Analisa pengaruh variasi laju aliran udara terhadap efektivitas heat exchanger memanfaatkan energi panas LPG

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISA PENGARUH VARIASI LAJU ALIRAN UDARA TERHADAP EFEKTIVITAS HEAT EXCHANGER MEMANFAATKAN ENERGI PANAS LPG

Performansi thermal sistem pengering pakaian aliran paksa dan aliran alami memanfaatkan energi pembakaran LPG

BAB II DASAR TEORI. ke tempat yang lain dikarenakan adanya perbedaan suhu di tempat-tempat

ANALISIS KINERJA COOLANT PADA RADIATOR

PENGARUH PERBANDINGAN TANPA SIRIP DENGAN SIRIP LURUS DENGAN ALIRAN AIR BERLAWANAN TERHADAP EFISIENSI PERPINDAHAN PANAS PADA HEAT EXCHANGER ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi

Pengaruh Kecepatan Aliran Terhadap Efektivitas Shell-and-Tube Heat Exchanger

Analisa performansi kolektor surya pelat bergelombang dengan variasi kecepatan udara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Pengaruh Tebal Isolasi Termal Terhadap Efektivitas Plate Heat Exchanger

WATER TO WATER HEAT EXCHANGER BENCH BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tujuan Pengujian

Sujawi Sholeh Sadiawan, Nova Risdiyanto Ismail, Agus suyatno, (2013), PROTON, Vol. 5 No 1 / Hal 44-48

RANCANG BANGUN HEAT EXCHANGER TUBE NON FIN SATU PASS, SHELL TIGA PASS UNTUK MESIN PENGERING EMPON-EMPON

RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN HEAT EXCHANGER CROSS FLOW MIXED, TUBE NON FINNED FOUR PASS,UNTUK MENGERINGKAN EMPON-EMPON DENGAN VARIASI MASS FLOW RATE

Pengaruh Variasi Putaran Dan Debit Air Terhadap Efektifitas Radiator

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Thermosiphon Reboiler adalah reboiler, dimana terjadi sirkulasi fluida

Pengaruh Penggunaan Baffle pada Shell-and-Tube Heat Exchanger

BAB I. PENDAHULUAN...

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

PERPINDAHAN PANAS DAN MASSA

Analisa Performansi Kolektor Surya Pelat Bergelombang untuk Pengering Bunga Kamboja

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Radiator

ANALISIS EFEKTIFITAS ALAT PENUKAR KALOR SHELL & TUBE DENGAN MEDIUM AIR SEBAGAI FLUIDA PANAS DAN METHANOL SEBAGAI FLUIDA DINGIN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 3, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) B-91

RANCANG BANGUN HEAT EXCHANGER TUBE FIN TIGA PASS SHELL SATU PASS UNTUK MESIN PENGERING EMPON-EMPON

ANALISA KINERJA ALAT PENUKAR KALOR JENIS PIPA GANDA

BAB II DASAR TEORI 2.1 Pasteurisasi 2.2 Sistem Pasteurisasi HTST dan Pemanfaatan Panas Kondensor

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TEORI ALIRAN PANAS 7 BAB II TEORI ALIRAN PANAS. benda. Panas akan mengalir dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang

ANALISIS PERHITUNGAN LAJU PERPINDAHAN PANAS ALAT PENUKAR KALOR TYPE PIPA GANDA DI LABORATORIUM UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH KECEPATAN UDARA (V) TERHADAP KARAKTERISTIK PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI PAKSA PELAT DATAR. Rikhardus Ufie * Abstract

ANALISIS KEEFEKTIFAN ALAT PENUKAR KALOR TIPE SHELL AND TUBE SATU LALUAN CANGKANG DUA LALUAN TABUNG SEBAGAI PENDINGINAN OLI DENGAN FLUIDA PENDINGIN AIR

Ditulis Guna Melengkapi Sebagian Syarat Untuk Mencapai Jenjang Sarjana Strata Satu (S1) Jakarta 2015

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN KERJA PRAKTEK 1 JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA

Studi Eksperimental Efektivitas Penambahan Annular Fins Pada Kolektor Surya Pemanas Air dengan Satu dan Dua Kaca Penutup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

Modifikasi Ruang Panggang Oven

Studi Eksperimental Sistem Pengering Tenaga Surya Menggunakan Tipe Greenhouse dengan Kotak Kaca

