ABSTRAK NAMA PENELITI : IFTIKA PUSPITA SARI NIM : D2C : RELASI KOMUNIKASI ANTARA ORANGTUA DAN ANAK REMAJANYA MENGENAI SEKSUALITAS

dokumen-dokumen yang mirip
Komunikasi untuk Pendidikan Seks pada Anak Usia Dini. Dyah Woro Anggraeni ( )

DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA TERHADAP ANAK AUTIS SKRIPSI

KARYA TULIS ILMIAH. PERILAKU REMAJA TERHADAP UPAYA PENCEGAHAN SEKS PRANIKAH Di SMK PGRI 1 PONOROGO. Oleh : IMAM ASEP SAIFUDIN NIM:

KARYA TULIS ILMIAH PERAN IBU DALAM PENCEGAHAN KEKERASAN SEKSUAL PADA ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 4 CARANGREJO KECAMATAN SAMPUNG KABUPATEN PONOROGO.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA GURU DI SMP X DI KOTA CIMAHI TAHUN 2010

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI MENARCHE PADA SISWI SMP X DI KOTA CIMAHI TAHUN 2010

KARYA TULIS ILMIAH PERILAKU ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN PENDIDIKAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA REMAJA

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

STUDI EKSPLORATIF KOMUNIKASI SEKSUAL (SEXUAL COMMUNICATION ) SUAMI ISTERI BERDASARKAN PERBEDAAN USIA PERKAWINAN

BAB I PENDAHULUAN. hubungan sosial yaitu hubungan berpacaran atau hubungan romantis.

SKRIPSI. Disusun oleh: Sulestyaningsih D.U

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2014

KARYA TULIS ILMIAH PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN KONSUMSI MINUMAN BERALKOHOL PADA REMAJA

HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP SEKSUAL PADA REMAJA DI SMP N 7 SURAKARTA

RANCANGAN INTERVENSI SELF ESTEEM DALAM RANGKA BERELASI INTIM HETEROSEKSUAL PADA ODAPUS WANITA DEWASA AWAL

POLA PERILAKU SEKS PRANIKAH DI KALANGAN SISWA SMA RAKSANA MEDAN TAHUN 2010 OLEH: KASTHOORIBHAEE SELVADURAI

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MENGENAI MIMPI BASAH PADA SISWA SMP X KELAS VIII DI KOTA CIMAHI TAHUN 2010

Efektifitas pendidikan kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan tentang stres. melalui ceramah pada remaja di SMPN 34 Semarang ANDI PURWONO

GAMBARAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL REMAJA DENGAN ORANGTUA TUNGGALNYA SKRIPSI

SKRIPSI. oleh Dita Dityas Hariyanto NIM

UNIVERSITAS UDAYANA TINGKAT EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ORANG TUA PADA REMAJA TENTANG SEKSUALITAS REMAJA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWATI I TAHUN 2016

TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG SEKS BEBAS PADA REMAJA KELAS XI DI SMA NEGERI 11 YOGYAKARTA TAHUN 2014

SKRIPSI EKY JULIANY FAMY LUBIS

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA SISWI KELAS XI SMA X KABUPATEN BANDUNG TERHADAP PERILAKU SEKSUAL.

PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM MENENTUKAN PENDIDIKAN ANAK. (Studi Deskriptif Pada Keluarga Yang Suaminya Tidak Bekerja) SKRIPSI

SEKS PRANIKAH REMAJA (PENYEBAB, PERILAKU, DAN DAMPAK) STUDI KASUS KELOMPOK MAHASISWA DAN REMAJA SMA) DI KABUPATEN KEBUMEN

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA MENGENAI MASTURBASI DI SMP X DI KOTA CIMAHI TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. berbagai tantangan dan masalah karena sifatnya yang sensitif dan rawan

ABSTRAK Universitas Kristen Maranatha

STUDI DESKRIPTIF KUALITATIF MENGENAI MODEL KOMUNIKASI PEMBELAJARAN PADA HOMESCHOOLING KOMUNITAS KAK SETO WILAYAH KOTA MEDAN TESIS.

