KEPEMILIKAN HAK PAKAI ATAS TANAH BAGI WARGA NEGARA ASING DI KABUPATEN BADUNG PROVINSI BALI

dokumen-dokumen yang mirip
HAK WARGA NEGARA ASING ATAS PENGUASAAN TANAH DI INDONESIA. Oleh : Vina Jayanti I Nyoman Wita. Bagian Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana

STATUS KEPEMILIKAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN OLEH WARGA NEGARA ASING YANG BERKEDUDUKAN DI INDONESIA DAN AKIBAT HUKUM TERHADAP HAK MILIK TERSELUBUNG

HAK ATAS TANAH BAGI ORANG ASING DI INDONESIA TERKAIT DENGAN UNDANG-UNDANG NO. 5 TAHUN 1960

Kata Kunci: Tanah, Penguasaan, Warga Negara Asing, Kabupaten Gianyar

HIBAH TANAH PEMERINTAHAN KABUPATEN/KOTA KEPADA WARGA NEGARA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan sarana teknologi menjadikan interaksi antar negara dan antara

PEROLEHAN HAK ATAS TANAH YANG BERASAL DARI REKLAMASI PANTAI

BAB IV. A. Analisis Hukum Mengenai Implementasi Undang-Undang Nomor 5. Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

HAK ATAS TANAH BAGI PARTAI POLITIK

PELAKSANAAN PERPANJANGAN HAK GUNA BANGUNAN DALAM PENANAMAN MODAL PASCA PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21-22/PUU-V/2007

KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH TERHADAP HAK PENGUASAAN ATAS TANAH

AKIBAT HUKUM TERHADAP PERJANJIAN NOMINEE DALAM KEPEMILIKAN TANAH DI KABUPATEN GIANYAR OLEH ORANG ASING

PEROLEHAN TANAH OLEH PEMERINTAH DAERAH YANG BERASAL DARI TANAH HAK MILIK

BAB I PENDAHULUAN. orang, demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.

BAB I PENDAHULUAN. yang didapatkan dibangku perkuliahan dan diterapkan di tempat kerja

KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH DALAM PENGUASAAN ATAS TANAH

PENGUASAAN TANAH OLEH WARGA NEGARA ASING DENGAN PERJANJIAN PINJAM NAMA (NOMINEE) DI WILAYAH INDONESIA MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 1960

BAB III PELAKSANAAN PERJANJIAN NOMINEE (PINJAM NAMA) ANTARA WARGA NEGARA INDONESIA DENGAN WARGA NEGARA ASING DALAM PRAKTIK JUAL BELI TANAH HAK MILIK

AKIBAT HUKUM TERHADAP KEPEMILIKAN TANAH DI BALI OLEH ORANG ASING DENGAN PERJANJIAN NOMINEE

ABSTRAK. Kata Kunci : Hukum Agraria, Hak Milik Atas Tanah, Perjanjian Nominee, WNA ABSTRACT

BENTUK PERALIHAN HAK ATAS TANAH YANG DAPAT DILAKUKAN OLEH WARGA NEGARA ASING AKIBAT PERCAMPURAN HARTA DALAM PERKAWINAN

LEGAL MEMORANDUM STATUS KEPEMILIKAN HAK ATAS TANAH DALAM HAL PEMILIKNYA TERIKAT PERKAWINAN CAMPURAN TANPA MEMBUAT PERJANJIAN PERKAWINAN

ANTARA WARGA NEGARA INDONESIA DENGAN WARGA NEGARA ASING DALAM PRAKTIK JUAL BELI TANAH DIHUBUNGKAN DENGAN UNDANG UNDANG POKOK AGRARIA NOMOR.

