BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG BESARNYA BIAYA JASA SARANA DAN BIAYA JASA PELAYANAN PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

dokumen-dokumen yang mirip
PEMERINTAH KABUPATEN INDRAGIRI HILIR

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2016

WALIKOTA BATAM PERATURAN DAERAH KOTA BATAM NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG TARIF PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BATAM

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2012

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 05 TAHUN 2012 TENTANG TARIF LAYANAN RUMAH SAKIT BADAN LAYANAN UMUM DAERAH PADA RUMAH SAKIT UMUM KABUPATEN TANGERANG

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2013 NOMOR : 17 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 25 Tahun 2014 Seri E Nomor 22 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 25 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 73 TAHUN 2016 TENTANG TARIF LAYANAN PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK ACEH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI MALANG BUPATI MALANG,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

W A L I K O T A M A T A R A M PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

- 1 - BUPATI BOYOLALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOYOLALI NOMOR 19 TAHUN 2011 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 21 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH KOTA BLITAR

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2013 TENTANG

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

GUBERNUR KEPULAUAN RIAU

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGANJUK,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 560/MENKES/SK/IV/2003 TENTANG POLA TARIF PERJAN RUMAH SAKIT MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

S A L I N A N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2014 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

2016, No Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR: 30 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 20 TAHUN 2012 TENTANG

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BUPATI TANAH DATAR NOMOR 2 TAHUN 2012 T E N T A N G POLA TARIF BLUD RSUD PROF.DR.M.A HANAFIAH SM BATUSANGKAR

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM NEGARA BUPATI JEMBRANA,

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 8 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 3 TAHUN 2014 T E N T A N G

SALINAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 25 TAHUN 2004 SERI : C PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

BUPATI BARITO UTARA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KUDUS T E N T A N G PEMBEBASAN BIAYA PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSKESMAS DAN KELAS III DI RUMAH SAKIT BAGI PENDUDUK KABUPATEN KUDUS

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 87 TAHUN : 2008 SERI : C PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 6 TAHUN 2008

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 115 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PENETAPAN BESARAN TARIF PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN SUMEDANG

BUPATI BATANG PEMERINTAH KABUPATEN BATANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR : 13 TAHUN 2010 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 04 TAHUN 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN JAMINAN KESEHATAN BAGI PENDUDUK KABUPATEN TAPIN

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 17 TAHUN 2006 TENTANG

2016, No Republik Indonesia Sebagai Instansi Pemerintah Yang Menerapkan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum c. bahwa Kepala Kepolisian Nega

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI

BUPATI BENGKULU SELATAN

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENKEU. Badan Layanan Umum. RSUP. DR. Mohammad Hoesin Palembang. Tarif.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 4 TAHUN 2004 T E N T A N G RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PADA RUMAH SAKIT DAERAH PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 11 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG

WALIKOTA PONTIANAK PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA PONTIANAK NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN WALIKOTA NOMOR 6.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BUPATI TRENGGALEK SALINAN PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 51 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NOMOR : 13 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH MALINGPING

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 23 TAHUN 2009

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 10 TAHUN 2004 TENTANG

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN SWASTA DIBIDANG MEDIK DAN PENUNJANG MEDIK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG

NOMOR : 10 TAHUN 2009

PEMERINTAH KABUPATEN BATANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR : 14 TAHUN 2010

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 66 TAHUN : 2004 SERI : D NOMOR : 25

PERATURAN DAERAH : 9 TAHUN 1990 LUBUK LINGGAU

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TEGAL

BUPATI SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 2 TAHUN 2018 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG TARIF PELAYANAN PADA BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 23 TAHUN 2009

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2017 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG

2014, No menyampaikan usulan tarif layanan Badan Layanan Umum Rumah Sakit Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso Jakarta pada Kementerian Ke

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.693,2012

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 34 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN LANDAK

GUBERNUR JAWA TIMUR SALINAN

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 61 TAHUN 2008 TENTANG PENJABARAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN KULON PROGO

GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 13 TAHUN 2014 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2010 NOMOR 5 SERI C

WALIKOTA TANGERANG SELATAN. Menimbang : a. bahwa pembangunan di bidang kesehatan pada. dasarnya ditujukan untuk peningkatan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2009 NOMOR 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI SERUYAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PASURUAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN KESEHATAN PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT

Transkripsi:

BUPATI TAPIN PERATURAN BUPATI TAPIN NOMOR 24 TAHUN 2012 TENTANG BESARNYA BIAYA JASA SARANA DAN BIAYA JASA PELAYANAN PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TAPIN, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (3) Peraturan Daerah Kabupaten Tapin Nomor 09 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Tapin, perlu mengatur Besarnya Biaya Jasa Sarana dan Biaya Jasa Pelayanan pada Pusat Kesehatan Masyarakat; b. bahwa untuk melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan dengan Peraturan Bupati; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1965 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II Tanah Laut, Daerah Tingkat II Tapin dan Daerah Tingkat II Tabalong (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 51, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2756); 2. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Babas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

5. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan, Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tabun 2004 Nornor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nornor 4400); 6. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 7. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 8. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 130, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5049); 9. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063); 10. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5072); 11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pemberian dan Pemanfaatan Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5161); 16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengeloaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengeloaan Keuangan Daerah; 17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 53 Tahun 2011 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah; 18. Peraturan Daerah Kabupaten Tapin Nomor 04 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Tapin;

19. Peraturan Daerah Kabupaten Tapin Nomor 05 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Tapin, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Tapin Nomor 08 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Tapin Nomor 05 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Tapin; 20. Peraturan Daerah Kabupaten Tapin Nomor 09 Tahun 2011 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan di Kabupaten Tapin; 21. Peraturan Daerah Kabupaten Tapin Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG BESARNYA BIAYA JASA SARANA DAN BIAYA JASA PELAYANAN PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Tapin. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintah Daerah. 3. Bupati adalah Bupati Tapin. 4. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tapin. 5. Puskesmas adalah Pusat Kesehatan Masyarakat yang langsung memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terintegrasi kepada masyarakat di wilayah kerja tertentu dalam bentuk upaya-upaya pokok. 6. Jasa Umum adalah jasa yang disediakan atau diberikan oleh Pemerintah Daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang pribadi atau Badan. 7. Retribusi pelayanan kesehatan, yang selanjutnya disebut retribusi adalah pembayaran atas pelayanan kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat;

8. Jasa adalah kegiatan Pemerintah daerah, beberapa usaha dan pelayanan yang memberikan barang/fasilitas atau kemanfaatan umum serta dapat dinikmati oleh orang atau pribadi atau golongan. 9. Jasa Pelayanan adalah imbalan yang diterima oleh pelaksana pelayanan atas jasa yang diberikan kepada pasien dalam rangka observasi, perawatan, diagnosis, pengobatan, konsultasi, visite, rehabilitasi medik, dan/atau pelayanan lainnya. 10. Jasa Pengelolaan adalah imbalan yang diterima oleh pelaksana pengelolaan dalam kegiatannya yang meliputi pemilihan, perencanaan, produksi, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pengawasan, pemeliharaan, penghapusan, administrasi dan pelaporan serta evaluasi yang diperlukan bagi kegiatan pelayanan. 11. Remunerasi adalah penggajian bisa berupa uang atau lainnya atas imbalannya telah bekerja rutin. 12. Poliklinik Umum adalah poliklinik yang dilayani oleh dokter umum. 13. Rawat Jalan adalah pelayanan kesehatan kepada pasien dalam rangka observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik, dan pelayanan kesehatan lainnya tanpa harus tinggal di ruang rawat inap. 14. Rawat Inap adalah pelayanan kepada pasien untuk observasi, perawatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik, dan/atau pelayanan kesehatan lainnya dengan menempati tempat tidur. 15. Pelayanan Rawat Darurat adalah pelayanan kesehatan yang harus diberikan secepatnya untuk mencegah atau menanggulangi resiko kematian atau cacat. 16. Pelayanan Rawat Sehari (One Day Care) di rumah sakit adalah pelayanan kepada pasien untuk observasi, perawatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik, dan/atau pelayanan kesehatan lainnya dan menempati tempat tidur kurang dari 1 (satu) hari. 17. ICU/ICCU/NICU/PICU adalah Unit Pelayanan Intensif yang dilakukan kepada pasien untuk observasi, perawatan, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik. 18. Pelayanan Medis adalah pelayanan terhadap pasien oleh tenaga medis. 19. Tindakan Medik adalah Tindakan yang dilakukan oleh dokter. 20. Asuhan Keperawatan adalah pelayanan terhadap pasien oleh tenaga perawat dan bidan. 21. Tindakan Keperawatan adalah tindakan keperawatan dan kebidanan terhadap pasien oleh tenaga perawat dan bidan. 22. Tindakan Medik Operatif adalah tindakan pembedahan yang menggunakan pembiusan umum, pembiusan lokal atau tanpa pembiusan.

