BAB I PENDAHULUAN. data statistik yang menyebutkan bahwa di Amerika serangan jantung. oleh penyakit jantung koroner. (WHO, 2011).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. darah termasuk penyakit jantung koroner, gagal jantung kongestif, infark

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan World Health Organitation (WHO), di tahun 2008 tercatat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner merupakan penyakit yang sangat menakutkan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Profesor Shahryar A. Sheikh, MBBS dalam beberapa dasawarsa terakhir

BAB I PENDAHULUAN. maju. Penyakit Jantung Koroner ini amat berbahaya karena yang terkena adalah organ

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Dewasa ini perilaku pengendalian PJK belum dapat dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) atau di kenal dengan Coronary Artery

BAB 1 PENDAHULUAN. Jantung merupakan suatu organ yang berfungsi memompa darah ke

BAB I PENDAHULUAN. (dipengaruhi oleh susunan saraf otonom) (Syaifuddin, 2006). Pembuluh

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh adanya penyempitan arteri koroner, penurunan aliran darah

BAB 1 PENDAHULUAN. penyakit arteri koroner (CAD = coronary arteridesease) masih merupakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

2015 RUMAH SAKIT KHUSUS JANTUNG KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan terpotongnya suplai oksigen dan nutrisi yang mengakibatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang merajarela dan banyak menelan korban. Namun demikian, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Stroke Menurut World Health Organization (WHO) (2001) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. banyak terjadi pada orang dewasa, salah satu manifestasi klinis penyakit jantung

BAB I PENDAHULUAN. di negara-negara barat. Penyakit jantung koroner akan menyebabkan angka

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan terdapat 7,5 juta kematian atau sekitar 12,8% dari seluruh total

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. degeneratif seperti jantung koroner dan stroke sekarang ini banyak terjadi

PREVENSI & REHABILITASI KARDIOVASKULAR DI RSJPDHK

BAB I PENDAHULUAN. Aterosklerosis koroner adalah kondisi patologis arteri koroner yang

BAB I PENDAHULUAN. negara berkembang lebih dari delapan dekade terakhir. Hipertensi merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke atau gangguan peredaran darah otak (GPDO) merupakan penyakit

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit penyakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini kesehatan semakin menjadi perhatian luas diseluruh

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dimungkinkan dengan adanya peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskuler

BAB 1 PENDAHULUAN. koroner. Kelebihan tersebut bereaksi dengan zat-zat lain dan mengendap di

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pecahnya pembuluh darah atau tersumbat oleh gumpalan. Gangguan asupan darah

BAB I PENDAHULUAN. dapat memenuhi segala kebutuhan dirinya dan kehidupan keluarga. yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke juga merupakan penyebab kematian ketiga terbanyak di Amerika Serikat.

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut WHO (2001) stroke adalah tanda tanda klinis mengenai gangguan

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO), sampai dengan tahun 2008, PJK masih

BAB I PENDAHULUAN. Jantung adalah salah satu organ vital manusia yang terletak di dalam

BAB I PENDAHULUAN. namun juga sehat rohani juga perlu, seperti halnya di negara sedang

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia dan dunia. World Health Organization (WHO) memperkirakan 30%

BAB I PENDAHULUAN. jantung yang utama adalah sesak napas dan rasa lelah yang membatasi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB I PENDAHULUAN. abnormal tekanan darah dalam pembuluh darah arteri secara terus menerus

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi aorta dan cabang arteri yang berada di perifer terutama yang memperdarahi

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP KELUARGA DENGAN KETERLIBATAN DALAM MOBILISASI DINI PASIEN STROKE DI RSU ISLAM KUSTATI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan pembunuh nomor satu di seluruh dunia. Lebih dari 80% kematian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kesehatan yang baik merupakan suatu kondisi dimana tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dunia sebanyak 7,4 juta dan terus mengalami peningkatan (WHO, 2012). Hingga

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan adanya peningkatan tekanan darah sistemik sistolik diatas atau sama dengan

