Abstract A. PENDAHULUAN. Sistem komunikasi semakin berkembang dengan tingginya kontinuitas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi peningkatan jumlah pengguna jaringan GSM (Global System for

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya jaman kebutuhan manusia akan bidang telekomunikasi juga semakin meningkat,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS KUALITAS LAYANAN PANGGILAN PADA TELEKOMUNIKASI BERGERAK 3G

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS PENGARUH HALF RATE DAN FULL RATE TERHADAP SPEECH QUALITY INDICATOR DAN TRAFFIC CHANNEL PADA JARINGAN GSM

PENANGANAN INTERFERENSI PADA JARINGAN SELULER 2G PT. INDOSAT UNTUK AREA BANDUNG

BAB IV ANALISA HASIL SIMULASI

STUDI PERENCANAAN JARINGAN SELULER INDOOR

Analisis Kinerja Dan Perbaikan Jaringan GSM Pada BSC Operator H3I (THREE)

ANALISIS PENGARUH HALF RATE DAN FULL RATE TERHADAP TRAFFIC CHANNEL DAN SPEECH QUALITY INDICATOR PADA JARINGAN GSM PT.

ANALISIS KUALITAS VOICE CALL PADA JARINGAN WCDMA DENGAN DRIVE TEST MENGGUNAKAN TEMS INVESTIGATION

ANALISIS PERFORMANSI REHOMMING BR 9.0-EVOLUSION BSC (ebsc) PADA JARINGAN GSM PT TELKOMSEL DI MAKASSAR

ANALISIS KUALITAS RF PADA JARINGAN SELULER 2G & 3G DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. teknologi 3G yang menawarkan kecepatan data lebih cepat dibanding GSM.

ANALISA DAN OPTIMASI QUALITY OF SERVICE (QOS) LAYANAN VOICE DALAM JARINGAN SELULAR CDMA X TELKOM FLEXI REGIONAL OPERATION SEMARANG

Optimasi BTS Untuk Peningkatan Kualitas Jaringan CDMA 2000

BAB IV ANALISA PERFORMANSI BTS CDMA 20001X PT BAKRIE TELECOM COVERAGE KOTA BEKASI

OPTIMASI KUALITAS PENERIMAAN SINYAL DARI ANTENA NODE B PADA SISTEM UMTS 3G DENGAN PHYSICAL TUNING ABSTRAK

BAB II TEORI DASAR. Public Switched Telephone Network (PSTN). Untuk menambah kapasitas daerah

ANALISIS DROP CALL PADA JARINGAN 3G PADA BEBERAPA BASE STATION DI KOTA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. menjaga dan meningkatkan performa pada jaringan telekomunikasi. diharapkan akan diikuti semakin tingginya jumlah trafik.

ANALISIS TRAFIK SUARA DAN UNJUK KINERJA JARINGAN GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE

Analisis Peningkatan Kualitas dan Kapasitas Jaringan Seluler PT. XL Axiata pada Area Jawa Tengah bagian Utara melalui Proyek Swap dan Modernisasi

Analisis Pengaplikasian MCPA pada Perusahaan Provider GSM di Daerah Sumatera Utara

ANALISIS UNJUK KERJA MULTI BAND CELL PADA GSM DUAL BAND

BAB III ANALISIS TRAFIK DAN PARAMETER INTERFERENSI CO-CHANNEL

Universitas Kristen Maranatha

Analisa Unjuk Kerja Jaringan Operator 3G(WCDMA-UMTS) Menggunakan Metode Drivetest

BAB III METODA PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN Analisis Hasil Pengukuran di Area Sekitar UMY

KUALITAS LAYANAN DATA PADA JARINGAN CDMA x EVOLUTION-DATA ONLY (EVDO)

ANALISIS LINK BUDGET PADA PEMBANGUNAN BTS ROOFTOP CEMARA IV SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER BERBASIS GSM

BAB I PENDAHULUAN. ini dan bertambah ketat persaingan diantara operator telepon bergerak membuat

ANALISIS INTERFERENSI PADA

BAB IV ANALISIS DESKRIPTIF IMPLEMENTASI GFP

BAB I PENDAHULUAN. sudah menjadi kebutuhan bagi dunia usaha/bisnis (e-commerce), pendidikan

