BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

dokumen-dokumen yang mirip
BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

2 Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, Universitas Pasir Pengaraian

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL BERMUATAN KARAKTER PADA MATERI JURNAL KHUSUS

PROFIL BAHAN AJAR BERBASIS CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING MATERI ARCHAEBACTERIA DAN EUBACTERIA

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

UNESA Journal of Chemical Education Vol.6, No.3 pp , September 2017

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

PENGEMBANGAN HANDOUT BERBASIS GAMBAR PADA MATERI SISTEM GERAK MANUSIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Oleh: Yesi Wispa¹, Sudirman², Siska Nerita¹

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI PENYAJIAN DATA STATISTIK UNTUK KELAS X SMA N 3 PADANG. Oleh

Pengembangan LKS Berbasis Contextual Teaching and Learning Materi Hama dan Penyakit Tumbuhan

PENGEMBANGAN LKS BERORIENTASI PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING PADA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH UNTUK KELAS XI SMA E JURNAL

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI NETWORK TREE PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARINGAN HEWAN SEMESTER I KELAS XI UNTUK SMA.

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS LEARNING CYCLE 5-E PADA MATERI SISTEM PEREDARAN DARAH UNTUK KELAS XI SMA SEMESTER I

PENGEMBANGAN MODUL BERORIENTASI CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS XI SMKN 6 PADANG. Oleh

PENGEMBANGAN HANDOUT BIOLOGI SMA BERBASIS KONTEKSTUAL DISERTAI GAMBAR BERWARNA PADA MATERI SISTEM EKSKRESI MANUSIA. Oleh:

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KINGDOM ANIMALIA UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) Oleh:

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI UNTUK SISWA SMA KELAS X

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REALISTIK UNTUK MATERI PECAHAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V MIN KORONG GADANG KECAMATAN KURANJI.

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERISISTEM EKSKRESI UNTUK SMA

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI GEOMETRI UNTUK SISWA KELAS X DI SMA PGRI 1 PADANG ABSTRACT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pendekatan kontekstual bukan merupakan suatu konsep baru. Penerapan pendekatan

Oleh. Sri Thirteen Julian *), Rahmi **), Anna Cesaria **)

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION (GI) UNTUK MELATIH KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS

PENGEMBANGAN MODEL E-BOOK INTERAKTIF TERMODIFIKASI MAJALAH PADA MATERI STRUKTUR ATOM

Rizallisa Ariyanti*), Anna Cesaria**), Merina Pratiwi**) ABSTRACT

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MEMFASILITASI KEMAMPUAN KONEKSI SISWA SMP/MTs

PENGEMBANGAN MODUL BERGAMBAR PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA KELAS VIII SEMESTER I UNTUK SMP

THE DEVELOPMENT OF LEARNING MEDIA BASED POWTOON ON THE SUBJECT OF HYDROCARBON AT SECOND GRADE SENIOR HIGH SCHOOL

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN E-BOOK INTERAKTIF BERORIENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA MATERI LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat 2

II. TINJAUAN PUSTAKA. Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah pembelajaran yang menekankan

PENGEMBANGAN MODUL YANG DIAWALI DENGAN PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA UNTUK KELAS VIII SMP.

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS LEARNING CYCLE 5-E DILENGKAPI PETA KONSEP PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL UNTUK SISWA KELAS VII SMP 1 BAYANG UTARA ABSTRACT

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI SISTEM KOORDINASI MANUSIA UNTUK SMA ABSTRACT

PENGEMBANGAN MODUL DISERTAI PETA KONSEP JENIS SPYDER CONCEPT MAP PADA MATERI SISTEM GERAK MANUSIA UNTUK KELAS VIII SMP. Oleh:

Oleh ABSTRACT PENDAHULUAN

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BUKU BERJENDELA SEBAGAI PENDUKUNG IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA MATERI JURNAL KHUSUS

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA BERBASIS CONTEXTUAL

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM BERORIENTASI GAMBAR PADA MATERI JARINGAN UNTUK KELAS VII SMP ARTIKEL

PENGEMBANGAN MODUL BIOLOGI BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN PADA MANUSIA UNTUK SISWA KELAS VIII DI SMP NEGERI 16 KERINCI

PENGEMBANGAN MODUL MATERI HIMPUNAN BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK SISWA KELAS VII SMP/MTs ABSTRACT