BAB I PENDAHULUAN. menempati peringkat ke-3 penyebab kematian setelah stroke dan hipertensi.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit jantung koroner (PJK) adalah gangguan fungsi jantung dimana otot

BAB I PENDAHULUAN. Depkes RI (2007 dalam Nastiti, 2012) menjelaskan bahwa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Asia, khususnya di Indonesia, setiap tahun diperkirakan 500 ribu orang

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. A DENGAN MASALAH UTAMA KARDIOVASKULER : HIPERTENSI KHUSUSNYA NY. S DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GROGOL SUKOHARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Diabetes Mellitus (DM) merupakan salah satu penyakit degeneratif yang

BAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan utama di negara maju dan berkembang. Penyakit ini menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut data World Health Organization (WHO), stroke. merupakan penyebab kematian kedua di dunia sebanyak 6,9 juta di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jantung koroner yang utama dan paling sering mengakibatkan kematian (Departemen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di zaman yang semakin berkembang, tantangan. terhadap pelayanan kesehatan ini mengisyaratkan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit jantung dan pembuluh darah (PJPD) merupakan penyebab utama

BAB I PENDAHULUAN. menurun dan setelah dibawa ke rumah sakit lalu di periksa kadar glukosa

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab nomor satu kematian di

I. PENDAHULUAN. WHO (2006) menyatakan terdapat lebih dari 200 juta orang dengan Diabetes

BAB I PENDAHULUAN. terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang dapat

B A B I PENDAHULUAN. negara-negara maju maupun berkembang. Diantara penyakit-penyakit tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang. Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan masalah kesehatan dunia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang meresahkan adalah penyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tersering kematian di negara industri (Kumar et al., 2007; Alwi, 2009). Infark

BAB I PENDAHULUAN. pada jutaan orang di dunia (American Diabetes Association/ADA, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. DM suatu penyakit dimana metabolisme glukosa yang tidak normal, yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Sindroma akibat Gangguan Peredaran Darah Otak (GPDO) atau yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang diberikan ditentukan oleh nilai-nilai dan harapan dari

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

LAYANAN REHABILITASI MEDIK DALAM KEJADIAN KEGAWATDARURATAN. dr Luh K Wahyuni, SpKFR-K*, dr Fitri Anestherita, SpKFR

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hiperkolesterolemia, dan diabetes mellitus. angka kejadian depresi cukup tinggi sekitar 17-27%, sedangkan di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman modern ini banyak ibu yang memilih melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan mortalitas yang tinggi di dunia. Menurut data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makanan, berkurangnya aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran / polusi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Prevalensi depresi pada populasi umum sekitar 4 % sampai 7 %.

BAB 1 PENDAHULUAN. tertentu dalam darah. Insulin adalah suatu hormon yang diproduksi pankreas

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. L DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG SRIKANDI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi masyarakat di negara maju maupun negara berkembang telah

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular (World Health Organization, 2010). Menurut AHA (American

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) adalah salah satu diantara penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dasar Disamping itu, pengontrolan hipertensi belum adekuat

BAB 1 PENDAHULUAN. terhentinya suplai darah ke otak karena sumbatan (stroke iskemik) atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. akibat gangguan fungsional otak fokal maupun global dengan gejala-gejala yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. di Jalan Wirosaban No. 1 Yogyakarta. Rumah Sakit Jogja mempunyai visi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Serangan jantung merupakan penyakit mematikan nomor satu di dunia. Banyak data statistik yang menyebutkan bahwa di Amerika serangan jantung menempati posisi pertama sebagai penyebab kematian manusia. (Sunaryati; 2011, 44). Penyakit kardiovaskular adalah penyebab utama kematian pada orang dewasa baik di negara maju maupun di negara berkembang, khususnya penyakit jantung koroner (PJK). Pada tahun 2010 sekitar 17,3 juta orang meninggal akibat penyakit kardiovaskular, 7,3 juta diantaranya disebabkan oleh penyakit jantung koroner. (WHO, 2011). American Heart Association (AHA) pada tahun 2004 memperkirakan prevalensi penyakit jantung koroner di amerika serikat sekitar 13.200.000 jiwa. Angka kematian karena penyakit jantung koroner di seluruh dunia tiap tahun didapatkan 50 juta, sedangkan di negara berkembang terdapat 39 juta. (http://www.docstoc.com/docs/71645150/penyakit-jantung-koroner-28arief- Darmawan2009). Di Indonesia, berdasarkan data Kemenkes RI 2005, penyakit jantung koroner menempati urutan ke-5 sebagai penyebab kematian terbanyak dari seluruh rumah sakit di Indonesia dengan jumlah kematian 2.557 orang. Penyakit 1

