PEMBUATAN SOFTWARE TATA CARA PEMBAGIAN HARTA WARIS DALAM ISLAM (ILMU FARAID)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Faraidh adalah jamak faridlah yang diartikan oleh. Ulama Faradliun semakna dengan mafrudlah, yakni

Standar Kompetensi : 7. Memahami hukum Islam tentang Waris Kompetensi Dasar: 7.1 Menjelaskan ketentuan-ketentuan hukum waris 7.2 Menjelaskan contoh

PEMBAGIAN HARTA WARISAN DALAM PERKAWINAN POLIGAMI PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

PENGHALANG HAK WARIS (AL-HUJUB)

BAB VIII SYARIAT ISLAM TENTANG PEWARISAN

SERIAL KAJIAN ULIL ALBAAB No. 22 By : Tri Hidayanda

BAGIAN WARISAN YANG TELAH DI TENTUKAN DALAM AL-QURAN MENURUT FUQAHAK AHLI SUNAH

Pengertian Mawaris. Al-miirats, dalam bahasa Arab adalah bentuk mashdar (infinitif) dari kata waritsa-yaritsuirtsan-miiraatsan.

BAB II KAKEK DAN SAUDARA DALAM HUKUM WARIS. kakek sahih dan kakek ghairu sahih. Kakek sahih ialah setiap kakek (leluhur laki -

PERANCANGAN APLIKASI PEMBAGIAN HARTA WARIS DENGAN HUKUM ISLAM BERBASIS MOBILE

MEMBANGUN KELUARGA YANG ISLAMI BAB 9

BAB IV ANALISA HUKUM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN AGAMA. BANGIL NOMOR 538/Pdt.G/2004/PA.Bgl PERSPEKTIF FIQH INDONESIA

Aplikasi Perhitungan Mawaris Untuk Kasus Standar Dan Kasus Al-Gharawain Berbasis Desktop Menggunakan C++ Qt

BAB IV ANALISIS PENDAPAT IMAM AL-SYAFI I TENTANG KEWARISAN KAKEK BERSAMA SAUDARA. A. Analisis Pendapat Imam al-syafi i Tentang Kewarisan Kakek Bersama

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HIJAB DAN KEDUDUKAN SAUDARA DALAM KEWARISAN ISLAM. Menurut istilah ulama mawa>rith (fara>id}) ialah mencegah dan

KEDUDUKAN AHLI WARIS PENGGANTI DI TINJAU DARI KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN FIQH WARIS. Keywords: substite heir, compilation of Islamic law, zawil arham

BAB II DASAR-DASAR PENGATURAN WARISAN ANTARA SEORANG MUSLIM DENGAN NON MUSLIM DALAM HUKUM ISLAM. A. Pembagian Warisan Dalam Pandangan Hukum Islam

BAB II PEMBAGIAN WARISAN DALAM HAL TERJADINYA POLIGAMI MENURUT PERSPEKTIF HUKUM WARIS ISLAM

HAK WARIS DZAWIL ARHAM

AZAS-AZAS HUKUM WARIS DALAM ISLAM

APLIKASI SISTEM PAKAR ILMU FARAIDH MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING BERBASIS WEB

BAB II AHLI WARIS MENURUT HUKUM ISLAM. ditinggalkan oleh orang yang meninggal 1. Sementara menurut definisi

BAB I PENDAHULUAN. Segi kehidupan manusia yang telah diatur Allah dapat dikelompokkan

Lex et Societatis, Vol. II/No. 8/Sep-Nov/2014. KEDUDUKAN DAN BAGIAN AHLI WARIS PENGGANTI DALAM HUKUM ISLAM 1 Oleh : Alhafiz Limbanadi 2

BAB III PEMBAGIAN WARISAN DAN WASIAT DALAM PERSPEKTIF CLD KHI

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM WARIS ISLAM. Hukum kewarisan sering dikenal dengan istilah faraidh. Hal ini karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang sebagai jamak dari lafad farîdloh yang berarti perlu atau wajib 26, menjadi ilmu menerangkan perkara pusaka.

Analisis Hukum Islam Terhadap Pembagian Waris Dalam Adat Minang (Studi Kasus Di Desa Biaro Gadang, Sumatera Barat)

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kewajiban orang lain untuk mengurus jenazahnya dan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Islam telah mengatur setiap aspek kehidupan manusia baik yang. menyangkut segala sesuatu yang langsung berhubungan dengan Allah SWT

Daftar Terjemah. Lampiran 1

AZAS-AZAS HUKUM WARIS DALAM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW merupakan agama

Lex et Societatis, Vol. V/No. 2/Mar-Apr/2017

BAB IV ANALISIS. A. Ahli Waris Pengganti menurut Imam Syafi i dan Hazairin. pengganti menurut Hazairin dan ahli waris menurut Imam Syafi i, yaitu:

Sistem Informasi Pengolahan Data Pembagian Harta Warisan Menurut Hukum Islam Pada Pengadilan Agama Kota Palopo

KEDUDUKAN SAUDARA DALAM KEWARISAN ISLAM Studi Komparasi Sistem Kewarisan Jumhur, Hazairin, Kompilasi Hukum Islam, dan Buku II 1

HUKUM KEWARISAN ISLAM HUKUM WARIS PROGRAM MAGISTER KENOTARIATAN FHUI

BAB II PELAKSANAAN PEMBAGIAN WARIS MENURUT HUKUM ISLAM. yang memiliki beberapa arti yakni mengganti, memberi dan mewarisi. 15

BAB IV PENUTUP. 1) Penafsiran QS. Al-Nisa :12 Imam Syafi i menafsirkan kata walad dalam

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTEK PEMBAGIAN WARISAN KEPADA AHLI WARIS PENGGANTI

PERANCANGAN APLIKASI SISTEM PAKAR PEMBAGIAN HARTA WARIS MENURUT ISLAM MENGGUNAKAN METODE BACKWARD CHAINING

BAB 3 ANALISIS DAN PERANCANGAN. informasi yang diperoleh dari beberapa sumber, yaitu seorang pakar, dan

Kasus Pembagian Harta Warisan

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria atau seorang wanita, rakyat kecil atau pejabat tinggi, bahkan penguasa suatu

Membangun Keluarga yang Islam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IMPLEMENTASI TREE PADA SISTEM PAKAR WARIS SKRIPSI. Oleh : AHMAD SON ARIF NIM

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HARTA WARISAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. penelitian terutama dari penelitian-penelitian sebelumnya.

WARIS MENUNAIKAN WASIAT JIKA ADA

A. LATAR BELAKANG. Dari seluruh hukum yang ada dan berlaku dewasa ini di samping hukum

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN KETENTUAN PASAL 182 KHI DAN PERSPEKTIF HAZAIRIN TENTANG BAGIAN WARIS SAUDARA PEREMPUAN KANDUNG

Wahyudi Jurusan Manajemen Informatika POLITEKNIK PalComTech Palembang. Abstrak

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENGUASAAN TIRKAH AL-MAYYIT YANG BELUM DIBAGIKAN KEPADA AHLI WARIS

BAB III ANALISA TERHADAP AHLI WARIS PENGGANTI (PLAATSVERVULLING) PASAL 841 KUH PERDATA DENGAN 185 KHI

KEADILAN DALAM HUKUM WARIS ISLAM Oleh : SURYATI Dosen Fakultas Hukum Universitas Wijayakusuma Purwokerto

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG WARISAN

BAB IV SISTEM PEMBAGIAN HARTA WARIS DI KAMPUNG ADAT PULO KABUPATEN GARUT DALAM PERSEPSI HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lex Privatum, Vol.I/No.5/November/2013

BAB IV PEMBAGIAN WARIS AHLI WARIS PENGGANTI. A. Pembagian waris Ahli Waris Pengganti Menurut Kompilasi Hukum Islam

PEMBAGIAN WARISAN. Pertanyaan:

BAB II KEWARISAN MENURUT HUKUM ISLAM

BAB 2 LANDASAN TEORI

Ringkasan Fiqih Islam (5)

HUKUM WARIS ISLAM DAN PERMASALAHANNYA

BAB II TINJAUAN UMUM MUNASAKHAH. A. Munasakhah Dalam Pandangan Hukum Kewarisan Islam (Fiqh Mawaris) Dan Kompilasi Hukum Islam (KHI)

Fiqh dan Pengurusan Harta Warisan: Dengan Fokus kepada Faraid

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HAK WARIS BAITUL MAL DALAM HUKUM ISLAM

BAB III ANALISIS PENGELOMPOKAN AHLI WARIS MENURUT FIQIH JA FARIYAH. A. Pengelompokan Ahli Waris Menurut Fiqih Ja fariyah

SISTEM MUNASAKHAH DALAM KEWARISAN

BAB II WARIS MENURUT HUKUM ISLAM DAN PERATURAN HUKUM MENGENAI PENGANGKATAN ANAK

FARAID ILMU YANG DILUPAKAN

TINJAUAN YURIDIS AHLI AHLI WARIS AB INTESTATO MENURUT HUKUM PERDATA

MUNASAKHAH DALAM SISTEM KEWARISAN ISLAM. Oleh: MUH. SUDIRMAN Dosen Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar

BAB II PEMBAGIAN WARISAN DAN WASIAT DALAM PERSPEKTIF KHI

BAB I PENDAHULUAN. hidup atau sudah meninggal, sedang hakim menetapkan kematiannya. Kajian

BAB II HUKUM KEWARISAN DALAM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Hukum kewarisan Islam pada dasarnya berlaku untuk umat Islam dimana

