BAGIAN ANGGARAN 022 LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN SEMESTER I TAHUN ANGGARAN Jl. Merdeka Barat No. 8 Jakarta Pusat 10110

dokumen-dokumen yang mirip
V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

Badan Pengawas Obat dan Makanan

KEJAKSAAN NEGERI DHARMASRAYA

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2016

PENGADILAN AGAMA MASAMBA LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

KEJAKSAAN NEGERI PULAU PUNJUNG

III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan LAPORAN KEUANGAN. Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2015 TAHUN ANGGARAN 2015

Realisasi Belanja Negara pada TA 2015 adalah sebesar Rp ,- atau mencapai 94,28 persen dari alokasi anggaran sebesar Rp ,-.

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA MUARA BULIAN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Gajah Mada No.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Raya Pendidikan

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SUNGGUMINASA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jalan Masjid Agung No.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA DUMAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Putri Tujuh. Telp. Dumai Riau Fax.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA DUMAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 September Tahun Jl. Putri Tujuh

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA DUMAI. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Putri Tujuh. Telp. Dumai Riau Fax.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jln. R.A. Kartini No. 18/23

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER II TAHUN ANGGARAN 2015

LAPORAN KEUANGAN TAHUNAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANJARNEGARA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Letnan Jendral Suprapto

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

III. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

Laporan Keuangan. Untuk Periode Yang Berakhir 31 Desember 2015

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI SIBOLGA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Padangsidimpuan No. 6 Sibolga

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA.018 SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2016

PENGADILAN AGAMA PURWOREJO LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SUNGGUMINASA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jalan Masjid Agung No.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA GIRI MENANG. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2014 JL. SOEKARNO-HATTA NO.2, GERUNG

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANGGAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Ki Hajar Dewantara, Timbong

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN UNIT AKUNTANSI KUASA PENGGUNA ANGGARAN BA

PENGADILAN AGAMA SUNGGUMINASA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jalan Masjid Agung No. 25 Sungguminasa

Laporan Keuangan Kementerian PUPR BA 033 TA 2015 Audited KATA PENGANTAR

LAPORAN KEUANGAN Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2016

Kata Pengantar Daftar Isi Pernyataan Telah Direviu Pernyataan Tanggung Jawab

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jln. R.A. Kartini No. 18/23

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SIMALUNGUN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Asahan Km. 3,5 Pematangsiantar

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Hanoman No. 18 Semarang

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TINGGI AGAMA KUPANG. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2015 UAPPA-W NUSA TENGGARA TIMUR

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA AMUNTAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2015

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA MASAMBA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl.Simpurusiang. Masamba - Sulawesi Selatan

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Telp Fax.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN NEGERI DEMAK. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Jl. Sultan Trenggono No. 27 Demak

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TINGGI AGAMA SEMARANG. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Hanoman No. 18 Semarang

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar

BAGIAN ANGGARAN 089 NOMOR : LAP-323/IP/3/2016 TANGGAL : 21 APRIL 2016 JALAN PRAMUKA, NOMOR 33 JAKARTA TIMUR

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PERBENDAHARAAN. LAMPIRAN IVd PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERBENDAHARAAN TENTANG

INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERHUBUNGAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BULUKUMBA. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl.Lanto Dg.Pasewang No.18. Bulukumba - Sulawesi Selatan

PENGADILAN AGAMA DEMAK LAPORAN KEUANGAN. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Sultan Trenggono No

LAPORAN KEUANGAN (01)

2. NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas dana sampai dengan 31 Desember 2016.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SUNGGUMINASA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jalan Masjid Agung No.

LAPORAN KEUANGAN TA 2017 (audited) PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2016 Kepala, Drs. Abdillah Benteng, M.Pd NIP

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PINRANG. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Bintang. Pinrang Jl. Bintang - Sulawesi Selatan 91212

BALAI PENGEMBANGAN INDUSTRI PERSEPATUAN INDONESIA

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2016 UAPPA-W/ KORWIL DIPA 04 DKI JAKARTA

PENGADILAN NEGERI BINTUHAN LAPORAN KEUANGAN

PENGADILAN AGAMA BANJARMASIN LAPORAN KEUANGAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA BANJARNEGARA. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Letnan Jendral Suprapto

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PASURUAN. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun 2014 BA Jl. Ir. H. JUANDA NO.

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA PURWOREJO. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jalan Pahlawan. Purworejo - Jawa Tengah

PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. K.H. Mas Mansyur/Awaluddin II/2, Tanah Abang

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No.14A

PENGADILAN AGAMA BANGLI

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA SANGGAU. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Jend. Sudirman km 7 No. 14A

Pernyataan Tanggung Jawab Pimpinan. CaLK SIMAK BMN. Persediaan PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

I. RINGKASAN. Tabel 1 Ringkasan Laporan Realisasi Anggaran TA 2012 dan Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) % Realisasi terhadap Anggaran

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA JAKARTA BARAT. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Pesanggrahan Raya No.

Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

BALAI PENGEMBANGAN INDUSTRI PERSEPATUAN INDONESIA

Laporan Keuangan KPU Kota Tasikmalaya Semester I/Tahunan Tahun Daftar Isi...

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA AMUNTAI. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun 2015

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Catatan atas Laporan Keuangan

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN AGAMA JAKARTA PUSAT. Untuk Periode yang Berakhir 30 Juni Tahun Jl. Rawasari Selatan No.

BALAI PENYIDIKAN DAN PENGUJIAN VETERINER REGIONAL III BANDAR LAMPUNG DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN

DEWAN KETAHANAN NASIONAL. LAPORAN KEUANGAN (Audited) Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember 2015

LAPORAN KEUANGAN PERWAKILAN BPKP PROVINSI BANTEN BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2015 TAHUN ANGGARAN

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN TATA USAHA NEGARA MAKASSAR. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Telp Fax.

PENGADILAN AGAMA BENGKULU KELAS IA LAPORAN KEUANGAN

AKADEMI TEKNOLOGI KULIT YOGYAKARTA

PENGADILAN AGAMA PURWOKERTO LAPORAN KEUANGAN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. Gerilya No. 7A Purwokerto - Jawa Tengah 53143

KATA PENGANTAR. Magetan, Juli Sekretaris Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Magetan Selaku Kuasa Pengguna Anggaran

LAPORAN KEUANGAN PENGADILAN MILITER III - 13 MADIUN. Untuk Periode yang Berakhir 31 Desember Tahun Jl. SALAK III NO. 38

Transkripsi:

JALAN MEDAN MERDEKA BARAT NO. 8 JAKARTA 10110

BAGIAN ANGGARAN 022 LAPORAN KEUANGAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN SEMESTER I TAHUN ANGGARAN 2015 Jl. Merdeka Barat No. 8 Jakarta Pusat 10110

DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi i Daftar Tabel ii Pernyataan Telah Direviu Pernyataan Tanggung Jawab Ringkasan 1 I. Laporan Realisasi Anggaran 3 II. Neraca 4 III. Laporan Operasional 5 IV. Laporan Perubahan Ekuitas 6 V. Catatan atas Laporan Keuangan 7 A. Penjelasan Umum 7 B. Penjelasan atas Pospos Laporan Realisasi Anggaran 17 C. Penjelasan atas Pospos Neraca 27 D. Penjelasan atas Pospos Laporan Operasional 57 E. Penjelasan atas Pospos Laporan Perubahan Ekuitas 65 F. PengungkapanPengungkapan Lainnya 68 Rincian Nilai Perolehan, Akumulasi Penyusutan dan Nilai Buku Aset Tetap Ikhtisar Laporan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) Daftar Kas di Bendahara Pengeluaran Daftar Kas di Bendahara Penerimaan Daftar Kas dan Setara Kas Daftar Isi i

