Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Penitipan Sementara Surat yang Berharga dan Barang Berharga pada Bank Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
WILAYAH KERJA KANTOR PUSAT DAN KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DALAM PELAKSANAAN PENITIPAN SEMENTARA SURAT YANG BERHARGA DAN BARANG BERHARGA

WILAYAH KERJA KANTOR PUSAT DAN KANTOR BANK INDONESIA DALAM PELAKSANAAN PENYIMPANAN SEKURITAS, SURAT YANG BERHARGA DAN BARANG BERHARGA

JURISDICTION OF BANK INDONESIA HEAD OFFICE AND BANK INDONESIA OFFICE (KBI)

No. 11/ 7 /DPM Jakarta, 13 Maret 2009 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA PEDAGANG VALUTA ASING BUKAN BANK DI INDONESIA

No.14/ 29 /DPU Jakarta, 16 Oktober 2012 SURAT EDARAN

WILAYAH KERJA KANTOR PUSAT DAN KANTOR BANK INDONESIA. No Nama Kantor Alamat Kantor Wilayah Kerja

LAMPIRAN IV SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 16/SEOJK.03/2015 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT

LAMPIRAN IV SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 46 /SEOJK.03/2016 TENTANG BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

ALAMAT KANTOR BANK INDONESIA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/ 13 /PBI/2012 TENTANG PENITIPAN SEMENTARA SURAT YANG BERHARGA DAN BARANG BERHARGA PADA BANK INDONESIA

INFORMASI UPAH MINIMUM REGIONAL (UMR) TAHUN 2010, 2011, 2012

Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 5/14/DPNP tanggal 11Juli 2003

DAFTAR KUOTA PELATIHAN KURIKULUM 2013 PAI PADA MGMP PAI SMK KABUPATEN/KOTA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 4/8/PBI/2002 PERSYARATAN DAN TATA CARA MEMBAWA UANG RUPIAH KELUAR ATAU MASUK GUBERNUR BANK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2002 NOMOR 104

LAMPIRAN XV PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2016

Perizinan Usaha Lembaga Keuangan Mikro

MENTERI KEUANGAN, AGUS D.W. MARTOWARDOJO.

RINCIAN ALOKASI TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA PROVINSI/KABUPATEN/KOTA DALAM APBN T.A. 2018

1.1. UMUM. Statistik BPKH Wilayah XI Jawa-Madura Tahun

Direktorat Komunikasi dan Hubungan Internasional Otoritas Jasa Keuangan TTD

Lampiran SE EKSTERN No.6/ 22 /DLN tgl. 10 Mei Lampiran 1

Lampiran Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/35/DPBPR tanggal 16 Agustus 2004

2011, Republik Indonesia Nomor 3263) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 (Lembaran Negara R

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Persyaratan dan Tata Cara Membawa Uang Rupiah Keluar atau Masuk Wilayah Pabean Republik Indonesia

JUMLAH DAN LOKASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN LOKASI

LAMPIRAN XVII PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2016

JUMLAH DAN LOKASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 7/16/PBI/2005 TENTANG PENYIMPANAN SEKURITAS, SURAT YANG BERHARGA DAN BARANG BERHARGA PADA BANK INDONESIA

Nama Penyedia Alamat Penyedia Lokasi Pabrik (Provinsi) Merk : PT. LAMBANG JAYA : JL. RAYA HAJIMENA KM 14 NO. 165 NATAR - LAMPUNG SELATAN - LAMPUNG

Kode Lap. Tanggal Halaman Prog.Id. : 09 Maret 2015 KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA : 018 KEMENTERIAN PERTANIAN ESELON I : 04 DITJEN HORTIKULTURA

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.1361/AJ.106/DRJD/2003

ALOKASI SEMENTARA DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU TAHUN ANGGARAN 2011 NO PROVINSI/KABUPATEN/KOTA JUMLAH

PROPINSI KOTAMADYA/KABUPATEN TARIF KABUPATEN/KOTAMADYA HARGA REGULER. DKI JAKARTA Kota Jakarta Barat Jakarta Barat

TRIWULAN IV (Oktober-Desember 2014)

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

C. REKOMENDASI PUPUK N, P, DAN K PADA LAHAN SAWAH SPESIFIK LOKASI (PER KECAMATAN)

DATA DASAR PUSKESMAS

JUMLAH DAN LOKASI BADAN NARKOTIKA NASIONAL PROVINSI DAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA

Nomor Propinsi/Kabupaten/Kota Jumlah T-15 T-17 T-19 Jumlah biaya

2011, No Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2010 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2011 (Lembaran Negara Republik Indone

LAMPIRAN 1 DATA KABUPATEN/KOTA PENERIMA PENGALIHAN PENGELOLAAN PBB-P2 SEBAGAI SAMPEL PENELITIAN

Daftar Instansi Pemerintah Daerah Yang Mendapatkan Formasi Khusus Tenaga Dokter PTT 2014 Keadaan sampai dengan 12 Agustus 2014

EVALUASI KINERJA KOTA/KABUPATENI TRIWULAN-II 2014 PERIODE : APRIL-JUNI 2014

Jumlah No. Provinsi/ Kabupaten Halaman Kabupaten Kecamatan 11. Provinsi Jawa Tengah 34 / 548

EVALUASI KINERJA KOTA/KABUPATEN TRIWULAN-II 2014 KINERJA FASILITASI PROGRAM PERIODE : APRIL-JUNI 2014

ALOKASI TRANSFER KE DAERAH (DBH dan DAU) Tahun Anggaran 2012 No Kabupaten/Kota/Provinsi Jenis Jumlah 1 Kab. Bangka DBH Pajak 28,494,882, Kab.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Kabupaten yang berada di wilayah Jawa dan Bali. Proses pembentukan klaster dari

KANAL TRANSISI TELEVISI SIARAN DIGITAL TERESTERIAL PADA ZONA LAYANAN IV, ZONA LAYANAN V, ZONA LAYANAN VI, ZONA LAYANAN VII DAN ZONA LAYANAN XV

Lampiran 1 Nomor : 7569 /D.3.2/07/2017 Tanggal : 26 Juli Daftar Undangan

Kode Lap. Tanggal Halaman Prog.Id. : 09 Maret 2015 KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA : 018 KEMENTERIAN PERTANIAN ESELON I : 04 DITJEN HORTIKULTURA

KABUPATEN - KOTA YANG MENGIRIM BUKU SLHD 2011 SESUAI JADWAL PENGIRIMAN 6 APRIL REGIONAL PROVINSI KABUPATEN/KOTA JUMLAH Bali Nusa Tenggara

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 275/KMK

PENGUMUMAN Penerimaan Program Sarjana Membangun Desa (SMD) Tahun 2011

PENETAPAN PERKIRAAN ALOKASI DANA BAGI HASIL SUMBER DAYA ALAM MINYAK BUMI DAN GAS BUMI TAHUN ANGGARAN 2007

Summary Report of TLAS Trainings in Community Forest on Java Year of Implementation :

KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

KODE KANTOR WILAYAH DIREKTORAT JENDERAL PAJAK DAN KANTOR PELAYANAN PAJAK NO UNIT KANTOR KODE 1.

Lampiran Surat No : KL /BIII.1/1022/2017. Kepada Yth :

KAWASAN PERKEBUNAN. di sampaikan pada roundtable pengembangan kawasan Makasar, 27 Februari 2014

DAFTAR UNDANGAN PENGADILAN TINGGI DAN PENGADILAN NEGERI YANG MENERIMA SERTIFIKAT AKREDITASI TAHUN 2017

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN Nomor : P. 51/Menhut-II/2009 TENTANG

NO. JUMLAH PENCA BERAT NO. JUMLAH PENCA BERAT PROVINSI/KABUPATEN/KOTA POPULASI PENCA PROVINSI/KABUPATEN/KOTA POPULASI PENCA

RINCIAN PERKIRAAN ALOKASI DANA BAG! HASIL SUMBER DAYA ALAM PERTAMBANGAN PANAS BUM! TAHUN ANGGARAN 2013

DAFTAR KUOTA PELATIHAN KURIKULUM 2013 PAI PADA MGMP PAI SMA KABUPATEN/KOTA TAHUN 2013 JML. PESERTA PROVINSI

DAFTAR UNDANGAN PENGADILAN TINGGI DAN PENGADILAN NEGERI YANG MENERIMA SERTIFIKAT AKREDITASI TAHUN 2017

KABUPATEN KOTA YANG SUDAH MENGIRIM BUKU SLHD 2011 PER 20 APRIL 2012

DAFTAR KUOTA PELATIHAN KURIKULUM 2013 PAI KKG PAI KABUPATEN/KOTA TAHUN 2013

EVALUASI KINERJA KOTA/KABUPATEN TRIWULAN-II 2014 KINERJA OUTPUT PROGRAM PERIODE : APRIL-JUNI 2014

ALOKASI KURANG BAYAR DANA BAGI HASIL CUKAI HASIL TEMBAKAU TAHUN ANGGARAN No Daerah DBH CHT

DAERAH JUMLAH PROPINSI (A)