TUGAS AKHIR EKSPERIMEN HEAT TRANSFER PADA DEHUMIDIFIER DENGAN AIR DAN COOLANT UNTUK MENURUNKAN KELEMBABAN UDARA PADA RUANG PENGHANGAT

ANALISIS KEEFEKTIFAN ALAT PENUKAR KALOR TABUNG SEPUSAT ALIRAN BERLAWANAN DENGAN VARIASI PADA FLUIDA PANAS (AIR) DAN FLUIDA DINGIN (METANOL)

PENGARUH VARIASI KETEBALAN ISOLATOR TERHADAP LAJU KALOR DAN PENURUNAN TEMPERATUR PADA PERMUKAAN DINDING TUNGKU BIOMASSA

BAB II TEORI DASAR 2.1 Perancangan Sistem Penyediaan Air Panas Kualitas Air Panas Satuan Kalor

PENERAPAN PERANGKAT LUNAK KOMPUTER UNTUK PENENTUAN KINERJA PENUKAR KALOR

RANCANG BANGUN HEAT EXCHANGER TUBE FIN TIGA PASS SHELL SATU PASS UNTUK MESIN PENGERING EMPON-EMPON

RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN HEAT EXCHANGER CROSS FLOW UNMIXED, FINNED TUBE FOUR PASS, UNTUK MENGERINGKAN EMPON-EMPON DENGAN VARIASI MASS FLOW RATE

Pengaruh Jarak Kaca Ke Plat Terhadap Panas Yang Diterima Suatu Kolektor Surya Plat Datar

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2016

Jurnal Ilmiah TEKNIK DESAIN MEKANIKA Vol. 5 No. 3, September 2016 (1-6)

ANALISIS PENGARUH KECEPATAN FLUIDA PANAS ALIRAN SEARAH TERHADAP KARAKTERISTIK HEAT EXCHANGER SHELL AND TUBE. Nicolas Titahelu * ABSTRACT

III.METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Pabrik Kopi Tulen Lampung Barat untuk

Pemodelan Distribusi Suhu pada Tanur Carbolite STF 15/180/301 dengan Metode Elemen Hingga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJIAN EXPERIMENTAL KOEFISIEN PERPINDAHAN PANAS KONVEKSI DENGAN NANOFLUIDA Al2SO4 PADA HEAT EXCHANGER TIPE COUNTER FLOW

VERIFIKASI ULANG ALAT PENUKAR KALOR KAPASITAS 1 kw DENGAN PROGRAM SHELL AND TUBE HEAT EXCHANGER DESIGN

UNIVERSITAS DIPONEGORO TUGAS SARJANA. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN I.1.

EFEKTIVITAS PENUKAR KALOR TIPE WL 110 MODEL CONSENTRIS TUBE MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

PENINGKATAN EFISIENSI PRODUKSI MINYAK CENGKEH PADA SISTEM PENYULINGAN KONVENSIONAL

PENDINGIN TERMOELEKTRIK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Satuan Operasi dan Proses TIP FTP UB

Karakteristik Perpindahan Panas dan Pressure Drop pada Alat Penukar Kalor tipe Pipa Ganda dengan aliran searah

SKRIPSI ANALISA ENERGI PADA SISTEM PENGERING ANYAMAN ATA BERBAHAN BAKAR BRIKET SABUT KELAPA DENGAN MEMVARIASIKAN TIPE RAK PENGERING

PENGARUH BAHAN INSULASI TERHADAP PERPINDAHAN KALOR PADA TANGKI PENYIMPANAN AIR UNTUK SISTEM PEMANAS AIR BERBASIS SURYA

MENENTUKAN JUMLAH KALOR YANG DIPERLUKAN PADA PROSES PENGERINGAN KACANG TANAH. Oleh S. Wahyu Nugroho Universitas Soerjo Ngawi ABSTRAK

TINJAUAN FAKTOR PENGOTORAN ( FOULING ) TERHADAP PRESTASI RADIATOR PADA SISTEM PENDINGIN MOBIL

Proceeding Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin XIV (SNTTM XIV) Banjarmasin, 7-8 Oktober 2015 Pengaruh Variasi Luas Heat Sink

BAB II LANDASAN TEORI

besarnya energi panas yang dapat dimanfaatkan atau dihasilkan oleh sistem tungku tersebut. Disamping itu rancangan tungku juga akan dapat menentukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAJU PERPINDAHAN PANAS PADA RADIATOR DENGAN FLUIDA CAMPURAN 80% AIR DAN 20% RADIATOR COOLANT PADA PUTARAN KONSTAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian. Alat dan Bahan Penelitian. Prosedur Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SKRIPSI ANALISA ENERGI PADA SISTEM PENGERING ANYAMAN ATA BERBAHAN BAKAR BRIKET SEKAM PADI DENGAN MEMVARIASIKAN TIPE RAK PENGERING.