ANALISIS KESULITAN MAHASISWA TENTANG PEMBELAJARAN PECAHAN PADA KITAB FAROID

BAB II KETENTUAN UMUM HUKUM WARIS ADAT DAN HUKUM WARIS ISLAM. Hukum waris adat adalah Hukum yang memuat garis-garis ketentuan

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS KASUS. Berdasarkan hasil penelitian melalui wawancara kepada responden dan informan

PERANGKAT LUNAK BANTU PEMBAGIAN HARTA WARISAN BERDASARKAN ILMU FARAIDH SESUAI FIQIH ISLAM BERBASIS WEB

BAB V. KOMPARASI PEMBAGIAN WARIS DAN WASIAT DALAM PERSPEKTIF KHI, CLD KHI DAN KUHPerdata

BAB I PENDAHULUAN. seseorang yang meninggal dunia itu. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama, yaitu :

APLIKASI PERHITUNGAN HARTA WARIS BERDASARKAN HUKUM ISLAMBERBASIS WEB TUGAS AKHIR

Rancangan Program Aplikasi Al-Faraidh sebagai Media Pembelajaran Mawaris di MAN Model Banda Aceh

BAB III KEWARISAN ANAK DALAM KANDUNGAN MENURUT KUH PERDATA 1. A. Hak Waris Anak dalam Kandungan menurut KUH Perdata

BAB IV. ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SEMARANG No.684/Pdt.G/2002/PA.Sm DALAM PERSPEKTIF MUHAMMAD SYAH{RU<R

BAB III PENYELESAIAN PEMBAGIAN HARTA TIRKAH (HARTA PENINGGALAN) MENURUT HUKUM KEWARISAN ISLAM

BAB IV ANALISIS PENDAPAT PARA HAKIM DI PENGADILAN AGAMA KENDAL DALAM PASAL 177 KOMPILASI HUKUM ISLAM TENTANG BAGIAN WARIS BAGI AYAH

APLIKASI PEMBAGIAN HARTA WARIS BERDASARKAN HUKUM ISLAM BERBASIS WEB

BAB IV ANALISIS MENGENAI PANDANGAN IMAM SYAFI I TENTANG STATUS WARIS ANAK KHUNTSA MUSYKIL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I l m u W a r i s Oleh : Abu Suhaib Salim Ali Ganim. Surabaya; 11/11/2013 M.

BAB I PENDAHULUAN. Islam mengajarkan berbagai macam hukum yang menjadikan aturanaturan

BAB IV ANALISIS PENDAPAT IMAM ABU HANIFAH TENTANG KEWARISAN KAKEK BERSAMA SAUDARA. A. Analisis Pendapat Imam Abu Hanifah tentang Kewarisan Kakek

Transkripsi:

PKMT-1-10-1 PEMBUATAN SOFTWARE TATA CARA PEMBAGIAN HARTA WARIS DALAM ISLAM (ILMU FARAID) Harnan Malik Abdullah, Khoirun Sabiq, Handri Dwi Cahyo Pambudi Jurusan Teknik Elektro, Universitas Brawijaya, Malang ABSTRAK Perhitungan harta waris saat ini dilakukan dengan manual dan hanya orangorang tertentu saja yaitu orang-orang yang benar-benar menguasai ilmu faraid saja yang bisa melakukan perhitungannya. Dalam penerapan teknologi kali ini ditawarkan sebuah perangkat lunak yang dapat mempermudah orang dalam penghitungan harta waris, dalam software ini dilengkapi juga teori dari pembagian harta waris menurut ajaran islam sehingga mempercepat orang dalam menguasai ilmu faraid. Pembuatan software perhitungan harta waris ini dengan macromedia flashmx 2004. Software perhitungan harta waris ini dikemas dalam bentuk CD dilengkapi dengan petunjuk penggunaannya sehingga mempermudah bagi pengguna. Kata Kunci: Harta Waris, Ilmu Faraidl, Software PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Faraidh adalah jamak faridlah yang diartikan oleh Ulama Faradliun semakna dengan mafrudlah, yakni bagian yang telah dipastikan kadarnya. Faraid dalam istilah mawarris dikhususkan untuk suatu bagian ahli waris yang telah ditentukan besar kecilnya oleh syara. Bagi setiap pribadi muslim adalah merupakan sebuah kewajiban baginya untuk melaksanakan kaidah-kaidah hukum Islam yang telah mempunyai dalil yang jelas (sharih). Begitupun tentang masalah Faraid, Al-Qur an dan Al-Hadist telah menerangkan dengan jelas mengenai kewajiban untuk melaksanakannya. Adapun dasar-dasar hukum yang dapat ditemukan dalam Al-Qur an Surat AnNisa Ayat 13 14 yang artinya : Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasulnya, niscaya Allah akan memasukkan ke dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya, dan itulah kemenangan yang besar.dan barangsiapa mrndurhakai Allah dan Rasulnya dan melanggar ketentuannya, niscaya Allah memasukannya ke dalam neraka, sedang ia kekal di dalamnya danbaginya siksa yang mengerikan Masih banyak lagi ayat-ayat Al-Qur'an yang berkenaan dengan masalah faraidl baik yang secara langsung membahas atau tidak. Seperti menyangkut tanggung jawab orang tua dan anak ditemui dalam surat 2 ayat 233, menyangkut harta pusaka dan pewarisnya dalam surat 4 ayat 33, surat 8 ayat 75, surat 33 ayat 6, menyangkut aturan pembagian harta warus surat 4 ayat 7 14, 34, dan ayat 176.

