I. PENDAHULUAN. akibat komplikasi kehamilan dan persalinan (Priyanto, 2009). World. Singapura sudah sangat baiksebesar 6 per KH.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. masih cukup tinggi dengan negara ASEAN lainnya. Menurut data Survei

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang terjadi di dunia saat ini adalah menyangkut kemiskinan,

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan di. kesehatan meluncurkan upaya terobosan berupa Jaminan Persalinan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Kematian ibu semasa hamil dan bersalin masih sangat tinggi. Berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. kesepakatan global ( Millenium Development Goals/MDG s) pada tahun 2015,

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan kesehatan yang bersifat menyeluruh dan lebih bermutu.

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan negara tersebut buruk. Hal ini disebabkan ibu hamil dan bersalin

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diberikan oleh petugas kesehatan yang tidak lain tujuannya untuk memelihara

BAB 1 PENDAHULUAN Di bawah MDGs, negara-negara berkomitmen untuk mengurangi angka

THE CORRELATION FACTORS OF HEALTH SERVICE ACCORDING TO MOTHER SELECTION OF BIRTH ATTENDANT IN WEST TELUK BETUNG, BANDAR LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. dan tempat terjadinya kehamilan, yang disebabkan oleh kehamilan atau

BAB I PENDAHULUAN. dalam Millenium Development Goals (MDG) yaitu goal ke-4 dan ke-5. Target

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi

BAB 1 PENDAHULUAN. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand hanya 44 per

BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seorang ibu dalam usia reproduktif. Perubahan-perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya angka kematian ibu di dunia pada tahun 2000 disebabkan kehamilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. kehamilan sebagai komplikasi persalinan atau nifas, dengan penyebab terkait atau

BAB 1 PENDAHULUAN. tingginya angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB), dalam

BAB I PENDAHULUAN. tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. berkembang yaitu sebesar 99 persen (Wiknjosastro, 2002 hlm 23).

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kepada ibu dalam masa pra konsepsi, hamil, bersalin, post partum, bayi baru lahir (Lestari, 2014:34).

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

BAB 1 PENDAHULUAN. kandungan, saat kelahiran dan masa balita (dibawah usia lima tahun).

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan (Saifuddin, 2006). Menurut WHO (World Health Organization), pada tahun 2013 AKI

I. PENDAHULUAN. dalam bidang kesehatan. Sampai saat ini Angka Kematian Ibu (AKI) di. Indonesia menempati teratas di Negara-negara ASEAN, yaitu 228 per

BAB I PENDAHULUAN. (GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

BAB I PENDAHULUAN. yaitu menanggulangi kemiskinan dan kelaparan, mencapai pendidikan dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indikator derajat kesehatan masyarakat, tercermin dalam kondisi angka kematian,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan, persalinan, dan menyusukan anak merupakan proses alamiah

BAB I PENDAHULUAN. orangan, keluarga maupun masyarakat. Pelayanan antenatal adalah pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan ibu hamil adalah salah satu aspek yang penting untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam peningkatan sumber daya manusia (SDM). Dalam Undang-Undang Nomor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beberapa tahun terakhir ini kesehatan global difokuskan pada masalah kesehatan ibu, sampai saat ini masalah

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Asuhan selama periode masa nifas perlu mendapat perhatian karena sekitar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kematian. Setiap kehamilan dapat menimbulkan risiko kematian ibu,

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

BAB I PENDAHULUAN. pada saat persalinan. Di Indonesia angka kematian ibu tergolong tinggi yaitu

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) mengacu pada jumlah wanita yang meninggal

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai dampak yang besar terhadap pembangunan di bidang kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. unsur penentu status kesehatan (Saifuddin, 2013). Keadaan fisiologis bisa

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan melihat indikator yang tercantum dalam Milenium

BAB I PENDAHULUAN. dibeberapa negara di dunia mencerminkan ketidakadilan

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan tantangan yang lebih sulit dicapai dibandingkan dengan target Millenium

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh wanita di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk mengakhiri kehamilan

Teguh Pribadi 1 ABSTRAK

BAB l PENDAHULUAN. Angka Kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

suplemen Informasi Jampersal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai target Tujuan Pembangunan Millenium (Millenium

I. PENDAHULUAN. Sudah enam puluh sembilan tahun Indonesia merdeka, telah banyak tindakantindakan

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilihat dengan upaya meningkatkan usia harapan hidup, menurunkan. untuk berperilaku hidup sehat (Depkes RI, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada tahun 2008 dilaporkan bahwa jumlah kematian. ibu di 172 negara di seluruh dunia sebesar 358.

