Jenis inkaso dilihat dari lalu lintas dananya dapat dibedakan menjadi : a. Inkaso keluar yaitu inkaso atas instruksi nasabah untuk melakukan

dokumen-dokumen yang mirip
A. PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM KEGIATAN TRANSFER

Jasa perbankan untuk menjamin terlaksananya transaksi yang terjadi antara pihak luar bank dari kemungkinan risiko yang timbul dikemudian hari semakin

TUJUAN PENGAJARAN: Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu untuk: 1. Menjelaskan pengertian giro nasabah 2. Mengidentifikasi jenis


INKASO DOSEN PENGAMPU H. GITA DANUPRANATA OLEH MELINDA DWIJAYANTI ( ) DHYKA RACHMAENI ( )

Bab 17 Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN)

OUTLOOK KLIRING WARKAT LUAR WILAYAH

A. PENGERTIAN TABUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. sektor defisit dan sektor surplus maupun sebagai agent of development yang

Dua yang disebut terakhir adalah layanan yang terkait dengan fasilitas kredit yang diberikan kepada nasabah.

SKBDN. 1. Konsep SKBDN (Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri) 1.2 Tujuan Penerbitan SKBDN

AKUNTANSI KLIRING M 5 KARTIKA SARI. Universitas Gunadarma. PENGERTIAN KLIRING 28/10/2015

A. DEPOSITO BERJANGKA

BAB IV IMPLEMENTASI AKAD WAKALAH PADA PROSES KLIRING DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

MEMAHAMI JASA-JASA PERBANKAN DAN PENGAPLIKASIANNYA. Oleh: Amanita Novi Yushita, SE.

Contoh Soal Akuntansi Perbankan Jurnal untuk Giro, Tabungan, Deposito, Traveller s Cheques, Pinjaman

Dana Bank adalah : sejumlah uang yang dimiliki dan dikuasai bank dalam kegiatan operasionalnya

BAB II KONDISI PERUSAHAAN. 2.1 Pengertian, Fungsi, Jenis, Peran dan Usaha Bank

Materi Ak P'Bankan 2 1

tutinonka.wordpress.com

Jasa Jasa Perbankan. 1. Transfer 2. Inkaso 3. Bank garansi 4. Letter of Credit 5. Waliamanat 6. Kliring

BAB I PENDAHULUAN. kesenjangan antara kemampuan dan keinginan untuk mencapai suatu yang

PROSEDUR PELAKSANAAN KLIRING PADA BANK JATIM SYARIAH CABANG DARMO SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan di dunia perbankan dapat dilihat dari adanya berbagai produk

PEMBAHASAN KASUS SUMBER DANA BANK

C. Sistem Kliring Berdasarkan system penyelenggaraannya, kliring dapat menggunakan :

BAB VI JASA-JASA BANK

BAB I PENDAHULUAN. dukungan kecepatan dalam pembayaran atau bertransaksi. Lembaga-lembaga

Pertemuan ke V : Produk Dana

BAB I PENDAHULUAN. transaksi. Untuk itu, perbankan dituntut untuk menyediakan berbagai. yang disediakan oleh jasa perbankan adalah Kliring.

BAB I PENDAHULUAN. mungkin bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Lembaga-lembaga. menggerakkan roda perekonomian suatu bangsa.

Komp. Elmbaga Keuangan Perbankan JASA-JASA BANK

MANAJEMEN JASA-JASA BANK. /

PENGENALAN. General Ledger = Neraca. Manajemen Lanjut

: Simpanan berupa rekening giro produk/layanan Nama penerbit : PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk ( BTPN )

BAB I PENDAHULUAN. bank lainnya. Beberapa jenis jasa lain yang ditawarkan oleh bank menurut

BTPN Taseto Bisnis. Informasi Biaya. Gratis. Rp. 500,- / lembar Rp. 500,- / lembar Rp. 500,- / lembar

Sumber-sumber Dana Bank

AKUNTANSI KLIRING A. DEFINISI KLIRING Kliring PSAK 31 Akuntansi Perbankan (Accounting for Bank)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bank menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10. November 1998 dinyatakan bahwa Perbankan adalah badan usaha yang

OPERASIONAL KLIRING. Officer Development Program. Learning Center Division

CREDIT CARD. 2 Bank Penerbit 1. Card Holder Merchant. 4 Gb: Mekanisme teransaksi kartu kredit tanpa acquirer

BAB I PENDAHULUAN. dana dari pihak yang mempunyai kelebihan dana (surplus unit) dan menyalurkannya kepada pihak

