... Hubungi Kami : Mohon Kirimkan. eksemplar. di Indonesia, Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms) Nama Perusahaan. Alamat. Tanggal : / / Telepon/Fax

dokumen-dokumen yang mirip
Rp ,- (Edisi Indonesia) / Rp ,- (Edisi Inggris) US$ 750 Harga Luar Negeri

Muslim M. Amin Sama halnya dengan kakao, Indonesia juga dikenal sebagai produsen kopi terbesar ketiga dunia setelah...

DAFTAR ISI... i. EXECUTIVE SUMMARY... vi. A. History of Company PT. ADHI KARYA (PERSERO) Tbk PT. BRANTAS ABIPRAYA (PERSERO)...

Mohon Kirimkan. eksemplar. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms) Nama Perusahaan. Alamat. Tanggal : / / Telepon/Fax

... Hubungi Kami : Studi Prospek dan Peluang Pasar MINYAK DAN GAS BUMI di Indonesia, Mohon Kirimkan. eksemplar. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms)

... Hubungi Kami : Studi Potensi Bisnis dan Pelaku Utama Industri GULA di Indonesia, Mohon Kirimkan. eksemplar. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms)

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... vi

Studi Kelayakan HOTEL BERBINTANG di PROVINSI KEPULAUAN RIAU, Mohon Kirimkan. eksemplar. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms) Nama Perusahaan.

... Hubungi Kami : Studi Potensi Bisnis dan Pelaku Utama Industri POWER PLANT di Indonesia, Mohon Kirimkan. eksemplar.

... Hubungi Kami : Mohon Kirimkan. eksemplar. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms) Nama Perusahaan. Alamat. Tanggal : / / Telepon/Fax. Tanda Tangan : E mail

... Hubungi Kami : Studi Potensi Bisnis dan Pelaku Utama Industri PULP & KERTAS di Indonesia, Mohon Kirimkan. eksemplar.

P.T. CENTRAL DATA MEDIATAMA INDONESIA

... Hubungi Kami : Studi Potensi Bisnis dan Pelaku Utama Industri BIODIESEL di Indonesia, Mohon Kirimkan. eksemplar.


Hubungi Kami : Studi Potensi Bisnis dan Pelaku Utama Industri PETERNAKAN di Indonesia, Mohon Kirimkan. eksemplar. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms)

... Hubungi Kami : Demikian penawaran kami, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terimakasih.

Hubungi Kami : Demikian penawaran kami, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terimakasih. Hormat kami, P.T. CDMI. Muslim M. Amin...

... Hubungi Kami : Kinerja 25 TOP GROUP PERUSAHAAN FARMASI di Indonesia, Beserta Laporan Keuangannya. Mohon Kirimkan. eksemplar.

... Hubungi Kami : Studi Potensi Bisnis dan Pelaku Utama Industri OLEOCHEMICAL di Indonesia, eksemplar. Mohon Kirimkan.

... Hubungi Kami : Kinerja 30 TOP GROUP PERUSAHAAN MAKANAN & MINUMAN di Indonesia, Beserta Laporan Keuangannya. eksemplar.

Oleh. Capt. Purnama S. Meliala, MM

... Hubungi Kami : Studi Potensi Bisnis dan Pelaku Utama Industri BATUBARA di Indonesia, dan Perhitungan Investasi Penambangan

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i. DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GRAFIK & DIAGRAM... ix. EXECUTIVE SUMMARY... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

Bab I. Pendahuluan. Globalisasi mencerminkan hubungan tanpa batas antara negara satu

Hubungi Kami : Demikian penawaran kami, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terimakasih.

Paket Kebijakan Ekonomi (Tahap XV)

TOPIK BAHASAN POTRET KINERJA LOGISTIK INDONESIA KEBIJAKAN UMUM TRANSPORTASI LAUT ARMADA TRANSPORTASI LAUT LALU LINTAS ANGKUTAN LAUT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. Industri pelayaran merupakan salah satu industri padat modal (capital

BAB I PENDAHULUAN. akan menempatkan eksploitasi laut sebagai primadona industri, baik dari segi

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2005 TENTANG PEMBERDAYAAN INDUSTRI PELAYARAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERENCANAAN SANDARAN KAPAL INTEGRASI DENGAN LAYANAN KERETA API BARANG. (STUDI KASUS: PT.TERMINAL TELUK LAMONG SURABAYA)

