4 Dinas Tata Ruang, Kebersihan dan Pertamanan

dokumen-dokumen yang mirip
TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM MENTERI KEHUTANAN,

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P. 03/Menhut-II/2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS TAMAN NASIONAL MENTERI KEHUTANAN,

(2) Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Balai Pengelolaan Taman Hutan Raya Banten mempunyai fungsi sebagai berik

Tabel 40. Kedudukan, Tugas dan Fungsi dari Lembaga/Instansi dalam Kegiatan Pembangunan di Wilayah Kepulauan Seribu

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.19/Menhut-II/2004 TENTANG KOLABORASI PENGELOLAAN KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 84 TAHUN 2016 TENTANG

2. Seksi Pengembangan Sumberdaya Manusia; 3. Seksi Penerapan Teknologi g. Unit Pelaksana Teknis Dinas; h. Jabatan Fungsional.

GUBERNUR BANTEN PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 14 TAHUN 2013

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR 92 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 62 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN BUPATI MADIUN,

BAB II. GAMBARAN PELAYANAN SKPD

GUBERNUR SULAWESI UTARA

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 35 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 71 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS KEHUTANAN PROVINSI BALI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang kehutanan;

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No d. bahwa Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional sebagaimana dimaksud dalam huruf a, sudah tidak sesuai dengan

1 S A L I N A N. No. 150, 2016 GUBERNUR KALIMANTAN BARAT BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 150 TAHUN 2016 NOMOR 150 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 45 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BUPATI SUKAMARA PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 18 TAHUN 2008 T E N T A N G

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 022 TAHUN 2017 TENTANG TUGAS, POKOK, FUNGSI, DAN URAIAN TUGAS DINAS KEHUTANAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 20 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 96 TAHUN 2015 TENTANG

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

BIDANG KEHUTANAN. SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN KABUPATEN OKU 1. Inventarisasi Hutan

WALIKOTA TASIKMALAYA

Tugas, Pokok dan Fungsi Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Pacitan

URAIAN TUGAS BALAI PERBENIHAN DAN PROTEKSI TANAMAN KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KEPALA BALAI

BIDANG KEHUTANAN. SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN DAERAH 1. Inventarisasi Hutan

BUPATI SUKAMARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI SUKAMARA NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

BAB I PENDAHULUAN. DINAS KEHUTANAN Bagian Pertama TUGAS, FUNGSI DAN SUSUNAN ORGANISASI Pasal 1

KEMENTERIAN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL PERLINDUNGAN HUTAN DAN KONSERVASI ALAM BALAI TAMAN NASIONAL BUKIT BAKA BUKIT RAYA

SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN DAERAH

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 95 TAHUN 2008

BUPATI PANGANDARAN PERATURAN BUPATI PANGANDARAN NOMOR TAHUN 2014 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI KECAMATAN

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 87 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 18 TAHUN 2012 TENTANG

BAB III PROFIL PERUSAHAAN

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 36 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 65 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI MANDAILING NATAL

AA. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG KEHUTANAN SUB SUB BIDANG. PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA 1. Inventarisasi Hutan SUB BIDANG

PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 58 TAHUN 2008 T E N T A N G PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KEHUTANAN KABUPATEN MUSI RAWAS

Paragraf 2 Kepala Sub Bagian Keuangan

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 116 TAHUN 2016 T E N T A N G

AA. URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DI BIDANG KEHUTANAN

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA

C. BIDANG KEHUTANAN SUB SUB BIDANG SUB BIDANG URAIAN

C. BIDANG KEHUTANAN SUB SUB BIDANG SUB BIDANG URAIAN

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS TATA RUANG, PERMUKIMAN DAN KEBERSIHAN KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH PENYANGGA TAMAN NASIONAL UJUNG KULON

PENJABARAN TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN TATA KERJA DINAS PERTANIAN, PERKEBUNAN DAN KEHUTANAN KABUPATEN TEMANGGUNG

BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 59 TAHUN 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 19 SERI D

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 12/PRT/M/2006. TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI BESAR WILAYAH SUNGAI. MENTERI PEKERJAAN UMUM,