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1 : Kriteria Kualitas Piutang 15 Tabel 2 : Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap 16 Tabel 3 : Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan 17 Tabel 4 : Perbandingan Realisasi Pendapatan per Semester I TA 2015 dan 18 2014 Tabel 5 : Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja per Semester I TA 2015 18 Tabel 6 : Rincian Realisasi Belanja Berdasarkan Program Per Semester I Tahun Anggaran 2015 19 Tabel 7 : Perbandingan Realisasi Belanja per Semester I TA 2015 dan 2014 20 Tabel 8 Tabel 9 : Rincian Perbandingan Realisasi Belanja Pegawai Semester I Tahun 2015 dan 2014 : Rincian Perbandingan Realisasi Belanja Barang Semester I Tahun 2015 dan 2014 21 21 Tabel 10 : Perbandingan Realisasi Belanja Modal per 30 Juni TA 2015 dan 2014 Tabel 11 : Perbandingan Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin Semester I TA 2015 dan 2014 Tabel 12 : Perbandingan Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan Semester I 2015 dan 2014 Tabel 13 : Perbandingan Realisasi Belanja Modal Semester I TA 2015 dan 2014 Tabel 14 : Perbandingan Realisasi Belanja Modal Lainnya Semester I TA 2015 dan 2014 Tabel 15 : Perbandingan Realisasi Belanja Modal Lainnya Semester I TA 2015 dan 2014 22 23 24 25 25 26 Tabel 16 : Rincian Aset lancar per 30 Juni 2015 dan 31 Desember 2014 27 Tabel 17 : Rincian Kas di Bendahara Pengeluaran per Eselon I 28 Tabel 18 : Rincian Kas di Bendahara Penerimaan per Eselon I 28 Tabel 19 : Rincian Kas di Bendahara Penerimaan BPSDM 28 Tabel 20 : Rincian Kas Lainnya dan Setara Kas 29 Tabel 21 : Besarnya Saldo Kas pada masingmasing BLU 29 Daftar Tabel iii

Halaman Tabel 22 : Perbedaan Rincian Kas BLU Pada Laporan Neraca SAP dan 30 Laporan Neraca BLU Tabel 23 : Rincian Investasi Jangka Pendek BLU 30 Tabel 24 : Belanja Dibayar Dimuka per Eselon I 31 Tabel 25 : Piutang Bukan Pajak Menurut Jenisnya 32 Tabel 26 : Piutang Bukan Pajak per Eselon I 32 Tabel 27 : Piutang Bukan Pajak BPSDM Perhubungan 33 Tabel 28 : Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Piutang Bukan Pajak per 34 Eselon I Tabel 29 : Bagian Lancar TP/TGR per Eselon I 34 Tabel 30 : Penyisihan Piutang Tidak Tertagih BL TP/TGR 35 Tabel 31 : Piutang dari Kegiatan Operasional BLU per Satker BLU 35 Tabel 32 : Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Piutang Kegiatan Operasional 35 BLU Tabel 33 : Rincian Piutang dari Kegiatan Non Operasional BLU 36 Tabel 34 : Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Piutang Kegiatan Non 36 Operasional BLU Tabel 35 : Rincian Persediaan per Eselon I 37 Tabel 36 : Daftar Persediaan per 30 Juni 2015 37 Tabel 37 : Rincian Persediaan masingmasing satker Badan Layanan Umum 37 Tabel 38 : Daftar Persediaan BLU per 30 Juni 2015 38 Tabel 39 : Posisi Aset Tetap 38 Tabel 40 : Rincian Aset Tetap Per Eselon I 39 Tabel 41 : Posisi Aset Tetap Badan Layanan Umum 39 Tabel 42 : Daftar Perbandingan Aset Tetap antara Neraca dan SIMAK BMN 39 per 30 Juni 2015 Tabel 43 : Rincian Mutasi Tanah 40 Tabel 44 : Tanah Non BLU Per Eselon I 40 Tabel 45 : Tanah BLU Per Satker 41 Tabel 46 : Rincian Mutasi Peralatan dan Mesin per Kelompok 41 Tabel 47 : Peralatan dan Mesin Non BLU Per Eselon I 43 Tabel 48 : Peralatan dan Mesin BLU per Satker 43 Tabel 49 : Rincian Mutasi Gedung dan Bangunan 44 Daftar Tabel iv

Halaman Tabel 50 : Gedung dan Bangunan Non BLU Per Eselon I 44 Tabel 51 : Gedung dan Bangunan BLU Per Satker 44 Tabel 52 : Rincian Mutasi Jalan, Irigasi dan Jaringan Per Kelompok 45 Tabel 53 : Jalan, Irigasi dan Jaringan Non BLU Per Eselon I 46 Tabel 54 : Jalan, Irigasi dan Jaringan BLU Per Satker 46 Tabel 55 : Rincian Mutasi Aset Tetap Lainnya Per Kelompok 47 Tabel 56 : Aset Tetap Lainnya Non BLU Per Eselon I 47 Tabel 57 : Aset Tetap Lainnya BLU Per Satker 48 Tabel 58 : Mutasi Konstruksi Dalam Pengerjaan 48 Tabel 59 : Rincian Konstruksi dalam Pengerjaan Per Eselon I 48 Tabel 60 : Kontruksi Dalam Pengerjaan Non BLU Per Eselon I 49 Tabel 61 : Rincian Konstruksi Dalam Pengerjaan BLU Per Satker 49 Tabel 62 : Rincian Akumulasi Penyusutan Aset Tetap 50 Tabel 63 : Rincian Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi per Eselon I 50 Tabel 64 : Penyisihan Piutang Tidak Tertagih TP/TGR per Eselon I 51 Tabel 65 : Aset Lainnya Per Eselon I 51 Tabel 66 : Rincian Aset Lainnya 51 Tabel 67 : Rincian Aset Lainnya Per Eselon I Menurut Jenisnya 51 Tabel 68 : Aset Tak Berwujud per Eselon I 52 Tabel 69 : Rincian Aset Tak Berwujud Menurut Jenisnya 52 Tabel 70 : Rincian Aset Tak Berwujud Per Eselon I Menurut Jenisnya 52 Tabel 71 : Aset Tak Berwujud Dalam Pengerjaan per Eselon I 53 Tabel 72 : Aset LainLain Non BLU Per Eselon I 54 Tabel 73 : Rincian Aset LainLain BLU Per Satker 54 Tabel 74 : Rincian Akumulasi Amortisasi dan Penyusutan Aset Lainnya 55 Tabel 75 : Utang kepada Pihak Ketiga 55 Tabel 76 : Rincian Pendapatan Diterima di Muka 55 Tabel 77 : Rincian Ekuitas Per Eselon I 56 Tabel 78 : Pendapatan untuk Periode yang Berakhir 30 Juni 2015 dan 2014 57 Tabel 79 : Beban untuk Periode yang Berakhir 30 Juni 2015 dan 2014 57 Tabel 80 : Beban Pegawai untuk Periode yang Berakhir 30 Juni 2015 dan 58 2014 Daftar Tabel v

Tabel 81 : Beban Persediaan untuk periode yang berakhir 30 Juni 2015 dan 2014 Halaman Tabel 82 : Beban Barang dan Jasa untuk Periode 30 Juni 2015 dan 2014 59 Tabel 83 : Beban Pemeliharaan untuk periode 30 Juni 2015 dan 2014 59 Tabel 84 : Beban Perjalanan Dinas untuk periode 30 Juni 2015 dan 2014 60 Tabel 85 : Beban Barang untuk Diserahkan ke Masyarakat Untuk Periode 60 30 Juni 2015 dan 2014 Tabel 86 : Beban Penyusutan dan Amortisasi untuk Periode 30 Juni 2015 61 dan 2014 Tabel 87 : Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih 62 untuk Periode 30 Juni 2015 dan 2014 Tabel 88 : Surplus/Defisit Dari Kegiatan Operasional Periode 30 Juni 2015 62 dan 2014 Tabel 89 : Surplus/Defisit Pelepasan Aset Non Lancar Periode 30 Juni 2015 63 dan 2014 Tabel 90 : Surplus/Defisit Pelepasan Dari Kegiatan Non Operasional Lainnya 63 Periode 30 Juni 2015 dan 2014 Tabel 91 : Surplus/Defisit Pelepasan Dari Kegiatan Non Operasional 64 Periode 30 Juni 2015 dan 2014 Tabel 92 : Surplus/Defisit LO Periode 30 Juni 2015 dan 2014 64 Tabel 93 : Rincian Dampak Kumulatif Perubahan Kebijakan 65 Akuntansi/Kesalahan Mendasar Tabel 94 : Kenaikan / Penurunan Ekuitas 66 Tabel 95 : Ekuitas Akhir 67 Tabel 96 : Rincian Satker yang Akan Dilikuidasi pada Ditjen Perhubungan 70 Udara Tabel 97 : Rincian Satker yang Akan Dilikuidasi pada Ditjen Perkeretaapian 71 Tabel 98 : Rincian Hibah pada Ditjen Perhubungan Laut 74 Tabel 99 : Rincian Saldo Dana RFC 76 Tabel 100 : Rincian Hibah pada BPSDM Perhubungan 77 58 Daftar Tabel vi

