GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 281 TAHUN 2014 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

PERATURAN GUBERNURPROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 40 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 42 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 172 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 308 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNURPROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERJITURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 307 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 288 TAHUN 2014 TENTANG

IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 311 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 334 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 356 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

..f~j~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 314 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 221 TAHUN 2014

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 296 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

'.- - PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 94 TAHUN 2009 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 300 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERMURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 285 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 65 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS PERATURAN GUBERNURPROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR PROVINS) DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 355 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA. PERJlTURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 337 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 70 TAHUN 2012 TENTANG

7. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia;

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAEHAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 291 TAHUN 2014 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 256 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAHKHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 95 TAHUN 2012 TENTANG

B A B P E N D A H U L U A N

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNURPROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 303 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 166 TAHUN 2010 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

I I3UBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PEHATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 302 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA." NOMOR 159 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 24 TAHUN 2016 TENTANG KEDUDUKAN, SUSUNAN ORGANISASI, TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA INSPEKTORAT

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 244 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT KANTOR STAF PRESIDEN

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 167 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL

BUPATI SANGGAU PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 81 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA SEKRETARIAT LEMBAGA SENSOR FILM

PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 164 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KOTA MADIUN

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 067 TAHUN 2017

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 79 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 55 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI KESEHATAN PENERBANGAN

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 35 TAHUN 2016

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 08 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 93 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 48 TAHUN 2016

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 258 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 33 TAHUN 2016 TENTANG

~.f~ PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 36 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 67 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 30 TAHUN 2014 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

PEMERINTAH KOTA KEDIRI KEDIRI KEDIRI

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 103 TAHUN 2016 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 28 TAHUN 2016

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

-1- BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 78 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 50 Tahun : 2016

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 51 Tahun : 2016

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI SUMBAWA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN BUPATI SUMBAWA NOMOR 70 TAHUN 2016

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 76 Tahun : 2016

BUPATI WONOSOBO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI WONOSOBO NOMOR 47 TAHUN 2016 TENTANG

GUI3ERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TENTANG

PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 187 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 51 TAHUN 2016

2013, No BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Lembaga Administrasi Negara yang selanjutnya disebut LAN adalah lembaga pemerintah nonke

Transkripsi:

I SALINAN I GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 281 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT INDUSTRI KERAJINAN DAN TEKSTIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, Menimbang: bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 183 Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2014 tentang Organisasi Perangkat Daerah dan Pasal 54 ayat (2) Peraturan Gubernur Nomor 231 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perindustrian dan Energi, perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Industri Kerajinan dan Tekstil; Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen; 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; 5. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia; 6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan; 7. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian; 8. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara; 9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014;

2 10. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahan; 11. Peraturan Pemerintah Nomor 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional; 12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 13. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah; 14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; 15. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah; 16. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah; 17. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah; 18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011; 19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 45 Tahun 2008 tentang Pola Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta; 20. Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2014 tentang Organisasi Perangkat Daerah; 21. Peraturan Gubernur Nomor 231 Tahun 2014 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Perindustrian dan Energi. MEMUTUSKAN : Menetapkan: PERATURAN GUBERNUR TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT INDUSTRI KERAJINAN DAN TEKSTIL BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 3. Gubernur adalah Kepala Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

3 4. Sekretariat Daerah adalah Sekretariat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 5. Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah yang selanjutnya disingkat BPKAD adalah Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 6. Badan Kepegawaian Daerah yang selanjutnya disingkat BKD adalah Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Daerah Khusus lbukota Jakarta. 7. Biro Organisasi dan Reformasi Birokrasi yang selanjutnya disebut Biro Organisasi dan RB adalah Biro Organisasi dan Reformasi Birokrasi Sekretariat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 8. Dinas Perindustrian dan Energi adalah Dinas Perindustrian dan Energi Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 9. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Perindustrian dan Energi Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 10. Unit Industri Kerajinan dan Tekstil adalah Unit Industri Kerajinan dan Tekstil Dinas Perindustrian dan Energi Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 11. Kepala Unit adalah Kepala Unit Industri Kerajinan dan Tekstil. 12. Satuan Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat SKPD adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. 13. Unit Kerja Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat UKPD adalah Unit Kerja atau Subordinat SKPD. 14. Laboratorium Penguji yang selanjutnya disebut Lab Uji adalah laboratorium yang melaksanakan kegiatan pengujian terhadap contoh barang sesuai spesifikasi/metode uji Standar Nasionallndonesia (SNI). 15. Aparatur Sipil Negara adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan. 16. Pegawai Negeri Sipil adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai pegawai Aparatur Sipil Negara secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan., 17. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintahan. BAB II PEMBENTUKAN Pasal 2 Dengan Peraturan Gubernur ini dibentuk Unit Industri Kerajinan dan Tekstil.

