ASOSIASI PENELITI KESEHATAN INDONESIA APKESI ANGGARAN DASAR (AD)

dokumen-dokumen yang mirip
IAP KETETAPAN KONGRES ISTIMEWA IKATAN AHLI PERENCANAAN INDONESIA (IAP) NO. 3 TAHUN 2009 TENTANG

ANGGARAN DASAR IKATAN PUSTAKAWAN INDONESIA PERIODE

ANGGARAN DASAR INDONESIAN ASSOCIATION FOR PUBLIC ADMINISTRATION (IAPA) BAB I NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, DAN WAKTU

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN DASAR IKATAN APOTEKER INDONESIA

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION

A N G G A R A N D A S A R

IKATAN KELUARGA ALUMNI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS ANDALAS ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA

IKATAN AHLI PENGADAAN INDONESIA (IAPI)

Anggaran Dasar (AD) Ikatan Laboratorium Kesehatan Indonesia (ILKI) MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR ASOSIASI KURATOR DAN PENGURUS INDONESIA

ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PENGEMBANGAN JALAN INDONESIA MUKADIMAH

ASOSIASI PENGUSAHA DAN PEMILIK ALAT KONSTRUKSI INDONESIA ( APPAKSI ) ANGGARAN DASAR

MUSYAWARAH NASIONAL IX HISKI HIMPUNAN SARJANA-KESUSASTRAAN INDONESIA (HISKI)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Anggaran Dasar. Konsil Lembaga Swadaya Masyarakat Indonesia [INDONESIAN NGO COUNCIL) MUKADIMAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

IKATAN ARSITEK INDONESIA ANGGARAN DASAR

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO

b. bahwa Komisi Yudisial mempunyai peranan penting dalam usaha mewujudkan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMBUKAAN. BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1. Pasal 2

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

Oktober Tata Kerja. Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi. S u r a b a y a, O k t o b e r

ANGGARAN RUMAH TANGGA HIMPUNAN FISIKA MEDIK DAN BIOFISIKA INDONESIA (HFMBI) BAB I UMUM. Pasal 1

ANGGARAN RUMAH TANGGA GABUNGAN INDUSTRI PENGERJAAN LOGAM DAN MESIN INDONESIA BAB I LANDASAN PENYUSUNAN

IKATAN KELUARGA ALUMNI PENDIDIKAN KESEHATAN PANTI RAPIH (IKADIKTIRA) Sekretaris Akper Panti Rapih Jl. Kaliurang KM 14 Yogyakarta (0274)

Anggaran Dasar KONSIL Lembaga Swadaya Masyarakat INDONESIA (Konsil LSM Indonesia) [INDONESIAN NGO COUNSILINC) MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI PERENCANA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

MERCEDES BENZ CLUB MEDAN (MBCM) ANGGARAN RUMAH TANGGA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR...TAHUN... TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 84 TAHUN 2012 TENTANG KOMITE PROFESI AKUNTAN PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PELAJAR DAN MAHASISWA INDONESIA DI PHILIPPINA (PPMIP)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA - AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS - AIPA) BAB I KETENTUAN UMUM

ANGGARAN DASAR IKATAN SARJANA KATOLIK INDONESIA SANCTUS ALBERTUS MAGNUS PEMBUKAAN

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN DASAR ASOSIASI DOSEN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR INDONESIA PENDAHULUAN

ANGGARAN DASAR Gabungan Industri Pengerjaan Logam dan Mesin Indonesia

Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PERKUMPULAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ASOSIASI AHLI MANAJEMEN ASURANSI INDONESIA

ANGGARAN RUMAH TANGGA

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 1996 TENTANG PERSETUJUAN PERUBAHAN ANGGARAN DASAR KAMAR DAGANG DAN INDUSTRI

2012, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Komite Profesi Akuntan Publik yang selanjutnya dis

ANGGARAN DASAR ASOSIASI ANALIS KEBIJAKAN INDONESIA-AAKI (ASSOCIATION OF INDONESIAN POLICY ANALYSTS-AIPA PEMBUKAAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 22 TAHUN 2004 TENTANG KOMISI YUDISIAL