23. Tindakan Medik Non Operatif adalah tindakan tanpa pembedahan. 24. Tindakan Medik Segera (Cito) adalah tindakan medik yang harus segera dilakukan, yang bila tidak segera dilakukan akan membahayakan pasien. 25. Pelayanan Penunjang Medik adalah pelayanan untuk penunjang penegakan diagnosis dan terapi. 26. Laboratorium Klinik adalah laboratorium kesehatan yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan dibidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi klinik, parasitologi klinik, imunologi klinik, patologi anatomi adan atau bidang lain yang berkaitan dengan kepentingan kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. 27. Pelayanan Rehabilitasi Medik adalah pelayanan yang diberikan oleh Instalasi Fisioterapi melalui unit rehabilitasi medik dalam bentuk fisioterapi, terapi okupasional, terapi wicara, maupun ortotik/prostetik. 28. Pelayanan Medik Gigi dan Mulut adalah pelayanan dasar meliputi upaya penyembuhan dan pemulihan yang selaras dengan upaya pencegahan penyakit gigi dan mulut serta peningkatan kesehatan gigi dan mulut pada pasien di puskesmas. 29. Pelayanan Penunjang Non Medik adalah pelayanan yang diberikan puskesmas yang secara tidak langsung berkaitan dengan pelayanan medik. 30. Pelayanan Konsultasi Khusus adalah pelayanan yang diberikan dalam bentuk konsultasi, misalnya konsultasi gizi, psikologi, farmasi. 31. Pelayanan Medico Legal adalah pelayanan kesehatan yang berkaitan dengan kepentingan hukum. 32. General Medical Check Up adalah pemeriksaan atas diri seseorang untuk mengetahui kondisi kesehatan dengan pemeriksaan berbagai bidang spesialis, radiologis, laboratorium dan diagnostik elektromedik. 33. Pemulasaraan Jenazah adalah kegiatan meliputi perawatan jenazah, konservasi bedah mayat yang dilakukan oleh puskesmas untuk kepentingan pelayanan kesehatan, pemakaman dan kepentingan proses pengadilan. 34. Penjamin adalah orang atau badan hukum sebagai penanggung biaya pelayanan kesehatan dari seseorang yang menggunakan/mendapat pelayanan di puskesmas. 35. Gas Medik adalah gas dengan spesifikasi khusus yang dipergunakan untuk pelayanan medis disarana kesehatan.