VOTEKNIKA Jurnal Vokasional Teknik Elektronika & Informatika

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENGUKURAN KUALITAS SINYAL PADA JARINGAN GSM

BAB II ADAPTIVE MULTI-RATE (AMR)

BAB I PENDAHULUAN. global untuk komunikasi bergerak digital. GSM adalah nama dari sebuah group

LAPORAN SKRIPSI ANALISIS DAN OPTIMASI KUALITAS JARINGAN TELKOMSEL 4G LONG TERM EVOLUTION (LTE) DI AREA PURWOKERTO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PENYEBAB BLOCKING CALL DAN DROPPED CALL PADA HARI RAYA IDUL FITRI 2012 TERHADAP UNJUK KERJA CDMA X

BAB III METDOLOGI PENELITIAN

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 6 NO. 1 Maret 2013

TUGAS AKHIR ANALISA OPTIMASI COVERAGE AREA NODE B CIANGSANA BOJONG DI TELKOMSEL

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

ANALISIS UNJUK KERJA JARINGAN PADA SISTEM CDMA (STUDI KASUS TELKOM FLEXI MEDAN)

ANALISA CALL SUCCES RATE PADA JARINGAN CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS ( CDMA )

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. ke lokasi B data bisa dikirim dan diterima melalui media wireless, atau dari suatu

Analisa Kegagalan Call pada BTS Flexi di PT TELKOM Kandatel Banda Aceh

HALAMAN PERNYATAAN. : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :

MODEL LINEAR GOAL PROGRAMMING UNTUK MENENTUKAN KAPASITAS TRAFIK BTS PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER GSM

TUGAS AKHIR MERCU BUANA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS LAYANAN VOICE CALL DAN DATA PACKET PADA OPERATOR TELEPON SELULER DI WILAYAH BALI INNER CITY

BAB III PERENCANAAN PARAMETER BSS UNTUK OPTIMALISASI BTS INDOOR

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

TUGAS AKHIR ANALISA KEY PERFORMANCE INDICATOR (KPI) 3RD CARRIER CELL PADA JARINGAN 3G

BAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European

Evaluasi Performansi Jaringan UMTS di Kota Semarang menggunakan Metode Drive Test

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab 3 ini akan dibahas mengenai metode penelitian yang dilakukan pada BTS-

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi yang cenderung memerlukan data rate tinggi, hal ini terlihat dari

BAB III PROSES HANDOVER DAN PENYEBAB TERJADINYA HANDOVER FAILURE

Drive Test and RF Optimization Overview. Alfin Hikmaturokhman.,ST.,MT

ANALISIS PARAMETER NETWORK SENTRAL NEAX 61EDI PT. TELKOM LHOKSEUMAWE. Abstrak

ANALISIS PERMASALAHAN OPTIMALISASI VOICE CDMA X UNTUK MENGURANGI KEGAGALAN KONEKSI STUDI KASUS DIVISI TELKOM FLEXI SEMARANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA KELAYAKAN IMPLEMENTASI AMR PADA TEKNOLOGI 2G UNTUK OPTIMALISASI BIAYA (STUDI KASUS: PT. INDOSAT ) Tesis

Analisis Pengaruh Penggunaan Physical Cell Identity (PCI) Pada Perancangan Jaringan 4G LTE

PENANGANAN BLOCK CALL DAN DROP CALL PADA JARINGAN UMTS BERDASARKAN PENGUKURAN PARAMETER ACCESSIBILITY, COVERAGE AND QUALITY

Analisis Benchmarking Jaringan 3G Operator HCPT dan XL di Area Jakarta

Perencanaan Kebutuhan Base Station Jaringan Fixed WiMAX Berdasarkan Demand Site

ANALISIS PENGARUH DOWN TILT ANTENA UNTUK MENGURANGI KEGAGALAN HANDOVER PADA JARINGAN SELULER GSM PT. INDOSAT, Tbk. PURWOKERTO

SISTEM KOMUNIKASI BEGERAK WHAT TECHNOLOGY ABOUT THIS???

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS MEKANISME REHOMING DAN REPARENTING PADA JARINGAN KOMUNIKASI SELULER GSM

ABSTRAK. iii Universitas Kristen Maranatha

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI


BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 3G/UMTS. Teknologi WCDMA berbeda dengan teknologi jaringan radio GSM.