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI PADA MATERI JARINGAN TUMBUHAN UNTUK SMA. Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat

PENGEMBANGAN HANDOUT FISIKA DASAR BERBASIS KONSTRUKTIVITAS PADA MATERI DINAMIKA

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan ke arah mutu internasional dengan pembelajaran bilingual

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR KELAS VIII SMPN 23 PADANG

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan untuk mengkaji keefektifan

PENGEMBANGAN PENUNTUN PRAKTIKUM YANG DILENGKAPI GAMBAR PADA MATERI PROTISTA UNTUK SISWA KELAS X SMA

PENGEMBANGAN HANDOUT BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI KERUSAKAN LINGKUNGAN UNTUK SISWA SMP E - JURNAL TESSA MUTIARA. T NIM.

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI DILENGKAPI MIND MAP PADA MATERI POKOK SISTEM RESPIRASI UNTUK SMA

Pengembangan Handout Berbasis Kontekstual Disertai Peta Konsep Pada Materi Bahan Kimia Dalam Kehidupan Untuk Siswa SMP

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

Ika Santia 1, Jatmiko 2 Pendidikan matematika, Universitas Nusantara PGRI Kediri 1 2.

BAB II LANDASAN TEORI. konsep baru. Penerapan pendekatan kontekstual di kelas-kelas yang diselenggarakan

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengembangan LKS berbasis masalah yang berorientasi pada kemampuan

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Proses Pengembangan Buku Teks dengan Pendekatan Kultural Matematika

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI PECAHAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Menerapkan Pendekatan Kontekstual

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA.

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA BERORIENTASI SETS PADA MATERI POKOK ZAT ADITIF MAKANAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERBANDINGAN KELAS VII SMP/MTs

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI PROBLEM SOLVING DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA KELAS XI SMA

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK UNTUK MATERI RUANG DIMENSI TIGA PADA KELAS X SMA N 1 BONJOL KABUPATEN PASAMAN ABSTRACT

Key Words: Development, Student Worksheet (LKS), Contructivism, Ratio.

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 19 dikatakan bahwa proses pembelajaran pada satuan

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS X SMA TAMANSISWA PADANG

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS MASALAH UNTUK MATERI HIMPUNAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 3 LUBUK BASUNG.

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Dita Oktavia Yudhatami Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL SETTING KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI LINGKARAN UNTUK SISWA SMP KELAS VIII JURNAL

PENGEMBANGAN MODUL YANG DILENGKAPI PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP

EFEKTIVITAS MODUL ANALISIS KOMPLEKS DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA DI STKIP PGRI SUMATERA BARAT

BioEdu Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi

PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENGUASAAN KONSEP-KONSEP FISIKA. M. Gade ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan, penelitian ini

PENYUSUNAN MODUL PEMBELAJARAN JARINGAN TUMBUHAN BERBASIS HAKIKAT SAINS. Evi Mardiani, Siti Romlah Noerhodijah

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN KINERJA SISWA UNTUK MENGASES KETERAMPILAN PROSES DALAM PRAKTIKUM SENYAWA POLAR DAN NON POLAR KELAS X SMA

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI BERBASIS GAMBAR PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARIANGAN TUMBUHAN UNTUK SMP

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Reta Yuliani Fajrin 40, Jekti Prihatin 41, Pujiastuti 42

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS DISCOVERY PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI UNTUK KELAS X DI SMA/MA JURNAL MELA NENGSRI NIM.

PURNAMA INSANI MURSAL NIM.

PENGEMBANGAN HANDOUT MATEMATIKA BERBASIS PENDEKATAN REALISTIK UNTUK SISWA SMP KELAS VII SEMESTER 2

PENGEMBANGAN BUKU SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNIK ELEKTRONIKA DASAR KELAS X TAV DI SMK NEGERI 1 SIDOARJO

Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Penemuan Terbimbing Pada Materi Persamaan Kuadrat Untuk SMPN 12 Padang

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERORIENTASI SOFT SKILLS PADA MATERI POKOK LARUTAN ELEKTROLIT DAN NON ELEKTROLIT KELAS X DI MAN MOJOKERTO

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar Menurut Teori Konstruktivisme. penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Belajar merupakan aktivitas