Nomor : 04521/B5/LL/ Maret 2018 Lampiran : 1 (satu) eksemplar Perihal : Permohonan ijin

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR :3/18/PBI/2001 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA MEMBAWA UANG RUPIAH KELUAR ATAU MASUK WILAYAH REPUBLIK INDONESIA

LAMPIRAN XIX PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 137 TAHUN 2015 TENTANG RINCIAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA NEGARA TAHUN ANGGARAN 2016

KAB/KOTA PRIORITAS SASARAN DIKLAT GURU PENGEMBANG MATEMATIKA JENJANG SMP TAHUN 2012

UNDANGAN PEMASUKAN PENAWARAN Nomor : 005/PAN-PPBJ/KPAN/III/2011

9. Undang-Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Badan Pusat Statistik

KEBUTUHAN FORMASI CPNS BNN TAHUN 2013

Kode Cabang. Jam Operasional. Nama Kantor. No. Urut. Regional I/ Medan. Regional II/ Palembang

Jenjang. SMA/MA/SMAK/SMTK Perguruan Tinggi Negeri. Dinas Pendidikan Propvinsi

DAFTAR KUOTA PELATIHAN KURIKULUM 2013 PAI MGMP PAI SMP KABUPATEN/KOTA TAHUN NO Kabupaten/Kota Propinsi Kuota

PENGAJUAN INSTANSI VERTIKAL BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA TAHUN 2016

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

B. Sekretaris Daerah Kabupaten/Kota Wilayah Indonesia Barat

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 275 / KMK.06 / 2004 TENTANG

UPAH MINIMUM TAHUN 2005 PROPINSI KABUPATEN - KOTAMADYA DI INDONESIA No Propinsi Kabupaten / Kotamadya Sektor Industri Upah Minimum 2005 (Rp)

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NAMA DAN KODE KANTOR PELAYANAN PAJAK NO. N A M A KODE KANWIL/KPP KANWIL DJP NANGGROE ACEH 010

SURAT EDARAN. : Tata Cara Penyimpanan Sekuritas, Surat Yang Berharga dan Barang Berharga Pada Bank Indonesia

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Non Bank. Pelaksanaan Pengawasan Bank Kredit Desa

DAFTAR USULAN PENILAIAN INSTANSI VERTIKAL BADAN NARKOTIKA NASIONAL KABUPATEN/KOTA (UPDATE JANUARI 2016)

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Kepala Badan Pengawasan

DAFTAR SATUAN KERJA TUGAS PEMBANTUAN DAN DEKONSENTRASI TAHUN 2009 DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA MADIUN, Menimbang

Pariwisata. Sentra DAK REGULER. dan Pertanian. dan. Kawasan. Kedaulatan Berencana Pariwisata Pariwisata. Pariwisata.

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG

Transkripsi:

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Non Bank Penitipan Sementara Surat yang Berharga dan Barang Berharga pada Bank Indonesia

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Hubungan Non Bank dengan BI Penitipan Sementara Surat yang Berharga dan Barang Berharga pada Bank Indonesia Tim Penyusun Ramlan Ginting Chandra Murniadi Siti Astiyah Dudy Iskandar Gantiah Wuryandani Zulkarnain Sitompul Wahyu Yuwana Komala Dewi Wirza Ayu Novriana Tresna Kholilah Safyra Primadhyta Pusat Riset dan Edukasi Bank Sentral Bank Indonesia Telp: 021-29817321 Fax.: 021-3501912 email: PRES@bi.go.id Hak Cipta 2012, Bank Indonesia 2012

DAFTAR ISI Paragraf Halaman Daftar Isi Rekam Jejak Regulasi Penitipan Sementara Surat yang Berharga dan Barang Berharga pada Bank Indonesia Dasar Hukum Regulasi Terkait Regulasi Bank Indonesia Hal. i Hal. ii Hal. iii Hal. iii Hal. iii Penitipan Sementara Surat yang Berharga dan Barang Berharga pada Bank Indonesia Ketentuan Umum Pg. 1 3 Hal. 1 3 Tata Cara Permohonan Titipan Pg. 4 Hal. 3 4 Jangka Waktu Penitipan Pg. 5 Hal. 5 Perpanjangan Jangka Waktu Titipan Pg. 6 Hal. 5 6 Pengambilan Titipan Pg. 7 Hal. 6 8 Pemutusan Hubungan Penitipan oleh Bank Indonesia Pg. 8 Hal. 8 9 Penerimaan Titipan Pg. 9 11 Hal. 9 12 Titipan Kedaluwarsa Pg. 12 14 Hal. 13 16 Lampiran Hal 17 25 Lampiran 1 : Wilayah Kerja Kantor Pusat dan Kantor Perwakilan Bank Hal. 17 23 Indonesia dalam Pelaksanaan Penitipan Sementara Surat yang Berharga dan Barang Berharga Lampiran 2 : Bukti Titipan Sementara Hal. 24 Lampiran 3 : Bukti Penyerahan Titipan Hal. 25 i

Rekam Jejak Regulasi Penitipan Sementara Surat yang Berharga dan Barang Berharga pada Bank Indonesia SE 14/29/DPU 2012 Tata Cara Penitipan Sementara Surat yang Berharga dan Barang Berharga pada Bank Indonesia Penitipan Sementara Surat yang Berharga dan Barang Berharga pada Bank Indonesia SE 11/20/DPM 2009 Perubahan SE 7/21/DPM 2005 Lampiran 1 SE 7/21/DPM 2005 Penitipan Sementara Surat yang Berharga dan Barang Berharga pada Bank Indonesia 7/16/PBI/2005 Penyimpanan Sekuritas, Sekuritas, Surat yang Berharga dan Barang Berharga pada Bank Indonesia 27/142/KEP/DIR/1995 Penyimpanan Sekuritas, Surat Yang Berharga dan Barang Berharga pada Bank Indonesia Keterangan : Diubah Dicabut PBI/KEP DIR Masih Berlaku PBI/KEP DIR Tidak Berlaku SE Masih Berlaku SE Tidak Berlaku ii

Penitipan Sementara Surat / Barang Berharga pada BI Dasar Hukum : - Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia Regulasi Bank Indonesia : - Peraturan Bank Indonesia Nomor tentang Penitipan Sementara Surat yang Berharga dan Barang Berharga pada Bank Indonesia - Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/29/DPU 2012 perihal Tata Cara Penitipan Sementara Surat yang Berharga dan Barang Berharga pada Bank Indonesia iii

Hubungan Non Bank dengan BI Penitipan Sementara Surat yang Berharga dan Barang Berharga pada Bank Indonesia BAB I Ketentuan Umum 1 Pasal 1 SE 14/29/DPU 2012 Romawi I No. 5 9 1. Titipan adalah barang milik pihak lain yang dititipkan sementara dan ditatausahakan pada Bank Indonesia. 2. Penitip adalah pihak tertentu yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yang dapat melakukan penitipan sementara pada Bank Indonesia. 3. Surat yang Berharga adalah dokumen yang mempunyai nilai bagi Penitip yang tidak dapat diperdagangkan di pasar uang dan/atau pasar modal. 4. Sekuritas adalah surat berharga dalam bentuk fisik (warkat) yang mempunyai nilai uang baik yang diperdagangkan maupun yang tidak dapat diperdagangkan di pasar uang dan pasar modal. 5. Uang Rupiah Palsu adalah suatu benda yang bahan, ukuran, warna, gambar, dan/atau desainnya menyerupai Rupiah yang dibuat, dibentuk, dicetak, digandakan, diedarkan, atau digunakan sebagai alat pembayaran secara melawan hukum. 6. Uang Rupiah Tiruan adalah suatu benda yang bahan, ukuran, warna, gambar, dan/atau desainnya menyerupai Rupiah yang dibuat, dibentuk, dicetak, digandakan, atau diedarkan, tidak digunakan sebagai alat pembayaran dengan merendahkan kehormatan Rupiah sebagai simbol negara. 7. Bukti Titipan Sementara yang selanjutnya disingkat BTS adalah bukti penerimaan Titipan pada Bank Indonesia. 8. Bukti Titipan Sementara Pengganti yang selanjutnya disingkat BTS Pengganti adalah bukti untuk menggantikan BTS yang hilang atau rusak. 9. Bukti Penyerahan Titipan yang selanjutnya disingkat BPT adalah bukti penyerahan Titipan oleh Bank Indonesia. 2 Pasal 2 (1) Bank Indonesia dapat menerima Titipan dari Penitip. (2) Titipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan Titipan tertutup. Yang dimaksud dengan Titipan tertutup adalah Titipan yang pada waktu penyerahan, petugas Bank Indonesia bersama-sama dengan Penitip melihat isi dan wujudnya sesuai dengan surat permohonan, tanpa harus memastikan kebenaran, kualitas, jumlah, dan/atau keaslian dari Titipan. Titipan selanjutnya dikemas dan disegel oleh Penitip. (3) Titipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. Surat yang Berharga, antara lain sertifikat tanah dan dokumen perjanjian; b. Sekuritas, antara lain saham dan obligasi; dan/atau c. barang berharga, antara lain, uang baik dalam Rupiah maupun valuta asing, logam mulia, platina dan batu mulia. Yang termasuk batu mulia antara lain berlian, intan, dan permata. 1