36. Pelayanan Kesehatan adalah segala kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada seseorang dalam rangka observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik dan atau pelayanan kesehatan lainnya. 37. Visite adalah kunjungan kepada pasien dalam rangka observasi, penegakan diagnostik, tindakan medik, dan terapi di ruang perawatan. 38. Konsul adalah konsultasi baik oleh pasien kepada medis maupun antara tenaga medis dari jenis spesialis yang berbeda dalam hal penanganan terhadap kasus penyakit. 39. Penunjang Diagnostik adalah pelayanan untuk menunjang dalam menegakkan diagnosis. 40. Konsultasi Medis adalah konsultasi baik oleh pasien kepada tenaga medis maupun antara tenaga medis dari jenis spesialis yang berbeda dalam hal penanganan terhadap kasus penyakit. 41. Dokter Spesialis adalah Dokter Spesialis Puskesmas. 42. Dokter Umum adalah Dokter Umum Puskesmas. 43. Dokter Gigi adalah Dokter Gigi Puskesmas. 44. Perawat adalah Perawat Puskesmas. 45. Bidan adalah Bidan Puskesmas. 46. Apoteker adalah Apoteker Puskesmas. 47. Asisten Apoteker adalah Asisten Apoteker Puskesmas. 48. Petugas Gizi adalah petugas Gizi Puskesmas. 49. Petugas Kesling adalah petugas Kesehatan Lingkungan Puskesmas. 50. Radiografer adalah Radiografer Puskesmas. 51. Penanggung Jawab adalah orang yang bertanggung jawab atas pekerjaan yang dilakukan. 52. Pengirim adalah orang yang melakukan pengiriman. 53. Pelaksana adalah proses dilakukannya suatu pekerjaan di Puskesmas. 54. Asisten adalah orang yg bertugas membantu orang lain dalam melaksanakan tugas profesional, masalah dalam pekerjaan, profesi, dan kedinasan. 55. Sopir adalah Sopir ambulan Puskesmas. 56. Tata Usaha adalah penyelenggaraan tulis menulis di Puskesmas. 57. Pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban retribusi dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan.

58. Penyidikan tindak pidana di bidang retribusi adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh Penyidik untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tindak pidana di bidang retribusi daerah yang terjadi serta menemukan tersangkanya. 59. Asuransi Kesehatan Indonesia adalah asuransi yang bergerak dibidang pelayanan kesehatan. 60. Pasien adalah setiap orang yang datang untuk diperiksa, berobat dan/atau dirawat. 61. Pelayanan Kesehatan adalah segala kegiatan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada seseorang dalam rangka observasi, diagnosis, pengobatan, rehabilitasi medik dan/atau pelayanan kesehatan lainnya. BAB II RUANG LINGKUP Pasal 2 Ruang lingkup Peraturan Bupati ini meliputi biaya jasa sarana dan biaya jasa pelayanan pada Pusat Kesehatan Masyarakat. BAB III RAWAT JALAN Pasal 3 (1) Pengaturan Besarnya Jasa Pelayanan Pemeriksaan Dokter Spesialis terdiri dari : Besarnya Pengembalian Jasa Pelayanan Pemeriksaan Dokter Spesialis sebesar 40% dan dijadikan 100% dengan pembagian sebagai berikut : 2) Dokter spesialis 70% 3) Perawat/Bidan 15%

(2) Pengaturan Besarnya Jasa Pelayanan Pemeriksaan Dokter Umum terdiri dari : Besarnya Pengembalian Jasa Pelayanan Pemeriksaan oleh Dokter Umum sebesar 40% dan dijadikan 100% dengan pembagian sebagai berikut : 2) Dokter umum 70% 3) Perawat/Bidan 15% (3) Pengaturan Besarnya Jasa Pelayanan Pemeriksaan Dokter Gigi terdiri dari : Besarnya Pengembalian Jasa Pelayanan Pemeriksaan Dokter Gigi sebesar 40% dan dijadikan 100% dengan pembagian sebagai berikut : 2) Dokter gigi 65% 3) Perawat Gigi 20% (4) Pengaturan Besarnya Jasa Pelayanan Pemeriksaan Perawat terdiri dari :