LAMPIRAN A. A3. Surat Permohonan Izin Validasi Perangkat Pembelajaran. A4. Surat Keterangan Validasi Perangkat Pembelajaran

Transkripsi:

VALIDITAS BUKU PELAJARAN BIOLOGI BERBASIS PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI SISTEM PERNAPASAN BAGI SISWA SMA/MA Avan Yogi Pranata S-1 Pendidikan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negari Surabaya Gedung C3 lt. 2 Jalan Ketintang, Surabaya 60231 e-mail: yogiavan@gmail.com Endang Susantini dan Nur Kuswanti Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negari Surabaya Gedung C3 lt. 2 Jalan Ketintang, Surabaya 60231 Abstrak Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan menghasilkan buku pelajaran biologi berbasis pendekatan kontekstual pada materi sistem pernapasan bagi siswa SMA/MA yang valid. Penelitian ini menggunakan model pengembangan 4-D, tetapi disseminate tidak dilakukan. Validitas buku pelajaran biologi berbasis kontekstual diukur melalui lembar validasi. Validasi tersebut dilakukan oleh dua pakar dan satu guru biologi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa buku pelajaran yang dikembangkan sangat layak dengan rata-rata skor 3,93. Kata Kunci: validitas, buku pelajaran, pendekatan kontekstual, sistem pernapasan Abstract This research is a development research that is to produce a biology text book based on contextual approach on respiratory system matter for senior high school students that is valid. It was used 4-D models, but dissemination was not implemented. The validity of the biology book based on contextual approach was measured using validity sheet. It was do by two experts and one biology teacher. The result of the research shows that of text book is very valid with 3,93 everage of score. Keywords: validity, text book, contextual approach, respiratory system PENDAHULUAN Pendayagunaan sumber belajar akan sangat membantu peserta didik dalam proses belajar yang dilampauinya. Salah satu sumber belajar yang penting adalah buku pelajaran. Buku pelajaran dapat digunakan oleh peserta didik dalam belajar dan buku tersebut berisi tentang ilmu pengetahuan yang berdasarkan kompetensi dasar dalam kurikulum (Prastowo, 2013). Pembelajaran dengan menggunakan buku tersebut, siswa difasilitasi pada pencapaian tujuan pembelajaran. Buku pelajaran membuat pembelajaran lebih kompleks karena akan memperkaya informasi peserta didik dalam mendapat pengetahuan. Meski saat ini banyak sumber belajar lain yang lebih modern misalnya dalam bentuk video dan flash player, namun tetap saja buku pelajaran tidak dapat tergantikan. Hal tersebut salah satunya disebabkan karena buku pelajaran merupakan sumber belajar yang praktis dan mudah digunakan tanpa bantuan perangkat lain misalnya komputer. Selain dengan pengoptimalisasian sumber belajar, hal lain yang tidak kalah penting adalah dengan melakukan perbaikan dalam pembelajaran. Perbaikan tersebut antara lain menggantikan pembelajaran tradisional menjadi pembelajaran berbasis pendekatan kontekstual. Dengan pendekaan ini, siswa dapat menemukan konsep sendiri, menumbuhkan penguatan konsep dan pembelajaran akan lebih bermakna. Pendekatan kontekstual ini memiliki 7 pilar penting yang diterapkan dalam buku. Pilar tersebut meliputi konstruktivisme, inkuiri, bertanya, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi, dan penilaian autentik (Sa ud, 2010). Penerapan pendekatan kontekstual dalam buku pelajaran akan sangat membantu dalam proses belajar karena peserta didik mendapatkan ilmu yang terdapat pada buku dan juga dapat secara mandiri menghubungkan materi tersebut dengan pengalaman sehari-hari. Buku pelajaran ini juga akan menjadi pendukung bagi pelaksanaan kurikulum 2013, karena buku ini dapat menambah variasi pembelajaran dan melengkapi buku pelajaran yang telah disediakan untuk kurikulum 2013. Selain itu, buku ini akan membantu guru dalam mengaitkan materi pelajaran dengan kehidupan nyata siswa dan menyediakan solusi bagi guru bila terdapat kesulitan dan kekurangan dalam mengaitkan materi Avan Yogi Pranata, dkk: Validitas Buku Pelajaran Biologi Berbasis Pendekatan Kontekstual 680