Universitas Kristen Maranatha

PERSEPSI PESERTA DIDIK KELAS XII TENTANG PENDIDIKAN SEKS DI SMA NEGERI 1 NAN SABARIS PAUH KAMBAR PARIAMAN JURNAL

KARYA TULIS ILMIAH SIKAP ORANG TUA TENTANG PENDIDIKAN SEKS PADA REMAJA

GAMBARAN KECEMASAN ORANG TUA TERHADAP ORIENTASI MASA DEPAN ANAK TUNARUNGU DITINJAU DARI TUGAS PERKEMBANGAN MASA DEWASA AWAL

HUBUNGAN POLA ASUH ORANGTUA TERHADAP PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH REMAJA YANG MENGONSUMSI KONTEN PORNO DENGAN KEMATANGAN EMOSI SEBAGAI MEDIATOR

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: Venny Risca Ardiyantini

PENELITIAN PERSEPSI ORANG TUA TENTANG PERNIKAHAN DINI. Di Desa Baosan Kidul dan Desa Cepoko Kecamatan Ngrayun Kabupaten Ponorogo

MEMAHAMI POLA KOMUNIKASI SINGLE MOTHER TERHADAP PERKEMBANGAN KONSEP DIRI ANAK PEREMPUAN

The Factors Related to Pre Marriage Sexual Behavior of Adolescents in Grade X and XI in State Senior High School 1 in Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB PERNIKAHAN USIA MUDA (STUDI KASUS PADA SUKU JAWA DI DESA JAMUR JELATANG KECAMATAN RANTAU KABUPATEN ACEH TAMIANG) SKRIPSI

ABSTRACT. Keywords: Perception, Availability of Information Media, Courageous Risk Behavior Literature: 42 ( )

Priyanti 1, Maya Fitria 2, Erna Mutiara 2 ABSTRACT

Abstraksi. Kata Kunci : Komunikasi, Pendampingan, KDRT

Abstrak. vii Universitas Kristen Maranatha

SKRIPSI PENGARUH FOCUS GROUP DISCUSSION TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERSEPSI SEKS BEBAS REMAJA

PENGARUH MEDIA SOSIAL (YOUTUBE) TERHADAP PERILAKU SEKS BEBAS REMAJA DI YAYASAN PENDIDIKAN X

KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI YANG MEMILIKI PASANGAN BEDA AGAMA. Diajukan untuk memenuhi persyaratan. Ujian Seminar Psikologi Perkembangan.

KOMUNIKASI ANTARPRIBADI REMAJA LAPAS DENGAN PENDAMPING. (Studi Deskriptif Kualitatif Komunikasi Antarpribadi Remaja di Lapas Klaten

FAKTOR - FAKTOR YANG MENINGKATKAN HARGA DIRI PADA REMAJA TUNANETRA DI SEKOLAH INKLUSI SKRIPSI

ABSTRACT. Keywords: Economic families and teen behavior

PERAN ORANG TUA DALAM PENERIMAAN DIRI REMAJA PENYANDANG CACAT FISIK DI NAGARI AIR BANGIS KECAMATAN SUNGAI BEREMAS KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACK

Jurnal Care Vol.5, No.3,Tahun 2017 PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN IBU DALAM BERKOMUNIKASI MASALAH SEKSUALITAS DITINJAU DARI JENIS KELAMIN REMAJA

PEDOMAN WAWANCARA. Universitas Sumatera Utara

GAMBARAN PROSES PENERIMAAN IDENTITAS HOMOSEKSUAL PADA LESBIAN SKRIPSI

ABSTRACT Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

PERBEDAAN EFEKTIVITAS METODE PEER EDUCATION DAN MEDIA AUDIO VISUAL TERHADAP PENGETAHUAN DAN PERSEPSI REMAJA MENGENAI SEKS PRANIKAH