jantung koroner di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita pada tahun 2011 terdapat 2446 pasien. Dalam penanganan pada penyakit jantung koroner, terdapat beberapa terapi yang diterapkan di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita diantaranya terapi dengan obat-obatan, angioplasti koroner (PCI) dan bedah pintas koroner (CABG). Dari beberapa terapi tersebut, hasil penelitian menyatakan bahwa terapi bedah pintas koroner (CABG) lebih menguntungkan, karena CABG atau bedah pintas koroner merupakan salah satu pengobatan dari penyakit jantung koroner untuk mengurangi keluhan angina dan kehidupan jangka panjang lebih baik terutama untuk pasien-pasien dengan penyakit jantung koroner yang berat. Rumah Sakit Jantung Harapan Kita sebagai rumah sakit rujukan nasional sejak tahun 1986 telah mulai melakukan melakukan operasi Coronary Artery Bypass Graft. Data di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita diperoleh pada tahun 2012 telah dilakukan operasi Coronary Artery Bypass Graft sebanyak 984 pasien. Coronary Artery Bypass Graft (CABG) merupakan salah satu penanganan intervensi dari penyakit jantung koroner, dengan cara membuat saluran baru melewati arteri koronaria yang mengalami penyempitan atau penyumbatan. Coronary Artery Bypass Graft (CABG) bertujuan untuk mengatasi atau mengurangi terhambatnya aliran arteri koronaria akibat adanya penyempitan atau penyumbatan ke otot jantung. Pemastian daerah yang mengalami penyumbatan telah dilakukan sebelumnya dengan melakukan kateterisasi arteri koronaria. (Feriyawati, 2006). 2

Pasien pasca CABG memerlukan periode pemulihan selama 6 bulan setelah operasi (Brennan, P. F et al, 2001). Periode pemulihan tidak hanya mempengaruhi kehidupan pasien tetapi juga pada orang lain, meskipun secara kapasitas fungsional membaik, pasien mungkin berjuang untuk mengatasi masalah psikologis (Rantanen et al, 2008). Selain masalah psikologis, pasien juga mempunyai permasalahan pada waktu di rumah yang tidak terkaji saat pendidikan kesehatan di rumah sakit. Untuk memperkuat tingkat kepatuhan pasien pasca CABG terhadap pemulihan diperlukan manajemen strategi dimana pasien mungkin perlu penguatan informasi dan kesempatan untuk mengajukan pertanyaan tentang masalah kesehatan yang muncul. Pendidikan kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan. Sedang dalam keperawatan, pendidikan kesehatan merupakan satu bentuk intervensi keperawatan yang mandiri untuk membantu klien baik individu, kelompok maupun masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatannya melalui kegiatan pembelajaran yang didalamnya perawat berperan sebagai perawat pendidik. (Notoatmodjo. S, 2003). Pendidikan kesehatan pada pasien pasca CABG merupakan suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Artinya, pendidikan kesehatan berupaya agar pasien pasca CABG menyadari atau mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatan mereka, 3

