SALINAN. Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Perhubungan, perlu mengatur kembali jenis dan tarif atas

dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2 Huruf a Huruf b Huruf c Huruf d Pelayanan jasa kebandarudaraan pada Bandar Udara yang dikerjasamakan dengan Bad

2 2. Undang Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik In

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2017 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 45 TAHUN 2015 TENTANG PERSYARATAN KEPEMILIKAN MODAL BADAN USAHA DI BIDANG TRANSPORTASI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Ne

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI PERHUBUNGAN DAN KEPALA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang

2017, No dengan Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1997 tentang Jenis dan Peny

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 menetapkan Peraturan Pemerintah tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Agama: Mengingat : 1.

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No kepelabuhanan, perlu dilakukan penyempurnaan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan L

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRES I DEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan L

SALINAN. Mengingat: 1. Bukan Pajak, perlu menetapkan Peraturan Pemerintah. Bukan Pajak yang Berlaku pada Badan Kepegawaian

75 TAHUN 2015 JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN

2017, No c. bahwa untuk mempercepat penyelenggaraan kewajiban pelayanan publik untuk angkutan barang di laut, darat, dan udara diperlukan progr

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 69 TAHUN 2015 TENTANG BEBAS VISA KUNJUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Pariwisata; Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 180 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2015, No Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3264) sebagaimana telah beberapa kali diubah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5070); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian (Lemb

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2016 TENTANG BEBAS VISA KUNJUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 Indonesia Nomor 3694) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 52 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 22

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan L

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2017, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pencarian dan Pertolongan adalah segala usaha dan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PM. 62 TAHUN 2013 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

NOMOR PM 103 TAHUN 2017 TENTANG PENGATURAN DAN PENGENDALIAN KENDARAAN YANG MENGGUNAKAN JASA ANGKUTAN PENYEBERANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

it k fit PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor

RANCANGAN PERATURAN MENTERI TENTANG PENYELENGGARAAN PELABUHAN PENYEBERANGAN MENTERI PERHUBUNGAN,

2 2. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1998 tentang Pemeriksaan Kecelakaan Kapal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 1, Tambahan Lem

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5208); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran N

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

SALINAN PRES I DEN REPUBLIK INDOI.IESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk melakukan penyesuaian jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Perhubungan sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2Ol5 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Perhubungan, perlu mengatur kembali jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Perhubungan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan untuk melaksanakan ketentuan Pasal 2 ayat (21 dan ayat (3) serta Pasal 3 ayat l2l Undang- Undang Nomor 20 Tahun L997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pqiak, perlu menetapkan Peraturan Pemer'intah tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Perhubungan; Mengingat: 1. 2. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 19a5; Undang-Undang Ndrnor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia f,ahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3687); 3. Peraturan

ffi F'RES IDEI! REF'IJBLII( INDONESIA -2-3. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun lggz tentang Jenis dan Penyetoran penerimaan Negara Bukan pajak (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun lggr Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 36941 sebagaimana telah diubah dengan peraturan Pemerintah Nomor s2 Tahun 199g tentang perubahan atas Peraturan pemerintah Nomor 22 Tahun l99t tentang Jenis dan penyetoran penerimaan Negara Bukan pajak (Lembaran Negara Repubrik Indonesia Tahun 199g Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3760); MEMUTUSKAN: MenetapKan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN. Pasal 1 (1) Jenis Penerimaan Negara Bukan pajak yang berlaku pada Kementerian Perhubungan meliputi penerimaan dari: a. jasa transportasi darat; b. jasa transportasi perkeretaapian; c. jasa transportasi laut; d. jasa transportasi udara; e. jasa pendidikan dan pelatihan serta jasa penggunaan sarana dan prasarana; dan f. dendaadministratif. (2) Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian perhubungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dalarn Lampiran Peraturan pemerintah ini. Pasal 2

