TANYA JAWAB PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 09/POJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TRANSAKSI REPURCHASE AGREEMENTBAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 9/POJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TRANSAKSI REPURCHASE AGREEMENT BAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN

2 Indonesia pada saat sebelum berlakunya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini, telah terdapat upaya menuju standarisasi Transaksi Repo, antara lain de

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN /POJK.04/2014 TENTANG PEDOMAN REPURCHASE AGREEMENT DENGAN MENGGUNAKAN GMRA INDONESIA ANNEX

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN PERLAKUAN AKUNTANSI TRANSAKSI REPURCHASE AGREEMENT SESUAI GMRA INDONESIA

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANG

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 22 /POJK.04/2017 TENTANG PELAPORAN TRANSAKSI EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR / POJK.04 / 2016 TENTANG PELAPORAN TRANSAKSI EFEK

No fungsi pengawasan Transaksi Efek bersifat utang dan Sukuk, para Pihak tersebut diwajibkan untuk menyampaikan laporan atas Transaksi Efek ya

BAB II KEDUDUKAN PERJANJIAN DALAM JUAL BELI SAHAM DENGAN HAK MEMBELI KEMBALI (REPO) DALAM HUKUM DI INDONESIA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN

PERMINTAAN TANGGAPAN

PERATURAN KSEI NO. X-B Tentang Tata Cara Penggunaan Sistem Pengelolaan Investasi Terpadu di KSEI

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2014 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN

FOCUS GROUP DISCUSSION Penyusunan Rancangan Pedoman Perlakuan Akuntansi Transaksi Repurchase Agreement. Jakarta, 22 November 2016

Laporan Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Dalam Acara: Peluncuran Global Master Repurchase Agreement Indonesia.

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); 2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PEDOMAN PENERBITAN DAN PELAPORAN EFEK BERAGUN ASET BERBENTUK SURAT PARTISIPASI DAL

PERATURAN KSEI NOMOR IV-D TENTANG CORPORATE ACTION UNTUK EFEK BERAGUN ASET DI KSEI

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN PORTOFOLIO EFEK UNTUK KEPENTINGAN NASABAH SECARA INDIVIDUAL

LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN 33/SEOJK.04/2015 TENTANG GLOBAL MASTER REPURCHASE AGREEMENT INDONESIA

Peraturan KSEI No. I-D Tentang Rekening Dana (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. KEP-0020/I/DIR/KSEI/0615 tanggal 3 Juni 2015)

UU No. 8/1995 : Pasar Modal

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG KRITERIA DAN PENERBITAN DAFTAR EFEK SYARIAH. BAB I KETENTUAN UMUM Pa

- 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/ 18 /PBI/2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TRANSAKSI, PENATAUSAHAAN SURAT BERHARGA, DAN SETELMEN DANA SEKETIKA

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG KESEHATAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI DAN PERUSAHAAN REASURANSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

2 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Nega

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23/POJK.04/2014 TENTANG

Kepada Yth. Jakarta, 30 Desember 2015 Direksi/Pimpinan Pemegang Rekening KSEI Di Tempat SURAT EDARAN NO. SE-0005/DIR-EKS/KSEI/1215

Peraturan KSEI No. I-B Tentang Rekening Efek Utama (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. KEP-0036/DIR/KSEI/0816 tanggal 25 Agustus 2016)

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2016 TENTANG

Kamus Istilah Pasar Modal

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negar

PERATURAN NOMOR III-D: TENTANG PELAPORAN ANGGOTA BURSA EFEK DAN DEALER PARTISIPAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23/POJK.04/2014 TENTANG

- 1 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

- 1 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 35 /POJK.04/2017 TENTANG KRITERIA DAN PENERBITAN DAFTAR EFEK SYARIAH

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.05/2015 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2016 TENTANG SISTEM PENGELOLAAN INVESTASI TERPADU

2017, No Indonesia Nomor 3608); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: /POJK. /2015 TENTANG

Menetapkan: PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PERANTARA PEDAGANG EFEK UNTUK EFEK BERSIFAT UTANG DAN SUKUK BAB I KETENTUAN UMUM