RINGKASAN LAPORAN KEUANGAN Laporan Keuangan Kementerian Perhubungan Semester I Tahun 2015 ini telah disusun dan disajikan sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dan berdasarkan kaidahkaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Laporan Keuangan ini meliputi: 1. LAPORAN REALISASI ANGGARAN Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan realisasinya, yang mencakup unsurunsur PendapatanLRA dan Belanja selama periode 1 Januari sampai dengan 30 Juni 2015. Realisasi Pendapatan Negara pada Semester I TA 2015 adalah sebesar Rp1.191.977.350.599, berupa Pendapatan Negara Bukan Pajak atau mencapai 85,86 persen dari estimasi PendapatanLRA sebesar Rp1.388.260.012.851,. Realisasi Belanja Negara pada Semester I TA 2015 adalah sebesar Rp5.015.515.007.940, atau mencapai 7,72 persen dari alokasi anggaran sebesar Rp64.954.080.254.000,. 2. NERACA Neraca menggambarkan posisi keuangan entitas mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas pada 30 Juni 2015. Nilai Aset per 30 Juni 2015 dicatat dan disajikan sebesar Rp163.717.962.157.944, yang terdiri dari: Aset Lancar sebesar Rp5.449.864.160.344,; Aset Tetap (neto) sebesar Rp154.136.287.551.842,; Piutang Jangka Panjang (neto) sebesar Rp0,; dan Aset Lainnya (neto) sebesar Rp4.131.810.445.758,. Nilai Kewajiban dan Ekuitas masingmasing sebesar Rp121.064.008.530, dan Rp163.596.898.149.414,. Ringkasan 1

3. LAPORAN OPERASIONAL Laporan Operasional menyajikan berbagai unsur pendapatanlo, beban, surplus/defisit dari operasi, surplus/defisit dari kegiatan non operasional, surplus/defisit sebelum pos luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisitlo, yang diperlukan untuk penyajian yang wajar. PendapatanLO untuk periode sampai dengan 30 Juni 2015 adalah sebesar Rp1.180.752.412.992,, sedangkan jumlah beban adalah sebesar Rp6.087.452.807.157, sehingga terdapat Defisit dari Kegiatan Operasional senilai (Rp4.906.700.394.165,), Kegiatan Non Operasional dan PosPos Luar Biasa masingmasing sebesar Rp46.269.446.766, dan Rp0, sehingga entitas mengalami DefisitLO sebesar (Rp4.860.430.947.399,). 4. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Ekuitas pada tanggal 01 Januari 2015 adalah sebesar Rp164.406.906.051.844,, ditambah DefisitLO sebesar (Rp4.860.430.947.399,) kemudian ditambah dengan koreksikoreksi dan transaksi antar entitas senilai total Rp2.396.311.946.037,, sehingga Ekuitas entitas pada tanggal 30 Juni 2015 adalah senilai Rp163.596.898.149.414,. 5. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) menyajikan informasi tentang penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapanpengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan. Dalam penyajian Laporan Realisasi Anggaran untuk periode yang berakhir sampai dengan tanggal 30 Juni 2015 disusun dan disajikan berdasarkan basis kas. Sedangkan Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas untuk Semester I Tahun 2015 disusun dan disajikan dengan menggunakan basis akrual. Ringkasan 2

I. LAPORAN REALISASI ANGGARAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN (BA 022) LAPORAN REALISASI ANGGARAN UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2015 DAN 2014 URAIAN CATATAN (Dalam Rupiah) TA 2015 TA 2014 % thd Angg ANGGARAN REALISASI REALISASI PENDAPATAN Penerimaan Negara Bukan Pajak B.1 1.388.260.012.851 1.191.977.350.599 85,86 895.497.389.408 JUMLAH PENDAPATAN 1.388.260.012.851 1.191.977.350.599 85,86 895.497.389.408 BELANJA B.2. Belanja Operasi Belanja Pegawai B.2.1 2.953.275.242.000 1.088.334.129.648 36,85 646.725.467.651 Belanja Barang B.2.2 16.162.719.502.000 2.318.873.579.473 14,35 1.901.929.378.996 Belanja Bantuan Sosial B.2.3 0,00 Jumlah Belanja Operasi 19.115.994.744.000 3.407.207.709.121 17,82 2.548.654.846.647 Belanja Modal B.2.4 Belanja Modal Tanah B.2.4.1 2.115.026.207.000 173.893.294.707 8,22 108.974.977.175 Belanja Peralatan dan Mesin B.2.4.2 12.437.110.939.000 622.575.986.646 5,01 619.295.645.337 Belanja Gedung dan Bangunan B.2.4.3 4.241.728.896.000 249.365.549.378 5,88 245.777.750.478 Belanja Jalan, Irigasi, Jaringan B.2.4.4 25.354.432.984.000 414.956.658.814 1,64 1.232.943.348.838 Belanja Modal Lainnya B.2.4.5 1.678.809.494.000 146.435.980.574 8,72 246.895.547.526 Belanja Modal Badan Layanan Umum B.2.4.6 10.976.990.000 1.079.828.700 9,84 2.574.298.000 Jumlah Belanja Modal 45.838.085.510.000 1.608.307.298.819 3,51 2.456.461.567.354 JUMLAH BELANJA 64.954.080.254.000 5.015.515.007.940 7,72 5.005.116.414.001 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan ini 3

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN (BA 022) NERACA PER 30 JUNI 2015 DAN 31 DESEMBER 2014 II. NERACA (Dalam Rupiah) CATATAN 2015 2014 URAIAN ASET ASET LANCAR C.1 Kas di Bendahara Pengeluaran C.1.1 63.859.531.616 628.188.760 Kas di Bendahara Penerimaan C.1.2 42.120.402.680 14.426.548.539 Kas Lainnya dan Setara Kas C.1.3 9.048.125.619 2.694.204.039 Kas pada BLU C.1.4 344.282.841.493 247.960.743.934 Investasi Jangka Pendek BLU C.1.5 70.000.000.000 60.000.000.000 Belanja Dibayar di Muka (Prepaid) C.1.6 1.056.619.823 1.433.039.639 Uang Muka Belanja (Prepayment) C.1.7 4.545.398.220 4.545.398.220 Pendapatan yang Masih Harus Diterima C.1.8 129.526.870 Piutang Bukan Pajak C.1.9 129.563.245.002 134.172.732.011 Penyisihan Piutang Tidak TertagihPiutang Bukan Pajak C.1.10 (28.624.495.953) (24.363.665.547) Bagian Lancar TP/TGR C.1.11 11.668.476.010 11.608.705.570 Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Bagian Lancar TP/TGR C.1.12 (11.606.312.380) (11.606.013.528) Piutang dari Kegiatan Operasional BLU C.1.13 1.045.022.000 1.454.917.500 Penyisihan Piutang Tidak TertagihPiutang dari Kegiatan Operasional BLU C.1.14 (66.578.103) (47.136.775) Piutang dari Kegiatan Non Operasional BLU C. 1.15 90.941.962 6.334.000 Penyisihan Piutang Tidak TertagihPiutang dari Kegiatan Non Operasional BLU C.1.16 (5.584.710) (31.670) Persediaan C.1.17 4.808.358.816.132 4.179.931.197.304 Persediaan BLU C.1.18 4.398.184.063 4.051.904.599 Jumlah Aset Lancar 5.449.864.160.344 4.626.897.066.595 ASET TETAP C.2 Tanah C.2.1.1 60.816.672.479.305 59.568.342.874.967 Tanah BLU C.2.1.2 1.296.177.896.381 1.243.957.952.520 Peralatan dan Mesin C.2.2.1 26.769.206.563.159 27.605.435.103.897 Peralatan dan Mesin BLU C.2.2.2 1.828.987.130.892 1.264.828.991.225 Gedung dan Bangunan C.2.3.1 12.250.329.492.084 12.223.456.204.550 Gedung dan Bangunan BLU C.2.3.2 1.156.621.193.651 1.149.325.073.010 Jalan, Irigasi, dan Jaringan C.2.4.1 76.297.636.803.127 76.225.506.282.684 Jalan, Irigasi, dan Jaringan BLU C.2.4.2 86.471.531.291 86.471.531.291 Aset Tetap Lainnya C.2.5.1 2.853.542.519.640 2.923.998.514.036 Aset Tetap Lainnya BLU C.2.5.2 21.338.182.180 21.288.182.180 Konstruksi Dalam Pengerjaan C.2.6.1 22.423.988.124.413 22.470.367.806.404 Konstruksi Dalam Pengerjaan BLU C.2.6.2 74.655.252.642 31.124.163.396 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap C.2.7 (51.739.339.616.923) (49.109.479.165.660) Jumlah Aset Tetap 154.136.287.551.842 155.704.623.514.500 PIUTANG JANGKA PANJANG C.3 Piutang Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi C.3.1 328.355.976 328.355.976 Penyisihan Piutang Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi C.3.2 (328.355.976) (328.355.976) Jumlah Piutang Jangka Panjang ASET LAINNYA C.4 Aset Tidak Berwujud C.4.1 2.577.058.083.854 2.585.368.604.956 Aset Tak Berwujud BLU C.4.1 69.571.570.338 95.984.909.238 Aset Tak Berwujud dalam Pengerjaan C.4.2 54.491.654.195 15.907.507.700 Aset Tak Berwujud dalam Pengerjaan blu C.4.2 115.541.000 Aset LainLain C.4.3.1 1.556.222.047.840 1.551.567.664.917 Aset Lainlain BLU C.4.3.2 7.645.285.800 6.418.949.000 Akumulasi Penyusutan dan Amortisasi Aset Lainnya C.4.4 (133.293.737.269) (125.344.216.978) Jumlah Aset Lainnya 4.131.810.445.758 4.129.903.418.833 JUMLAH ASET 163.717.962.157.944 164.461.423.999.928 KEWAJIBAN KEWAJIBAN JANGKA PENDEK C.5 Utang kepada Pihak Ketiga C.5.1 34.471.545.100 27.255.228.103 Pendapatan Diterima di Muka C.5.2 22.680.586.449 26.631.603.521 Uang Muka dari KPPN C.5.3 63.859.531.616 628.188.760 Utang Jangka Pendek Lainnya C.5.4 52.345.365 2.927.700 JUMLAH KEWAJIBAN 121.064.008.530 54.517.948.084 EKUITAS Ekuitas C.6 163.596.898.149.414 164.406.906.051.844 JUMLAH EKUITAS 163.596.898.149.414 164.406.906.051.844 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 163.717.962.157.944 164.461.423.999.928 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan ini 4

