BAB IV GAMBARAN LOKASI

dokumen-dokumen yang mirip
memerintahkan untuk merancang Banjarbaru sebagai alternatif ibukota Provinsi Kalimantan Selatan.

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

BAB III TINJAUAN WILAYAH YOGYAKARTA

BAB 3 TINJAUAN WILAYAH

BAB IV KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 31 TAHUN 2013

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III: GAMBARAN UMUM LOKASI STUDI

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

BAB III TINJAUAN LOKASI Studio Foto Sewa di Kota Yogyakarta

BAB III TINJAUAN WILAYAH

Cikal bakal lahirnya Kota Banjarbaru bermula pada tahun 1951 saat

BAB III TINJAUAN WILAYAH

BAB III: DATA DAN ANALISA PERENCANAAN

BAB III TINJAUAN KOTA BEKASI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BANJARBARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB III TINJAUAN KAWASAN WILAYAH

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

BAB III GEDUNG PERTUNJUKAN MUSIK ROCK DI DENPASAR

PEMERINTAH KABUPATEN SUMBAWA BARAT

LP3A SEKOLAH TINGGI TEKNIK ARSITEKTUR DI YOGYAKARTA BAB III TINJAUAN LOKASI

BAB III TINJAUAN LOKASI

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

III. KEADAAN UMUM LOKASI

BAB III PUSAT STUDI PENGEMBANGAN BELUT DI SLEMAN

Arief Riyanda Page 23

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM KOTA TANGERANG SELATAN

Bab Gambaran Wilayah

BAB 5 RTRW KABUPATEN

PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 30 TAHUN 2008 TENTANG

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

BAB III TINJAUAN KAWASAN / WILAYAH 3.1 TINJAUAN UMUM KOTA MAGELANG MAGELANG

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB III TINJAUAN KAWASAN

Rencana Tata Ruang Wilayah kota yang mengatur Rencana Struktur dan

IV. ANALISIS SITUASIONAL DAERAH PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH

GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

IV. KONDISI UMUM KAWASAN INDUSTRI CILEGON

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Tanggamus merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Lampung yang

LAMPIRAN V KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI KOTA MEDAN. Kualitas yang diharapkan

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA

BAB II KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN. tantangan pembangunan kota yang harus diatasi. Perkembangan kondisi Kota

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN KLATEN

Bab 3. Deskripsi Daerah Penelitian

BAB II DESKRIPSI LOKASI STUDI

BAB III TINJAUAN WILAYAH BANTUL

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

BAB III TINJAUAN LOKASI

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

III. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 17 TAHUN 2006 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KOTA HAURGEULIS KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

HIRARKI IV ZONASI. sub zona suaka dan pelestarian alam L.1. sub zona sempadan lindung L.2. sub zona inti konservasi pulau L.3

BAB I PENDAHULUAN menjadikan kota Saumlaki semakin berkembang dengan pesat.

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III TINJAUAN LOKASI

III. KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI

BAB 2 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 2.1 Geografi dan Demografi Kabupaten Sidoarjo

BAB III TINJAUAN LOKASI BANGUNAN REHABILITASI ALZHEIMER DI YOGYAKARTA

BAB III Data Lokasi 3.1. Tinjauan Umum DKI Jakarta Kondisi Geografis

BAB III TINJAUAN KOTA YOGYAKARTA

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PEMBENTUKAN KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II BANJARBARU DENGAN RAHMAT TUHAN Y ANG MAHA ESA

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Metro. Kelurahan Karangrejo pertama kali dibuka pada zaman pemerintahan

BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II KETENTUAN UMUM

BAB III TINJAUAN LOKASI

BAB II KONDISI UMUM LOKASI

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

REPUBLIK INDONESIA 47 TAHUN 1997 (47/1997) 30 DESEMBER 1997 (JAKARTA)