2016, No Harta Wajib Pajak ke dalam Wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Penempatan pada Instrumen Investasi di Pasar Keuangan dala

SALINAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /SEOJK.04/2015 TENTANG GLOBAL MASTER REPURCAHSE AGREEMENT INDONESIA (GMRA INDONESIA)

PERJANJIAN TENTANG REKENING EFEK Nomor: SP- /RE/KSEI/mmyy

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39/POJK.04/2014 TENTANG AGEN PENJUAL EFEK REKSA DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KSEI NOMOR II-D TENTANG PENDAFTARAN EFEK BERAGUN ASET DI KSEI

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB VII PELAKSANAAN PERDAGANGAN BERJANGKA. Bagian Kesatu Pedoman Perilaku. Pasal 49

2 Agen Penjual Efek Reksa Dana melalui pengaturan terkait kegiatan dan perilaku Agen Penjual Efek Reksa Dana. Peningkatan capacity building Agen Penju

Penawaran Umum Terbatas Dalam Rangka HMETD

Kamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PEDOMAN PENERBITAN DAN PELAPORAN EFEK BERAGUN ASET BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF. BAB I KETENTUAN UMUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.05/2017 TENTANG

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 141/PMK.08/2017 TENTANG

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 11/ 4 /PBI/2009 TENTANG TRANSAKSI USD REPURCHASE AGREEMENT BANK KEPADA BANK INDONESIA

KLIRING DAN PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA ATAS EFEK BERSIFAT EKUITAS

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 74 /POJK.04/2017 TENTANG SUBREKENING EFEK PADA LEMBAGA PENYIMPANAN DAN PENYELESAIAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 24 /POJK.04/2017 TENTANG LAPORAN BANK UMUM SEBAGAI KUSTODIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Bank Umum. Transaksi. USD. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4979)

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 24 /POJK.04/2016 TENTANG AGEN PERANTARA PEDAGANG EFEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TENTANG PELAPORAN TRANSAKSI EFEK KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 72 /POJK.04/2017 TENTANG POKOK KETENTUAN PERJANJIAN PINJAMAN SUBORDINASI PERUSAHAAN EFEK

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

- 1 - PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 199/PMK.010/2008 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STIE DEWANTARA Pasar Modal

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP- 48/PM/1997 TENTANG REKENING EFEK PADA KUSTODIAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL,

FAQ OBLIGASI NEGARA RITEL SERI ORI-013

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 99 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN ASET JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39/POJK.04/2014 TENTANG AGEN PENJUAL EFEK REKSA DANA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 99 TAHUN 2013

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 64 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI REAL ESTAT BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : Kep-007/DIR/KPEI/0505 Tanggal :

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 10/PJ/2017 TENTANG TATA CARA PENERAPAN PERSETUJUAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 10/PJ/2017 TENTANG TATA CARA PENERAPAN PERSETUJUAN PENGHINDARAN PAJAK BERGANDA DIREKTUR JENDERAL PAJAK,

Daftar Isi Peraturan Jasa Kustodian Sentral

BAB 1 KETENTUAN UMUM

Perjanjian Pendaftaran Obligasi Di KSEI Nomor: SP- /PO/KSEI/mmyy

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KSEI NOMOR III-D TENTANG PENYIMPANAN EFEK BERAGUN ASET DI KSEI

BAB I KETENTUAN UMUM

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

Transkripsi:

TANYA JAWAB PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 09/POJK.04/2015 TENTANG PEDOMAN TRANSAKSI REPURCHASE AGREEMENTBAGI LEMBAGA JASA KEUANGAN 1. Apa yang dimaksud dengan Transaksi Repurchase Agreement? Transaksi Repurchase Agreement yang selanjutnya disebut Transaksi Repo adalah kontrak jual atau beli Efek dengan janji beli atau jual kembali pada waktu dan harga yang telah ditetapkan. 2. Apa yang dimaksud dengan Global Master Repurchase Agremeent? standar perjanjian Transaksi Repo yang diterbitkan oleh International Capital Market Association (ICMA). 3. Apa yang dimaksud dengan Global Master Repurchase Agremeent Indonesia? Global Master Repurchase Agremeent Indonesia disebut GMRA Indonesia, adalah standar perjanjian tertulis atas Transaksi Repo yang disusun berdasarkan GMRA versi tahun 2000 beserta lampirannya yang diterbitkan oleh ICMA dan telah disesuaikan dengan kondisi di Indonesia yang meliputi karakteristik khusus dari pasar repo, hukum yang berlaku, dan kebutuhan pasar. GMRA Indonesia terdiri dari: a. Perjanjian Induk Global Pembelian Kembali (GMRA); b. Lampiran Transaksi Domestik di Indonesia (Indonesia Annex); c. Lampiran I Syarat dan Ketentuan Tambahan (Annex I Supplemental Terms & Condition); d. Lampiran II Format Konfirmasi (Annex II Confirmation); e. Lampiran Pembelian/Penjualan Kembali (Buy/Sell Back Annex); f. Lampiran Ekuitas (Equity Annex); dan g. Lampiran Keagenan (Agency Annex). 4. Siapa saja yang wajib menggunakan perjanjian Global Master Repurchase Agreement (GMRA) Indonesia? Yang wajib menggunakan GMRA Indonesia adalah Lembaga Jasa Keuangan, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor: 21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, yang melakukan Transaksi Repo baik untuk kepentingan sendiri maupun bertindak sebagai perantara (agen) untuk kepentingan dan/atau atas nama nasabah atau pihak lain. Jika LJK melakukan transaksi repo dengan otoritas (misalnya dengan Bank Indonesia), LJK dimaksud tidak wajib menggunakan GMRA Indonesia.

5. Transaksi Repo atas jenis Efek apa yang wajib menggunakan GMRA Indonesia? Transaksi repo atas Efek tanpa warkat yang diatur dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan serta yang terdaftar pada dan penyelesaiannya dilakukan melalui Bank Indonesia dan/atau Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian antara lain obligasi korporasi, sukuk korporasi, Surat Berharga Negara, dan saham serta derivatif dari Efek. 6. Apakah Dokumen GMRA Indonesia dapat diubah? Dokumen GMRA Indonesia dapat diubah selama tidak bertentangan dengan ketentuan dalam POJK No. 9/POJK.04/2015, diantaranya ketentuan klausul minimal yang harus dimuat dalam perjanjian sesuai dengan Pasal 4, yaitu: a. peralihan atas hak kepemilikan Efek; b. mark-to-market; c. marjin awal dan/atau haircut Efek; d. pemeliharaan marjin; e. hak dan kewajiban para pihak terkait kepemilikan Efek dalam Transaksi Repo termasuk waktu pelaksanaannya dan kewajiban perpajakan; f. peristiwa kegagalan; g. tata cara penyelesaian peristiwa kegagalan serta h. hak dan kewajiban yang mengikutinya; i. perjanjian tunduk pada hukum Indonesia; j. Lembaga Jasa Keuangan sebagai agen atau prinsipal; dan k. tata cara konfirmasi dan perubahan 7. Apabila Lembaga Jasa Keuangan sudah memiliki perjanjian repo sebelum berlakunya POJK 9 ini, apakah harus tetap menerapkan GMRA Indonesia atau boleh menggunakan perjanjian lama yang disesuaikan? Lembaga Jasa Keuangan wajib menggunakan GMRA Indonesia dan dapat melakukan penyesuaian (perubahan) ketentuan sepanjang tidak bertentangan dengan POJK. 8. Apakah transaksi repo yang jatuh tempo pada 2016 selanjutnya wajib menggunakan GMRA Indonesia? Transaksi repo yang jatuh tempo pada 2016 (outstanding) dapat diteruskan sampai dengan jatuh tempo menggunakan kontrak yang berjalan. Selanjutnya

