KEUNGGULAN DAN SPESIALISASI EKONOMI WILAYAH DI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN (PENDEKATAN MODEL SHIFT-SHARE ESTEBAN MARQUILLAS)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. keuangan pusat dan daerah membawa implikasi mendasar terhadap. yang antara lain di bidang ekonomi yang meliputi implikasi terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang giat dalam. merupakan rangkaian usaha untuk pembangunan yang merata dalam rangka

KETIMPANGAN PENDAPATAN ANTARA KABUPATEN ACEH TENGAH DAN KABUPATEN BENER MERIAH

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI DI KABUPATEN BLORA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. adil dan makmur merata materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila di dalam

BAB I PENDAHULUAN. satu tujuan nasional yaitu memajukan kesejahteraan umum, seperti yang

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DAN POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA MADIUN TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kenaikan pendapatan riil per kapita penduduk dalam suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. daerah beserta masyarakatnya bersama-sama mengelola sumberdaya yang ada dan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan

Analisis Peranan Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Provinsi Jawa TimurTahun (Pendekatan Shift Share Esteban Marquillas)

Economics Development Analysis Journal

ANALISIS STRUKTUR EKONOMI EMPAT KABUPATEN WILAYAH BARLINGMASCAKEB Oleh: Ratna Setyawati Gunawan 1) dan Diah Setyorini Gunawan 2)

Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi)

Listrik, Gas & Air Bersih. Dengan demikiansektor tersebut perlu mendapat perhatian

Pemerintah Kabupaten Bantul. Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir TA 2007 Kabupaten Bantul

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah daerah dan masyarakaat mengelola sumberdaya-sumberdaya

I. PENDAHULUAN. dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dengan kata lain, perkembangannya

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi agar terus tumbuh dalam mendorong pertumbuhan sektor-sektor

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. dalam jangka panjang yang disertai oleh perbaikan sisterm kelembagaan.

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DI KABUPATEN KLATEN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. dan peningkatan kesejahteraan. Pada pembangunan ekonomi di daerah, tujuan

Tabel PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan 2000 di Kecamatan Ngadirejo Tahun (Juta Rupiah)

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN KOTA BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. rakyat. Pembangunan merupakan pelaksanaan dari cita-cita luhur bangsa. desentralisasi dalam pembangunan daerah dengan memberikan

BAB V PENUTUP. di Kabupaten Alor, maka dapat di simpulkan sebagai berikut:

Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja Sumatera Selatan ABSTRACT

SEKTOR PEMBENTUK PDRB

ANALISIS SEKTOR BASIS DAN NON BASIS DI KABUPATEN JAYAPURA. Aurelianus Jehanu 1 Ida Ayu Purba Riani 2

Analisis Sektor Unggulan Kabupaten Tolitoli dan Kabupaten Buol

BAB I PENDAHULUAN. institusi nasional tanpa mengesampingkan tujuan awal yaitu pertumbuhan

V. ANALISIS SEKTOR-SEKTOR PEREKONOMIAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN KARIMUN

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DALAM MENINGKATKAN PEREKONOMIAN KABUPATEN PACITAN TAHUN

PERTUMBUHAN EKONOMI PAKPAK BHARAT TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. membentuk kerja sama antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DENGAN PENDEKATAN LOCATION QUATION KABUPATEN PELALAWAN. Anthoni Mayes, Yusni Maulida dan Toti Indrawati

Economics Development Analysis Journal

ANALISIS PERBANDINGAN POTENSI EKONOMI KABUPATEN DAN KOTA DI PROVINSI LAMPUNG SKRIPSI

ANALISIS LOCATION QUOTIENT SEKTOR DAN SUBSEKTOR PERTANIAN PADA KECAMATAN DI KABUPATEN PURWOREJO

ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN MINAHASA (PENDEKATAN MODEL BASIS EKONOMI DAN DAYA SAING EKONOMI)

Analisis Potensi Dan Daya Saing Sektoral Di Kabupaten Situbondo (Analysis of Potential and Competitiveness Sectoral In Situbondo Regency)