KAJI EKSPERIMENTAL ALAT UJI KONDUKTIVITAS TERMAL BAHAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk membuat agar bahan makanan menjadi awet. Prinsip dasar dari pengeringan

Analisis Koesien Perpindahan Panas Konveksi dan Distribusi Temperatur Aliran Fluida pada Heat Exchanger Counterow Menggunakan Solidworks

PENINGKATAN KUALITAS PENGERINGAN IKAN DENGAN SISTEM TRAY DRYING

DAN PENGUJIAN HEAT EXCHANGER CROSS FLOW UNMIXED, NON FINNED TUBE FOUR PASS,

RANCANG BANGUN TEMPORARY AIR CONDITIONER BERBASIS PENYIMPANAN ENERGI TERMAL ES

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN HEAT EXCHANGER CROSS FLOW MIXED, FINNED TUBE FOUR PASS, UNTUK MENGERINGKAN EMPON-EMPON DENGAN VARIASI MASS FLOW RATE

steady/tunak ( 0 ) tidak dipengaruhi waktu unsteady/tidak tunak ( 0) dipengaruhi waktu

STUDI EKSPERIMENTAL UNJUK KERJA RADIATOR PADA SUMBER ENERGI PANAS PADA RANCANG BANGUN SIMULASI ALAT PENGERING

Rancang Bangun Alat Pengering Pakan Ikan Dengan Sistem Pemanas Konveksi Paksa

II. TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH DEBIT ALIRAN AIR TERHADAP PROSES PENDINGINAN PADA MINI CHILLER

BAB II LANDASAN TEORI

DESAIN DAN ANALISIS ALAT PENUKAR KALOR TIPE CES

ANALISA TERMODINAMIKA LAJU PERPINDAHAN PANAS DAN PENGERINGAN PADA MESIN PENGERING BERBAHAN BAKAR GAS DENGAN VARIABEL TEMPERATUR LINGKUNGAN

RANCANG BANGUN DAN PENGUJIAN HEAT EXCHANGER CROSS FLOW UNMIXED, FINNED TUBE FOUR PASS, UNTUK MENGERINGKAN EMPON-EMPON DENGAN VARIASI MASS FLOW RATE

ANALISIS EFEKTIVITAS RADIATOR PADA MESIN TOYOTA KIJANG TIPE 5 K

PEMANFAATAN PANAS TERBUANG

Transkripsi:

Jurnal Ilmiah TEKNIK DESAIN MEKANIKA Vol. No., Juli 2016 (xx) Analisa pengaruh variasi laju aliran udara terhadap efektivitas heat exchanger memanfaatkan energi panas LPG I Made Agus Wirawan, Hendra Wijaksana dan Ketut Astawa Jurusan Teknik Mesin Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran Bali Abstrak Efektivitas heat exchanger biasanya dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain bentuk heat exchanger, arah aliran dan kecepatan udara yang masuk dalam heat exchanger. Dalam penelitian ini ingin diuji bagaimana pengaruh variasi laju aliran udara terhadap efektivitas heat exchanger yang memanfaatkan energi panas LPG. Penelitian ini dilakukan dengan mentransfer energi panas LPG ke udara yang dialirkan didalam box pemanas pada alat heat exchanger. Dalam pengujiannya dirancang alat dengan memvariasikan laju aliran udara pada 0,005, 0,01, 0,015, 0,02 dan 0,025 didalam box pemanas pada heat exchanger. Pengujian akan dilakukan dengan waktu 120 menit, untuk setiap pengujian variasi. Setelah data temperatur untuk setiap pengujian variasi diperoleh selanjutnya dilakukan perhitungan untuk mengetahui nilai efektivitas dari alat. Dari hasil pengujian dan perhitungan yang telah dilakukan, peningkatan laju aliran udara yang diberikan didalam box pemanas pada alat heat exchanger berbanding lurus dengan nilai efektifitas yang dihasilkan. Dari pengujian dengan memvariasikan laju aliran udara paling tinggi 0,025, diperoleh nilai efektivitas alat sebesar 0,356. Kata Kunci : Analisa efektivitas, Variasi laju aliran udara, Heat exchanger, Bahan bakar LPG Abstract The effectiveness of heat exchangers are usually influenced by several factors, among other forms of heat exchangers, flow direction and speed of air entering in a heat exchanger. In this study want to test how the effect of variations in air flow rate on the effectiveness of heat exchangers that utilize heat energy LPG. This research was carried out by transferring the heat energy of LPG into the air that flowed in the box heater on heat exchangers. In use in the design by varying the air flow rate at 0,005 m 3 /s, 0.01 m 3 /s, 0,015 m 3 /s, 0.02 m 3 /s and 0,025 m 3 /s in the box the heater on heat exchanger. Tests will be performed with a time of 120 minutes, for each test variation. After the temperature data for each test variations were then performed calculations to determine the value of the effectiveness of the heat exchanger. From the results of tests and calculations have been carried out, the increase in air flow rate given in the box on the appliance heat exchanger heating is directly proportional to the effectiveness of the resulting value. From the test by varying the air flow rate 0,025 m 3 /s, the value of the effectiveness of heat exchanger is 0.356. Keywords: Analysis of the effectiveness, Variation of air flowrate, Heat exchanger, Fuel LPG 1. Pendahuluan Pengaplikasian heat exchanger pada alat pengering memang telah banyak dilakukan, untuk meminimalisir dampak dari hasil pembakaran bahan bakar pada alat pengering baik berupa gas sisa hasil pembakaran ataupun abu yang akan tercampur saat melakukan proses pengeringan. Heat excahanger merupakan suatu alat pemindah/penukar panas antara fluida dengan fluida lain melewati suatu dinding pemisah [1], sehingga fluida udara yang dimanfaatkan untuk proses pengeringan akan bersifat bersih/tidak mengotori material yang akan dikeringkan. Menurut [2] hampir pada semua heat exchanger, perpindahan panas yang terjadi didominasi oleh perpindahan secara konveksi dan konduksi dari fluida panas ke fluida dingin. Dalam perpindahan panas secara konduksi pada heat exchanger, besarnya nilai konduktifitas material yang digunakan akan mempengaruhi laju konduksi yang terjadi, jadi semakin besar nilai konduktifitas material semakin besar laju perpindahan panas yang terjadi. Sedangkan besar nilai konveksi yang terjadi pada heat exchanger dipengaruhi oleh jenis aliran dan kecapatan aliran fluidanya, pada tipe aliran counter flow dengan parallel flow atau cross flow besar nilai konveksinya akan berbeda untuk temperatur fliuda panas dan dingin yang sama [3]. Kecepatan aliran fluida yang semakin tinggi juga akan mempersingkat waktu kontak antara fluida panas yang melepas kalor dan fluida dingin yang menerima kalor, sehingga akan berpengaruh terhadap besar nilai perpindahan panas pada heat exchanger. Dalam penelitian ini akan dibahas bagaimana pengaruh variasi laju aliran udara yang dipanaskan terhadap nilai efektivitas dari heat exchanger. 2. Dasar Teori 2.1 Perpindahan Panas Perpindahan panas merupakan ilmu yang mempelajari tentang bagaimana panas berpindah atau mengalir dari tempat yang bertemperatur tinggi ke temperatur lebih rendah. Apabila ditinjau dari perpindahannya, kalor dapat berpindah dengan tiga cara yaitu: 1. Perpindahan Panas Konduksi. Perpindahan panas secara konduksi adalah proses Korespondensi: 087762922170 E-mail: dek.wirawan@yahoo.com