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) YAYASAN KESEJAHTERAAN DAN PENDIDIKAN ISLAM PONDOWAN TAYU PATI

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA (APSPBI)

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN PRAMUWISATA INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN DASAR IKATAN JURNALIS TELEVISI INDONESIA (IJTI)

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 116, Tambaha

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG ORGANISASI KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2017, No di bidang arsitektur, dan peningkatan mutu karya arsitektur untuk menghadapi tantangan global; d. bahwa saat ini belum ada pengaturan

ANGGARAN DASAR SINEMATOGRAFER INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2005 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA. PERHIMPUNAN PENYULUH PERTANIAN INDONESIA (Indonesian Agricultural Extensionist Association) PERHIPTANI IAEA

2008, No.2 2 d. bahwa Partai Politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi k

ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI STEMBAYO

ANGGARAN RUMAH TANGGA

ASOSIASI TENAGA AHLI KONSTRUKSI INDONESIA ASTAKI ANGGARAN DASAR ASTAKI ANGGARAN DASAR (AD)

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 1997 TENTANG PENGESAHAN ANGGARAN DASAR DEWAN KOPERASI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

Lampiran SURAT KEPUTUSAN Nomor: 006/MUNASLUB/APKOMINDO/III/2014. Tentang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2011 TENTANG KOMISI KEJAKSAAN REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA HISWARA MIGAS INDONESIA MUKADIMAH

ANGGARAN DASAR IKATAN ORTODONTIS INDONESIA (IKORTI) ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ORTODONTIS INDONESIA (IKORTI)

PENGURUS PUSAT PERHIMPUNAN ERGONOMI INDONESIA INDONESIAN ERGONOMIC SOCIETY

PERHIMPUNAN BANTUAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA INDONESIA INDONESIAN LEGAL AID AND HUMAN RIGHTS ASSOCIATION

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MUSYAWARAH NASIONAL PERHIMPUNAN AHLI EPIDEMIOLOGI INDONESIA NOMOR: 06/MUNAS/PAEI/2013

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ANGGARAN DASAR ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN. Pasal 2

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DAFTAR ISI BAB V LAMBANG 51

ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) YAYASAN GERAK SEDEKAH CILACAP

ANGGARAN DASAR: ASOSIASI PROFESI PENDIDIKAN EKONOMI INDONESIA (ASPROPENDO) MUKADIMAH

Anggaran Dasar (AD) dan Anggaran Rumah Tangga (ART)

ANGGARAN DASAR (AD) BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) DESA BANJARAN. BAB I NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1

Transkripsi:

ASOSIASI PENELITI KESEHATAN INDONESIA APKESI ANGGARAN DASAR (AD) PENGURUS APKESI - PERIODE 2009-2012

Mukadimah DAFTAR ISI BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Umum Pasal 2 Asas Pasal 3 Prinsip BAB II ORGANISASI Pasal 4 Nama Pasal 5 Sifat Pasal 6 Tempat Kedudukan Pasal 7 Lambang Pasal 8 Waktu Pasal 9 Tujuan Pasal 10 Usaha Pasal 11 Kekuasaan Pasal 12 Unsur Organisasi Pasal 13 Pembentukan Organisasi Daerah Pasal 14 Keuangan dan Kekayaan Pasal 15 Rapat dan Pengambilan Keputusan BAB III KEANGGOTAAN Pasal 16 Status dan Persyaratan Keanggotaan Pasal 17 Hak dan Kewajiban Anggota Pasal 18 Keanggotaan Berakhir BAB IV PENGURUS Pasal 19 Persyaratan Pasal 20 Tugas Pasal 21 Kesekretariatan Pasal 22 Pengurus Daerah Pasal 23 Badan usaha BAB V DEWAN PERTIMBANGAN Pasal 24 Persyaratan Pasal 25 Tugas BAB VI MAJELIS KEHORMATAN ETIKA PENELITI KESEHATAN Pasal 26 Persyaratan Pasal 27 Tugas BAB VII PERUBAHAN ANGGARAN DASAR Pasal 28 Perubahan Anggaran Dasar BAB VIII SANKSI Pasal 29 Sanksi BAB IX PEMBUBARAN Pasal 30 Pembubaran Organisasi BAB X ANGGARAN RUMAH TANGGA Pasal 31 Anggaran Rumah Tangga BAB XI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 32 Pembentukan Awal Perangkat Organisasi Pasal 33 Pembentukan Awal Perangkat Organisasi Pasal 34 Persyaratan Keanggotaan Pada Awal BAB XII PENUTUP Pasal 35 Penutup

BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Umum Dalam Anggaran Dasar ini yang dimaksud dengan: 1. Peneliti kesehatan adalah setiap orang yang melakukan kegiatan penelitian dan pengembangan kesehatan. 2. Penelitian dan pengembangan kesehatan adalah kegiatan ilmiah pengumpulan, pengolahan, analisis, dan/atau penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan objektif untuk memecahkan suatu persoalan, menemukan, dan/atau mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau produk teknologi, membuktikan kebenaran atau ketidakbenaran hipotesis sehingga dapat dirumuskan teori atau suatu proses gejala alam dan/atau sosial, dan/atau dilanjutkan dengan menguji penerapannya untuk tujuan praktis di bidang kesehatan. 3. APKESI adalah nama singkat Asosiasi Peneliti Kesehatan Indonesia sebagai organisasi profesi ilmiah di bidang penelitian dan pengembangan kesehatan. 4. Mutatis mutandis adalah pemberlakuan ketentuan tentang standar, prosedur, dan/atau kriteria yang diatur bagi subyek tertentu untuk dilaksanakan secara serupa bagi subyek lain dengan melakukan perubahan seperlunya sesuai dengan situasi dan kondisi subyek lain tersebut sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 2 Asas APKESI berasaskan Pancasila dan berlandaskan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pasal 3 Prinsip Pelaksanaan kegiatan APKESI berdasarkan pada prinsip-prinsip : a. mengindahkan nilai-nilai agama, budaya, kesusilaan, dan kebiasaan; b. bertanggung jawab; c. kemandirian; d. transparan; e. taat asas; f. taat hukum; dan g. tidak tidak berafiliasi pada suatu golongan atau partai politik tertentu.

BAB II ORGANISASI Pasal 4 Nama Organisasi profesi peneliti kesehatan dinamakan Asosiasi Peneliti Kesehatan Indonesia (Indonesia Health Researchers Association), disingkat APKESI. Pasal 5 Sifat dan ruang lingkup 1. APKESI merupakan organisasi profesi ilmiah yang berkesinambungan di bidang penelitian dan pengembangan kesehatan. 2. APKESI merupakan organisasi yang secara terus menerus mengupayakan profesionalisme peneliti dibidang kesehatan melalui kegiatan : a. pendidikan profesi yang berkesinambungan b. sertifikasi peneliti kesehatan c. akreditasi pendidikan profesi Pasal 6 Tempat Kedudukan Pusat APKESI berkedudukan di Ibukota Negara Republik Indonesia. Pasal 7 Lambang (1) Lambang APKESI ditentukan sebagaimana tercantum dalam lampiran yang tidak terpisahkan dari Anggaran Dasar ini. (2) Perubahan lambang organisasi dilakukan berdasarkan keputusan kongres. Pasal 8 Waktu APKESI didirikan di Jakarta pada tanggal 7 Desember 2009 untuk jangka waktu yang tidak ditentukan.