BAB I PENDAHULUAN. Bank dapat dikatakan sebagai darahnya perekonomian negara. Oleh karena

POKOK POKOK PENGATURAN DAFTAR HITAM NASIONAL (DHN) PENARIK CEK DAN/ATAU BILYET GIRO KOSONG

BAB II LANDASAN TEORI tentang perbankan, adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sebagai darahnya perekonomian negara. Oleh karena itu

Layanan Bebas Biaya Layanan perbankan yang cepat, mudah dan ekonomis

BAB I PENDAHULUAN. (surplus unit) dan menyalurkannya kepada pihak yang membutuhkan dana (deficit unit).

GIRO. Alat atau sarana yang digunakan dalam lalu lintas pembayaran giral, yaitu surat berharga atau surat dagang seperti: 1.

ekonomi Sesi JURNAL KHUSUS A. KONSEP DASAR JURNAL KHUSUS B. KOMPONEN JURNAL KHUSUS

Anita Asnawi, S.Sos., MM.

No. 17/ 14 /DPSP Jakarta, 5 Juni S U R A T E D A R A N Kepada PESERTA SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA DI INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan.

Managemen Dana tentang DP 3

UNISKA TABUNGAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan perekonomian dalam suatu Negara. Menurut Drs. Mohammad Hatta

BNI SYARIAH CASH MANAGEMENT SOLUTION

KETENTUAN BG DAN PERUBAHANNYA

Bab XII Proses Transaksi Akuntansi

Pilihan Transfer Dana

1. Transaksi Penjualan dengan cashback berupa pengembalian uang tunai

PROSEDUR PEMBUKAAN GIRO RUPIAH PADA BANK RAKYAT INDONESIA KANTOR CABANG KUSUMA BANGSA SURABAYA TUGAS AKHIR

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1/ 3 /PBI/1999 TENTANG

Virtual Account Petunjuk Layanan Pembayaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang diharapkan secara efektif dan efisien, selain itu prosedur juga dapat

PETUNJUK PEMBAYARAN VIRTUAL ACCOUNT SEKOLAH TINGGI TEKNIK MALANG

G I R O DAN DEPOSITO. cek, bilyet giro, saran perintah pembayaran lainnya atau dengan cara pemindahbukuan.

Lampiran 8b 379

PETUNJUK LAYANAN MELALUI ATM

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian, Fungsi, Jenis, Peran dan Usaha Bank. Bank mempunyai peranan dalam menghimpun dana masyarakat, karena

A. JENIS KARTU PLASTIK BERDASARKAN FUNGSINYA

Analisis Fee Based Activities pada PT. Bank Mega, Tbk. Cabang Makassar. NUR ALIMIN AZIS STIE-YPUP Makassar

A. SURAT BERHARGA PASAR UANG (SBPU) YANG DIPERDAGANGKAN ADALAH:

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN NOMOR PER-10/PB/2006 TENTANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan

BAB V PENUTUP. Tabungan Pensiunan Nasional Kantor Cabang Utama Surabaya, antara lain :

3. Syarat sah warkat dapat dikliringkan, kecuali a. Warkat dinyatakan dalam Rupiah dan Valas b. Masih berlaku dalam tempo yang ditentukan

2 BAB PENCATATAN JURNAL KHUSUS PERUSAHAAN DAGANG

BAB II LANDASAN TEORI. menerbitkan promes atau yang dikenal dengan nama Banknote (uang kertas). Kata

BAB I PENDAHULUAN. Baik di Indonesia maupun di seluruh dunia banyak orang-orang yang

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 47

A. JENIS KREDIT YANG DIBERIKAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Sidoarjo, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : penarikan tunai atau kliring penambahan jasa giro dan bunga.

AKUNTANSI PENGHIMPUNAN DANA

BAB IV ANALISIS PRAKTEK KERJA LAPANGAN. Jasindo) kantor cabang bandung yang dilakukan secara langsung, dilakukan dengan system sebagai berikut:

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

Materi AP-7 1. Bab 7 KOMITMEN. Pencatatan Komitmen Dalam Laporan Keuangan. Pencatatan KOMITMEN MENURUT JENIS TRANSAKSI AKUNTANSI KOMITMEN & KONTIJEN

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 17/24/PBI/2015 TENTANG REKENING GIRO DI BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

PENGANTAR AKUNTANSI (Bagian 2)

BAB I PENDAHULUAN. Uang sebagai sistem pembayaran tidak dapat dipisahkan dari fungsinya untuk

