PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PENDIRIAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU,

dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG

WALIKOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI SIDOARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PERSEROAN TERBATAS BANK PERKREDITAN RAKYAT DELTA ARTHA

BUPATI BATU BARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BANDUNG RANCANGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 2 TAHUN 2006

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 8 TAHUN 2006 SERI D =================================================================

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN PT. PEMBANGUNAN PRASARANA SUMATERA UTARA

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG

2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1969;

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH PT. PEMBANGUNAN BELITUNG TIMUR

BUPATI BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA MOJOKERTO NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO

PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR : 27 TAHUN : 2003 SERI : D NOMOR : 18 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG

QANUN KABUPATEN ACEH TENGAH NOMOR 14 TAHUN 2008 PEMBENTUKAN BANK PERKREDITAN RAKYAT (BPR) SYARI AH RENGGALI KABUPATEN ACEH TENGAH

BUPATI BANGKA TENGAH

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT KABUPATEN BULUNGAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 11 TAHUN 2009 SERI E.5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 11 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2006 NOMOR 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 11 TAHUN 2006 T E N T A N G

PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK SLEMAN

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG SELATAN,

PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA BARAT NOMOR 26 TAHUN 2001 TENTANG PENDIRIAN PT JASA SARANA JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 11 TAHUN 2012

NOMOR : 3 TAHUN 2012 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Perda No. 6 / 2002 tentang Izin Pemakaian Tanah Pengairan atau Tanah Jalan Kabupaten Magelang.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA Nomor : Tahun Seri no.

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 21 TAHUN 2002 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT KOTA BANDUNG

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH KOTA MOJOKERTO

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEGAL NOMOR 04 TAHUN 2006 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (PD. BPR) BANK PASAR KABUPATEN TEGAL

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

QANUN ACEH NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN BANK ACEH SYARIAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN NAMA ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 2 TAHUN 1999

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH (BUMD) KABUPATEN BELITUNG TIMUR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS KARANGASEM SEJAHTERA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH PROPINSI RIAU PERATURAN DAERAH PROPINSI RIAU NOMOR : 10 TAHUN 2002

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 17 TAHUN 2004 TENTANG PEMBENTUKAN PERUSAHAAN DAERAH RUMAH SAKIT BENGKALIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KOTA SURAKARTA TAHUN 2011 NOMOR 4 30 WALIKOTA SURAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA SURAKARTA NOMOR 3 TAHUN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

PEMERINTAH PROVINSI RIAU

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA BAUBAU NOMOR : TAHUN 2011 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH WIRA USAHA WOLIO SEMERBAK KOTA BAUBAU

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK PASAR KABUPATEN TEMANGGUNG

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PERSEROAN TERBATAS PENJAMINAN KREDIT DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH ANEKA USAHA KABUPATEN JEPARA

WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN USAHA MILIK DAERAH

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK JOGJA KOTA YOGYAKARTA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 7 TAHUN 2004 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 17 TAHUN 2007 TENTANG PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT BANK DAERAH PATI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2010 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 2 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN P.T. BEKASI PUTERA JAYA

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

-1- QANUN ACEH NOMOR 5 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DAERAH

PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 4 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

BUPATI BANGKA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II PURBALINGGA NOMOR : 3 TAHUN 1992 SERI D NO. 3

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 188 TAHUN : 2014 PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 19 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI MALINAU PROVINSI KALIMANTAN UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN MALINAU NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

WALIKOTA BANDAR LAMPUNG PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDAR LAMPUNG NOMOR 09 TAHUN 2015

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 19 TAHUN 2003 SERI D PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 15 TAHUN 2003 TENTANG