BAB I P E N D A H U L U AN

BAB I PENDAHULUAN. negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

PEROLEHAN TANAH DALAM PENGADAAN TANAH BERSKALA KECIL

BAB II KEABSAHAN JUAL BELI TANAH HAK MILIK OLEH PERSEROAN TERBATAS. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok

BAB I PENDAHULUAN. sangat indah membuat investor asing berbondong-bondong ingin berinvestasi di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Di dalam Negara Republik Indonesia, yang susunan kehidupan rakyatnya,

PROBLEMATIKA PEMBEBANAN HAK TANGGUNGAN DENGAN OBJEK TANAH YANG BELUM BERSERTIPIKAT

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP KEPEMILIKAN HAK ATAS TANAH PADA SATUAN RUMAH SUSUN

I. PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dewasa ini, mobilitas Warga Negara Asing. (selanjutnya disingkat WNA) yang masuk ke wilayah Indonesia akan terus

Oleh : Ni Putu Dian Putri Pertiwi Darmayanti Ni Nyoman Sukerti I Wayan Novy Purwanto. Program Kekhususan Hukum Perdata Fakultas Hukum Udayana

AKIBAT HUKUM TERHADAP PENGUASAAN HAK MILIK ATAS TANAH OLEH ORANG ASING BERDASARKAN PERJANJIAN PINJAM NAMA (NOMINEE)

EKSISTENSI HAK PENGELOLAAN DALAM HUKUM TANAH NASIONAL

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN

HAK ATAS TANAH UNTUK WARGA NEGARA ASING

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

BAB I PENDAHULUAN. lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan. 1 Berdasarkan rumusan

BAB I PENDAHULUAN. Group, Jakarta, 2012, hlm Urip Santoso, Hukum Agraria Kajian Komprehensif, ctk. Pertama, Kencana Prenada Media

SKRIPSI KEPEMILIKAN RUMAH TEMPAT TINGGAL ATAU HUNIAN OLEH ORANG ASING YANG BERKEDUDUKAN DI INDONESIA

JURNAL PELAKSANAAN PERALIHAN DAN PENDAFTARAN PERALIHAN HAK MILIK ATAS TANAH (JUAL BELI) DALAM MEWUJUDKAN TERTIB ADMINISTRASI PERTANAHAN

PENGATURAN HAK PENGUASAAN TANAH HAK MILIK PERORANGAN OLEH NEGARA

KELAYAKAN SAKSI DALAM PEMBUATAN AKTA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH OLEH PEJABAT PEMBUAT AKTA TANAH

AKIBAT HUKUM NOMINEE AGREEMENT TERHADAP JUAL BELI TANAH OLEH WARGA NEGARA ASING DENGAN PINJAM NAMA

AKIBAT HUKUM YANG DITIMBULKAN DARI WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN AUTENTIK SEWA-MENYEWA TANAH

Bab II HAK HAK ATAS TANAH. A. Dasar Hukum Hak-Hak Atas Tanah menurut UUPA. I. Pasal pasal UUPA yang menyebutkan adanya dan macamnya hak hak atas

AKIBAT HUKUM PERJANJIAN PEMILIKAN HAK ATAS TANAH UNTUK WARGA NEGARA ASING (WNA) DENGAN AKTA NOMINEE

JUAL-BELI TANAH HAK MILIK YANG BERTANDA BUKTI PETUK PAJAK BUMI (KUTIPAN LETTER C)

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1996 TENTANG HAK GUNA USAHA, HAK GUNA BANGUNAN DAN HAK PAKAI ATAS TANAH

JURNAL NASKAH PUBLIKASI PELAKSANAAN PERALIHAN HAK MILIK ADAT KARENA JUAL BELI SETELAH PEMEKARAN WILAYAH KABUPATEN SARMI PROVINSI PAPUA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1996 TENTANG HAK GUNA USAHA, HAK GUNA BANGUNAN DAN HAK PAKAI ATAS TANAH

KEPASTIAN HUKUM PENDAFTARAN HAK ATAS TANAH

BATALNYA PENGIKATAN PERJANJIAN JUAL BELI TANAH DAN BANGUNAN KARENA PERBUATAN MELAWAN HUKUM YANG DILAKUKAN OLEH PT. SRIKANDI

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah. bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

JAMINAN KEPASTIAN HUKUM PEMBERIAN PERPANJANGAN HAK GUNA USAHA

BAB V PENUTUP. dengan membuat Permohonan penetapan kepada Pengadilan Negeri. Surabaya yang isinya menyatakan bahwa benar telah didaftarkannya