bagaimana menghindari atau mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan mereka dan kesehatan orang lain, kemana seharusnya mencari pengobatan bilamana sakit, memelihara pola makan, melakukan perawatan luka di rumah, kontrol dan minum obat secara teratur melakukan aktifitas yang aman dan sebagainya. Kesadaran masyarakat tentang kesehatan disebut melek kesehatan (health literacy). Lebih dari itu pendidikan kesehatan pada akhirnya bukan hanya mencapai health literacy pada masyarakat saja, namun yang lebih penting ialah mencapai perilaku kesehatan (healthy behaviour). Kesehatan bukan hanya diketahui atau disadari (knowledge) dan disikapi (attitude), melainkan harus dikerjakan/dilaksanakan dalam kehidupan seharihari (practice). Pentingnya pedidikan kesehatan pada pasien pasca CABG karena menunjang perubahan perilaku tidak sehat menjadi perilaku sehat, salah satu tingkat pelayanan pendidikan kesehatan adalah rehabilitasi. Pada tingkat ini pendidikan kesehatan diperlukan karena setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu. Untuk memulihkan kondisi setelah operasi diperlukan latihan-latihan secara bertahap. Untuk melakukan suatu latihan yang baik dan benar sesuai program yang ditentukan, diperlukan adanya pengertian dan kesadaran dari pasien yang bersangkutan. Tingkat kepatuhan adalah pengukuran pelaksanaan kegiatan, yang sesuai dengan langkah-langkah yang telah ditetapkan, perhitungan tingkat kepatuhan dapat dikontrol bahwa pelaksanaan program (Anonim, 2008). Kepatuhan 4

adalah tingkat pasien melaksanakan cara pengobatan dan perilaku yang disarankan dokter atau oleh orang lain (Santoso, 2005). Dari penelitian tentang kepatuhan pasien terhadap pengobatan, ketidakpatuhan banyak ditemukan pada pasien dengan penyakit kronis. Pengobatan yang membutuhkan jangka waktu yang lama dan pengobatan yang tidak memperlihatkan hasil yang cepat terhadap perubahan kesehatan pasien. (Niven, 2002). Proses pemulihan pasien pasca CABG dipengaruhi juga oleh tingkat kepatuhan pasien untuk mengikuti program rehabilitasi. Oleh karena itu, kepatuhan menjadi hal penting bagi pasien dalam menjalankan program rehabilitasi bagi pasien pasca CABG. Semakin teratur pasien pasca CABG dalam melakukan rehabilitasi maka resiko komplikasi yang ditimbulkan dapat dicegah dan pengembalian fungsi dengan cepat, sebaliknya jika rehabilitasi tidak dijalani sungguh-sungguh dan teratur maka dapat menghambat proses pemulihan. (Selamiharja, 2005). Untuk membantu proses pemulihan penderita pada kesehatan yang optimal maka dilakukan rehabilitasi kardiovaskular setelah tindakan operasi CABG. Rehabilitasi kardiovaskular adalah sekumpulan upaya yang dilakukan untuk memperbaiki penyebab dasar penyakit kardiovaskular, kondisi fisik, mental dan sosial penderita atau yang mempunyai risiko penyakit kardiovaskular sehingga dengan upayanya sendiri dapat mempertahankan atau mengembalikan kondisi terbaiknya dan dapat melakukan pencegahan sekunder. 5

Rujukan untuk program rehabilitasi jantung diindikasikan pada sebagian besar pedoman tatalaksana klinis penyakit jantung seperti pada pasien pasca sindroma koroner akut, angina pectoris kronis stabil, pasca operasi bedah pintas koroner (CABG), pasca intervensi koroner perkutan (PCI), gagal jantung, penyakit jantung katup, penyakit arteri perifer, dan prevensi pada wanita. Dari data yang diperoleh dari Instalasi Prevensi dan Rehabilitasi Kardiovaskular Rumah Sakit Jantung Harapan Kita bahwa jumlah pasien pasca CABG yang mengikuti program rehabilitasi pada tahun 2012 berjumlah 675 pasien. Mengingat banyaknya jumlah peserta program dengan kasus pasca CABG, maka penatalaksanaan haruslah efektif dan komprehensif. Tujuan dari rehabilitasi kardiovaskular tidak hanya untuk memulihkan kondisi pasien, tetapi juga untuk mempertahankan atau mengembalikan kondisi terbaiknya. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nasrullah (2004) jika program rehabilitasi dilakukan secara terpaksa, dengan sikap dan ekspresi negatif dari keluarga, maka mudah dprediksikan pasien tidak akan termotivasi dalam menjalani program rehabilitasi, akan mudah patah semangat dan jatuh dalam depresi. Berdasarkan survey awal yang telah dilakukan dari 10 orang pasien pasca CABG yang diwawancarai, menyampaikan keluhan masih takut untuk beraktifitas, membersihkan luka, belum mengetahui kapan boleh melakukan hubungan seksual, makanan apa saja yang baik untuk jantung, apa yang harus 6