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PENDIRIAN BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PEKANBARU, Menimbang : a. bahwa untuk mendorong pertumbuhan perekonomian Kota Pekanbaru dan meningkatkan pelayanan kebutuhan masyarakat yang masih banyak yang belum terjangkau oleh Bank Umum, perlu mewujudkan pemerataan pelayanan perbankan untuk memberikan kesempatan usaha dan peningkatan taraf hidup masyarakat serta guna menghindari munculnya rentenir dan pelepas uang yang merusak perekonomian masyarakat; b. bahwa untuk mendukung program pengembangan ekonomi kerakyatan Pemerintah Kota Pekanbaru dan program-program lainnya, perlu meningkatkan kesadaran dan keberanian kepada masyarakat berhubungan dengan bank; c. bahwa Lembaga Perkreditan Rakyat Tuah Negeri Pemerintah Kota Pekanbaru, perlu ditingkatkan statusnya menjadi Bank Perkreditan Rakyat sebagai lembaga keuangan berupa bank yang bertujuan untuk pembiayaan usaha kecil dan usaha menengah dan dikelola secara profesional dan menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah; d. bahwa berdasarkan pertimbangan butir a, b dan c tersebut di atas, maka perlu menetapkan Peraturan Daerah Kota Pekanbaru tentang Bank Perkreditan Rakyat. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 8 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota Kecil Dalam Lingkungan Propinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 19); 2. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah (Lembaran Negara Tahun 1962 Nomor 10 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2387), sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 6 Tahun 1969; 3. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3472) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3790); 4. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 13, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3587);

5. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3843) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2004 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4357); 6. Undang undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437 ); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1999 tentang Pencabutan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 1992 tentang Bank Perkreditan Rakyat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3842); 8. Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/22/PBI/2004 tentang Bank Perkreditan Rakyat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 80, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4409); 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Bank Perkreditan Rakyat Milik Pemerintah Daerah; 10. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 221/KMK.017/1993 tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat; 11. Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 43 Tahun 2000 tentang Pedoman Kerjasama Perusahaan Daerah dengan Pihak Ketiga. Dengan persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PEKANBARU dan WALIKOTA PEKANBARU MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU TENTANG PENDIRIAN BANK PERKREDITAN RAKYAT BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah, adalah Daerah Kota Pekanbaru; 2. Pemerintah Daerah, adalah Pemerintah Kota Pekanbaru; 3. Walikota, adalah Walikota Pekanbaru;

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah selanjutnya disebut DPRD, adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Pekanbaru; 5. Bank Indonesia, adalah Bank Sentral Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang yang berlaku; 6. Lembaga Perkreditan Rakyat Tuah Negeri Pemerintah Kota Pekanbaru selanjutnya disebut LPR Tuah Negeri Pekanbaru, adalah Lembaga Perkreditan yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Walikota Pekanbaru Nomor 160/EKO/2004 tanggal 9 September 2004 bertujuan untuk mengefektifkan pelaksanaan Dana Bergulir Pemerintah Kota Pekanbaru; 7. Perseroan Terbatas, adalah Badan Hukum yang didirikan berdasarkan perjanjian melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas serta peraturan pelaksanaannya; 8. Bank Perkreditan Rakyat, selanjutnya disingkat BPR, adalah Bank Perkreditan Rakyat milik Pemerintah Kota Pekanbaru; 9. Rapat Umum Pemegang Saham yang selanjutnya disebut RUPS, adalah organ perseroan yang memegang kekuasaan tertinggi dalam perseroan dan memegang wewenang yang tidak diserahkan kepada Direksi atau Komisaris; 10. Dewan Komisaris, adalah Dewan Komisaris BPR; 11. Komisaris Utama, adalah Komiaris Utama BPR; 12. Komisaris, adalah Komisaris BPR; 13. Direksi, adalah Direksi BPR; 14. Pegawai, adalah Pegawai BPR; 15. Akta Pendirian, adalah Akta Pendirian BPR, yang merupakan Anggaran Dasar BPR; 16. Saham, adalah bukti kepemilikan modal BPR; 17. Rentenir, adalah pemakan bunga uang. BAB II BENTUK DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 2 Bahwa Bank Perkreditan Rakyat, dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya baik dari aspek hukum maupun administrasi berbadan hukum PERSEROAN TERBATAS. Pasal 3 (1) BPR berkedudukan di Kota Pekanbaru. (2) BPR dapat membuka Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu, Kantor Kas atau Unit Pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB III AZAS, MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 4 BPR dalam melakukan usahanya berazaskan demokrasi ekonomi dan efisien dengan