4.1. Letak dan Luas Wilayah

L E M B A R A N D A E R A H

PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA BANJARBARU TAHUN

BUKU DATA STATUS LINGKUNGAN HIDUP KOTA SURABAYA 2012 DAFTAR TABEL

KATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS

IV KONDISI UMUM TAPAK

BANGUNAN FASILITAS SIRKUIT BALAP OTOMOTIF ROAD RACE DI SEMARANG

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN

Penataan Ruang. Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian

Transkripsi:

BAB IV GAMBARAN LOKASI 4.1 Tinjauan Umum Kota Banjar Baru A. Lokasi Kota Banjarbaru sesuai dengan Undang-Undang No. 9 Tahun 1999 memiliki wilayah seluas ±371,38 Km2 atau hanya 0,88% dari luas wilayah Provinsi Kalimantan Selatan. Dengan luasan tersebut, Kota Banjarbaru menempati wilayah terkecil kedua setelah Kota Banjarmasin dibandingkan dengan wilayah kabupaten/kota lain di Kalimantan Selatan. Berdasarkan batas administrasi wilayah, Banjarbaru memiliki batas-batas wilayah administrasi sebagai berikut: Sebelah Utara : Kecamatan Martapura (Kabupaten Banjar); Sebelah Timur : Kecamatan Karang Intan (Kabupaten Banjar); Sebelah Selatan : Kecamatan Bati-Bati (Kabupaten Tanah Laut); Sebelah Barat : Kecamatan Gambut (Kabupaten Banjar)Batas-batas Kota Gambar 4.1 Peta Kota Administratif Banjar Baru (Sumber : Bappeda Kota Banjar Baru Tahun 2000) BANJAR BARU INTERNATIONAL CIRCUIT 36

Gambar 4.2. Peta Banjar Baru (Sumber : Bappeda Kota Banjar Baru Tahun 2000) Secara geografis Kota Banjarbaru terletak antara 3º 25 40-3º 28 37 Lintang Selatan dan 114º 41 22-114º 54 25 Bujur Timur. Posisi geografis Kota Banjarbaru adalah 35 km pada arah 296 30' sebelah tenggara Kota Banjarmasin yang merupakan ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan. B. Topografi Secara topografi, Kota Banjarbaru memiliki topografi bervariasi antara ± 0 m 500 m dari permukaan air laut (dpl); dengan bentuk bentang alam (morfologi) yang cukup variatif (beragam). Sebagian besar wilayah Kota Banjarbaru berada di ketinggian 7 25 m dpl yaitu sekitar 10.615 Ha atau 33,23% dari luas Kota Banjarbaru. Kondisi ketinggian ini mengindikasikan bahwa morfologi wilayah ini sangat cocok untuk budidaya tanaman. BANJAR BARU INTERNATIONAL CIRCUIT 37

C. Klimatologi Berdasarkan sistem Koppen, dengan suhu udara bulanan 28,1 C dengan sedikit variasi musiman pada bulan September (36,2 C) dan suhu minimum terendah terjadi pada bulan Juli (20,0 C). Rata-rata antara 1.010,60 mb sampai dengan angin sekitar 3,3 knots. Curah hujan tahunan rata mm/tahun dengan jumlah yang terendah terjadi pada bulan September (21 mm) dan tertinggi terjadi pada bulan Januari (384 mm). jumlah hari hujan 16 hari hujan dengan jumlah hari hujan terbanyak pada bulan Januari (30 hari), sebaliknya jumlah hari hujan terendah pada bulan Agustus (2 hari). 4.2 Potensi Kota Banjar Baru Mengenai Olahraga Otomotif 4.2.1 Potensi Peserta Jumlah peserta olahraga otomotif sangat vital untuk dijadikan bahan perencanaan dan perancangan karena ikut menentukan kapasitas bangunan. Setiap tahun peserta olahraga balap semakin bertambah. Dari pengurus IMI Kalsel mereka mengklaim bahwa potensi pembalap di kalimantan selatan sangat pesat dikarenakan banyak nya pembalap nasional yang berasal dari sana. Berikut tabel peserta olahraga balap di Kalimantan Selatan menurut Ikatan Motor Indonesia (IMI) Kalsel: Tabel 4.1. Data Pembalap di Kalimantan Selatan Tahun Mobil Motor 2010 29 228 2011 32 223 2012 35 221 2013 37 234 Sumber: IMI KALSEL 4.2.2 Potensi Event Dengan banyaknya peminat salah satu faktor kemajuan dari balap nasional adalah dengan banyaknya event balapan itu sendiri. Selain sebagai ajang untuk berkompetisi event juga sebagai ajang untuk berpromosi yang erat hubungannya dengan pembalap dan penonton. Berikut data beberapa tahun terakhir yang didapat dari IMI Kalsel: BANJAR BARU INTERNATIONAL CIRCUIT 38