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN KABUPATEN BLITAR

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 48 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 51 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 2004 TENTANG PERENCANAAN KEHUTANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI MUSI RAWAS PERATURAN BUPATI MUSI RAWAS NOMOR 58 TAHUN 2008 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 51 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KEHUTANAN DAN PERKEBUNAN KABUPATEN LEBAK

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016

STIKOM SURABAYA BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi semakin pesat,

PEMERINTAH KABUPATEN MUKOMUKO

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : 100/Kpts-II/2003 TENTANG. PEDOMAN PEMANFAATAN SARANG BURUNG WALET (Collocalia spp) MENTERI KEHUTANAN,

KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : 665/Kpts-II/2002 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI MENTERI KEHUTANAN,

- 1 - BUPATI BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 61 TAHUN 2016

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 42 TAHUN 2008

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2000 TENTANG BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS. NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 23 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SELUMA

A. Bidang. No Nama Bidang Nama Seksi. 1. Bidang Perencanaan dan Pemanfaatan Hutan. - Seksi Perencanaan dan Penatagunaan Hutan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 21 TAHUN 2003 TENTANG ORGANISASI DINAS PENGELOLAAN PASAR DAN KEBERSIHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 34 TAHUN 2000 SERI D NOMOR 21 PERATURAN DAERAH KOTA PALU NOMOR 34 TAHUN 2000 TENTANG

PP 62/1998, PENYERAHAN SEBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN DI BIDANG KEHUTANAN KEPADA DAERAH *35837 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP)

GUBERNUR PROVINSI PAPUA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 20 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN BUPATI SUBANG NOMOR : TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN SUBANG BUPATI SUBANG,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki tanah air yang kaya dengan sumber daya alam dan

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR: 3 0.? TJLHUN 200o

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 72 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 42 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN AGAM NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA TEKNIS DAERAH

Transkripsi:

LAMPIRAN 64

65 Lampiran 1 Tugas pokok dan fungsi instansi-instansi terkait No. Instansi Tugas pokok dan fungsi 1 BAPPEDA Tugas pokok: melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah bidang perencanaan pembangunan daerah. 1 penyusunan perencanaan pembangunan daerah 2 perumusan kebijakan teknis perencanaan pembangunan daerah 3 pengkoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan daerah 4 pembinaan, pengendalian dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan bidang perencanaan pembangunan ekonomi dan penanaman modal 5 perencanaan sosial budaya, fisik dan prasarana, serta program penganggaran, penelitian, pengembangan dan statistik 6 pelaksanaan kegiatan penatausahaan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah 7 pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. 2 DISHUTBUN Tugas pokok: melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang kehutanan dan perkebunan, Pemungutan retribusi angkutan hasil alam (Perda No. 15 Tahun 1996), Pemungutan retribusi ijin penebangan pohon kayu/bambu, pengolahan kayu/bambu dan pemilikan/penggunaan gergaji mesin/rantai (Perda No. 17 Tahun 1996) 1 Perumusan kebijaksanaan teknis di bidang kehutanan dan perkebunan 2 Pemberian perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum 3 Pembinaan terhadap unit pelaksana teknis dinas dan cabang dinas di bidang kehutanan dan perkebunan. 3 Kantor Lingkungan Hidup 4 Dinas Tata Ruang, Kebersihan dan Pertamanan Tugas pokok: melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pengelolaan lingkungan hidup. 1 penyusunan perencanaan bidang pengelolaan lingkungan hidup 2 perumusan kebijakan teknis bidang pengelolaan lingkungan hidup 3 pengkoordinasian pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di bidang pengelolaan lingkungan hidup 4 pembinaan, pengendalian dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan bidang pengelolaan lingkungan hidup 5 pelaksanaan kegiatan penatausahaan Kantor Lingkungan Hidup 6 pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. Tugas pokok: melaksanakan urusan pemerintah daerah di bidang tata ruang, kebersihan dan pertamanan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan 1 penyusunan perencanaan bidang tata ruang, kebersihan, pengendalian, limbah dan pertamanan 2 perumusan kebijakan teknis bidang tata ruang, kebersihan, pengendalian limbah dan pertamanan 3 pelaksanaan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang tata ruang, kebersihan, pengendalian limbah dan pertamanan 4 pembinaan, koordinasi, pengendalian dan fasilitasi pelaksanaan kegiatan bidang tata ruang, kebersihan, pengendalian limbah dan pertamanan 5 pelaksanan kegiatan penatausahaan dinas tata ruang, kebersihan dan pertamanan 6 pembinaan terhadap unit pelaksana teknis dinas tata ruang, kebersihan dan pertamanan