(4) Bank Indonesia dapat menerima Titipan dari Penitip sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa uang Rupiah palsu dan uang Rupiah tiruan. Cakupan uang Rupiah palsu dan uang Rupiah tiruan yang dapat dititipkan pada Bank Indonesia merupakan uang Rupiah palsu dan uang Rupiah tiruan yang merupakan barang temuan. Yang dimaksud dengan uang Rupiah palsu adalah suatu benda yang bahan, ukuran, warna, gambar, dan/atau desainnya menyerupai Rupiah yang dibuat, dibentuk, dicetak, digandakan, diedarkan, atau digunakan sebagai alat pembayaran secara melawan hukum. Yang dimaksud dengan uang Rupiah tiruan adalah suatu benda yang bahan, ukuran, warna, gambar, dan/atau desainnya menyerupai Rupiah yang dibuat, dibentuk, dicetak, digandakan, atau diedarkan, tidak digunakan sebagai alat pembayaran dengan merendahkan kehormatan Rupiah sebagai simbol negara. (5) Titipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus memiliki kriteria sebagai berikut: a. dalam rangka membantu pelaksanaan tugas-tugas pemerintahan; dan/atau b. dalam rangka penyitaan oleh penyidik dan/atau penetapan sita oleh pengadilan tingkat pertama dalam perkara pidana, perdata atau tata usaha negara dalam rangka penanganan kasus yang berdampak luas. Yang dimaksud dengan kasus yang berdampak luas antara lain yang dapat menimbulkan dampak berskala regional atau nasional. (6) Titipan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) bukan merupakan Titipan yang dianggap berbahaya atau dilarang oleh Pemerintah atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. Yang dimaksud dengan Titipan yang dianggap berbahaya atau dilarang oleh Pemerintah atau peraturan perundang-undangan yang berlaku antara lain senjata api, peluru, bahan peledak, bahan kimia, senjata tajam, narkotika dan psikotropika. 3 Pasal 3 (1) Penitip sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 2 ayat (1) terdiri atas : a. kementerian negara/lembaga pemerintah non kementerian negara/lembaga negara; b. pengadilan tingkat pertama atau lembaga yang mempunyai kewenangan penyidikan berdasarkan Undang-Undang; Yang dimaksud dengan lembaga yang mempunyai kewenangan penyidikan berdasarkan Undang-Undang antara lain Kepolisian Negara Republik Indonesia, Kejaksaan Republik Indonesia, Komisi Pemberantasan Korupsi, dan Otoritas Jasa Keuangan. 2

c. Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota; dan/atau d. pihak internal Bank Indonesia. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan titipan untuk pihak internal Bank Indonesia diatur dalam ketentuan Bank Indonesia yang bersifat internal. BAB II 4 Pasal 4 Tata Cara Permohonan Titipan (1) Bank Indonesia menerima Titipan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 2 ayat (1) berdasarkan permohonan secara tertulis dari Penitip. (2) Bank Indonesia menolak permohonan penitipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) apabila tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 2 ayat (3), ayat (4), ayat (5), ayat (6), Paragraf 3 ayat (1), dan/atau apabila terdapat pertimbangan tertentu. Yang dimaksud dengan pertimbangan tertentu antara lain keterbatasan kapasitas ruangan penyimpanan di Bank Indonesia. Ruang penyimpanan adalah khazanah yang merupakan ruangan yang dibuat khusus dengan memperhatikan faktor keamanan dan digunakan terutama untuk menyimpan uang Rupiah. SE 14/29/DPU 2012 Romawi III (3) Calon Penitip yang bermaksud melakukan penitipan barang pada Bank Indonesia, terlebih dahulu menyampaikan surat permohonan yang ditandatangani oleh pemimpin instansi Penitip kepada: a. Departemen Pengedaran Uang, Bank Indonesia, JI. M.H. Thamrin No.2, Jakarta 10350, bagi calon Penitip yang berdomisili di wilayah kerja Kantor Pusat Bank Indonesia. b. Kantor Perwakilan Dalam Negeri Bank Indonesian (KPw DN), bagi calon Penitip yang berdomisili di wilayah kerja KPw DN setempat. Surat permohonan disampaikan kepada Departemen Pengedaran Uang atau KPw DN sesuai dengan pembagian wilayah kerja sebagaimana pada Lampiran 1 yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ketentuan ini. Surat permohonan memuat: a. jenis, dimensi dan volume barang yang akan dititipkan; b. jangka waktu penitipan; dan c. pernyataan bahwa barang yang akan dititipkan bukan merupakan barang yang berbahaya atau dilarang oleh Pemerintah atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. Bank Indonesia memastikan kesesuaian jenis barang yang akan dititipkan dalam surat permohonan dengan persyaratan dan kriteria penitipan. Bank Indonesia memberitahukan secara tertulis kepada calon Penitip perihal persetujuan awal atau penolakan permohonan penitipan di Bank Indonesia paling lama 14 (empat belas) hari kerja sejak surat permohonan diterima oleh Bank Indonesia. 3

Dalam hal permohonan disetujui, pemimpin instansi dari calon Penitip harus datang ke kantor Bank Indonesia dengan membawa dan menyerahkan asli surat persetujuan Bank Indonesia, fotokopi identitas pemimpin instansi tersebut dan barang yang akan dititipkan, untuk melakukan penitipan di Bank Indonesia. Yang dimaksud dengan pemimpin instansi dari calon Penitip, misalnya Kepala Kejaksaan Negeri untuk Kejaksaan Negeri, Direktur Jenderal untuk Direktorat Jenderal, Direktur untuk Direktorat, Kepala Kantor Wilayah untuk Kantor Wilayah, Kepala Kepolisian Resor untuk Kepolisian Resor. Dalam hal pemimpin instansi dari calon Penitip tidak dapat datang ke kantor Bank Indonesia maka yang bersangkutan menugaskan pejabat/pegawai instansi calon Penitip disertai dengan surat kuasa khusus, untuk melakukan penitipan di Bank Indonesia yang ditandatangani oleh pemimpin dari instansi yang bersangkutan. Pejabat/pegawai instansi calon Penitip, membawa dan menyerahkan: a. asli surat persetujuan Bank Indonesia; b. asli surat kuasa khusus; dan c. fotokopi identitas pemberi dan penerima kuasa yang masih berlaku yang tercantum dalam surat kuasa khusus. Calon Penitip memperlihatkan barang yang akan dititipkan kepada petugas Bank Indonesia, untuk mengetahui kesesuaian jenis barang yang akan dititipkan dengan informasi yang tercantum dalam surat permohonan. Apabila barang yang diperlihatkan untuk dititipkan tidak sesuai dengan informasi yang tercantum dalam surat permohonan, Bank Indonesia menolak penitipan dengan menyampaikan surat pemberitahuan penolakan kepada calon Penitip. Apabila barang yang diperlihatkan untuk dititipkan telah sesuai dengan surat permohonan maka Penitip dihadapan petugas Bank Indonesia melakukan hal-hal sebagai berikut: a. melakukan pengemasan terhadap Titipan yang ditempatkan dalam suatu wadah; b. menyegel kemasan; c. membubuhkan tanda tangan pada kemasan yang telah disegel; dan d. menandatangani BTS sebagai bukti sah penitipan, sebagaimana terlampir pada Lampiran 2 yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ketentuan ini. Selanjutnya Bank Indonesia melakukan hal-hal sebagai berikut: a. mengisi formulir BTS berdasarkan informasi dari Penitip; menandatangani BTS sebagai bukti sah penerimaan Titipan bersama sama dengan Penitip; dan c. menyerahkan lembar pertama BTS kepada Penitip. 4