PKMT-1-10-2 Sedangkan dalam Al-Hadist kita dapat menemukan yang diriwayatkan oleh Muslim dan Abu Dawud: Bagilah harta pusaka antara ahli-ahli waris menurut Kitabullah. Dalam riwayat lain yaitu Ahmad, Nasa I dan Dar Qathny : Pelajarilah Al-Qur an dan ajarkan kepada orang-orang dan pelajarilah Faraidh dan ajarkan kepad orang lain. Sesungguhnya aku adalah orang yang bakal dicabut nyawanya, sesungguhnya ilmu itupun akan tercabut pula. Hampir saja dua orang bertengkar karena pembagian harta warisan. Kemudian keduanya tidak menndapatkan orang yang akan memberi keputusan kepada mereka. Dari nash-nash tersebut maka jelaslah bahwasanya kewajiban setiap pribadi muslim adalah mempelajari sekaligus melaksanakan ajaran-ajaran agama, dalam hal ini adalah belajar mengenai ilmu waris. Akan tetapi muncul beberapa masalah, dikarenakan banyak orang menganggap ilmu waris tersebut sulit dan membutuhkan proses yang lama. Sedangkan untuk mencari yang ahli dalam bidang waris inipun tidak setiap orang bisa menguasainya. Oleh karena itu muncul sebuah pemikiran untuk mempermudah orang dalam menggunakan / menerapkan kaidah ilmu waris ini dalam sebuah bentuk pemograman komputer. Dengan harapan masalah-masalah yang muncul karena ketidaktahuan / ketidakbisaan dalam mempelajari ilmu faraidh dapat diselesaikan. Selain itu dengan adanya sebuah program komputer tentang ilmu waris diharapkan proses pembagian harta waris ini dapat diselesaikan dengan tepat dan cepat. Pemograman ilmu Faraid yang kita gunakan dalam hal ini adalah menggunakan pemograman Macromedia Flash MX. Macromedia Flash MX adalah program aplikasi untuk membuat animasi dan interaksi. Output dari program ini ada beberapa macam yang salah satunya dapat dieksekusi secara langsung. Salah satu fasilitas yang ditawarkan program Macromedia Flash MX adalah ActionScript, yaitu skript untuk memerintahkan movie menjalankan aktivitas tertentu. Hanya dengan menuliskan kode-kode, kita dapat menggerakkan objekobjek di dalam movie, melakukan penghitungan matematika, membuat interaksi, dan yang lainnya. Dari latar belakang tersebut diatas dapat diperoleh suatu rumusan permasalahan yaitu bagaimana membuat software tentang teori dan pembagian harta waris yang menarik, mudah dipelajari dan mudah dioperasikan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat software (perangkat lunak) tentang tata cara pembagian dan perhitungan praktis harta waris dalam Islam (Ilmu Faraid) Program untuk menghitung faraid ini diharapkan dapat bermanfaat : 1. Memudahkan untuk menghitung faraid bagi instansi-instansi yang berhubungan dengan hukum keluarga. 2. Memasyarakatkan faraid, artinya dengan adanya program ini memungkinkan setiap orang untuk bisa menggunakan dengan cepat. METODE PENELITIAN 1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Penelitian dilakukan mulai April 2005 April 2006, studi literature dilakukan di Perpustakaan Universitas Brawijaya dan Lembaga Tinggi Pesantren