EVALUASI DAMPAK PEMBANGUNAN EKONOMI BAGI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI WILAYAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2003 Oleh: Irma Suryahani 1) dan Sri Murni 2)

ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MALANG TAHUN

ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN WILAYAH DI KABUPATEN INDRAMAYU. Nurhidayati, Sri Marwanti, Nuning Setyowati

BAB I PENDAHULUAN. seluruh stakeholders untuk memberikan kesejahteraan yang sebesar-besarnya bagi

ANALISIS POTENSI EKONOMI KABUPATEN BANYUWANGI

ANALISIS PERGESERAN STRUKTUR PEREKONOMIAN DAN PENENTUAN SEKTOR UNGGULAN ATAS DASAR PENYERAPAN TENAGA KERJA DI KABUPATEN MAGELANG TAHUN

STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN JEPARA. M. Zainuri

SEKTOR EKONOMI POTENSIAL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO KABUPATEN KUDUS

PERTUMBUHAN EKONOMI ASAHAN TAHUN 2013

Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi)

Pendapatan Regional / Product Domestic Regional Bruto

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap upaya pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk. bersama-sama mengambil inisiatif pembangunan daerah.

PENENTUAN POTENSI EKONOMI DI PRABUMULIH DAN OKU BERDASARKAN INDIKATOR PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)

TEKNIK PROYEKSI PDRB KOTA MEDAN DENGAN RUMUS

ANALISIS KONTRIBUTOR UTAMA PENENTU PERTUMBUHAN EKONOMI WILAYAH PERKOTAAN DI ACEH Muhammad Hafit 1, Cut Zakia Rizki 2* Abstract.

I. PENDAHULUAN. mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejajar dengan bangsa-bangsa maju

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di:

PERTUMBUHAN EKONOMI GORONTALO. PDRB Gorontalo Triwulan I Tahun 2012 Naik 3,84 Persen

KINERJA DAN PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BLORA

ANALISIS KESEMPATAN KERJA SEKTORAL DI KABUPATEN KEBUMEN DENGAN PENDEKATAN PERTUMBUHAN SEKTOR BASIS

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi menjadi prioritas utama bagi negara-negara

Analisis Sektor Unggulan dan Pergeseran Pangsa Sektor-sektor Ekonomi Kabupaten Klungkung

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN LABUHANBATU TAHUN 2013

Identifikasi Potensi Ekonomi di Kabupaten Rokan Hulu Identify of Economic s Potency in Rokan Hulu Regency.

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2012

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

Media Trend Vol. 10 No.2 Oktober 2015, hal

PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN TAPANULI UTARA DARI SISI PDRB SEKTORAL TAHUN 2013

III.METODE PENELITIAN. rakyat setempat bahkan dapat menolong perekonomian daerah secara keseluruhan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia ( Sadono Sukirno, 1996:33). Pembangunan ekonomi daerah

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ANALISIS PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA PONTIANAK DENGAN METODE LOCATION QUOTIENT, SHIFT SHARE DAN GRAVITASI

IV. GAMBARAN UMUM KOTA CIMAHI. Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pemerintahan dan Otonomi

BADAN PUSAT STATISTIK

PERTUMBUHAN EKONOMI DKI JAKARTA TRIWULAN I TAHUN 2007

I. PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan pembangunan perekonomian di daerah baik pada tingkat

menciptakan stabilitas ekonomi (economic stability) melalui retribusi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi bertujuan untuk mewujudkan ekonomi yang handal. Pembangunan ekonomi diharapkan dapat meningkatkan

Keywords : transformation economic structure,base sectors,shift share,lq,mrp, Overlay

BAB 1 PENDAHULUAN. Regional Bruto (PDRB) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang

ANALISIS STRUKTUR EKONOMI DAN PENENTUAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN MESUJI PROVINSI LAMPUNG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan masyarakatnya mengelola sumberdaya-sumberdaya yang ada dan. swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang

PERANAN SEKTOR PERTANIAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI KOTA TASIKMALAYA

ANALISIS STRUKTUR PEREKONOMIAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA TERNATE

