BAB II TRANSFORMATOR. II.1 UMUM Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TRANSFORMATOR. sistem ketenagalistrikan. Transformator adalah suatu peralatan listrik. dan berbanding terbalik dengan perbandingan arusnya.

BAB II TRANSFORMATOR. magnet dan berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik.

BAB II TRANSFORMATOR. elektromagnet. Pada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR. maupun untuk menyalurkan energi listrik arus bolak-balik dari satu atau lebih

BAB II TRANSFORMATOR. dan mengubah tegangan dan arus bolak-balik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke

BAB II TRANSFORMATOR. Transformator merupakan suatu alat listrik statis yang mampu mengubah

BAB II TRANSFORMATOR

Transformator. Dasar Konversi Energi

BAB II TRANSFORMATOR

TRANSFORMATOR. Bagian-bagian Tranformator adalah : 1. Lilitan Primer 2. Inti besi berlaminasi 3. Lilitan Sekunder

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II TRANSFORMATOR

BAB 2 DASAR TEORI. lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TRANSFORMATOR

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik

Teknik Tenaga Listrik (FTG2J2)

BAB II LANDASAN TEORI

Pengenalan Sistem Catu Daya (Teknik Tenaga Listrik)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. melalui gandengan magnet dan prinsip induksi elektromagnetik [1].

STUDI PENGGUNAAN SISTEM PENDINGIN UDARA TEKAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI TRANSFORMATOR PADA BEBAN LEBIH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH BEBAN TIDAK SEIMBANG TERHADAP EFISIENSI TRANSFORMATOR TIGA FASA HUBUNGAN OPEN-DELTA

BAB I DASAR TEORI I. TRANSFORMATOR

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB II PRINSIP DASAR TRANSFORMATOR

ANALISA PEMILIHAN TRAFO DISTRIBUSI BERDASARKAN BIAYA RUGI-RUGI DAYA DENGAN METODE NILAI TAHUNAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA. biasanya adalah tipe tiga phasa. Motor induksi tiga phasa banyak digunakan di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sudaryatno Sudirham. Analisis Keadaan Mantap Rangkaian Sistem Tenaga

Oleh: Sudaryatno Sudirham

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar

BAB II TRANSFORMATOR. dan mengubah energi listrik bolak-balik (arus dan tegangan) dari satu atau lebih

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang lain, melalui suatu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi

DA S S AR AR T T E E ORI ORI

MODEL SISTEM.

ANALISA RUGI-RUGI PADA GARDU 20/0.4 KV

II. TINJAUAN PUSTAKA. Transformator merupakan suatu peralatan listrik yang berfungsi untuk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 BAB II RUGI-RUGI JARINGAN DISTRIBUSI

waktu. Gaya gerak listrik (ggl) lawan akan dibangkitkan sesuai persamaan: N p dt Substitute Φ = N p i p /R into the above equation, then

BAB II SISTEM DAYA LISTRIK TIGA FASA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transformator : peralatan listrik elektromagnetik statis yang berfungsi untuk memindahkan dan mengubah daya listrik dari suatu rangkaian listrik ke ra

Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

20 kv TRAFO DISTRIBUSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transformator (trafo)

DAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi

BAB II GENERATOR ARUS SEARAH. arus searah. Energi mekanik di pergunakan untuk memutar kumparan kawat

ANALISIS KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI UNTUK IDENTIFIKASI BEBAN LEBIH DAN ESTIMASI RUGI-RUGI PADA JARINGAN TEGANGAN RENDAH

I. Tujuan. 1. Agar mahasiswa mengetahui karakteristik transformator 2. Agar mahasiswa dapat membandingkan rangkaian transformator berbeban R, L, dan C

BAB 2II DASAR TEORI. Motor sinkron tiga fasa adalah motor listrik arus bolak-balik (AC) yang

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI SATU FASA. Motor induksi adalah adalah motor listrik bolak-balik (ac) yang putaran

BAB II GENERATOR SINKRON

TRANSFORMATOR. 1. Pengertian Transformator

TRANSFORMATOR PRINSIP DASAR RANGKAIAN EKIVALEN

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi

BAB II GENERATOR SINKRON. bolak-balik dengan cara mengubah energi mekanis menjadi energi listrik. Energi

ARUS BOLAK-BALIK Pertemuan 13/14 Fisika 2

BAB II TRANSFORMATOR TENAGA

BAB II TEORI DASAR. Universitas Sumatera Utara

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti

BAB II MOTOR INDUKSI SEBAGAI GENERATOR (MISG)