PRES IDEN REPUELIK INDONESIA -3- Pasal 2 (1) Selain yang ditetapkan dalam Lampiran, jenis Penerimaan Negara Bukan pqiak sebagaimana dimalsud dalam Pasal I ayat (1) huruf b, huruf c, dan huruf d, meliputi juga: a. jenis Penerimaan Negara Bukan pajak yang berasal dari jasa transportasi perkeretaapian u.."p" Biaya Penggunaan prasarana perkeretaapian; b. jenis Penerimaan Negara Bukan pajak yang berasal dari jasa transportasi laut berupa hasii konsesi dan/atau- bentuk lainnya atas kegiit n pengusahaan di pelabuhan; c. jenis Penerimaan Negara Bukan pajak yang berasal dari jasa transportasi laut berupa pendeleg.ji.., yang meliputi: 1) pemeriksaan dan sertifikasi keseramatan, garis muat. dan pencegahan pencemaran lingkuigan maritim serta Endorsement; 2l pelaksanaan pengukuran kapal dan penerbitan surat ukur; 3) pelaksanaan audit dan penerbitan Docament of Complange dan Safetg Management CertificatZ serta Endorsement; 4) pemeriksaan teknis dan penerbitan surat pengesahan gambar rancang bangun dan perhitungan stabilitas kapal; dan 5) Pelaksanaan Audit dan penerbitan sertifikat Keamanan Kapal Internasional/ Intemational ship Se anritg Certificate (ISSC). d. jenis Penerimaan Negara Bukan pajak yang berasal dari jasa transportasi udara berupa penerimaan dari konsesi dan/atau bentuk rainnya atas kegiatan pengusahaan bandar udara yang dilaksanakan oleh Badan Usaha Bandar Udara; dan e. Jenls

PRES I DEN REPUBLII( INDONESIA -4- e. jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal dari jasa transportasi udara berupa pelayanan jasa navigasi penerbangan jelajah untuk ruang udara Republik Indonesia yang didelegasikan kepada negara lain. (21 Tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dihitung dengan formula sebagai berikut: TAC*= [ cr* *Ito** x TACoaopToivreJ ] " rp i-1 TACo*p7or*= Total Biaya Penggunaan Prasarana Perkeretaapian pertahun Daop/Divre n! Passing TonnagelX Panjang Koridor Daop/Divre Sesuai Lintas petayanan.j=1 TACoop/oi". = IMo.op7oi,. * IOo*ploi,- * IDo-p7oi,- IMoop/otrc = IOorcpToivrc = Biaya perawatan prasarana perkeretaapian pertahun per Daop/Divre n f,,fl Passing lonnagej X Panjang.Koridor Daop/Divre Sesuai Lintas pelayanan Biaya pengoperasian prasarana perkeretaapian pertahun per Daop/Divre I f"""irrg forrrragejx Panjang Koridor Daop/Divre Sesuai Lintas pelayanan "El IDoaopToivc = Biaya penyusutan prasarana perkeretaapian pcrtahun per Daop/Divre I Passing TonnagejX Panjang Koridor Daop/Divre Sesuai Lintas pelayanan J_1 (3) (41 Besaran Faktor Prioritas (Fp) maksimal O,TS (nol koma tujuh lima) ditetapkan oleh Menteri Perhubungan dengan mempertimbangkan keberlangsungan Badan Usaha. Besaran biaya pen)rusutan (ID) ditetapkan oleh Menteri Perhubungan kecuali untuk badan usaha milik negara di bidang perkeretaapian ditetapkan sebesar RpO,OO (nol rupiah). (5) Tarif.

PRES IDEFI REPUBLIK INDONESIA -5- (s) (6) Tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, huruf c, dan huruf d sebesar nilai yang tercantum dalam kontrak kerja sama. Tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e sebesar nilai yang tercantum dalam perjanjian antarnegara. (1) (2) (3) Pasal 3 selain yang ditetapkan dalam Lampiran peraturan Pemerintah ini, jenis Penerimaan Negara Bukan pajak sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat (1) huruf e, Kementerian Perhubungan dapat menyelenggarakan : a. pendidikan dan pelatihan di bidang transportasi yang berasal dari kerja sama; b. pendidikan dan pelatihan Kepemimpinan Tingkat IV, dan Kepemimpinan Tingkat III bagi pegawai Negeri sipil serta pendidikan dan pelatihan prajabatan bagi calon Pegawai Negeri Sipil sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan ; c. pendidikan dan pelatihan fungsional Analisis Kepegawaian, Arsiparis, Auditor Ahli, Auditor Terampil, dan pranata Humas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan d. pendidikan dan pelatihan yang berasal dari lembaga pendidikan dan pelatihan Internasional. Tarif atas jenis penerimaan Negara Bukan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (l) huruf a sebesar nilai nominal yang tercantum dalam kontrak keda sama. Tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b mengacu kepada Peraturan Pemerintah mengenai jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan pajak yang berlaku pada Lembaga Administrasi Negara. (a) Tarif..