perpindahan panas dimana panas mengalir dari daerah yang bertemperatur tinggi ke daerah yang bertemperatur rendah dalam suatu medium (padat, cair atau gas) atau antara medium-medium yang berlainan yang bersinggungan secara langsung sehingga terjadi pertukaran energi dan momentum. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut: dt q kond = -ka dx (1) q kond = Laju perpindahan konduksi (W) k = Konduktivitas termal bahan (W/m.K) A = Luas penampang alat (m 2 ) = Gradien temperatur pada penampang (K/m) 2. Perpindahan Panas Konveksi. Konveksi adalah perpindahan panas karena adanya gerakan/aliran pencampuran dari bagian panas ke bagian yang dingin. Menurut cara menggerakkan alirannya, perpindahan panas konveksi dibedakan menjadi dua, yakni konveksi bebas (free convection) dan konveksi paksa (forced convection). Bila gerakan fluida disebabkan karena adanya perbedaan kerapatan karena perbedaan suhu, maka perpindahan panasnya disebut sebagai konveksi bebas (free / natural convection). Bila gerakan fluida disebabkan oleh gaya pemaksa atau eksitasi dari luar, misalkan dengan pompa atau kipas yang menggerakkan fluida sehingga fluida mengalir di atas permukaan, maka perpindahan panasnya disebut sebagai konveksi paksa (forced convection). Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut: q konv = h.a s. (T s -T ) (2) q konv = Laju perpindahan konveksi (W) h = Besar koefisien perpindahan panas konveksi (W/m 2.K) A s = Luas penampang (m 2 ) T s = Temperatur permukaan (K) T = Temperatur udara (K) 3. Perpindahan Panas Radiasi. Perpindahan panas radiasi adalah proses di mana panas mengalir dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah bila benda-benda itu terpisah di dalam ruang, bahkan jika terdapat ruang hampa di antara benda-benda tersebut. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut: q rad.g =.. Ts 4.A (3) q rad = Laju perpindahan radiasi (W) ε = Emisivitas (0 1) σ = Konstanta proporsionalitas / disebut konstanta Stefan-boltzmann yang nilainya 5,67 x 10-8 (W/m 2.K) A = Luas penampang (m 2 ) T s = Temperatur benda (K) 2.2 Perhitungan Efektivitas Heat Exchanger Menurut [4] efektivitas suatu heat exchanger didefinisikan sebagai perbandingan antara perpindahan panas yang sebenarnya dengan perpindahan panas maksimum yang mungkin terjadi pada alat heat exchanger. ε = (4) Perpindahan panas sebenarnya, adalah jumlah panas yang mampu diserap oleh fluida udara yang mengalir di dalam box pemanas dari hasil pembakaran LPG, dapat dirumuskan sebagai berikut : Q = ṁ u Cp u (T u out T u in ) (5) Sedaangkan perpindahan panas maksimum, adalah jumlah panas yang dibangkitkan dari hasil pembakaran LPG, atau dapat dirumuskan sebagi berikut : Q max = Δm LPG HHV LPG (6) dimana: ε = Efektivitas Heat Exchanger Q = Energi yang diserap oleh fluida udara (J) ṁ u = Laju alir massa fluida udara (kg/detik) Cp u = Panas spesifik fluida udara (J/kg.K) T u out = Termperatur fluida udara keluar alat HE (K) T u in = Temperatur fluida udara masuk alat HE (K) Q max = Energi yang dilepaskan oleh LPG (J) Δm LPG = Konsumsi bahan bakar LPG (kg) HHV LPG = [50,152 (MJ/kg)] 3. Metode Penelitian 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui efektivitas heat exchanger dengan memvariasikan laju aliran fluida udara yang dipanaskan. Dalam pengujiannya penelitian ini bersifat analitis dan kajian literatur, dengan menghitung efektivitas dari heat exchanger. Penelitian dimulai dengan mempersiapkan peralatan uji heat exchanger. Proses awal pengoprasian alat ini blower dihidupkan, kemudian dilakukan proses penyetelan aliran fluida udara dengan mengatur bukaan katup pada blower sampai memperoleh aliran fluida yang diinginkan. Dilanjutkan dengan menghidupkan kompor LPG pada heat exchanger, laju aliran massa LPG diberikan konstan dipasang pada titik maksimal kompor. Selanjutnya heat exchanger dibiarkan berkerja selama waktu yang telah di tentukan, yaitu 120 menit untuk setiap pengujian variasi. Selama proses ini berlangsung dilakukan pencatatan data- 2