LAPORAN KEMAJUAN M PROGRAM PENINGKATAN PRODUKTIVITAS LITBANG IPTEK (PROLIPTEK) TAHUN 2012 (KORIDOR-I)

BAB V PENUTUP. rahim kedaulatan internal sebuah negara pantai / kepulauan atas territorial laut dan

Paket Kebijakan Ekonomi (Tahap XV)

1 BAB I PENDAHULUAN. pelabuhan pelabuhan hub disertai feeder dari Sumatera hingga ke Papua dengan

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

Laporan Akhir Studi Penyusunan Kebutuhan Norma, Standar, Pedoman, dan Kriteria (NSPK)di Bidang Pelayaran KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

4 PERUMUSAN KRITERIA INTERNATIONAL HUB PORT. Definisi dan Persyaratan Hub Port

RANCANGAN KRITERIA KLASIFIKASI PELAYANAN PELABUHAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah

PERAN PELABUHAN CIREBON DALAM MENDUKUNG PERTUMBUHAN INDUSTRI DI KABUPATEN CIREBON (Studi Kasus: Industri Meubel Rotan di Kabupaten Cirebon)

PROFILE PELABUHAN PARIWISATA TANAH AMPO

Pesawat Polonia

... Hubungi Kami : Studi Potensi Bisnis PERKANTORAN di Jakarta, Beserta Pengembang Utamanya. Mohon Kirimkan. eksemplar.

PEMBERDAYAAN ANGKUTAN LAUT NASIONAL DALAM RANGKA PELAKSANAAN AZAS CABOTAGE

KEBUTUHAN PENGEMBANGAN FASILITAS PELABUHAN KOLAKA UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN KOLAKA

BAB V PENUTUP. kajian dalam penelitian ini dan telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bab I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan dimana masing-masing pulau

Dukung Pemanfaatan Gas Bumi, PGN-ASDP Sepakat Operasikan Kapal Berbahan Bakar Ganda di Merak-Bakauheni

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... vii

Industri Galangan. Jajang Yanuar Habib Abstrak. Kata Kunci: Perkapalan, Industri, Kebijakan LATAR BELAKANG

PERLINDUNGAN LINGKUNGAN MARITIM KESELAMATAN DAN KEAMANAN PELAYARAN ANGKUTAN DI PERAIRAN KEPELABUHANAN PP NO 10/2010 JO PP NO 22/2011 PP NO 21/2010

BAB 1. Latar Belakang Permasalahan

PEMBERDAYAAN JASA MARITIM BERBASIS PERKAPALAN DI SELAT MALAKA

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah kebutuhan akan modal usaha dan investasi sebagai penunjang bisnis

Kontribusi Industrikapal Bagi Industri Galangan Dan Pelayaran Nasional

BAB I PENDAHULUAN. besar dengan biaya rendah merupakan keungggulannya. selayaknya memiliki keunggulan di sektor maritim. Salah satu bagian penting

2016, No kepelabuhanan, perlu dilakukan penyempurnaan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 51 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Pelabuhan L

BAB I PENDAHULUAN. Terminal Peti Kemas (TPK) Koja merupakan salah satu pelabuhan yang memberikan

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan L

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 1999 TENTANG ANGKUTAN DI PERAIRAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

ANALISIS POTENSI DAN PANGSA PASAR GALANGAN- GALANGAN KAPAL DI PULAU BATAM

BAB I PENDAHULUAN pulau. Dan Indonesia adalah Negara Maritim. Oleh sebab transportasi laut sangat

STUDI PENYUSUNAN KONSEP KRITERIA DI BIDANG PELAYARAN KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2016 TENTANG PERCEPATAN PEMBANGUNAN INDUSTRI PERIKANAN NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. (Asia dan Australia), jelas ini memberikan keuntungan bagi negara indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

7 STRATEGI PENGEMBANGAN PELABUHAN TANJUNG PRIOK SEBAGAI INTERNATIONAL HUB PORT. Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN. Belawan International Container Terminal (BICT) sebagai unit usaha PT.

SILABUS PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PPEI TAHUN Pendidikan Profesi Manajemen Ekspor Impor (Plus Observasi di Perusahaan Ekspor)

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN (OBJEK PENELITIAN)

diselenggarakan UPT Pemerintah.