FRES IDEN REF'UBLIK I1{DONESIA -6- (41 (s) Tarif atas jenis penerimaan Negara Bukan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c mengacu kepada Peraturan pemerintah mengenai jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan pajak yang berlaku pada Instansi Pembina Diklat Fungsional yang bersangkutan. Tarif atas jenis penerimaan Negara Bukan pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d mengacu pada tarif yang ditetapkan oleh lembaga pendidikan dan pelatihan internasional terkait. (1) (21 (3) (41 Pasal 4 Selain yang ditetapkan dalam Lampiran, jenis Penerimaan Negara Bukan pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf e, meliputi juga kontribusi atas jasa pendidikan dan pelatihan. Kontribusi atas jasa pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (r) merupakan biaya yang dikenakan kepada pihak yang menggunakan jasa lulusan pendidikan dan pelatihan oiploma subsidi pada Pusat Pengembangan sumber Daya Manusia Perhubungan Udara. Besaran tarif atas jenis penerimaan Negara Bukan pqiak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebesar nilai nominal yang tercantum dalam kontrak kerja sama. Kontribusi atas jasa pendidikan dan pelatihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak dikenakan dalam hal pengguna jasa lulusan pendidikan dan pelatihan Diploma Subsidi pada pusat pengembangan sumber Daya Manusia perhubungan Udara adalah instansi Pemerintah pusat. (5) Ketentuan..

,i, I i REPUJS':=,'S5f;*=r,o -7 - (5) Ketentuan mengenai tata cara dan persyaratan penggunaan jasa lulusan pendidikan dan pelatihan Diploma Subsidi pada pusat pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan Udara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (4) diatur dengan Peraturan Menteri Perhubungan. Pasal 5 (1) (21 Terhadap kegiatan tertentu, Jenis penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Perhubungan sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat (l) huruf a sampai dengan huruf d yang peruntukannya tidak bersifat komersial dapat dikenakan tarif sampai dengan sebesar Rp0,00 (nol rupiah). Kegiatan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (l) terdiri atas kegiatan: a. kenegaraan; b. tugas pemerintahan tertentu; c. pencarian dan pertolongan, bencana alam, dan bantuan kemanusiaan; d. untuk kepentingan umum dan sosial; e. yang bersifat nasional dan internasional; atau f. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. (3) Ketentuan lebih lanjut mengenai kriteria, tata cara, dan persyaratan pengenaan tarif kegiatan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri perhubungan setelah mendapat persetujuan Menteri Keuangan. Pasal 6 (1) Terhadap Jenis Penerimaan Negara Bukan pajak yang berasal dari jasa pendidikan dan pelatihan serta jasa penggunaan sarana dan prasara.na sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf e berupa: a. pendidikan

PRES IDEN REPUBLIK INDONESIA -8- a. pendidikan dan pelatihan pembentukan pada pusat pengembangan sumber daya manusia perhubungan darat dan laut; dan b. pendidikan dan pelatihan diploma subsidi pada pusat pengembangan sumber daya manusia perhubungan udara, (21 kepada peserta didik yang berprestasi dan tidak mampu dikenakan tarif sebesar RpO,OO (nol rupiah). Ketentuan lebih lanjut mengenai tata curra dan persyaratan pengenaan tarif sebesar Rp0,00 (nol rupiah) kepada peserta didik yang berprestasi dan tidak mampu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri Perhubungan setelah mendapat persetqiuan Menteri Keuangan. Pasal 7 (1) (21 Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal dari jasa transportasi darat sebagaimana dimaksud dalam Pasal I ayat (1) huruf a berupa jasa tanda masuk pelabuhan penyeberangan, jasa pemeliharaan dermaga penyeberangan dan jasa timbang kendaraan sebagaimana tercantum dalam Lampiran dikelompokan berdasarkan golongan kendaraan. Penentuan golongan kendaraan untuk jenis penerimaan Negara Bukan Pajak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri Perhubungan. Pasal 8 (1) Jenis Penerimaan Negara Bukan Pqlak yang berasal dari jasa transportasi darat sebagaimana dimaksud dalam Pasal I ayat (1) huruf a berupa jasa pengujian kendaraan bermotor, sebagaimana tercantum dalam Lampiran dikelompokkan berdasarkan jenis kendaraan bermotor. (2) Pengelompokkan