SYARAT DAN KETENTUAN LAYANAN BCABIZZ PT BANK CENTRAL ASIA Tbk (BCA)

BAB II URAIAN TEORITIS

ekonomi Kelas X BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN BUKAN BANK KTSP & K-13 A. Pengertian Bank Tujuan Pembelajaran

MANAJEMEN PERBANKAN. By : Angga Hapsila, SE.MM

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu jenis jasa bank (service) yang ada di Indonesia adalah jasa kliring

2 BAB PENCATATAN JURNAL KHUSUS PERUSAHAAN DAGANG

Transkripsi:

pkss.co.id TUJUAN PENGAJARAN: Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu untuk: 1. Mengidentifikasi jenis inkaso 2. Menjelaskan mekanisme inkaso 3. Menjelaskan akuntansi inkaso (inkaso masuk dan inkaso keluar) 4. Menjelaskan transaksi inkso antar bank via kantor cabang bank sendiri 127

Inkaso atau Collection adalah jasa perbankan yang melibatkan pihak ketiga dalam rangka penyelesaian tagihan berupa warkat-warkat atau surat berharga yang tidak dapat diambilalih atau dibayarkan segera kepada si pemberi amanat untuk kentungannya. Transaksi inkaso disini adalah penagihan cek/bg oleh suatu bank yang berada di suatu wilayah kliring atau kota tertentu kepada bank penerbit yang berada di wilayah kliring atau kota yang berbeda. Hal ini terjadi karena pelaku ekonomi yang melakukan transaksi tersebut merupakan nasabah bank yang berada dalam wilayah kliring atau kota yang berbeda. Dalam kaitan dengan inkaso, dikenal dengan adanya : 1). Bank Pemrakarsa Bank yang menerima warkat dari pihak ketiga untuk ditagihkan dan hasilnya untuk keuntungan pihak ketiga tersebut. 2). Bank Pelaksana Bank yang melaksanakan penagihan (pembebanan) kepada pihak ketiga (nasabah bank pelaksana) atas amanat dari cabang/bank pemrakarsa dan hasilnya untuk keuntungan pihak ketiga nasabah bank pemrakarsa. Kegiatan inkaso menggunakan media berupa warkat-warkat yang diinkasokan (cek, bilyet giro), teleks, pos biasa atau faxmile. Penggunaan media ini menimbulkan biaya dan biaya ini akan dibebankan kepada pihak ketiga yang memberikan amanat inkaso. Disisi lain, bank pemrakarsa akan memperoleh pendapatan berupa komisi inkaso. A. JENIS INKASO Jenis inkaso dilihat dari jenis inkaso dapat dibedakan menjadi : a. Inkaso dengan warkat tanpa lampiran, yaitu warkat inkaso yang digunakan untuk melakukan inkaso tanpa dilampiri dokmen apapun. Contoh : cheque, bilyet giro. b. Inkaso dengan warkat berlampiran, yaitu warkat inkasonya harus dilampiri dokumen-dokumen pendukung. Contoh : Kuitansi, faktur, polis asuransi. 128

Jenis inkaso dilihat dari lalu lintas dananya dapat dibedakan menjadi : a. Inkaso keluar yaitu inkaso atas instruksi nasabah untuk melakukan penagihan kepada pihak ketiga di cabang sendiri atau bank lain di luar kota. Inkaso ini dibayarkan atau dikreditkan ke rekening si pemberi amanat di bank pemrakarsa setelah inkaso berhasil. b. Inkaso masuk yaitu tagihan masuk atas beban rekening nasabah sendiri dan hasilnya dikirimkan ke cabang pemrakarsa untuk keuntungan pihak ketiga. Baik inkaso masuk maupun inkaso keluar akan menciptakan hubungan antar kantor antara bank pemberi amanat dan cabang penerima amanat. Dalam inkaso keluar, bank pemberi amanat akan mendebet bank penerima amanat. Sedangkan dalam inkaso masuk, bank penerima amanat akan mengkredit bank pemberi amanat. Pada inkaso keluar, transaksi ini bersifat bersyarat dan oleh sebab itu harus dibukukan dalam rekening adminstratif. Artinya, bank akan membayar sejumlah uang kepada si pemberi amanat, dalam hal ini nasabah, apabila hasil inkaso dinyatakan berhasil. Dengan demikian, rekening administratif akan muncul disebelah kredit. Jenis inkaso dilihat dari mekanisme pelaksanaannya dapat dibedakan menjadi : a. Inkaso melalui bank lain, yaitu inkaso yang dilaksanakan terhadap pihak ketiga nasabah bank lain diluar kota. Dalam hal ini inkaso bisa dilakukan melalui cabang bank sendiri. Bila tidak memiliki kantor cabang di wilayah kliring yang dituju, maka bank biasanya menggunakan bank lain atau bank koresponden yang mempunyai kantor di wilayah kliring yang dituju. 129