dengan kehidupan sehari-hari. Di lain pihak, berdasarkan analisis 3 buku pelajaran yang digunakan oleh siswa maupun guru di sekolah mendapatkan hasil bahwa buku pelajaran I dan II tidak memberikan contoh gambar atau materi yang dikaitkan dengan lingkungan nyata siswa, dan buku tersebut juga tidak melatihkan keterampilan membangun pengetahuan baru, menemukan konsep, bertanya, bekerjasama, pemodelan, dan refleksi terhadap materi yang dipelajarinya. Pada buku III, terdapat hal-hal yang langsung dikaitkan dengan kehidupan nyata siswa namun hanya memiliki 3 pilar kontekstual yaitu melatihkan keterampilan membangun pengetahuan baru, menemukan konsep, bertanya, dan refleksi. Berdasarkan penelitian sebelumnya mengenai pengembangan bahan ajar berbasis kontekstual pada materi ekosistem oleh Putri (2013) menunjukkan hal yang positif dengan rata-rata persentase validitas 91,69% dengan kriteria sangat layak, ditinjau dari kelayakan isi, bahasa dan penyajian. Penelitian Rahmah (2013) menunjukkan bahwa pengembangan buku pelajaran berbasis pendekatan kontekstual pada materi sistem indra mendapatkan hasil yang positif juga, yaitu kriteria sangat layak pada kesesuaian isi buku dengan komponen pendekatan kontekstual, kelayakan isi, kebahasaan, dan penyajian mendapat skor rata-rata 3,5-4. Pengembangan buku pelajaran berbasis pendekatan kontekstual dapat dilakukan pada berbagai materi, namun pada penelitian ini materi yang dipilih adalah sistem pernapasan. Pemilihan materi tersebut karena saat ini belum dilakukan pengembangan buku pelajaran berbasis pendekatan kontekstual pada materi sistem pernapasan. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan buku pelajaran biologi berbasis pendekatan kontekstual pada materi sistem pernapasan bagi siswa SMA/MA yang valid ditinjau dari kriteria isi, penyajian, bahasa dan kekontekstualannya. METODE Jenis penelitian ini merupakan penelitian pengembangan dengan menggunakan model pengembangan 4-D (four-d Models) yang terdiri dari define, design, develop, dan disseminate (Thiagarajan, Semmel dan Semmel dalam Ibrahim, 2002). Penelitian ini dilakukan hanya sampai tahap develop tanpa disseminate. Sasaran dalam penelitian ini adalah buku pelajaran biologi berbasis pendekatan kontekstual pada materi sistem pernapasan bagi siswa SMA/MA. Validitas buku pelajaran yang dikembangkan dinilai dari kesesuaian buku dengan standar kelayakan yang telah ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan yang terdiri dari kelayakan isi, kebahasaan dan penyajian ditambah kesesuaian dengan pendekatan kontekstual. Aspek-aspek ini tercantum dalam lembar validasi buku pelajaran. Validasi tersebut dilakukan selama satu minggu oleh 1 pakar pendidikan dan 1 pakar materi biologi serta 1 guru biologi. Analisis hasil validasi buku yang dikembangkan dilakukan dengan menghitung skor pada lembar validasi. skor penilaian buku pelajaran yang dikembangkan tertuang pada Tabel 1. Tabel 1 penilaian Skor Keterangan 4 Sangat baik 3 Baik 2 Cukup baik 1 Kurang baik (Riduwan dan Sunarto, 2012) Skor yang didapatkan setiap aspek dirata-rata dan diinterprestasikan berdasarkan pada kriteria yang disajikan pada Tabel 2. Tabel 2 interprestasi skor validitas Skor Interprestasi 1,00-1,75 Kurang baik 1,76-2,50 Cukup baik 2,51-3,25 Baik 3,26-4,00 Sangat baik (Diadaptasi dari Riduwan dan Sunarto, 2012) Berdasarkan interprestasi tersebut, buku ajar biologi yang dikembangkan dikatakan valid dan dapat digunakan, jika mendapatkan skor penilaian 2,51. HASIL DAN PEMBAHASAN Buku pelajaran biologi berbasis pendekatan kontekstual dalam penelitian ini dikembangkan dengan menggunakan Model 4-D (Four-D Models). Model tersebut memiliki empat tahap yaitu tahap pendefinisian, perancangan, pengembangan, dan penyebaran. Namun penelitian ini terbatas sampai tahap pengembangan. Setelah dilakukan tahap pendefinisian dilakukan tahap perancangan. Tahap perancangan ini menghasilkan buku pelajaran biologi berbasis pendekatan kontekstual (draf 1) yang kemudian diseminarkan dan ditelaah. Setelah dilakukan revisi pada draf I, dihasilkan draf II yang kemudian dinilai kelayakannya dengan divalidasi oleh 3 validator yang terdiri dari 2 pakar (1 pakar pendidikan dan 1 pakar materi biologi) dan 1 guru biologi. Hasil validasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Hasil Validasi Buku Pelajaran Skor hasil No Aspek yang dinilai validasi Ratarata V1 V2 V3 Keterkaitan buku pelajaran dengan 1 kontekstual Avan Yogi Pranata, dkk: Validitas Buku Pelajaran Biologi Berbasis Pendekatan Kontekstual 681