PRES IDENI REPUBI-II( INDONIESIA -9- (2) (3) Pengelompokkan kendaraan bermotor untuk jasa pengujian kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak termasuk kalibrasi arat uji kendaraan bermotor, sertifikasi bengkel Bahan Bakar Gas, sertifikasi kompetensi penguji kendaraan bermotor, dan penerbitan bukti lulus uji berkala kendaraan bermotor. Penentuan jenis kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud pada ayat (l) ditetapkan oleh Menteri Perhubungan. Pasal 9 (1) (2) (3) Jenis Penerimaan Negara Bukan pajak yang berasal dari jasa transportasi laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) humf c berr.rpa jasa kepelabuhanan diklasifikasikan menurut kelas pelabuhan. Jenis Penerimaan Negara Bukan pajak yang berasal dari jasa transportasi laut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1) huruf c atas jasa pelayanan barang berupa hewan dikelompokkan menurut tipe hewan. Penentuan kriteria dan klasifikasi pelabuhan, serta pengelompokan tipe hewan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan oleh Menteri Perhubungan. Pasal 10 Penentuan jumlah hari kunjungan Negara Bukan Pajak Jasa Labuh, Perhubungan. untuk Jenis Penerimaan ditetapkan oleh Menteri Pasal 1 L (1) Tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan pajak yang berasal dari jasa transportasi perkeretaapian, jasa transportasi laut dan jasa transportasi udara berupa: a. sertifikasi sumber daya manusia perkeretaapian; b. sertifikasi sarana dan prasarana perkeretaapian; c. pelayanan...

ffi PRESIDEN REPUBLII( INDONESIA -10- c. pelayanan penerbitan izin bidang perkeretaapian; d. pelayanan peralatan perkeretaapian; e. penggunaan sarana perkeretaapian; f. pelayanan persetujuan spesifikasi teknis sarana perkeretaapian; g. pelayanan jasa pemanduan dan penundaan kapal di pelabuhan umum, di terminal untuk kepentingan sendiri dan di terminal khusus; h. penerbitan Surat Izin Kepelabuhanan; i. pelaksanaan audit dan penerbitan sertifikat pemenuhan fasilitas keamanan pelabuhan (statement of Compliance Port Facility); j. pemeriksaan Kesehatan Kerja pelayaran; k. penilaian izin kewenangan perusahaan yang melakukan perbaikan dan perawatan peralatan keselamatan pelayaran; l. saluage dan Pekerjaan Bawah Air; m. pemeriksaan dan Sertifikasi Keselamatan, Garis Muat dan Pencegahan pencemaran Lingkungan Maritim serta Endorsement; n. pelaksanaan Pengukuran Kapal dan penerbitan Surat Ukur; o. pelaksanaan Audit dan penerbitan Document of Compliance dan Safetg Management CertiJicate serta Endorsement; p. sertifikat Keamanan Kapal Interna sional (International Ship Securitg Certificate) ; q. pengujian dan sertilikasi perlengkapan keselamatan kapal, peralatan pemadam kebakaran dan peralatan pencegahan pencemaran; r. pemeriksaan.