Wilayah Kliring Jakarta Wilayah Kliring Surabaya Bank A Y X Bank B (Penerbit ) Setor ke Bank A Bank B Surabaya 1 2 Nasabah Bank A Jakarta X bayar ke Y dengan Nasabah Bank B Surabaya 6 5 Efektivitas Dana 3 Warkat dikirim Ke Surabaya 8 Bank A 4 Warkat dikliringkan Efektivitas Dana Kliring Surabaya Flow warkat Flow dana 7 Efektivitas Dana Gambar 5. Mekanisme Inkaso Via Kantor Bank Sendiri Keterangan : 1. X yang merupakan nasabah Bank B di Surabaya melakukan transaksi dengan Y yang merupakan nasabah Bank A Jakarta. Dalam hal ini X melakukan pembayaran kepada Y dengan memberikan cek/bg Bank B Surabaya kepada Y. 2. Y kemudian menyetorkan cek/bg tersebut ke rekeningnya di Bank A Jakarta. 3. Bank A yang mempunyai kantor di Surabaya mengirimkan cek/bg tersebut via ekspedisi ke kantor cabangnya di Surabaya. 4. Kantor cabang Bank A di Surabaya lalu mengkliringkan cek/bg Bank B melalui kliring lokal Surabaya. 5. Bank B Surabaya melakukan validasi atas warkatnya tersebut. Jika warkat valid dan dana mencukupi maka Bank B akan mendebet rekening nasabah X. 130

6. Bank B Surabaya kemudian menyampaikan informasi mengenai efektivitas dana atas cek/bg tersebut melalui penyelenggara kliring Surabaya. 7. Bank A Surabaya memperoleh informasi mengenai efektivitas dana cek/bg Bank B dari penyelenggara kliring Surabaya. 8. Bank A Surabaya kemudian melakukan perhitungan antar kantor dan memberikan informasi kepada kantor Bank A Jakarta mengenai efektivitas dana atas penagihan cek/bg Bank B. Atas informasi tersebut, Bank A Jakarta kemudian mengkredit rekening nasabah Y. Inkaso melalui kantor sendiri biasanya relatif lebih cepat, terutama apabila penyampaian hasil kliring antar kantor Bank A di Surabaya dan Jakarta dilakukan secara on-line. Namun demikian, masih tetap diperlukan waktu untuk pengiriman fisik warkat antar kota untuk penagihan cek/bg, yang tentunya akan memakan waktu beberapa hari untuk pengiriman ke kota tujuan. Apabila suatu bank tidak mempunyai kantor cabang di wilayah kliring tertuju, maka bank biasanya melakukan inkaso melalui bank lain atau bank koresponden yang mempunyai kantor cabang di wilayah kliring tertuju, dengan mekanisme sebagai berikut: 131

Wilayah Kliring Jakarta Wilayah Kliring Surabaya Bank A Y X Bank B (Penerbit ) 10 3 Efektivitas Dana 2 Warkat diserahkan ke Bank Koresponden Setor ke Bank A Bank C Nasabah Bank A Jakarta Bank B Surabaya X bayar ke Y dengan 4 1 Bank C Nasabah Bank B Surabaya 7 Efektivitas Dana 6 Bank Koresponden Warkat dikirim Ke Surabaya 9 8 5 Warkat dikliringkan Kliring Surabaya Flow warkat Flow dana Efektivitas Dana Efektivitas Dana Gambar 6. Mekanisme Inkaso Via Bank Koresponden Keterangan : 1. X yang merupakan nasabah Bank B di Surabaya melakukan transaksi dengan Y yang merupakan nasabah Bank A di Jakarta. Dalam hal ini X melakukan pembayaran kepada Y dengan memberikan cek/bg Bank B Surabaya. 2. Y kemudian menyetorkan cek/bg tersebut ke rekeningnya di Bank A Jakarta. 3. Bank A yang tidak mempunyai kantor di Surabaya akan menginkasokan cek/bg tersebut melalui Bank C di Jakarta yang mempunyai kantor cabang di Surabaya. 4. Bank C Jakarta kemudian mengirimkan cek/bg via ekspedisi ke kantor cabangnya di Surabaya. 5. Kantor cabang Bank C di Surabaya lalu mengkliringkan warkat Bank B melalui kliring lokal Surabaya. 132