I.PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan sebagai perangkat yang saling berkaitan dalam

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN KEEROM TAHUN Chrisnoxal Paulus Rahanra 1

ANALISIS SEKTOR EKONOMI UNGGULAN DI KABUPATEN BANYUWANGI. Nur Anim Jauhariyah & Nurul Inayah

Halaman Tulisan Jurnal (Judul dan Abstraksi)

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat merasakan kesejahteraan dengan cara mengelola potensi-potensi ekonomi

Lampiran 1. Peta Wilayah Administrasi Kabupaten Karo

ANALISIS PENGEMBANGAN WILAYAH DAN SEKTOR POTENSIAL TERHADAP PEMBANGUNAN DI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN

ANALISIS PENENTUAN SEKTOR UNGGULAN DAN KLASIFIKASI PERTUMBUHAN EKONOMI DAERAH DI KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan kapasitas tenaga kerja dan identifikasi pasar pasar serta

Transkripsi:

EKO-REGIONAL, Vol. 6, No.2, September 2011 KEUNGGULAN DAN SPESIALISASI EKONOMI WILAYAH DI KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 2000-2009 (PENDEKATAN MODEL SHIFT-SHARE ESTEBAN MARQUILLAS) Oleh: Lio Andi Prasetia 1), Neni Widayaningsih 2) dan Emmy Saraswati 2) 1) Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman 2) Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman ABSTRACT This research aims to know the competitive advantage, specialize, and sektors allocation effect in Wonosobo Regency along the research period, especially on agriculture sektor. The Shift Share Esteban Marquillas calculation result shows that Wonosobo is specialized on agriculture sektor that supported by compatible land and climate condition for agriculture, but it has no competitive advantage, thus agriculture sektor allocation effect have a negative value and defined by no competitive advantage but specialized. Based on the negative value of agriculture sektor allocation effect and defined by no competitive advantage but specialized, thus it can be a priority in developing Wonosobo by improving agriculture sektor productivity so they can compete with other regions, for instance optimizing socialization to farmer (gapoktan), giving information about market access, using superior seeds, adopting necessary technology, stabilizing price and distributing fertilizer to farmer. Keywords: advantage, specialize, shift share esteban marquillas PENDAHULUAN Potensi ekonomi di Indonesia tersebar di seluruh wilayah negara Indonesia, sehingga tidak mungkin pemerintah pusat mengelola potensi-potensi ekonomi tersebut dengan efektif dan efisien. Hal ini dikarenakan Indonesia mempunyai wilayah luas dan tidak terjangkau oleh pembangunan nasional. Sejalan dengan otonomi daerah yang berdasarkan Undang- Undang Republik Indonesia No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah dan Undang- Undang Replublik Indonesia No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pusat dan Daerah (Siti Fatimah Nurhayati dan Haris, 2002, 17). Dengan demikian daerah kabupaten dan kota mempunyai kewenangan yang cukup luas dalam membangun perekonomian daerah kecuali yang bersangkutan dengan hajat hidup orang banyak. Permasalahan dalam ekonomi wilayah yaitu apabila terjadi ekspansi ekonomi suatu daerah dimana hal tersebut dapat merugikan daerah lain karena investasi akan mengalir pada daerah yang pertumbuhan ekonominya lebih tinggi, kerugian ini disebut dengan backwash effect. Untuk menghindari dampak negatif dari ekspansi dari daerah lain, maka pemerintah daerah yang bersangkutan harus mampu melakukan pembangunan ekonomi daerahnya dengan baik. Pembangunan ekonomi tersebut harus didasarkan pada potensi dan kekhasan yang ada pada suatu daerah tersebut. Dengan demikian kebijakan-kebijakan yang dilakukan pemerintah daerah sangat menentukan keberhasilan pembangunan ekonomi yang didasarkan pada kekhasan atau karakteristik daerah tersebut ( endogenous development) dengan menggunakan potensi sumber daya manusia, kelembagaan dan sumber daya fisik secara lokal atau daerah (Arsyad, 1999, 298). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ropingi tentang Analisis Komponen Pertumbuhan Tenaga Kerja Sektor Pertanian di Provinsi Jawa Tengah 1995-1999 diperoleh hasil bahwa sektor pertanian di Kabupaten Wonosobo mempunyai keunggulan kompetitif dan terspesialisasikan. Secara umum Kabupaten Wonosobo ini terletak pada daerah yang potensi iklim dan kondisi lahan yang bagus untuk pertanian sehingga Kabupaten Wonosobo bisa mendapatkan keuntungan secara lokasional. Kabupaten Wonosobo dalam sejarah perkembangan kawasan, sejak lama Kabupaten Wonosobo diproyeksikan sebagai kawasan produksi pertanian (BPS Kabupaten Won osobo, 2009). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui spesialisasi sektor, keunggulan kompetitif dan efek alokasi sektor-sektor ekonomi yang ada di Kabupaten Wonosobo selama periode penelitian tahun 2000-2009. Corresponding Author: Neni Widayaningsih, Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, Jalan H.R Bunyamin Kampus Grendeng, Purwokerto, Telepon: 08122666065 91