SKRIPSI HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN EDUKASI TENTANG ROKOK DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA USIA TAHUN

PENGARUH KONSEP DIRI REMAJA DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN SEKS BEBAS DI SMP Z SEMARANG. Abstrak

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

MOTIVASI BERPRESTASI DAN PERAN ORANGTUA PADA SISWA SMP YANG MENGALAMI PERCERAIAN ORANGTUA DI SURABAYA SKRIPSI

KOMUNIKASI ADAPTASI KELUARGA DALAM REMARRIAGE SUMMARY SKRIPSI. Disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Strata 1.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB TRANSGENDER MEMUTUSKAN UNTUK COMING OUT

PENGARUH TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERILAKU SEKSUAL SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS

KOMUNIKASI VERTIKAL DI PT. GANDA SUKSES ARTHINDO MANGKANG SEMARANG

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN IPS DIKELAS VII 1 SMP PERTIWI SITEBA PADANG TAHUN PELAJARAN 2013/ 2014

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG TOILET TRAINING TERHADAP PELAKSANAAN TOILET TRAINING PADA ANAK USIA TOODLER DI KELURAHAN SEWU SURAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH PENGETAHUAN REMAJA TENTANG HIV/AIDS. Di SMA N 1 Jenangan Ponorogo. Oleh : RIRIN DWI HANDAYANI NIM :

ABSTRAK Program Magister Psikologi Universitas Kristen Maranatha

Kata Kunci : Surat Berharga, Bilyet Giro, Perlindungan Hukum.

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU MENGENAI HIV / AIDS PADA SISWA SISWI KELAS DUA DAN TIGA SALAH SATU SMA SWASTA DI KOTA BANDUNG TAHUN 2006

PENELITIAN PERSEPSI MASYARAKAT TENTANG PERILAKU SEKS BEBAS PADA REMAJA DI RW 02, DUKUH KRAJAN, DESA SUKOREJO, KEC. SUKOREJO, KAB.

Abstrak. iii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

LAMPIRAN I GUIDANCE INTERVIEW Pertanyaan-pertanyaan : I. Latar Belakang Subjek a. Latar Belakang Keluarga 1. Bagaimana anda menggambarkan sosok ayah

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan suatu masa dalam perkembangan hidup manusia. WHO

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PERAN LEMBAGA PERLINDUNGAN ANAK PROVINSI DIY DALAM MELINDUNGI HAK ANAK SEBAGAI KORBAN KEKERASAN SEKSUAL

PENDIDIKAN KARAKTER DALAM KELUARGA UNTUK MEMBENTUK KEPRIBADIAN REMAJA YANG DEWASA DALAM BERPIKIR DAN BERPERILAKU

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANGTUA DENGAN PENGETAHUAN TENTANG PELECEHAN SEKSUAL PADA ANAK REMAJA DI SURAKARTA SKRIPSI

SIKAP KETUA RT/RW TERHADAP PENGGUNAAN APLIKASI QLUE DENGAN TEORI DIFUSI INOVASI (STUDI KASUS PADA KETUA RT/RW DI WILAYAH KELURAHAN TEBET TIMUR)

KONSEP DIRI PENGAJAR LAJANG DI TAMAN KANAK-KANAK (Studi Fenomenologi Pengajar Lajang Di TK.Attaqwa)

GAMBARAN PENERIMAAN DIRI REMAJA PUTRI YANG MENGALAMI OBESITAS SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KECENDERUNGAN POLA ASUH PERMISIF DAN PERILAKU SEKSUAL PRANIKAH PADA REMAJA PUTRI

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA STAMBUK 2007 TERHADAP POSISI DUDUK YANG BENAR

HUBUNGAN TINGKAT KETIDAKPASTIAN DAN KONSEP DIRI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN KOMUNIKASI PRIA PADA TAHAP PERKENALAN DENGAN WANITA