III. LAPORAN OPERASIONAL KEMENTERIAN PERHUBUNGAN (BA 022) LAPORAN OPERASIONAL UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2015 DAN 2014 (Dalam Rupiah) URAIAN CATATAN 2015 2014 KEGIATAN OPERASIONAL D.1 PENDAPATAN PENDAPATAN OPERASIONAL D.1.1 Pendapatan Negara Bukan Pajak Pendapatan Negara Bukan Pajak Lainnya 1.180.752.412.992 JUMLAH PENDAPATAN 1.180.752.412.992 BEBAN OPERASIONAL D.1.2 Beban Pegawai D.1.2.1 1.123.651.684.074 Beban Persediaan D.1.2.2 92.768.689.493 Beban Barang dan Jasa D.1.2.3 1.165.260.502.449 Beban Pemeliharaan D.1.2.4 555.973.045.526 Beban Perjalanan Dinas D.1.2.5 334.162.403.223 Beban Barang untuk Diserahkan kepada Masyarakat D.1.2.6 685.730.300 Beban Bantuan Sosial Beban Penyusutan dan Amortisasi D.1.2.7 2.806.239.022.775 Beban Penyisihan Piutang Tak Tertagih D.1.2.8 8.709.306.817 Beban Lainlain D.1.2.9 2.422.500 JUMLAH BEBAN 6.087.452.807.157 SURPLUS/(DEFISIT) DARI KEGIATAN OPERASIONAL D.3 (4.906.700.394.165) KEGIATAN NON OPERASIONAL D.4 SURPLUS/(DEFISIT) PELEPASAN ASET NON LANCAR Pendapatan Pelepasan Aset Non Lancar 864.300.390 Beban Pelepasan Aset Non Lancar 3.191.526 JUMLAH SURPLUS/(DEFISIT) PELEPASAN ASET NON LANCAR D.4.1 861.108.864 SURPLUS/(DEFISIT)KEGIATAN NON OPERASIONAL LAINNYA Pendapatan dari Kegiatan Non Operasional Lainnya 45.408.337.902 Beban dari Kegiatan Non Operasional Lainnya JUMLAH SURPLUS/(DEFISIT) KEG. NON OPERASIONAL LAINNYA D.4.2 45.408.337.902 SURPLUS/(DEFISIT) DARI KEGIATAN NON OPERASIONAL D.4.3 46.269.446.766 POS LUAR BIASA Beban Luar Biasa SURPLUS/(DEFISIT) DARI POS LUAR BIASA SURPLUS/DEFISIT LO D.5 (4.860.430.947.399) Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan ini 5

IV. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KEMENTERIAN PERHUBUNGAN (BA 022) LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 30 JUNI 2015 DAN 2014 (Dalam Rupiah) URAIAN CATATAN 2015 2014 EKUITAS AWAL E.1 164.406.906.051.844 SURPLUS/DEFISIT LO E.2 (4.860.430.947.399) DAMPAK KUMULATIF PERUBAHAN E.3 KEBIJAKAN/KESALAHAN MENDASAR 1.654.111.098.932 KOREKSI NILAI PERSEDIAAN E.3.1 (7.787.361.617) SELISIH REVALUASI ASET TETAP E.3.2 1.170.165.697.804 KOREKSI NILAI ASET TETAP NON REVALUASI E.3.3 479.996.884.013 LAINLAIN E.3.4 11.735.878.732 TRANSAKSI ANTAR ENTITAS E.4 2.396.311.946.037 KENAIKAN/PENURUNAN EKUITAS E.5 (810.007.902.430) EKUITAS AKHIR E.6 163.596.898.149.414 164.406.906.051.844 Lihat Catatan atas Laporan Keuangan yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan ini 6

V. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Dasar Hukum Entitas A.. PENJELASAN UMUM A.1. DASAR HUKUM 1. UndangUndang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. 2. UndangUndang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. 3. UndangUndang Nomor 27 Tahun 2014 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2015. 4. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. 5. Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2015 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku pada Kementerian Perhubungan. 6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : KM.66 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Laporan Keuangan dan Laporan Pertanggungjawaban Anggaran Kantor/Satker di Lingkungan Kementerian Perhubungan. 7. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM. 39 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Barang Milik Negara di Lingkungan Kementerian Perhubungan. 8. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 213/PMK.05/2013 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat. 9. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 214/PMK.05/2013 tentang Bagan Akun Standar. 10. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 215/PMK.05/2013 tentang Jurnal Akuntansi Pemerintah pada Pemerintah Pusat. 11. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : PM. 24 Tahun 2014 tentang Penatausahaan Hibah Langsung di Lingkungan Kementerian Perhubungan. Catatan atas Laporan Keuangan 7

12. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 270/PMK.05/2014 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual Pada Pemerintah Pusat. 13. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER67/PB/2007 tentang Pengintegrasian Laporan Keuangan Badan Layanan Umum ke dalam Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga. 14. Peraturan Direktur Jenderal Perbendaharaan Nomor PER42/PB/2014 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Negara/Lembaga. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan A.2. Pendekatan Penyusunan Laporan Keuangan Laporan Keuangan Semester I Tahun 2015 ini merupakan laporan yang mencakup seluruh aspek keuangan yang dikelola oleh Kementerian Perhubungan. Laporan Keuangan ini dihasilkan melalui Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yaitu serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data, pencatatan dan pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Kementerian Negara/Lembaga. SAI terdiri dari Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA) dan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAKBMN). SAI dirancang untuk menghasilkan Laporan Keuangan Satuan Kerja yang terdiri dari Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas. Sedangkan SIMAKBMN adalah sistem yang menghasilkan informasi aset tetap, persediaan, dan aset lainnya untuk diperbandingkan dengan neraca dan laporan barang milik negara serta laporan manajerial lainnya. Basis Akuntansi A.3. Basis Akuntansi Kementerian Perhubungan menerapkan basis akrual dalam penyusunan dan penyajian Neraca, Laporan Operasional, dan Laporan Perubahan Ekuitas serta basis kas untuk penyusunan dan penyajian Laporan Realisasi Anggaran. Basis akrual adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi, tanpa memperhatikan saat kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Sedangkan basis kas adalah basis akuntansi Catatan atas Laporan Keuangan 8

yang yang mengakui pengaruhi transaksi atau peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Hal ini sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) yang telah ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Dasar Pengukuran A.4. Dasar Pengukuran Pengukuran adalah proses penetapan nilai uang untuk mengakui dan memasukkan setiap pos dalam laporan keuangan. Dasar pengukuran yang diterapkan Kementerian Perhubungan dalam penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan adalah dengan menggunakan nilai perolehan historis. Aset dicatat sebesar pengeluaran/penggunaan sumber daya ekonomi atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aset tersebut. Kewajiban dicatat sebesar nilai wajar sumber daya ekonomi yang digunakan pemerintah untuk memenuhi kewajiban yang bersangkutan. Pengukuran pospos laporan keuangan menggunakan mata uang rupiah. Transaksi yang menggunakan mata uang asing dikonversi terlebih dahulu dan dinyatakan dalam mata uang rupiah. Kebijakan Akuntansi A.5. Kebijakan Akuntansi Penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan Semester I Tahun 2015 telah mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Kebijakan akuntansi merupakan prinsipprinsip, dasardasar, konvensikonvensi, aturanaturan, dan praktikpraktik spesifik yang dipilih oleh suatu entitas pelaporan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam laporan keuangan ini adalah merupakan kebijakan yang ditetapkan oleh Kementerian Perhubungan. Di samping itu, dalam penyusunannya telah diterapkan kaidahkaidah pengelolaan keuangan yang sehat di lingkungan pemerintahan. Kebijakankebijakan akuntansi yang penting yang digunakan dalam penyusunan Laporan Keuangan Kementerian Perhubungan adalah sebagai berikut: Catatan atas Laporan Keuangan 9

LRA (1) Pendapatan LRA PendapatanLRA adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara yang menambah Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah. PendapatanLRA diakui pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara (KUN). Akuntansi pendapatanlra dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). PendapatanLRA disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan. Pendapatan Pendapatan LO (2) Pendapatan LO PendapatanLO adalah hak pemerintah pusat yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan dan tidak perlu dibayar kembali. PendapatanLO diakui pada saat timbulnya hak atas pendapatan dan /atau Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi. Secara khusus pengakuan pendapatanlo pada Kementerian Perhubungan adalah sebagai berikut: o Pendapatan Sewa Gedung diakui secara proporsional antara nilai dan periode waktu sewa. o Pendapatan Denda diakui pada saat dikeluarkannya surat keputusan denda atau dokumen lain yang dipersamakan. Akuntansi pendapatanlo dilaksanakan berdasarkan azas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran). Pendapatan disajikan menurut klasifikasi sumber pendapatan. Catatan atas Laporan Keuangan 10

Belanja (3) Belanja Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam peride tahun anggaran yang bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah. Belanja diakui pada saat terjadi pengeluaran kas dari KUN. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuan belanja terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). Belanja disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi akan diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Beban (4) Beban Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi aset atau timbulnya kewajiban. Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban; terjadinya konsumsi aset; terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa. Beban disajikan menurut klasifikasi ekonomi/jenis belanja dan selanjutnya klasifikasi berdasarkan organisasi dan fungsi diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Aset (5) Aset Aset diklasifikasikan menjadi Aset Lancar, Aset Tetap, Piutang Jangka Panjang dan Aset Lainnya. Aset Lancar Aset Lancar Aset Lancar mencakup kas dan setara kas yang diharapkan segera untuk direalisasikan, dipakai, atau dimiliki untuk dijual dalam waktu 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pelaporan. Kas disajikan di neraca dengan menggunakan nilai nominal. Kas dalam bentuk valuta asing disajikan di neraca dengan menggunakan kurs tengah BI pada tanggal neraca. Catatan atas Laporan Keuangan 11

Piutang dinyatakan dalam neraca menurut nilai yang timbul berdasarkan hak yang telah dikeluarkan surat keputusan penagihan atau yang dipersamakan, yang diharapkan diterima pengembaliannya dalam waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan. Tagihan Penjualan Angsuran (TPA) dan Tuntutan Ganti Rugi (TGR) yang akan jatuh tempo 12 (dua belas) bulan setelah tanggal neraca disajikan sebagai Bagian Lancar TPA/TGR. Nilai Persediaan dicatat berdasarkan hasil perhitungan fisik pada tanggal neraca dikalikan dengan: harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian; harga standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri; harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lainnya. Aset Tetap Aset Tetap Aset tetap mencakup seluruh aset berwujud yang dimanfaatkan oleh pemerintah maupun untuk kepentingan publik yang mempunyai masa manfaat lebih dari 1 tahun. Nilai aset tetap disajikan berdasarkan harga perolehan atau harga wajar. Pengakuan aset tetap didasarkan pada nilai satuan minimum kapitalisasi sebagai berikut: a. Pengeluaran untuk per satuan peralatan dan mesin dan peralatan olah raga yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp300.000 (tiga ratus ribu rupiah); b. Pengeluaran untuk gedung dan bangunan yang nilainya sama dengan atau lebih dari Rp10.000.000 (sepuluh juta rupiah); c. Pengeluaran yang tidak tercakup dalam batasan nilai minimum kapitalisasi tersebut di atas, diperlakukan sebagai biaya kecuali pengeluaran untuk tanah, jalan/irigasi/jaringan, dan aset tetap lainnya berupa koleksi perpustakaan dan barang bercorak kesenian. Catatan atas Laporan Keuangan 12

Piutang Jangka Panjang Piutang Jangka Panjang Piutang Jangka Panjang adalah piutang yang akan jatuh tempo atau akan direalisasikan lebih dari 12 bulan sejak tanggal pelaporan. Termasuk dalam Piutang Jangka Panjang adalah Tagihan Penjualan Angsuran (TPA), Tagihan Tuntutan Perbendaharaan/Tuntutan Ganti Rugi (TP/TGR) yang jatuh tempo lebih dari satu tahun. TPA menggambarkan jumlah yang dapat diterima dari penjualan aset pemerintah secara angsuran kepada pegawai pemerintah yang dinilai sebesar nilai nominal dari kontrak/berita acara penjualan aset yang bersangkutan setelah dikurangi dengan angsuran yang telah dibayar oleh pegawai ke kas negara atau daftar saldo tagihan penjualan angsuran. Tuntutan Perbendaharaan adalah tagihan yang ditetapkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan kepada bendahara yang karena lalai atau perbuatan melawan hukum mengakibatkan kerugian Negara/daerah. Tuntutan Ganti Rugi adalah suatu proses yang dilakukan terhadap pegawai negeri atau bukan pegawai negeri bukan bendahara dengan tujuan untuk menuntut penggantian atas suatu kerugian yang diderita oleh negara sebagai akibat langsung ataupun tidak langsung dari suatu perbuatan yang melanggar hukum yang dilakukan oleh pegawai tersebut atau kelalaian dalam pelaksanaan tugasnya. Aset Lainnya Aset Lainnya Aset Lainnya adalah aset pemerintah selain aset lancar, aset tetap, dan piutang jangka panjang. Termasuk dalam Aset Lainnya adalah Aset Tak Berwujud, dan Aset Lainlain. Aset Tak Berwujud merupakan aset yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa atau digunakan untuk tujuan lainnya termasuk hak atas kekayaan intelektual. Aset Lainlain berupa aset tetap pemerintah yang dihentikan dari penggunaan operasional entitas. Catatan atas Laporan Keuangan 13