setiap transaksi repo baru yang dimulai sejak 1 Januari 2016 maka wajib menggunakan GMRA Indonesia. 9. Apakah yang dimaksud dengan perubahan kepemilikan dalam Pasal 3 ayat 1 POJK No. 9/POJK.04/2015 dan apakah perubahan kepemilikan diikuti pula dengan peralihan hak dan kewajiban atas efek yang direpokan? Yang dimaksud dengan perubahan kepemilikan adalah adanya transfer of title secara hukum melalui book entry di central custody atau di kustodian terkait. Perubahan kepemilikan dari penjual ke pembeli juga disertai dengan hak-hak yang melekat atas Efek seperti dividen, kupon, hak suara, dan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu. Sedangkan pemanfaatan hak-hak yang melekat pada Efek tersebut mengikuti kesepakatan para pihak sebagaimana diperjanjikan dalam perjanjian Transaksi Repo. Yang dimaksud dengan kesepakatan para pihak adalah dimungkinkannya pemanfaatan hak-hak yang melekat dikembalikan kepada penjual. Hal tersebut wajib dimuat dalam Perjanjian Transaksi Repo. 10. Apakah transaksi repo GMRA indonesia atas saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia wajib dilakukan crossing di Bursa? POJK 9 tidak mewajibkan transaksi repo untuk dilakukan crossing di bursa. 11. Dengan adanya peralihan kepemilikan, bagaimana perlakuan akuntansi Transaksi Repo? Pasal 6 ayat (2) huruf b POJK Nomor 9/POJK.04/2015 menyatakan bahwa Lembaga Jasa Keuangan yang melakukan Transaksi Repo wajib menerapkan perlakuan akuntansi pada laporan keuangan Lembaga Jasa Keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi yang berlaku. Praktik Transaksi Repo secara global menggunakan GMRA dan pencatatan akuntasinya mengikuti IFRS. Berdasarkan standar IFRS, Efek yang dijual dalam Transaksi Repo tetap diakui di neraca penjual, mengingat paling tidak 2 karakteristik pengakuan aset terpenuhi sebagai berikut: Dengan penetapan harga pembelian kembali di awal, penjual masih menanggung risiko atas Efek yang dijual; Penjual masih menerima arus kas dari/memiliki hak atas pendapatan yang dihasilkan dari Efek yang telah dijual dalam Transaksi Repo. Dalam konteks Indonesia, perlakuan akuntansi atas pengakuan aset mengacu PSAK 55 yang juga mengacu kepada IFRS, yaitu kriteria pengakuan asset dimaksud. Dengan demikian, sepanjang karakteristik pengakuan aset tersebut di atas terpenuhi dalam sebuah Transaksi Repo, maka aset yang dijual dalam Transaksi Repo tetap dicatat di neraca penjual.