4 BAB III KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI Pasal 3 (1) Unit Industri Kerajinan dan Tekstil merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Perindustrian dan Energi dalam pelaksanaan pengujian, pengelolaan laboratorium pengujian produk-produk kerajinan dan tekstil. (2) Unit Industri Kerajinan dan Tekstil dipimpin oleh seorang Kepala Unit yang dalam melaksanakan tugas dan fungsinya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas. Pasal 4 (1) Unit Industri Kerajinan dan Tekstil mempunyai tugas melaksanakan pengujian, pengelolaan laboratorium pengujian dan pengembangan desain produk kerajinan. (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Unit Industri Kerajinan dan Tekstil menyelenggarakan fungsi : a. penyusunan rencana strategis dan rencana kerja dan anggaran Unit Industri Kerajinan dan Tekstil; b. pelaksanaan rencana strategis dan dokumen pelaksanaan anggaran Unit Industri Kerajinan dan Tekstil; c. penyusunan pedoman, standar dan prosedur teknis pengujian has!1 industri kerajinan dan tekstil; d. penyusunan rencana kebutuhan penyediaan, pemeliharaan dan perawatan prasarana dan sarana teknis pengujian industri kerajinan dan tekstil; e. pengujian mutu bahan baku dan produk industri kerajinan dan tekstil; f. pelaksanaan bimbingan dan konsultasi teknis untuk peningkatan dan pengawasan mutu, bahan baku, proses, peralatan dan hasil produksi industri kerajinan dan tekstil; g. penyelenggaraan pelatihan pengembangan industri kerajinan dan tekstil; h. pelaksanaan peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (30M) melalui keikutsertaan dalam pendidikan dan pelatihan teknis dan non teknis Unit Industri Kerajinan dan Tekstil; i. pelaksanaan fasilitasi pemasaran dan promosi; j. pelaksanaan fasilitasi proses standardisasi; k. pelaksanaan pengujian sertifikasi produk dan sertifikasi sistem mutu; I. pelaksanaan jasa inspeksi teknis dan pengambilan contoh; m. pelaksanaan kerja sama dengan instansi terkait dalam rangka pengembangan industri kerajinan dan tekstil dan produk kerajinan dan tekstil kreatif; n. penyediaan, pemeliharaan dan perawatan prasarana dan sarana teknis Unit Industri dan Kerajinan Tekstil; o. pengelolaan kepegawaian, keuangan dan barang Unit Industri Kerajinan dan Tekstil; p. pelaksanaan kegiatan kerumahtanggaan dan ketatausahaan Unit Industri Kerajinan dan Tekstil; q. pelaksanaan publikasi kegiatan dan pengaturan acara Unit Industri Kerajinan dan Tekstil;

5 r. pelaksanaan pengelolaan teknologi informasi Unit Industri Kerajinan dan Tekstil; s. pengelolaan kearsipan Unit Industri Kerajinan dan Tekstil; t. penyiapan bahan laporan Dinas Perindustrian dan Energi yang terkait dengan pelaksanaan tugas dan fungsi Unit Industri Kerajinan dan Tekstil; dan u. pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Unit Industri Kerajinan dan Tekti!. BAB IV ORGANISASI Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 5 (1) Susunan Organisasi Unit Industri Kerajinan dan Tekstil terdiri dari : a. Kepala Unit; b. Subbagian Tata Usaha; C. Satuan Pelaksana Pengujian; d. Satuan Pelaksana Pengendalian Mutu dan Desain; dan e. Subkelompok Jabatan Fungsiona!. (2) Bagan Susunan Organisasi Unit Industri Kerajinan dan Tekstil sebagaimana tercantum dalam Lampiran Peraturan Gubernur ini. Kepala Unit mempunyai tugas : Bagian Kedua Kepala Unit Pasal 6 a. memimpin dan mengoordinasikan pelaksanaan tugas dan fungsi Unit Industri Kerajinan dan Tekstil sebagaimana dimaksud dalam Pasal4; b. mengoordinasikan pelaksanaan tugas Subbagian, Satuan Pelaksana dan Subkelompok Jabatan Fungsional; c. melaksanakan koordinasi dan kerja sama dengan SKPD/UKPD dan/atau Instansi Pemerintah/swasta dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi Unit Industri Kerajinan dan Tekstil; dan d. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi Unit Industri Kerajinan dan Teksti!. Bagian Ketiga Subbagian Tata Usaha Pasal 7 (1) Subbagian Tata Usaha merupakan Satuan Kerja Staf dalam pelaksanaan administrasi Unit Industri Kerajinan dan Teksti!.

