UTAMAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA SMK3 PADA KONSTRUKSI BANGUNAN BY DIVISI QA/QC & SHE Dr. Ir. Erizal, MAgr.
LATAR BELAKANG PERMASALAHAN Kegiatan konstruksi k merupakan unsur penting dalam pembangunan. Kegiatan konstruksi k menimbulkan berbagai dampak yang tidak diinginkan, antara lain yang menyangkut aspek keselamatan kerja dan lingkungan. g Kegiatan konstruksi harus dikelola dengan memperhatikan standar dan ketentuan K3 yang berlaku.
2
3
UNSUR TERKAIT DALAM PROYEK KONSTRUKSI Pemilik Proyek Instansi Teknis Kontraktor Sub Kontraktor Proyek Konstruksi Masyarakat Pemasok dll Pekerja Proyek Pekerja Subkon
Karakteristik Kegiatan UTAMAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Proyek Konstruksi Melibatkan banyak tenaga kerja kasar berpendidikan relatif rendah (Non Skill) Memiliki masa kerja terbatas t Memiliki intensitas kerja yang tinggi Bersifat multi disiplin dan multi crafts Menggunakan peralatan kerja beragam (jenis, teknologi, kapasitas dan kondisinya)
PERMASALAHAN ( Lanjutan ) Belum ada kepedulian dlm penerapan K3 di proyek konstruksi bangunan baik dr pihak manajemen & tenaga kerja Belum ada acuan peraturan atau pedoman utk penetapan anggaran biaya K3 di konstruksi k bangunan. Korban kecelakaan dibid.konst.bang. Pd umumnya adalah tenaga kerja harian lepas. Pelaks. Program Jamsostek blm dpt mendukung upaya pencegahaan kec.kerja dibid.konst.bangunan.
Peraturan Perundangan K3 Bidang Konstruksi Bangunan UNDANG UNDANG NO. 1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NO. PER. 01/MEN/1980 TENTANG K3 KONSTRUKSI BANGUNAN SKB MENAKER DAN MENTERI PU No. 174/MEN/1986 DAN No. 104/KPTS/1986 TENTANG K3 PADA TEMPAT KEGIATAN KONSTRUKSI BESERTA PEDOMAN PELAKSANAAN K3 PADA TEMPAT KEGIATAN KONSTRUKSI SE MENAKERTRANS No.321 tahun 2007
Hal-hal yang dibutuhkan di Proyek 1. Deklarasi Kebijakan K3 Proyek 2. Identifikasi i Resiko/Bahaya Kecelakaan dan Rencana Tindak Lanjut 3. Target K3 di Proyek 4. Perumusan Rencana K3 di Proyek (Health & Safety Plan) 5. Pelaksanaan dari Rencana K3 6. Pendapat Karyawan tentang pelaksanaan K3 (Umpan Balik untuk mengukur Kinerja K3) 7. Evaluasi Kemampuan Rekanan Kerja (Mandor & Subkontraktor) terhadap SMK3 dan ketaatan terhadap prosedur K3. Project Manager harus melaporkan kepada Kantor Pusat 8. Penanganan Keadaan Darurat 9. Inspeksi Rutin dan Peningkatan/pengembangan 10. Penyelidikan Penyebab dari Kecelakaan, menentukan masalah dan merumuskan Penanganan untuk mengeliminasi masalah 11. Dokumentasi dan Pelaporan 12. Audit Pelaksanaan K3 di Proyek
UNDANG-UNDANG NO.1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA Ruang lingkup K3 Konstruksi Bab II Psl 2 (1) Ket. Psl 2 (2) a.. Dst K3 di segala tempat kerja di darat, di dalam tanah, permukaan air, di dalam air, maupun di udara dalam wilayah RI c. Dikerjakan pembangunan, perbaikan, perawatan, pembersihan atau pembongkaran rumah, gedung atau bangunan lainnya termasuk bangunan2 pengairan, saluran atau persiapan dst. i. Dilakukan pekerjaan dalam ketinggian, di atas permukaan tanah atau perairan. dst