menggunakan prinsip kehati-hatian. Pasal 5 BPR didirikan dengan maksud dan tujuan untuk membantu dan mendorong pertumbuhan perekonomian dan pembangunan disegala bidang serta merupakan salah satu sumber pendapatan asli daerah dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat melalui peningkatan pendapatan dan melindungi masyarakat dari rentenir dan pelepas uang. BAB IV T U G A S Pasal 6 BPR mempunyai tugas mengembangkan perekonomian, usaha mikro, kecil dan menengah serta menggerakkan pembangunan daerah melalui kegiatannya sebagai Bank Perkreditan Rakyat. BAB V U S A H A Pasal 7 Usaha BPR meliputi : a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu; b. Memberikan Kredit dan pembinaan kepada usaha ekonomi lemah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia; c. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, Sertifikat Deposito dan tabungan lainnya; d. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. BAB VI PELAKSANAAN PENDIRIAN Pasal 8 Pelaksanaan pendirian BPR dilakukan sesuai dengan ketentuan Peraturan PerUndangundangan yang berlaku. BAB VII RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM Pasal 9

(1) RUPS mempunyai segala wewenang yang tidak diberikan kepada Direksi atau Komisaris yang ditentukan dalam Peraturan Daerah ini. (2) RUPS berhak memperoleh segala keterangan yang berkaitan dengan kepentingan BPR dari Direksi dan atau Komisaris. (3) Pemerintah Kota Pekanbaru sebagai pemegang saham pengendali mempunyai wewenang penuh dalam RUPS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2) pasal ini. Pasal 10 (1) RUPS terdiri atas RUPS tahunan dan RUPS lainnya. (2) RUPS tahunan diadakan dalam waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku. (3) Dalam RUPS tahunan diajukan semua dokumen BPR dalam bentuk Laporan Tahunan. (4) RUPS lainnya dapat diadakan sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan. (5) RUPS dipimpin oleh salah satu anggota Dewan Komisaris. (6) Keputusan RUPS diambil berdasarkan atas musyawarah dan mufakat dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB VIII DEWAN KOMISARIS Pasal 11 (1) Dewan Komisaris terdiri dari seorang Komisaris Utama dan sebanyak-banyaknya 3 (tiga) orang anggota Komisaris. (2) Dewan Komisaris diangkat oleh RUPS dari calon-calon yang diajukan pemegang saham untuk jangka waktu 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan. (3) Prosedur, persyaratan, pengangkatan, masa jabatan, tugas dan wewenang serta pemberhentian Dewan Komisaris diatur dalam Akta Pendirian. Pasal 12 Dewan Komisaris BPR untuk pertama kalinya diangkat oleh Walikota Pekanbaru sampai ditetapkannya Dewan Komisaris baru oleh RUPS. BAB IX D I R E K S I Pasal 13 (1) BPR dipimpin oleh Direksi, yang terdiri dari seorang Direktur Utama dan sekurangkurangnya 1 (satu) orang Direktur. (2) Direksi diangkat oleh RUPS dari calon-calon yang diajukan pemegang saham untuk jangka waktu 4 (empat) tahun dan dapat diangkat kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan. (3) Prosedur persyaratan, pengangkatan, masa jabatan, tugas dan wewenang serta pemberhentian Direksi diatur dalam Akta Pendirian.