No 2 3 4 Aspek yang dinilai Skor hasil validasi V1 V2 V3 Ratarata Keterkaitan buku dan konteks Kepemilikan pilar CTL Rata-rata aspek 4 SB Kelayakan isi Cakupan dan akurasi materi Kemutakhiran Mengembangkan kecakapan dan merangsang keingintahuan 3 4 4 3,67 SB Rata-rata aspek 3,89 SB Penyajian Teknik penyajian Pendukung penyajian materi Rata-rata aspek 4 SB Kebahasaan Penyusunan kalimat Penggunaan simbol, istilah dan kata 3 4 4 3,67 SB Rata-rata aspek 3,83 SB Rata-rata keseluruhan aspek Keterangan Tabel: SB : Sangat Baik B : Baik CB : Cukup Baik KB : Kurang Baik V1 : Validator 1 V2 : Validator 2 V3 : Validator 3 Berdasarkan Tabel 3, validasi yang dilakukan meliputi aspek kontekstual, kelayakan isi, penyajian dan kebahasaan. Aspek kontekstual meliputi keterkaitan buku dan konteks serta pilar CTL. Aspek kelayakan isi meliputi subaspek cakupan dan akurasi materi, kemutakhiran dan mengembangkan kecakapan serta merangsang keingintahuan. Aspek penyajian meliputi subaspek teknik penyajian dan pendukung penyajian materi, sedangkan aspek kebahasaan meliputi subaspek penyusunan kalimat dan penggunaan simbol, istilah serta kata. Pada aspek kontekstual, subaspek keterkaitan buku dengan konteks, semua validator memberikan skor 4 karena buku menghubungkan materi dengan kehidupan nyata siswa, sebagai contohnya adalah pada buku terdapat penjelasan tentang alasan seorang dilarang berbicara saat makan. Alasan kedua adalah buku menyajikan contoh-contoh dekat dengan lingkungan siswa, terdapat contoh orang bersin atau orang batuk, kedua hal tersebut merupakan hal yang sering terjadi di lingkungan siswa dan siswapun dapat mengalaminya. Alasan ketiga adalah buku membantu siswa berikir tingkat tinggi, sebagaimana salah satu contoh berpikir tingkat tinggi, yaitu terdapat aspek yang jawabannya tidak mudah ditemukan siswa pada buku, namun siswa harus menggabungkan beberapa penjelasan untuk menjawab aspek tersebut. Berdasarkan penjelasan tersebut, buku yang dikembangkan sesuai dengan penjelasan Sanjaya (2011) yang mengatakan bahwa CTL mendorong menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata. Hal tersebut akan membuat materi yang dipelajari tertanam erat dalam memori, sehingga tidak mudah untuk dilupakan. Sama seperti subaspek keterkaitan buku dengan konteks, pada subaspek pilar CTL, semua validator juga memberikan skor 4. Hal tersebut dikarenakan validator merasa buku memiliki ketujuh pilar CTL, yaitu pilar konstruktivisme, inkuiri, modeling, bertanya, masyarakat belajar, refleksi dan penilaian autentik (Sanjaya, 2011). Pilar konstruktivisme pada buku beberapa diantaranya tercermin seperti pada fitur AYO CARI TAHU dan fitur PERCOBAAN di buku. Pada fitur tersebut, siswa dipicu untuk membangun pengetahuan dan menambah pengetahuan melalui kegiatan pada buku. Hal tersebut senada dengan penjelasan Sa ud (2010) yang menyatakan bahwa pilar konstruktivisme merupakan proses menyusun atau membangun pengetahuan baru siswa yang berdasarkan pengalaman dan konstruktivisme memandang pengetahuan berasal dari luar namun dikontruksi dari dalam diri seseorang. Pilar inkuiri pada buku beberapa diantaranya tercermin seperti pada fitur PERCOBAAN di buku. Pada fitur tersebut, siswa dilatih menemukan konsep pada materi melalui kegiatan pengamatan dan percobaan. Menurut Poerwati dan Sofan (2013) menemukan merupakan inti dari kegiatan pembelajaran kontekstual. Pengetahuan dan keterampilan yang didapat siswa diharapkan bukan hasil dari mengingat fakta, namun hasil dari menemukan sendiri. Pilar modeling pada buku, beberapa diantaranya tercermin seperti pada fitur PERCOBAAN dan pada fitur MODELING di buku. Pada fitur tersebut, siswa dituntun dan dilatih memperagakan atau mempraktekkan contoh kegiatan yang dapat ditiru dalam buku pelajaran. Hal tersebut didukung oleh Sanjaya (2011) yang menyatakan bahwa modeling adalah pembelajaran dengan pemeragaan sebagai contoh yang dapat ditiru setiap siswa. Pilar bertanya pada buku, beberapa diantaranya tercermin seperti pada fitur QUESTION di buku. Pada fitur tersebut, siswa diberikan aspek yang membimbing dan mengarahkan siswa pada setiap materi yang dipelajarinya. Kegiatan pada fitur tersebut didukung dengan penjelasan Sa ud (2010) yang mengatakan bahwa dalam pembelajaran kontekstual, siswa tidak hanya diberikan informasi begitu saja, akan tetapi dipancing agar menemukan sendiri materi yang dipelajarinya. Pilar masyarakat belajar pada buku, beberapa diantaranya tercermin seperti pada fitur AYO CARI TAHU dan fitur PERCOBAAN di buku. Pada fitur tersebut, siswa Avan Yogi Pranata, dkk: Validitas Buku Pelajaran Biologi Berbasis Pendekatan Kontekstual 682