UNIVERSITAS INDONESIA. Hubungan Antara Kecanduan Internet Game Online dan Keterampilan Sosial pada Remaja SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PSYCHODINAMIC AND HUMANISTIC PSYCHOTHERAPY. Kuliah 6

PERANAN KOMUNIKASI INTERNAL DALAM MENINGKATKAN KINERJA KARYAWAN PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA II TANJUNG MORAWA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, PERAN KELUARGA DAN SUMBER INFORMASI (MEDIA) DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA PRANIKAH DI SMP 1 PARANG KABUPATEN MAGETAN

Gambaran Harga Diri Pada Remaja Putri Yang Melakukan Seks Pranikah. Ni Luh Putu Devita Maharani

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERKAWINAN USIA MUDA PADA PENDUDUK KELOMPOK UMUR TAHUN DI DESA PUJI MULYO

Transkripsi:

ABSTRAK NAMA PENELITI : IFTIKA PUSPITA SARI NIM : D2C 005 170 JUDUL : RELASI KOMUNIKASI ANTARA ORANGTUA DAN ANAK REMAJANYA MENGENAI SEKSUALITAS Penelitian ini dilatarbelakangi oleh meningkatnya perilaku seksual pra nikah remaja masa kini yang semakin permisif dari tahun ke tahunnya. Salah satu hal yang mempengaruhi fenomena tersebut adalah kurangnya pengetahuan para remaja mengenai resiko-resiko dari perilaku seksual tersebut. Remaja yang berharap mendapat bekal informasi dari orangtuanya mengenai topik seputar seksualitas justru tidak mendapatkannya dikarenakan terbatasnya komunikasi antara orangtua dan anak remajanya mengenai topik seksualitas. Topik seksualitas yang masih dianggap tabu untuk dibicarakan antara orangtua dan anak remajanya menjadikan orangtua dan anak remajanya mengalami hambatan dalam berkomunikasi mengenai topik tersebut, sehingga pemahaman bersama akan informasi yang dipertukarkan terkait topik seksualitas seringkali tidak tercapai dengan baik. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk memahami transaksi komunikasi antara orang tua dan anak remajanya dalam mencapai pemahaman bersama (konvergensi) mengenai hal yang bertema seksualitas dengan menggunakan teori I Thou dan I It relationship Martin Buber dan model komunikasi konvergensi Everett M Rogers dan Kincaid. Pendekatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang merujuk kepada paradigma interpretif. Subjek dalam penelitian ini adalah pasangan orangtua dan anak remaja usia awal (12-15 tahun) yang telah atau sedang menjalin romantical relationship dengan lawan jenisnya. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini mengacu kepada metoda fenomenologi dari Von Eckartsberg. Data mengenai pengalaman tersebut diperoleh dari informan penelitian, yaitu tiga pasangan orangtua dan anak remajanya. Data pengalaman yang diperoleh kemudian dikelompokkan dalam dua tema pokok yaitu : 1) Pengalaman hubungan interpersonal partisipan komunikasi dalam kehidupan sehari-hari 2) Pengalaman partisipan komunikasi dalam transaksi komunikasi seputar topik seksualitas. Berdasarkan hasil penelitian, transaksi komunikasi seputar topik seksualitas antara orangtua dan anak remajanya lebih banyak terjadi antara pihak ibu dan anak remajanya dikarenakan hubungan interpersonal mereka lebih baik daripada dengan ayah. Berlangsungnya transaksi komunikasi seputar seksualitas dipengaruhi oleh aturan komunikasi yang berlaku dalam sebuah keluarga dan komunikasi tatap muka adalah bentuk komunikasi yang dianggap paling efektif dalam proses komunikasi ini. Walaupun hampir semua informan menganggap topik seksualitas tidak lagi tabu untuk diperbincangkan dengan anggota keluarga, namun pada prakteknya masing-masing informan mengalami hambatan dalam bertransaksi seputar topik seksualitas. Hambatan yang ditemui antara lain berupa persepsi partisipan terhadap pesan yang dikirimkan oleh partisipan komunikasi lainnya, keterbatasan pengetahuan orangtua mengenai seksualitas dan hambatan bahasa dalam menyebut istilah seputar seksualitas. Persepsi partisipan komunikasi yang tidak sempurna mengenai informasi yang dipertukarkan akan menghambat penerimaan dan pemahaman pesan sehingga dapat menimbulkan ketidaksetujuan. Ketidaksetujuan menghambat terjadinya pemahaman bersama. Eufemisme digunakan dalam transaksi komunikasi seputar seksualitas untuk menggantikan kata-kata yang dianggap tabu. Faktor inisiatif memegang peranan penting dalam proses komunikasi tersebut.. Kata kunci : transaksi komunikasi, seksualitas, pemahaman bersama (konvergensi)