Pasal 14 Direksi BPR Pekanbaru untuk pertama kalinya diangkat oleh Walikota Pekanbaru sampai ditetapkannya Direksi baru oleh RUPS. BAB X KEPEGAWAIAN Pasal 15 (1) Pegawai diangkat dan diberhentikan oleh Direksi sesuai dengan peraturan perundangundangan yang berlaku, setelah mendapat persetujuan Dewan Komisaris. (2) Hak dan Kewajiban pegawai diatur oleh Direksi dengan persetujuan Dewan Komisaris sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku dengan memperhatikan kemampuan BPR. BAB XI MODAL DAN SAHAM Pasal 16 (1) Modal dasar BPR terdiri atas seluruh nominal saham yang merupakan kekayaan Daerah Kota Pekanbaru yang dipisahkan. (2) Ketentuan-ketentuan mengenai permodalan BPR diatur dalam Akta Pendirian termasuk ketentuan mengenai modal dasar dan modal yang ditempatkan serta modal disetor sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 17 (1) Modal Dasar BPR ditetapkan sebesar Rp. 4.000.000.000,- (empat milyard rupiah). (2) Dari jumlah modal dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pemenuhan modal disetor untuk pertama kali ditetapkan sebesar Rp. 1.000.000.000,- (satu milyard rupiah) berasal dari APBD Kota Pekanbaru Tahun 2006. (3) Untuk memenuhi modal dasar, Pemerintah Kota Pekanbaru setiap tahun akan menambah modal disetor sesuai dengan kebutuhan BPR, melalui RUPS dengan persetujuan DPRD Kota Pekanbaru. (4) Dalam hal terjadi perubahan modal dasar BPR, selanjutnya akan ditetapkan oleh RUPS dengan persetujuan DPRD. Pasal 18 (1) Bagian terbesar dari Saham BPR dimiliki oleh Pemerintah Kota Pekanbaru. (2) Dalam mengadakan perubahan kepemilikan saham, dari pemegang saham pengendali menjadi kepemilikan saham yang ditawarkan kepada pihak lain disesuaikan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (3) Pemerintah Kota Pekanbaru sebagaimana dimaksud ayat (1) dan (2), memiliki hak suara khusus dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Pasal 19

(1) Saham yang dikeluarkan oleh BPR adalah saham atas nama. (2) Nilai Nominal Saham ditetapkan dalam Akta Pendirian. (3) Setiap pemegang saham, menurut hukum harus tunduk pada semua keputusan yang diambil dengan sah dalam RUPS. Pasal 20 Ketentuan dan peraturan tentang daftar pemegang saham, pemindahtanganan saham dan duplikat saham diatur dalam peraturan tersendiri oleh RUPS dengan memperhatikan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. BAB XII TAHUN BUKU, RENCANA KERJA DAN ANGGARAN Pasal 21 (1) Tahun Buku BPR adalah Tahun Takwim. (2) Rencana kerja dan anggaran diajukan oleh Direksi kepada Dewan Komisaris untuk memperoleh pengesahan. (3) Pengesahan rencana kerja dan anggaran sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dilaksanakan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sebelum tahun buku berakhir. Pasal 22 Pada setiap tahun buku berakhir, dibuat laporan keuangan BPR yang terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi dan arus kas yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik yang terdaftar di Bank Indonesia. BAB XIII PENETAPAN DAN PEMBAGIAN LABA BERSIH Pasal 23 (1) Laba bersih BPR setelah dipotong pajak dan disahkan oleh RUPS, pembagiannya ditetapkan sebagai berikut : a. Deviden untuk Pemegang Saham : 50% (Lima puluh perseratus); b. Cadangan Umum : 10% (Sepuluh perseratus ); c. Cadangan Tujuan : 10% (Sepuluh perseratus); d. Dana Kesejahteraan : 12% (Dua belas perseratus); e. Jasa Produksi : 12% (dua belas perseratus); f. Pembinaan : 6% (enam perseratus). (2) Perubahan pembagian laba bersih sebagaimana dimaksud ayat (1) ditetapkan melalui RUPS. (3) Deviden yang menjadi bagian untuk pemegang saham sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf a pasal ini, disetorkan kepada pemegang saham dalam tahun anggaran berikutnya. (4) Cadangan Umum sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf b pasal ini dipergunakan untuk membiayai hal-hal dan kejadian yang tidak dapat diduga sebelumnya serta untuk memperkuat modal yang pelaksanaannya ditentukan dan disahkan dalam RUPS atas usul