dilatih bekerjasama antar teman dan antar kelompok. Kegiatan pada fitur tersebut sesuai dengan pernyataan Sa ud (2010) yang mengungkapkan bahwa konsep masyarakat belajar dalam pembelajaran kontekstual menyarankan agar hasil pembelajaran didapat melalui kerjasama. Pilar refleksi pada buku, beberapa diantaranya tercermin seperti pada fitur REFLEKSI di buku. Pada fitur tersebut, siswa diberi kesempatan merenung atau mengingat kembali sesuatu yang telah dipelajarinya. Hal tersebut karena refleksi merupakan proses pengendapan pengalaman yang dilakukan dengan mengurutkan kembali kejadian atau peristiwa pembelajaran yang telah dilalui (Sanjaya, 2011). Pilar penilaian autentik pada buku, beberapa diantaranya tercermin seperti pada fitur LEMBAR PENILAIAN dan fitur PERCOBAAN di buku. Pada fitur tersebut diberikan pengukuran mengenai keterampilan siswa saat proses pembelajaran. Hal tersebut dilakukan karena dalam pembelajaran kontekstual, penilaian tidak hanya ditentukan oleh aspek hasil belajar seperti hasil tes, tetapi juga proses belajar melalui penilaian autentik (Rosalin, 2008). Berdasarkan keterkaitan materi dengan kehidupan sehari-hari dan kelengkapan pilar yang ada pada buku pelajaran, maka aspek kontekstual pada buku yang dikembangkan mendapat skor maksimal 4 dengan kriteria sangat baik. Pada aspek kelayakan isi, subaspek cakupan dan akurasi materi, semua validator memberikan skor 4 karena validator merasa isi dari materi pada buku pelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran. Hal tersebut menunjukkan kelengkapan materi yang terbukti dengan terpenuhinya seluruh tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan (Prastowo, 2008). Alasan yang lain adalah buku mudah dipahami dan sesuai dengan kebenaran konsep, prinsip serta teori. Hal tersebut menunjukkan buku yang dikembangkan memenuhi akurasi materi pada komponen kelayakan isi (BSNP, 2006). Pada subaspek kemutakhiran, semua validator juga memberikan skor 4 karena validator merasa materi pada buku sesuai dengan perkembangan keilmuan biologi terkini, memiliki keterkinian komponen yang mencerminkan peristiwa atau kondisi terkini atau up to date dan menggunakan pustaka tidak lebih dari 10 tahun terakhir (BSNP, 2006). Subaspek mengembangkan kecakapan dan merangsang keingintahuan mendapatkan rata-rata skor 3,67 tetapi masih dalam kriteria sangat baik. Skor 3,67 didapat karena salah satu validator memberikan skor 3 dan dua validator lainnya memberikan skor 4. Buku mendapat skor tidak maksimal karena validator merasa buku tidak mendorong siswa untuk mencari informasi lebih jauh. Oleh karena itu, penulis menambahkan fitur INFORMASI LEBIH, dengan demikian siswa dapat mencari informasi lebih lanjut dari materi yang ada pada buku dan dapat mengembangkan kecakapan hidupnya (BSNP, 2006). Berdasarkan hal tersebut, maka aspek kelayakan isi mendapatkan rata-rata skor 3,89 dengan kriteria sangat baik. Pada aspek penyajian terdapat 2 subaspek yang divalidasi. Subaspek tersebut adalah teknik