Keunggulan dan Spesialisasi Ekonomi di Wonosobo (Lio Andi Prasetia, Neni Widayaningsih, dan Emmy Saraswati) METODE PENELITIAN 1. Sumber Data Dalam penelitian ini data yang digunakan data time series tentang Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Jawa Tengah dan Kabupaten Wonosobo tahun 2000-2009 berdasarkan harga konstan tahun 2000 yang dapat diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten 2. Metode Analisis Penelitian ini menggunakan alat analisis Shift-share Esteban Marquillas untuk mengetahui spesialisasi sektor, keunggulan kompetitif dan efek alokasi sektor-sektor ekonomi di Kabupaten Shift-share Esteban Marquillas ini merupakan modifikasi dari shift-share klasik. Modifikasi ini meliputi pendefisian kembali kedudukan atau keunggulan kompetitif sebagai komponen ketiga dan penciptaan komponen keempat yaitu pengaruh alokasi. Keunggulan kompetitif merupakan suatu komponen yang mengukur apakah sektor i di daerah atau kabupaten dapat bersaing dengan daerah lain, apabila nilai keunggulan kompetitif ini bernilai positif maka bisa dikatakan sektor i tersebut dapat bersaing dengan daerah lain tetapi jika sebaliknya bernilai negatif maka sektor i didaerah atau kabupaten tidak dapat bersaing dengan daerah lain. Keunggulan kompetitif ini dapat dirumuskan sebgai berikut: C ij = Y ij (rij rin) Dimana: C ij = Keunggulan kompetitif Y ij = PDRB homothetic sektor i di daerah atau kabupaten (Yj (Yin/Yn)) rij rin = Pertumbuhan PDRB sektor i di daerah atau kabupaten = Pertumbuhan PDRB sektor i di provinsi atau pada tingkat yang lebih tinggi Untuk mengetahui efek alokasi yang terjadi dimana dapat dirumuskan sebagai berikut: Aij = (Yij - Y ij) (rij rin) Dimana Aij = Efek alokasi Yij -Y ij = Spesialisasi sektor i pada wilayah j dengan simbol (rij rin) = keuntungan kompetitif Pada tabel 1 terlihat bahwa tanda dari efek alokasi bisa positif dan negative dan ada empat kemungkinan kombinasi dari spesialisasi daerah (Yij Y ij) dan keuntungan kompetitif (rij rin). HASIL DAN PEMBAHASAN Pada tabel di atas sektor pertanian mempunyai keunggulan kompetitif hanya pada tahun 2003 dan 2007 yang masing-masing besarnya sebesar Rp. 14,48 milyar untuk tahun 2003 dan 2007 sebesar Rp. 1,91 milyar. Keunggulan kompetitif tersebut dipengaruhi oleh pertumbuhan sektor pertanian di Kabupaten Wonosobo yang masing-masing tahun analisis sebesar 2,26% dan 3,31% dimana pertumbuhan tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan sektor pertanian di Provinsi Jawa Tengah yang masing-masing sebesar -2,05% dan 2,78% sehingga dapat dikatakan sektor pertanian di Kabupaten Wonosobo pada tahun analisis tersebut dapat bersaing dengan daerah lain. Tabel 1. Pengaruh Alokasi Kode Definisi 1 Tidak ada keunggulan kompetitif, ada spesialisasi 2 Tidak ada keunggulan kompetitif, tidak ada spesialisasi 3 Ada keunggulan kompetitif, tidak ada spesialisasi 4 Ada keunggulan kompetitif, ada spesialisasi Sumber: Siti Fatimah dan Haris, 2002 Efek Alokasi (Aij) Spesialisasi (Yij Y ij) Komponen Keunggulan Kompetitif (rij rin) 92