ABSTRACT NAMA PENELITI : IFTIKA PUSPITA SARI NIM : D2C 005 170 JUDUL : communication relationships between parents and their teenagers about sexuality This research is motivated by the increase in premarital sexual behavior of adolescents in today's increasingly permissive over the years. One things that affect this phenomenon is the lack of knowledge about the risks of adolescent sexual behavior. Teens who wish to obtain the supply of information from parents on the topic of sexuality is just not getting it because of the limited communication between parents and their adolescents about sexuality topics. Sexuality is still considered taboo topic for discussion between parents and their teens, and it makes parents and their teens have problems in communicating about the topic, so that mutual understanding about the information relating to the topic of sexuality is often not achieved well. Therefore, this study is intended to understand the communication transactions between parents and their teenage children in achieving mutual understanding (convergence) on the topic of sexuality through the use of the theory I - Thou and I - It Relationship of Martin Buber and the convergence of communication and Everett M. Rogers Kincaid model. The approach taken in this research is a qualitative, which refers to the Interpretation. The subjects of this study are a pair of parents and young children at an early age (12-15 years) who have or are establishing relationships with the opposite sex. Data analysis techniques used in this study is based on the method of phenomenology from Von Eckartsberg. The research data obtained from the informant s experience, namely, three pairs of parents and their teens. Data obtained then grouped into two main themes : 1) participant s experience of interpersonal relationships in the lives of everyday communication 2) participant s experiences of communication in the communication of transactions around the topic of sexuality. Based on this research, transaction communication around the topic of sexuality between parents and adolescents is more common among teenage mothers and their adolescence because of their interpersonal relationship with mother is better than with father. Ongoing communication about sexuality transactions affected by the prevailing rules of communication within the family and fave to-face communication is a form of communication that are considered most effective in the communication process. Although nearly all informants considered the topic of sexuality is no longer taboo to discuss with family members, but in practice every informant have barriers around the topic of sexuality. Obstacles encountered included participant perceptions of the messages sent by other communication participants, limited parental knowledge about sexuality and language barriers within about sexuality. Participant perceptions of imperfect communication on the information exchanged will inhibit the acceptance and understanding of the message so that it can lead to disputes. Disagreements hamper mutual understanding. Euphemism used in communication about sexuality transaction to replace words that are considered taboo. Initiatives factors play an important role in the communication process. Keyword : communication transaction, sexuality, mutual understanding (convergence)