BAB III Jangka Waktu Penitipan 5 Pasal 5 (1) Jangka waktu penitipan ditetapkan paling lama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal penitipan. (2) Penitip dapat menentukan jangka waktu penitipan pada Bank Indonesia dengan mengacu kepada ketentuan jangka waktu penitipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Penolakan permohonan perpanjangan jangka waktu penitipan dilakukan dengan mempertimbangkan antara lain keterbatasan kapasitas ruangan penyimpanan di Bank Indonesia dan/atau Penitip mengajukan permohonan perpanjangan setelah melewati tanggal jatuh waktu Titipan. (3) Jangka waktu penitipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat diperpanjang paling lama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal jatuh waktu penitipan untuk setiap perpanjangan. BAB IV 6 Pasal 6 Ayat (1) SE 14/29/DPU 2012 Romawi VI Perpanjangan Jangka Waktu Titipan (1) Perpanjangan jangka waktu penitipan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 5 ayat (3) dilakukan oleh Penitip dengan mengajukan permohonan secara tertulis kepada Bank Indonesia. Tata cara perpanjangan jangka waktu Titipan diatur sebagai berikut: 1. Pemimpin dari instansi Penitip menyampaikan surat permohonan perpanjangan jangka waktu Titipan kepada Bank Indonesia yang menerbitkan BTS dengan melampirkan fotokopi lembar pertama BTS. 2. Surat permohonan perpanjangan jangka waktu Titipan, harus sudah diterima oleh Bank Indonesia paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sebelum tanggal jatuh waktu Titipan. 3. Berdasarkan permohonan perpanjangan jangka waktu Titipan, Bank Indonesia memberitahukan secara tertulis perihal persetujuan atau penolakan perpanjangan jangka waktu Titipan kepada Penitip paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak diterimanya surat permohonan perpanjangan beserta lampirannya. 4. Dalam hal permohonan perpanjangan jangka waktu Titipan disetujui, pemimpin dari instansi Penitip harus datang ke kantor Bank Indonesia dengan membawa dan menyerahkan: a. asli surat persetujuan perpanjangan dari Bank Indonesia; b. asli lembar pertama BTS; dan c. fotokopi identitas pemimpin dari instansi tersebut. 5. Dalam hal pemimpin dari instansi Penitip tidak dapat datang ke kantor Bank Indonesia maka yang bersangkutan menugaskan pejabat/pegawai dari instansi Penitip disertai dengan surat kuasa khusus, untuk mengurus perpanjangan jangka waktu Titipan di Bank Indonesia yang ditandatangani oleh pemimpin dari instansi yang bersangkutan. 6. Pejabat/pegawai instansi Penitip yang diberikan kuasa tersebut membawa dan menyerahkan: 5

SE 14/29/DPU 2012 Romawi VII No. 2b a. asli surat persetujuan perpanjangan dari Bank Indonesia; b. asli lembar pertama BTS; c. asli surat kuasa khusus; dan d. fotokopi identitas pemberi dan penerima kuasa yang masih berlaku yang tercantum dalam surat kuasa khusus. 7. Dalam hal pemimpin instansi dari Penitip yang datang untuk mengurus perpanjangan jangka waktu Titipan di Bank Indonesia, Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap: a. surat persetujuan perpanjangan dari Bank Indonesia; b. keaslian lembar pertama BTS yang dicocokkan dengan lembar kedua BTS yang ditatausahakan di Bank Indonesia; dan c. identitas pemimpin dari instansi tersebut. 8. Dalam hal pejabat/pegawai instansi Penitip yang diberikan kuasa yang datang untuk mengurus perpanjangan jangka waktu Titipan di Bank Indonesia, Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap: a. surat persetujuan perpanjangan dari Bank Indonesia; b. keaslian lembar pertama BTS yang dicocokkan dengan lembar kedua BTS yang ditatausahakan di Bank Indonesia; c. keabsahan surat kuasa khusus; dan d. identitas pemberi dan penerima kuasa yang masih berlaku yang tercantum dalam surat kuasa khusus. 9. Dalam hal hasil pemeriksaan atas dokumen, telah sesuai maka Bank Indonesia menerbitkan BTS Perpanjangan. 10. BTS Perpanjangan ditandatangani oleh Bank Indonesia dan pemimpin dari instansi Penitip atau pejabat/pegawai dari instansi Penitip di kantor Bank Indonesia yang menerbitkan BTS Perpanjangan. 11. Bank Indonesia menyerahkan lembar pertama BTS Perpanjangan kepada Penitip. 12. Dalam hal tanggal jatuh waktu Titipan bukan pada hari kerja maka waktu pelaksanaan penyerahan Titipan dilakukan pada hari kerja sebelumnya. Pasal 6 Ayat (2) (2) Bank Indonesia dapat menerima atau menolak permohonan perpanjangan jangka waktu penitipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1). Penolakan permohonan perpanjangan jangka waktu penitipan dilakukan dengan mempertimbangkan antara lain keterbatasan kapasitas ruangan penyimpanan di Bank Indonesia dan/ atau penitip mengajukan permohonan perpanjangan setelah melewati tanggal jatuh waktu titipan. BAB V 7 Pasal 7 Pengambilan Titipan (1) Titipan yang telah jatuh waktu harus diambil oleh Penitip. Yang dimaksud dengan Titipan yang telah jatuh waktu adalah Titipan yang telah melewati tanggal jatuh waktu Titipan. 6

SE 14/29DPU 2012 Romawi IV (2) Penitip dapat mengambil Titipan sebelum jatuh waktu dengan mengajukan permohonan secara tertulis kepada Bank Indonesia. (3) Tata cara pengambilan Titipan baik pada tanggal jatuh waktu maupun sebelum tanggal jatuh waktu diatur sebagai berikut: 1. Penitip dapat mengambil Titipan pada tanggal jatuh waktu atau sebelum tanggal jatuh waktu, dengan menyampaikan permohonan secara tertulis sebelumnya kepada Bank Indonesia yang menerbitkan BTS paling lambat diterima oleh Bank Indonesia 14 (empat belas) hari kerja sebelum tanggal pengambilan Titipan. Penyampaian surat permohonan pengambilan Titipan disertai fotokopi lembar pertama BTS. Contoh: a. pengambilan Titipan pada tanggal jatuh waktu Jatuh waktu Titipan pada tanggal 28 September 2012 maka permohonan tertulis dari Penitip paling lambat diterima oleh Bank Indonesia pada tanggal 10 September 2012. b. pengambilan Titipan sebelum tanggal jatuh waktu Jatuh waktu Titipan pada tanggal 28 September 2012, dan Penitip akan mengambil Titipan pada tanggal 25 September 2012 maka permohonan tertulis dari Penitip paling lambat diterima oleh Bank Indonesia pada tanggal 5 September 2012. 25 September 2012 maka permohonan tertulis dari Penitip paling lambat diterima oleh Bank Indonesia pada tanggal 5 September 2012. 2. Dalam hal Penitip menyampaikan permohonan pengambilan Titipan kurang dari batas waktu maka Bank Indonesia menyerahkan Titipan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja setelah tanggal diterimanya surat permohonan oleh Bank Indonesia. Contoh: a. pengambilan Titipan pada tanggal jatuh waktu Jatuh waktu Titipan pada tanggal 28 September 2012, tetapi permohonan tertulis dari Penitip baru diterima oleh Bank Indonesia pada tanggal 14 September 2012 maka Bank Indonesia menyerahkan Titipan kepada Penitip paling lambat pada tanggal 4 Oktober 2012. b. pengambilan Titipan sebelum tanggal jatuh waktu Jatuh waktu Titipan pada tanggal 28 September 2012, dan Penitip akan mengambil Titipan pada tanggal 25 September 2012, tetapi permohonan tertulis dari Penitip baru diterima oleh Bank Indonesia pada tanggal 10 September 2012 maka Bank Indonesia menyerahkan Titipan kepada Penitip paling lambat pada tanggal 28 September 2012. 3. Untuk melakukan pengambilan Titipan di Bank Indonesia, pemimpin instansi dari Penitip harus datang ke kantor Bank Indonesia dengan membawa dan menyerahkan asli lembar pertama BTS dan fotokopi identitas pemimpin instansi tersebut. 7