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PENYELENGGARAAN DAN PENGUSAHAAN ANGKUTAN LAUT Peraturan Pemerintah (Pp) Nomor : 17 Tahun 1988 Tanggal: 21 Nopember Presiden Republik Indonesia,

Rancangan Klaster Industri Maritim Terintegrasi Sebagai Bagian Dari Konsep Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia

Dinamika dan Tantangan Pelayaran Nasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN Negara Kepulauan ( Archipelago State Inpres No. 5 Tahun 2005 dan UU 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran

... Hubungi Kami : Studi POWER PLANT MW di Indonesia, & Pelaku Utamanya. Mohon Kirimkan. eksemplar. Posisi : Nama (Mr/Mrs/Ms)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I. Pendahuluan. Indonesia terletak di wilayah Jawa Tengah, yaitu Pelabuhan Tanjung Emas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak boleh menyimpang dari konfigurasi umum kepulauan. 1 Pengecualian

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG NOMOR 17 TAHUN 1988 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGUSAHAAN ANGKUTAN LAUT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Permasalahan. membutuhkan eksistensi sistem transportasi laut sebagai penggerak pertumbuhan,

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 105 TAHUN 2015 TENTANG KUNJUNGAN KAPAL WISATA (YACHT) ASING KE INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

6 PORT PERFORMANCE INDICATORS PELABUHAN TANJUNG PRIOK DAN PELABUHAN SINGAPURA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEPUTUSAN BERSAMA MENTERI PERHUBUNGAN DAN KEPALA BADAN PENGUSAHAAN KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN BEBAS BATAM

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran yang sangat strategis terhadap aspek ekonomi, juga memiliki

Transkripsi:

Hubungi Kami 021 31930 108 021 31930 109 021 31930 070 marketing@cdmione.com I ndonesia dikenal sebagai negara kepulauan terbesar di dunia yang memiliki wilayah seluas 7,7 juta km dan memiliki garis pantai terpanjang ke empat didunia sepanjang 95.181 km serta memiliki 17.480 pulau. Dengan potensi besar ini, seharusnya Indonesia memiliki peran strategis dalam industri transportasi laut. Namun kenyataannya daya saing angkutan laut Indonesia baik antar pulau maupun antar negara masih rendah, sehingga armada dengan bendera asing masih mendominasi. Disamping itu kondisi pelabuhan Indonesia yang kurang kompetitif membuat lebih dari 60 persen ekspor barang Indonesia harus melalui Singapura. Melihat kenyataan ini, Indonesia dibawah kepemimpinan presiden Joko Widodo telah mendesain konsep Tol Laut dengan rencana membangun 24 pelabuhan, baik pelabuhan baru maupun perluasan. Menurut riset, jumlah pelabuhan saat ini mencapai 1.306, namun hanya 141 pelabuhan yang dapat disinggahi kapal asing, sedangkan pelabuhan yang memenuhi syarat International Ship and Port Facility Security (ISPI) yang menjadi syarat International Maritime Organization (IMO) berjumlah 5 pelabuhan yaitu pelabuhan Tanjung Priok (Jakarta), Tanjung Perak (Surabaya), Tanjung Emas (Semarang), Belawan (Medan) dan Panjang (Lampung), sedangkan 25 pelabuhan lainnya akan menyusul. bisa melayani angkutan barang dari Sabang sampai Jayapura sehingga menurunkan biaya logistik nasional. Beberapa negara seperti Jepang, China dan Amerika Serikat telah berkomitmen untuk membiayai proyek besar ini. Pihak perbankan yang sebelumnya kurang mendukung, kini berlomba lomba akan mengalirkan kreditnya pada industri ini terutama Bank Mandiri, BRI, BNI serta bank swasta lainnya, tidak hanya itu perusahaan asuransi dan lembaga pembiayaan juga semakin gencar melirik industri ini. Besarnya potensi bisnis angkutan laut di Indonesia membuat PT. tertarik untuk melakukan riset yang mendalam selama tiga bulan dan akhirnya sukses menerbitkan nya dalam sebuah buku yang berjudul Studi Potensi Bisnis dan Pelaku Utama Industri ANGKUTAN LAUT di Indonesia, 2015 2019. Buku studi riset ini membahas tuntas tentang kondisi angkutan laut di Indonesia, pelabuhan dan fasilitasnya serta ekspor dan impor kapal. Buku studi ini hanya tersedia di PT. dan dapat dipesan langsung ke bagian marketing dengan ibu Tina melalui telepon (021) 3193 0108, 3193 0109, 3193 0070, atau melalui Fax (021) 3193 0102 atau melalui email marketing@cdmione.com dengan harga US$ 650,- untuk edisi Indonesia dan US$ 700,- untuk edisi Inggris. Demikian penawaran kami, atas perhatian dan kerjasamanya kami ucapkan terimakasih. Investasi yang dibutuhkan untuk pembangunan pelabuhan baru dan perluasan pelabuhan di Indonesia mencapai US$ 7 milyar atau setara Rp. 85 triliun. Pembangunan pelabuhan ini nantinya untuk mendukung proyek Tol Laut dengan investasi fantastis mencapai Rp. 700 triliun, sehingga kapal kapal besar Hormat kami, P.T. Muslim M. Amin... our creative data for your partners P.T. CENTRAL DATA MEDIATAMA INDONESIA AGP Building, 2 nd Floor Jl. Pegangsaan Timur No. 1 Cikini Jakarta 10320, Indonesia Mohon Kirimkan eksemplar Phone (021) 31930108 9 Fax (021) 31930102 E mail marketing@cdmione.com Website www.cdmione.com Studi Potensi Bisnis dan Pelaku Utama Industri ANGKUTAN LAUT di Indonesia, 2015 2019 Nama (Mr/Mrs/Ms) Posisi Nama Perusahaan Alamat Telepon/Fax E mail Tanggal / / Tanda Tangan Berikan tanda Harga US$ 650 (Edisi Indonesia); US$ 700 (Edisi Inggris) Check/Bank Draft Kirimkan Invoice Edisi Bhs. Indonesia Edisi Bhs. Inggris Catatan Luar negeri ditambah ongkos kirim

DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... x 1. PENDAHULUAN... 1 2. PETA BISNIS TRANSPORTASI LAUT DI DALAM NEGERI, 2015... 4 2.1. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019... 4 2.1.1. Percepatan Pembangunan Kelautan... 4 2.1.2. Poros Maritim Dunia... 9 2.1.3. Sudah Dimulai... 11 2.1.4. Ketertarikan Negara Asing Dengan Tol Laut... 12 2.2. Program Pembangunan Strategis Perhubungan Laut Sampai Dengan Tahun 2014. 14 2.3. Rincian Program Pembangunan Strategis Perhubungan Jangka Menengah Perhubungan Laut, 2010-2014... 15 3. ARMADA DAN PRODUKSI ANGKUTAN LAUT... 17 3.1. Jumlah Perusahaan Menurut Jenis Pelayaran... 17 3.2. Menurut Kepemilikan... 19 3.3. Menurut Perusahaan BUMN dan Kapasitasnya... 21 3.4. Menurut Provinsi... 22 3.5. Kapal Marine Surveyor... 23 3.6. Kapal Kenavigasian... 24 3.7. Armada Angkutan Laut BUMN... 25 3.8. Kapal Patroli Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai... 26 3.9. Jumlah Perusahaan Penunjang... 27 3.10. Pengembangan Armada Laut Perintis Tahun 2010 2014... 28 3.11. Pengembangan Armada Patroli Penjagaan Laut dan Pantai Tahun 2010 2014... 28 3.12. Produksi Angkutan Laut... 29 4. PROFILE GROUP PERUSAHAAN PELAYARAN NASIONAL... 30 4.1. P.T. SAMUDERA INDONESIA Tbk.... 32 4.2. P.T. BERLIAN LAJU TANKER Tbk... 64 4.3. P.T. PELAYARAN TEMPURAN EMAS Tbk.... 77 4.4. P.T. PELAYARAN NASIONAL BINA BUANA RAYA Tbk.... 81 4.5. P.T. HUMPUSS INTERMODA TRANSPORTASI Tbk.... 86 Daftar Isi i.