Besarnya Pengembalian Jasa Pelayanan Pemeriksaan Perawat sebesar 40% dan dijadikan 100% dengan pembagian sebagai berikut : 2) Perawat 65% (5) Pengaturan Besarnya Jasa Pelayanan Pemeriksaan Bidan terdiri dari : Besarnya Pengembalian Jasa Pelayanan Pemeriksaan Bidan sebesar 40% dan dijadikan 100% dengan pembagian sebagai berikut : 2) Bidan 65% (6) Pengaturan Besarnya Jasa Pelayanan Konsultasi Dokter Spesialis terdiri dari : Besarnya Pengembalian Jasa Pelayanan Konsultasi Dokter Spesialis sebesar 40% dan dijadikan 100% dengan pembagian sebagai berikut : 2) Dokter spesialis 65%

(7) Pengaturan Besarnya Jasa Pelayanan Konsultasi Dokter Umum terdiri dari : Besarnya Pengembalian Jasa Pelayanan Konsultasi Dokter Umum sebesar 40% dan dijadikan 100% dengan pembagian sebagai berikut : 2) Dokter Umum 65% (8) Pengaturan Besarnya Jasa Pelayanan Konsultasi Dokter Gigi terdiri dari : Besarnya Pengembalian Jasa Pelayanan Konsultasi Dokter Gigi sebesar 40% dan dijadikan 100% dengan pembagian sebagai berikut: 2) Dokter Gigi 65% (9) Pengaturan Besarnya Jasa Pelayanan Konsultasi Sanitasi / Gizi / antar poli terdiri dari :

Besarnya Pengembalian Jasa Pelayanan Konsultasi Sanitasi / Gizi / antar poli sebesar 40% dan dijadikan 100% dengan pembagian sebagai berikut : 2) Sanitasi/Gizi/antar poli 65% (10) Pengaturan Besarnya Jasa Pelayanan Tindakan Poli Gigi terdiri dari : Besarnya Pengembalian Jasa Pelayanan Tindakan Poli Gigi sebesar 40% dan dijadikan 100% dengan pembagian sebagai berikut : 2) Dokter gigi 65% 3) Perawat Gigi 20% (11) Pengaturan Besarnya Jasa Pelayanan Tindakan Poli KIA/KB terdiri dari : Besarnya Pengembalian Jasa Pelayanan Tindakan Poli KIA/KB sebesar 40% dan dijadikan 100% dengan pembagian sebagai berikut : 2) Bidan 65%

BAB IV INSTALASI GAWAT DARURAT Pasal 4 (1) Pengaturan Besarnya Jasa Pelayanan Pemeriksaan Dokter Umum terdiri dari : Besarnya Pengembalian Jasa Pelayanan Pemeriksaan oleh dokter umum 40% dan dijadikan 100% dengan pembagian sebagai berikut : 2) Dokter umum 85% (2) Pengaturan Besarnya Jasa Pelayanan Pemeriksaan perawat terdiri dari : Besarnya Pengembalian Jasa Pelayanan Pemeriksaan perawat 40% dan dijadikan 100% dengan pembagian sebagai berikut : 2) Perawat 85% (3) Pengaturan Besarnya Jasa Pelayanan Pemeriksaan bidan terdiri dari :

Besarnya Pengembalian Jasa Pelayanan Pemeriksaan bidan 40% dan dijadikan 100% dengan pembagian sebagai berikut : 2) Bidan 85% (4) Pengaturan Besarnya Jasa Asuhan Keperawatan terdiri dari : Besarnya Pengembalian Jasa Pelayanan Jasa Asuhan Keperawatan 40% dan dijadikan 100% dengan pembagian sebagai berikut: 2) Perawat 70% 3) Dokter Jaga/Dokter Penanggung Jawab 15% (5) Pengaturan Besarnya Jasa Tindakan Medis terdiri dari: Besarnya Pengembalian Jasa Pelayanan Tindakan Medis 40% dan dijadikan 100% dengan pembagian sebagai berikut: 2) Dokter Jaga 70% 3) Perawat/Pelaksana 15%