RESUME NAMA PENELITI : IFTIKA PUSPITA SARI NIM : D2C 005 170 JUDUL : RELASI KOMUNIKASI ANTARA ORANGTUA DAN ANAK REMAJANYA MENGENAI SEKSUALITAS Latar Belakang penelitian ini terfokus pada permasalahan komunikasi interpersonal antara orangtua dan anak remajanya mengenai seksualitas yang masih sangat terbatas. Hal ini karena anggapan sebagian masyarakat yang mengangap tabu membicarakan topik seputar seksualitas dengan orang tua ataupun dengan anak remajanya, sedangkan keinginan seorang anak untuk mengetahui seluk beluk seputar seksualitas di usia remajanya mulai meningkat. Suatu pemahaman bersama diperlukan diantara keduanya ketika terjadi transaksi komunikasi mengenai topik seksualitas itu sendiri. Hal ini diperlukan supaya orangtua dapat melakukan komunikasi yang efektif dan menyampaikan infomasi yang benar mengenai topik seksualitas sehingga seorang anak dapat benar-benar memahami maksud orangtuanya serta bersikap dan berperilaku aman dalam pergaulannya terutama pergaulan anak dengan lawan jenisnya. Kerangka berpikir yang dipakai peneliti pada penelitian ini mengacu kepada model komunikasi konvergensi Rogers and Kincaid dan teori I-Thou I-It Relationship Martin Buber. Penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan transaksi komunikasi yang terjadi mengenai topik seputar seksualitas antara orangtua dan anaknya dalam mencapai konvergensi. Adapun Tipe penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Peneliti melakukan wawancara secara mendalam kepada tiga pasang informan orangtua-anak remaja usia awal yang sedang atau pernah menjalin hubungan romantis (pacaran) dengan lawan jenisnya. Pengalaman transaksi komunikasi interpersonal antara orangtua dan anak remajanya mengenai topik seputar seksualitas ini mengacu pada dua tema pokok (Thematic portrayal), yaitu: 1. Deskripsi hubungan interpersonal partisipan komunikasi dalam kehidupan seharihari. Kelompok data ini berisi : a. Kedekatan antara partisipan komunikasi yaitu orangtua dan anak remajanya dalam kehidupan sehari-hari, yaitu dilihat dari : 1.Perasaan kedekatan yang dirasakan oleh sesama partisipan komunikasi. 2.Intensitas komunikasi yang dilakukan oleh partisipan komunikasi. 3.Intensitas dan jenis kegiatan bersama yang dilakukan oleh partisipan komunikasi. b. Keterbukaan anak remaja dalam kehidupan sehari-hari, yang dilihat dari halhal pribadi yang diungkapkan anak remaja kepada orangtuanya. 2. Deskripsi pengalaman partisipan komunikasi dalam transaksi komunikasi seputar topik seksualitas. Kelompok data ini berisi :

a. Persepsi masing-masing partisipan komunikasi yaitu orangtua dan anak remajanya mengenai seksualitas, yaitu pengertian masing-masing partisipan komunikasi mengenai seksualitas itu sendiri. b. Sumber pengetahuan partisipan mengenai seksualitas. Sumber pengetahuan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah dari orangtua, institusi pendidikan, teman, media massa dan organisasi sosial yang berkompeten. c. Persepsi partisipan komunikasi mengenai transaksi komunikasi seputar seksualitas. Kelompok data ini berisi persepsi masing-masing pasangan partisipan komunikasi berkaitan dengan adanya anggapan tabu membicarakan topik seputar seksualitas dengan orang lain. d.perbedaan nilai moralitas dalam pacaran antara partisipan komunikasi. Kelompok data ini berisi perbedaan etika perilaku seksual dalam pacaran antara partisipan orangtua dan partisipan anak. e. Informasi seputar seksualitas yang dipertukarkan oleh partisipan komunikasi. Kelompok data ini berisi informasi seputar seksualitas yang dibahas selama transaksi komunikasi seputar seksualitas berlangsung diantara partisipan komunikasi, bahasa yang dipergunakan oleh partisipan komunikasi dalam menyebut istilah seputar topik seksualitas serta cara penyampaian partisipan komunikasi mengenai topik seputar seksualitas. f. Situasi komunikasi yang terjadi selama transaksi seputar topik seksualitas berlangsung. Kelompok data ini berisi situasi / keadaan dan perasaan masingmasing partisipan ketika transaksi seputar topik seksualitas berlangsung dan frekuensi transaksi komunikasi seputar seksualitas. g. Proses transaksi komunikasi antara partisipan komunikasi. Kelompok data ini berisi pihak awal yang membuka transaksi seputar topik seksualitas, respon partisipan ketika pasangan komunikasinya membuka diri seputar topik seksualitas, dan respon partisipan ketika pasangan komunikasinya memberi umpan balik. Identitas Informan Para informan dalam penelitian ini berjumlah 9 orang yang dibagi dalam tiga kelompok informan yang berdomisili di Kota Semarang dan Kabupaten Semarang. Satu kelompok informan merupakan satu keluarga yang terdiri dari tiga orang, yaitu ayah, ibu, dan anak. Informan penelitian ini digolongkan menjadi dua, yakni informan yang memiliki anak remaja laki-laki (informan I) dan informan yang memiliki anak remaja wanita (informan II dan III). Kelompok informan I adalah informan pria, Iskak (48 tahun), bekerja sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil pada sebuah instansi pemerintah yang bergerak di bidang lalu lintas. Iskak adalah seorang Sarjana Ilmu Komunikasi STIK Semarang. Kemudian informan wanita, Sri Surhatiningsih (45 tahun), seorang sarjana Ekonomi yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil di sebuah kecamatan wilayah Semarang Barat. Sedangkan, informan anak pria yang bernama Ega (14 tahun) adalah putra bungsu pasangan Iskak dan Sri. Saat ini Ega duduk di kelas VIII SMP Isriyati dan telah memiliki pengalaman