6. Bank B Surabaya melakukan validasi atas warkatnya tersebut. Jika valid dan dana mencukupi maka Bank B akan mendebet rekening nasabah X. 7. Bank B kemudian menyampaikan informasi mengenai efektivitas dana atas cek/bg tersebut melalui penyelenggara kliring Surabaya. 8. Bank C Surabaya memperoleh informasi mengenai efektivitas dana atas penagihan cek/bg dari penyelenggara kliring Surabaya. 9. Bank C Surabaya kemudian melakukan perhitungan antar kantor dan memberikan informasi kepada kantor Bank C Jakarta mengenai efektivitas dana atas penagihan cek/bg Bank B. 10. Bank C Jakarta kemudian menyampaikan informasi mengenai efektivitas dana cek/bg kepada Bank A dan Bank A kemudian akan melakukan pengkreditan ke rekening nasabah Y. Dalam mekanisme ini, status Bank C merupakan bank koresponden, maka Bank A harus memelihara rekening di Bank C untuk penyelesaian hasil inkaso. Penagihan cek/bg melalui mekanisme inkaso seperti ini relatif lebih lama bila dibandingkan dengan mekanisme yang pertama, terlebih lagi apabila bank penerus bukan merupakan bank koresponden dan tidak terikat suatu service level agreement tertentu. Disamping itu, biaya bagi nasabah juga relatif lebih tinggi sebab selain biaya yang dikenakan Bank A, nasabah juga akan dikenai biaya penerusan oleh Bank C, yang besarnya seringkali dipotong langsung dari cek/bg yang diinkasokan. b. Inkaso melalui cabang bank sendiri yaitu inkaso yang dilakukan melalui cabang bank sendiri untuk pihak ketiga diluar kota pada kantor cabang bank sendiri. 133

Bank Pemrakarsa (Bank A Semarang) 3. Amanat 8. Keuntungan 4. Penagihan 7. Konfirmasi 6. Bayar Bank Pelaksana (Bank A Bandung) 5. Pembebanan Pemberi Amanat 1. Jual 2. Beli Tertagih/Tertarik Gambar 7. Mekanisme Inkaso bila Dilakukan Antar Cabang Bank Sendiri B. AKUNTANSI INKASO KELUAR Inkaso merupakan kegiatan bank yang mengandung ketidakpastian. Bank melakukan inkaso, namun tidak setiap inkaso akan memberikan hasil. Pihak tertagih kemungkinan tidak mampu membayar tagihan sehingga bank pelaksana tidak dapat memaksa pihak tertagih untuk membayarnya. Untuk mengetahui keberhasilan inkaso diperlukan waktu untuk konfirmasi. Selama selang waktu menerima amanat untuk menagih hingga taghan berhasil atau tidak, transaksi ini harus dibukukan dalam rekening administratif. Mengingat bank pemrakarsa akan membayar kepada pihak pemberi amanat kalau inkaso berhasil, maka transaksi ini sebenarnya transaksi bersyarat. Dengan demikian pencatatan administratif ini dikelompokkan pada rekening kontijensi kewajiban. Pencatatan pada rekening ini menggunakan ayat jurnal tunggal posisi kredit. Rekening ini akan outstanding selama tenggang waktu menunggu hasil. Bila inkaso berhasil maka langsung dikreditkan atau dibayarkan ke rekening si pemberi amanat dan secara otomatis rekening administratif untuk inkaso harus dinihilkan (didebet) karena transaksi inkaso telah riil atau efektif (dan dibukukan pada rekening riil). Persoalan yang muncul adalah mengenai komisi inkaso dan ongkos kawat. Bila berhasil bank akan memotong rekening nasabah yang besangkutan untuk ongkos 134