BAB V RAWAT INAP Pasal 5 (1) Pengaturan Besarnya Jasa Pelayanan Akomodasi terdiri dari : Besarnya Pengembalian Jasa Pelayanan Akomodasi 40% dan dijadikan 100% dengan pembagian sebagai berikut : 1) Remunerasi 25% 2) Perawat 40% 3) Dokter 5% 4) Petugas Gizi 15% 5) Kesling 7.5% 6) Bidan 7.5% (2) Pengaturan Besarnya Jasa Pelayanan Visite/Konsul oleh dokter spesialis terdiri dari : Besarnya Pengembalian Jasa Pelayanan Visite/Konsul oleh dokter spesialis 40% dan dijadikan 100% dengan pembagian sebagai berikut : 2) Dokter Spesialis 85% (3) Pengaturan Besarnya Jasa Pelayanan Visite/Konsul oleh dokter umum terdiri dari :

Besarnya Pengembalian Jasa Pelayanan Visite/Konsul oleh dokter umum 40% dan dijadikan 100% dengan pembagian sebagai berikut : 2) Dokter umum 85% (4) Pengaturan Besarnya Jasa Pelayanan Asuhan Keperawatan terdiri dari : Besarnya Pengembalian Pelayanan Asuhan Keperawatan 40% dan dijadikan 100% dengan pembagian sebagai berikut : 2) Perawat 85% (5) Pengaturan Besarnya Jasa Pelayanan Asuhan Keperawatan dan kolaborasi terdiri dari : Besarnya Pengembalian Pelayanan Asuhan Keperawatan dan kolaborasi 40% dan dijadikan 100% dengan pembagian sebagai berikut : 2) Perawat 65% 3) Dokter umum 20%

(6) Pengaturan Besarnya Jasa Persalinan Normal oleh Bidan terdiri dari : Besarnya Pengembalian Jasa Pelayanan Persalinan Normal oleh bidan 40% dan dijadikan 100% dengan pembagian sebagai berikut : 2) Dokter 20% 3) Bidan Penolong 65% (7) Pengaturan Besarnya Jasa Kuretase terdiri dari: Besarnya Pengembalian Jasa Pelayanan Kuretase 40% dan dijadikan 100% dengan pembagian sebagai berikut: 2) Dokter spesialis obgyn 55% 3) Anestesi 15% 4) Bidan/Asisten 15% Jika kuretase tanpa petugas anestesi : Jasa dokter + Jasa Anestesi jadi 70% (8) Pengaturan Besarnya Jasa Tindakan Medis terdiri dari :

Besarnya Pengembalian Jasa Pelayanan Tindakan Dokter 40% dan dijadikan 100% dengan pembagian sebagai berikut : 2) Dokter 70% 3) Perawat/Pelaksana 15% (9) Pengaturan Besarnya Jasa Tindakan Keperawatan terdiri dari : Besarnya Pengembalian Jasa Pelayanan Tindakan Keperawatan 40% dan dijadikan 100% dengan pembagian sebagai berikut : 2) Perawat/Pelaksana 70% 3) Dokter Penanggung Jawab 15% BAB VI PENUNJANG MEDIK Pasal 6 Pengaturan Besarnya Jasa Pelayanan Laboratorium terdiri dari : Besarnya Pengembalian Jasa Pelayanan Laboratorium 40% dan dijadikan 100% dengan pembagian sebagai berikut : 1) Remunerasi 30% 2) Penanggung Jawab 15% 3) Analis 50% 4) Pengirim 5%

Pasal 7 (1) Pengaturan Besarnya Jasa Pelayanan Foto Polos terdiri dari : Besarnya Pengembalian Jasa Pelayanan Foto Polos 40% dan dijadikan 100% dengan pembagian sebagai berikut : 1) Remunerasi 20% 2) Radiografer 70% 3) Dokter Pengirim 10% Bila ada dokter spesialis radiologi, Jasa Pelayanan Foto Polos 40% dan dijadikan 100% dengan pembagian sebagai berikut : 1) Remunerasi 20% 2) Dokter spesialis radiologi 15% 3) Dokter Pengirim 5% 4) Radiografer 60% (2) Pengaturan Besarnya Jasa Pelayanan Foto Kontras terdiri dari : Besarnya Pengembalian Jasa Pelayanan Foto Kontras 40% dan dijadikan 100% dengan pembagian sebagai berikut : 1) Remunerasi 20% 2) Radiografer 70% 3) Dokter Pengirim 10%