PKMT-1-10-3 Luhur Malang Jl Sumbersari 88 Malang. Sedangkan perancangan program dilakukan di Laboratorium Elektronika Teknik Elektro Universitas Brawijaya 2 Tahapan Pelaksanaan Tahap-tahap penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Studi literatur, Dari studi literatur ini diperoleh dasar-dasar hukum dan penjelasan mengenai Pembagian Harta Waris (Ilmu Faraid). Kemudian dibuat materi praktis Ilmu Faraid. Materi tersebut dijadikan sebagai acuan untuk pembuatan Program. 2. Perancangan Desain Program Pembuatan desain program dilakukan dengan menggunakan Flash MX mengacu pada tahapan pembagian harta waris. Langkah-langkah dalam perancangan desain program yaitu: a. Pembuatan desain awal beserta penentuan menu-menu yang akan ditampilkan. b. Pembuatan tampilan pengetahuan praktis tentang tata cara pembagian harta waris dalam Islam c. Pembuatan menu bantuan untuk memberikan petunjuk penggunaan program. 3. Penulisan Action Script untuk Program Perhitungan Pembagian Harta Waris Penulisan program dilakukan dengan menggunakan Flash MX mengacu pada tahapan pembagian harta waris. Garis besar isi program adalah pengetahuan tentang ilmu Faraid secara praktis serta menu khusus dimana pengguna dapat melakukan perhitungan pembagian harta waris dengan hanya memasukkan data jumlah peninggalan harta waris serta ahli waris yang ada. 4. Sinkronisasi dengan Materi Ilmu Faraid Sinkronisasi dilakukan dengan pemeriksaan kembali materi Ilmu faraid yang telah dibuat serta pemeriksaan Action Script untuk menu perhitungan yang disesuaikan dengan literatur Ilmu Faraidl. Kemudian dilanjutkan dengan pengambilan studi kasus dari literatur yang sudah ada kemudian diujikan pada program yang telah dibuat. 5. Mengkopi Program Jadi kedalam CD Hasil akhir dari program ini selanjutnya dikopi kedalam bentuk CD agar praktis. 3 Instrumen Pelaksanaan Instrumen yang digunakan dalam penetian ini antara lain satu unit komputer dengan didukung software macromedia flash mx 2004 sebagai software utama dan software pembantu seperti Photoshop, flash disk untuk menyimpan data serta CD untuk hasil akhir dari program Ilmu Faraid HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Materi Praktis Ilmu Faraid Waris menurut bahasa berarti berpindahnya sesuatu dari seseorang kepada orang lain atau dari sekelompok orang kepada orang lain. Sedangkan pengertian

PKMT-1-10-4 waris menurut istilah fiqih adalah berpindahnya hak milik dari orang yang meninggal kepada ahli waris yang masih hidup. Sedangkan harta waris adalah sesuatu yang ditinggalkan oleh seseorang yang meninggal berupa harta benda hak-haknya atau yang bukan bersifat kebendaan. Menurut istilah sebagain besar ulama harta warisan disebut tirkah. Sebelum harta warisan itu dibagikan kepada ahli warisnya ada beberapa hal yang harus diselesaikan berkenaan dengan pewaris, yakni meliputi : 1. biaya perawatan jenazah 2. hutang pewaris 3. wasiat pewaris 4. hibah pewaris Biaya perawatan jenazah, membayar hutang dan wasiat harus dipenuhi terlabih dahulu. Kemudian harta pusaka dibagikan kepada ahli waris yang berhak. Ahli waris yang memungkinkan untuk mendapatkan harta pusaka ada 25 orang, lima belas orang dari pihak laki-laki dan sepuluh orang dari pihak perempuan. a. Pihak laki-laki 1. Anak laki-laki 2. Cucu laki-laki pancar laki-laki 3. Ayah 4. Kakek 5. Saudara kandung 6. Saudara seayah 7. Saudara seibu 8. Anak laki-laki dari saudara kandung 9. Anak laki-laki dari saudara seayah 10. Saudara ayah (paman) kandung 11. Paman seayah 12. Anak laki-laki paman kandung 13. Anak laki-laki paman seayah 14. Suami 15. laki-laki yang memerdekakan mayat b. Pihak perempuan 1. Anak perempuan 2. Cucu perempuan pancar laki-laki 3. Ibu 4. Ibu dari Ibu 5. Ibu dari Ayah 6. Saudari sekandung 7. Saudari seayah 8. Saudari seibu 9. isteri 10. Perempuan yang memerdekakan mayat Setiap ahli waris akan menerima bagian masing-masing sesuai dengan ketentuan. Beberapa ahli waris menerima bagian pokok, yaitu bagian-bagian yang telah ditentukan (furudlul muqaddarah) dan beberapa menerima sisa pembagian setelah ahli waris yang menerima bagian poko memperoleh bagiannya. Bagian- 1 1 1 1 bagian yang telah ditentukam tersebut adalah 2 / 1 3, / 3, / 6, / 2, / 4, dan / 8.