kawat/transfer dan komisi transfer. Bila inkaso tidak berhasil umumnya bank hanya meminta ongkos kawat/transfer saja. Hasil inkaso bisa langsung dikreditkan ke rekening giro atau tabungan si pemberi amanat di bank pemrakarsa. Bila hasil inkaso untk diberikan kepada bukan nasabah, maka bank harus mencatat terlebih dahlu pada rekening administratif warkat inkaso yang akan dibayar. Contoh transaksi antar cabang: Tanggal 12 Maret 2007 Bank Cahaya Solo menerima amanat warkat inkaso (setoran cek/bg Bank Cahaya Jakarta) dari Adi untuk diinkasokan ke Bank Cahaya Jakarta atas beban Shinta senilai Rp50.000.000, komisi inkaso 1% dari nominal yang diinkasokan. Pada saat menerima setoran cek/bg (warkat), Bank Cahaya Solo sebagai bank pemrakarsa harus mencatat pada rekening administratif sebagai berikut: 12/3-07 Cr. Warkat Inkaso Disetor dan 50.000.000 Ditagihkan Pencatatan dengan ayat jurnal tunggal pada posisi kredit, sebab transaksi ini sifatnya bersyarat dan bila berhasil akan menimbulkan kewajiban bank pemrakarsa untuk menyerahkan/mengkreditkan ke rekening pemberi amanat. Pada hari yang sama Bank Cahaya Solo menerima konfirmasi bahwa inkaso untuk beban Shinta nasabah Bank Cahaya Jakarta dinyatakan efektif (ada dananya). Maka tugas bank pemrakarsa pertama menihilkan rekening administratif untuk inkaso ini, kedua melimpahkan hasil tagihannya kepada yang berhak dengan cara mencatat pada rekening riil/efektif. Pencatatan pada rekening administratif sebagai berikut: 12/3-07 Dr. Warkat Inkaso Disetor dan Ditagihkan 50.000.000 135

Pencatatan pada rekening riil (Bank Cahaya Solo): 12/3-07 Dr. RAK Cabang Jakarta 50.000.000 Cr. Giro Adi 49.500.000 Cr. Pendapatan Komisi Inkaso (50.000.000 x 1%) 500.000 Pencatatan pada Bank Cahaya Jakarta (Bank Pelaksana): 12/3-07 Dr. Giro Shinta 50.000.000 Cr. Giro BI 50.000.000 Pelimpahan hasil inkaso sebenarnya tidak hanya ke rekening giro, tetapi tergantung dari permintaan si pemberi amanat, misalnya bisa ke tabungan atau rekening lain yang dikehendaki. Pada contoh diatas diasumsikan bahwa Adi adalah nasabah Bank Cahaya Solo, Bila Adi bukan nasabah bank tersebut, maka Bank Cahaya Solo disamping mencatat rekening adminstratif serta penihilan rekening administratif seperti diatas dan juga akan mencatat dalam rekening riil sebagai berikut: Pencatatan pada rekening riil: 12/3-07 Dr. RAK Cabang Jakarta 50.000.000 Cr. Warkat inkaso telah ditagih dan akan dibayar 50.000.000 Catatan jurnal ini akan menampung sampai pemberi amanat datang ke bank untuk mengambilnya. Bila pemberi amanat mengambilnya secara tunai maka dijurnal Bank Cahaya Solo adalah: 12/3-07 Dr. Warkat inkaso telah ditagih dan 50.000.000 akan dibayar Cr. Kas 49.500.000 Cr. Pendapatan Komisi Inkaso (50.000.000 x 1%) 500.000 Untuk pencatatan pada Bank Cahaya Jakarta sama seperti sebelumnya. 136

C. AKUNTANSI INKASO MASUK DARI CABANG BANK SENDIRI Untuk inkaso masuk yang berasal dari cabang bank sendiri, maka tugas bank pelaksana adalah membebankan ke rekening pihak tertagih. Misalnya kelanjutan dari contoh sebelumnya, bahwa Shinta sepakat untuk membayar dengan beban giro Shinta Rp 20.000.000, beban tabungan Shinta Rp 7.500.000, cek Bank Cahaya Jakarta yang ditarik Dian Rp 10.000.000, dan sisanya dalam bentuk tunai. Maka pencatatan di Bank Cahaya Jakarta adalah: 12/3-07 Dr. Giro Shinta 20.000.000 Dr. Tabungan Shinta 7.500.000 Dr. Giro Dian 10.000.000 Dr. Kas 12.500.000 Cr. RAK Cabang Solo 50.000.000 D. TRANSAKSI INKASO ANTAR BANK VIA KANTOR CABANG BANK SENDIRI Transaksi inkaso antar bank dapat diselesaikan melalui kantor cabang bank sendiri yang terdekat (ada di wilyh kliring bank yang dituju). Dengan demikian bank pemrakarsa yang melakukan inkaso hanya akan berhubungan rekening dengn kantor cabangnya. Sedangkan kantor cabang sendiri akan berhubungan dengan bank lain di wilayah kliring yang berbeda yang telah menerbitkan cek atau bilyet giro. Oleh karena itu pencatatan transaksi ini terjadi di bank pemrakarsa, bank pelaksana cabang bank sendiri dan bank lain tertagih. Contoh 1: Tanggal 10 April 2007 Toni nasabah Bank ABC Semarang telah menjual mobil kepada Duta nasabah Bank Omega Surabaya. Total transaksi senilai Rp300.000.000. Pada hari itu juga Duta menarik BG untuk membayar kepada Toni yang bisa dicairkan pada tanggal 25 April 2007. Komisi inkaso 1%. Pada tanggal 26 April 2007 dana dinyatakan efektif oleh Bank ABC Semarang. 137