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya dalam bidang harta kekayaan menjadi pendorong tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN. Universitas. Indonesia

STATUS HUKUM PENGUASAAN HAK ATAS TANAH OLEH WARGA NEGARA ASING YANG DIPEROLEH MELALUI PELELANGAN OBYEK HAK TANGGUNGAN

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BANK TANAH: ANTARA CITA-CITA DAN UTOPIA CUT LINA MUTIA

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PIHAK YANG DIRUGIKAN ATAS BERALIHNYA LAHAN HAK GUNA USAHA UNTUK PERKEBUNAN MENJADI WILAYAH PERTAMBANGAN.

PERJANJIAN BANGUN GUNA SERAH ANTARA PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA DAN PERSEROAN TERBATAS

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 1996 Tentang : Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan Dan Hak Pakai Atas Tanah

BAB I. Pendahuluan. dan makmur dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. pembangunan di bidang ekonomi. Berbagai usaha dilakukan dalam kegiatan

KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BADUNG MEMUNGUT BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1996 TENTANG HAK GUNA USAHA, HAK GUNA BANGUNAN DAN HAK PAKAI ATAS TANAH

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk, kebutuhan akan tanah terus

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan. dapat disimpulkan sebagai berikut :

PENGELOLAAN TANAH ASSET PEMERINTAH KOTA SURABAYA

TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Tanah Dan Pemberian Hak Atas Tanah. yaitu permukaan bumi atau lapisan bumi yang diatas sekali.

BAB I PENDAHULUAN. Ketentuan Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 menentukan bahwa: Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 merupakan peraturan dasar bagi pembentukan

PROSPEKTIF KEBIJAKAN KEPEMILIKAN HAK ATAS TANAH BAGI WARGANEGARA ASING DI INDONESIA. Widyarini Indriasti W. * ABSTRACT

PEMILIKAN HUNIAN OLEH WARGA NEGARA ASING DI INDONESIA 1 Oleh : Eugenie Vita Paulina Kaseger 2

Menimbang: Mengingat:

THE JUDICIAL REVIEW PROPERTY RIGHTS CITIZENS WHO MARRY FOREIGNERS IN INDONESIA BASED ON LAW NUMBER 5 OF 1960 ON THE BASIC REGULATION OF AGRARIAN

BAB II KAJIAN TEORI TENTANG HAK ATAS TANAH DAN PENGADAAN TANAH BAGI PEMBANGUNAN UNTUK KEPENTINGAN UMUM

JURNAL HUKUM KEWAJIBAN PEMEGANG HAK MILIK ATAS TANAH UNTUK MELESTARIKAN BANGUNAN HOTEL TUGU SEBAGAI BANGUNAN CAGAR BUDAYA PERINGKAT NASIONAL

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI PENDAFTARAN TANAH, HAK MILIK ATAS TANAH, DAN PERALIHAN HAK ATAS TANAH

KEPEMILIKAN HAK ATAS TANAH BAGI ORANG ASING DI INDONESIA

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Pelaksanaan pemberian Hak Milik dari tanah negara dan. perlindungan hukumnya di Kabupaten Kutai Timur pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. dan kewenangan lainnya sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Jabatan

Lex Privatum Vol. VI/No. 1/Jan-Mar/2018

BAB III KRITERIA, OBJEK DAN SUBJEK TANAH TERLANTAR DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Sengketa Pertanahan di Indonesia bukan merupakan hal yang baru dan

PENGGUNAAN TANAH HAK PENGELOLAAN OLEH PIHAK KETIGA




PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1996 TENTANG HAK GUNA USAHA, HAK GUNA BANGUNAN DAN HAK PAKAI ATAS TANAH

JURNAL PELAKSANAAN PEMBERIAN HAK MILIK DARI TANAH NEGARA DAN PERLINDUNGAN HUKUMNYA DI KABUPATEN KUTAI TIMUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR.