PKMT-1-10-5 Pembagian harta pusaka untuk masing-masing ahli waris dan hijab serta mahjubnya adalah sebagai berikut : 1. Suami a. Memperoleh ½ bagian dari tirkah, jika isteri tidak meninggalkan anak / cucu. b. Mendapat ¼ bagian dari tirkah, jika suami meninggalkan anak / cucu. c. Isteri tidak menghijab ataupun terhijab semua ahli waris. 2. Isteri a. Mendapat ¼ bagian dari tirkah, jika suami tidak meninggalkan anak / cucu. b. Mendapat 1 / 8 bagian dari tirkah, jika suami meninggalkan anak / cucu. c. Isteri tidak menghijab atau terhijab ahli waris manapun 3. Anak perempuan. a. Jika tidak ada anak laki-laki, 1. mendapat ½ bagian dari tirkah, jika sendiri, 2. mendapat 2 / 3 bagian dari tirkah, jika lebih dari dua b. Jika ada anak laki-laki, maka seorang anak perempuan memperoleh setengah bagian dari bagian seorang anak laki-laki. c. Anak perempuan tidak terhijab oleh ahli waris manapun d. Anak perempuan menghijab nuqsan ibu, suami dan isteri dan menghijab hirman saudara dan saudari seibu dan cucu perempuan pancar laki-laki (kecuali jika ada mua ashibnya (cucu laki-laki pancar laki-laki) sebagai ahli waris yang menjadikannya ashabah bil ghair) 4. Anak laki-laki a. Jika sendiri dan tidak ada ahli waris lain maka mewarisi senua harta pusaka. b. Jika ada ahli waris lain, maka memperoleh sisa (menjadi ashabah). c. Jika ada perempuan dan ahli waris lain, maka anak laki-laki dan anak perempuan memperoleh sisa dengan ketentuan bagian seorang anak lakilaki dua kali bagian seorang anak perempuan. d. Anak laki-laki tidak terhijab oleh siapapun. e. Anak laki-laki menghijab hirman semua ahli waris selain anak perempuan, ibu,ayah, suami dan isteri yang terhijab nuqsan 5. Cucu perempuan pancar laki-laki a. Jika tidak ada cucu laki-laki, 1. jika tidak ada anak perempuan, i) memperoleh ½ bagian dari tirkah, jika sendiri, ii) memperoleh 2 / 3 bagian dari tirkah, jika lebih dari dua. 2. jika ada seorang anak perempuan, maka memperoleh 1 / 6 bagian dari tirkah. b. Jika bersama dengan cucu laki-laki, maka menjadi ashabah dengan ketentuan bagian seorang cucu perempuan setengah dari bagian seorang cucu laki-laki. c. Cucu perempuan terhijab oleh : 1. dua orang cucu perempuan selama tidak bersama mu ashibnya, 2. dua orang cucu perempuan yang lebih tinggi derajatnya, 3. far u waris laki-laki yang lebih tinggi derajatnya. d. Cucu perempuan dapat menghijab saudara dan saudari seibu si mati.

PKMT-1-10-6 6. Cucu laki-laki pancar laki-laki a. Jika tidak ada anak dan ahli waris lain, maka mewarisi seluruh harta dan jika ada ashabul furudl, maka menerima sisa pembagian. b. Jika mewarisi bersama cucu perempuan, maka harta warisan ataupun sisa pembagian dibagi dengan cucu perempuan dengan ketentuan bagian seorang cucu laki-laki dua kali bagian seorang cucu perempuan c. Cucu laki-laki terhijab oleh setiap far u waris laki-laki yang lebih tinggi derajatnya. d. Cucu laki-laki menghijab hirman semua ahli waris selain anak laki-laki dan anak perempuan serta ibu, ayah, suami yang terhijab nuqsan. 7. Ibu a. Memperoleh 1 / 6 bagian dari tirkah,jika ada far u waris dan saudarasaudara b. Memperoleh 1 / 3 bagian dari tirkah, jika tidak ada far u waris maupun saudara-saudara c. Memperoleh 1 / 3 dari sisa, jika ahli waris terdiri dari suami/isteri, ayah dan ibu d. Ibu tidak terhijab hirman, tetapi dapat tehijab nuqsan oleh far u wartis dan saudara-saudara. e. Ibu menghijab nenek. 8. Nenek shahihah a. Memperoleh 1 / 6 bagian dari tirkah, jika tidak ada ibu. b. Nenek terhijab hirman oleh : 1. ibu, baik nenek dari jurusan ibu ataupun dari jurusan ayah 2. ayah, menghijab hirman nenek dari jurusan ayah, 3. kakek shahih yang lebih dekat dapat menghijab hirman nenek dari ayah, 4. nenek yang lebih dekat. c. Nenek tidak menghijab siapapun. 9. Ayah a. Memperoleh 1 / 6 bagian dari tirkah, jika ada far u waris laki-laki. b. Memperoleh 1 / 6 bagian dari tirkah dan sisa pembagian, jika ada far u waris perempuan c. menjadi ushubah, jika tidak ada far u waris. d. ayah tidak terhijab oleh siapapun. e. ayah menghijab semua ahli waris kecuali anak, cucu, ibu, suami, isteri dan nenek dari jurusan ibu. 10. kakek shahih a. Jika tidak ada ayah dan tidak ada saudara-saudara, maka menggantikan tempat ayah b. Jika ada saudara-saudara 1. jika tidak ada dzawil furudl, maka kakek memilih diantara dua bagian yang lebih besar, yaitu muqassamah atau memperoleh sepertiga dari tirkah 2. jika ada dzawil furudl, maka kakek memilih diantara tiga bagian, yaitu muqassamah, memperoleh 1 / 6 dari sisa pembagian atau memperoleh 1 / 6 dari tirkah. c. kakek terhijab oleh ayah dan kakek yang lebih dekat.