Direksi. (5) Cadangan Tujuan sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf c pasal ini penggunaannya ditentukan oleh Direksi setelah disahkan dalam RUPS. (6) Dana Kesejahteraan sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf d pasal ini antara lain untuk Dana pensiun Direksi dan Pegawai serta untuk Perumahan Pegawai, Sosial, dan sejenisnya setelah disahkan dalam RUPS. (7) Penggunaan Jasa Produksi sebagaimana dimaksud ayat (1) huruf e pasal ini ditetapkan oleh Direksi setelah disahkan dalam RUPS. BAB XIV HAK, PENGHASILAN DAN PENGHARGAAN Pasal 24 Ketentuan mengenai Hak, Penghasilan dan Penghargaan Direksi, Dewan Komisaris dan Pegawai ditetapkan dalam RUPS atas usul dan biaya BPR. BAB XV DANA PENSIUN, TUNJANGAN HARI TUA DAN JAMINAN SOSIAL Pasal 25 (1) BPR wajib mengadakan/menyelenggarakan dana Pensiun, tunjangan hari tua dan jaminan sosial tenaga kerja bagi Direksi dan Pegawai yang merupakan kekayaan BPR yang dipisahkan. (2) Dana Pensiun, Tunjangan Hari Tua dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini berasal/bersumber dari : a. Iuran Pensiun, Tunjangan Hari Tua dan Jaminan Sosial Tenaga Kerja dari Direksi dan Pegawai BPR; b. Bagian dari Dana Kesejahteraan; c. Bantuan dari BPR; d. Usaha lain yang sah. (3) Direksi yang dimaksud ayat (1) dan ayat (2) pasal ini merupakan Direksi yang berasal dari pegawai diangkat oleh RUPS. (4) Ketentuan pelaksanaan sebagaimana dimaksud ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) pasal ini ditetapkan dalam RUPS atas usul Direksi. BAB XVI TANGGUNG JAWAB DAN TUNTUTAN GANTI RUGI Pasal 26 (1) Anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Pegawai BPR yang dengan sengaja maupun tidak sengaja atau karena kelalaiannya menimbulkan kerugian bagi BPR, wajib mengganti kerugian dimaksud. (2) Tata cara penyelesaian ganti rugi sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB XVII KERJASAMA Pasal 27 BPR dapat melakukan kerjasama dengan Lembaga Perbankan dan atau Lembaga lainnya dalam rangka untuk meningkatkan modal kerja, manajemen, profesionalisme perbankan dan lain-lain. BAB XVIII PENGAWASAN Pasal 28 Pengawasan kebijaksanaan Direksi dalam menjalankan dan mengelola BPR dilakukan oleh Dewan Komisaris berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. BAB XIX PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI Pasal 29 (1) BPR bubar karena : a. Keputusan RUPS; b. Penetapan Pengadilan; (2) Pembubaran dan likuidasi BPR ditetapkan oleh RUPS dan penetapan pengadilan, mengacu kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku. (3) Dalam hal terjadi pembubaran BPR sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini terlebih dahulu harus mendapat persetujuan Bank Indonesia. (4) Tata cara pembubaran dan likuidasi BPR sebagaimana dimaksud ayat (1), dituangkan dalam Akta Pendirian. BAB X KETENTUAN PERALIHAN Pasal 30 (1) Seluruh kekayaan Pemerintah Kota Pekanbaru yang dikelola oleh LPR Tuah Negeri Pekanbaru dinyatakan dialihkan sebagai modal yang ditempatkan bagi BPR. (2) Proses dan tatacara pengalihannya terlebih dahulu diaudit oleh Kantor Akuntan Publik sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, yang pelaksanaannya melalui Surat Keputusan Walikota Pekanbaru, setelah Akta Pendirian BPR mendapat pengesahan dari Pejabat yang berwewenang. BAB XXI KETENTUAN PENUTUP Pasal 31