EKO-REGIONAL, Vol. 6, No.2, September 2011 Tabel 2. Perhitungan Komponen Keunggulan Kompetitif (C ij) Kabupaten Wonosobo Tahun 2000-2009 (dalam jutaan rupiah) Sektor 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Pertanian -10.929,35-12.005,73 14.478,83-8.441,22-3.965,45-916,48 1.909,27-5.770,06-1.944,77 Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan Listrik, Gas, dan Air Bersih -635,18-210,65-174,45 139,75-711,17-1.780,27-545,71-371,40-1.091,71 1.394,20-7.341,95-11.269,93-18.212,17-6.355,82-6.411,89-18.691,63-5.778,12-2.524,39 198,27-1.246,43 85,58-847,36-835,86-855,14-597,56-255,14-344,39 Bangunan -1.647,95-5.617,48-7.836,68-3.734,06-3.002,25-2.848,13-2.793,11-2.183,97-814,36 Perdagangan, Hotel & Restoran 19.367,39-1.625,67-9.702,78-1.416,08-7.948,81-6.431,18-7.268,59-3.845,82-5.480,26 Angkutan dan Komunikasi 2.534,61-1.400,38-2.234,90-1.321,75-3.720,50-3.181,82-1.868,84-1.488,61-1.300,77 Keuangan, Sewa, dan Jasa Perusahaan 662,02-33,73-534,41-991,19 9.398,06-2.306,18-1.762,24-2.364,75-2.334,19 Jasa-jasa -19.385,67 18.315,63-18.398,56-7.218,88 52.048,40-7.992,03-6.813,59-7.151,35-7.254,34 Total -8.441,65-11.166,39-35.587,29-42.042,97 34.906,60-32.723,12-38.432,00-29.209,20-23.089,18 Sumber: BPS Kabupaten Wonosobo dan Provinsi Jawa Tengah (data diolah) Sektor pertambangan dan penggalian yang mempunyai keunggulan kompetitif (C ij) hanya pada tahun 2004 yang sebesar Rp. 139,75 juta, hal ini dikarenakan pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian yang sebesar 3,55% lebih tinggi dari pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian di Provinsi Jawa Tengah yang sebesar 2,61%. Sektor industri pengolahan juga mempunyai keunggulan kompetitif hanya pada tahun 2001. Keunggulan kompetitif (C ij) yang positif pada tahun 2001 tersebut yang sebesar Rp. 1,39 milyar dikarenakan pertumbuhan sektor industri pengolahan yang sebesar 4,22% lebih tinggi dari pertumbuhan sektor industry pengolahan di Provinsi Jawa Tengah yang sebesar 3,85%. Sektor listrik, gas dan air bersih mempunyai keunggulan kompetitif (C ij) yang positif pada tahun 2001 yang sebesar Rp. 198,27 milyar dan 2003 sebesar Rp. 85,58 juta yang dikarenakan pertumbuhan sektor listrik, gas dan air bersih yang sebesar 2,37% dan 1,18% lebih tinggi dari pertumbuhan sektor