12. Jika Transaksi repo wajib dilakukan perubahan kepemilikan namun pencatatan akuntansinya masih di neraca penjual, siapa yang berkewajiban menyampaikan laporan kepemilikan 5%? Kewajiban pelaporan kepemilikan 5% akan menyesuaikan dengan kepemilikan Efek berdasarkan DPS. 13. Bagaimana pengenaan pajak Transaksi Repo dengan GMRA Indonesia? apakah pengenaan pajak Transaksi Repo akan dikenakan sebanyak 2 (dua) kali saat leg pertama dan leg kedua? Sampai dengan saat ini belum ada pengaturan khusus mengenai pajak Transaksi Repo, sehingga pengenaan pajaknya akan mengacu kepada ketentuan yang ada. Dalam hal transaksi repo surat utang, maka mekanisme pajaknya mengikuti pajak penghasilan obligasi. Dalam hal transaksi repo ekuitas, mekanisme pajaknya akan mengikuti mekanisme transaksinya. Jika transaksi repo dilakukan melalui crossing di Bursa, maka pengenaan pph mengikuti pph final transaksi bursa. Dampak tidak adanya pengaturan pajak khusus repo, transaksi repo dapat dipersepsikan sebagai dua transaksi yang berbeda, sehingga berpotensi dikenakan PPh final 2 (dua) kali kepada masing-masing pihak yang merupakan subyek pajak final, yaitu pada saat penjualan/pembelian (1 st leg) dan saat pembelian kembali/penjualan kembali (2 nd leg). Sesuai dengan POJK No. 9/POJK.04/2015 Tentang Pedoman Transaksi Repo bagi Lembaga Jasa Keuangan Pasal 3 Ayat 1 yang mewajibkan perubahan kepemilikan atas Efek, hal ini berkonsekuensi terjadi peralihan kepemilikan Efek pada setiap Leg transaksi yang dikenakan pajak. OJK bersama instansi terkait dalam hal ini Kementerian Keuangan (BKF dan DJP) sedang membahas pengaturan pajak repo, dengan rekomendasi agar transaksi repo dianggap sebagai satu kesatuan dan dikenakan satu kali pajak terhadap pendapatan Repo. 14. Bagaimanakah penyesuaian nilai Efek dengan nilai pasar wajar (mark-tomarket) pada transaksi repo menggunakan GMRA Indonesia? a. Penyesuaian nilai Efek dengan nilai pasar wajar wajib memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1) Untuk Efek bersifat ekuitas yang aktif diperdagangkan di Bursa Efek, penyesuaian nilai Efek dengan nilai pasar wajar (mark-to-market) wajib menggunakan harga perdagangan terakhir di Bursa Efek. 2) Untuk Efek bersifat ekuitas yang tidak aktif diperdagangkan di Bursa Efek dan/atau tidak tercatat di Bursa Efek, penyesuaian nilai Efek dengan nilai pasar wajar (mark-to-market) wajib menggunakan harga acuan yang ditetapkan Lembaga Penilaian Harga Efek. 3) Untuk Efek bersifat utang, penyesuaian nilai Efek dengan nilai pasar wajar (mark-to-market) wajib menggunakan harga acuan yang ditetapkan Lembaga Penilaian Harga Efek.

Dalam hal Lembaga Penilaian Harga Efek tidak mengeluarkan nilai pasar wajar atas Efek bersifat ekuitas dan Efek bersifat utang dimaksud, nilai pasar wajar ditentukan berdasarkan kesepakatan kedua pihak. 15. Kondisi apa saja yang termasuk ke dalam kategori peristiwa kegagalan dalam GMRA Indonesia? Penjelasan Pasal 3 ayat (3) POJK No. 9/POJK.04/2015, yang dimaksud dengan peristiwa kegagalan termasuk tetapi tidak terbatas pada: a. kegagalan memenuhi kewajibannya terkait dengan Transaksi Repo; b. Lembaga Jasa Keuangan dalam kondisi dibekukan sementara kegiatan usahanya (suspensi); c. pernyataan yang dibuat penjual atau pembeli salah atau tidak benar secara material pada saat diberikan atau ditegaskan kembali, dan pihak yang tidak wanprestasi (non-defaulting party) mengirimkan pemberitahuan peristiwa kegagalan pada pihak yang wanprestasi (defaulting party); dan d. Pihak dalam Transaksi Repo pailit. Peristiwa kegagalan telah diatur dalam pasal 10 Perjanjian Induk Global Pembelian Kembali (GMRA) dan paragraph 4 Lampiran Transaksi Domestik Di Indonesia. 16. Apakah kewajiban Para Pihak dalam transaksi repo apabila terjadi wanprestasi/peristiwa kegagalan? Para pihak wajib menyelesaikan kewajibannya sesuai dengan tata cara penyelesaian peristiwa kegagalan serta hak dan kewajiban yang mengikutinya sebagaimana dimuat dalam perjanjian Transaksi Repo. Pengaturan kegagalan contohnya adalah sebagaimana tertuang dalam Paragraf 10 Perjanjian Induk Global Pembelian Kembali (GMRA) dan Pasal 4 Lampiran Transaksi Domestik Di Indonesia. 17. Apabila terjadi gangguan pada sistem di BI-SSSS/RTGS atau C-BEST yang berpotensi menghambat atau mengakibatkan para pihak gagal melakukan penyelesaian Transaksi Repo, apakah hal tersebut termasuk peristiwa kegagalan dan wajib diberitahukan kepada lawan transaksi? Kerusakan atau tidak berfungsinya sistem BI-SSSS/RTGS atau C-BEST berpotensi mengakibatkan terjadinya kegagalan settlement, namun hal tersebut bukan merupakan Peristiwa Kegagalan sekiranya memenuhi ketentuan Lampiran I paragraph 3 (d), yaitu para pihak dapat membuktikan memiliki efek/dana untuk penyelesaian. Para pihak wajib menginformasikan adanya gangguan sistem ini. Pasal 7 huruf f POJK No. 9/POJK.04/2015 juga mengatur penanganan risiko yang harus dilakukan oleh Lembaga Jasa Keuangan melalui mekanisme yang