Tabel 4.2. Data event otomotif di Kalimantan Selatan Tahun Kejurnas Event Regional Eksibishi/Fun 2010 4 65 12 2011 18 96 15 2012 18 96 15 2013 18 96 15 Sumber: IMI KALSEL 4.3. Kebijakan Tata Ruang Kota Banjar Baru Kota Banjar Baru dalam lingkup regional Kalimantan Selatan merupakan kota yang berada dalam hirarki tertinggi dalam fungsi administrasi, kegiatan sektor ekonomi maupun politik dibandingkan dengan kota-kota lain di Kalimantan Selatan. Kota Banjarbaru termasuk dalam propinsi Kalimantan Selatan dengan fungsi kota sebagai berikut : a. Pusat Pendidikan. b. Pusat Pemukiman dan Pelayanan Umum. c. Pusat Administrasi Pemerintahan. d. Pusat Pengembangan Jasa Industri dan Perdagangan. e. Pusat Transportasi Disamping fungsi Penunjang diatas Kota Banjarbaru juga merupakan; a. Kawasan khusus TNI/Polri. b. Kawasan Pertambangan. c. Kawasan konservasi / Ruang terbuka hijau Tabel 43. Fungsi kota Banjar Baru NO. KEGIATAN LINGKUP 1. Pendidikan Lokal, regional 2. Permukiman Lokal, regional 3. Pemerintahan Lokal, regional 4. Industri Lokal, regional, nasional, internasional 5. Transportasi Lokal, regional, nasional, Internasional Sumber: PERATURAN DAERAH KOTA BANJARBARU NOM0R 22 TAHUN 2000 BANJAR BARU INTERNATIONAL CIRCUIT 39

4.3.1 Kawasan Pariwisata Dalam RDTRK Banjar Baru untuk yang diperuntukan bagi kegiatan pariwisata atau segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Rencana kawasan pariwisata di Kota Banjarbaru, meliputi: a) Pariwisata budaya; yaitu Museum Lambung Mangkurat, terletak di Kelurahan Komet. b) Pariwisata alam; meliputi : Pendulangan intan, terletak di Kelurahan Sungai Tiung; Agrowisata Perikanan, terletak di Kelurahan Mentaos; Hutan Pinus, terletak di Kelurahan Mentaos; Wisata danau kota di Danau Seran, terletak di Kelurahan Palam; Wisata Kuliner, terletak di sekitar Lapangan Dr. Murdjani Kelurahan Komet. c) Pariwisata buatan; meliputi : Kolam Renang Idaman, terletak di Kelurahan Kemuning; Taman Van der Viejl, terletak di Kelurahan Komet. Wisata olahraga yaitu : Rencana Sirkuit olahraga balap motor di Kecamatan Landasan Ulin Sport Center di eks lahan tambang Galuh Cempaka. Wisata reliji; meliputi: Mesjid tertua Nurul Hasanah di Kecamatan Cempaka Makam syuhada haji di Kecamatan Landasan Ulin Makam pahlawan di Kecamatan Landasan Ulin Rencana pembangunan desa wisata di Kecamatan Cempaka. 4.3.2 Penataan dan Pemanfaatan Kota Peraturan Daerah Kota Banjarbaru Nomor 5 Tahun 2001 Tentang Struktur Pemanfaatan Kota : Pasal 7 (1) Struktur pemanfaatan ruang kota Banjarbaru dibentuk dalam 3 (tiga) Bagian Wilayah Kota ( BWK ) terdiri dari BWK Banjarbaru, BWK BANJAR BARU INTERNATIONAL CIRCUIT 40