6 (2) Subbagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Unit. (3) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas : a. menyusun bahan rencana strategis dan rencana kerja dan anggaran Unit Industri Kerajinan dan Tekstil sesuai dengan lingkup tugasnya; b. melaksanakan rencana strategis dan dokumen pelaksanaan anggaran Unit Industri Kerajinan dan Tekstil sesuai dengan Iingkup tugasnya; c. mengoordinasikan penyusunan bahan rencana strategis dan rencana kerja dan anggaran Unit Industri Kerajinan dan Tekstil; d. melaksanakan monitoring, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan rencana strategis serta dokumen pelaksanaan anggaran Unit Industri Kerajinan dan Tekstil; e. menyusun bahan standar dan prosedur Unit Industri Kerajinan dan Tekstil; f. melaksanakan pengelolaan kepegawaian, keuangan dan barang Unit Industri Kerajinan dan Tekstil; g. melaksanakan peningkatan Sumber Oaya Manusia (SOM) melalui keikutsertaan dalam pendidikan dan pelatihan teknis dan non teknis Unit Industri Kerajinan dan Tekstil; h. melaksanakan kegiatan kerumahtanggaan dan ketatausahaan Unit Industri Kerajinan dan Tekstil; i. melaksanakan pengelolaan kearsipan, data dan informasi Unit Industri Kerajinan dan Tekstil; j. melaksanakan penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan dan perawatan prasarana dan sarana kerja Unit Industri Kerajinan dan Tekstil; k. menghimpun, menganalisis dan mengajukan kebutuhan penyediaan. pemeliharaan serta perawatan prasarana dan sarana kerja Unit Industri Kerajinan dan Tekstil I. memelihara keamanan, ketertiban, keindahan. kebersihan dan kenyamanan kantor Unit Industri Kerajinan dan Tekstil; m. melaksanakan pengelolaan teknologi informasi Unit Industri Kerajinan dan Tekstil ; n. melaksanakan publikasi kegiatan dan pengaturan acara Unit Industri Kerajinan dan Tekstil; o. mengoordinasikan penyusunan laporan keuangan, kinerja, kegiatan dan akuntabilitas Unit Industri Kerajinan dan Tekstil; dan p. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Subbagian Tata Usaha. Bagian Keempat Satuan Pelaksana Pengujian Pasal8 (1) Satuan Pelaksana Pengujian merupakan Satuan Kerja Iini Unit Industri Kerajinan dan Tekstil dalam pelaksanaan kegiatan pengujian (2) Satuan Pelaksana dipimpin oleh seorang Kepala Satuan Pelaksana yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Unit.