penyajian dan pendukung penyajian materi. Pada subaspek teknik penyajian, semua validator memberikan skor 4. Skor 4 didapat karena validator merasa penyajian materi yang ada pada buku runtut sesuai konsep yang dibahas dan konsisten dalam sistematika penyajian, selain itu penyajian dimulai dari hal sederhana ke kompleks. Hal ini sesuai dengan BSNP (2006) yang menyatakan bahwa komponen kelayakan penyajian mencakup teknik penyajian yang meliputi sistematika penyakian dan keruntutan konsep. Penyajian dalam buku dimulai dari hal sederhana ke kompleks ditunjukkan dalam buku yang dimulai dari mengulas pengertian atau pengenalan awal dari sistem pernapasan sampai berlanjut pada mekanisme dan transport yang ada pada sistem pernapasan manusia. Hal serupa terjadi pada subaspek pendukung penyajian materi, semua validator juga memberikan skor 4. Skor 4 didapat karena gambar dan tabel pada buku yang dikembangkan memiliki nomor atau nama sebagai identitas, sehingga akan memudahkan pengguna dalam memahaminya. Selain itu, ilustrasi yang ada pada buku yang dikembangkan dalam buku juga sesuai dengan materi yang dibahas, sehingga ilustrasi tersebut dapat memperjelas materi pada buku. Hal tersebut menunjukkan bahwa buku memenuhi salah satu ciri buku yang baik karena dilengkapi dengan gambar dan keterangan-keterangannya (Depdiknas, 2004). Berdasarkan hal tersebut, maka aspek penyajian mendapatkan rata-rata skor 4 dengan kriteria sangat baik. Pada aspek kebahasaaan terdapat 2 subaspek yang divalidasi. Subaspek tersebut adalah penyusunan kalimat dan penggunaan simbol, istilah dan kata. Pada subaspek penyusunan kalimat, semua validator memberikan skor 4, hal tersebut karena buku memenuhi semua poin yang ada pada subaspek. Poin tersebut antara lain, bahasa yang digunakan pada buku sesuai dengan taraf berfikir siswa. Santrock (2007) mengatakan bahwa dalam teori perkembangan kognitif Piaget, kisaran umur tersebut termasuk dalam tahap operasi formal yaitu tahap terakhir dalam perkembangan kognitif, oleh karena itu bahasa yang digunakan pada buku bersifat logis, dan fakta-fakta yang berkaitan dengan materi. Poin kedua, kalimat yang digunakan juga mudah dipahami oleh siswa karena menggunakan kalimat yang efektif dan menggunakan bahasa siswa sehari-hari, yaitu bahasa Indonesia. Pembelajaran akan berjalan dengan baik apabila bahasa yang digunakan jelas dan mudah dipahami oleh siswa. Tatacara berbahasa sangat penting demi kelancaran komunikasi (Setyawati, 2013). Hal tersebut sesuai dengan Depdiknas (2004) yang menyatakan bahwa buku yang baik ditulis dengan bahasa yang baik dan mudah dimengerti. Poin ketiga, kalimat yang digunakan pada buku adalah kalimat yang dialogis sehingga mampu memotivasi siswa untuk merespon pesan (BSNP, 2006). Kalimat tersebut mengajak siswa untuk berinteraksi dengan buku. Pada poin terakhir, buku memiliki keterpautan antar subbab yang dibahas, sehingga sesuai Avan Yogi Pranata, dkk: Validitas Buku Pelajaran Biologi Berbasis Pendekatan Kontekstual 683