4.6. P.T. PELAYARAN NELLY DWI PUTRI Tbk... 99 4.7. P.T. WINTERMAR OFFSHORE MARINE Tbk... 102 4.8. P.T. ARPENI PRATAMA OCEAN LINE Tbk.... 112 4.9. PERKAPALAN PERTAMINA... 121 4.10. P.T. ANDIKA LINE... 131 4.11. P.T. PELAYARAN NASIONAL INDONESIA (PELNI) (Persero)... 136 4.12. P.T. DJAKARTA LLOYD (Persero)... 144 4.13. P.T. GESURI LLOYD (Gesuri)... 148 4.14. "K" Line (Indonesia)... 154 5. KONDISI PELABUHAN LAUT DAN FASILITASNYA... 162 5.1. Jumlah Pelabuhan Laut... 163 5.1.1. Pelabuhan Yang Diselenggarakan Oleh Pemerintah... 165 5.1.2. Pelabuhan Yang Diusahakan Di Seluruh Indonesia... 166 5.1.3. Pelabuhan Yang Tidak Diusahakan di Seluruh Indonesia... 167 5.1.4. Perkembangan Pelabuhan/Terminal di Indonesia... 168 5.1.5. Hanya 2 Pelabuhan Boleh Disinggahi Kapal Asing... 168 5.2. Pelabuhan Laut Utama di Indonesia... 169 5.2.1. Sebanyak 25 Pelabuhan Masuk Nominasi Hub... 173 5.2.2. Melebihi Kapasitas... 174 5.2.3. Penilaian JICA... 174 5.3. Rencana Pembangunan Pelabuhan 2015... 175 5.3.1. Akan Dibangun 5 Pelabuhan Laut Dalam... 175 5.3.2. Pembangunan Pelabuhan Bojonegara... 176 5.3.4. Pembangunan Terminal Mobil Jakarta... 178 5.3.5. Pembangunan Terminal Kontainer di Teluk Lamong... 178 5.3.6. Rencana Pengembangan Terminal Petikemas 2010 2014... 180 5.4. Pelabuhan Khusus... 182 5.4.1. Pelabuhan Khusus CPO... 182 5.4.1.1. Pembangunan Dermaga Khusus CPO di Dumai... 182 5.4.1.2. Pembangunan Dermaga Khusus CPO di Teluk Bayur... 183 5.4.1.3. Dibutuhkan Dermaga Baru Untuk Pengangkutan Benda Cair. 183 5.4.2. Pelabuhan Khusus Batubara... 184 5.4.3. Perluasan Pelabuhan Khusus Diperlukan... 184 5.4.4. Terminal Ferry... 185 5.4.4.1. Armada Angkutan Penyeberangan... 185 5.4.4.2. Dermaga Penyeberangan... 187 5.4.4.3. Produksi Penumpang dan Barang... 191 ii.

5.4.4.4. Penyeberangan Komersial dan Perintis... 191 5.4.4.5. Penyeberangan Komersil... 192 5.4.4.6. Penyeberangan Perintis... 194 5.4.4.7. Pembangunan Terminal Ferry Margagiri - Ketapang... 198 5.4.4.8. Pelabuhan Kapal Pesiar di Bali... 199 5.4.4.9. Rp 1 Trilun Untuk ASDP... 199 5.5. Arus Kunjungan Kapal dan Bongkar Muat... 200 5.5.1. Arus Kunjungan Kapal PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I - IV... 200 5.5.2. Arus Bongkar Muat Barang... 201 5.5.3. Arus Peti Kemas Pelabuhan... 201 5.5.4. Arus Bongkar/Muat Barang Angkutan Antar Pulau di 4 (empat) Pelabuhan Utama... 202 5.5.5. Arus Bongkar/Muat Barang Angkutan Luar Negeri di 4 (empat) Pelabuhan Utama... 203 5.5.6. Arus Penumpang Pelabuhan yang Dikelola PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I IV... 204 5.6. Peran Serta Pihak Terkait Pelabuhan... 205 5.6.1. Peranan BUMN di Bidang Jasa Kepelabuhanan... 205 5.6.1.1. Pengelolaan Pelabuhan Oleh PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia I - IV... 205 5.6.1.2. Fasilitas Pelabuhan Yang Dimiliki Oleh Pelindo... 207 5.6.1.3. PT. Pelindo I Tak Perpanjang KSO di Pelabuhan Belawan... 213 5.6.1.4. Pelindo IV Didesak Kembangkan Pelabuhan Semayang... 214 5.6.2. Peranan Swasta... 215 5.6.2.1. Partisipasi Sektor Swasta... 215 5.6.2.2. Pelabuhan Internasional Dibuka Untuk Swasta... 215 5.6.3. Peranan Pemda... 216 5.6.3.1. Pemda Siap Kelola Pelabuhan Regional/Lokal... 216 5.6.3.2. Pelabuhan Pengumpan diserahkan ke Pemda... 217 5.7. Rekapitulasi Proyek dan Biaya Yang Dibutuhkan, 2010-2014... 217 5.8. Kebijakan Strategis Dalam Hal Urusan Pelabuhan... 218 5.8.1. Kebijakan Pemerintah Dalam Pembangunan Pelabuhan... 219 5.8.2. Izin Baru Pelabuhan Khusus (Pelsus) Diperketat... 220 5.8.3. Penerapkan ISPS Terhadap 141 Pelabuhan... 222 5.9. Tarif Pelabuhan... 223 5.9.1. Aturan Baru Tarif Kapal Laut Untungkan Pelni... 224 5.9.2. Pelayaran Asing Diminta Tekan THC... 225 5.9.3. Pemerintah Akan Pungut PPh Atas THC... 226 iii.