BAB II GENERATOR ARUS SEARAH. energi mekanis menjadi energi listrik berupa arus searah (DC). Dimana energi listrik

BAB III SISTEM KELISTRIKAN MOTOR INDUKSI 3 PHASA. 3.1 Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Tiga Fasa

BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA

BAB III. Transformator

BAB II HARMONISA PADA GENERATOR. Generator sinkron disebut juga alternator dan merupakan mesin sinkron yang

BAB II TRANSFORMATOR DISTRIBUSI. dan berdasarkan prinsip-prinsip induksi-elektromagnet. Transformator terdiri atas

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2

TUGAS AKHIR STUDI PENEMPATAN TRANSFORMATOR DISTRIBUSI BERDASARKAN JATUH TEGANGAN (Studi Kasus Pada PT. PLN (Persero) Rayon Medan Kota)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

APLIKASI LISTRIK MAGNET PADA TRANSFORMATOR 2012 APLIKASI LISTRIK MAGNET PADA TRANSFORMATOR

JOB SHEET MESIN LISTRIK 2. Percobaan Paralel Trafo

BAB II GENERATOR SINKRON TIGA FASA

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA FASA

BAB II LANDASAN TEORI

GENERATOR SINKRON Gambar 1

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2009

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

PENGUJIAN TAPPING TRANSFORMATOR DISTRIBUSI 20

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. tersebut berupa putaran rotor. Proses pengkonversian energi listrik menjadi energi

ANALISA PERHITUNGAN SUSUT TEKNIS DENGAN PENDEKATAN KURVA BEBAN PADA JARINGAN DISTRIBUSI PT. PLN (PERSERO) RAYON MEDAN KOTA

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - INDUKSI ELEKTROMAGNET - INDUKSI FARADAY DAN ARUS

Transkripsi:

BAB II TRANSFORMATOR II.1 UMUM Transformator atau trafo adalah suatu peralatan listrik yang dapat memindahkan energi listrik atau memindahkan dan mengubah energi listrik bolak-balik dari satu level ke level tegangan yang lain melalui kinerja satu gandengan magnet dan berdasarkan prinsip induksi eltromagnetik. ada umumnya transformator terdiri atas sebuah inti yang terbuat dari besi berlapis, dan dua buah kumparan yaitu kumparan perimer dan kumparan sunder. Kedua kumparan ini tidak terhubung secara langsung. Satu-satunya hubungan antara kedua kumparan adalah fluks magnetik bersama yang terdapat dalam inti. Salah satu dari kedua kumparan transformator tadi dihubungkan ke sumber daya listrik bolak-balik dan kumparan kedua (serta ketiga jika ada) akan mensuplai daya ke beban. Kumparan transformator yang terhubung kesumber daya dinamakan kumparan primer sedangkan yang terhubung ke beban dinamakan kumparan sunder, jika terdapat kumparan ketiga dianamakan kumparan tersier. Transformator digunakan secara luas baik dalam bidang tenaga listrik maupun eltronika. enggunaan transformator dalam sistem tenaga memungkinkan terpilihnya tegangan yang sesuai dan onomis untuk tiap-tiap keperluan misalnya, kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya jarak jauh. enggunaan transformator yang sangat sederhana dan andal merupakan salah satu alasan penting dalam pemakaiannya dalam penyaluran tenaga listrik arus bolak-balik, karena arus bolak balik sangat banyak dipergunakan untuk pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik. ada penyaluran tenaga listrik terjadi kerugian sebesar I R watt, kerugian ini akan banyak berkurang apabila

