Buletin Da wah Al Wala Wal Bara, Edisi ke-29 Tahun ke-1. menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahku.

dokumen-dokumen yang mirip
Jika Beragama Mengikuti Kebanyakan Orang

Jangan Taati Ulama Dalam Hal Dosa dan Maksiat

Tauhid Yang Pertama dan Utama

Islam Satu-Satunya Agama Yang Benar

Ketahuilah wahai saudaraku sesungguhnya syariah Islam itu terbagi dua bagian:

Begitu Singkatnya Umur Manusia

Disebarluaskan melalui: website: Maret, TIDAK untuk tujuan KOMERSIL

Tiga Yang Diridhai Allah dan Tiga Yang Dia Benci

lagi. Allah tidak akan mengampuni pelakunya dan Allah pasti akan

Istiqomah. Khutbah Pertama:

Renungan Pergantian Tahun

WAJIB MEMBERIKAN PERHATIAN KEPADA TAUHID TERLEBIH DAHULU SEBAGAIMANA METODE PARA NABI DAN RASUL

Adab dan Keutamaan Hari Jumat

Tegakkan Shalat Dengan Berjamaah

Kaidah Memahami Tauhid

TAWASSUL. Penulis: Al-Ustadz Muhammad As-Sewed

Menerima dan Mengamalkan Kebenaran

Kisah Kaum 'Aad. Khutbah Pertama:

Memperhatikan dan Menasihati Pemuda Untuk Shalat

Berani Berdusta Atas Nama Nabi? Anda Memesan Sendiri Tempat di Neraka

Macam-Macam Dosa dan Maksiat

Motivasi Agar Istiqomah

Menjadi Hakim Zhalim ????????????:

The Arrivals wakeupproject.com

Perintah Pertama di Dalam Alquran

Urgensi Tauhid. Urgensi Tauhid KHUTBAH JUM'AT PERTAMA

?????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Menerapkan Syariat Islam Secara Kafah

DOA WIRID YANG TERMUAT DALAM AL QUR AN

Pendidikan Tauhid Sejak Dini

Motivasi Untuk Bertaubat

Qowaidul Arba 1. 1 Qowaidul Arba adalah empat kaidah yang perlu diketahui oleh setiap orang

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-ku. (Adz-Dzariyaat 51:56)

Beberapa Manfaat dan Keutamaan Istighfar

Kekhususan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wa Sallam Yang Tidak Dimiliki Oleh Umatnya

Diterjemahkan oleh : Abu Sa id Neno Triyono א א א.

Persiapan Menuju Hari Akhir

Tauhid Menghapuskan Seluruh Dosa

Tidak Mungkin Beriman Kecuali dengan Izin Allah

Kedudukan Tauhid Bagi Seorang Muslim

???????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????

Nasehat Bagi Orang Yang Melalaikan Shalat

Tipu Daya Setan Terhadap Manusia

*** Tunaikanlah Amanah

Mensyukuri Nikmat Al Quran

Berhati-Hati Dalam Menjawab Permasalahan Agama

Islam Adalah Agama Wahyu

Khutbah Jumat: Peringatan dari Bahaya Godaan Harta

Keutamaan Kalimat Tauhid dan Syarat-Syaratnya

Di antaranya pemahaman tersebut adalah:

Bertakwa Kepada Allah dalam Kehidupan Bertetangga

Luasnya Rahmat (kasih sayang) Allah Subhanahu wa Ta ala

Sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada (Al-Hajj: 46).

Siapakah Uzair Yang Dijuluki Anak Allah?

Menjauhi Sifat Munafik

Sunah Yang Hilang di Bulan Dzulhijjah

Cahaya di Wajah Orang-Orang Yang Memahami Ilmu Agama

3 Wasiat Agung Rasulullah

Al-Matiin, Yang Maha Kokoh

Al-Ilmu, Sebelum Berkata & Beramal

Khutbah Jumat: Hakikat Takwa Kepada Allah

Kewajiban Seorang Muslim Terhadap Alquran

Dusta, Dosa Besar Yang Dianggap Biasa

Kewajiban berdakwah. Dalil Kewajiban Dakwah

Renungan bagi Musafir

Menjual Rokok HUKUM SEORANG PEDAGANG YANG TIDAK MENGHISAP ROKOK NAMUN MENJUAL ROKOK DAN CERUTU DALAM DAGANGANNYA.