UNDANG-UNDANG U G NO.1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA Ruang lingkup K3 Konstruksi (lanjutan) k. Dilakukan pekerjaan yang mengandung bahaya tertimbun tanah, kejatuhan, terkena pelantingan benda, terjatuh atau terperosok, hanyut atau terpelanting dst. m. Terdapat atau menyebar suhu, kelembaban, debu, kotoran, api, uap, gas, hembusan angin, cuaca, sinar atau radiasi, suara atau getaran
UNDANG-UNDANG NO.1 TAHUN 1970 TENTANG KESELAMATAN KERJA Syarat-syarat K3 (Konstruksi) Psl 3 (1) Dengan peraturan perundangan ditetapkan syaratsyarat K3 untuk: a. Mencegah dan mengurangi kecelakaan. k r. dst. s/d
WAJIB LAPOR PEKERJAAN/PROYEK KONSTRUKSI SURAT DIRJEN BINAWAS NO. 147/BW/KK/IV/1997
DATA WAJIB LAPOR IDENTITAS : PERENCANA PENANGGUNG JAWAB : PELAKSANA PERLINDUNGAN JAMSOSTEK JENIS PEKERJAAN WAKTU PELAKSANAAN JUMLAH PEKERJA PENGAWAS
DATA WAJIB LAPOR PESAWAT/MESIN/PERALATAN BAHAN BERBAHAYA FASILITAS K3 UNIT K3 USAHA USAHA K3
FORMULIR WAJIB LAPOR DISEDIAKAN KANTOR DINAS TENAGA KERJA KAB/KOTA RANGKAP 5 (LIMA). 1. DIREKTORAT PNK3 2. PELAKSANA KONSTRUKSI 3. DINAS KAB / KOTA 4. DINAS PROP 5. PT.JAMSOSTEK
Permenaker No. 01/Men/1980 UTAMAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Tentang K3 Pada Konstruksi Bangunan, di dalamnya telah ditetapkan berbagai prosedur K3 yang harus dilaksanakan di sektor kegiatan konstruksi, antara lain : 1. Adanya kewajiban melapor keadaan proyek konstruksi ke pemerintah dengan syarat untuk dilakukan langkah-langkah antisipasi di bidang K3 2. Adanya kewajiban membentuk organisasi/kepanitian K3 dalam proyek a.l. dalam bentuk P2K3 (Panitia Pembina K3) perusahaan atau bentuk kepanitiaan lainnya 3. Adanya kewajiban melakukan a identifikasi K3 sebelum proyek dimulai dan segera disiapkan syarat-syarat K3 sesuai ketentuan
Permenaker No. 01/Men/1980 lanjutan UTAMAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 4. Membudayakan sistem manajemen K3 yang terintegrasi dengan manajemen proyek, yang selanjutnya difungsikan sebagaimana seharusnya (SMK3 OHSAS 18001, dll) 5. Dibuatkan Akte Pengawasan K3 Proyek Konstruksi, untuk melihat hasil-hasil h temuan bidang K3 oleh pengurus maupun Ahli K3 perusahaan 6. Diadakan pelatihan bagi para teknisi sebagai Ahli Muda K3, Ahli Madya K3 dan Ahli Utama K3 Bidang Konstruksi untuk Petugas K3 di proyek yang bersangkutan.
Permenaker No. 01/Men/1980 lanjutan 7. Disiapkan bahan pedoman K3 yang meliputi : UTAMAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA a. Catatan identifikasi kecelakaan kerja yang ada b. Rekomendasi persyaratan K3 atas temuan identifikasi di atas c. Dibuatkan Prosedur Kerja Aman yang menyangkut seluruh jenis kegiatan d. Dibuatkan Instruksi Kerja Aman untuk langkahlangkah kegiatan yang bersifat khusus e. Dibuat rencana kerja K3 yang komprehensip terkendali oleh pimpinan proyek.