66 Lampiran 1 Tugas pokok dan fungsi instansi-instansi yang berkaitan dengan manajemen kawasan lindung (lanjutan) No. Instansi Tugas Pokok dan Fungsi 7 pelaksana tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya. 5 Badan Perizinan dan Pelayanan Terpadu 6 PU Pengairan Provinsi Banten 7 TNUK (Taman Nasional Ujung Kulon) Tugas pokok: melaksanakan koordinasi dan melaksanakan pelayanan administrasi di bidang perizinan secara terpadu dengan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi, keamanan dan kepastian. 1 pelaksanaan penyusunan program BPPT 2 penyelenggaraan pelayanan administrasi perizinan 3 pelaksanaan koordinasi proses pelayanan perizinan 4 pelaksanaan administrasi pelayanan perizinan. Tugas pokok: kewajiban, wewenang dan tanggung jawab untuk memimpin, mengatur dan mengkoordinasikan pelaksanaan seluruh tugas pokok serta memberikan pengarahan, serta pengendalian kepada unsur pembantu pimpinan dan unsur pelaksanaan dalam melaksanakan tugasnya masing-masing, sehingga tujuan dan tugas pokok dapat dicapai. Tugas dan Kewajiban : 1 Penyusunan pola rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai; 2 Penyusunan rencana dan pelaksanaan pengelolaan kawasan lindung sumber air pada wilayah sungai; 3 Pengelolan sumber daya air yang meliputi konservasi daya air,pengembangan sumber daya air, pendayagunaan sumber daya air dan pengendalian daya rusak air pada wilayah sungai; 4 Penyiapan rekomendasi teknis dalam pemberian ijin atas penyediaan, peruntukan, penggunaan dan pengusahaan sumber daya air pada wilayah sungai; 5 Pengelolaan sistem hidrologi; 6 Penyelenggaraan data dan informasi sumber daya air; 7 Fasilitasi kegiatan tim koordinasi pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai 8 Pelaksanaan ketatausahaan Balai Besar Wilayah Sungai; 9 Mengkoordinasikan penyusunan dan atau kaji ulang rencana Balai Besar Wilayah Sungai yang menjadi lingkup tugasnya 10 Menyiapkan kajian dari aspek administratis finansial dan teknis untuk pembentukan dan atau perluasan unit pengelolaan sungai yang menjadi lingkup tugasnya; 11 Mengadakan koordinasi dan sinkronisasi program dengan instansiinstansi terkait baik di pusat maupun di daerah untuk kelancaran pelaksanaan tugasnya; 12 Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap Satuan Kerja yang berada dalam wilayah sungai yang menjadi lingkup tugasnya dan melaporkan kepada Direktur Jenderal Sumber Daya Air; 13 Menampung aspirasi masyarakat yang terkait dengan pengembangan wilayah sungai yang menjadi lingkup tugasnya; 14 Memberikan laporan secara periodik kepada Direktur Jenderal Sumber Daya Air 15 Membina Sumber Daya Manusia yang berada dilingkungannya Tugas pokok: Berdasarkan Peraturan Menteri Kehutanan nomor P.03/Menhut-II/2008 tanggal 1 Pebruari 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional, menyatakan bahwa Unit Pelaksana Teknis Taman Nasional mempunyai melaksanakan penyelenggaraan konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya dan pengelolaan kawasan taman nasional berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

