PERANAN ASETOSAL SEBAGAI ANTI-TROMBOTIK TERHADAP METABOLISME TROMBOKSAN A2 (TXA2) DAN PROSTASIKLIN PGI2)

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. memiliki aktifitas penghambat radang dengan mekanisme kerja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

NONSTEROIDAL ANTI-INFLAMMATORY DRUGS (NSAID S)

BAB I PENDAHULUAN. baik pada saat anak-anak maupun dewasa. Diakui dan dirasakan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. senyawa kimia N-asetil-p-aminofenol yang termasuk dalam nonsteroid antiinflamatory

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kita dan lain pihak merupakan suatu siksaan. Definisi menurut The International

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. perubahan suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik, atau gigitan hewan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Aspirin mencegah sintesis tromboksan A 2 (TXA 2 ) di dalam trombosit dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. atau gabungan keduanya (Majid, 2007). Penyakit jantung dan pembuluh darah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V HEMOSTASIS Definisi Mekanisme hemostasis Sistem koagulasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

menghilangkan kesadaran. Berdasarkan kerja farmakologinya, analgesik dibagi dalam dua kelompok besar yaitu analgesik narkotik dan analgesik non

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. darah, efek terhadap paru, kekebalan tubuh hingga sistem reproduksi. 1 Meski

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Diajukan sebagai syarat untuk mengikuti ujian hasil Karya Tulis Ilmiah mahasiswa Program Strata-1 Kedokteran Umum

DiGregorio, 1990). Hal ini dapat terjadi ketika enzim hati yang mengkatalisis reaksi konjugasi normal mengalami kejenuhan dan menyebabkan senyawa

pada penderita tukak lambung dan penderita yang sedang minum antikoagulan (Martindale, 1982). Pada penelitian ini digunakan piroksikam sebagai

MATA KULIAH FARMAKOLOGI DASAR

PERAN ASPIRIN DI BIDANG KARDIOVASKULAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Luka adalah kasus yang paling sering dialami oleh manusia, angka kejadian luka

Gambar 1.1. Struktur asam asetilsalisilat (Departemen Kesehatan RI, 1995).

banyak digunakan tanpa resep dokter. Obat obat ini merupakan suatu kelompok obat yang heterogen secara kimiawi. Walaupun demikian obatobat ini

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Inflamasi atau yang lebih dikenal dengan sebutan radang yang merupakan respon perlindungan setempat yang

turunan oksikam adalah piroksikam (Siswandono dan Soekardjo, 2000). Piroksikam mempunyai aktivitas analgesik, antirematik dan antiradang kuat.

Efektivitas Preventif Omeprazol Terhadap Efek Samping Tukak Lambung Antiinflamasi Non Steroid (Asetosal) pada Tikus Galur Wistar Betina

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

[FARMAKOLOGI] February 21, Obat Anti Inflamasi Non Steroid ( OAINS ) Pada th/ sistomatis, tidak u/ th/ kausal. Ibuprofen, asam mefenamat,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

MATA KULIAH FARMAKOLOGI MOLEKULER

ABSTRAK GAMBARAN PENDERITA ARTRITIS GOUT DI RUMAH SAKIT IMMANUEL PERIODE

Menurut Hansch, penambahan gugus 4-tersier-butilbenzoil dapat mempengaruhi sifat lipofilisitas, elektronik dan sterik suatu senyawa.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

OBAT DAN NASIB OBAT DALAM TUBUH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam bidang kesehatan dan perekonomian dunia. Selama empat dekade terakhir

(b) Gambar 1.1. Struktur asam mefenamat (a) dan struktur turunan hidrazida dari asam mefenamat (b) Keterangan: Ar = 4-tolil, 4-fluorofenil, 3-piridil

BAB 1 PENDAHULUAN. Fraktur femur memiliki insiden berkisar dari 9,5-18,9 per per

BAB I PENDAHULUAN. Sel trombosit berbentuk discus dan beredar dalam sirkulasi darah tepi dalam

BAB I PENDAHULUAN. berbagai indikasi, yaitu sebagai analgesik, antipiretik, anti-inflamasi dan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. cenderung meningkatkan risiko terjadinya penyakit vaskular seperti stroke

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kontributor utama terjadinya aterosklerosis. Diabetes mellitus merupakan suatu

ABSTRAK. PENGARUH DARK CHOCOLATE ( Theobroma cacao L. ) TERHADAP MASA PEMBEKUAN DARAH PADA ORANG DEWASA NORMAL. : Dani Brataatmadja, dr. SpPK.