Jujur Hati, Lisan, dan Perbuatan

Isilah 10 Hari Awal Dzul Hijjah dengan Ketaatan

Memahami Radikalisme Secara Utuh

MATAN. Karya Syaikh Al Imam Muhammad bin Abdul Wahhab

Standar Kompetensi : 3. Membiasakan perilaku terpuji.

Pembagian Tauhid. 1.Tauhid Rububiyah

Indahnya Mengikuti Sunnah

Berkawan dengan Orang Shalih

Kesyirikan Pada Umat-Umat Terdahulu

Muharram, Ketika kemuliaannya ternoda..

ISTRI-ISTRI PENGHUNI SURGA

Disebarluaskan melalui: Maktabah Raudhah Al-Muhibbin

Mengapa Kita Harus Berdakwah? [ Indonesia Indonesian

WAKTU TERJADINYA PERISTIWA ISRAA DAN MI RAJ

Koreksi Ritual di Bulan Rajab

Beramal Untuk Bekal Hari Pembalasan

Faedah Kisah-kisah Qur ani FAEDAH KISAH-KISAH QUR ANI

???????????????????????????????????????????????:??????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????????.

Jihad Palsu, Amalan Yang Menipu

Tafsir Surat Al-Ashr: Meraih Sukses Dunia dan Akhirat

Jangan Kau Tunda Apalagi Sampai Kau Tinggalkan Shalat

Sifat-Sifat Ibadah Yang Benar

Keutamaan 10 Hari Pertama Dzulhijjah

Muhasabah dan Muraqabah, Jalan Menuju Takwa

Menggapai Kejayaan Islam

Allah Al-Ghalib (Maha Menang) dan An-Nashir (Maha Penolong)

Dasar-dasar Memahami Tauhid

Pendidikan Anak Dimulai dari Rumah

Ebooks. ا ا ا ل ال

Ikutilah Sunnah dan Jauhilah Bid'ah

Sifat Allah Al-Hayiyyu, Yang Maha Pemalu

Perjalanan Meraih Ridha Ar-Rahman

Musibah, Akibat dari Maksiat

] [ ] [ IMAN KEPADA MALAIKAT. Definisi Malaikat. Malaikat menurut bahasa adalah bentuk jamak dari. Dikatakan juga ia berasal

Transkripsi:

Fitnah Ghuluw Merenggut Kesucian Aqidah Buletin Da wah Al Wala Wal Bara, Edisi ke-29 Tahun ke-1 Pembenahan pemahaman aqidah yang benar adalah peletakan batu pertama dalam Islam, begitulah Allah Subhanahu wa Ta'ala memerintahkan, demikian pula para Rosul mendakwahkannya. Apalagi di era fitnah dan di masa orde syaithon ini yang dipenuhi dengan seruan-seruan kepada syirik modern, politik praktis, filsafat buta, dan penyucian hati dengan gaya-gaya tasawwuf serta yang lainnya. Allah berfirman, "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahku." ( QS Adz Dzaariyaat: 56). Dan Allah berfirman, "... Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadanya." (QS Az Zumar: 2). Allah juga berfirman, "Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadanya dalam menjalankan agama dengan lurus." (QS Al Bayyinah: 5). Bila kita memperhatikan ayat-ayat yang mulia ini -dan amat banyak ayat-ayat yang seperti ini di dalam Kitabullah-, kita dapati bahwasanya landasan tiap amalan dalam Islam bertolak dari aqidah, bertumpu padanya, ibarat bertumpunya bangunan di atas pondasinya. Maka dakwah apa saja yang bersandarkan pada Islam jika orang-orangnya tidak bertolak dari landasan ini, tidak tegak di atas pembuktian tauhid, pemurniannya dari kotoran-kotoran syirik, bid'ah, dan maksiat, sungguh akan tercatat sebagai dakwah yang mengalami kegagalan cepat ataupun lambat. Allah berfirman, "Maka apakah orang-orang yang mendirikan masjidnya di atas dasar takwa kepada Allah dan keridhoannya itu yang baik, ataukah orang-orang yang mendirikan bangunannya di tepi jurang yang runtuh, lalu bangunannya itu jatuh bersama-sama dengan dia ke dalam neraka jahannam? Dan Allah tidak memberikan petunjuk kepada orang-orang yang zalim. Bangunan-bangunan yang mereka dirikan 1