listrik, gas dan air bersih di Provinsi Jawa Tengah yang sebesar 0,55% dan 0,45%. Untuk sektor perdagangan, hotel dan restoran yang mempunyai keunggulan kompetitif hanya pada tahun 2001 yang sebesar Rp. 19,37 milyar. Hal ini dikarenakan pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran yang sebesar 4,96% lebih tinggi dari pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran di Provinsi Jawa Tengah yang sebesar -0,97%. Sama halnya dengan sektor angkutan dan komunikasi yang mempunyai keunggulan kompetitif hanya pada tahun 2001 yang sebesar Rp. 2,53 milyar hal ini dikarenakan pertumbuhan sektor angkutan dan komunikasi yang sebesar 11,53% lebih tinggi dari pertumbuhan sektor angkutan dan komunikasi di Provinsi Jawa Tengah yang sebesar 7,63%. Sektor keuangan, sewa dan jasa perusahaan yang mempunyai keunggulan kompetitif terdapat hanya pada tahun 2001 dan 2005 yang masingmasing sebesar sebesar Rp. 662,02 juta dan sebesar Rp. 9,40 milyar yang dikarenakan pertumbuhan sektor keuangan, sewa dan jasa perusahaan yang sebesar 3,05% dan 21,88% lebih tinggi dari pertumbuhan sektor keuangan, sewa dan jasa perusahaan di Provinsi Jawa Tengah yang sebesar 1,84% dan 5,00%. Untuk sektor jasa-jasa dimana mempunyai keunggulan kompetitif terdapat hanya pada tahun 2002 dan 2005 yang masing-masing sebesar sebesar Rp. 18,32 milyar dan sebesar Rp. 52,05 milyar yang dikarenakan pertumbuhan sektor jasa-jasa yang sebesar 6,60 dan 37,79% lebih tinggi dari pertumbuhan sektor jasa-jasa di Provinsi Jawa Tengah yang sebesar -6,05 dan 4,75%. Pada tabel 3, Kabupaten Wonosobo berspesialisasi pada pertanian, sektor angkutan dan komunikasi, serta sektor keuangan, sewa dan jasa perusahaan. Sektor pertanian dimana masingmasing besarnya yaitu tahun 2001 sebesar Rp. 388,65 milyar, 2002 sebesar Rp. 377,03 milyar, 2004 sebesar Rp. 403,89 milyar, 2005 sebesar Rp. 414,80 milyar, 2006 sebesar Rp. 418,25 milyar, 2008 sebesar Rp. 463,23 milyar dan 2009 sebesar Rp. 479,44 milyar. Untuk sektor angkutan dan komunikasi terlihat bahwa nilai dari perhitungan komponen spesialisasi (Yij -Y ij) bertanda positif setiap tahun analisisnya yang masing-masing untuk tahun 2001 sebesar Rp. 9,21 milyar, 2002 sebesar Rp. 14,48 milyar, 2003 sebesar Rp. 14,28 milyar, 2004 sebesar Rp. 14,23 milyar, 93