pacaran sejak kelas 5 SD. Di usianya yang relatif masih muda, Ega telah menjalin hubungan romantis dengan lawan jenisnya (pacaran) sebanyak 14 kali. Kelompok informan II terdiri dari informan pria, Suhendri (40 tahun), yang berprofesi sebagai seorang wiraswastawan. Suhendri memiliki usaha 2 Rumah Makan Padang di Ungaran. Sebagai seorang pengusaha Rumah Makan Padang, jam kerja Suhendri terbilang sangat fleksibel. Suhendri bekerja dari jam 7 pagi sampai jam 12 siang untuk sekadar mengontrol Rumah Makannya, kemudian istirahat dari jam 12 siang sampai jam 6 sore dan baru kembali bekerja setelah jam 6 sore sampai jam 12 malam. Suhendri selalu menghabiskan waktu istirahatnya di rumah, sehingga dia bisa selalu memantau aktivitas anak-anaknya. Suhendri sempat mengenyam bangku perkuliahan tetapi tidak diteruskan karena dia memutuskan untuk merintis usaha Rumah Makan Padang-nya dan menikah dengan Risalina di semester terakhirnya. Informan wanita, Risalina (37 tahun), adalah istri Suhendri yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Risalina juga sempat mengenyam bangku pendidikan perguruan tinggi, hanya saja tidak diteruskan karena Risalina memutuskan untuk menikah dengan Suhendri ketika semester 3. Sementara itu, informan anak wanita yang bernama Yolanda (14 tahun), merupakan anak wanita satusatunya dan anak pertama dari tiga bersaudara. Saat ini, Yolanda duduk di kelas XI SMP Hidayatullah dan sudah memiliki pengalaman pacaran sebanyak dua kali sejak dia kelas VIII SMP. Kelompok informan III terdiri dari informan pria yang bernama Rizkihadi (43 tahun), yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil pada sebuah instansi pemerintah Kota Semarang dan informan wanita yang bernama Bekti Suryani (43 tahun) yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Rizkihadi adalah seorang Sarjana Teknik dari salah satu universitas swasta terkemuka di Kota Semarang. Sedangkan Bekti Suryani adalah seorang Sarjana Sosial dari salah satu Universitas Negeri di Semarang. Informan anak wanita bernama Sani (15 tahun) dan sekarang sedang menempuh pendidikan di SMP Negeri 3 Ungaran kelas XI. Sani adalah anak pertama dari tiga bersaudara dan telah memiliki pengalaman pacaran sejak kelas 5 SD dengan berganti pacar lebih dari 5 kali. HASIL PENELITIAN 1. Transaksi komunikasi seputar topik seksualitas lebih sering berlangsung antara Ibu dan anak remajanya daripada dengan Ayah karena hubungan interpersonal yang terjalin antara anak remaja dengan pihak ibu lebih baik daripada hubungan interpersonal yang terjalin dengan ayah. Hal ini dapat dilihat dari kedekatan dan keterbukaan anak remaja kepada ayah ataupun ibunya dalam kehidupan sehari-hari. Kesibukan ayah dalam bekerja turut mempengaruhi intensitas waktu bersama dengan anak remajanya yang akan mempengaruhi kedekatan dan kualitas komunikasi yang antara ayah dan anak remajanya. Kedekatan yang terjalin antara anak remaja dengan ibu tidak berarti mendorong terwujudnya keterbukaan antara anak remaja kepada pihak ibu sepenuhnya. Hal ini dipengaruhi oleh konsep diri dan pembukaan diri anak remaja kepada orangtuanya. 2. Persepsi cukup besar pengaruhnya dalam menentukan sikap orangtua dan anak remajanya dalam bertransaksi seputar topik seksualitas. Persepsi orangtua dan anak