itu senantiasa menjadi pangkal keraguan dalam hati mereka, kecuali bila hati mereka itu telah hancur. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana." (QS At Taubah: 109-110). Hampir di setiap belahan negeri Islam kita mendapati berbagai macam uslub-uslub dan slogan-slogan serta pemandangan yang menyelimuti dan membayang-bayangi antara kaum muslimin dan pemahaman aqidah yang benar, akhirnya tidak disadari telah banyak terjerumus ke dalam aqidah yang bathil, misalnya saja kesyirikan saat ini dibungkus dengan bahasa-bahasa ilmiah dan cara-cara kyai, sehingga banyak orang mengira kalau itu bukan kesyirikan malah dijadikan sebagai pelindung dan rujukan dalam perkaraperkara yang sebenarnya hanya Allah saja yang tahu. Sementara Allah berfirman, "Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah ialah rumah labalaba kalau mereka mengetahui." (QS Al Ankabuut: 41). Bentuk penyimpangan aqidah lainnya adalah taqlid, padahal Allah telah berfirman, "Dan mereka berkata: 'Jikalau Allah yang Maha Pemurah menghendaki tentulah kami tidak menyembah mereka (malaikat).' Mereka tidak mempun yai pengetahuan sedikitpun tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga belaka. Atau adakah kami memberikan sebuah kitab kepada mereka sebelum Al Qur'an, lalu mereka berpegang dengan kitab itu? Bahkan mereka berkata: 'Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama, dan sesungguhnya kami orang-orang yang mendapat petunjuk dengan (mengikuti) jejak mereka.' Dan demikianlah, Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatan pun dalam suatau negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata: 'Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka.' (Rosul itu) berkata: 'Apakah (kamu akan mengikutinya juga) sekalipun aku membawa untukmu (agama) yang lebih nyata memberi petunjuk daripada apa yang kamu dapati bapak-bapakmu menganutnya?' Mereka menjawab: 'Sesungguhnya kami mengingkari agama yang kamu diutus untuk menyampaikannya.' Maka kami binasakan mereka maka perhatikanlah kesudahan orang-orang yang mendustakan itu.'" (QS Az Zukhruf: 20-25). Begitu pula menjadi budak hawa nafsu adalah penyimpangan yang besar dalam aqidah, Allah berfirman, 2

"Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmunya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? Dan mereka berkata, 'Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa.' Dan mereka sekali-kali tidak mempunyai pengetahuan tentang itu, mereka tidak lain hanyalah menduga-duga saja." (QS Al Jaatsiyah: 23-24). Allah juga berfirman, "Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka, dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari tuhan mereka." (QS An Najm: 23). Para pembaca -semoga dirahmati Allah- manusia di awal penciptaannya berada di atas manhaj robbani, manhaj yang benar, aqidahnya, ibadahnya, akhlaqnya, serta muamalahnya. Ibnu Katsir menyebutkan dalam Al Bidayah wan Nihayah: 1/94 -cetakan Daarul Ilmiyyah-, "Antara Adam dan Nuh 'Alaihimas Salam ada sepuluh kurun dimana semuanya manusia pada waktu itu berada di atas Islam." Hingga berawallah penyimpangan dalam hal aqidah pada kaum -dimana Nabi Nuh diutus- setelah syaithon mengelabui mereka. Mereka menjadi para penyembah patung dan berhala-berhala disebabkan karena sikap ghuluw, ekstrem, dan berlebihan terhadap orang-orang sholeh. Diriwayatkan oleh Imam Bukhori dalam Shahihnya dari sahabat Ibnu Abbas pada firman Allah, "Dan mereka berkata: 'Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) wadd dan jangan pula suwaa', yaghuts, ya'uq, dan nasr." (QS Nuh: 23). "Ini adalah nama-nama orang sholeh dari kaum Nuh, ketika mereka meninggal dunia, syetan membisikkan agar kaum itu membuat patung-patung dengan nama (mereka) di majlis-majlisnya..." 1 Lihatlah bagaimana berawalnya penyimpangan dari jalan yang lurus akibat dari sikap ekstrem berlebihan dan pengkultusan dengan cara bertahap, hingga akhirnya Allah mengutus Nuh 'alaihis salam menyeru mereka kembali pada aqidah yang benar, tauhidullah yang benar, serta meninggalkan peribadahan kepada selainnya. Apa yang 1 lihat Fathul Baari: 8/851 -cetakan Daarussalam 3