AKTIVITAS ANALGETIKA INFUSA DAUN ALPUKAT (Persea americana) PADA MENCIT. TITA NOFIANTI Program Studi S1 Farmasi STIKes Bakti Tunas Husada Tasikmalaya

sebesar 0,8% diikuti Aceh, DKI Jakarta, dan Sulawesi Utara masing-masing sebesar 0,7 %. Sementara itu, hasil prevalensi jantung koroner menurut

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Rasa nyeri dalam kebanyakan hal hanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang

EFEK ANTIINFLAMASI EKSTRAK ETANOL KULIT KACANG TANAH (Arachis hypogaea L.) PADA TIKUS PUTIH JANTAN GALUR WISTAR YANG DIINDUKSI KARAGENIN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

mengakibatkan reaksi radang yang ditandai dengan adanya kalor (panas), rubor (kemerahan), tumor (bengkak), dolor (nyeri) dan functio laesa (gangguan

I. PENDAHULUAN. Parasetamol merupakan obat antipiretik dan analgetik yang telah lama

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Hal ini disebabkan karena penambahan gugus-gugus pada struktur parasetamol tersebut menyebabkan perubahan sifat kimia fisika senyawa, yaitu sifat

MATA KULIAH FARMAKOLOGI DASAR

Kode/SKS : FAD 2701 Prasyarat : Anatomi dan Fisiologi Manusia (FKD 1911) Status Matakuliah : Wajib Program Studi Deskripsi Matakuliah : Mata kuliah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan tentang tanaman obat. di Indonesia berawal dari pengetahuan tentang adanya

BAB 1 PENDAHULUAN. arrhythmias, hypertension, stroke, hyperlipidemia, acute myocardial infarction.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbanyak pada pasien rawat jalan di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. jintan hitam (Nigella sativa) terhadap jumlah sel Neutrofil pada proses. Tabel 1. Hasil Perhitungan Angka Neutrofil

STROKE Penuntun untuk memahami Stroke

ABSTRAK. EFEK ANALGETIK EKSTRAK ETANOL SAMBILOTO (Andrographis paniculata, (Burm f) Nees) PADA MENCIT BETINA GALUR Swiss-Webster

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskuler merupakan penyakit yang masih menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Banyak penyakit yang dihadapi para klinisi disebabkan karena respons inflamasi yang tidak terkendali. Kerusakan sendi pada arthritis rheumatoid,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

O O. Gambar 1.1. (a) Struktur asam mefenamat (b) Struktur turunan N-arilhidrazid dari asam mefenamat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ulserasi peptik. Mukus gaster disekresi oleh sel mukosa pada epitel mukosa gaster

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.1 Pendahuluan 1.2 Farmakokinetik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Aspirin adalah golongan Obat Anti Inflamasi Non-Steroid (OAINS), yang

FARMAKOLOGI 3 SKS (SEMESTER 2) PENGAMPU

Transkripsi:

PERANAN ASETOSAL SEBAGAI ANTI-TROMBOTIK TERHADAP METABOLISME TROMBOKSAN A2 (TXA2) DAN PROSTASIKLIN PGI2) Pudji Astuti Bagian Biomedik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember Abstract Low dose aspirin can be used to reduce transient ischemic attack and unstable t angina. Besides, it may also be used as thrombosis prophylaxis in artery coronary (heart artery). Working mechanism of acetosal is inhibit cyclo-oxygenase enzyme leading to the inhibitation of thromboxane A2 and prostacyclin formation, whereas they have contrary function. Thromboxane A2 stimulate formation of platelet aggregation while prostacyclin inhibit platelet aggregation. How acetosal plays the role on thromboxane A2 and prostacyclin metabolism, affecting the prolonged bleeding time. Key words: asetosal, tromboksan A2, prostasiklin, waktu perdarahan Korespondensi (Correspondence) : Pudji Astuti, Bagian Biomedik, Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember Jl. Kalimantan 37 Jember 68121, Indonesia, Telp.(0331)333536 PENDAHULUAN Obat-obat anti-inflamasi, analgesik dan anti-piretik merupakan sekelompok senyawa obat yang heterogen, yang pada umumnya secara kimiawi tidak berhubungan (walaupun sebagian besar adalah asam organik), mempunyai banyak persamaan dalam efek farmakologik, baik dalam efek terapi maupun efek samping. Prototip obat golongan ini addalah asetosal (asam salisilat), oleh karena itu obat golongan ini sering pula disebut mirip asetosal (aspirinlike drug), atau sering pula disebut obatobat anti-inflamasi non steroidal atau NSAID. 1 Asetosal merupakan obat pilihan untuk menghilangkan berbagai macam rasa nyeri dari ringan ringan sampai sedang. Asetosal tidak efektif untuk pengobatan rasa nyeri viscera, misalnya myocardial infarction, renal colic, acute abdomen yang memerlukan obat analgesik narkotik. 2 Asetosal juga merupakan obat yang baik untuk pengobatan penyakit radang sendi, tetapi 50% dari penderita tidak dapat menerima efek sampingnya (nausea, vomiting, epigastric pain, tinnitus) yang disebabkan oleh dosis tinggi larutan asetosal yang diperlukan untuk mencapai efek antiinflamasi. Walaupun demikian reaksi antiinflamasi NSAID pada sebagian besar penderita rheumatoid arthritis meringankan rasa sakit, kekakuan dan bengkak. 2 Penggunaan asetosal juga dapat menurunkan serangan transient ischemic dan angina yang tidak stabil, selain itu asetosal dapat digunakan sebagai bahan profilaksis pembekuan darah (trombosis) di arteri koronaria. Hasil dari beberapa studi klinik pada penderita yang berresiko atau penderita yang sedang dalam penyembuhan infarction myocardial yang menggunakan asetosal menunjukkan penurunan trombosis arteri koronaria. 3 Mekanisme efek NSAID adalah dengan menghambat enzim siklooksigenase melalui beberapa mekanisme. Asetosal berikatan secara kovalen dengan sisa serin dari enzim siklooksigenase secara irreversibel, yang selanjutnya berakibat terjadinya hambatan pada sintesis prostaglandin, prostasiklin dan tromboksan A2. 2 Penghambatan pada sintesis prostaglandin dan prostasiklin akan menimbulkan efek anti-inflamasi, analgesik dan anti-piretik, sedangkan penghambatan pada prostasiklin dan tromboksan A2 akan menghambat terjadinya agregasi trombosit sehingga terjadi perpanjangan waktu perdarahan. 4 Padahal peranan prostasiklin pada perdarahan adalah menghambat agregasi trombosit dan peranan tromboksan A2 adalah menyebabkan terjadinya agregasi trombosit. RUMUSAN PERMASALAHAN Dari uraian di atas didapat rumusan permasalahan sebagai berikut: bagaimana peranan asetosal sebagai antitrombosit terhadap metabolisme tromboksan A2 (TXA2) dan prostasiklin (PGI2 ). TELAAH PUSTAKA METABOLISME ASAM ARAKHIDONAT Membran sel terdiri atas lapisan bimolekuler fosfolipid, asam arakhidonat yang terdapat dalam bentuk ester di dalam fosfolipid dapat dilepaskan oleh enzim fosfolipase A2. Setelah terbentuk asam arakhidonat, kemudian dimetabolisme melalui dua sistem enzim yaitu lipoksigenase dan siklooksigenase. Lipoksigenase merupakan enzim yang mengkatalisis asam arakhidonat