Mekanisme inkaso sebagai berikut: Duta nasabah Bank Omega Sby Toni nasabah Bank ABC Smrg Bank ABC Semarang Inkaso Bank ABC Surabaya Kliring Bank Omega Surabaya Tanggal 25 April 2007 Toni setor ke Bank ABC Semarang berupa BG Bank Omega Surabaya yang ditarik Duta sebesar Rp 300.000.000. Pencatatan di Bank ABC Semarang (bank pemrakarsa) pada saat menerima setoran warkat inkaso adalah: 25/4-07 Cr. RAR Warkat Inkaso Disetor dan 300.000.000 Ditagihkan Pencatatan diatas merupakan pencatatan dengan ayat jurnal tunggal posisi kredit, sebab transaksi ini sifatnya bersyarat dan bila berhasil akan menimbulkan kewajiban bank pemrakarsa untuk mengkreditkan ke rekening pemberi amanat. Atas dasar setoran cek, Bank ABC Semarang selanjutnya mengirimkan BG tersebut via ekspedisi ke kantor cabangnya yang ada di Surabaya untuk dikliringkan. Pencatatan di Bank ABC Cabang Surabaya (bank pelaksana) pada saat menagih melalui kliring pada Bank Omega Surabaya dilakukan pada rekening administratif dengan ayat jurnal tunggal posisi kredit: 26/4-07 Cr. RAR Warkat Kliring 300.000.000 Bila Bank Omega Surabaya menyatakan bahwa dana dinyatakan efektif, maka Bank Omega Surabaya melakukan pendebetan pada rekening giro Duta. Pencatatannya sebagai berikut: 138

26/4-07 Dr. Giro Duta 300.000.000 Cr. Giro BI 300.000.000 Apabila Bank Omega Surabaya telah melakukan pendebetan pada rekening gironya Duta, maka Bank Omega Surabaya menginformasikan kepada Bank ABC Cabang Surabaya bahwa BG telah divalidasi dan dana dinyatakan efektif melalui kliring. Untuk itu Bank ABC Cabang Surabaya akan melakukan penihilan pada rekening administratif dan melakukan pencatatan untuk keuntungan Bank Omega Cabang Semarang. Pencatatannya sebagai berikut: 26/4-07 Dr. RAR Warkat Kliring 300.000.000 26/4-07 Dr. Giro BI 300.000.000 Cr. RAK Cabang Semarang 300.000.000 Setelah Bank ABC Semarang mendapatkan informasi dari Bank ABC Cabang Surabaya bahwa dana dinyatakan efektif (ada dananya), maka Bank ABC Surabaya segera menihilkan rekening administratif untk inkaso dan membukukan hasilnya ke rekening Toni setelah dipotong komisi inkaso pada rekening rekening riil. Pencatatannya sebagai berikut: 26/4-07 Dr. Warkat Inkaso Disetor dan Ditagihkan 300.000.000 26/4-07 Dr. RAK Cabang Surabaya 300.000.000 Cr. Giro Toni 297.000.000 Cr. Pendapatan Komisi Inkaso 3.000.000 Contoh 2: Bank ABC Semarang tidak mempunyai cabang di Surabaya sehingga meminta bantuan kepada Bank Jaya Semarang sebagai bank koresponden karena memiliki cabang di Surabaya. Mekanisme inkaso sebagai berikut: 139