Pasal 9 Tujuan APKESI bertujuan menghimpun peneliti di bidang kesehatan di Indonesia agar dapat: a. meningkatkan kompetensi dan profesionalisme peneliti bidang kesehatan; b. mengembangkan dan memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan; dan c. memberikan perlindungan dan kesejahteraan anggota. Pasal 10 Usaha Untuk mencapai tujuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, APKESI melaksanakan kegiatan: a. menghimpun dan mendayagunakan berbagai potensi yang berhubungan dengan kegiatan penelitian dan pengembangan bidang kesehatan; b. mengadakan program kegiatan pendidikan dan pelatihan, pertemuan ilmiah serta kerjasama yang bersifat lokal, nasional, regional, dan internasional; c. melaksanakan pengkajian, penelitian dan pengembangan dalam bidang kesehatan; d. meningkatkan komunikasi, pembinaan, pembimbingan, dan pengawasan terhadap anggota dalam melaksanakan kegiatan profesi dan keilmuan; e. mengembangkan media komunikasi ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan dan produk teknologi kesehatan; dan f. menyelenggarakan kegiatan lain yang membawa manfaat dan berguna bagi organisasi sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 11 Kekuasaan (1) Kekuasaan tertinggi APKESI terletak pada kongres. (2) Kongres sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai wewenang: a. mengubah dan menetapkan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga; b. menetapkan program kerja nasional; dan c. memilih ketua pengurus, ketua dewan pertimbangan, dan ketua majelis kehormatan etika peneliti kesehatan. (3) Pelaksana kekuasaan tertinggi organisasi dilakukan oleh perangkat organisasi pusat.

Pasal 12 Struktur Organisasi (1) Struktur APKESI terdiri atas: a. kongres; b. perangkat organisasi pusat; c. musyawarah daerah; dan d. perangkat organisasi daerah. (2) Perangkat organisasi pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: a. pengurus; b. pengurus wilayah c. dewan pertimbangan; d. kolegium, dan e. majelis kehormatan etika peneliti kesehatan. (3) Perangkat organisasi daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah pengurus daerah; Pasal 13 Pembentukan Organisasi Daerah Pembentukan organisasi daerah dapat dilakukan jika memenuhi syarat jumlah anggota sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima) orang. Pasal 14 Keuangan dan Kekayaan (1) Keuangan dan kekayaan organisasi diperoleh dari : a. uang pangkal dan iuran anggota; b. sumbangan dan pendapatan lain yang sah serta tidak mengikat; dan c. hasil dari badan usaha dan sumber lain yang tidak merugikan nama baik organisasi. (2) Pengelolaan keuangan dan kekayaan organisasi dilakukan secara transparan dan akuntabel. (3) Pertanggungjawaban keuangan dan kekayaan dibuat secara berkala dan dilaporkan dalam kongres. (1) Rapat organisasi terdiri dari: a. kongres; b. kongres luar biasa; c. rapat kerja nasional; d. rapat pengurus pusat; e. rapat pengurus terbatas; f. musyawarah daerah; g. rapat kerja daerah; dan h. rapat pengurus daerah. Pasal 15 Rapat dan Pengambilan Keputusan

(2) Rapat dinyatakan sah apabila memenuhi kuorum sekurang-kurangnya setengah ditambah satu dari jumlah peserta rapat yang diundang. (3) Jika kuorum tidak tercapai, maka pelaksanaan rapat adalah sah bila telah dilakukan penundaan rapat paling lama 1 x 24 (satu kali dua puluh empat) jam dari jadwal yang telah ditentukan dalam undangan. (4) Pengambilan putusan dalam rapat organisasi dilakukan secara musyawarah dan mufakat. (5) Dalam hal tidak tercapai musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (4), keputusan diambil berdasarkan suara terbanyak. (6) Keputusan rapat mengikat seluruh anggota organisasi sepanjang tidak bertentangan dengan azas, landasan, dan tujuan organisasi. BAB III KEANGGOTAAN Pasal 16 Status dan Persyaratan Keanggotaan (1) Setiap orang yang memenuhi persyaratan dapat ditetapkan status keanggotaannya sebagai: a. anggota biasa; b. anggota luar biasa; c. anggota kehormatan; (2) Penetapan status keanggotaan sebagai anggota biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dapat diberikan kepada setiap orang yang memenuhi persyaratan, sebagai berikut: a. memiliki ijazah paling rendah sarjana strata satu; b. memiliki sertifikat pelatihan metodologi penelitian kesehatan atau pelatihan metodologi penelitian lain yang diakui dan diakreditasi oleh APKESI; dan c. memenuhi hal berikut: 1) mempunyai publikasi hasil penelitian di bidang kesehatan di jurnal kesehatan nasional atau internasional; 2) pernah mendapatkan bantuan (grant) penelitian; atau 3) pernah mendapatkan penghargaan atas hasil penelitian di bidang kesehatan yang telah dilakukan atau telah memiliki hak kekayaan intelektual atas hasil penelitian di bidang kesehatan. (3) Penetapan status keanggotaan sebagai anggota luar biasa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b dapat diberikan kepada setiap orang yang berprestasi dan hasil penelitiannya diakui dan bermanfaat bagi kemajuan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan dan kemanusiaan. (4) Penetapan status keanggotaan sebagai anggota kehormatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c dapat diberikan kepada setiap orang yang berjasa besar bagi kemajuan penelitian dan pengembangan kesehatan.