PRES IDEI{ REPUBLIK INDONESIA - 11- r. pemeriksaan teknis dan penerbitan surat pengesahan gambar rancang bangun dan perhitungan stabilitas kapal; s. pemeriksaan teknis dan penerbitan dokumen pengawakan / kepelautan berupa: 1) audit program pendidikan dan pelatihan kepelautan; dan 2l audit izin usaha perekrutan dan penempatan awak kapal. t. lisensi personil penerbangan; u. sertifikasi peralatan atau fasilitas pada jasa transportasi udara; v. sertifikasi organisasi pada jasa transportasi udara; w. pengujian kesehatan pada balai kesehatan penerbangan; x. pelayanan pada balai teknik penerbangan; y. pelayanan pada balai besar kalibrasi fasilitas penerbangan; dan z. pelayanan bidang teknik bandar udara, yang kegiatannya dilakukan di ruar kantor Kementerian Perhubungan, tidak termasuk biaya akomodasi dan transportasi. (2) Biaya akomodasi dan transportasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibebankan kepada wajib Bayar sesuai dengan ketentuan peraturan perundang_ undangan. Pasal12...

PRES IDEN REPI-IBLIK INDOl'.IESIA.t2- (1) (2) Pasal 12 Denda administratif sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 ayat (1) huruf f dihitung berdasarkan satuan poin pelanggaran dikalikan dengan tarif denda administratif di bidang transportasi darat, transportasi laut, dan transportasi udara sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran Peraturan Pemerintah ini. Ketentuan lebih lanjut mengenai satuan poin pelanggaran dari jenis pelanggaran administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri Perhubungan. Pasal 13 seluruh Penerimaan Negara Bukan pqjak yang berlaku pada Kementerian Perhubungan wajib disetor langsung secepatnya ke Kas Negara. Pasal L4 Pada saat Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku, peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2ols tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan pajak yang Berlaku pada Kementerian Perhubungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2ols Nomor 4r, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor s66g) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 15 Peraturan Pemerintah ini mulai berlaku setelah puluh) hari terhitung sejak tanggal diundangkan. 30 (tiga Agar.

R E P u J,-Tnt t,',?55 * u =, o -13- Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Pemerintah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 25 Mei 2016 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd. Diundangkan di Jakarta pada tanggal 27 Mei 2016 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, JOKO WIDODO ttd. YASONNA H. LAOLY LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 20T6 NOMOR 1O2 Salinan sesuai dengan aslinya KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA REPUBLIK INDONESIA Asisten Deputi Bidang Perekonomian, ti Bidang Hukum dan undangan, Silvanna Djaman

PRES I DEN REPUTILIl( INDONIESIA PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG JENIS DAN TARIF ATAS JENIS PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK YANG BERLAKU PADA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN I. UMUM Untuk mengoptimalkan Penerimaan Negara Bukan Pajak guna menunjang pembangunan nasional, Penerimaan Negara Bukan Pqiak pada Kementerian Perhubungan sebagai salah satu sumber penerimaan Negara perlu dikelola dan dimanfaatkan untuk peningkatan pelayanan kepada masyarakat. Kementerian Perhubungan telah memiliki jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Perhubungan, namun untuk melakukan penyesuaian jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Kementerian Perhubungan, perlu mengatur kembali jenis dan tarif atas jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Perhubungan dengan Peraturan Pemerintah. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Pasal 2

PRES I DEN REPUBLIK INDONESIA -2- Pasal 2 Ayat (1) Ayat (21 Huruf a Huruf b Huruf c Huruf d Huruf e Yang dimaksud dengan "bentuk lainnya,, sesuai dengan peraturan perundang-undangan dibidang pelayaran. Yang dimaksud dengan "bentuk lainnya,, sesuai dengan peraturan perundang-undangan dibidang penerbangan. Yang dimaksud dengan: I(A i TACxe GTxe KM*, TA8o.op7oi.'., Nama Kereta Api yang dihitung TAC-nya Urutan Daop/Divre yang dilewati KA tersebut, t,2,,.. Biaya Penggunaan Prasarana perkeretaapian yang dibebankan terhadap 1 (satu) kali perjalanan KA (Rp) Berat rangkaian KA berdasarkan Stamformasi ditambah Berat Muatan (GT) Panjang lintasan KA pada Daop/Divre ke-i yang dilewati (KM). Biaya penggunaan prasarana perkeretaapian per GTKM pada Daop/Divre ke-i (Rp/cT-KM). F'p

