakan e-mail dalam berkirim surat. Mengganti surat kabar cetak dengan surat kabar elektronik. kurangi penggunaan kertas di kantor dengan print preview sebelum mencetak agar tidak salah. Memanfaatkan website dan media sosial untuk penyebaran informasi dan kegiatan sekolah. Dst. 8
Menggunakan Kembali (Reuse) Mendaur Ulang(Recycle) Menggunakan sisi kertas yang masih kosong untuk mencetak/menulis. Menggunakan alat-alat penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis kembali. Memilih wadah, kantong atau benda yang dapat digunakan beberapa kali atau berulang-ulang. Misalnya, menggunakan sapu tangan dari pada menggunakan tissu, menggunakan tas belanja dari kain dari pada menggunakan kantong plastik. Menyumbangkan seragam sekolah yang masih layak pakai untuk siswa yang kurang mampu untuk dipakai kembali. Waste to Product Misal: kertas bekas menjadi kertas baru, plastik menjadi tas dan dompet, botol minuman menjadi pot tanaman. Waste to Energy Misal: sampah organik menjadi energi listrik, sampah plastik menjadi bahan bakar minyak. Waste to Compost Mengubah sampah organik menjadi kompos Dst. 5 Kebersihan, Kesehatan dan Kenyamanan Introduksi Udara Luar Desain ruangan yang menunjukkan adanya potensi introduksi udara luar untuk menjaga dan meningkatkan kualitas udara di dalam sesuai dengan kebutuhan laju ventilasi untuk kesehatan pengguna gedung. Kendali Asap Rokok di Lingkungan Memasang tanda Dilarang Merokok di Seluruh Area Gedung dan tidak menyediakan bangunan/area khusus untuk merokok di dalam gedung. Apabila tersedia, bangunan/area merokok di luar gedung, minimal berada pada jarak 5 m dari pintu masuk, outdoor air intake, dan bukaan jendela. Musholla/masjid sekolah Polutan Kimia Mengurangi polusi udara ruang dari emisi material bangunan yang dapat mengganggu kenyamanan dan kesehatan pengguna gedung. 9
Kamar Mandi bersih, sehat Fasilitas cuci tangan Kantin Sehat Partisipasi masyarakat Kegiatan seni dan budaya Organisasi Komite Sekolah Kepala Sekolah dan jajarannya Karyawan Guru Siswa 10
Pelaksanaan Sosialisasi Penanggung jawab program Pelaksanaan disesuaikan road map dan target capaian Kontrol dan Monitoring Pimpinan Penanggung jawab Keberlanjutan - Kerjasama : instansi terkait, dunia usaha, masyarakat - Pemberdayaan masyarakat - Perlunya kebijakan sekolah partisipasi warga sekolah - Kaderisasi Terimakasih... 11