Kewajiban (6) Kewajiban Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah. Kewajiban pemerintah diklasifikasikan kedalam kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang. a. Kewajiban Jangka Pendek Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban jangka pendek meliputi Utang Kepada Pihak Ketiga, Belanja yang Masih Harus Dibayar, Pendapatan Diterima di Muka, Bagian Lancar Utang Jangka Panjang, dan Utang Jangka Pendek Lainnya. b. Kewajiban Jangka Panjang Kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang jika diharapkan untuk dibayar atau jatuh tempo dalam waktu lebih dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan. Kewajiban dicatat sebesar nilai nominal, yaitu sebesar nilai kewajiban pemerintah pada saat pertama kali transaksi berlangsung. Ekuitas (7) Ekuitas Ekuitas merupakan merupakan selisih antara aset dengan kewajiban dalam satu periode. Pengungkapan lebih lanjut dari ekuitas disajikan dalam Laporan Perubahan Ekuitas Penyisihan Piutang Tak Tertagih (8) Penyisihan Piutang Tidak Tertagih Penyisihan Piutang Tidak Tertagih adalah cadangan yang harus dibentuk sebesar persentase tertentu dari piutang berdasarkan penggolongan kualitas piutang. Penilaian kualitas piutang dilakukan dengan mempertimbangkan jatuh tempo dan upaya penagihan yang dilakukan pemerintah. Catatan atas Laporan Keuangan 14

Kualitas piutang didasarkan pada kondisi masingmasing piutang pada Kualitas Piutang tanggal pelaporan sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 69/PMK.06/2014 tentang Penentuan Kualitas Piutang dan Pembentukan Penyisihan Piutang Tidak Tertagih pada Kementerian Negara/Lembaga dan Bendahara Umum Negara. Kriteria kualitas piutang diatur sebagai berikut: Tabel 1 Kriteria Kualitas Piutang Uraian Penyisihan Lancar Belum dilakukan pelunasan s.d. tanggal jatuh tempo 0.5% Kurang Lancar Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Pertama tidak dilakukan pelunasan Diragukan Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Kedua tidak dilakukan pelunasan Macet 1. Satu bulan terhitung sejak tanggal Surat Tagihan Ketiga tidak dilakukan pelunasan 2. Piutang telah diserahkan kepada Panitia Urusan Piutang Negara/DJKN 10% 50% 100% Penyusutan Aset Tetap (9) Penyusutan Aset Tetap Penyusutan aset tetap adalah penyesuaian nilai sehubungan dengan penurunan kapasitas dan manfaat dari suatu aset tetap. Kebijakan penyusutan aset tetap didasarkan pada Peraturan Menteri Keuangan No.01/PMK.06/2013 sebagaimana diubah dengan PMK No. 90/PMK.06/2014 tentang Penyusutan Barang Milik Negara Berupa Aset Tetap Pada Entitas Pemerintah Pusat. Penyusutan aset tetap tidak dilakukan terhadap: a. Tanah b. Konstruksi dalam Pengerjaan (KDP) c. Aset Tetap yang dinyatakan hilang berdasarkan dokumen sumber sah atau dalam kondisi rusak berat dan/atau usang yang telah diusulkan kepada Pengelola Barang untuk dilakukan penghapusan Catatan atas Laporan Keuangan 15

Penghitungan dan pencatatan Penyusutan Aset Tetap dilakukan setiap akhir semester tanpa memperhitungkan adanya nilai residu. Penyusutan Aset Tetap dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus yaitu dengan mengalokasikan nilai yang dapat disusutkan dari Aset Tetap secara merata setiap semester selama Masa Manfaat. Masa Manfaat Aset Tetap ditentukan dengan berpedoman Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 59/KMK.06/2013 tentang Tabel Masa Manfaat Dalam Rangka Penyusutan Barang Milik Negara berupa Aset Tetap pada Entitas Pemerintah Pusat. Secara umum tabel masa manfaat adalah sebagai berikut: Tabel 2 Penggolongan Masa Manfaat Aset Tetap Kelompok Aset Tetap Masa Manfaat Peralatan dan Mesin 2 s.d. 20 tahun Gedung dan Bangunan 10 s.d. 50 tahun Jalan, Jaringan dan Irigasi 5 s.d 40 tahun Alat Tetap Lainnya (Alat Musik Modern) 4 tahun Implementasi Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual Pertama Kali (10) Implementasi Akuntansi Berbasis Akrual Pertama Kali Mulai tahun 2015 Pemerintah mengimplementasikan akuntansi berbasis akrual sesuai dengan amanat PP No. 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan. Implementasi tersebut memberikan pengaruh pada beberapa hal dalam penyajian laporan keuangan. Pertama, Pospos ekuitas dana pada neraca per 31 Desember 2014 yang berbasis cash toward accrual direklasifikasi menjadi ekuitas sesuai dengan akuntansi berbasis akrual. Kedua, keterbandingan penyajian akunakun tahun berjalan dengan tahun sebelumnya dalam Laporan Operasional dan Laporan Perubahan Ekuitas tidak dapat dipenuhi. Hal ini diakibatkan oleh penyusunan dan penyajian akuntansi berbasis akrual pertama kali mulai dilaksanakan tahun 2015. Catatan atas Laporan Keuangan 16

Realisasi Pendapatan Rp1,19 triliun B. PENJELASAN ATAS POSPOS LAPORAN REALISASI ANGGARAN B.1 PENDAPATAN Realisasi Pendapatan untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2015 adalah sebesar Rp1.191.977.350.599, atau mencapai 85,86 persen dari estimasi pendapatan yang ditetapkan sebesar Rp1.388.260.012.851,. Rincian Estimasi Pendapatan dan Realisasi Pendapatan Kementerian Perhubungan adalah sebagai berikut: Uraian Tabel 3 Rincian Estimasi dan Realisasi Pendapatan Estimasi Pendapatan 30 Juni 2015 Realisasi % Real Angg. 1. Pendapatan dari Pengelolaan BMN Rp 471.240.000 Rp 4.012.650.954 851,51 2. Pendapatan Jasa Rp 986.069.014.351 Rp 871.650.817.503 88,40 3. Pendapatan Bunga Rp Rp 154.929 4. Pendapatan Kejaksaan, Peradilan & Hasil Tindak Pidana Korupsi Rp Rp 214.783 5. Pendapatan Pendidikan Rp 38.091.312.500 Rp 33.621.872.359 88,27 6. Pendapatan Gratifikasi dan Uang Sitaan Hasil Korupsi Rp Rp 1.523.200 7. Pendapatan Iuran dan Denda Rp Rp 4.890.074.630 8. Pendapatan Lainlain Rp Rp 96.763.985.898 9. Pendapatan Jasa Layanan Umum Rp 363.628.446.000 Rp 170.799.979.024 46,97 10. Pendapatan Hasil Kerjasama BLU Rp Rp 6.481.232.902 11. Pendapatan BLU Lainnya Rp Rp 3.754.844.417 JUMLAH Rp 1.388.260.012.851 Rp 1.191.977.350.599 85,86 Realisasi Pendapatan per 30 Juni 2015 di bawah estimasi pendapatan disebabkan oleh relatif rendahnya pendapatan pendidikan dan pendapatan jasa layanan umum. Selanjutnya, Realisasi Pendapatan untuk periode Semester I TA 2015 dibandingkan dengan Semester I TA 2014 terdapat kenaikan sebesar 33,11 persen. Hal ini disebabkan karena meningkatnya Pendapatan Pengelolaan BMN, Pendapatan Jasa, Pendapatan Bunga, Pendapatan Pendidikan, Pendapatan Iuran dan Denda, Pendapatan Jasa Layanan Umum, Pendapatan Hasil Kerjasama BLU, serta Pendapatan BLU Lainnya. Catatan atas Laporan Keuangan 17