4. Dalam hal pemimpin instansi dari Penitip tidak dapat datang ke kantor Bank Indonesia maka yang bersangkutan menugaskan pejabat/pegawai instansi Penitip disertai dengan surat kuasa khusus, untuk melakukan pengambilan Titipan di Bank Indonesia yang ditandatangani oleh pemimpin dari instansi yang bersangkutan. 5. Pejabat/pegawai instansi Penitip yang diberi kuasa tersebut membawa dan menyerahkan: a. asli surat kuasa khusus; b. asli lembar pertama BTS; dan c. fotokopi identitas diri pemberi dan penerima kuasa yang masih berlaku yang tercantum dalam surat kuasa khusus. 6. Dalam hal pemimpin instansi dari Penitip yang datang untuk melakukan pengambilan Titipan di Bank Indonesia, Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap keaslian lembar pertama BTS untuk dicocokkan dengan lembar kedua BTS yang ditatausahakan di Bank Indonesia, dan pemeriksaan terhadap identitas pemimpin instansi tersebut. 7. Dalam hal pejabat/pegawai instansi Penitip yang diberi kuasa yang datang untuk melakukan pengambilan Titipan di Bank Indonesia, Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap: a. keabsahan surat kuasa khusus; b. keaslian lembar pertama BTS untuk dicocokkan dengan lembar kedua BTS yang ditatausahakan di Bank Indonesia; dan 8. identitas pemberi dan penerima kuasa yang masih berlaku yang tercantum dalam surat kuasa khusus. 9. Dalam hal hasil pemeriksaan atas dokumen, telah sesuai maka Bank Indonesia menyerahkan kemasan yang berisi Titipan dalam kondisi masih tersegel kepada Penitip. 10. Bank Indonesia menerbitkan BPT sebagaimana pada Lampiran 3 yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari ketentuan ini, dan ditandatangani oleh Penitip dan Bank Indonesia. 10. Lembar pertama BPT, ditatausahakan oleh Bank Indonesia sebagai bukti sah bahwa Titipan telah diserahkan kepada Penitip. 11. Lembar kedua BPT, diserahkan oleh Bank Indonesia kepada Penitip sebagai bukti sah pengambilan Titipan. 12. Penitip harus mengambil seluruh Titipan secara sekaligus dari Bank Indonesia, sesuai dengan jumlah yang tercantum dalam BTS. BAB VI 8 Pasal 8 Pemutusan Hubungan Penitipan oleh Bank Indonesia (1) Bank Indonesia dapat memutuskan hubungan penitipan dengan pertimbangan tertentu, antara lain keterbatasan kapasitas ruangan penyimpanan. Yang dimaksud dengan pertimbangan tertentu antara lain adalah keterbatasan kapasitas ruangan penyimpanan di Bank Indonesia. (2) Dalam hal Bank Indonesia memutuskan hubungan penitipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Titipan harus diambil oleh Penitip. 8

SE 14/29/DPU 2012 Romawi IX No. 2 (3) Tata cara pemutusan hubungan penitipan oleh Bank Indonesia diatur sebagai berikut: a. Bank Indonesia memberitahukan secara tertulis kepada Penitip perihal pemutusan hubungan penitipan disertai alasannya paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sebelum tanggal pemutusan hubungan penitipan. b. Penitip harus mengambil Titipan paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal surat pemberitahuan pemutusan hubungan penitipan. c. Terhadap pengambilan Titipan yang telah dilakukan pemutusan hubungan penitipan oleh Bank Indonesia, diberlakukan tata cara pengambilan Titipan. d. Dalam hal Penitip tidak mengambil Titipan, diberlakukan tata cara penyelesaian terhadap Titipan kedaluwarsa. BAB VII 9 Pasal 9 Penatausahaan Titipan (1) Penatausahaan Titipan pada Bank Indonesia mencakup penerimaan, penyimpanan dan penyerahan Titipan. Yang dimaksud dengan kegiatan penyerahan Titipan termasuk kegiatan penyelesaian Titipan kedaluwarsa. SE 14/29/DPU 2012 Romawi VII No. 1a b SE 14/29/DPU 2012 Romawi VII No. 2a 10 Pasal 10 (2) Dalam rangka penatausahaan Titipan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bank Indonesia menerbitkan: a. Bukti Titipan Sementara sebagai bukti penerimaan Titipan pada Bank Indonesia. b. Bukti Penyerahan Titipan sebagai bukti penyerahan Titipan oleh Bank Indonesia. (3) Waktu pelaksanaan: a. penerimaan Titipan; b. penyerahan Titipan; c. Penggantian BTS yang hilang atau rusak; d. Perpanjangan jangka waktu titipan dilakukan pada hari kerja kecuali pada hari Jum at, pada pukul 08.00 waktu setempat sampai dengan pukul 14.00 waktu setempat. (4) Dalam hal tanggal jatuh waktu Titipan bukan pada hari kerja maka waktu pelaksanaan penyerahan Titipan dilakukan pada hari kerja sebelumnya. (1) Bank Indonesia menerbitkan Bukti Titipan Sementara Pengganti untuk Bukti Titipan Sementara yang hilang atau rusak berdasarkan permohonan secara tertulis dari Penitip sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. (2) Bukti Titipan Sementara yang dilaporkan hilang atau rusak dinyatakan tidak berlaku setelah diterbitkannya Bukti Titipan Sementara Pengganti. (3) Bank Indonesia dapat menolak permohonan untuk menerbitkan Bukti Titipan Sementara Pengganti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan pertimbangan tertentu. Yang dimaksud dengan pertimbangan tertentu antara lain adalah ketidaksesuaian antara data dalam surat permohonan dengan data 9

yang tercantum dalam Bukti Titip Sementara yang ditatausahakan di Bank Indonesia. SE 14/29/DPU 2012 Romawi V (4) Tata cara penggantian BTS yang hilang atau rusak diatur sebagai berikut: 1. Penggantian BTS yang hilang a. Pemimpin dari instansi Penitip menyampaikan surat permohonan penggantian BTS yang hilang kepada kantor Bank Indonesia yang menerbitkan BTS dengan melampirkan fotokopi surat keterangan kehilangan BTS yang diterbitkan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia setempat yang mencantumkan antara lain informasi jenis barang yang dititipkan di Bank Indonesia. b. Bank Indonesia melakukan verifikasi terhadap dokumen, dengan cara melakukan pencocokan surat permohonan beserta lampirannya dengan lembar kedua BTS yang ditatausahakan di Bank Indonesia. c. Dalam hal hasil verifikasi dokumen telah sesuai maka Bank Indonesia menyampaikan surat pemberitahuan persetujuan penggantian BTS yang hilang kepada Penitip paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal diterimanya surat permohonan penggantian BTS yang hilang oleh Bank Indonesia. d. Dalam hal hasil verifikasi dokumen tidak sesuai maka Bank Indonesia menyampaikan surat pemberitahuan penolakan penggantian BTS yang hilang dan informasi permintaan kepada Penitip untuk melengkapi dokumen, paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal diterimanya surat permohonan penggantian BTS yang hilang oleh Bank Indonesia. e. Sesuai surat pemberitahuan persetujuan penggantian BTS yang hilang, pemimpin dari instansi Penitip harus datang ke kantor Bank Indonesia yang menerbitkan BTS dengan membawa asli surat keterangan kehilangan BTS yang diterbitkan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia setempat dan fotokopi identitas pemimpin instansi tersebut. f. Dalam hal pemimpin dari instansi Penitip tidak dapat datang ke kantor Bank Indonesia maka yang bersangkutan menugaskan pejabat/pegawai dari instansi Penitip disertai dengan surat kuasa khusus, untuk mengurus penggantian BTS yang hilang di kantor Bank Indonesia yang ditandatangani oleh pemimpin dari instansi yang bersangkutan. g. Pejabat/pegawai instansi Penitip yang diberikan kuasa tersebut membawa dan menyerahkan: 1) asli surat keterangan kehilangan BTS yang diterbitkan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia setempat; 2) asli surat kuasa khusus; dan 3) fotokopi identitas pemberi dan penerima kuasa yang masih berlaku yang tercantum dalam surat kuasa khusus. 10

h. Dalam hal pemimpin instansi dari Penitip yang datang untuk mengurus penggantian BTS yang hilang di Bank Indonesia, Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap surat keterangan kehilangan BTS yang diterbitkan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia setempat dan identitas pemimpin instansi tersebut. i. Dalam hal pejabat/pegawai instansi Penitip yang diberikan kuasa yang datang untuk mengurus penggantian BTS yang hilang di Bank Indonesia, Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap: 1) surat keterangan kehilangan BTS yang diterbitkan oleh Kepolisian Negara Republik Indonesia setempat; 2) keabsahan surat kuasa khusus; dan 3) identitas pemberi dan penerima kuasa yang masih berlaku yang tercantum dalam surat kuasa khusus. j. Dalam hal hasil pemeriksaan atas dokumen, telah sesuai maka Bank Indonesia menerbitkan BTS Pengganti. k. BTS Pengganti ditandatangani oleh Bank Indonesia dan pemimpin dari instansi Penitip atau pejabat/pegawai dari instansi Penitip, di kantor Bank Indonesia yang menerbitkan BTS Pengganti. l. Bank Indonesia menyerahkan lembar pertama BTS Pengganti kepada Penitip. m. Waktu pelaksanaan penggantian BTS yang hilang dilakukan pada hari kerja kecuali pada hari Jum at, pada pukul 08.00 waktu setempat sampai dengan pukul 14.00 waktu setempat. 2. Penggantian BTS yang rusak a. Pemimpin dari instansi Penitip menyampaikan surat permohonan penggantian BTS yang rusak dengan melampirkan fotokopi BTS yang rusak kepada Bank Indonesia. b. Dalam hal BTS yang rusak tidak lagi terlihat nomor dan informasi dalam BTS yang rusak tersebut maka dalam surat permohonan penggantian BTS yang rusak, dilampirkan surat pernyataan dari pemimpin dari instansi Penitip bahwa lembar pertama BTS yang rusak tersebut adalah milik instansi yang bersangkutan dan penyebab kerusakan lembar pertama BTS. c. Bank Indonesia melakukan verifikasi terhadap dokumen, dengan cara melakukan pencocokan surat permohonan beserta lampirannya dengan lembar kedua BTS yang ditatausahakan di Bank Indonesia. d. Dalam hal hasil verifikasi dokumen telah sesuai maka Bank Indonesia menyampaikan surat pemberitahuan persetujuan penggantian BTS yang rusak kepada Penitip paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal diterimanya surat permohonan penggantian BTS yang rusak oleh Bank Indonesia. 11