Pasal 17 Hak dan Kewajiban Anggota (1) Setiap anggota berhak: a. mendapatkan pelayanan yang sama; b. menghadiri rapat; c. menyatakan pendapat baik diminta maupun tidak diminta di dalam maupun di luar rapat; d. meminta keterangan mengenai perkembangan organisasi; e. ikut serta memajukan usaha organisasi baik dengan cara memberikan bantuan dana, tenaga, dan/atau pikiran; f. meminta diadakan rapat sesuai ketentuan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan peraturan khusus yang berlaku; g. meminta pertimbangan dalam rapat atas masalah pemecatan atau pemberhentian dirinya oleh pengurus sebagai anggota APKESI; dan h. memilih dan dipilih. (2) Hak anggota untuk memilih dan dipilih sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf h hanya berlaku bagi anggota yang ditetapkan status keanggotaannya sebagai anggota biasa. (3) Setiap anggota berkewajiban: a. mematuhi dan melaksanakan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam anggaran dasar, anggaran rumah tangga, peraturan khusus, kode etika peneliti kesehatan, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan b. membayar uang pangkal, iuran anggota, dan kewajiban lainnya. Pasal 18 Keanggotaan Berakhir (1) Keanggotaan berakhir, bilamana anggota : a. meninggal dunia; b. minta berhenti atas kehendak sendiri; c. diberhentikan oleh pengurus dengan alasan : 1) tidak memenuhi lagi syarat-syarat keanggotaan; dan/atau 2) terbukti melakukan tindak pidana kejahatan. (2) Permintaan berhenti atas kehendak sendiri harus diajukan secara tertulis kepada pengurus.

BAB IV Pengurus Pasal 19 Persyaratan (1) Ketua pengurus dipilih oleh dan bertanggung jawab kepada kongres. (2) Yang dapat dipilih menjadi pengurus adalah mereka yang memenuhi persyaratan berikut ini : a. warga Negara Republik Indonesia; b. telah menjadi anggota biasa APKESI sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan lamanya; dan c. mempunyai potensi atau kemampuan dalam mengurus dan mengelola organisasi. (3) Masa jabatan pengurus adalah 3 (tiga) tahun. (4) Khusus untuk jabatan ketua dapat dipilih maksimum dua kali masa jabatan secara berturut-turut. (5) Pengurus terdiri atas sekurang-kurangnya 8 (delapan) orang dengan susunan sebagai berikut: a. seorang ketua merangkap anggota; b. tiga orang wakil ketua merangkap anggota, terdiri dari: 1) wakil ketua bidang organisasi; 2) wakil ketua bidang keilmuan dan profesi; dan 3) wakil ketua bidang kemitraan dan usaha c. seorang sekretaris merangkap anggota; d. seorang bendahara merangkap anggota; dan e. 2 (dua) orang anggota pengurus. (6) Sebelum memangku jabatan, pengurus mengucapkan sumpah atau janji. Pasal 20 Tugas Pengurus bertugas: a. mengelola organisasi dan usahanya; b. mengajukan rencana kerja dan rencana anggaran pendapatan dan belanja organisasi; c. menyelenggarakan rapat; d. memutuskan untuk menerima dan menolak anggota baru serta pemberhentian anggota; e. menetapkan status keanggotaan; f. menyusun laporan kegiatan, keuangan, dan kekayaan; g. menyelenggarakan administrasi organisasi; h. mewakili organisasi di dalam dan di luar pengadilan; dan i. melakukan tindakan dan upaya bagi kepentingan dan kemanfaatan organisasi.