Tabel 4 Perbandingan Realisasi Pendapatan per Semester I TA 2015 dan 2014 URAIAN NAIK REALISASI REALISASI (TURUN) SEMESTER I T.A. 2015 SEMESTER I T.A.2014 % 1. Pendapatan dari Pengelolaan BMN Rp 4.012.650.954 Rp 2.632.085.620 52,45 2. Pendapatan Jasa Rp 871.650.817.503 Rp 575.190.779.688 51,54 3. Pendapatan Bunga Rp 154.929 Rp 17.163 802,69 4. Pendapatan Kejaksaan, Peradilan & Hasil Tindak Pidana Korupsi Rp 214.783 Rp 0,00 5. Pendapatan Pendidikan Rp 33.621.872.359 Rp 18.219.748.677 84,54 6. Pendapatan Gratifikasi dan Uang Sitaan Hasil Korupsi Rp 1.523.200 Rp 0,00 7. Pendapatan Iuran dan Denda Rp 4.890.074.630 Rp 3.356.105.351 45,71 8. Pendapatan Lainlain Rp 96.763.985.898 Rp 175.019.363.056 (44,71) 9. Pendapatan Jasa Layanan Umum Rp 170.799.979.024 Rp 114.714.392.999 48,89 10. Pendapatan Hasil Kerjasama BLU Rp 6.481.232.902 Rp 3.648.221.721 77,65 11. Pendapatan BLU Lainnya Rp 3.754.844.417 Rp 2.716.675.133 38,21 Jumlah Rp 1.191.977.350.599 Rp 895.497.389.408 33,11 Realisasi Belanja Rp5,02 triliun B.2. BELANJA Realisasi Belanja Kementerian Perhubungan pada Semester I TA 2015 adalah sebesar Rp5.015.515.007.940, atau 7,72% dari anggaran belanja sebesar Rp64.954.080.254.000,. Rincian anggaran dan realisasi belanja per Semester I TA 2015 tersaji sebagai berikut: Tabel 5 Rincian Anggaran dan Realisasi Belanja per Semester I TA 2015 Semester I 2015 Uraian % Real Anggaran Realisasi Angg. Belanja Pegawai Rp 2.953.275.242.000 Rp 1.092.940.572.769 37,01 Belanja Barang Rp 16.162.719.502.000 Rp 2.319.287.489.520 14,35 Belanja Bantuan Sosial Rp Rp 0,00 Belanja Modal Rp 45.838.085.510.000 Rp 1.608.383.696.544 3,51 Total Belanja Kotor Rp 64.954.080.254.000 Rp 5.020.611.758.833 7,73 Pengembalian Belanja Rp Rp (5.096.750.893) 0,00 Total Belanja Rp 64.954.080.254.000 Rp5.015.515.007.940 7,72 Catatan atas Laporan Keuangan 18

Komposisi anggaran dan realisasi belanja dapat dilihat dalam grafik berikut ini: Grafik 1 Komposisi Anggaran dan Realisasi Belanja Semester I TA 2015 50.000.000.000.000 40.000.000.000.000 30.000.000.000.000 20.000.000.000.000 10.000.000.000.000 Belanja Pegawai Belanja Barang Belanja Modal Belanja Bantuan Sosial Anggaran Realisasi Sedangkan realisasi belanja berdasarkan program per Semester I Tahun Anggaran 2015 adalah sebagai berikut : Tabel 6 Rincian Realisasi Belanja Berdasarkan Program Per Semester I Tahun Anggaran 2015 KODE URAIAN PROGRAM Prog Dukungan Manajemen dan 01.01.101 Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kemenhub Prog Pengawasan dan Peningkatan 01.01.103 Akuntab bilitas Aparatur Kemenhub 01.01.106 Program Pengelolaan dan Penyelen nggaraan Transp. Darat Program Pengelolaan dan 01.01.107 Penyelenggaraan Transp.Perkeretaapian 01.01.108 Program Pengelolaan dan Penyelen nggaraan Transp.Laut Prog. Pengembangan SDM 01.03.305 Perhubun ngan Prog Pengawasan dan Peningkatan 04.08.803 Akuntab bilitas Aparatur Kemenhub Prog. Pengembangan SDM 04.08.805 Perhubun ngan 04.08.806 Program Pengelolaan dan Penyelen nggaraan Transp. Darat Program Pengelolaan dan 04.08.807 Penyelenggaraan Transp. Perkeretaapian 04.08.808 Program Pengelolaan dan Penyelen nggaraan Transp.Laut 04.08.809 Program Pengelolaan dan Penyelen nggaraan Transp. Udara Prog Penelitian dan Pengembangan 04.10.004 Kemenhub Prog. Pengembangan SDM 10.06.605 Perhubun ngan Tot tal Belanja Semeste er I 2015 ANGGARAN REALISASI Rp 887.221.672.000 0 Rp 145.571.508.969 Rp 61.698.724.000 0 Rp 16.054.711.920 Rp 303.654.980.000 0 Rp 64.493.145.248 Rp 283.986.837.000 0 Rp 35.842.004.650 Rp 4.485.868.083.000 0 Rp 1.234.877.345.242 Rp 305.164.311.000 0 Rp 64.216.364.462 Rp 38.612.975.000 0 Rp 9.636.445.867 Rp 913.900.394.000 0 Rp 105.006.980.661 Rp 5.773.469.620.000 0 Rp 472.947.561.722 Rp 18.386.770.677.000 0 Rp 96.263.653.985 Rp 18.334.587.934.000 0 Rp 576.435.402.929 Rp 11.764.562.247.000 0 Rp 1.630.602.633.333 Rp 228.259.100.000 0 Rp 38.496.610.935 Rp 3.186.322.700.000 0 Rp 525.070.638.557 Rp 64.954.080.254.000 0 Rp5.015.515.007.940 Catatan atas Laporan Keuangan 19

Realisasi Belanja per 30 Juni 2015 mengalami kenaikan sebesar 0,21 persen dibandingkan pada 30 Juni 2014. Hal ini disebabkan antara lain: 1. Meningkatnya realisasi belanja pegawai yang dikarenakan adanya kenaikan belanja gaji dan tunjangan PNS serta belanja tunjangan khusus dan beban pegawai transito. 2. Meningkatnya realisasi belanja barang sebagai akibat dari kenaikan yang cukup signifikan pada realisasi belanja barang operasional, belanja barang non operasional, belanja jasa, belanja pemeliharaan, belanja perjalanan dalam negeri, belanja barang BLU serta Belanja Barang Lainnya untuk diserahkan kepada Masyarakat. Tabel 7 Perbandingan Realisasi Belanja per Semester I TA 2015 dan 2014 URAIAN REALISASI PER SEMESTER I T.A. 2015 REALISASI PER SEMESTER I T.A. 2014 NAIK (TURUN) % Belanja Pegawai Rp 1.088.334.129.648 Rp 646.725.467.651 68,28 Belanja Barang Rp 2.318.873.579.473 Rp 1.901.929.378.996 21,92 Belanja Bantuan Sosial Rp Rp Belanja Modal Rp 1.608.307.298.819 Rp 2.456.461.567.354 (34,53) Jumlah Rp 5.015.515.007.940 Rp 5.005.116.414.001 0,21 Belanja Pegawai Rp1,09 triliun B.2.1 Belanja Pegawai Realisasi Belanja Pegawai Per 30 Juni TA 2015 dan TA 2014 adalah masingmasing sebesar Rp1.088.334.129.648, dan Rp646.725.467.651, atau terjadi kenaikan sebesar 68,28 %. Kenaikan ini disebabkan oleh antara lain: 1. Adanya kenaikan belanja gaji dan tunjangan PNS. 2. Adanya belanja tunjangan khusus dan beban pegawai transito. Catatan atas Laporan Keuangan 20

Tabel 8 Rincian Perbandingan Realisasi Belanja Pegawai Semester I Tahun 2015 dan 2014 URAIAN NAIK REALISASI PER REALISASI PER (TURUN) SEMESTER I T.A. 2015 SEMESTER I T.A. 2014 % Belanja Gaji dan Tunjangan PNS Rp 798.820.881.295 Rp 636.473.817.962 25,51 Belanja Gaji dan Tunjangan Pejabat Negara Rp Rp Belanja Honorarium Rp Rp Belanja Lembur Rp 7.975.142.900 Rp 10.093.542.000 (20,99) Belanja Vakasi Rp Rp Belanja Tunj. Khusus & Beban Pegawai Transito Rp 286.144.548.574 Rp 270.728.331 105.594 Jumlah Belanja Kotor Rp 1.092.940.572.769 Rp 646.838.088.293 68,97 Pengembalian Belanja Pegawai Rp (4.606.443.121) Rp (112.620.642) 3.990,23 Jumlah Belanja Rp 1.088.334.129.648 Rp 646.725.467.651 68,28 Belanja Barang Rp2,32 triliun B.2.2 Belanja Barang Realisasi Belanja Barang per 30 Juni TA 2015 dan TA 2014 adalah masingmasing sebesar Rp2.318.873.579.473, dan Rp1.901.929.378.996,. Realisasi Belanja Barang per 30 Juni TA 2015 mengalami kenaikan 21,92 persen dari Realisasi Belanja Barang TA 2014. Hal ini disebabkan antara lain adanya kenaikan yang cukup signifikan pada realisasi belanja barang operasional, belanja barang non operasional, belanja jasa, belanja pemeliharaan, belanja perjalanan dalam negeri, belanja barang BLU serta Belanja Barang Lainnya untuk diserahkan kepada Masyarakat. Tabel 9 Rincian Perbandingan Realisasi Belanja Barang Semester I Tahun 2015 dan 2014 URAIAN REALISASI PER SEMESTER I T.A. 2015 REALISASI PER SEMESTER I T.A. 2014 NAIK (TURUN) % Belanja Barang Operasional Rp 434.154.702.105 Rp 291.029.347.814 49,18 Belanja Barang Non Operasional Rp 644.449.999.525 Rp 537.657.162.158 19,86 Belanja Barang Persediaan Rp 10.741.935.767 Rp Belanja Jasa Rp 110.900.127.960 Rp 93.009.928.435 19,23 Belanja Pemeliharaan Rp 562.417.828.743 Rp 442.670.665.051 27,05 Belanja Perjalanan Dalam Negeri Rp 315.667.509.371 Rp 265.442.801.958 18,92 Belanja Perjalanan Luar Negeri Rp 17.567.891.206 Rp 16.555.036.210 6,12 Belanja Barang BLU Rp 78.172.788.473 Rp 47.206.052.784 65,60 Belanja Barang untuk diserahkan kepada Masy. Rp 144.316.365.570 Rp 208.734.332.365 (30,86) Belanja Barang Lainnya untuk diserahkan kepada Masyarakat Rp 898.340.800 Rp 100,00 Jumlah Belanja Kotor Rp 2.319.287.489.520 Rp 1.902.305.326.775 21,92 Pengembalian Belanja Rp (413.910.047) Rp (375.947.779) Jumlah Belanja Rp 2.318.873.579.473 Rp 1.901.929.378.996 21,92 Catatan atas Laporan Keuangan 21