Landasan Ulin dan BWK Cempaka yang masing-masing mempunyai fungsi utama dan fungsi penunjang. (2) Fungsi BWK dimaksud ayat (1) Pasal ini adalah sebagai berikut : a. Bagian Wilayah Kota ( BWK ) Banjarbaru dengan fungsi utama dan fungsi penunjang. 1. Fungsi Utama : a). Kawasan Pelayanan Transportasi ; b). Kawasan perdagangan dan jasa ; c). Kawasan pendidikan dan latihan ; d). Kawasan pemerintahan ; e). Kawasan pelayanan sosial dan umum ; f). Kawasan Konservasi/ruang terbuka hijau ; 2. Fungsi Penunjang : a). Kawasan pelayanan fasilitas skala BWK ; b). Kawasan perumahan ; c). Kawasan khusus TNI/Polri ; b. Bagian Wilayah Kota ( BWK ) Landasan Ulin dengan fungsi utama dan fungsi penunjang : 1. Fungsi Utama : a) Kawasan pengembangan industri; Kawasan pelayanan transportasi, regional, nasional dan internasional; Kawasan Pengembangan pemukiman perkotaan; b) Kawasan pertambangan; c) Kawasan Rekreasi. d) Kawasan Olahraga e) Kawasan Pendidikan 2. Fungsi Penunjang : a) Kawasan Pelayanan skala BWK; b) Kawasan Lahan cadangan; c) Kawasan Pengembangan pertanian. d) Kawasan khusus TNI/Polri: e) Kawasan Pengembangan Sarana Olah Raga; f) Kawasan Konservasi/ruang terbuka hijau; g) Kawasan khusus Bandar Udara; BANJAR BARU INTERNATIONAL CIRCUIT 41

h) Kawasan Perumahan. c. Bagian Wilayah Kota ( BWK ) Cempaka dengan fungsi utama dan fungsi penunjang 1. Fungsi utama : a) Kawasan pengembangan pemukiman perkotaan; b) Kawasan pertambangan; c) Kawasan lahan cadangan. d) Kawasan Pendidikan ; e) Kawasan Pemerintahan. 2. Fungsi Penunjang : a) Kawasan Konservasi/ruang terbuka hijau; b) Kawasan Pelayanan skala BWK; c) Kawasan Perumahan ; d) Kawasan Pertanian perkebunan; e) Kawasan khusustni/polri; f) Kawasan Wisata. Pasal 14 (1) Koefisien Dasar Bangunan (KDB) di Kota Banjarbaru adalah 40 80%, kecuali penggunaan untuk olah raga dan Ruang Terbuka Hijau ( RTH ) diarahkan 15 %. (2) Ketinggian Lantai Bangunan (KLB) di Kawasan tertentu disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku (3) Angka Ruang Terbuka (ART) di Kota Banjarbaru adalah 20-60 % Pasal 15 (1) Garis Sempadan Bangunan : a. Di sepanjang jalan Arteri Primer minimal 20 meter dari As jalan b. Di sepanjang jalan Kolektor Primer minimal 15 meter dari As jalan c. Di sepanjang jalan Lokal Primer minimal 10 meter dari As jalan a. Di sepanjang jalan Arteri Sekunder minimal 20 meter dari As jalan b. Di sepanjang jalan Kolektor Sekunder minimal 7 meter dari As jalan BANJAR BARU INTERNATIONAL CIRCUIT 42