6. KONDISI INDUSTRI PERKAPALAN NASIONAL... 228 6.1. Kondisi Galangan Kapal 2015... 228 6.1.1. Galangan Kapal Nasional akan Berkembang... 232 6.1.2. Galangan Mulai Fokus Pada Disain Kapal Niaga... 237 6.1.3. Saling Melengkapi... 239 6.1.4. Galangan Kapal Kesulitan Dana Membiayai Pembangunan Kapal Baru. 240 6.1.5. Fasilitas... 242 6.1.6. Galangan Kapal Orientasi Ekspor Butuh Fasilitas Kawasan Berikat... 243 6.1.7. Batam Siap Jadi Marine Cluster... 245 6.2. Kapasitas Terpasang Nasional... 247 6.2.1. Kapasitas Galangan Kapal Lampaui Target... 247 6.3. Pemain Utama di Bisnis Transportasi Laut... 251 6.4. Perkembangan Produksi Kapal... 254 6.4.1. Industri Kapal Nasional Kebanjiran Order... 255 6.5. Local Contens... 257 6.6. Pengalaman Galangan Kapal Nasional... 257 6.6.1. Membangun Kapal Baru... 257 6.6.2. Mereparasi Kapal... 258 6.7. Perkembangan Ekspor dan Impor Kapal... 258 6.7.1. Perkembangan Ekspor... 258 6.7.2. Perkembangan Impor... 261 6.8. Kebutuhan Kapal... 266 6.9. Pengadaan Kapal di Dalam Negeri... 267 6.10. Permasalahan Industri Perkapalan dan Industri Pelayaran Nasional... 269 7. PELUANG PASAR INDUSTRI KAPAL DI INDONESIA... 270 7.1. Strategi Pemasaran... 270 7.2. Peluang Pasar Dalam Negeri... 271 7.3. Peluang Pasar Luar Negeri... 272 8. ROADMAP INDUSTRI PERKAPALAN INDONESIA SAMPAI DENGAN TAHUN 2025... 274 8.1. Analisa Gap... 275 8.2. Industri Inti, Pendukung dan Terkait... 276 8.3. Strategi Perusahaan dan Persaingan... 277 8.4. Analisa Swot... 278 8.5. Sasaran... 278 iv.

8.5.1. Jangka Menengah (2007-2009)... 278 8.5.2. Jangka Panjang (2010-2025)... 278 8.5.3. Sasaran Produksi (Kapal Baru)... 279 8.5.4. Sasaran Produksi (Reparasi)... 279 8.5.5. Sasaran Ekspor... 280 8.5.6. Prioritas Pengembangan Industri Perkapalan... 280 8.5.7. Target Kapasitas Fasilitas dan Jenis Produksi... 281 8.6. Strategi dan Kebijakan... 281 8.7. Program dan Rencana Aksi... 282 8.8. Kelembagaan... 283 8.9. Harga... 283 8.9.1. Harga Komponen Tekan Industri Perkapalan... 283 9. KESELAMATAN PELAYARAN... 285 9.1. Keselamatan Pelayaran... 285 9.2. Rencana Pengembangan Sarana Bantu Navigasi Pelayaran 2010 2014... 286 9.3. Kebijakan Strategis Perhubungan Laut Untuk Keamanan... 286 9.4. Persyaratan Teknis Dan Keamanan Dalam Transportasi Laut... 287 9.5. Peralatan Pendukung Pelayaran... 288 9.5.1. Sarana Bantu Navigasi Pelayaran... 288 9.5.2. Stasiun Radio Pantai... 290 9.5.3. Jumlah Kapal Kenavigasian... 292 9.5.4. Panjang Dermaga Khusus Kenavigasian... 293 9.5.5. Taman Pelampung... 294 9.5.6. Stasiun Vessel Traffic Services (VTS)... 295 10. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KINERJA INDUSTRI TRANSPORTASI LAUT... 298 10.1. Risiko Kecelakaan Kapal/Kecelakaan di Laut dan Gangguan Cuaca... 298 10.2. Risiko Kebijakan Pemerintah... 298 10.3. Risiko Persaingan Usaha... 299 10.3.1. Faktor Daya Saing... 299 10.3.1.1. Dunia, Regional dan Domestik... 299 10.3.1.2. Perilaku Pasar... 300 10.3.2. Faktor Kondisi (Input)... 301 10.3.2.1. Sumber Daya Alam... 301 10.3.2.2. Sumber Daya Modal... 301 10.3.2.3. Sumber Daya Manusia... 301 Daftar Isi v.