PKMT-1-10-7 d. Kakek menghijab saudara dan saudari seibu dan semua ashabah selain anak laki-laki, cucu laki-laki, ayah dan saudara-saudara baik kandung maupun seayah. 11. Saudari sekandung a. Jika tidak ada saudara kandung 1.jika tidak ada anak perempuan atau cucu perempuan i) memperoleh ½ bagian dari tirkah, jika tunggal, ii) memperoleh 2 / 3 bagian, jika lebih dari dua, 2.jika ada anak perempuan atau cucu perempuan, maka menjadi ashabah ma al ghair. b. Jika ada saudara kandung, maka menjadi ashabah bil ghair. c. saudari perempuan terhijab oleh anak laki-laki, cucu laki-laki dan ayah d. Saudari kandung dapat menghijab, 1. jika lebih dari dua dapat menghijab saudari seayah selama tidak ada saudara seayah yang menjadi mua shibnya 2. anak laki-laki saudara kandung 3. anak laki-laki saudara seayah 4. paman kandung 5. paman seayah 6. anak paman kandung 7. anak paman seayah 12. saudari seayah a. jika tidak ada saudara seayah 1.jika tidak ada saudari sekandung i) memperoleh ½ dari bagian tirkah, jika sendiri ii) memperoleh 2 / 3 bagian dari tirkah, jika lebih dari dua 2.jika ada seorang saudari kandung, maka memperoleh 1 / 6 bagian dari tirkah 3.jika ada anak perempuan atau cucu perempuan, maka menjadi ashabah ma al ghair. b. Jika ada saudara seayah, maka bersama saudara seayah menjadi ashsbah. c. Saudari seayah terhijab oleh : 1. anak laki-laki 2. cucu laki-laki 3. ayah 4. saudara kandung 5. saudari kandung, yang menjadi ashabah ma al ghair 6. dua saudari kandung, selama tidak bersama saudari seayah yang menjadi mua shibnya d. Saudari seayah dapat menghijah, 1. anak laki-laki saudara kandung 2. anak laki-laki saudara seayah 3. paman kandung 4. paman seayah 5. anak paman kandung 6. anak paman seayah 13. saudara dan saudari seibu

PKMT-1-10-8 a. Memperoleh 1 / 6 bagian dari tirkah jika tunggal, baik laki-laki maupun perempuan dan 1 / 3 jika lebih dari dua (jika tidak terkalalah / tidak ada anak maupun leluhur). b. Jika ada saudara kandung dan bagian telah habis, maka bagian saudara dan saudari seibu dibagi dengan saudara kandung. c. Saudara dan saudari seibu terhijab oleh anak, cucu, ayah dan kakek. d. Saudara dan saudari seibu tidak menghijab ahli waris manapun 14. Saudara kandung a. Jika ada kakek, maka bagian seperti yang ada pada bagian kakek b. jika tidak ada ahli waris lain, maka menjadi ashabah. c. ika ada saudari kandung, maka bersama saudari kandung menjadi ashabah, d. ika ada saudara dan saudari seibu dan tidak ada sisa, maka menggabungkan diri dengan saudara/saudari seibu untuk memperoleh 1 / 3 bagian. e. Saudara kandung terhijab oleh, anak laki-laki, cucu laki-laki dan ayah. f. Saudara Kandung menghijab, 1. saudara dan saudari seayah 2. anak laki-laki saudara kandung 3. anak laki-laki saudara seayah 4. paman kandung 5. paman seayah 6. anak paman kandung 7. anak paman seayah 15. Saudara seayah a. Cara pusaka saudara seayah ialah dengan ushubah, sebagaimana cara pusaka saudara kandung. Tetapi jika tidak ada sisa pembagian harta pusaka, saudara seayah tidak dapat menggabungkan diri kepada saudara seibu dalam mendapatkan 1 / 3 bagian, karena tidak mempunyai garis yang sama dalam mempertemukan nashabnya kepada ibu. b. Saudara seayah terhijab oleh, anak laki-laki, cucu laki-laki dan ayah serta saudara kandung. c. Saudara seayah menghijab, 1. anak laki-laki saudara kandung 2. anak laki-laki saudara seayah 3. paman kandung 4. paman seayah 5. anak paman kandung 6. anak paman seayah 16. Anak laki-laki saudara kandung atau seayah, paman-paman dan anak-anak laki-laki paman Mereka tergolong ahli waris ashabah yang utama setelah anak laki-laki, cucu laki-laki pancar laki-laki betapa jauh menurunnya, ayah, kakek betapa tinggi mendakinya, saudara-saudara kandung maupun seayah. Bila mereka berkumpul dalam jihat yang sama, maka yang harus didahulukan ialah mereka yang hubungan kekerabatannya lebih dekat dengan simati. Bagian-bagian tersebut diatas merupakan ketentuan al-quran, Hadits dan Qiyas serta Ij ma. Terdapat beberapa perbedaan pendapat diantara ulama