e. Dalam hal hasil verifikasi dokumen tidak sesuai maka Bank Indonesia menyampaikan surat pemberitahuan penolakan penggantian BTS yang rusak dan informasi permintaan kepada Penitip untuk melengkapi dokumen, paling lambat 14 (empat belas) hari kerja sejak tanggal diterimanya surat permohonan penggantian BTS yang rusak oleh Bank Indonesia. f. Sesuai surat pemberitahuan persetujuan penggantian BTS yang rusak, pemimpin dari instansi Penitip harus datang ke kantor Bank Indonesia yang menerbitkan BTS dengan membawa asli BTS yang rusak dan fotokopi identitas pemimpin instansi tersebut. g. Dalam hal pemimpin dari instansi Penitip tidak dapat datang ke kantor Bank Indonesia maka yang bersangkutan menugaskan pejabat/pegawai dari instansi Penitip disertai dengan surat kuasa khusus, untuk mengurus penggantian BTS yang rusak di Bank Indonesia yang ditandatangani oleh pemimpin dari instansi yang bersangkutan. h. Pejabat/pegawai instansi Penitip yang diberikan kuasa tersebut membawa dan menyerahkan: 1) asli BTS yang rusak; 2) asli surat kuasa khusus; dan 3) fotokopi identitas pemberi dan penerima kuasa yang masih berlaku yang tercantum dalam surat kuasa khusus. i. Dalam hal pemimpin instansi dari Penitip yang datang untuk melakukan penggantian BTS yang rusak di Bank Indonesia, Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap BTS yang rusak dan identitas pemimpin instansi tersebut. j. Dalam hal pejabat/pegawai instansi Penitip yang diberikan kuasa yang datang untuk mengurus penggantian BTS yang rusak di Bank Indonesia, Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap: 1) keaslian BTS yang rusak; 2) keabsahan surat kuasa khusus; dan 3) fotokopi identitas pemberi dan penerima kuasa yang masih berlaku yang tercantum dalam surat kuasa khusus. k. Dalam hal hasil pemeriksaan atas dokumen, telah sesuai maka Bank Indonesia menerbitkan BTS Pengganti. l. BTS Pengganti ditandatangani oleh Bank Indonesia dan pemimpin dari instansi Penitip atau pejabat/pegawai dari instansi Penitip, di kantor Bank Indonesia yang menerbitkan BTS Pengganti. m. Bank Indonesia menyerahkan lembar pertama BTS Pengganti kepada Penitip. 11 Pasal 11 Bank Indonesia tidak mengenakan biaya atas Titipan yang ditatausahakan pada Bank Indonesia. 12

BAB VIII Titipan Kedaluwarsa 12 Pasal 12 (1) Bank Indonesia mengkategorikan Titipan menjadi Titipan kedaluwarsa apabila: a. Titipan telah jatuh waktu dan tidak diambil oleh Penitip; b. permohonan perpanjangan secara tertulis dari Penitip diterima setelah lewat jatuh waktu Titipan; atau c. Bank Indonesia telah memutuskan hubungan penitipan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 8 ayat (1), dan Titipan tidak diambil oleh Penitip. (2) Dalam hal Titipan dikategorikan sebagai Titipan kedaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Penitip harus mengambil Titipan dimaksud. (3) Bank Indonesia memberitahukan secara tertulis kepada Penitip mengenai penyelesaian Titipan kedaluwarsa sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (4) Dalam hal Penitip tidak memberikan tanggapan atas surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dalam jangka waktu tertentu maka Bank Indonesia: a. mengembalikan Titipan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 2 ayat (3) yang telah kedaluwarsa kepada Penitip atau mengalihkan kepada pihak yang berwenang sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku; atau Proses penyelesaian atas Titipan kedaluwarsa yang telah dialihkan selanjutnya merupakan tanggung jawab pihak yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. mengembalikan Titipan sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 2 ayat (4) yang telah kedaluwarsa kepada Penitip. SE 14/29/DPU 2012 Romawi VIII No. 2 dan 18 (5) Tata cara penyelesaian titipan kadaluwarsa : 1. Penyampaian surat pemberitahuan kepada Penitip dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali, dengan rentang waktu 14 (empat belas) hari kerja untuk masing-masing pemberitahuan. 2. Untuk surat pemberitahuan ketiga, Penitip diharuskan mengambil Titipan kedaluwarsa paling lambat akhir bulan yang bersangkutan sejak tanggal surat pemberitahuan ketiga. Contoh: a. surat pemberitahuan pertama keharusan mengambil Titipan kedaluwarsa disampaikan pada tanggal 3 September 2012; b. dalam hal Penitip tidak melakukan pengambilan Titipan kedaluwarsa dalam rentang waktu dalam surat pemberitahuan pertama maka disampaikan surat pemberitahuan kedua keharusan mengambil Titipan kedaluwarsa pada tanggal 20 September 2012; atau c. dalam hal Penitip tidak melakukan pengambilan Titipan kedaluwarsa dalam rentang waktu dalam surat pemberitahuan kedua maka disampaikan surat pemberitahuan ketiga keharusan mengambil Titipan kedaluwarsa pada tanggal 9 13

Oktober 2012. Penitip diharuskan mengambil Titipan kedaluwarsa di Bank Indonesia paling lambat pada tanggal 31 Oktober 2012. 3. Penitip yang akan mengambil Titipan kedaluwarsa berdasarkan surat pemberitahuan pertama, surat pemberitahuan kedua atau surat pemberitahuan ketiga dari Bank Indonesia, menyampaikan surat permohonan pengambilan Titipan kedaluwarsa kepada Bank Indonesia yang menerbitkan BTS paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum pengambilan Titipan kedaluwarsa, dengan melampirkan: a. fotokopi surat pemberitahuan dari Bank Indonesia; dan b. fotokopi lembar pertama BTS. Contoh : Pengambilan Titipan kedaluwarsa pada tanggal 28 September 2012 maka surat permohonan dari Penitip paling lambat diterima oleh Bank Indonesia pada tanggal 19 September 2012. 4. Dalam hal Penitip menyampaikan surat permohonan pengambilan Titipan kedaluwarsa kurang dari batas waktu maka Bank Indonesia menyerahkan Titipan kedaluwarsa paling lambat 7 (tujuh) hari kerja setelah tanggal diterimanya surat permohonan pengambilan. Contoh: Pengambilan Titipan kedaluwarsa pada tanggal 28 September 2012, tetapi surat permohonan dari Penitip baru diterima oleh Bank Indonesia pada tanggal 21 September 2012 maka Bank Indonesia akan menyerahkan Titipan kedaluwarsa paling lambat pada tanggal 2 Oktober 2012. 5. Pemimpin dari instansi Penitip sesuai dengan surat pemberitahuan dari Bank Indonesia, harus datang ke kantor Bank Indonesia untuk mengambil Titipan kedaluwarsa dengan membawa dan menyerahkan: a. asli surat pemberitahuan dari Bank Indonesia; b. asli lembar pertama BTS; dan c. fotokopi identitas pemimpin dari instansi tersebut. 6. Dalam hal pemimpin instansi dari Penitip tidak dapat datang ke kantor Bank Indonesia maka yang bersangkutan menugaskan pejabat/pegawai instansi Penitip disertai dengan surat kuasa khusus, untuk melakukan pengambilan Titipan kedaluwarsa di Bank Indonesia yang ditandatangani oleh pemimpin dari instansi yang bersangkutan. 7. Pejabat/pegawai instansi Penitip yang diberi kuasa tersebut membawa dan menyerahkan: a. asli surat pemberitahuan dari Bank Indonesia; b. asli lembar pertama BTS; c. asli surat kuasa khusus; dan d. fotokopi identitas pemberi dan penerima kuasa yang masih berlaku yang tercantum dalam surat kuasa khusus. 8. Dalam hal pemimpin instansi dari Penitip yang datang untuk mengambil Titipan kedaluwarsa di Bank Indonesia, Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap: a. surat pemberitahuan dari Bank Indonesia; b. keaslian lembar pertama BTS untuk dicocokkan dengan lembar 14