Pasal 21 Kesekretariatan (1) Pengurus dapat mengangkat pegawai sekretariat untuk menjalankan operasional usaha organisasi. (2) Kegiatan yang dilaksanakan pegawai sekretariat tidak mengurangi tanggung jawab pengurus. Pasal 22 Pengurus Wilayah dan Daerah (1) Pengurus wilayah diangkat dan diberhentikan oleh pengurus yang bertugas untuk melakukan fungsi koordinasi dan pengorgasinasian beberapa pengurus daerah. (2) Pengurus wilayah terdiri dari seorang ketua dan dibantu sekretaris. (3) Pengurus daerah dipilih oleh musyawarah daerah. (4) Ketentuan mengenai persyaratan, tugas, dan kesekretariatan pengurus daerah berlaku ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, Pasal 20, dan Pasal 21. Pasal 23 Badan Usaha (1) Untuk pengembangan organisasi dapat dibentuk badan usaha baik pada tingkat pusat dan daerah. (2) Badan usaha sebagaimana dimaksud ayat (1) dibentuk oleh pengurus dan bertanggung jawab kepada: a. pengurus pusat untuk badan usaha di tingkat pusat; dan b. pengurus daerah untuk badan usaha di tingkat daerah; BAB V Dewan Pertimbangan Pasal 24 Persyaratan (1) Ketua dewan pertimbangan dipilih oleh dan bertanggung jawab kepada kongres. (2) Persyaratan anggota dewan pertimbangan adalah: a. warga Negara Republik Indonesia; b. telah menjadi anggota biasa APKESI sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan lamanya; dan c. mempunyai kemampuan untuk melakukan pembinaan dan pengawasan. (3) Masa jabatan dewan pertimbangan sesuai dengan masa jabatan pengurus.

(4) Keanggotaan dewan pertimbangan sekurang-kurangnya 5 (lima) orang dengan susunan sebagai berikut: a. seorang ketua merangkap anggota; b. seorang sekretaris merangkap anggota; dan c. 3 (tiga) orang anggota dewan pertimbangan. (5) Sebelum mulai memangku jabatan, anggota dewan pertimbangan mengucapkan sumpah atau janji. Pasal 25 Tugas Dewan pertimbangan bertugas memberikan pertimbangan dan saran kepada pengurus. BAB VI Majelis Kehormatan Etika Peneliti Kesehatan Pasal 26 Persyaratan (1) Ketua majelis kehormatan etika peneliti kesehatan dipilih oleh dan bertanggung jawab kepada kongres. (2) Persyaratan anggota majelis kehormatan etika peneliti kesehatan adalah: a. warga Negara Republik Indonesia; b. telah menjadi anggota biasa APKESI sekurang-kurangnya 6 (enam) bulan lamanya; dan c. mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan konflik etika antar peneliti, pengurus, dan peneliti dengan pengurus. (3) Masa jabatan majelis kehormatan etika peneliti kesehatan sesuai dengan masa jabatan pengurus. (4) Keanggotaan majelis kehormatan etika peneliti kesehatan sekurangkurangnya 5 (lima) orang dengan susunan sebagai berikut: a. seorang ketua merangkap anggota; b. seorang sekretaris merangkap anggota; dan c. 3 (tiga) orang anggota. (5) Sebelum mulai memangku jabatan, anggota majelis kehormatan etika peneliti kesehatan mengucapkan sumpah atau janji. Pasal 27 Tugas Majelis kehormatan etika peneliti kesehatan bertugas: a. menyusun dan mengubah kode etika peneliti kesehatan;