tegangan dinaikkan. Dengan demikian saluran-saluran tenaga listrik senantiasa mempergunakan tegangan yang tinggi. Tegangan yang paling tinggi di Indonesia pada saat ini adalah 500 kv. Hal ini dilakukan terutama untuk mengurangi kerugian energi yang terjadi. Dan menaikkan tegangan listrik di pusat listrik dari tegangan generator yang biasanya berkisar antara 6-0 kv pada awal saluran transmisi, dan menurukannya pada ujung saluran itu ketegangan yang lebih rendah, dilakukan dengan transformator. Transformator yang dipakai pada jaringan tenaga listrik merupakan transformator tenaga. Disamping itu, ada jenis jenis transformator lain yang banyak dipergunakan, dan yang pada umumnya merupakan transformator yang jauh lebih kecil.misalnya transformator yang dipakai dirumah tangga, yang dipakai pada lampu TL, pesawat radio, televisi dan berbagai alat eltronika lainnya. II. KONSTRUKSI DAN JENIS TRANSFORMATOR ada umumnya kontruksi transformator terdiri atas bagian-bagian sebagai berikut : 1. Inti (core) yang dilaminasi.. Dua buah kumparan, kumparan primer dan sunder. 3. Tangki. 4. Sistem pendingin. 5. Terminal. 6. Bushing. Sedangkan menurut konstruksinya, jenis transformator dapat dibedakan menjadi dua yatu : a. Tipe inti ( Core form ) ada transformator tipe inti, kumparan mengelilingi inti dan kontruksi dari intinya berbentuk huruf L atau huruf U. seperti yang ditunjukkan pada Gambar.1.

Gambar.1. Konstruksi transformator tipe inti ( core form ) b. Tipe cangkang ( Shell form ) Jenis konstruksi transformator yang kedua yaitu tipe cangkang yang dibentuk dari lapisan inti berisolasi, dan kumparan dibelitkan di pusat inti. ada transformator ini, kumparan atau belitan transformator dikelilingi oleh inti, seperti yang ditunjukkan pada Gambar.. Gambar.. Transformator tipe cangkang ( shell form ) Sedangkan konstruksi intinya umumnya berbentuk huruf E, huruf I atau huruf F. II.3. RINSI KERJA TRANSFORMATOR Transformator adalah suatu alat listrik yang dapat mengubah dan menyalurkan energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian ke rangkaian listrik yang lain melalui suatu gandengan megnet dan berdasarkan prinsip induksi eltromagnetik. Transformator di gunakan secara luas baik dalam bidang tenaga listrik maupun eltronika. enggunaan transformator dalam sistem tenaga memungkinkan terpilihnya

tegangan yang sesuai dan onomis untuk tiap-tiap keperluan misalnya, kebutuhan akan tegangan tinggi dalam pengiriman daya jarak jauh. Transformator terdiri atas dua buah kumparan ( primer dan sunder ) yang bersifat induktif. Kedua kumparan ini terpisah secara eltrik namun berhubungan secara magnetis melalui jalur yang memiliki reluktansi ( reluctance ) rendah. Apabila kumparan primer dihubungkan dengan sumber tegangan bolak-balik maka fluks bolak-balik akan muncul di dalam inti yang dilaminasi, karena kumparan tersebut membentuk jaringan tertutup maka mengalirlah arus primer. Akibat adanya fluks di kumparan primer maka di kumparan primer terjadi induksi sendiri ( self induction ) dan terjadi pula induksi di kumparan sunder karena pengaruh induksi dari kumparan primer atau disebut sebagai induksi bersama ( mutual induction ) yang menyebabkan timbulnya fluks magnet di kumparan sunder, maka mengalirlah arus sunder jika rangkaian sunder di bebani, sehingga energi listrik dapat ditransfer keseluruhan (secara magnetisasi ). Dimana : e = gaya gerak listrik ( ggl ) [ volt ] N = jumlah lilitan dϕ = perubahan fluks magnet dt II.4. RANGKAIAN EKIVALEN TRANSFORMATOR Tidak semua fluks (Φ) yang dihasilkan oleh arus pemagnetan I m merupakan fluks bersama (Φ M ), sebagian darinya hanya mencakup kumparan primer (Φ 1 ) atau kumparan sunder saja (Φ ). Rangkaian ivalen digunakan untuk menganalisis kerja suatu transformator, adanya fluks bocor Φ 1 dan Φ yang dinyatakan sebagai reaktansi X 1 dan X. Sedangkan untuk rugi tahanan dinyatakan dengan R 1 dan R. Rangkaian ivalen suatu transformator seperti Gambar.4.

R1 X1 I1 I R X I0 IC IM RC XM E1 E V ZL Gambar..3. Rangkaian ivalen sebuah transformator. Sehingga persamaan (.3) menjadi : Apabila semua parameter sunder dinyatakan dalam harga rangkaian primer, maka harganya perlu dikalikan dengan faktor a, dimana a = E 1 /E, sehingga rangkaian ivalennya seperti Gambar.4. R1 a a X1 X R I1 I0 I ' IC RC IM XM av a Z L Gambar.4 Rangkaian ivalen transformator dilihat dari sisi primer. Untuk memudahakan perhitungan, model rangkaian Gambar.4 diatas dapat diubah menjadi seperti Gambar.5.