Belanja Bantuan Sosial Rp0 B.2.3 Belanja Bantuan Sosial Belanja Bantuan Sosial Semester I Tahun Anggaran 2015 dan 2014 adalah masingmasing sebesar Rp0, dan Rp0,. Belanja Bantuan Sosial merupakan belanja pemerintah dalam bentuk uang/barang atau jasa kepada masyarakat yang bertujuan untuk menghindari terjadinya resiko sosial dan bersifat selektif. Belanja Modal Rp1,61 triliun B.2.4 Belanja Modal Realisasi Belanja Modal per 30 Juni TA 2015 dan TA 2014 adalah masingmasing sebesar Rp1.608.307.298.819, dan Rp2.456.461.567.354,. Realisasi Belanja Modal per 30 Juni TA 2015 mengalami penurunan sebesar 34,52 persen dari Realisasi Belanja Modal TA 2014. Hal ini disebabkan antara lain adanya penurunan realisasi Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan, Belanja Modal Lainnya, serta Belanja Modal Badan Layanan Umum. Belanja Modal Tanah Rp173,89 miliar B.2.4 2.4.1.1 Belanja Modal Tanah Realisasi Belanja Modal Tanah untuk TA 2015 dan TA 2014 adalah masingmasing sebesar Rp173.893.294.707, dan Rp108.974.977.175,. Realisasi Belanja Modal Tanah diperuntukkan bagi pembuatan sertifikat tanah serta pengurukan dan pematangan tanah. Rincian dan perbandingan realisasi belanja modal tanah adalah sebagai berikut : Tabel 10 Perbandingan Realisasi Belanja Modal per 30 Juni TA 2015 dan 2014 URAIAN JENIS BELANJA REALISASI PER SEMESTER I T.A. 2015 REALISASI PER SEMESTER I T.A. 2014 Naik (Turun) % Belanja Modal Tanah Rp 153.800.871.907 Rp 37.830.940.130 306,55 Belanja Modal Pembebasan Tanah Rp Rp 0,00 Belanja Modal Pembayaran Honor Tim Tanah Rp Rp 0,00 Belanja Modal Pembuatan Sertifikat Tanah Rp 30.000.000 Rp 0,00 Tanah Rp 20.062.422.800 Rp 20.590.710.220 2,57 Belanja Modal Pengukuran Tanah Rp Rp 0,00 Belanja Modal Perjalanan Pengadaan Tanah Rp Rp 0,00 Jumlah Belanja Kotor Rp 173.893.294.707 707 Rp 58.421.650.350 197, 65 Pengembalian Belanja Modal Rp Rp (2.565.000) 0,00 Jumlah Belanja Rp 173.893.294.707 707 Rp 58.419.085.350 197, 67 Catatan atas Laporan Keuangan 22

Belanja Modal Peralatan dan Mesin Rp622,58 miliar B.2.4.2 Belanja Modal Peralatan dan Mesin Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin untuk per 30 Juni 2015 dan per 30 Juni 2014 adalah masingmasing sebesar Rp622.575.986.646, dan Rp305.212.823.395,. Realisasi Belanja Modal per 30 Juni 2015 mengalami kenaikan sebesar 103,98 persen dibandingkan realisasi tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan antara lain kenaikan Belanja Modal Peralatan dan Mesin serta Kenaikan Belanja Modal Perjalanan Peralatan dan Mesin. Tabel 11 Perbandingan Realisasi Belanja Modal Peralatan dan Mesin Semester I TA 2015 dan 2014 URAIAN NAIK REALISASI PER REALISASI PER (TURUN) SEMESTER I T.A. 2015 SEMESTER I T.A. 2014 % Belanja Modal Peralatan dan Mesin Rp 621.432.860.981 Rp 303.419.168.863 104,81 Belanja Modal Sewa Peralatan dan Mesin Rp Rp 0,00 Belanja Modal Pemasangan Peralatan dan Mesin Rp Rp 0,00 Belanja Modal Perjalanan Peralatan dan Mesin Rp 9.510.900 Rp 8.912.800 6,71 Belanja Modal Penambahan Nilai Peralatan dan Mesin Rp 1.133.614.765 Rp 1.784.741.732 36,48 Jumlah Belanja Kotor Rp 622.575.986.646 Rp 305.212.823.395 103,98 Pengembalian Rp Rp 0,00 Jumlah Belanja Rp 622.575.986.646 Rp 305.212.823.395 103,98 Belanja Modal Gedung dan Bangunan Rp249,37 miliar B.2.4.3 Belanja Modal Gedung dan Bangunan Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan per 30 Juni 2015 dan 2014 adalah masingmasing sebesar Rp249.365.549.378, dan Rp245.777.750.478,. Realisasi Belanja Modal per 30 Juni 2015 mengalami kenaikan sebesar 1,46 persen dibandingkan Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan TA 2014. Hal ini disebabkan adanya kenaikan yang cukup signifikan pada Belanja Modal Penambahan Nilai Gedung dan Bangunan. Catatan atas Laporan Keuangan 23

Tabel 12 Perbandingan Realisasi Belanja Modal Gedung dan Bangunan Semester I 2015 dan 2014 URAIAN JENIS BELANJA REALISASI PER SEMESTER I T.A. 2015 REALISASI PER SEMESTER I T.A. 2014 Naik (Turun) % Belanja Modal Gedung dan Bangunan Rp 236.698.208.109 Rp 235.711.693.096 0,42 Belanja Modal Perencanaan dan Pengawasan Gedung dan Bangunan Rp Rp 175.681.900 0,00 Belanja Modal Perjalanan Gedung dan Bangunan Rp 25.221.200 Rp 21.887.100 15,23 Belanja Modal Penambahan Nilai Gedung dan Bangunan Rp 12.659.947.794 Rp 9.868.488.382 28,29 Jumlah Belanja Kotor Rp 249.383.377.103 377. Rp 245.777.750.478 750. 478 1,47 Pengembalian Belanja Modal Rp (17.827.725) Rp 0,00 Jumlah Belanja Rp 249.365.549.378 549. 378 Rp 245.777.750.478 750. 478 1,46 Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan Rp414,96 miliar B.2.4.4 Belanja Modal Jalan, Irigasi, dan Jaringan Realisasi Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan per 30 Juni 2015 dan TA 2014 adalah masingmasing sebesar Rp414.956.658.814, dan Rp1.232.943.348.838, Realisasi Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan per 30 Juni 2015 mengalami penurunan sebesar 66,34 persen dibandingkan Realisasi Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan TA 2014. Hal ini disebabkan adanya penurunan yang nilainya cukup signifikan pada belanja modal jalan dan jembatan, belanja modal jaringan, belanja modal perjalanan jaringan dan belanja modal penambahan nilai jaringan. Catatan atas Laporan Keuangan 24