Bila ada Dokter Spesialis Radiologi, Jasa Pelayanan Foto Kontras 40% dan dijadikan 100% dengan pembagian sebagai berikut : 1) Remunerasi 20% 2) Dokter spesialis radiologi 15% 3) Dokter Pengirim 5% 4) Radiografer 60% (3) Pengaturan Besarnya Jasa Pelayanan USG/DOPLER terdiri dari: Besarnya Pengembalian Jasa Pelayanan USG/DOPLER 40% dan dijadikan 100% dengan pembagian sebagai berikut : 1) Remunerasi 20% 2) Dokter 75% 3) Asisten 5% Bila ada dokter spesialis radiologi, Jasa Pelayanan USG/DOPLER 40% dan dijadikan 100% dengan pembagian sebagai berikut: 1) Remunerasi 20% 2) Dokter spesialis radiologi 15% 3) Dokter Pengirim 5% 4) Asisten 60%

Pasal 8 Pengaturan Besarnya Jasa Pelayanan Diagnostik dan Elektromedik terdiri dari : Besarnya Pengembalian Jasa Pelayanan Diagnostik dan Elektromedik 40% dan dijadikan 100% dengan pembagian sebagai berikut : 1) Remunerasi 20% 2) Dokter 55% 3) Asisten 25% BAB VII PEMULASARAN JENAZAH Pasal 9 Pengaturan Besarnya Jasa Pelayanan Pemulasaran Jenazah terdiri dari : Besarnya Pengembalian Jasa Pelayanan Pemulasaran Jenazah 40% dan dijadikan 100% dengan pembagian sebagai berikut : 2) Perawat 85%

BAB VIII AMBULAN Pasal 10 (1) Pengaturan Besarnya Jasa Pelayanan Ambulan terdiri dari : (2) Besarnya Pengembalian Jasa Pelayanan Ambulan 40% dan dijadikan 100% dengan pembagian sebagai berikut : 1) Remunerasi 25% 2) Sopir 50% 3) Perawat/bidan 25% BAB IX MEDICO LEGAL Pasal 11 (1) Pengaturan Besarnya Jasa Pelayanan Medico Legal Sederhana terdiri dari : (2) Besarnya Pengembalian Jasa Pelayanan Medcol Legal Sederhana 40% dan dijadikan 100% dengan pembagian sebagai berikut : 2) Dokter 70% 3) Perawat 15%

BAB X PELAYANAN KESEHATAN DI LUAR JAM KERJA Pasal 12 (1) Pengaturan Besarnya Jasa Pelayanan Kesehatan di luar jam kerja terdiri dari : (2) Besarnya Pengembalian Jasa Pelayanan Pelayanan Kesehatan di luar jam kerja 40% dan dijadikan 100% dengan pembagian sebagai berikut : 2) Dokter spesialis/dokter umum/bidan/perawat 85% BAB XI KETENTUAN PERALIHAN Pasal 13 Pengelolaan dan Pengaturan dalam pembagian biaya Jasa Pelayanan diserahkan kepada Kepala Puskesmas sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. BAB XII KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Bupati ini sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan ditetapkan lebih lanjut dengan Keputusan Bupati.

Pasal 15 Peraturan Bupati ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan menempatkannya dalam Berita Daerah Kabupaten Tapin. Ditetapkan di Rantau pada tanggal 26 Oktober 2012 BUPATI TAPIN, ttd Diundangkan di Rantau pada tanggal 26 Oktober 2012 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN TAPIN, IDIS NURDIN HALIDI ttd RAHMADI BERITA DAERAH KABUPATEN TAPIN TAHUN 2012 NOMOR 24