I1 I ' R1 X1 a R a X I0 IC RC IM XM av a Z L Gambar.5 enyederhanaan Rangkaian ivalen transformator. Maka dari Gambar.6 diperoleh : Sehingga Gambar.5 dapat disederhanakan menjadi seperti Gambar.6. I1 I ' R X I0 IC RC IM XM av a Z L Gambar.6 Hasil akhir penyederhanaan rangkaian ivalen transformator. II.4.1. engukuran beban nol Dalam keadaan tanpa beban bila kumparan primer di hubungkan dengan segera tegangan V 1, maka hanya I 0 yang mengalir dari pengukuran daya yang masuk ( 1 ) arus I 0 dan tegangan V 1 akan diperoleh harga Rc =... (.9) 1 Z V jx R 1 m c 0 = =... (.10) 1 R c + jxm Dengan demikian, dari pengukuran beban nol dapat diketahui harga Rc dan Xm II.4.. engukuran hubungan singkat Hubungan singkat berarti impedansi beban Z L diperkecil menjadi nol, sehingga hanya impedansi Z = R + j X yang membatasi arus. Karena harga R dan X ini relative kecil, harus dijaga agar tegangan masuk ( Vhs ) cukup kecil, sehingga arus yang

dihasilkan tidak melebihi arus nominal. Harga Io akan relative kecil kecil bila dibandingkan dengan arus nominal, sehingga pada pengukuran ini dapat diabaikan. Dengan mengukur tegangan Vhs, arus His dan daya hs, akan dapat dihitung parameter: R = ( I hs hs hs )... (.11) Vhs Z = = R + jx... (.1) I X = Z R... (.13) II.5. OERASI KERJA ARALEL TRANSFORMATOR Dua buah transformator dikatakan berja secara pararel apabila kedua sisinya (primer dan sunder) dihubungkan untuk melayani beban.. Tujuan utama kerja paralel adalah agar beban yang dipikul sebanding dengan kemampuan KVA masing masing transformator, hingga tidak terjadi pembebanan lebih dan pemanasan lebih. I 1total I 1A I A I total V 1 E 1A E A V beban I 1B I B E 1B E B Gambar.7. Rangkaian dua transformator paralel. Untuk maksud diatas diperlukan beberapa syarat yaitu : 1. erbandingan tegangan harus sama. Jika perbandingan tidak sama, maka tegangan induksi pada kumparan sunder masing masing transformator tidak sama. erbedaan ini menyebabkan terjadinya arus pusar pada kumparan sunder ketika transformator dibebani. Arus ini menimbulkan panas pada kumparan sunder tersebut.. olaritas tansformator harus sama. 3. Tegangan impedansi pada keadaan beban penuh harus sama. Dari rangkaian ivalen, bisa diketahui :

V 1 = I 1 Z + V '... (.14) Dua transformator yang diparalelkan dapat digambarkan sebagai berikut : I 1 total = I 1A + I 1B... (.15) Karena V 1 = I 1 Z + V '... (.16) maka untuk keadaan beban penuh V 1 V ' = I 1A Z 1A = I 1B Z 1B... (.17) arsamaan diatas mengandung arti, agar kedua transformator membagi beban sesuatu dengan kemampuan KVA nya, sehingga tegangan impedansi pada keadaan beban penuh kedua transformator tersebut harus sama ( I 1A Z 1B = I 1B Z 1B ). Dengan demikian dapat juga dikatakan bahwa kedua transformator tersebut mempunyai impedansi per unit ( pu ) yang sama. II.6. KEADAAN TANA BEBAN DAN KEADAAN BERBEBAN a. Keadaan Tanpa Beban Transformator tanpa beban dapat ditunjukkan seperti gambar di bawah ini : I 1 V 1 N 1 E 1 E N V Gambar.8 Transformator Tanpa Beban Bila kumparan primer suatu transformator dihubungkan dengan sumber tegangan V 1 yang sinusoidal, akan mengalirkan arus primer Io yang juga sinusoid dan dengan menganggap belitan N 1 reaktif murni, Io akan tertinggal 90 0 dari V 1. Arus primer Io menimbulkan fluks ( Ф ) yang sefasa dan juga berbentuk sinusoid Ф = Фmax sin ωt... (.18) Fluks yang sinusoid ini akan menghasilkan tegangan. Induksi е 1 ( Hukum Faraday ) e 1 = - N 1 ω Фmax cosωt ( Tertinggal 90 0 dari Ф )... (.19) Harga eftif