TINDAKAN ADMINISTRATIF KEIMIGRASIAN TERHADAP PENYALAHGUNAAN IZIN TINGGAL TERBATAS BAGI TENAGA KERJA ASING DI WILAYAH BALI

BAB III PENUTUP. 1. Pelaksanaan peralihan hak milik atas tanah karena (hibah) di

DAFTAR PUSTAKA. Fuady, Munir, 2003, Perseroan Terbatas: Paradigma Baru, Citra Aditya Bakti, Bandung.

Pertemuan ke-5 HAK-HAK PENGUASAAN ATAS TANAH. Dosen: Dr. Suryanti T. Arief, SH., MKn., MBA

Transkripsi:

KEPEMILIKAN HAK PAKAI ATAS TANAH BAGI WARGA NEGARA ASING DI KABUPATEN BADUNG PROVINSI BALI oleh : I Putu Indra Mandhala Putra A.A. Sagung Wiratni Darmadi A.A. Sri Indrawati Hukum Bisnis Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstract Badung Regency in Bali of Indonesia is one of the most favourite tourism spot in Indonesia and even the world. Because of that reason there is many of foreign tourist want to have a land or house in Bali. There are two principles problem in this study: 1) What is type of land rights a foreigners can have in Indonesia? 2) How is the mechanism acquisition of land rights for foreigners in Badung Regency? The result of the research: 1) The type of land rights a foreigners can have in Indonesia is already be regulated in principal land law which is at Act No. 5 Year 1960 (use rights and leasehold rights) 2) The mechanism for acquisition of use rights for foreigners in Badung regency is, first the foreigners must have an agreement with the locals who want to sell or lease their land, after that the locals making right release of their land in public notary in order to change the land rights to the state land which is mean everybody (including the foreigners) can request to the rights of that land. Key words: Badung Regency, Land Rights, Foreigners, Land Law Abstrak Provinsi Bali merupakan salah satu daerah tujuan wisata utama di Indonesia dan Kabupaten Badung yang menjadi pusat aktivitas pariwisata di Bali, karena alasan tersebut maka banyak wisatawan asing (WNA) yang ingin memiliki tanah atau lahan untuk tempat tinggal di Bali. Dari latar belakang tersebut maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1) Hak-hak atas tanah apa saja yang dapat dimiliki oleh WNA? 2) Bagaimana mekanisme perolehan hak atas tanah bagi WNA di Kabupaten Badung? Dan kesimpulan yang didapat yaitu: 1) Kebijakan pemberian hak atas tanah kepada WNA telah diatur dalam UU Nomor 5 tahun 1960 yaitu Hak Pakai dan Hak Sewa Atas Tanah, 2) Mekanisme perolehan hak atas tanah bagi WNA di Kabupaten Badung yaitu dengan cara membeli dan melalui mekanisme yang telah ditentukan oleh Undang-Undang yaitu dengan melalui Pelepasan Hak yang dibuat dihadapan Notaris dan dilanjutkan dengan Permohonan Hak kepada Negara. Kata kunci: Kabupaten Badung, Warganegara Asing, Hak Atas Tanah 1

I. PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Provinsi Bali merupakan salah satu Daerah Tujuan Wisata (DTW) yang paling diminati di Indonesia. Sebagai salah satu DTW, Bali banyak dikunjungi oleh wisatawan, baik itu wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara dan diantara 8 Kabupaten dan 1 Kota yang terdapat di Bali, Kabupaten Badung merupakan pusat aktifitas pariwisata masyarakat Bali dimana terdapat obyek_obyek wisata dan pantai yang menawan juga akomodasi berupa hotel-hotel bertaraf nasional maupun internasional, sehingga dengan demikian tidak sedikit wisatawan mancanegara (warganegara asing/wna) yang berkunjung ke Bali dan menetap di Kabupaten Badung. Pada mulanya wisatawan tersebut menginap di hotel-hotel yang terdapat di Kabupaten Badung, karena waktu kunjungan yang tidak sebentar dan tidak hanya sekali saja, akan tetapi tidak jarang juga mereka menetap dalam jangka waktu yang lama dan berkunjung ke Bali berkali-kali, maka timbulah keinginan mereka untuk memiliki tanah atau lahan untuk rumah di Bali. 1.2. TUJUAN Melihat tingginya minat WNA untuk memiliki tanah atau lahan untuk rumah di Bali, maka sangat menarik untuk diteliti lebih dalam lagi mengenai hal-hal tersebut, dan untuk sekaligus memberikan informasi bagi masyarakat, khususnya masyarakat yang ingin melakukan peralihan hak atas tanah kepada WNA, serta untuk meminimalisir adanya pelanggaran dan praktik penyelundupan hukum dalam perolehan dan penguasaan tanah oleh WNA, kiranya perlu dibahas selanjutnya mengenai hal-hal sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui hak-hak atas tanah apa saja yang dapat dimiliki oleh WNA? 2. Untuk mengetahui mekanisme perolehan hak atas tanah bagi WNA di Kabupaten Badung? 2