Keunggulan dan Spesialisasi Ekonomi di Wonosobo (Lio Andi Prasetia, Neni Widayaningsih, dan Emmy Saraswati) Tabel 3. Hasil Perhitungan Komponen Spesialisasi (Yij-Y ij) Kabupaten Wonosobo, 2000-2009 (dalam jutaan rupiah) Sektor 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 Pertanian 388.652,11 377.026,44 373.153,70 403.892,12 414.796,03 418.249,45 438.501,50 463.231,91 479.436,42 Pertambangan dan Penggalian Industri Pengolahan -3.788,49-4.217,08-4.374,48-4.369,30-4.007,06-5.206,13-6.854,23-7.197,00-7.376,44-214.737,52-213.210,29-220.854,59-226.697,00-237.370,69-256.438,07-261.079,96-276.158,08-281.553,59 Listrik, Gas, dan Air Bersih -499,99-52,29-1.176,65-823,00-1.368,04-2.522,87-3.094,44-3.422,63-3.537,43 Bangunan -10.608,85-10.879,39-15.977,99-22.203,01-24.471,12-30.086,51-31.893,38-33.710,60-35.690,36 Perdagangan, Hotel & Restoran Angkutan dan Komunikasi -167.609,47-148.826,19-149.141,97-154.154,22-150.334,04-170.459,23-176.379,91-182.854,14-187.955,65 9.209,64 14.476,35 14.281,66 14.230,76 15.233,44 10.308,94 9.140,89 9.909,82 10.516,17 Keuangan, Sewa, dan Jasa 17.977,65 20.512,22 21.513,39 22.709,40 23.586,80 37.009,23 36.948,16 38.159,38 38.474,03 Perusahaan Jasa-jasa -18.595,09-34.829,76-17.423,06-32.585,75-36.065,32-854,82-5.288,64-7.958,65-12.313,15 Sumber: BPS Kabupaten Kabupaten Wonosobo dan Provinsi Jawa Tengah (data diolah) 2005 sebesar Rp. 15,23 milyar, 2006 sebesar Rp. 10,31 milyar, 2007 sebesar Rp. 9,14 milyar, 2008 sebesar Rp. 9,91 milyar dan 2009 sebesar Rp. 10,52 milyar serta sektor keuangan, sewa dan jasa perusahaan terlihat bahwa nilai dari perhitungan komponen spesialisasi (Yij -Y ij) sektor sektor keuangan, sewa dan jasa perusahaan bertanda positif setiap tahun analisisnya yang masing - masing untuk tahun 2001 sebesar Rp. 17,98 milyar, 2002 sebesar Rp. 20,51 milyar, 2003 sebesar Rp. 21,51 milyar, 2004 sebesar Rp. 22,71 milyar, 2005 sebesar Rp. 23,59 milyar, 2006 sebesar Rp. 37,01 milyar, 2007 sebesar Rp. 36,95 milyar, 2008 sebesar Rp. 38,16 milyar dan 2009 sebesar Rp. 38,47 milyar. Berdasarkan tabel di atas sektor pertanian yang memiliki keunggulan kompetitif dan terspesialisasikan sehingga mempunyai efek alokasi (Aij) yang positif terdapat pada tahun 2003 sebesar Rp. 16,09 milyar dan 2007 sebesar Rp. 2,34 milyar. Dengan kata lain pada tahun 2003 dan 2007 sektor pertanian di Kabupaten Wonosobo mempunyai keuntungan secara lokasional. Untuk sektor angkutan dan komunikasi dimana efek alokasi (Aij) dengan komponen yang berarti sektor tersebut mempunyai keunggulan kompetitif dan terspesialisasi sehingga efek alokasi (Aij) bertanda positif terda pat pada tahun analisis 2001 sebesar Rp. 359,29 juta. Sektor keuangan, sewa dan jasa keuangan dimana efek alokasi (Aij) dengan komponen mempunyai keunggulan kompetitif dan terspesialisasi sehingga efek alokasi (Aij) bertanda positif terdapat pa da tahun 2001 sebesar Rp. 218,69 juta dan 2005 sebesar Rp. 3,98 milyar. KESIMPULAN 1. Kabupaten Wonosobo terspesialisasi pada sektor pertanian setiap tahun analisis selama periode penelitian. Hal ini dikarenakan kebijakan pemerintah Kabupaten Wonosobo lebih memprioritaskan sektor pertanian, selain itu kondisi iklim dan lahan di Kabupaten Wonosobo juga cocok untuk pertanian sehingga sektor pertanian di Kabupaten Wonosobo memiliki peran yang sangat besar terhadap PDRB Kabupaten Selain sektor pertanian, Kabupaten Wonosobo juga berspesialisasi pada sektor angkutan dan komunikasi serta sektor keuangan, sewa dan jasa perusahaan. 2. Sektor pertanian di Kabupaten Wonosobo tidak mempunyai keunggulan kompetitif atau tidak dapat bersaing dengan daerah lain yang terlihat dari nilai negatif pada akhir tahun analisis. Namun demikian nilai negatif tersebut semakin menurun yang berarti terdapat peningkatan kompetisi sektor pertanian. Hal ini juga terjadi pada sektor bangunan dan sektor jasa-jasa. 3. Berdasarkan hasil efek alokasi sektor perekonomian di Kabupaten Wonosobo pada akhir tahun analisis dapat dikelompokkan menjadi: a. Sektor pertanian, sektor angkutan dan komunikasi serta sektor keuangan, sewa dan jasa pearusahaan merupakan sektor yang tidak mempunyai keunggulan kompetitif dan terspesialisasikan. b. Sektor pertambangan dan penggalian, sektor industry pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran serta sektor jasa-jasa merupakan sektor yang tidak mempunyai keunggulan kompetitif dan juga tidak terspesialisasikan. 94