data dari alat ukur yang sudah terpasang pada alat heat exchanger. 3.2 Variabel Penelitian 1. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi munculnya suatu gejala atau perubahan, dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah laju aliran fluida udara. Dalam penelitian ini variasi laju aliran udara dibuat dengan lima variasi yaitu, aliran fluida pada 0.005, 0,01, 0,015, 0,02, 0,025 2. Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah efektivitas dari heat exchanger. 3.3 Konstruksi Heat Exchanger 1 2 3 4 5 Gambar 2. Skematik Heat Excanger Thermometer yang digunakan adalah thermometer suhu batang digital dengan sensor pada bagian ujung batang. Titik-titik pemasangan thermometer dipasang pada, pipa masuk udara box pemanas hal ini dimaksudkan untuk mengukur temperatur udara masuk (T u in ), pipa keluar udara box pemanas untuk mengukur temperatur udara keluar (T u out ), serta pada cerobong gas buang hasil pembakaran untuk mengetahui temperatur udara yang keluar dari heat exchanger (T c ). Anemometer diletakkan pada bagian pipa udara keluar box pemanas sehingga dapat diketahui laju aliran massa udara pada box pemanas. Timbangan atau neraca dipasang pada tabung gas LPG, timbangan digunakan sebagai pembacaan massa LPG yang terpakai selama proses pengujian. Blower yang digunakan adalah blower sentifugal, blower digunakan sebagai media untuk membuat aliran paksa pada box pemanas. Untuk blower dipasang pada pipa masuk udara box pemanas, yang sebelumnya sudah dipasangkan keran pengatur. 3.6 Diagram Alir Penelitian START Gambar 1. Heat Exchanger Keterangan : 1. Cerobong heat excanger 2. Pipa udara keluar kotak pemanas 3. Box pemanas 4. Pipa udara masuk kotak pemanas 5. Kompor LPG 3.4 Alat dan Bahan Penelitian 1. Anemometer 2. Thermometer digital 3. Timbangan digital (Neraca) 4. Stopwatch 5. Blower 6. Kompor LPG 7. LPG (tabung 3 kg) 3.5 Penempatan Alat Ukur Dalam perhitungan untuk mengetahui efektifitas heat exchanger ini diperlukan beberapa input data sebagai acuan. Maka dari itu penempatan alat ukur yang tepat sangan diperlukan guna memperoleh hasil data yang maksimal. 0,005 Persiapan untuk alat heat exchanger Pengujian heat exchanger dengan variasi laju aliran udara 0,01 0,015 Pencatatan data : 0,02 Temperatur udara luar, Ta Temperatur udara masuk, Tin Temperatur udara keluar, Tout Temperatur udara cerobong, Tc Penurunan massa LPG, mlpg A 0,025 3