II. PEMBAHASAN 2.1. HAK-HAK ATAS TANAH YANG DAPAT DIMILIKI OLEH WNA Sebagaimana diketahui dalam ilmu hukum, yang dimaksud dengan hak pada hakekatnya adalah suatu kewenangan yang diberikan oleh hukum kepada seseorang terhadap suatu benda ataupun orang, sehingga diantaranya menimbulkan hubungan hukum. Menurut Boedi Harsono hak atas tanah apapun semuanya memberi kewenangan untuk memakai suatu bidang tanah tertentu dalam rangka memenuhi suatu kebutuhan tertentu 1. Dengan demikian hak atas tanah juga bermakna yaitu kewenangan yang diberikan oleh hukum kepada seseorang terhadap sebidang tanah, sehingga diantaranya juga menimbulkan sebuah hubungan hukum. Pada dasarnya setiap orang tanpa memperhatikan status kewarganegaraannya dapat mempunyai hak atas tanah, oleh karenanya WNA dapat mempunyai hak atas tanah di Indonesia, prinsip tersebut tercermin pada Pasal 4 ayat (1) UUPA, perbedaan hanya terjadi dalam hal macam hak atas tanah yang dapat dimiliki oleh seseorang. Hak atas tanah yang mengandung aspek kepastian hukum dan keadilan tidak terpisah dari penggunaan dan pemanfaatan tanah yang mewujudkan kemakmuran. Kepastian dan keadilan saja, tidak bisa mewujudkan kemakmuran tanpa penggunaan dan pemanfaatan. Sebaliknya penggunaan dan pemanfaatan saja tanpa kepastian dan keadilan tidak bisa memberikan kemakmuran yang adil dan berkepastian yang merupakan cita-cita kemerdekaan. 2 Berdasarkan ketentuan tersebut, maka setiap orang yang memiliki hak atas tanah memiliki wewenang untuk mempergunakan tanah dimaksud dengan dibatasi oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku. Menurut pada pasal-pasal di dalam UUPA dimana ditentukan bahwa orang asing yang boleh memiliki tanah dengan hak pakai atau hak sewa di Indonesia adalah orang asing yang berkedudukan di Indonesia (Pasal 42 b dan Pasal 45 b UUPA). Definisi hak pakai pada prinsipnya yaitu dapat dikemukakan sebagai hak untuk menggunakan dan atau memungut hasil dari tanah yang langsung dikuasai oleh Negara atau tanah milik orang lain, yang memberi wewenang dan kewajiban yang 1 Boedi Harsono, 2003, Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaannya, cet. 9, Djambatan, Jakarta, (selanjutnya disingkat Boedi Harsono I) h. 288 2 Soedjarwo Soeromihardjo, 2009, Mengkritisi Undang-Undang Pokok Agraria, Cerdas Pustaka, Jakarta, h. 125 3