10.3.3. Industri Perkapalan Merupakan Industri Padat Karya... 302 10.3.3.1. Infrastruktur... 302 10.3.4. Tingkat Persaingan... 302 10.4. Risiko Fluktuasi Kurs Mata Uang... 304 10.5. Risiko Ketidakstabilan Politik Dalam Negeri... 305 10.6. Risiko Perubahan Keadaan Ekonomi... 305 10.6.1. Konsorsium Bank Khusus Pelayaran Disiapkan... 305 10.6.2. Strategi Pendanaan Kapal Disiapkan... 306 10.6.3. Konsorsium Bank Asing Biayai 4 Tanker Milik PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari... 306 10.7. Risiko Pemutusan Hubungan Kontrak... 307 10.8. Risiko Kegagalan Klaim Asuransi... 307 10.8.1. Insentif Asuransi Pelayaran... 308 10.8.2. Peluang Bisnis Asuransi Semakin Terbuka... 308 10.8.3. Mendongkrak Nilai Premi Asuransi... 310 10.8.4. Asuransi Wajib... 311 10.8.5. Dampak Inpres No. 5/2005 Tentang Industri Pelayaran Nasional Terhadap Bisnis Asuransi... 311 10.8.5.1. Azas Cabotage Tepis Dominasi Pelayaran Asing... 311 11. ASPEK PENAWARAN DAN PERMINTAAN... 315 11.1. Tingkat Persaingan... 315 11.2. Proyeksi Penawaran... 316 11.2.1. Angkutan Liquid Cargo Domestik... 316 11.2.2. Angkutan Dry Cargo Domestik... 317 11.2.3. Angkutan Liquid Cargo Impor dan Ekspor... 318 11.2.4. Angkutan Dry Cargo Impor dan Ekspor... 318 11.3. Proyeksi Permintaan... 319 11.3.1. General Cargo... 319 11.3.2. Bulk Cargo... 320 11.3.3. Kontainer... 320 11.3.4. Liquid Cargo... 321 12. PELUANG PERBANKAN DALAM PEMBIAYAAN INDUSTRI PERKAPALAN DI INDONESIA... 322 12.1. Skema Pendanaan... 322 12.1.1. Pendanaan untuk Capital Expenditure (Capex)... 323 12.1.2. Pendanaan untuk Operational Expenditure (Opex)... 323 vi.

12.2. Prasyarat Kondisi... 324 12.2.1. Kepastian Hukum... 324 12.2.2. Interest Rate... 324 12.2.3. Risk Analysis... 325 12.2.4. Business Practice... 325 12.2.5. Peran Pemerintah... 325 12.3. Dukungan Lembaga Keuangan Nasional Dalam Pemberdayaan Industri Pelayaran325 12.4. Kekurangan Dana... 325 13. KEPASTIAN BERINVESTASI DI INDUSTRI PERKAPALAN... 328 13.1. Pembentukkan Maritime Cluster Disambut Antusias... 328 13.2. Fasilitas Berikat... 330 14. KEBIJAKAN DAN ARAH PENGEMBANGAN DI BIDANG TRANSPORTASI LAUT... 331 14.1. Kebijakan Umum Pembangunan Perhubungan 2010-2014... 331 14.1.1. Program Pembangunan Strategis Perhubungan s.d. Tahun 2014... 331 14.1.2. Revisi UU Bidang Transportasi... 332 14.1.2.1. Revisi UU Bidang Transportasi (1)... 332 14.1.2.2. Revisi UU Bidang Transportasi (2)... 332 14.1.3. Strategi Pembiayaan Perhubungan Kategori Proyek... 333 14.1.4. Pola PPP (Public And Private Partnership), Perpres 67/2005... 333 14.2. Arah Kebijakan Pemerintah Mengenai Transportasi Laut Secara Umum... 334 14.2.1. Penerbitan Inpres No. 5/2005 Tentang Pemberdayaan Industri Pelayaran Nasional... 336 14.2.1.1. Insentif Pajak... 336 14.2.1.2. Menata Kembali Penyelenggaran Angkutan Laut... 337 14.2.1.3. Pemberdayaan Industri Galangan Kapal Nasional... 337 14.2.2. Kebijakan Strategis Transportasi Laut... 339 14.2.2.1. Kebijakan Strategis Atas Industri Galangan Kapal... 339 14.2.3. Kebijakan Mengenai Pendirian Perusahaan Transportasi Laut Dan Keagenan Perusahaan Kapal Asing... 339 14.2.3.1. Tata Cara Pengajuan Permohonan Izin Usaha... 340 14.2.3.2. Syarat Keagenan Perusahaan Pelayaran Asing... 342 14.2.4. Kebijakan Mengenai Tarif Angkutan Laut dan Biaya-Biaya Pelabuhan.. 344 14.2.5. Insentif Asuransi Pelayaran Dikaji... 346 14.2.6. Pemerintah Akan Terbitkan 25 Peraturan Pemerintah Tentang Pelayaran346 14.2.7. Implementasi Instruksi Presiden (Inpres) No. 5 tahun 2005 Mengenai Pelayaran Nasional... 348 vii.