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini sepanjang menyangkut BPR akan ditetapkan dalam Akta Pendirian dan Keputusan RUPS. Pasal 32 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kota Pekanbaru. Diundangkan di Pekanbaru pada tanggal 15-09 - 2006 SEKRETARIS DAERAH KOTA PEKANBARU, dto Ditetapkan di Pekanbaru Pada tanggal 14-09 - 2006 WALIKOTA PEKANBARU, Dto H. HERMAN ABDULLAH H. FAUAZ ILYAS LEMBARAN DAERAH KOTA PEKANBARU TAHUN 2006 NOMOR 11 PENJELASAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 11 TAHUN 2006 TENTANG PENDIRIAN BANK PERKREDITAN RAKYAT I. UMUM Untuk memantapkan arah dan tujuan dan dalam rangka menjawab tantangan perkembangan sektor perekonomian khususnya perbankan dimasa sekarang maupun dimasa mendatang maka perlu kinerja yang baik, didukung permodalan yang kuat serta Sumber Daya Manusia yang semakin profesional, dapat meraih hasil yang optimal dalam mendukung upaya Pemerintah Kota Pekanbaru untuk memperkuat perekonomian daerah dan mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Dengan ditetapkannya Peraturan Derah ini diharapkan akan semakin

menumbuhkembangkan usaha BPR sebagai salah satu sumber pendapatan asli daerah yang dapat diandalkan dan merupakan salah satu alat kelengkapan memperkuat Otonomi Daerah. II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL Pasal 1 : Cukup jelas Pasal 2 : Cukup jelas Pasal 3 : Cukup jelas Pasal 4 : Cukup jelas Pasal 5 : Cukup jelas Pasal 6 : Cukup jelas Pasal 7 : Cukup jelas Pasal 8 : Cukup jelas Pasal 9 : Cukup jelas Pasal 10 ayat (1) s.d : Cukup jelas ayat (3) ayat (4) : RUPS lainnya adalah RUPS yang dilaksanakan diluar RUPS Tahunan. ayat (5) s.d : Cukup jelas ayat (6) Pasal 11 : Cukup jelas Pasal 12 : Cukup jelas Pasal 13 : Cukup jelas Pasal 14 : Cukup jelas Pasal 15 ayat (1) : Cukup jelas ayat (2) : Pengaturan pegawai yang menyangkut hak dan kewajiban pegawai harus mendapat persetujuan Dewan Komisaris BPR, sedangkan pelaksanaannya cukup ditangani oleh Direksi. Pasal 16 ayat (1) : Pengertian modal dasar adalah jumlah dan nilai nominal saham maksimal yang boleh diterbitkan BPR sesuai dengan Akta Pendiriannya. ayat (2) : Cukup jelas Pasal 17 ayat (1) s.d : Cukup jelas ayat (2) Pasal 18 ayat (3) : Yang dimaksud dengan suara khusus adalah suara yang dimiliki oleh pemegang saham terbesar. Pasal 19 : Cukup jelas Pasal 20 : Cukup jelas Pasal 21 : Cukup jelas Pasal 22 : Cukup jelas Pasal 23 : Cukup jelas Pasal 24 : Cukup jelas Pasal 25 ayat (1) : Cukup jelas ayat (2) huruf a dan b : Cukup jelas

huruf c : Bantuan dari BPR dimaksudkan untuk menambah tunjangan hari tua/pensiun dapat dibebankan dari pendapatan yang dimasukkan unsur biaya, diambil dari gaji dan tunjangan lainnya yang diterima yang bersangkutan yang diatur dalam RUPS. huruf d : Usaha lain yang sah adalah usaha yang dilaksanakan oleh BPR di luar usaha Bank, jika BPR berkembang dan mempunyai anak Perusahaan. ayat (3) dan : Cukup jelas ayat (4) Pasal 26 : Cukup jelas Pasal 27 : Cukup jelas Pasal 28 : Cukup jelas Pasal 29 : Cukup jelas Pasal 30 ayat (1) : Cukup jelas ayat (2) : Pengauditan kekayaan Lembaga Perkreditan Rakyat Tuah Negeri Pemerintah Kota Pekanbaru sebelum dialihkan menjadi kekayaan BPR sesuai dengan ketentuan persyaratan dari Bank Indonesia yang berlaku. Pasal 31 : Cukup jelas Pasal 32 : Cukup jelas