mampu mengidentifikasi suatu kondisi yang dapat mengakibatkan Peristiwa Kegagalan. 18. Pilihan hukum (Governing Law) apakah yang berlaku dalam perjanjian transaksi repo? Setiap transaksi repo dengan menggunakan GMRA Indonesia tunduk pada hukum Indonesia sesuai ketentuan POJK Pasal 4 ayat (2) huruf h dan Lampiran SE OJK tentang GMRA Indonesia lampiran Domestik Indonesia paragraph 9. 19. Bagaimanakah pengaturan pilihan penyelesaian sengketa (Choice of forum) apabila terjadi sengketa pada transaksi repo? Setiap terjadi sengketa atau perbedaan penafsiran dalam pelaksanaan perjanjian transaksi repo menggunakan GMRA Indonesia akan dirujuk dan diputuskan melalui lembaga Arbitrase antara lain Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia ( BAPMI )/Badan Arbitrase Nasional Indonesia ( BANI ), Singapore International Arbitration Centre ( SIAC ) atau Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan. Penyelesaian sengketa dapat dilakukan di Pengadilan apabila mencakup halhal sebagai berikut: a. Penerapan konservatori atau keringanan interim; b. Mengajukan keberatan atas putusan arbitrase dengan alasan bahwa sidang arbitrase tidak memiliki yurisdiksi substantif dan/atau atas dasar penyimpangan yang serius mempengaruhi majelis arbitrase, proses atau putusan arbitrase sejauh yang diizinkan oleh hukum tempat kedudukan arbitrase tersebut; dan c. Pelaksanaan putusan arbitrase. 20. Apa saja persyaratan sebagai agen? Lembaga Jasa Keuangan yang dapat bertindak sebagai agen Transaksi Repo hanya Lembaga Jasa Keuangan yang menjadi partisipan pada sistem penyelesaian Bank Indonesia dan/atau Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian. Yang dimaksud partisipan adalah Bank Kustodian atau Perusahaan Efek yang mengadministrasikan rekening Efek nasabah. Lembaga Jasa Keuangan sebagai agen wajib: a. memperoleh kuasa dari nasabah untuk melakukan Transaksi Repo untuk kepentingan nasabah; b. mencatat identitas nasabah yang melakukan Transaksi Repo dan menyampaikan kepada lawan Transaksi Repo; c. mencatat identitas lawan Transaksi Repo dan menyampaikannya kepada nasabahnya; dan

d. membuat laporan secara berkala sebagaimana disepakati dalam perjanjian kepada nasabah yang memuat informasi atas Transaksi Repo yang dilakukan atas nama nasabah. Dalam hal Lembaga Jasa keuangan sebagai agen melakukan kegiatan pemeliharaan margin maka harus memenuhi kewajiban sebagaimana diatur dalam pasal 6 dan 7 POJK. 21. Bagaimanakah pengenaan sanksi apabila terjadi pelanggaran POJK? Sanksi terhadap pelanggaran POJK akan dikenakan sesuai Pasal 11 POJK. 22. Apakah Lembaga Jasa Keuangan wajib melakukan pelaporan terhadap transaksi repo? lembaga jasa keuangan wajib melakukan peralaporan transaksi repo sesuai dengan Efek yang ditransaksikan sebagai berikut: a. Transaksi Repo atas Efek bersifat utang wajib dilaporkan kepada Penerima Laporan Transaksi Efek sesuai peraturan X.M.3 b. Transaksi Repo atas Efek bersifat ekuitas wajib dilaporkan kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dalam hal ini KSEI.