PRES IDEN REPUBLIK INDONESIA -3- Fp TACo"op7nir". fffid*oplb,ivrs fooeopy'oivre?a n"op;oi.,"" j Ayat (3) Ayat (a) Ayat (5) fduaop/oitr.e FassingTonage, Faktor Prioritas Penggunaan besarannya maksimal O,75 (nol koma tujuh lima). Biaya Penggunaan Prasarana Perkeretaapian per GTKM pada Daop/Divre (Rp/GT-KM). Biaya Perawatan Prasarana Perkeretaapian pada masing-masing Daop/Divre (Rp/GT- KM). Biaya Pengoperasian Perkeretaapian pada Daop/ Divre (Rp/ GT-KM). Prasarana masing-masing Biaya Penyusutan Prasarana Perkeretaapian pada masing-masing Daop/Divre (Rp/GT- KM). Biaya Penggunaan Prasarana Perkeretaapian per GTKM pada Daop/Divre (Rp/GT-KM). Nama Kereta Api ke j yang melewati Daop/Divre, dimanaj = 1, 2,... Berat rangkaian KA ke j berdasarkan stamformasi ditambah dengan berat muatan yang lewat di Daop/Divre (ct). Panjang Koridor Daop/Divre sesuai lintas perayanan: panjang lintasan KA ke-j di Daop/Divre sesuai lintas pelayanan (KM). Ayat 6

PRES IDEN REPUBLII( INDONESIA Ayat (6) Pasal 3 Ayat (1) Ayat (2t Ayat (3) Ayat (a) Ayat (5) Yang dimaksud dengan "lembaga pendidikan dan pelatihan internasional terkait" antara lain International Ciuil Auiation Organization (ICAO), International Air Transport Association (IATA) dan European Auiation Safetg Agencg (EASA). Pasal 4 Pasal 5 Ayat (1) Ayat(2)...

PRES IDEN REPUBLIK INDONESIA 5- Ayat (2) Huruf a Yang dimaksud dengan "kegiatan kenegaraan" adalah kegiatan transportasi untuk mendukung kegiatan kenegaraan Presiden/Wakil Presiden, Pejabat Negara, ataupun Tamu Negara misalnya kunjungan kenegaraan dari kepala negara/pemerintahan dan tamu negara beserta rombongan di Indonesia. Huruf b Yang dimaksud dengan "tugas pemerintahan tertentu" antara lain kegiatan kepabeanan, keimigrasian, karantina, perhubungan, dan kesehatan pelabuhan/ bandara. Huruf c Yang dimaksud dengan "kegiatan pencarian dan pertolongan" adalah kegiatan pencarian dan pertolongan misalnya terhadap pesawat dan kapal yang mengalami kecelakaan di wilayah Republik Indonesia. Huruf d Yang dimaksud dengan "kegiatan bencana alam" adalah kegiatan transportasi untuk penanganan bencana dan darurat bencana. Yang dimaksud dengan "kegiatan bantuan kemanusiaan,, adalah kegiatan transportasi untuk pemberian bantuan kemanusiaan misalnya penyaluran bantuan kemanusiaan dari organisasi atau negara lain untuk Indonesia. Yang dimaksud dengan "kegiatan untuk kepentingan umum dan sosial" adalah kegiatan untuk mewujudkan kepentingan bangsa, negara, dan masyarakat yang harus diwujudkan oleh pemerintah dan digunakan sebesarbesarnya untuk kemakmuran ralgrat. Huruf e

PRES IDEN REPUBLIK INDONESIA -6- Ayat (3) Huruf e Yang dimaksud dengan "kegiatan yang bersifat nasional,, antara lain penyelenggaraan pekan olahraga nasional, festival kebudayaan, maupun kegiatan lain yang berskala nasional di wilayah Indonesia. Yang dimaksud dengan "kegiatan yang bersifat internasional" antara lain meliputi penyelenggaraan konferensi atau pertemuan berskala internasional di wilayah Indonesia. Huruf f Pasal 6 Pasal 7 Pasal 8 Pasal 9 Pasal 10 Pasal 1 1

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -7 - Pasal 11 Pasal 12 Pasal 13 Pasal 14 Pasal 15 TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5884