67 Lampiran 1 Tugas pokok dan fungsi instansi-instansi yang berkaitan dengan manajemen kawasan lindung (lanjutan) No. Instansi Tugas Pokok dan Fungsi Fungsi : 1. Penyusunan rencana, program dan evaluasi pengelolaan taman nasional 2. Penyusunan rencana, program dan evaluasi pengelolaan taman nasional Pengelolaan taman nasional 3. Pengawetan dan pemanfaatan secara lestari taman nasional 4. Perlindungan, pengamanan dan penanggulangan kebakaran hutan taman nasional 5. Promosi dan informasi, bina wisata dan cinta alam, serta penyuluhan konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya 6. Kerjasama pengelolaan taman nasional 7. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga. 8 BKSDA SKW III Serang 9 PERHUTANI KPH Banten Tugas pokok: Unit Pelaksana Teknis Konservasi Sumber Daya Alam, penyelenggaraan konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya dan pengelolaan kawasan cagar alam. suaka margasatwa. taman wisata alam. dan taman buru, koordinasi teknis pengelolaan taman hutan raya dan hutan lindung serta konservasi tumbuhan dan satwa liar di luar kawasan konservasi berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 1 penataan blok. penyusunan rencana kegiatan. pemantauan dan evaluasi pengelolaan kawasan cagar alam, suaka margasatwa, taman wisata alam, dantaman buru, serta konservasi tumbuhan dan satwa liar di dalam dan di luarkawasan konservasi; 2 pengelolaan kawasan cagar alam, suaka margasatwa, taman wisata alam. dantaman buru, serta konservasi tumbuhan dan satwa liar di dalam dan di luar kawasan konservasi; 3 koordinasi teknis pengelolaan taman hutan raya dan hutan lindung; 4 penyidikan. perlindungan dan pengamanan hutan. hasil hutan dan tumbuhan dan satwa liar di dalam dan di luar kawasan konservasi. 5 pengendalian kebakaran hutan. 6 promosi.informasi konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya. 7 pengembangan bina cinta alam serta penyuluhan konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya. 8 kerja sama pengembangan konservasi sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya serta pengembangan kemitraan. 9 pemberdayaan masyarakat sekitar kawasan konservasi 10 pengembangan dan pemanfaatan jasa lingkungan dan pariwisata alam 11 pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga Tugas Pokok: Menyelenggarakan dan mengawasi seluruh kegiatan pengelolaan Sumber Daya Hutan baik teknik maupun administrasi dan bertanggung jawab Kepada Kepala Unit 1 Membantu pelaksanaan dan pengendalian operasional meliputi kegiatan Teknik Kehutanan, Keamanan hutan dan Hasil Hutan, Teknik Perlengkapan, Kepegawaian. 2 Melakukan bimbingan, pembinaan, pengawasan dan penilaian terhadap pelaksanaan pekerjaan 3 Membantu pembinaan industri kecil dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar hutan 4 Melaksanakan koordinasi dengan instansi dan lembaga-lembaga terkait

68 Lampiran 2 Panduan wawancara kepada masyarakat Nama : Pekerjaan : Usia : Masyarakat 1. Apakah yang dimaksud dengan kawasan lindung? Apa sajakah macamnya yang anda ketahui? 2. Apakah keberadaan kawasan lindung itu penting untuk dijaga dan dilestarikan?jelaskan alasan dan kegunaannya jika penting? 3. Menurut Anda, dampak apakah yang akan ditimbulkan jika kawasan lindung telah rusak?jelaskan! 4. Bagaimana pendapat Anda mengenai perubahan penggunaan lahan di kawasan lindung menjadi penggunaan yang lain, apakah? 5. Apabila pada penelitian ini didapatkan gap antara kawasan lindung aktual (fakta di lapangan) dengan kawasan lindung legal formal (kawasan lindung yang seharusnya ditetapkan oleh pemerintah), bagaimana tanggapan anda? 6. Apabila dalam penelitian ini didapatkan bahwa pada lahan milik anda ternyata termasuk kawasan lindung, bagaimana tindakan instansi anda? 7. Sepengetahuan anda apakah ada sanksi apabila penggunaan kawasan lindung tidak sesuai dengan RTRW? Atau apakah ada Intensif bagi pejabat apabila dapat menegakkan RTRW? 8. Apakah anda mengetahui mengenai dokumen RTRW?