7 (3) Kepala Satuan Pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bukan jabatan struktural. (4) Kepala Satuan Pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Dinas atas usul Kepala Unit. (5) Satuan Pelaksana Pengujian mempunyai tugas : a. menyusun bahan rencana strategis dan rencana kerja anggaran Unit Industri Kerajinan dan Tekstil sesuai dengan lingkup tugasnya; b. melaksanakan rencana strategis dan dokumen pelaksanaan anggaran Unit Industri Kerajinan dan Tekstil sesuai dengan lingkup tugasnya; c. menyusun bahan standar dan prosedur teknis pelaksanaan pengujian industri kerajinan dan tekstil serta penggunaannya; d. menyusun rencana kebutuhan penyediaan, pemeliharaan dan perawatan prasarana dan sarana teknis pengujian industri kerajinan dan tekstil; e. menyusun standar ketersediaan dan kelaikan prasarana dan sarana teknis pengujian industri kerajinan dan tekstil serta penggunaannya; f. melaksanakan evaluasi ketersediaan dan kelaikan penggunaan prasarana dan sarana teknis pengujian industri kerajinan dan tekstil; g. melaksanakan pemeliharaan dan perawatan prasarana dan sarana teknis pengujian industri kerajinan dan tekstil; h. melaksanakan pengujian mutu bahan baku dan produk industri kerajinan dan tekstil; i. melaksanakan uji banding antar laboratorium/profisiensi. j. melakukan koordinasi teknis dibidang pengujian dengan instansi terkait; k. menyiapkan bahan laporan Unit Industri Kerajinan dan Tekstil yang terkait dengan tugas Satuan Pelaksana Pengujian; dan I. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Satuan Pelaksana Pengujian. Bagian Kelima Satuan Pelaksana Pengendalian Mutu dan Desain Pasal9 (1) Satuan Pelaksana Pengendalian Mutu dan Desain merupakan Satuan Kerja Iini Unit Industri Kerajinan dan Tekstil dalam pelaksanaan kegiatan pengendalian mutu dan desain. (2) Satuan Pelaksana Pengendalian Mutu dan Desain dipimpin oleh seorang Kepala Satuan Pelaksana yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Unit. (3) Kepala Satuan Pelaksana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bukan jabatan struktural. (4) Kepala Satuan Pelaksana sebagaimana dimaksud pad a ayat (3) diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Dinas atas usul Kepala Unit.

8 (5)Satuan Pelaksana Pengendalian Mutu dan Desain mempunyai tugas : a. menyusun bahan rencana strategis dan rencana kerja anggaran Unit Industri Kerajinan dan Tekstil sesuai dengan Iingkup tugasnya; b. melaksanakan rencana strategis dan dokumen pelaksanaan anggaran Unit Industri Kerajinan dan Tekstil sesuai dengan lingkup tugasnya; c. menyusun bahan pedoman, standar dan prosedur teknis pengendalian mutu dan pengembangan desain produk kerajinan dan tekstil; d. melaksanakan bimbingan dan konsultasi teknis untuk peningkatan dan pengawasan mutu, bahan baku, proses, peralatan, hasil produksi dan pengembangan desain produk industri kerajinan dan tekstil; e. melaksanakan pelatihan pengembangan industri kerajinan dan tekstil; f. melaksanakan kegiatan pengembangan desain produk industri kerajinan dan tekstil; g. melaksanakan bantuan desain dan informasi; h. memfasilitasi pembuatan prototype desain produk-produk industri kerajinan dan tekstil; i. melaksanakan pemasyarakatan hasil-hasil pengembangan desain, pengambilan contoh serta jasa inspeksi teknis; j. melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam penambahan ruang Iingkup pengujian; k. melaksanakan kerja sama dengan instansi terkait dalam rangka penelitian dan pengembangan industri kerajinan dan tekstil; I. mengawasi dan memelihara pelaksanaan sistem manajemen mutu laboratorium pengujian; m. merencanakan dan melakukan kegiatan kalibrasi alat uji; n. melaksanakan pelatihan teknis dan non teknis bagi sumber daya manusia dalam rangka penelitian dan pengembangan industri kerajinan dan tekstil; o. melaksanakan fasilitasi proses standardisasi; p. merencanakan uji banding antar laboratorium/profisiensi; q. melaksanakan fasilitasi pemasaran dan promosi Unit Industri Kerajinan dan Tekstil; r. menyiapkan bahan laporan Unit Industri Kerajinan dan Tekstil yang terkait dengan tugas Satuan Pelaksana Pengendalian Mutu dan Desain; s. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Satuan Pelaksana Pengendalian Mutu dan Desain. Bagian Keenam Subkelompok Jabatan Fungsional Pasal10 (1) Unit Industri Kerajinan dan Tekstil dapat mempunyai Subkelompok Jabatan Fungsional.