kedua BTS yang ditatausahakan di Bank Indonesia; dan c. identitas pemimpin dari instansi tersebut. 9. Dalam hal pejabat/pegawai instansi Penitip yang diberikan kuasa yang datang untuk mengambil Titipan kedaluwarsa di Bank Indonesia, Bank Indonesia melakukan pemeriksaan terhadap: a. surat pemberitahuan dari Bank Indonesia; b. keaslian lembar pertama BTS untuk dicocokkan dengan lembar kedua BTS yang ditatausahakan di Bank Indonesia; c. keabsahan surat kuasa khusus; dan d. identitas pemberi dan penerima kuasa yang masih berlaku yang tercantum dalam surat kuasa khusus. 10. Dalam hal hasil pemeriksaan atas dokumen, telah sesuai maka Bank Indonesia menyerahkan kemasan yang berisi Titipan kedaluwarsa dalam kondisi masih tersegel kepada Penitip. 11. Bank Indonesia menerbitkan BPT dan ditandatangani oleh Bank Indonesia dan pemimpin dari instansi Penitip atau pejabat/pegawai dari instansi Penitip di kantor Bank Indonesia yang menerbitkan BPT. 12. Lembar pertama BPT, ditatausahakan oleh Bank Indonesia sebagai bukti sah bahwa Titipan kedaluwarsa telah diserahkan kepada Penitip. 13. Lembar kedua BPT, diserahkan oleh Bank Indonesia kepada Penitip sebagai bukti sah pengambilan Titipan kedaluwarsa. 14. Penitip harus mengambil seluruh Titipan kedaluwarsa secara sekaligus dari Bank Indonesia, sesuai dengan jumlah yang tercantum dalam BTS. 15. Dalam hal Penitip melakukan pengambilan Titipan kedaluwarsa, dan Titipan kedaluwarsa belum dialihkan kepada pihak yang berwenang, diberlakukan tata cara pengambilan Titipan kedaluwarsa. 16. Dalam hal Penitip tidak memberikan tanggapan atas surat pemberitahuan Titipan kedaluwarsa dari Bank Indonesia dan tidak melakukan pengambilan Titipan kedaluwarsa sampai dengan batas waktu maka Bank Indonesia: a. mengembalikan Titipan kedaluwarsa secara langsung kepada Penitip; atau b. mengalihkan Titipan kedaluwarsa kepada pihak yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam hal Penitip tidak diketahui keberadaannya. 17. Dalam hal Penitip tidak memberikan tanggapan atas surat pemberitahuan Titipan kedaluwarsa dari Bank Indonesia dan tidak melakukan pengambilan Titipan kedaluwarsa sampai dengan batas waktu, maka Bank Indonesia mengembalikan Titipan kedaluwarsa secara langsung kepada Penitip. 13 Pasal 13 (1) Penitip bertanggungjawab sepenuhnya atas kebenaran, kualitas, jumlah, dan/atau keaslian dari Titipan yang disebutkan dalam Bukti Titipan Sementara sebagaimana dimaksud dalam Paragraf 9 ayat (2) huruf a. (2) Bank Indonesia dibebaskan dari tanggung jawab apabila terjadi kehilangan, kerusakan, penyusutan, kedaluwarsa dan/atau hal-hal lain 15

yang mungkin timbul atas Titipan yang mengakibatkan berkurangnya nilai, kualitas dan/atau fisik Titipan. 14 Pasal 14 (1) Titipan yang telah dikategorikan sebagai Titipan kedaluwarsa sebelum berlakunya ketentuan ini, diselesaikan paling lama 2 (dua) tahun sejak berlakunya ketentuan ini. (2) Dalam hal Titipan tidak dapat diselesaikan sampai dengan batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Bank Indonesia mengembalikan Titipan kepada Penitip atau mengalihkan kepada pihak yang berwenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 16

LAMPIRAN I SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 14/29/DPU TANGGAL 16 OKTOBER 2012 PERIHAL TATA CARA PENITIPAN SEMENTARA SURAT YANG BERHARGA DAN BARANG BERHARGA PADA BANK INDONESIA WILAYAH KERJA KANTOR PUSAT DAN KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA DALAM PELAKSANAAN PENITIPAN SEMENTARA SURAT YANG BERHARGA DAN BARANG BERHARGA No. Nama Kantor Alamat Kantor Wilayah Kerja 1. Kantor Pusat Jl. MH. Thamrin DKI Jakarta, Bank Indonesia No.2, Jakarta Kabupaten/Kota Bekasi, 10350 Kabupaten/Kota Bogor, Kabupaten Karawang, Kota Depok, Provinsi Banten 2. KPw BI Provinsi Maluku 3. KPw BI Balikpapan 4. KPw BI Provinsi Aceh 5. KPw BI Provinsi Lampung Jl. Raya Patimura No.7, Ambon Jl. Jend. Sudirman No.20, Balikpapan 76111 Jl. Cut Meutia No.15, Banda Aceh Jl. Hasanuddin No.38, Bandar Lampung Provinsi Maluku Kota Balikpapan, Kabupaten Pasir dan Kabupaten Penajam Paser Utara Nanggroe Aceh Darussalam dikurangi wilayah kerja KPw BI Lhokseumawe, yaitu meliputi Kota Banda Aceh, Kota Sabang, Kabupaten Aceh Besar, Kabupaten Pidie, Kabupaten Aceh Barat, Kabupaten Aceh Barat Daya, Kabupaten Aceh Singkil, Kabupaten Aceh Jaya, Kabupaten Nagan Raya, Kabupaten Simeulu, Kabupaten Aceh Selatan Provinsi Lampung No.... 17

2 No. Nama Kantor Alamat Kantor Wilayah Kerja 6. KPw BI Jl. Braga No.108, Provinsi Jawa Barat Wilayah VI Bandung 40111 dikurangi wilayah kerja Kantor Pusat, KPw BI Cirebon, KPw BI Tasikmalaya, yaitu meliputi Kabupaten/Kota Bandung, Kabupaten Cianjur, Kabupaten Garut, Kabupaten Purwakarta, Kabupaten Subang, Kabupaten/Kota Sukabumi, Kabupaten Sumedang dan Kota 7. KPw BI Wilayah II Jl. Lambung Mangkurat No.15, Banjarmasin 70111 8. KPw BI Batam Jl. Engku Putri Batam Center, Batam 29432 9. KPw BI Provinsi Bengkulu Jl. Jend. Ahmad Yani, Bengkulu 10. KPw BI Cirebon Jl. Yos Sudarso No.5-7, Cirebon Cimahi Provinsi Selatan Kalimantan Provinsi Kepulauan Riau Provinsi Bengkulu Kabupaten/Kota Cirebon, Kabupaten Indramayu, Kabupaten Kuningan dan Kabupaten Majalengka 11. KPw BI Wilayah III 12. KPw BI Provinsi Jambi 13. KPw BI Provinsi Papua dan Papua Barat Jl. Letda Tantular No.4 Renon, Denpasar 80234 Jl. Jend. Ahmad Yani, Telanaipura Jl. DR. Sam Ratulangi No.9, Jayapura 14. KPw BI Jember Jl. Gajah Mada No.224, Jember Provinsi Bali Provinsi Jambi Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat Kabupaten Banyuwangi, Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Jember, Kabupaten Situbondo No.... 18

3 No. Nama Kantor Alamat Kantor Wilayah Kerja 15. KPw BI Kediri Jl. Brawijaya Kabupaten/Kota Blitar, No.2, Kediri Kabupaten/Kota Kediri, Kabupaten/Kota Madiun, Kabupaten Magetan, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Ngawi, Kabupaten Pacitan, Kabupaten Ponorogo, Kabupaten Trenggalek, Kabupaten Tulungagung 16. KPw BI Provinsi Sulawesi Tenggara Jl. Sultan Hassanudin No.150, Kendari 93122 Provinsi Tenggara Sulawesi 17. KPw BI Provinsi Nusa Tenggara Timur 18. KPw BI Lhokseumawe Jl. Tom Pelio No.2, Kupang Jl. Merdeka No.1, Lhokseumawe 24312 Provinsi Nusa Tenggara Timur Kota Lhokseumawe, Kabupaten Langsa, Kabupaten Aceh Utara, Kabupaten Aceh Jeumpa, Kabupaten Aceh Tengah, Kabupaten Bener Meriah, Kabupaten Gayo Luwes, Kabupaten Aceh Tenggara, Kabupaten Aceh Timur dan Kabupaten Aceh Tamiang 19. KPw BI Malang Jl. Merdeka Utara No.7, Malang Kabupaten Lumajang, Kabupaten/Kota Malang, Kabupaten/Kota Pasuruan, Kabupaten/Kota Probolinggo dan Kota Batu 20. KPw BI Provinsi Nusa Tenggara Barat Jl. Pejanggik No.2, Mataram 83126 Provinsi Nusa Tenggara Barat (Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa) No.... 19