Stomatognatic (J.K.G. Unej) Vol. 7 No. 1 2010 : 51-55 menjadi hidroperoksida hanya ditemukan dalam paru-paru, trombosit dan leukosit. HPETE, HETE dan leukotrin yang terbentuk mempunyai efek kemotaktik terhadap selsel polimorfonuklear dan mungkin berperan dalam reaksi keradangan. Enzim siklooksigenase yang berikatan dengan retikulul endoplasma mempunyai dua aktivitas yang berbeda, yaitu aktivitas sintetase endoperoxide yang mengoksigenase dan mengsiklasi asam ( unesterified precursor fatty acid) menjadi endoperoxide siklik PGG, dan aktivitas peroxidase yang mengubah PGG menjadi PGH. PGG dan PGH secara kimia tidak stabil, tetapi keduanya dapat dimetabolisme lebih lanjut menjadi prostaglandin yang stabil (PGE2, PGF2, PGD2), tromboksan A2, prostasiklin (PGI2) dan radikal oksigen yang beracun. 1,5 Enzim siklooksigenase sebenarnya terdapat pada setiap jenis sel dalam tubuh, tetapi pada tahap metabolisme asam arakhidonat selanjutnya berbeda pada sel yang berbeda. Di dalam trombosit, PGH2 mengalami sintetase tromboksan (thromboxane synthase) menjadi tromboksan A2 ; di dalam endotelium pembuluh darah PGH2 mengalami sintetase prostasiklin (prostacyclin synthase) menjadi prostasiklin (PGI2). 1,2,4 PERANAN TXA2 DAN PGI2 PADA PERDARAHAN Di dalam trombosit, sebagian besar hasil (produk) siklooksigenase adalah tromboksan A2. Tromboksan A2 di dalam trombosit menghambat enzim adenilate siklase yang menyebabkan tidak terjadinya perubahan ATP menjadi camp, sehingga kadar camp rendah. camp berfungsi untuk mengontrol konsentrasi ion kalsium bebas dalam trombosit yang penting pada proses yang menyebabkan adhesi dan agregasi. Kadar camp yang rendah akan menyebabkan konsentrasi ion kalsium bebas menjadi tinggi dan mengakibatkan terjadinya adhesi dan agregasi trombosit. 4,6 Pada sel endotelial pembuluh darah, sebagian produk enzim siklooksigenase adalah prostasiklin (PGI2). Prostasiklin ini menghambat agregasi trombosit dengan menstimulasi enzim adenilate siklase sehingga meningkatkan camp dalam trombosit. Kadar tinggi camp mengakibatkan konsentrasi ion kalsium bebas menjadi berkurang/rendah, yang selanjutnya menghambat terjadinya adhesi dan agregasi, sehingga mengakibatkan perpanjangan waktu perdarahan. 7 Keseimbangan antara tromboksan A2 dengan prostasiklin merupakan hal yang penting dalam sistem hemostasis. MEKANISME KERJA ASETOSAL Mekanisme efek NSAID adalah dengan menghambat enzim siklooksigenase melalui beberapa mekanisme. Asetosal berikatan secara kovalen dengan sisa serine dari enzim siklooksigenase secara irreversibel, yang selanjutnya berakibat terjadinya hambatan pada sintesis prostaglandin, prostasiklin dan tromboksan A2. 2 Penghambatan pada sintesis prostaglandin dan prostasiklin akan menimbulkan efek anti-inflamasi, analgesik dan anti-piretik, sedangkan penghambatan pada prostasiklin dan tromboksan A2 akan menghambat agregasi trombosit sehingga menyebabkan terjadinya perpanjangan waktu perdarahan. 4 52

Peranan Asetosal Sebagai Anti-Trombotik...(Pudji A.) DISKUSI Asetosal merupakan bahan antitrombotik yang digunakan secara luas untuk pencegahan penyakit atherothrombotic. Efek anti trombotik asetosal disebabkan oleh hambatan asetosal pada enzim siklo-oksigenase trombosit sehingga menghambat sintesis tromboksan A2 di trombosit. Padahal asetosal juga menghambat enzim siklooksigenase di sel endotelial pembuluh darah sehingga menghambat sintesis prostasiklin, dimana prostasiklin mempunyai efek yang berlawanan dengan tromboksan A2 terhadap agregasi trombosit. 8 Hal tersebut diatas dapat dijelaskan seperti uraian di bawah ini. Penggunaan asetosal dosis rendah dapat menghambat sintesis TXA2 di trombosit tanpa mempengaruhi sintesis PGI2 di endotelium pembuluh darah. Hal ini disebabkan oleh perbedaan sensitivitas antara enzim siklooksigenase di trombosit dengan di endotelial, kemampuan sel endotel pembuluh darah untuk mensintesis enzim baru, dan asetilasi presistemik enzim siklooksigenase trombosit karena penggunaan asetosal dosis rendah. 9 Enzim siklooksigenase pada endotelial pembuluh darah kurang peka terhadap asetosal dosis rendah daripada enzim siklooksigenase pada trombosit 6, yang berarti bahwa pengaruh asetosal pada penghambatan tromboksan A2 lebih banyak dan lebih lama daripada prostasiklin yang dihasilkan di sel endotelial pembuluh darah. 10 Pada percobaan klinik menunjukkan bahwa asetosal dosis rendah (kurang dari 100 mg/hari) sangat 53