9 (2) Pejabat Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melaksanakan tugas dalam susunan organisasi struktural Unit Industri Kerajinan dan Tekstil. Pasal11 (1) Dalam rangka mengembangkan profesi/keahlian/kompetensi pejabat fungsional, dibentuk Subkelompok Jabatan Fungsional Unit Industri Kerajinan dan Tekstil sebagai bag ian dari Kelompok Jabatan Fungsional Dinas Perindustrian dan Energi. (2) Subkelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh Ketua Subkelompok Jabatan Fungsional yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Unit. (3) Ketua Subkelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diangkat oleh Kepala Dinas atas usul Kepala Unit dari pejabat fungsional yang berkompeten dan berintegritas. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Jabatan Fungsional Unit Industri Kerajinan dan Tekstil diatur dengan Peraturan Gubernur sebagai bag ian dari pengaturan jabatan fungsional Dinas Perindustrian dan Energi sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB V ESELON Pasal 12 (1) Kepala Unit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 merupakan Jabatan Struktural Eselon III A. (2) Kepala Subbagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) merupakan Jabatan Struktural Eselon IV A. BAB VI TATA KERJA Pasal 13 (1) Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Unit Industri Kerajinan dan Tekstil wajib taat dan berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Kepala Unit mengembangkan koordinasi dan kerja sama dengan SKPD/UKPD dan/atau instansi terkait dalam rangka meningkatkan kinerja dan memperlancar pelaksanaan tugas dan fungsi Unit Industri Kerajinan dan Tekstil. Pasal 14 Kepala Unit, Kepala Subbagian, para Kepala Satuan Pelaksana dan Ketua Sub Kelompok Jabatan Fungsional dan pegawai pada Unit Industri Kerajinan dan Tekstil wajib melaksanakan tugas masing-masing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan serta menerapkan prinsip koordinasi, kerja sama, integrasi, sinkronisasi, simplifikasi, akuntabilitas, transparansi, efektivitas dan efisiensi.

10 Pasal 15 (1) Kepala Unit, Kepala Subbagian, para Kepala Satuan Pelaksana dan Ketua Subkelompok Jabatan fungsional pad a Unit Industri Kerajinan dan Tekstil wajib memimpin, mengoordinasikan, mengarahkan, memberikan bimbingan, memberikan petunjuk pelaksanaan tugas, membina dan menilai kinerja bawahan masing-masing. (2) Kepala Unit, Kepala Subbagian, para Kepala Satuan Pelaksana, Ketua Subkelompok Jabatan Fungsional dan Pegawai pad a Unit Industri Kerajinan dan Tekstil wajib mengikuti dan mematuhi perintah kedinasan atasan masing-masing sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Pasal 16 Kepala Unit, Kepala Subbagian, para Kepala Satuan Pelaksana dan Ketua Subkelompok Jabatan Fungsional pada Unit Industri Kerajinan dan Tekstil wajib mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan tugas bawahan masingmasing serta mengambil langkah-iangkah yang diperlukan apabila menemukan adanya penyimpangan dan/atau indikasi penyimpangan. Pasal 17 (1) Kepala Unit, Kepala Subbagian, para Kepala Satuan Pelaksana, Ketua Subkelompok Jabatan Fungsional dan Pegawai pada Unit Industri Kerajinan dan Tekstil, wajib menyampaikan laporan dan kendala pelaksanaan tug as kepada atasan masing-masing sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Atasan yang menerima laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), menindaklanjuti dan menjadikan laporan yang diterima sebagai bahan pengambilan keputusan sesuai dengan kewenangan masing-masing. Pasal 18 (1) Sekretariat Daerah melalui Biro Organisasi dan RB melaksanakan pembinaan kelembagaan, ketatalaksanaan, pelaporan dan reformasi birokrasi terhadap Unit Industri Kerajinan dan Tekstil sebagai bagian dari pembinaan kelembagaan, ketatalaksanaan, pelaporan dan reformasi birokrasi Dinas Perindustrian dan Energi. (2) Ketentuan lebih lanjut mengenai pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur dengan Peraturan Gubernur. BAB VII KEPEGAWAIAN Pasal 19 (1) Pegawai pada Unit Industri Bahan dan Barang Teknik merupakan Pegawai Aparatur Sipil Negara, terdiri atas : a. Pegawai Negeri Sipil; dan b. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja.