Permenaker No. 01/Men/1980 lanjutan UTAMAKAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA f. Dibuatkan Pedoman Teknis K3 yang khusus melaksanakan K3 untuk pekerjaan yang bersifat spesifik g. Dilakukan inspeksi oleh Ahli K3 khususnya oleh Pegawai Pengawas K3 (Pemerintah) h. Dilakukan audit oleh ahli-ahli audit independen i. Dan seterusnya
SKB MENAKER DAN MENTERI PEKERJAAN UMUM No.174/MEN/1986 DAN No.104/KPTS/1986 TENTANG K3 PADA TEMPAT KEGIATAN KONSTRUKSI BESERTA PEDOMAN PELAKSANAAN K3 PADA TEMPAT KEGIATAN KONSTRUKSI 8 PASAL, 14 BAB PASAL 2 KONSTRAKTOR WAJIB PENUHI SYARAT SYARAT K3 PASAL 3 MENTERI PEKERJAAN UMUM MEMBERI SANKSI ADMINISTRASI PASAL 4 KOORDINASI DEPNAKERTRANS DAN PEKERJAAN UMUM PASAL 5 AHLI K3 KONSTRUKSI PASAL 6 PENGAWASAN DEPNAKER DAN PEKERJAAN UMUM PEDOMAN : BAB I ADMINISTRASI KEWAJIBAN KONTRAKTOR TERHADAP K3 TERMASUK BIAYA YANG TIMBUL. TK > 100 ORANG (P2K3) STRUKTURAL ( 6 BULAN ) BUAT SOP BAB II S/D XIV (TEKNIS)
SKB Menaker & Men PU 174/104/1986 Tata Letak dan Jarak Aman Penggalian dan Pembebasan Lahan Pengangkutan dan Transportasi Pesawat Angkat dan Angkut Pengelasan Perancah dan Pengaman di ketinggian Alat Keselamatan Kerja Pengelolaan Bahan Berbahaya Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Pengelolaan Limbah
UU No. 18 Th 1999 ttg JASA KONSTRUKSI Ketentuan Umum Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi wajib memenuhi ketentuan tentang keteknikan, keamanan, keselamatan dan kesehatan kerja, perlindungan tenaga kerja dan lingkungan, untuk mewujudkan tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi. Tentang Kontrak Kerja Perlindungan tenaga kerja yang memuat ketentuan t tentang kewajiban para pihak dalam pelaksanaan K3 serta Jamsostek.
PASAL 2 UU NO. 18 Tahun 1999 Pengaturan jasa konstruksi berlandaskan pada azas kejujuran dan keadilan, manfaat, keserasian, keseimbangan, kemandirian, keterbukaan, kemitraan, keamanan dan keselamatan demi kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara PASAL 22 huruf l Perlindungan pekerja, yang memuat ketentuan tentang kewajiban para pihak dalam pelaksanaan K3 serta jaminan sosial PASAL 23 (2) Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi wajib memenuhi ketentuan ttg keteknikan, keamanan, K3, perlindungan TK, serta tata lingkungan setempat untuk menjamin terwujudnya tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi
RUANG LINGKUP PENGAWASAN K3 KONSTRUKSI & SARANA BANGUNAN SERAH TERIMA PEKERJAAN KONSTRUKSI MASA KONSTRUKSI DIKERJAKAN : Pembangunan. Perbaikan. Perawatan. Pembersihan, pembongkaran rumah, gedung, bangunan pengairan, bangunan lainnya, saluran atau terowongan di bawah tanah PERAWATAN/ PEMELIHARAAN BANGUNAN N Dilakukan pekerjaan dalam ketinggian di atas permukaan tanah atau perairan Dilakukan pekerjaan mengandung bahaya tertimbum tanah, kejatuhan, terkena pelantingan benda, terjatuh atau terperosok,hanyut atau terpelanting
38 35 Jaring Pengaman Bongkar Bekisting Safety Net (Catching Net) KRONOLOGIS KECELAKAAN Korban bekerja 4 orang untuk bongkar bekisting di Lt. 38 Mdr. Sarjan menginstruksikan untuk pindah ke Lt. 37 untuk mengangkat Table Form Korban tidak mau sedangkan ketiga rekannya pergi turun menuju Lt. 37 sehingga korban bekerja sendiri untuk melanjutkan bongkaran di Lt. 38 Tiba-tiba korban jatuh mengenai safety net yang dipasang di Lt. 35 10 Los Besi
38 35 Jaring Pengaman Bongkar Bekisting Safety Net (Catching Net) KRONOLOGIS KECELAKAAN Saat jatuh di Safety Net, korban terpental kebawah dan jatuh membentur tepi Lt. 10 10 Los Besi Safety Net Bengkok k akibat Benturan