14.2.8. Peraturan Bersama Menteri Perindustrian, Menteri Keuangan, Menteri Perhubungan, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Negara BUMN... 348 14.2.9. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 11/M-IND/PER/3/ 2006 Tentang Pemberdayaan dan Pengembangan Industri Dalam Negeri... 349 14.3. Kebijakan Pengembangan Industri Perkapalan Nasional... 349 14.3.1. Strategi Pengembangan Industri Perkapalan Nasional... 350 14.3.1.1. Sasaran Pengembangan... 350 14.3.1.2. Program Pokok... 350 14.3.2. Implementasi Instruksi Presiden Inpres No. 5 Tahun 2005 Mengenai Pelayaran Nasonal... 352 14.3.3. Peraturan Bersama Menteri Perindustrian, Menteri Keuangan, Menteri Perhubungan, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Negara BUMN Tentang Pembangunan Kapal, Pemeliharaan dan Reparasi Kapal Pada Industri Perkapalan Nasional... 353 14.3.4. Peraturan Menteri Perindustrian No. 11/M-IND/PER/3/2006 tentang Pemberdayaan dan Pengembangan Industri Dalam Negeri... 353 14.4. Hal-Hal Penting Dalam UU No. 17/2008 Tentang Pelayaran... 354 14.4.1. Kegagalan Masa Lalu... 354 14.4.2. Perubahan Kewenangan Pelindo... 355 14.4.3. Peluang Investasi Untuk Investor Asing... 356 14.4.4. Kendala Investasi... 357 14.5. Maritime Policy Indonesia... 358 14.5.1. Substansi Pemberdayaan... 361 14.5.2. Perangkap Status-Quo... 361 14.5.3. Status Kinerja... 363 14.5.4. Cabotage Ronde Dua... 364 14.5.5. Komitmen Pemerintah Dipertanyakan... 364 14.5.6. Pelanggaran... 365 14.5.7. Revisi... 367 14.5.8. Kapal Asing AHTS Kuasai Kegiatan Offshore... 367 14.5.9. Pembentukan Maritime Cluster Dipercepat... 368 14.5.10. Penyeimbang... 370 14.5.11. Daya Saing... 370 14.5.12. Sasaran Ekspor Industri Perkapalan Hingga 2025... 371 14.5.13. Wajah Pelayaran Nasional Di Era Undang-Undang Pelayaran Baru... 371 14.6. Industri Perkapalan Setelah Digulirkan Kebijakan UU No.17/2008 Yang Merevisi Undang-Undang Pelayaran No.21/1992... 374 14.7. Rekapitulasi Proyek dan Biaya Yang Dibutuhkan Oleh Departemen Perhubungan, 2014... 375 viii.

14.8. Rekapitulasi Proyek dan Biaya Yang Dibutuhkan Oleh Perhubungan Laut, 2014. 375 14.9. Lingkungan Strategis Nasional... 376 14.10. Lingkungan Strategis Internasional... 376 15. KESIMPULAN DAN PROSPEK... 378 15.1. Wajah Pelayaran Nasional Di Era Pemerintahan Baru... 378 15.2. Undang-Undang Pelayaran Pemerintah Sebelumnya... 378 15.3. Dominasi Asing... 381 15.4. Ubah Strategi Produksi... 382 15.5. Perubahan Kewenangan Pelindo... 385 15.6. Siapkan Exit-Strategy bagi Pelindo... 385 15.7. Peluang Investasi... 389 15.8. Kendala Investasi... 390 ix.