69 Lampiran 3 Panduan wawancara kepada instansi terkait Nama instansi : Nama : Jabatan : Instansi terkait 1. Apakah yang dimaksud dengan kawasan lindung? Apa sajakah macamnya yang anda ketahui? 2. Apakah keberadaan kawasan lindung itu penting untuk dijaga dan dilestarikan?jelaskan alasan dan kegunaannya jika penting? 3. Menurut Anda, dampak apakah yang akan ditimbulkan jika kawasan lindung telah rusak?jelaskan! 4. Bagaimana pendapat Anda mengenai perubahan penggunaan lahan di kawasan lindung menjadi penggunaan yang lain, apakah? 5. Apabila pada penelitian ini didapatkan gap antara kawasan lindung aktual (fakta di lapangan) dengan kawasan lindung legal formal (kawasan lindung yang seharusnya ditetapkan oleh pemerintah), bagaimana tanggapan anda? 6. Apabila dalam penelitian ini didapatkan bahwa pada lahan milik ternyata termasuk kawasan lindung, bagaimana tindakan instansi anda? 7. Sepengetahuan anda apakah ada sanksi apabila penggunaan kawasan lindung tidak sesuai dengan RTRW? Atau apakah ada Intensif bagi pejabat apabila dapat menegakkan RTRW? 8. Apakah anda mengetahui mengenai dokumen RTRW?

70 Lampiran 4 Rekapitulasi data wawancara dengan instansi terkait No Pertanyaan Bappeda Dishutbun KLH 1 Pengertian kawasan lindung 2 Arti penting kawasan lindung 3 Pengetahuan dokumen RTRW 4 Penegakan pengendalian pola ruang 5 Penetapan kawasan lindung di lahan milik Dinas Tata Ruang BPPT PU Pengairan T TT TT T T T T T T T T T T TT T T T T S S S S S S S S S S S S Lampiran 5 Rekapitulasi data wawancara dengan Camat No Pertanyaan T/S (orang) TT/TS (orang) 1 Pengertian kawasan lindung 1 7 2 Arti penting kawasan lindung 8-3 Pengetahuan dokumen RTRW - 8 4 Penegakan pengendalian pola ruang 8-5 Penetapan kawasan lindung di lahan milik 8 - Lampiran 6 Rekapitulasi data wawancara dengan Kepala desa No Pertanyaan T/S (orang) TT/TS (orang) 1 Pengertian kawasan lindung 1 2 2 Arti penting kawasan lindung 3-3 Pengetahuan dokumen RTRW - 3 4 Penegakan pengendalian pola ruang 3-5 Penetapan kawasan lindung di lahan milik 3 - Lampiran 7 Rekapitulasi data wawancara dengan instansi terkait No Pertanyaan T/S (orang) TT/TS (orang) 1 Pengertian kawasan lindung - 10 2 Arti penting kawasan lindung 10-3 Pengetahuan dokumen RTRW - 10 4 Penegakan pengendalian pola ruang 10-5 Penetapan kawasan lindung di lahan milik - 10 Keterangan: T= Tahu TT= Tidak tahu S = Setuju TS = Tidak setuju Definisi pembagian jawaban atas pertanyaan yang diajukan 1. Pengertian kawasan lindung a. Tahu : apabila key informan mengetahui pengertian kawasan lindung dan macamnya yang maknanya sesuai Keputusan Presiden Nomor 32 tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung b. Tidak tahu : apabila key informan tidak mengetahui atau memahami bahwa kawasan lindung identik dengan hutan lindung.

71 2. Arti penting kawasan lindung a. Tahu : apabila key informan mengetahui fungsi kawasan lindung dan dampak akibat kerusakan kawasan lindung b. Tidak tahu : apabila key informan tidak mengetahui fungsi kawasan lindung dan dampak akibat kerusakan kawasan lindung. 3. Dokumen RTRW a. Tahu: apabila key informan mendapatkan pengetahuan atau mempunyai dokumen RTRW b. Tidak tahu: apabila key informan tidak mendapatkan pengetahuan atau tidak mempunyai dokumen RTRW. 4. Penegakan pengendalian pola ruang a. Setuju: apabila key informan mendukung bahwa penggunaan lahan perlu diatur sesuai dengan peruntukannya b. Tidak setuju: apabila key informan penggunaan lahan tidak perlu diatur, sesuai dengan kehendak masyarakat. 5. Penetapan kawasan lindung di lahan milik masyarakat a. Setuju: apabila key informan mendukung penetapan, berupa rekomendasi dalam pembuatan kebijakan b. Tidak setuju: apabila key informan tidak ada tindakan apapun.