Untuk kasus diatas Bank ABC Semarang tidak mempunyai cabang di Surabaya sehingga Bank ABC Semarang meminta bantuan kepada bank koresponden dalam hal ini adalah Bank Jaya Semarang, sehingga transaksi ini akan melibatkan Bank ABC Semarang, Bank Jaya Semarang, Bank Jaya Surabaya, dan Bank Omega Surabaya. Mekanisme inkasonya sebagai berikut: ketika Bank ABC Semarang menerima setoran warkat inkaso langsung dikliringkan melalui bank koresponden (Bank Jaya Semarang) karena Bank ABC Semarang tidak mempunyai cabang di Surabaya. Bank ABC Semarang Kliring Bank Jaya Semarang Inkaso Bank Jaya Surabaya Kliring Bank Omega Surabaya Pada saat Bank ABC Semarang menerima setoran warkat inkaso dari Toni, Bank ABC Semarang menginkasokan BG/warkat tersebut melalui bank koresponden (Bank Jaya Semarang) yang mempunyai cabang di Surabaya rekening administratif. serta dicatat pada 26/4-07 Cr. RAR Warkat Kliring 300.000.000 Kemudian Bank Jaya Semarang mengirimkan BG/warkat tersebut via ekspedisi ke Bank Jaya Cabang Surabaya melalui inkaso dan dicatat pada rekening administratif pada posisi kredit. Pencatatan di Bank Jaya Semarang: 26/4-07 Cr. RAR Warkat Inkaso Disetor dan 300.000.000 Ditagihkan Kantor Cabang Bank Jaya Surabaya lalu mengkliringkan BG/warkat Bank Omega Surabaya melalui kliring lokal Surabaya. Pencatatan di Bank Jaya Surabaya: 26/4-07 Cr.RAR Warkat Kliring 300.000.000 140

Bank Omega Surabaya melakukan validasi atasbg/warkat bank sendiri yang telah ditarik oleh Duta. Apabila BG/warkat tersebut dinyatakan valid dan dana mencukupi maka Bank Omega Surabaya akan melakukan pendebetan pada rekening giro Duta. Pencatatan di Bank Omega Surabaya: 26/4-07 Dr. Giro Duta 300.000.000 Cr. Giro BI 300.000.000 Bank Omega Surabaya kemudian menyampaikan informasi mengenai efektivitas dana atas BG/warkat yang ditarik Duta tersebut melalui kliring lokal Surabaya kepada Bank Jaya Surabaya. Pada saat BG/warkat dinyatakan efektif (ada dananya) atas penagihan tersebut, maka Bank Jaya Surabaya terlebih dahulu melakukan penihilan pada rekening administratif. Bank Jaya Surabaya kemudian melakukan perhitungan antar kantor dan memberikan informasi kepada Bank Jaya Semarang mengenai efektivitas dana atas penagihan BG Bank Omega Surabaya. Pencatatan di Bank Jaya Surabaya: 26/4-07 Dr. RAR Warkat Kliring 300.000.000 26/4-07 Dr. Giro BI 300.000.000 Cr. RAK Cabang Semarang 300.000.000 Pencatatan di Bank Jaya Semarang: 26/4-07 Dr. RAR Warkat Inkaso Disetor dan 300.000.000 Ditagihkan 26/4-07 Dr. RAK Cabang Surabaya 300.000.000 Cr.Giro BI 300.000.000 Bank Jaya Semarang kemudian menyampaikan informasi mengenai efektivitas dana BG kepada Bank ABC Semarang dan Bank ABC Semarang kemudian akan melakukan pengkreditan ke rekening giro Toni dengan terlebih dulu melakukan penihilan pada rekening administratif. 141

Pencatatan di Bank Jaya Semarang: 26/4-07 Dr. RAR Warkat Kliring 300.000.000 Latihan soal: Dr. Giro BI 300.000.000 Cr. Giro Toni 300.000.000 Tanggal 15 September 2006 terjadi transaksi penjualan tanah antara Anang dan Bimo. Anang yang merupakan nasabah Bank Mega Malang membeli tanah dari Bimo yang merupakan nasabah Bank Amro Solo seharga Rp 500.000.000. Anang membayar dengan cek Bank Mega Malang dan cek tersebut baru dapat dicairkan pada tanggal 20 September 2006. Pada tanggal 20 September 2006 Bimo menyerahkan cek Bank Mega Malang ke Bank Amro Solo senilai Rp 500.000.000 untuk keuntungan giro Bimo. Karena Bank Amro tidak mempunyai cabang di Malang, maka Bank Amro Solo meminta bantuan kepada Bank BCA Solo sebagai bank koresponden. Komisi inkaso ditetapkan 1% dengan perincian 30% untuk bank pemrakarsa dan 70% untuk bank koresponden. Diminta: Buat mekanisme inkaso dan berikan penjelasan yang diperlukan beserta dengan pencatatannya! 142