E 1 = 4, 44 N 1 f Фmax... (.0) Bila rugi tahanan dan adanya fluksi adanya fluksi bocor di abaikan akan terdapat hubungan E1 E = V = N1 N = a... (.1) Arus primer Io yang mengalir pada saat kumparan sunder tidak di bebani di sebut arus penguat. Dalam kenyataannya arus primer Io bukanlah merupakan arus induktif murni, ia terdiri dari komponen : Komponen arus pembenetan Im yang menghasilkan fluks (Ф), karena sifat besi yang non linier ( dari karakteristik kurva B H ), maka kenyataannya tidak berbentuk sinosid. Komponen arus rugi tembaga Ic, menyatakan daya yang hilang akibat adanya rugi histeresis dan arus eddy. Ic sefasa dengan V 1, dengan demikian hasil perkaliannya ( Ic x V 1 ) merupakan daya ( watt ) yang hilang. b. Keadaan Berbeban Transformator dalam keadaan berbeban dapat ditunjukkan seperti gambar di bawah : 1 I 1 I V 1 N 1 E 1 E N V Z Gambar.9. Transformator dalam keadaan berbeban. Apabila kumparan sunder di hubungkan dengan beban Z L, I mengalir pada kumparan sunder, dimana I = V / Z L dengan θ = faktor kerja beban. Arus beban I ini akan menimbulkan gaya gerak magnet ( ggm ) N I yang cenderung menentang fluks ( Ф ) bersama yang telah ada akibat arus pemagnetan Im. Agar fluks bersama itu tidak berubah nilainya, pada kumparan primer harus mengalir arus I, yang menentang fluks yang dibangkitkan oleh arus beban I, hingga keseluruhan arus yang mengalir pada kumparan primer menjadi :

I 1 = I 0 + I '..(.16) II.7 RUGI RUGI DAN EFISIENSI Secara teori, suatu trafo bisa mencapai efisiensi 100% yang disebut sebagai trafo Ideal. Namun pada praktnya, setiap transformator selalu menghasilkan rugi-rugi dan tidak ada yang mencapai efisiensi 100%. Hal ini dikarenakan belitan (konduktor) yang dipakai pasti mempunyai tahanan walau hanya sedikit. Rugi-rugi yang timbul pada transformator diantaranya rugi-rugi tembaga, dan rugi-rugi besi. 1I.7.1. Rugi tembaga ( cu ) Rugi yang disebabkan arus beban yang mengalir pada kawat tembaga dapat ditulis sebagai berikut : cu = I R... (.) Formula ini merupakan perhitungan untuk pendatan. Karena arus beban berubah-ubah, rugi tembaga tidak konstan bergantung pada beban. Dan perlu diperhatikan pula resistansi disini merupakan resistansi AC. II.7.. Rugi besi ( i ) Rugi besi terdiri atas : Rugi histerisis, yaitu rugi yang disebabkan fluks bolak balik pada inti besi yang dinyatakan sebagai : h = kh f Bmaks 1.6 watt... (.3) Kh = konstanta Bmaks = Fluks maksimum ( weber ) Rugi arus eddy, yaitu rugi yang disebabkan arus pusar pada inti besi. Dirumuskan sebagai : e = ke f B maks... (.4) Jadi, rugi besi ( rugi inti ) adalah : i = h + e... (.5)

II.7.3. Efisiensi Efisiensi dinyatakan sebagai : η = out in = out out + rugi... (.6) dimana rugi = cu + i II.7.3.1. erubahaan efisiensi terhadap beban perubahaan efisiensi terhadap beban dinyatakan sebagai : V cos φ η = V cos φ + I R + I 1... (.7) Melalui penurunan persamaan ditas bisa di cari nilai efisiensi maksimum untuk beban tertentu yaitu pada saat rugi tembaga = rugi inti II.7.3.. erubahan efisiensi terhadap factor kerja (Cos Ф) beban erubahan efisiensi terhadap factor kerja (Cos Ф) beban dapat dinyatakan sebagai : X η = 1... (.8) cosφ + X Jika X = rugi / V I = konstan Hubungan antara efisiensi dengan beban pada Cos Ф bisa dilihat pada gambar di bawah: Gambar.11. Kurva perubahan efisiensi terhadap faktor kerja