PKMT-1-10-9 mengenai bagian-bagian beberapa ahli waris, diantaranya bagian ibu, kakek dan saudara-saudara. Tetapi pada bahasan ini hanya satu pendapat yang dipakai, misalnya pada perbedaan mengenai bagian ibu, jika ahli waris terdiri dari ayah, ibu dan suami atau isteri, maka pendapat mengenai bagian ibu yang dipakai adalah ibu memperoleh 1 / 3 sisa pembagian Pembahasan Software Pada software Ilmu faraid ini, ada beberapa program pendukung yang digunakan dalam proses pembuatannya. Program pendukung tersebut digunakan untuk membuat tampilan dari program ini lebih menarik. Program-program pendukung yang digunakan antara lain : Adobe Photoshop, 7.0 Corel Draw 11, Microsoft Paint. Software ilmu faraid ini terdiri dari beberapa file, yaitu : 1. Software Faraid.exe file ini merupakan file utama yang berfungsi filefile yang lain. 2. ahli_waris.swf file ini berisi tentang ahli waris yang berhak mendapat warisan. 3. ashabul-furud. swf file ini berisi tentang aturan dalam pembagian harta waris. 4. Ashobah.swf file ini berisi penjelasan tentang Ashobah. 5. Dalil.swf file ini berisi tentang dalil-dalil yang menjadi landasan pembagian harta waris. 6. Diagram.swf file ini berisi diagram praktis ahli waris. 7. Hijab.swf file ini berisi tentang materi hijab 8. Bantuan.swf file ini berisi menu petunjuk pengoperasian program. Cara Kerja Program Ilmu Faraidl Program ini dapat digunakan pada personal komputer yang telah diinstal Microsoft Windows semua versi. Untuk menjalankan program ini cukup klik dua kali pada file Software Faraidl.exe dan program langsung dapat digunakan. Penjelasan menu-menu yang ada dalam tampilan program. 1. Tentang Faraidl Dengan meng-klik tombol ini kita bisa masuk pada tampilan penjelasan umum tentang ilmu faraidl. 2. Dalil dalil Berisi tentang dalil-dalil yang menjadi landasan ilmu faraidl. 3. Ahli Waris Pada menu ini berisi tentang 15 ahli waris dari pihak laki-laki dan 10 ahli waris dari pihak perempuan. 4. Hijab Berisi tentang pengertian hijab, macam-macam hijab, penjelasan hijab serta ahli waris yang menghijab atau terhijab. 5. Ashobah Berisi tentang pengertian Asobah, penjelasan ashobah serta ahli waris yang berhak mendapatkan ashobah. 6. Diagram Waris Berisi tentang diagram praktis ahli waris. 7. Perhitungan

PKMT-1-10- 10 Berisi tentang tata cara perhitungan ahli waris. Dalam menu ini kita harus melengkapi data-data yang dibutuhkan dalam proses perhitungan yaitu : Nama almarhum, No KTP, jenis kelamin, jumlah harta, jumlah wasiat, jumlah hutang, serta para ahli waris baik pihak laki-laki maupun pihak perempuan. 8. Bantuan Dalam menu ini berisi tentang petunjuk penggunaan software ilmu faraidl. KESIMPULAN Dari perencanaan, pembuatan, dan hasil pengujian software tata cara pembagian harta waris ini dapat disimpulkan : 1. Dengan menggunakan program Ilmu Faraid ini perhitungan pembagian harta waris dapat dilakukan dengan cepat dan mudah. 2. Software ini dapat digunakan untuk belajar ilmu faraid dengan praktis DAFTAR PUSTAKA Chandra. 2004. 7 Jam Belajar Flash Mx 2004 untuk Orang Awam. Palembang: Maxikom. Hamzah, Amir; Rachmad Budiono dan Sri Indah Sruhartati.1996. Hukum Kewarisan Dalam Kompilasi Hukum Islam. Malang: Penerbit IKIP Malang Jhonsen.2004. Buku Latihan Membuat Berbagai Efek dengan Flash MX. Jakarta: Elex Media Komputindo. Muhammad Ali As-Shabuni.1988. Hukum Waris dalam Syariat Islam. Bandung: Diponegoro. Suhrawardi K.Lubis dan Komis Simanjuntak.2001. Hukum Waris Islam. Jakarta: Sinar Grafika. Syarif, Arif Maulana.2003.Bedah Action Script : Menguasai Penulisan Skrip Macromedia Flash MX. Jakarta : Elex Media Komputindo.