dengan koherensi dan keruntutan alur berfikir pada komponen kebahasaan (BSNP, 2006). Pada subaspek penggunaan simbol, istilah dan kata mendapatkan ratarata skor 3,67 tetapi masih dalam kategori sangat baik. Skor 3,67 didapat karena satu dari tiga validator memberikan skor 3. Buku mendapat skor tidak maksimal karena validator merasa buku yang dikembangkan hanya menggunakan tata bahasa yang benar dan penggunaan istilah sesuai dengan kamus besar Bahasa Indonesia namun tidak menggunakan nama asing/nama ilmiah yang konsisten. Hal tersebut kurang sesuai dengan BSNP (2006) yang menyatakan bahwa selain menggunakan tata bahasa dan istilah sesuai dengan kaidah bahasa indonesia, buku juga harus menggunakan nama asing/nama ilmiah yang konsisten. Berdasarkan hal tersebut, maka aspek kebahasaan mendapatkan rata-rata skor 3,83 dengan kriteria sangat baik. PENUTUP Simpulan Berdasarkan hasil dan analisis data yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa buku pelajaran biologi berbasis konstektual yang dikembangkan mendapatkan rata-rata skor 3,93 dengan kriteria sangat baik pada aspek kekontekstualan, kelayakan isi, penyajian dan kebahasaan, sehingga dimyatakan layak. Saran Saran yang dapat diberikan pada penelitian yang telah dilakukan adalah perlunya dilakukan penelitian lebih lanjut pada kelas nyata. Kedua,sampul buku sebaiknya menggunakan warna dan gambar yang variatif agar menambah daya tarik bagi siswa untuk mempelajari buku lebih jauh. Selain itu, disarankan juga agar lebih memperhatikan penggunaan istilah dan simbol yang konsisten agar tidak membingungkan siswa. Putri, Ayu Dwi Yuliani. 2013. Pengembangan bahan ajar biologi berbasis Contextual Teaching and Learning (CTL) pada materi ekosistem kelas X SMA. Tidak dipublikasikan. Surabaya: Unesa Rahmah, Mazidatur. 2013. Pengembangan bahan ajar biologi berbasis pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) di SMA. Tidak dipublikasikan. Surabaya: Unesa Riduwan dan Sunarto. 2012. Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Komunikasi, Ekonomi, dan Bisnis. Bandung: alfabeta. Rosalin, Elin. 2008. Gagasan Merancang Pembelajaran Kontekstual. Bandung: Karsa Mandiri Persada. Sa ud, Udin Syaefudin. 2010. Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sanjaya, Wina. 2011. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Santrock, John W. 2007. Remaja. Jakarta: Erlangga Setyawati, R. 2013. Bahasa Sebagai Sarana Belajar dan Berfikir. Diakses dari Portal Publikasi Ilmiah UMS: publikasiilmiah.ums.ac.id pada tanggal 20 November 2014. DAFTAR PUSTAKA BSNP. 2006. Akademik Instrumen Penilaian Buku Teks Pelajaran. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan. Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Pedoman Umum Pengembangan Bahan Ajar Sekolah Menengah Atas. Jakarta: Depdiknas Ibrahim, Muslimin. 2002. Pengembangan Perangkat Pembelajaran. Surabaya: Depdiknas. Poerwati, Loeloek Endah dan Amri, Sofan. 2013. Panduan Memahami Kurikulum 2013. Jakarta. Prestasi Pustaka. Prastowo, Andi. 2013. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: DIVA Press. Avan Yogi Pranata, dkk: Validitas Buku Pelajaran Biologi Berbasis Pendekatan Kontekstual 684