38 35 Jaring Pengaman Bongkar Bekisting Safety Net (Catching Net) KRONOLOGIS KECELAKAAN Setelah membentur tepi Lt. 10 korban jatuh dan berhenti di Lt. 9 Korban meninggal ditempat kejadian 10 Los Besi Lokasi Tempat Korban jatuh
Seluruh Pekerja & Karyawan yang menyelesaian Struktur Lt. 41 ~ Atap WAJIB Menggunakan Safety Belt walaupun Bekerja ditengah (kondisi aman). Pekerja yang tidak menggunakan Safety Belt Tidak Boleh Kerja
Seluruh Pekerja & Karyawan yang menyelesaian Struktur Lt. 41 ~ Atap WAJIB Menggunakan Safety Belt walaupun Bekerja ditengah (kondisi aman). Pekerja yang tidak menggunakan Safety Belt Tidak Boleh Kerja
KRONOLOGIS KEJADIAN P1 GF 1235678910 11 12 11 10 98765321GF P1 KONDISI KECELAKAAN TERJADI KONDISI KONDISI PADA SEBELUM KEMACETAN JAM SESAAT 11.20 KEJADIAN ALAT, SEBELUM DIPERBAIKI KECELAKAAN SANGKAR OLEH OPERATOR PH JATUH ATAS BEBAS INISIATIF DARI SENDIRI -PH BERFUNGSI SEKITAR NORMAL JAM 11.00 PH NAIK LT OPERATOR 12 KE LT P1 NAIK +/- 36 DIATAS METER SANGKAR -TIDAK MENGANGKUT ADA KELUHAN MATERIAL KERUSAKAN DARI P1 KE LT 12 KEDUA KORBAN MENINGGAL DI TEMPAT KEJADIAN LANGSIR MATERIAL
LOKASI KEJADIAN TOWER F ARAH UTARA LT. 12 P1
KEMUNGKINAN PENYEBAB ALAT PASSENGER/MATERIAL HOIST TIBA-TIBA MENGALAMI KERUSAKAN, PADA KONDISI INI SAFETY BRAKE BERFUNGSI SECARA OTOMATIS PEMERIKSAAN DAN PERBAIKAN YANG DILAKUKAN OLEH OPERATOR ATAS INISIATIF SENDIRI MENGAKIBATKAN SAFETY BRAKE TIDAK BERFUNGSI SEHINGGA PASSENGER/MATERIAL HOIST JATUH BEBAS
KONDISI PH SETELAH KECELAKAAN
Deklarasi K3 di Proyek POLICY TARGET ZERO ACCIDENT WAJIB HELM & ALAT SAFETY LAINNYA MATERIAL DITUMPUK RAPI PROYEK BERSIH, RAPI DAN SEHAT
PROGRAM KERJA SAFETY DAN HOUSEKEEPING Project Start Planning Organizing Mempelajari Standard fasilitas sementara & Quality Target Housekeeping 2001 Mempelajari Standar Fasilitas Safety dan Target yang Harus Dicapai Mendata potential problem Perencanaan Site Installation Menghitung Rencana Anggaran Pelaksanaan Housekeeping & Safety Membentuk Struktur Organisasi Tim Housekeeping dan Safety Mengatur Pembebanan Biaya Menetapkan Standard Prosedur Operasi Controlling Membuat M b t Inspection Plan Melakukan Inspeksi Clean, Organize, Healthy & Safe
TARGET HOUSEKEEPING Lokasi Kerja Bersih Lokasi Kerja Bersih Lokasi Kerja Bersih Lokasi Kerja Bersih Lokasi Kerja Bersih Tersedia Toilet Berjalan Setelah Cor Bersih Tangga Kerja Rapi Lokasi Kerja Bersih Material ditumpuk Rapi Desain Toilet Berjalan Horry Beam Rapi
TARGET TEMPAT PENUMPUKAN MATERIAL & GUDANG PEMILAHAN, PENATAAN, PEMBERSIHAN, PEMANTAPAN & PEMBIASAAN Lokasi disekitar G Gudang dang Bersih & Rapi Material ditata sesuai dengan Ukuran Material dit ditumpuk mp k ses sesuai ai dengan Jenis Alat Bantu disusun rapi sesuai jenisnya Gudangprevious Diatur serapi next mungkin Tumpukan p material yang y g tidak tahan cuaca dilindungi agar tidak rusak Rapi, Bersih dan Nyaman
Documentasi Pelaksanaan Safety & Housekeeping Pemasangan Safety Net Void Lift (Dibuat tiap 3 Lantai)
Housekeeping y Tempat Kencing Pekerja, dibuat berdasarkan Lokasi & Kebutuhan
Documentasi Pelaksanaan Safety & Housekeeping Gudang K3 dan Areal Bebas Helm Locker Karyawan Warung Pekerja Tempat Helm
Wajib Helm dan Sepatu SAFETY SUPERVISOR Petugas Safety Supervisor mengawasi K3 pekerjaan Galian Pile Cap, Pasangan Bekisting Batako dan Erection TC
Documentasi Pelaksanaan Safety & Housekeeping Safety Talk Bulanan (Seluruh Karyawan, Mandor & Pekerja) Apabila tidak hadir maka dikenakan Sanksi berupa Denda masing--masing untuk Manajer Proyek Rp 500.000,00 Key masing Personil (SEM, SOM, SAM, GSP) Rp 250.000,00 Karyawan Lain Rp 150.000,00 potong langsung Gaji/Transport dan Uang Tilang dibuat menjadi Hadiah bagi yang Disiplin.