b. menyusun prosedur pengaduan dan penyelesaian pelanggaran kode etika peneliti kesehatan; c. menerima pengaduan atas pelanggaran kode etika peneliti kesehatan; d. melakukan penyelidikan terhadap pelanggaran kode etika peneliti kesehatan; e. memanggil pihak-pihak yang terlibat pelanggaran kode etika peneliti kesehatan; f. meminta pendapat ahli terkait substansi pelanggaran kode etika peneliti kesehatan; g. menyidangkan pihak-pihak yang terlibat pelanggaran kode etika peneliti kesehatan; dan h. menjatuhkan sanksi terhadap mereka yang terbukti melanggar kode etika peneliti kesehatan. BAB VII Perubahan Anggaran Dasar Pasal 28 (1) Anggaran dasar ini hanya dapat diubah dengan keputusan kongres atau kongres luar biasa. (2) Rapat perubahan anggaran dasar dianggap sah apabila dihadiri sekurang-kurangnya setengah ditambah satu dari jumlah peserta yang diundang. (3) Keputusan rapat perubahan anggaran dasar dianggap sah apabila disetujui oleh setengah ditambah satu suara yang hadir. BAB VIII Sanksi Pasal 29 (1) Setiap anggota yang melanggar ketentuan sebagaimana diatur dalam anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan peraturan lainnya dikenakan sanksi. (2) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterapkan secara bertahap mulai dari peringatan pertama, kedua, ketiga, skorsing, dan sampai dengan pemberhentian tidak dengan hormat. (3) Selain penerapan jenis sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak menutup kemungkinan dilakukannya penuntutan oleh organisasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB IX Pembubaran Pasal 30 (1) Pembubaran organisasi dapat dilakukan berdasarkan: a. keputusan kongres; b. keputusan kongres luar biasa; atau c. keputusan pemerintah. (2) Dalam hal terjadi pembubaran organisasi, pelimpahan aset organisasi diputuskan dalam kongres. BAB X Anggaran Rumah Tangga Pasal 31 Kongres menetapkan anggaran rumah tangga yang memuat peraturan pelaksanaan ketentuan dalam anggaran dasar ini dan ketentuan lainnya yang dianggap perlu dan belum diatur dalam anggaran dasar. BAB XI Ketentuan Peralihan Pasal 32 Pembentukan Awal Perangkat Organisasi Pusat (1) Pembentukan awal pengurus, dewan pertimbangan, dan majelis kehormatan etika peneliti kesehatan dilakukan oleh rapat pendirian APKESI. (2) Untuk pembentukan awal pengurus, dewan pertimbangan, dan majelis kehormatan etika peneliti kesehatan, rapat pendirian APKESI dapat mengesampingkan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1), Pasal 19 ayat (2) huruf b, Pasal 24 ayat (1), Pasal 24 ayat (2) huruf b, Pasal 26 ayat (1), dan Pasal 26 ayat (2) huruf b. Pasal 33 Pembentukan Awal Perangkat Organisasi Daerah (1) Pembentukan awal pengurus daerah dilakukan oleh rapat pengurus pusat. (2) Untuk pembentukan awal pengurus daerah, rapat pengurus pusat dapat mengesampingkan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1).

Pasal 34 Persyaratan Keanggotaan Pada Awal Pendirian (1) Pada tahap awal pendirian APKESI, persyaratan keanggotaan untuk dapat ditetapkan sebagai anggota biasa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2) dapat dikesampingkan bagi: a. setiap orang yang sedang dan/atau pernah melakukan penelitian dan pengembangan kesehatan; dan b. setiap orang yang sedang dan/atau pernah bekerja sebagai pegawai pada lembaga penelitian dan pengembangan kesehatan yang resmi dan legal. (2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberlakukan hingga paling lambat 2 (dua) tahun sejak tanggal pendirian APKESI. BAB XII PENUTUP Pasal 35 Anggaran dasar ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 17 Mei 2010 PENGURUS PUSAT APKESI Ketua Umum, Prof. dr. Umar Fahmi Ahmadi, MPH, Ph.D Sekretaris Jenderal, Prof. Ris. Dr. Drs. Wasis Budiarto, MS