c. Di sepanjang jalan Lokal Sekunder minimal 4 meter dari As jalan d. Di sepanjang jalan Lingkungan minimal 3 meter dari As jalan (2) Garis sempadan sungai dan garis sempadan jembatan ukurannya ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pasal 9 (1) Sistem transportasi diarahkan pada pengembangan sistim dan pola transportasi yang sesuai serta memenuhi kebutuhan Kota Banjarbaru meliputi fungsi jaringan darat : a). Jaringan jalan Arteri Primer yaitu jalan regional Trans Kalimantan yang melintas di dalam Kota Banjarbaru, yang menghubungkan wilayah Kaltim-Kalsel-Kalteng yaitu jalan Ahmad Yani dan jalan Banjarmasin- Pelaihari-Batulicin serta alternatif jalan lingkar yang menghubungkan Lianganggang-Cempaka-Simpang Empat-Pengaron yaitu pada jalan lama Trikora. b). Jalan Kolektor Primer yaitu jalan regional yang menghubungkan Kota Banjarbaru dengan wilayah Kabupaten Tanah Laut (Kecamatan Bati- Bati) melewati Kecamatan Cempaka. c) Jalan Lokal Primer yaitu jalan yang menghubungkan Kota Banjarbaru dengan wilayah Kecamatan Karang Intan (Kabupaten Banjar). d). Jalan Arteri Sekunder yaitu jalan utama kota yang menghubungkan antar pusat kota dengan pusat BWK, atau antar pusat BWK sendiri, atau antar fungsi kawasan primer dengan pusat kota. e). Jalan Kolektor Sekunder yaitu jalan akses yang menghubungkan beberapa kawasan utama di Kota Banjarbaru atau jalan yang fungsinya tinggi, terdapat pada jalan utama di wilayah perencanaan baik jalan lama maupun jalan baru. f). Jalan Lokal Sekunder yaitu jalan lingkungan yang berfungsi sebagai jalan akses yang menghubungkan antar pusat unit lingkungan atau dengan kawasan pemukiman di dalam wilayah Kota Banjarbaru. g). Jalan Lingkungan yaitu jalan lingkungan yang terdapat di dalam lingkungan pemukiman penduduk Kota Banjarbaru, selain ketiga fungsi jalan diatas. (2) Kewenangan Pembinaan / status Jalan disesuaikan dengan pereturan BANJAR BARU INTERNATIONAL CIRCUIT 43

perundang-undangan yang berlaku. (3) Terminal / Tempat Pemberhentian Umum. Sesuai dengan arahan rencana rute angkutan umum memerlukan tempat pemberhentian angkutan umum yang strategis dengan akses yang tinggi, untuk itu lokasi tempat pemberhentian angkutan umum di Kota Banjarbaru berada di BWK Banjarbaru dan BWK Landasan Ulin. Penentuan Lahan Cadangan dan Ruang Terbuka Hijau Tiap BWK Pasal 14 (1) Di BWK Banjarbaru, peruntukan lahan untuk fasilitas Olah Raga dan RTH ditetapkan seluas 139,284 Ha, dan lahan cadangan seluas 3.647,076 Ha. 2) Di BWK Landasan Ulin, peruntukan lahan untuk fasilitas Olah Raga dan RTH ditetapkan seluas 269,929 Ha, dan lahan cadangan seluas 16.087,324 Ha. (3) Di BWK Cempaka, peruntukan lahan untuk failitas Olah Raga dan RTH ditetapkan seluas 107,777 Ha, dan lahan cadangan seluas 10.730,007 Ha. 4.4 Lokasi Rencana Tapak Lokasi rencana tapak akan dilakukan di kawasan kecamatan Landasan ulin, dikarenakan lokasi yang mendukung dengan factor transportasi, penginapan, pusat perbelanjaan, dan kawasan terdekat dengan ibukota provinsi. dan memiliki akses yang mudah. BANJAR BARU INTERNATIONAL CIRCUIT 44

ALTERNATIF 1 Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Landasan Ulin, Banjar baru Gambar 4.3 Alternati Tapak 1 Sumber : Google Earth Luas Tapak 1 = 1.300.000m2 BANJAR BARU INTERNATIONAL CIRCUIT 45

ALTERNATIF 2 Jalan Gubernur syarkawi, Kecamatan Landasan ulin. Gambar 4.4 Alternatifi Tapak 2 Sumber : Google Earth Luas Tapak 2= 960.000m2 BANJAR BARU INTERNATIONAL CIRCUIT 46