remaja mengenai topik seputar seksualitas berkaitan dengan diri mereka sendiri seperti kecenderungan karakter bawaan (taken for granted) dan pengaruh lingkungan budaya sosial. Perhatian juga berperan dalam pembentukan persepsi pesan masing-masing partisipan komunikasi ketika mereka bertransaksi seputar topik seksualitas dan hal ini akan berpengaruh pada hasil akhir pemrosesan pesan. Persepsi partisipan komunikasi yang tidak sempurna mengenai informasi yang dipertukarkan akan menghambat penerimaan dan pemahaman pesan sehingga dapat menimbulkan ketidaksetujuan. 3. Transaksi seputar topik seksualitas dipengaruhi oleh aturan masing-masing keluarga dalam menetapkan waktu, tempat materi dan pihak yang menyampaikan topik tersebut dimana masing-masing keluarga memiliki aturan yang berbeda dalam prakteknya. 4. Komunikasi yang efektif antara orangtua dan anak remajanya diperlukan dalam transaksi komunikasi seputar topik seksualitas supaya dapat berlangsung dengan baik, sehingga konvergensi dapat tercapai. Bentuk komunikasi yang paling efektif untuk menimbulkan pemahaman bersama dan penerimaan pesan diantara partisipan adalah melalui komunikasi tatap muka. 5. Transaksi komunikasi antara orangtua dan anak remajanya bersifat dinamis tidak statis. Transaksi komunikasi seputar topik seksualitas selalu diawali oleh pertukaran informasi mengenai seksualitas oleh salah satu pihak, bisa pihak orangtua maupun anak remajanya. 6. Pemahaman bersama partisipan komunikasi tidak selalu diikuti oleh persetujuan, melainkan juga memungkinkan terjadinya ketidaksetujuan. Pemahaman bersama antara orangtua dan anak remajanya dalam penelitian ini terlihat dari persamaan akan tujuan utama transaksi komunikasi mengenai topik seksualitas itu sendiri. Ketidaksetujuan terjadi pada perilaku seksual yang dilakukan oleh anak remaja yang tidak menabukan cium bibir yang berbeda dengan batasan yng diberikan oleh pihak orangtua, dimana perilaku seksual yang diperbolehkan hanya sebatas berpegangan tangan. Ketidaksetujuan juga terjadi ketika informan orangtua mengeluarkan pernyataan yang bersifat menilai. 7. Eufemisme digunakan untuk meminimalisir gangguan komunikasi dengan cara menggantikan kata-kata yang dianggap tabu selama transaksi komunikasi seputar topik seksualitas antara orangtua dan anak remajanya.