Stomatognatic (J.K.G. Unej) Vol. 7 No. 1 2010 : 51-55 mengurangi pembentukan tromboksan B2 (TXB2) (metabolit TXA2) dan hanya berpengaruh sedikit pada pembentukan 6 keto- PGF1α (metabolit PGI2). Kallman,1987, membuktikan bahwa pemberian asetosal dosis 30 mg/hari selama 3 minggu menurunkan pembentukan TXB2 sebesar 94% tanpa menurunkan ekskresi 6 keto PGF1α dalam urine secara bermakna, dan menyebabkan perpanjangan waktu perdarahan. Menurut Tohgi, 1992, pemberian asetosal dosis 40 mg/hari secara signifikan dapat menghambat kemampuan maksimum pembentukan TXA2 sehingga menghambat terjadinya agregasi tanpa menghambat pembentukan PGI2. Asetosal dapat menginaktivasi enzim siklooksigenase di trombosit dengan cara mengasetilasinya. Tromnosit tidak dapat mensintesis enzim baru karena tidak mempunyai ribosom, maka hambatan yang disebabkan oleh asetosal bersifat ireversibel/permanen, yaitu trombosit tidak dapat memsintesis enzim baru sampai akhir hidup trombosit (7 sampai 10 hari). 1,2 Sebaliknya sel endotelial pembuluh darah mempunyai ribosom, sehingga selalu dapat mensintesis enzim baru. Akibatnya pada pemberian asetosal dosis rendah baik tromboksan A2 maupun prostasiklin akan menghambat adhesi dan agregasi sehingga memperpanjang waktu perdarahan. Gambar 3.1. Sintesis Tromboksan A2 dan Prostasiklin (Hoffbrand, 1993) PENUTUP Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, penggunaan asetosal dosis rendah dapat menyebabkan hambatan pada sintesis tromboksan A2 di trombosit tanpa berpengaruh pada sintesis prostasiklin di sel endotelial pembuluh darah, sehingga menghambat terjadinya agregasi trombosit yang mengakibatkan perpanjangan waktu perdarahan. DAFTAR PUSTAKA 1. Goodman and Gilman s, 1996, Pharmacology Basic of Therapeutics: Anticoagulant, Thrombolytic, and Antiplatelet Drug, ninth edition, New York, St. Louis, San francisco, Auckland, Bogota, Caracas, Lisbon, Madrid, Sydney, Tokyo, Toronto: Mc. Graw-Hill Companies. Inc. p. 601-603, 617-620, 1353. 2. Neal MJ. 1992. Medical Pharmacology at Glance: Drug Used to Affect Blood Coagulation; Non Steroidal antiinflamatory Drug (NSAIDs). Second edition. London: Blackwell Science. P. 44 45, 66 67. 3. Katzung BG, 1995, Basic & Clinical Pharmacology: Drugs Used in Disorder 54

Peranan Asetosal Sebagai Anti-Trombotik...(Pudji A.) of Coagulation, sixth edition, Sidney, Toronto, New Jersey: Prentice-Hall International Inc. p. 507, 516, 537-542. 4. Rang HP, Dale MM. 1991. Pharmacology: Drug Used to Suppress Inflamatory and Immune Reaction. Second edition. Edinburg. London. Melbourne. New York. Tokyo and Madrid: Churchill Livingstone Inc. p 262 264, 390 391. 5. Melmon & Morrelli s et al. 1992. Clinical Pharmacology : Basic Principles in Therapeutics, New York, San Francisco, Aukland, Sydney, Tokyo, Toronto: Mc Graw-hill. Inc. p. 548 549, 488 491. 6. Hoffbrand AV, Pettit JE, 1993, Essential Haematology: Platelet and Blood Coagulation, third edition, Oxford, London, Edinburg, Cambridge, Australia: Blackwell Science, p. 302 304. 7. Vane JR, Botting RM. 1992. Aspirin and Other Sallicylates: Aspirin, Pharmakokinetic and Pharmacodynamic Effects on Platelet and Vascular Function; The Anti- Thrombotic and Fibrinolytic Actions of Aspirin, first edition. London. New York. Tokyo. Melbourne. Madras: Chapman & Hall Medical. p. 256-258 8. Tohgi H. et al. 1992. Effects of Low-to- High Doses of Aspirin on Platelet Aggregability and Metabolites of Thromboxane A2 and Prostacyclin. Stroke. Vol.23 no 10. p. 1400 1403. 9. Kallmann R et al., 1987, Effects of Low Doses Aspirin, 10 mg and 30 mg Daily, on Bleeding Time, Thromboxane Production and 6-keto-PGF1α Excretion in Healthy Subjects, J. Thrombosis Research, vol.45 no 4, p. 355 361. 10. Cawson RA, Spector RG, Skelly AM, 1995, Basic Pharmacology and Clinical Drug Use in Dentistry; The Blood, sixth edition, edinburgh, Hongkong, London, Madrid, Melbourne, New York and Tokyo: Churchill Livingstone, p. 51 52, 77, 97. 55