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa ditangani, maka si ibu bisa meninggal selama proses persalinan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan antenatal care ini minimum

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan umum yang layak. Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Menurunkan Angka Kematian Anak dan meningkatkan Kesehatan Ibu. adalah dua dari delapan tujuan Millenium Development Goals (MDGs)

BAB I PENDAHULUAN. Persalinan berawal dari pembukaan dan dilatasi serviks sebagai akibat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. faktor utama mortalitas (Saefudin, 2002). AKI ini menggambarkan jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh Konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO 1948), Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam Program

BAB I PENDAHULUAN. merupakan dua dari delapan tujuan Millenium Development Goals (MDGs)

BAB 1 PENDAHULUAN. program KIA tersebut menurunkan angka kematian ibu dan anak (Depkes, RI 2007)

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Millenium Development Goals (MDGs) adalah Deklarasi Milenium hasil

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perlu dilakukan secara bersama-sama dan berkesinambungan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu bersalin (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan kehamilan adalah pengawasan kehamilan untuk. kehamilan, menegakan secara dini komplikasi kehamilan, dan menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah, tetapi bukannya tanpa

Kata kunci : Kebijakan Kesehatan, Jampersal, Angka Kematian Ibu (AKI)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. meninggal saat hamil dan bersalin setiap tahunnya. Di Amerika Utara 1:6 wanita

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kematian maternal merupakan masalah besar, khususnya di negara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2016, Angka

BAB I PENDAHULUAN. jiwa, Afrika Utara jiwa dan Asia Tenggara jiwa. AKI di negaranegara

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan pelayanan maksimal dari petugas kesehatan. Salah satu bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam masa kehamilan perlu dilakukan pemeriksaan secara teratur dan

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi ibu selama kehamilan, melahirkan yang dipengaruhi oleh status gizi

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk mengukur derajat kesehatan perempuan. Tingkat kematian ibu merupakan masalah kesehatan yang menarik perhatian WHO. Fakta menunjukan lebih dari 350.000 di seluruh dunia meninggal setiap tahun akibat komplikasi kehamilan dan persalinan (Priyanto, 2009). World Health Organization (WHO) pada tahun 2005 menyatakan bahwa Indonesia merupakan salah satu Negara penyumbang AKI terbesar di dunia dan di Asia Tenggara dengan AKI sebesar 307 per 100.000 kelahiran hidup (KH), sedangkan Thailand sebesar 129 per 100.000 KH, Malaysia jauh lebih baik yaitu hanya sekitar 39 per 100.000 KH dan Singapura sudah sangat baiksebesar 6 per 100.000 KH. Hasil Survei demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 melaporkan AKI sebesar 228 per 100.000 KH, namun laporan WHO yang dikutip oleh Depkes RI tahun 2008 AKI di Indonesia disebutkan mencapai 420 per 100.000 KH.

2 Sebagian besar kematian ibu terjadi selama melahirkan dan periode postpartum langsung, dengan penyebab utama akibat komplikasi obstetric seperti perdarahan, sepsis, partus lama dan gangguan pada saat melahirkan, gangguan hipertensi dan komplikasi aborsi (Chowdhury, 2009). Di Indonesia, sekitar 28 persen kematian ibu disebabkan karena perdarahan, 13 persen ekslampsi atau gangguan akibat tekanan darah tinggu saat kehamilan, 9 persen partus lama, 11 persen komplikasi abprsi dan 10 persen akibat infeksi (UNDP, 2005; Depkes, 2010). Menurut World Health Organization AKI ditahun 2011, 81 % diakibatkan karena komplikasi selama kehamilan, persalinan, dan nifas.bahkan sebagian besar dari kematian ibudisebabkan karena perdarahan, infeksi dan preeklamsia.saat ini AKI berdasarkan SDKI 2007 masih cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN.Angka Kematian Ibu saat ini adalah 228 per 100.000 kelahiran hidup dari target MDGS 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (Kemenkes, 2011). Tingginya kasus kematian ibu diidentifikasikan pula sebagai akibat tidak langsungdari kondisi tiga terlambat yaitu; terlambat dalam mengenal tanda bahayadan mengambil keputusan di tingkat keluarga, terlambat mencapai tempat pelayanan, dan terlambat mendapatkan pertolongan medis yang memadai (Depkes, 2008). Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi

3 kebidanan di fasilitas kesehatan telah dikaitkan dengan kebijakan program pelayanan kesehatan dalam upaya menurunkan angka kematian ibu.para ahli kesehtan ibu sepakat bahwa kehadiran tenaga kesehatan selama persalinan dan periode awal postpartum, merupakan kunci yang penting untuk mengurangi kematian ibu. Persalinan yang dibantu oleh tenaga kesehatan terlatih terbukti mengurangi resiko kematian ibu (WHO, 2008).Kehadiran tenaga kesehatan dalam persalinan secara luas dianggap sebagai salah satu strategi intervensi yang paling penting dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu di Negara dengan sumberdaya rendah (Meda et al., 2008). Di banyak Negara berkembang, mayoritas persalinan terjadi tanpa bantuan seorang tenaga kesehatan terlatih (bidan, perawat dilatih sebagai bidan, atau dokter).persalinan masih terjadi dirumah dan bukan fasilitas kesehatan (Anna, 2006). Di Indonesia, secara nasional pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan cukupnya sudah mencapai 82,3 persen, namun demikian angka ini masih berada di bawah target yang ditetapkan yakni sebesar 85 persen.disamping itu baru 59,4 persen perempuan usia produktif memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk persalinan, bahkan di beberapa provinsi pemanfaatan fasilitas kesehatan untuk persalinan masih rendah (Depkes, 2010). Mahalnya biaya transportasi untuk mencapai pelayanan seringkali dikaitkan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan (Sabardianto, 2008;Elfemi, 2003). Kemudahan akses ke sarana pelayanan kesehatan juga berhubungan

4 dengan jarak tempat tinggal dan waktu tempuh ke sarana kesehatan (Depkes, 2007;Rosmini, 2002;Yuswandi, 2006).Walaupun jarak tempuh dan kemudahan ke sarana kesehatan tidak selalu dapat menerangkan kaitannya dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu secara bermakna (Kristianti, 2008; Eryando, 2006). Berdasarkan kesepakatan global Millenium DevelopmentGoals (MDGs) tahun2000, pada tahun 2015 diharapkan AKI menurun dari 228 pada tahun 2007 menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup. Millenium DevelopmentGoals (MDGs) merupakan Deklarasi Milenium hasil kesepakatan kepala negara dan perwakilan dari 189 negara Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yang mulai dijalankan pada September 2000, berupa delapan butir tujuan untuk dicapai pada tahun 2015. Targetnya adalah tercapai kesejahteraan rakyat dan pembangunan masyarakat pada tahun 2015.Sebagai wujud pelaksanaan MDGs butir 5 tersebut, maka sejak bulan Maret 2011 pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan memberlakukan sebuah kebijakan baru yang disebut Jaminan Persalinan atau dikenal dengan sebutan Jampersal.Jampersal memiliki tujuan untuk menghilangkan hambatan finansial bagi ibu hamil untuk mendapatkan jaminan persalinan, yang termasuk pemeriksaan kehamilan, pelayanan nifas termasuk KB setelah persalinan, dan pelayanan bayi baru lahir sebagai upaya mengurangi AKI(Kemenkes, 2011). Manfaat Jaminan Persalinan juga meliputi pemeriksaan kehamilan

5 antenatal care(anc), pertolongan persalinan, pemeriksaan postnatal care (PNC) oleh tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan pemerintah (puskesmas dan jaringan) dan fasilitas kesehatan swasta yang tersedia fasilitas persalinan (klinik / rumah bersalin, dokter praktik, bidan praktik) dan yang telah menandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan tim pengelola Jampersal kabupaten/kota.selain itu juga pemeriksaan kehamilan dengan resiko tinggi dan persalinan dengan penyulit dan komplikasi dilakukan secara berjenjang di puskesmas dan rumah sakit berdasarkan rujukan (Kemenkes, 2011). Angka Kematian Ibu di Kota Bandar Lampung dari tahun ke tahun cenderung mengalami penurunan terutama pada tahun 2009, jumlah ibu yang bersalin oleh tenaga kesehatan mencapai 90.93%, Ibu hamil yang melakukan pelayanan persalinan di bukan tenaga kesehatan dari Januari 2012- Oktober 2013 di Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung yang berjumlah 293 orang.untuk ibu yang ingin melakukan persalinan di Teluk Betung Barat dapat dilakukan di 5 Puskesmas pembantu, 28 Bidan swasta, 48 dukun (Dinkes Bandar Lampung, 2009). Dari data yang di dapat di Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung khususnya Kecamatan Seukarame II dari 94 persalinan 11 persalinan ( 11,7%) bersalin di dukun dan dan 83 persalinan ( 88,29%) dilakukan di fasilitas kesehatan.padahal daerah tersebut masih merupakan daerah Kota Bandar Lampung.Sejumlah 1 bayi dari 1 persalinan yang di lakukan di bukan fasilitas kesehatan di Kelurahan Sukarame II meninggal dunia akibat sebab yang belum diketahui, di kecamatan itu juga masih ada 4