EKO-REGIONAL, Vol. 6, No.2, September 2011 DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2002. Wonosobo Dalam Angka Tahun 2002. Wonosobo: Badan Pusat Statistik Anonim, 2004. Jawa Tengah Dalam Angka Tahun 2004. Semarang: Badan Pusat Statistik Anonim, 2004. Wonosobo Dalam Angka Tahun 2004. Wonosobo: Badan Pusat Statistik Anonim, 2005. Jawa Tengah Dalam Angka Tahun 2005. Semarang: Badan Pusat Statistik Anonim, 2005. Wonosobo Dalam Angka Tahun 2005. Wonosobo: Badan Pusat Statistik Anonim, 2006. Jawa Tengah Dalam Angka Tahun 2006. Semarang: Badan Pusat Statistik Anonim, 2006. Wonosobo Dalam Angka Tahun 2006. Wonosobo: Badan Pusat Statistik Anonim, 2008. Jawa Tengah Dalam Angka Tahun 2008. Semarang: Badan Pusat Statistik Anonim, 2008. Wonosobo Dalam Angka Tahun 2008. Wonosobo: Badan Pusat Statistik Kuncoro.2000, Ekonomi Pembangunan, Teori, Masalah dan Kebijakan. UPP UMP YKPN, Yogyakarta. Nanga, Muana. 2005. Makro Ekonomi: Teori, Masalah, dan Kebijakan Edisi Kedua. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Nurhayati, Siti Fatimah dan Haris. 2002. Analisis Penentuan Spesialisasi Sektor di Kabupaten Boyolali dalam Menghadapi Implementasi Otonomi Daerah Masa Krisis Ekonomi 1097-1999. Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 3 Nomor 1. Ropingi. 2002. Analisis Komponene Pertumbuhan Tenaga Kerja Sektor Pertanian di Provinsi Jawa Tengah 1995-1999. Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume 3 Nomor 1 Fakultas Pertanian UNS: Surakarta. Sinurat, Melvawany. 2010. Analisis Pergeseran Struktur Ekonomi dan Identifikasi Sektor Potensial di Kota Tegal. [Skripsi] FE UNSOED, Purwokerto. Tarigan, Robinson. 2004. Ekonomi Regional. Jakarta: Bumi Aksara. Tjokroamidjojo, Bintoro.1990. Perencanaan Pembangunan. Jakarta: Haji Masagung. Todaro, Michael P. 1999. Pembangunan Ekonomi Di Dunia Ketiga. Jakarta : Ghalia Indoneia. Anonim, 2009. Jawa Tengah Dalam Angka Tahun 2009. Semarang: Badan Pusat Statistik Anonim, 2009. Wonosobo Dalam Angka Tahun 2009. Wonosobo: Badan Pusat Statistik Arsyad, Lincoln. 1999. Ekonomi Pembangunan. Yogyakarta: Bagian Penerbitan STIE YKPN. Arsyad, Lincoln. 1993. Pengantar Perencanaan Ekonomi. Yogyakarta: Media Wdyia Mandala. Boediono. 1999. Teori Pertumbuhan Ekonomi. Yogyakarta: BPFE. Jhingan, M.L. 1990. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan. Jakarta: Rajawali. 95

Keunggulan dan Spesialisasi Ekonomi di Wonosobo (Lio Andi Prasetia, Neni Widayaningsih, dan Emmy Saraswati) 96