Pengolahan data : Energi panas yang dilepas: Q max= Δm LPG HHV LPG Energi panas yang diserap: Q = ṁ c Cp c ΔT c Efektivitas alat heat exchanger: E = Q / Q max Analisa data Kesimpulan STOP Gambar 3. Diagram Alir 4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Data Hasil Pengamatan Dari pengujian yang telah dilakukan untuk masing-masing variasi laju aliran fluida yang dipanaskan pada heat exchanger, maka didapatlah data-data temperatur yang tercatat serta konsumsi bahan bakar LPG yang digunakan dalam rentang waktu 120 menit pengoprasian alat heat exchanger. Data hasil pencatatan untuk setiap variasi laju aliran udara dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 1. Data Hasil Pengamatan Variasi Waktu Temperatur tercatat (C) m LPG menit T a Tin Tout T c kg 0,005 0 33,1 34,2 40,2 41,9 8,320 120 34,7 36,8 141,7 123,1 7,780 0,01 0 33,1 34,6 39,8 40,1 8,340 120 34,3 36,1 119,7 120,3 7,800 0,015 0 33,4 34,8 40,9 42,7 6,950 120 34,2 36,6 106,7 115,8 6,410 0,02 0 32,9 34,4 39,2 42,0 6,930 120 34,4 36,1 95,8 104,3 6,390 0,025 0 32,9 34,6 40,3 41,9 8,330 120 34,6 36,5 87,4 104,9 7,790 4.2 Analisa Efektivitas Heat Exchanger Untuk mempermudah dalam melakukan analisa, maka data hasil perhitungan disajikan dalam bentuk grafik, Gambar 4. Grafik Efektivitas Pada grafik efektivitas heat excanger diatas dapat dilihat hubungan variasi laju aliran udara terhadap nilai efektivitas alat penukar panas. Nilai efektifitas dari heat exchanger naik seiring dengan meningkatkan variasi laju aliran udara yang pada box pemanas. Secara matematis besar nilai efektivitas alat penukar panas sangat dipengaruhi oleh beda temperatur masuk dan keluar dari fluida yang menerima transfer energi panas, mamun pada penelitian ini laju aliran udara yang divariasikan memberi pengaruh yang lebih besar terhadap nilai efektivitas dari heat exchanger. Hal ini dikarenakan peningkatan laju aliran udara berarti meningkatkan kecepatan dan jumlah udara yang akan menerima transfer panas dalam waktu yang sama. Pada variasi laju aliran udara rendah 0,005 beda temperatur udara keluar dan masuk heat exchanger besar hal ini karena, udara yang mengalir di dalam box pemanas melaju dengan pelan, kontak antara udara dengan box pemanas akan lebih lama sehingga udara akan menyerap/menerima transfer panas dengan baik, namun dalam kapasitasnya udara tidak mampu menyerap semua panas yang diberikan, maka panas lebih yang diberikan akan dilepas kembali ke lingkungan, sehingga jumlah panas yang diserap kecil. Dalam variasi laju aliran udara yang lebih tinggi 0,01 beda temperatur udara keluar dan masuk heat exchange mengalami penurunan hal ini dikarenakan, laju udara didalam box pemanas akan lebih cepat, sehingga kontak antara udara dengan box pemanas akan lebih singkat sehingga udara hanya mampu menyerap lebih sedikit panas yang di transfer, namun jumlah udara yang menyerap panas akan lebih banyak sehingga jumlah energi panas yang mampu diserap oleh udara juga akan lebih banyak. Hal ini akan berbanding lurus dengan hasil efektivitas dari alat, karena semakin besar jumlah panas yang mampu diserap dari hasil panas bangkitan tungku LPG maka nilai efektifitas alat akan semakin besar. Kenaikan nilai efektivitas dari alat akan terus meningkat hingga pada laju aliran udara tertentu dan akan menurun karena beda temperatur udara keluar dan masuk yang semakin kecil atau bahkan sama. Apabila temperatur udara masuk dan keluar sama, maka dapat diartikan tidak terjadi perpindahan panas pada alat, sehingga nilai efektivitas dari heat exchanger adalah nol. Pada penelitian ini dengan meningkatkan laju aliran udara hingga 0,025 dihasilkan nilai efektivitas dari alat paling tinggi yaitu sebesar 0,356. 5. Kesimpulan Dari penelitian pada heat exchanger dengan memvariasikan laju aliran udara didalam box pemanas, dengan meningkatkan laju aliran udara pada alat terjadi penurunan temperatur udara keluar yang dipanaskan akan tetapi terjadi peningkatan nilai efektivitas dari heat exchanger. Hal ini dikarenakan peningkatan laju aliran udara didalam box pemanas berarti terjadi peningkatan kecepatan aliran udara 4

pada luasan bidang tranfer yang sama sehingga waktu kontak antara udara dengan box pemanas lebih singkat, hal ini juga berarti terjadi peningkatan jumlah udara yang menirima transfer panas sehingga lebih banyak energi panas yang mampu ditransfer dari hasil pembakaran LPG. Maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan laju aliran udara pada heat exchanger berbanding lurus dengan peningkatan nilai efektivitas dari heat exchanger. Akan tetapi karena luasan bidang transfer panas ke udara yang kecil energi panas bangkitan dari LPG masih belum dapat ditransfer dengan baik, hal ini dibuktikan dengan memvariasikan laju aliran udara 0,005 hanya diperoleh nilai efektivitas dari alat sebesar 0,356 dan dengan meningkatkan laju aliran udara hingga 0,025 diperoleh nilai efektivitas dari heat exchanger sebesar 0,356. DAFTAR PUSTAKA [1] Kreith Farak, 1991, Perpindahan Panas. Jakarta : Erlangga. [2] Cangel, Y.A., 1997, Introduction to Thermodynamic and Heat Transfer. New York : McGraw Hill. [3] Handoyo, Ekadewi Anggraini, 2000, Pengaruh Kecepatan Aliran Terhadap Efektivitas Shell and Tube Heat Exchanger, Jurnal Teknik Mesin Universitas Kristen Petra, Vol. 2, No. 2, 86-90. [4] Incopera, Frank P., and David P. DeWitt, 1981, Fundamental of Heat and Mass Transfer. New York : Fourth edition, John well & sons. I Made Agus Wirawan menyelesaikan studi program sarjana di Jurusan Teknik Mesin Universitas Udayana dari tahun 2011 sampai 2016. menyelesaikan studi program sarjana dengan topik penelitian Analisa Pengaruh Laju Aliran Udara Terhadap Efektivitas Heat Exchanger Memanfaatkan Energi Panas LPG 5