ditentukan dalam keputusan pemberiannya oleh pejabat yang berwenang memberikannya atau dengan perjanjian dengan pemilik tanahnya. 3 2.2. MEKANISME PEROLEHAN HAK ATAS TANAH BAGI WNA Mekanisme perolehan hak atas tanah bagi WNA di Indonesia khususnya di Kabupaten Badung, yaitu boleh dengan cara penurunan hak berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 1997 atau melalui pelepasan Hak yang diikuti Permohonan Hak. 4 Dengan melalui proses penurunan hak, terlebih dahulu harus dimohonkan penurunan hak oleh WNI yang memiliki tanah kepada Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Badung. Setelah terbit sertifikat hak pakai atas nama WNI baru kemudian dibuatkan akta jual beli dari WNI kepada WNA, sedangkan bila dilakukan melalui Pelepasan Hak yang diikuti permohonan Hak, maka sudah dapat langsung dibuatkan akta pelepasan haknya oleh WNI, kemudian WNA mengajukan permohonan hak atas tanah kepada Negara melalui Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Badung. Dengan penjelasan seperti itu baik WNI maupun WNA sepakat untuk melakukan peralihan hak melalui pelepasan Hak yang diikuti permohonan Hak. Mekanisme yang harus dilakukan dalam peralihan hak atas tanah dari WNI kepada WNA melalui pelepasan hak yang diikuti permohonan hak ini merupakan cara dan mekanisme dengan dua perbuatan hukum, yaitu yang pertama merupakan Pelepasan Hak Atas Tanah dan yang kedua merupakan Permohonan Hak Atas Tanah. Perbuatan hukum yang pertama dilakukan oleh WNI pemilik hak atas tanah, sedangkan perbuatan hukum yang kedua dilakukan oleh WNA. 5 III. KESIMPULAN Dalam mengakhiri tulisan ini, dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berkaitan dengan isu-isu mengenai kepemilikan hak atas tanah bagi WNA di Kabupaten Badung, Propinsi Bali yaitu: 3 Maria, S.W. Sumardjono, 2005, Kebijakan Pertanahan Antara Regulasi dan Implementasi, Kompas, Jakarta, h. 115 4 Sudikno Mertokusumo, 2011, Perundang-Undangan Agraria Indonesia, Edisi Ketiga cet. I, Liberty, Yogyakarta, h. 79 5 Boedi Harsono, 2007, Menuju Penyempurnaan Hukum Tanah Nasional, Penerbit Trisakti, Jakarta, (selanjutnya disingkat Boedi Harsono II) h. 127 4

1. Bahwa WNA dapat memiliki tanah di Indonesia dengan Hak Pakai dan Hak Sewa, dan sudah terdapat WNA yang memiliki tanah dengan Hak Pakai maupun Hak Sewa di Kabupaten Badung. WNA tersebut dapat memiliki tanah di Kabupaten Badung karena telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam perundang-undangan. 2. Bahwa WNA dapat memiliki tanah di Indonesia dengan melalui mekanisme yang telah ditentukan oleh Undang-Undang. Mekanisme menurut undangundang dilakukan dengan cara jual beli, sewa menyewa dan dengan perjanjian pemberian hak. Di Kabupaten Badung WNA dapat memiliki tanah hak pakai sesuai dengan mekanisme yang telah ditentukan oleh Undang-Undang, yaitu dengan melalui proses Pelepasan Hak yang dibuat di hadapan Notaris dan dilanjutkan dengan proses Permohonan Hak Pakai kepada Negara. DAFTAR PUSTAKA Boedi Harsono, 2003, Sejarah Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria, Isi Dan Pelaksanannya, cet. 9, Djambatan, Jakarta. ------------------, 2007, Menuju Penyempurnaan Hukum Tanah Nasional, Penerbit Trisakti, Jakarta. Maria, S.W. Sumardjono, 2005, Kebijakan Pertanahan Antara Regulasi dan Implementasi, Kompas, Jakarta. Soedjarwo Soeromihardjo, 2009, Mengkritisi Undang-Undang Pokok Agraria, Cerdas Pustaka, Jakarta. Sudikno Mertokusumo, 2011, Perundang-Undangan Agraria Indonesia, Edisi Ketiga cet. I, Liberty, Yogyakarta. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 1973 tentang Ketentuan Mengenai Tata Cara Pemberian Hak Atas Tanah. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Tanah Negara dan Hak Pengelolaan. 5