4 No. Nama Kantor Alamat Kantor Wilayah Kerja 21. KPw BI Jl. Balai Kota Provinsi Sumatera Utara Wilayah IX No.4, Medan dikurangi wilayah kerja KPw BI Sibolga dan KPw BI Pematangsiantar, yaitu meliputi Kabupaten Dairi, Kabupaten Deliserdang, Kabupaten Karo, Kabupaten Langkat, Kabupaten Pakpak Barat, Kabupaten Serdang Bedagai, Kota Binjai, Kota Medan, dan Kota Tebing Tinggi 22. KPw BI Provinsi Jl. Tujuh Belas Sulawesi Utara Agustus, Manado 23. KPw BI Wilayah I Jl. Jend. Sudirman No.3, Makassar 24. KPw BI Jl. Jend. Wilayah VIII Sudirman No.22, 25. KPw BI Provinsi Kalimantan Tengah 26. KPw BI Wilayah VII 27. KPw BI Provinsi Sulawesi Tengah 28. KPw BI Provinsi Riau 29. KPw BI Pematang Siantar Padang Jl. Diponegoro No.17, Palangkaraya 73111 Jl. Jend. Sudirman No.510, Palembang Jl. Sam Ratulangi No.23, Palu Jl. Jend. Sudirman No.464, Pekanbaru Jl. H. Adam Malik No.1, Pematang Siantar Provinsi Sulawesi Utara, Provinsi Gorontalo Provinsi Sulawesi Selatan dan Provinsi Sulawesi Barat Provinsi Sumatera Barat Provinsi Tengah Kalimantan Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Provinsi Sulawesi Tengah Provinsi Riau Kabupaten Asahan, Kabupaten Batubara, Kabupaten Labuhan Batu, Kabupaten Simalungun, Kota Pematang Siantar, Kota Tanjungbalai No.... 20

5 No. Nama Kantor Alamat Kantor Wilayah Kerja 30. KPw BI Provinsi Kalimantan Barat Jl. Jend. A. Yani, Pontianak Provinsi Kalimantan Barat 31. KPw BI Purwokerto 32. KPw BI Provinsi Kalimantan Timur Jl. Jend. Gatot Subroto No.98, Purwokerto 53116 Jl. Gajah Mada No.1, Samarinda 75122 Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Banyumas, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Purbalingga Provinsi Kalimantan Timur dikurangi wilayah kerja KPw BI Balikpapan yaitu meliputi Kota Samarinda, Kota Tarakan, Kota Bontang, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Berau, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Bulungan Utara (Nunukan) dan Kabupaten Bulungan Selatan (Malinau) 33. KPw BI Wilayah V Jl. Imam Bardjo SH No.4, Semarang Provinsi Jawa Tengah dikurangi wilayah kerja KPw BI Purwokerto, KPw BI Solo dan KPw BI Tegal, yaitu meliputi Kabupaten Blora, Kabupaten Demak, Kabupaten Grobogan, Kabupaten Jepara, Kabupaten Kebumen, Kabupaten Kendal, Kabupaten Kudus, Kabupaten/Kota Magelang, Kabupaten Pati, Kabupaten Purworejo, Kabupaten Rembang, Kabupaten/Kota Semarang, Kabupaten Temanggung, Kabupaten Wonosobo, Kota Salatiga No.... 21

6 No. Nama Kantor Alamat Kantor Wilayah Kerja 34. KPw BI Sibolga Jl. Kapten Maruli Kabupaten Humbang Sitorus No.8, Hasundutan, Kabupaten Sibolga 22513 Nias, Kabupaten Nias Barat, Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Nias Utara, Kabupaten Samosir, Kabupaten Tapanuli Tengah, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Toba Samosir, Kota Sibolga, Kabupaten Tapanuli Selatan, Kabupaten Mandailing Natal, Kabupaten Padang Lawas, dan Kabupaten Padang Lawas Utara, Kota Gunungsitoli, dan Kota Padang Sidimpuan 35. KPw BI Solo Jl. Jend. Kabupaten Boyolali, Sudirman No.4, Kabupaten Karang Anyar, Solo Kabupaten Klaten, Kabupaten Sragen, Kabupaten Sukoharjo, Kabupaten Wonogiri, Kota 36. KPw BI Wilayah IV Jl. Pahlawan No.105, Surabaya Surakarta Provinsi Jawa Timur dikurangi wilayah kerja KPw BI Jember, KPw BI Kediri dan KPw BI Malang, yaitu meliputi Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Bojonegoro, Kabupaten Gresik, Kabupaten Jombang, Kabupaten Lamongan, Kabupaten/Kota Mojokerto, Kabupaten Pamekasan, Kabupaten Sampang, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Tuban, Kota Surabaya No.... 22

7 No. Nama Kantor Alamat Kantor Wilayah Kerja 37. KPw BI Jl. Sutisna Kabupaten/Kota Tasikmalaya Senjaya No.19, Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya Ciamis dan Kota Banjar 46112 38. KPw BI Tegal Jl. Dr. Sutomo No.55, Tegal 39. KPw BI Provinsi Maluku Utara 40. KPw BI Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Jl. Jos Sudarso, Ternate Jl. Panembahan Senopati No.4-6, Yogyakarta 55121 Kabupaten Batang, Kabupaten Brebes, Kabupaten/Kota Pekalongan, Kabupaten Pemalang, Kabupaten/Kota Tegal Provinsi Maluku Utara Daerah Yogyakarta Istimewa KEPALA DEPARTEMEN PENGEDARAN UANG, GATOT SUGIONO S. 23

LAMPIRAN II SURAT EDARAN BANK INDONESIA NO. 14/29/DPU TANGGAL 16 OKTOBER 2012 PERIHAL TATA CARA PENITIPAN SEMENTARA SURAT YANG BERHARGA DAN BARANG BERHARGA PADA BANK INDONESIA BUKTI TITIPAN SEMENTARA Lembar 1 : Penitip No. BTS : Tahun Buku/./BTS/Rubrik Satker Tanggal : Bukti Titipan Sementara adalah bukti penerimaan Titipan pada Bank Indonesia, yang harus dikembalikan kepada Bank Indonesia pada saat pengambilan Titipan. PENITIP (lembaga/instansi & alamat): REFERENSI (diisi nomor & tanggal surat permohonan dari Penitip): JENIS TITIPAN JUMLAH KEMASAN KETERANGAN TANGGAL JATUH WAKTU: PENITIP BANK INDONESIA KEPALA KASIR/KABID SP PENGELOLA KHAZANAH KASIR SENIOR KASIR I (Nama Jelas) (Nama Jelas) (Nama Jelas) (Nama Jelas) Pokok-pokok syarat penitipan: 1. Jangka waktu penitipan paling lama 12 (dua belas) bulan, dan dapat diperpanjang paling lama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal jatuh waktu penitipan untuk setiap perpanjangan. 2. Penitip harus mengambil Titipan yang telah jatuh waktu di Bank Indonesia dengan membawa asli BTS. 3. Dalam hal Penitip bermaksud melakukan perpanjangan jangka waktu penitipan, Penitip harus mengajukan surat permohonan perpanjangan sebelum tanggal jatuh waktu Titipan. 4. Bank Indonesia dapat melakukan pemutusan hubungan penitipan dengan pertimbangan tertentu. 5. Penitip bertanggungjawab sepenuhnya atas kebenaran, kualitas, jumlah, dan/atau keaslian dari Titipan yang disebutkan dalam BTS. 6. Bank Indonesia dibebaskan dari tanggung jawab apabila terjadi kehilangan, kerusakan, penyusutan, kedaluwarsa dan/atau hal-hal lain yang mungkin timbul atas Titipan yang mengakibatkan berkurangnya nilai, kualitas dan/atau fisik Titipan. 7. Syarat penitipan lainnya mengacu pada ketentuan Bank Indonesia yang berlaku. 24

LAMPIRAN III SURAT EDARAN BANK INDONESIA NO. 14/29/DPU TANGGAL 16 OKTOBER 2012 PERIHAL TATA CARA PENITIPAN SEMENTARA SURAT YANG BERHARGA DAN BARANG BERHARGA PADA BANK INDONESIA BUKTI PENYERAHAN TITIPAN Lembar 2 : Penitip No. BPT: Tahun Buku/.../BPT/Rubrik Satker Tanggal: Bukti Penyerahan Titipan adalah bukti penyerahan Titipan dari Bank Indonesia kepada Penitip. PENITIP (lembaga/instansi & alamat): REFERENSI (diisi nomor & tanggal surat permohonan dari Penitip): JENIS TITIPAN JUMLAH KEMASAN*) KETERANGAN SEBAGAIMANA BUKTI TITIPAN SEMENTARA NO. TANGGAL PENYERAHAN TITIPAN : PENITIP BANK INDONESIA PENGELOLA KHAZANAH KEPALA KASIR/KABID SP KASIR SENIOR KASIR I (Nama Jelas) (Nama Jelas) (Nama Jelas) (Nama Jelas) *) Jumlah kemasan yang diserahkan harus sama dengan jumlah kemasan yang dititipkan yang tercantum dalam BTS. 25