TRAINING BEKERJA DIKETINGGIAN Jatuh dari ketinggian paling banyak kecelakaan yang terjadi di Dunia Konstruksi. Dari data menyebutkan 50% menyebabkan ebabkan kematian. Berhati-hatilah hatilah ketika bekerja pada ketinggian.
BUDGET FOR HEALTH AND SAFETY
Documentasi Pelaksanaan Safety & Housekeeping Safety Talk Bulanan (Seluruh Karyawan, Karyawan, Mandor & Pekerja) Pekerja) Seluruh Personil diproyek digilir untuk menyampaikan y dan Housekeeping. p g Penyampaian y p Materi Himbauan Safety diberikan melalui Slide. Disisipkan Acara Pembagian Hadiah bagi Para Pekerja, Pekerja, Mandor dan Karyawan yang Disiplin. Disiplin.
Perlengkapan dan Peralatan K3 Perlengkapan dan peralatan penunjang program K3, meliputi: promosi program K3; yang terdiri dari: pemasangan bendera K3, bendera RI, bendera perusahaan. Pemasangan sign-board K3 yang berisi antara lain slogan yang mengingatkan perlunya bekerja dengan selamat 54
Alat-alat l t pelindung Anggota badan 1. Pakaian Kerja 2. Pelindung tangan 3. Pelindung kaki 4. Pelindung kepala 5. Pelindung mata 6. Pelindung wajah 7. Pelindung bahaya jatuh 55
PELINDUNG TANGAN Pelindung tangan berupa sarung tangan dengan jenis-jenisnya seperti terlihat pada gambar antara lain: a) Metal mesh, sarung tangan yang tahan terhadap ujung benda yang tajam dan melindungi tangan dari terpotong b) Leather gloves, melindungi tangan dari permukaan yang kasar. c) Vinyl dan neoprene gloves, melindungi tangan dari bahan kimia beracun d) Rubber gloves, melindungi tangan saat bekerja dengan listrik e) Padded cloth gloves, melindungi tangan dari sisi yang tajam,bergelombang dan kotor. f) Heat resistant gloves, melindungi tangan dari panas dan api g) Latex disposable gloves, melindungi tangan dari bakteri dan kuman a b c d e f g 56
PELINDUNG KAKI Pelindung kaki berupa sepatu dan sepatu boot, seperti terlihat pada gambar antara lain: a) Steel toe, sepatu yang didesain untuk melindingi jari kaki dari kejatuhan benda b) Metatarsal, sepatu yang didesain khusus melindungi seluruh kaki dari bagian tuas sampai jari c) Reinforced sole, sepatu ini didesain dengan bahan penguat dari besi yang akan melindungi dari tusukan pada kaki d) Latex/Rubber, sepatu yang tahan terhadap bahan kimia dan memberikan daya cengkeram yang lebih kuat pada permukaan yang licin. e) PVC boots, sepatu yang melindungi i dari lembab b dan membantu berjalan di tempat becek f) Vinyl boots, sepatu yang tahan larutan kimia, asam, alkali, garam, air dan darah g) Nitrile boots, sepatu yang tahan terhadap lemak hewan, oli, dan bahan kimia a b c d e f g 57
PELINDUNG KEPALA Kelas G untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh; dan melindungingi dari sengatan listrikik sampai 2.200200 volts. Kelas E untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh, dan dapat melindungi dari sengatan listrik sampai 20.000 volts. Kelas F untuk melindungi kepala dari benda yang jatuh, TIDAK melindungi dari sengatan listrik, dan TIDAK melindungi dari bahan-bahan yang merusak (korosif) G F E 58
PELINDUNG MATA Pelindung mata dan wajah a. Kaca mata safety merupakan peralatan yang paling banyak digunakan sebagai pelindung mata. Meskipun kelihatannya sama dengan kacamata biasa, namun kaca mata safety lebih kuat dan tahan benturan serta tahan panas dari pada kaca mata biasa. b. Goggle memberikan perlindungan yang lebih baik dibandingkan safety glass sebab lebih menempel pada wajah a b 59