11 (2) Pengelolaan Kepegawaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan tentang Aparatur Sipil Negara. (3) Dalam pelaksanaan Pengelolaan Kepegawaian, Unit Industri Kerajinan dan Teknis mendapat pembinaan dari Sekretaris Daerah melalui BKD dan Biro Organisasi dan RB. BAB VIII KEUANGAN Pasal 20 (1) Belanja pelaksanaan tugas dan fungsi Unit Industri Kerajinan dan Tekstil dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. (2) Pengelolaan belanja sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan bidang keuangan negara/daerah. Pasal 21 (1) Pendapatan yang bersumber dari pelaksanaan tugas dan fungsi Unit Industri Kerajinan dan Tekstil merupakan pendapatan daerah. (2) Pengelolaan pendapatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan bidang keuangan negara/daerah. BAB IX ASET Pasal 22 (1) Aset yang dipergunakan oleh Unit Industri Kerajinan dan Tekstil sebagai prasarana dan sarana kerja merupakan aset daerah dengan status kekayaan daerah yang tidak dipisahkan. (2) Pengelolaan aset atau prasarana dan sarana kerja sebagaimana dimaksud pad a ayat (1), dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan bidang keuangan negara/daerah dan ketentuan peraturan perundang-undangan bidang pengelolaan barang milik negara/daerah. Pasal 23 (1) Prasarana dan sarana kerja yang diterima dalam bentuk pemberian, hibah atau bantuan dari Pihak Ketiga kepada Unit Industri Kerajinan dan Tekstil dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsinya merupakan penerimaan barang daerah.

12 (2) Penerimaan barang daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1), segera dilaporkan kepada Kepala Dinas dan selanjutnya dilaporkan kepada Kepala BPKAD selaku Pejabat Pengelola Keuangan Daerah sekaligus Bendahara Umum Daerah (BUD) untuk dicatat dan dibukukan dalam daftar Barang Milik Daerah (BMD). BAB X PELAPORAN DAN AKUNTABILITAS Pasal24 (1) Unit Industri Kerajinan dan Tekstil menyusun dan menyampaikan laporan berkala tahunan, semester, triwulan, bulanan dan/atau sewaktuwaktu kepada Kepala Dinas. (2) Laporan sebagaimana dimaksud pad a ayat (1), antara lain meliputi laporan: a. kepegawaian; b. keuangan; c. kinerja; d. barang; e. akuntabilitas; dan f. kegiatan. Pasal25 Dalam rangka akuntabilitas, Unit Industri Kerajinan dan Tekstil mengembangkan sistem pengendalian internal sebagai bagian dari sistem pengendalian internal Dinas Perindustrian dan Energi. BAB XI PENGAWASAN Pasal 26 Pengawasan terhadap Unit Industri Kerajinan dan Tekstil dilaksanakan oleh : a. Lembaga Negara yang mempunyai tugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan Negara; dan b. Aparat pengawasan intern pemerintah. BAB XII KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 27 Formasi Jabatan dan kebutuhan peralatan kerja diatur/ditetapkan dengan Peraturan Gubernur/Keputusan Gubernur tersendiri, sesuai dengan kebutuhan, kemampuan keuangan daerah dan prioritas daerah.

13 BAB XIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 28 Pada saat Peraturan Gubernur ini rnulai berlaku, Peraturan Gubernur Nornor 60 Tahun 2010 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Industri Kerajinan dan Peraturan Gubernur Nomor 85 Tahun 2010 tentang Pembentukan, Organisasi dan Tata Kerja Unit Industri Tekstil, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 29 Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Diundangkan di Jakarta pada tanggal 31 Desember 2014 SEKRETARIS DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, ttd. SAEFULLAH Ditetapkan di Jakarta pad a tanggal 31 Desember 2014 BERITA DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA TAHUN 2014 NOMOR 62148 GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, ttd. BASUKI T. PURNAMA Salinan sesuai dengan aslinya SEKRETARIAT DAERAH IBUKOTA JAKARTA, KEPALA BIR@~~ld.~UM PROVI~~r~'j~R~~)j;,1)f:l~USUS f.\~ ~-1_'i' S'::: JAY'" fv,y'" ~~~ '" I~-\;.I /1 ~,~~ -err'",~ f3!,. ~HAYU.l'~,N111a ~,95,~~~81985032003 '"Ie --------- \'~ -\>crari1>1~ """'~

t Lampiran Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus lbukota Jakarta Nomer Tanggal 281 TAHUN 2014 31 Desember 2014 BAGAN SUSUNAN ORGANISASI UNIT INDUSTRI KERAJINAN DAN TEKSTIL KEPALAUNIT l SUBBAGIAN TATAUSAHA ---------, --------- -- t-------- ------.,,,,,,,, SATUAN, SATUAN,, PELA : PELAKSI NA CSANA,, : PENGEND, PENGUJIAN L1AN,, : MUTU DAN [ ESAIN,,, 1,. _ L. --------- -------, SUBKELOMPOKJABATAN FUNGSIONAL GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA, ltd. BASUKI T PURNAMA