6 puskesmas yang tidak memiliki induknya, seperti Negeri Olok Gading,Kuripan, Batu Putuk, Bakung. Pelaksanaan Jampersal di Kota Bandar Lampung dilakukan dengan sistem klaim, yang artinya pelayanan Jampersal terlebih dahulu diberikan oleh Fasilitas Kesehatan dan kemudian dilaporkan kepada pengelola program Jampersal di Dinas Kesehatan. Pihak Fasilitas Kesehatan yang dimaksud adalah pihak yang sudah terlebih dahulu melakukan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dengan Dinas Kesehatan Kota Bandar Lampung.Fasilitas Kesehatan yang dimaksud diatas yaitu bidan praktik, rumah bersalin, dan rumah sakit merupakan pelaksana langsung dari program ini yang tersebar di seluruh wilayah Kota Bandar Lampung.Di bawah naungan Puskesmas, klaim yang mereka ajukan serta bukti pelayanan yang mereka berikan akan diajukan kepada Dinas Kesehatan dan Dinas Kesehatan akan memberikan dana yang sesuai dengan bukti klaim. Dinas Kesehatan akan memberikan dana yang sesuai dengan pelayanan yang diberikan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, yang menjadi perumusan masalah yaitu: Apakah ada hubungan faktor pelayanan kesehatan menurut ibu bersalin dengan pemilihan penolong persalinan di Kecamatan Teluk Betung Barat Kota Bandar Lampung periode 2012?. C. Tujuan Penulisan

7 1. Tujuan Umum: Mengetahui hubungan faktor pelayanan kesehatan menurut ibu bersalin dengan pemilihan penolong persalinan di Kecamatan Teluk Betung Barat, Kota Bandar Lampung periode 2012 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui hubungan keterjangkauan lokasi pelayanan kesehatan dengan pemilihan penolong persalinan di Kecamatan Teluk Barat, Kota Bandar Lampung. b. Mengetahui hubungan tenaga kesehatan menurut ibu bersalin dengan pemilihan penolong persalinan di Kecamatan Teluk Barat, Kota Bandar Lampung. c. Mengetahui hubungan fasilitas pelayanan kesehatan menurut ibu bersalin dengan pemilihan penolong persalinan di Kecamatan Teluk Barat, Kota Bandar Lampung. D. Manfaat Penulisan 1. Bagi Pemerintah Penelitian ini diharapkan dapat agar dapat meningkatkan layanan persalinan di fasilitas kesehatan. Sehingga membantu pelaksanaan evaluasi penurunan angka kematian pada ibu dan bayi di Kota Bandar Lampung. Seperti yang diketahui bersama hal ini termasuk dalam point MDGs ke-4 dan ke-5 tentang kesehatan Ibu dan Anak.

8 2. Bagi Institusi Pendidikan Penelitian ini dapat menambah bahan referensi dan dapat menjadi bahan untuk penelitian lebih lanjut tentang MDGs di Indonesia khususnya point ke-4 dan ke-5. 3. Bagi Penulis Digunakan untuk naskah publikasi dan menambah pengetahuan. 4. Bagi Peneliti lain Diharapkan dapat berguna sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya. E. Kerangka Teori Menurut Green & Kreuter pendekatan untuk menciptakan pelaksanaan dan evaluasi dalam program promosi kesehatan adalah model Procede- Proceedyang memiliki 8 fase. Fokus penelitian ini pada fase ke 3 yaitu faktor pemungkin terdiri dari tenaga kesehatan, keterjangkauan lokasi, fasilitas ( Green&Kreuter, 2005). Penjelasan teori seperti gambar 2.1 Gambar 1.1 Teori Precede- Proceed (Green & Kreuter, 2005) F. Kerangka Konsep Penjelasan kerangka konsep pada (gambar 2.3)

9 Variabel independen Variabel dependen Analisis Faktor Keterjangkauan lokasi menurut ibu bersalin Tenaga Kesehatan meurut ibu bersalin Fasilitas kesehatan menurut ibu bersalin pemilihanpenolo ng persalian Gambar 2.3 Bagan Kerangka Konsep. G. Hipotesis Berdasarkan kerangka konsep maka dapat diturunkan suatu hipotesis bahwa : 1. Terdapat hubungan antara keterjangkauan lokasi menurut ibu bersalin dengan pemilihan penolong persalinan di Kecamatan Teluk Betung Barat, Kota Bandar Lampung periode 2012. 2. Terdapat hubungan antara tenaga kesehatan menurut ibu bersalin dengan pemilihan penolong persalinan di Kecamatan Teluk Betung Barat, Kota Bandar Lampung periode 2012. 3. Terdapat hubungan antara fasilitas kesehatan menurut ibu bersalin dengan pemilihanpenolong persalinan di Kecamatan Teluk Betung Barat, Kota Bandar Lampung periode 2012.