menimpa kaum Nuh, menimpa pula pada generasi ummat setelahnya dari sikap ekstrem, melampaui batas, dan mengikuti hawa nafsunya yang menyampaikan manusia kepada peribadahan selain Allah Subhanahu wa Ta'ala. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, "Cikal bakal terjadinya penyimpangan aqidah pada bani Adam ialah syirik terhadap orang-orang sholeh yang diagungkan, tatkala mereka mati, didatangi kuburannya, dibuatkan gambar-gambarnya lalu diibadahinya." 2 Para pembaca -semoga dirahmati Allah- demikianlah sikap ghuluw telah merenggut kesucian aqidah, begitulah sikap ghuluw menjadi penyebab kesesatan yang berbahaya yang Allah dan RosulNya banyak memperingatkan kita darinya. Allah berfirman, "... dan janganlah melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaanku menimpamu." ( QS Thohaa: 81). Dan Allah juga berfirman, "Wahai ahli kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu..." (QS An Nisaa: 171). Yakni janganlah kalian melebihi batasan-batasan Allah untuk kalian. Ahli kitab yang dimaksud di sini ialah mereka Yahudi dan Nashrani, Allah melarang mereka dari sikap ghuluw dalam agama, begitu pula halnya dengan kita. Allah berfirman, "Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan." (QS Huud: 112). Sikap ghuluw pada kebanyakan orang-orang Nashrani ialah berlebihan pada Isa 'Alaihis Salam. Mereka mengangkat Isa dari kedudukannya sebagai seorang Nabi, hingga menjadikannya ilah selain Allah, adapun orang-orang Yahudi kebalikannya, mereka merendahkan Isa 'Alaihis Salam sampai menyatakan bahwa ia sebagai anak hasil hubungan yang tidak halal. Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, "Barangsiapa yang menyerupai Yahudi dan Nashrani dari ummat ini dalam hal berlebihan dalam agama dengan menambah-nambahi atau mengurang-ngurangi, maka telah serupa dengan mereka." Berlebihan dalam agama berarti berkeyakinan dengan sesuatu yang tidak berasal dari aqidah Islam, beribadah dengan sesuatu yang tidak pernah dicontohkan dan diajarkan oleh Nabi Shallallahu 'Alaihi wa Sallam juga dalam hal bermuamalah serta yang lainnya. 2 Al Fatawa 13/363 4

Tidaklah sikap ghuluw ini dilarang, melainkan karena akan menghancurkan para pelakunya, menghancurkan pondasi Islam. Rosulullah bersabda, "Jauhilah oleh kalian al ghuluw, sesungguhnya yang telah membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah al ghuluw." ( HR Ahmad, Nasaa'i, Ibnu Majah, dan lainnya dari sahabat Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu). Seluruh manusia di setiap waktu dan tempat dalam kebutuhannya yang sangat terhadap aqidah yang benar, kejelasan manhaj yang dilaluinya, membersihkan dari aqidah-aqidah yang rusak, ibadah-ibadah yang bathil, tidak sedikitpun mengurangi perintah dan larangan, tidak lari dari keduanya tidak pula menurutkan sekemauan hawa nafsunya. 5