dilakukan saat kegawatan terjadi, berapa lama menjalani program rehabilitasi dan merasa mampu berolah raga sendiri tanpa harus mengikuti program rehabilitasi. Untuk itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul Hubungan pendidikan kesehatan dengan kepatuhan menjalankan program rehabilitasi kardiovaskular pada pasien pasca CABG di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita B. Pembatasan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah masih terbatasnya pendidikan kesehatan pada pasien pasca CABG dengan kepatuhan menjalankan program rehabilitasi kardiovaskular di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita. C. Rumusan Masalah Hubungan pendidikan kesehatan dengan kepatuhan menjalankan program rehabilitasi kardiovaskular pada pasien pasca CABG di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita. D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui hubungan pendidikan kesehatan dengan kepatuhan menjalankan program rehabilitasi kardiovaskular pada pasien pasca CABG di Rumah Sakit jantung Harapan Kita. 7

2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi pendidikan kesehatan pada pasien pasca CABG di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita. b. Mengidentifikasi kepatuhan dalam menjalankan program rehabilitasi kardiovaskular pasien pasca CABG di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita. c. Mengidentifikasi hubungan pendidikan kesehatan dengan kepatuhan menjalankan program rehabilitasi pada pasien pasca CABG di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita. d. Mengidentifikasi hubungan pendidikan kesehatan tentang aktifitas fisik dan seksual dengan kepatuhan menjalankan program rehabilitasi pada pasien pasca CABG di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita. e. Mengidentifikasi hubungan pendidikan kesehatan tentang makanan dengan kepatuhan menjalankan program rehabilitasi pada pasien pasca CABG di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita. f. Mengidentifikasi hubungan pendidikan kesehatan tentang obat-obatan dengan kepatuhan menjalankan program rehabilitasi pada pasien pasca CABG di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita. g. Mengidentifikasi hubungan pendidikan kesehatan tentang perawatan luka dengan kepatuhan menjalankan program rehabilitasi pada pasien pasca CABG di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita. h. Mengidentifikasi hubungan pendidikan kesehatan tentang gejala kegawatan dengan kepatuhan menjalankan program rehabilitasi pada pasien pasca CABG di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita. 8

i. Mengidentifikasi hubungan pendidikan kesehatan tentang kontrol ke dokter secara teratur dengan kepatuhan menjalankan program rehabilitasi pada pasien pasca CABG di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita. 3. Manfaat Penelitian 1. Bagi Pendidikan Keperawatan Hasil yang didapat dalam penelitian ini memberikan informasi tambahan ataupun bahan acuan bagi pendidikan keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap pasien pasca CABG yang mengikuti program rehabilitasi. 2. Bagi Rumah Sakit Hasil Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan saran dan informasi bagi pimpinan rumah sakit tentang metode yang tepat untuk menerapkan pendidikan kesehatan dan meningkatkan kepatuhan pasien pasca CABG dalam menjalankan program rehabilitasi. 3. Bagi Peneliti Kegiatan penelitian ini dapat memberikan pengalaman dalam proses belajar khususnya dalam bidang keperawatan dan aplikasi langsung di lapangan serta menambah wawasan tentang metode pendidikan kesehatan yang tepat dan efektif. 4. Bagi Peneliti Selanjutnya Sebagai bahan masukan dan perbandingan untuk melakukan penelitian selanjutnya dan hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat dimanfaatkan bagi perkembangan ilmu di bidang kesehatan. 9

10