PELINDUNG WAJAH 1. Pelindung wajah memberikan perlindungan menyeluruh pada wajah dari bahaya percikan bahan kimia, obyek yang beterbangan atau cairan besi. Banyak dari pelindung wajah ini dapat digunakan bersamaan dengan penggunaannaan helm. 2. Helm pengelas memberikan perlindungan baik pada wajah dan juga mata. Helm ini menggunakan lensa penahan khusus yang menyaring intesnsitas cahaya serta energi panas yang dihasilkan dari kegiatan pengelasan. 60
PELINDUNG BAHAYA JATUH Full Body Hardness (Pakaian penahan Bahaya Jatuh), sistim yang dirancang untuk menyebarkan tenaga benturan atau goncangan pada saat jatuh melalui pundak, paha dan pantat. Pakaian penahan bahaya jatuh inii dirancang dengan desain yang nyaman bagi si pemakai dimana pengikat pundak, dada, dan tali paha dapat disesuaikan menurut pemakainya. Pakaian penahan bahaya jatuh ini dilengkapi dengan cincin D (high) yang terletak dibelakang dan di depan dimana tersambung tali pengikat, tali pengaman atau alat penolong lain yang dapat dipasangkan 61
PELINDUNG BAHAYA JATUH (LANJUTAN) Life Line (tali kaitan), tali kaitan lentur dengan kekuatan tarik minimum 500 kg yang salah satu ujungnya diikatkan ketempat kaitan dan menggantung secara vertikal, atau diikatkan pada tempat kaitan yang lain untuk digunakan secara horisontal 62
PELINDUNG BAHAYA JATUH (LANJUTAN) Anchor Point (Tempat Kaitan), tempat menyangkutkan pengait yang sedikitnya harus mampu menahan 500 kg per pekerja yang menggunakan tempat kaitan tersebut. Tempat kaitan harus dipilih untuk mencegah kemungkinan jatuh. Tempat kaitan,,jika memungkinkan harus ditempatkan lebih tinggi dari bahupemakainya 63
PELINDUNG BAHAYA JATUH (LANJUTAN) Lanyard (Tali Pengikat), tali pendek yang lentur atau anyaman tali, digunakan untuk menghubungkan pakaian pelindung jatuh pekerja ke tempat kaitan atau tali kaitan. Panjang tali pengikat tidak boleh melebihi 2 meter dan harus yang kancing pengaitnya dapat mengunci secara otomatis 64
PELINDUNG BAHAYA JATUH (LANJUTAN) Refracting Life Lines (Pengencang Tali kaitan), komponen yang digunakan untuk mencegah agar tali pengikat tidak terlalu kendor. Tlit Tali tersebut t akan memanjang dan memendek secara otomatis pada saat pekerja naik maupun pada saat turun. 65
PERALATAN LINGKUNGAN sarana peralatan lingkungan g berupa: tabung pemadam kebakaran pagar pengamanan penangkal petir darurat pemeliharaan jalan kerja dan jembatan kerja jaring pengamanan pada bangunan tinggi pagar pengaman lokasi proyek tangga peralatan P3K 66
RAMBU PERINGATAN Rambu-rambu peringatan, antara lain dengan fungsi: peringatan bahaya dari atas peringatan bahaya benturan kepala peringatan bahaya longsoran peringatan bahaya api peringatan tersengat listrik penunjuk ketinggian (bangunan a yang lebih dari 2 lantai) ta) penunjuk jalur instalasi listrik kerja sementara penunjuk batas ketinggian penumpukan material larangan memasuki area tertentu larangan membawa bahan-bahan berbahaya petunjuk untuk melapor (keluar masuk proyek) 67
RAMBU PERINGATAN (LANJUTAN) peringatan untuk memakai alat pengaman kerja peringatan ada alat/mesin yang berbahaya (untuk lokasi tertentu) peringatan larangan untuk masuk ke lokasi power listrik ik (untuk orangorang tertentu) 68
TERIMA KASIH 69