OPTIMASI HANDOVER PADA JARINGAN GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE COMMUNICATION (GSM) M.Yanuar Hariyawan, Hamid Azwar, Lena Miranti Siahaan

OPTIMASI JARINGAN 3G DI AREA BANDUNG BARAT BERDASARKAN DATA CUSTOMER COMPLAIN 3G

STUDI SISTEM VERTICAL HANDOVER PADA JARINGAN WIRELESS HETEROGEN MENGGUNAKAN ALGORITMA ADAPTIVE LIFETIME BASED

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (browsing, downloading, video streaming dll) dan semakin pesatnya kebutuhan

ANALISIS PERFORMANSI PADA JARINGAN GSM 900/1800 DI AREA PURWOKERTO

ANALISIS COVERAGE AREA WIRELESS LOCAL AREA NETWORK (WLAN) b DENGAN MENGGUNAKAN SIMULATOR RADIO MOBILE

SITE XXX. Indoor Walk Test Overview

VOTEKNIKA Jurnal Vokasional Teknik Elektronika & Informatika

Transkripsi:

ANALISIS PERFORMANCE JARINGAN 2G GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE COMUNICATION (GSM) FREKUENSI 900 MHz DAN 1800 MHz BERDASARKAN DATA DRIVE TEST DI PT. TELKOMSEL PADANG KENNY PRATAMA PUTRA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG Wisuda Periode Ke-99 (Maret 2014)

2

Analisis Performance Jaringan 2G Global System For Mobile Comunication (GSM) Frekuensi 900 MHz dan 1800 MHz Berdasrkan Data Drive Test di PT. Telkomsel Padang Kenny Pratama Putra 1, Delsina Faiza 2, Yasdinul Huda 2 Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika FT Universitas Negeri Padang lgmc_khenny@yahoo.co.id Abstract This research was motivated by a decline in performance on the BTS Batang Marau, which indicates the level of Rx Level, Rx Qual and SQI not meet KPI targets, so the presence of the area around the base stations that do not meet the standard Rx Level to make phone calls (blankspot). The purpose of this study was to determine the performance of GSM 900 and 1800 networks, as well as to improve the performance of base stations Batang Marau Power Link Budget calculation method. This study discusses the improving performance of GSM network at the site decreased performance, where performance is observed through measurement results based on the data drive test. The results of data analysis showed : (1) From the analysis, GSM 1800 already meet KPI targets for Rx Level >95 %, Rx Qual >94 % and SQI >93 %. In GSM 900 results analysis and Rx Qual SQI already meet the target KPI Rx Qual >94 % and SQI >93 %, while the results of the analysis of Rx level at 09.00 already reached the target KPI >95 %, at 15:00 and 20:00, still has not reached the target KPI <95 %, which indicates the time of measurement using tools Tems Investigation, there are several areas that Rx the level of poor quality. (2) Value Rx level in the area around the base stations are <-95 dbm indicates blankspot area (can lead to a drop call). (3) The estimated increase in performance on the GSM network by the method of link power budget on the BTS Batang Marau shows 69.3 dbm Rx Level (Good quality) at a distance of 2.5 km, so it can be concluded that the performance of GSM 900 base stations have been increased Batang Marau performances. A. PENDAHULUAN Sistem komunikasi semakin berkembang dengan tingginya kontinuitas hubungan telekomunikasi, tidak terbatas saat pemakai dalam keadaan diam ditempat ataupun dalam keadaan bergerak. Untuk itu lahirnya sistem 1 Prodi Pendidikan Teknik Elektronika untuk wisuda periode Maret 2014 2 Dosen Jurusan Teknik Elektronika FT-UNP 1

2 komunikasi dimana pengguna dapat menggunakannya secara mobile merupakan solusi yang baik untuk menjamin kontinuitas hubungan komunikasi yang saat ini sangat penting. Kontinuitas hubungan telekomunikasi tersebut dapat diwujudkan dengan adanya jaringan Global System For Mobile Communication (GSM). GSM merupakan sebuah teknologi komunikasi selular yang bersifat digital, memiliki rincian modulasi dan arsitektur di tingkat jaringan serta layanan pada frekuensi 900 MHz dan 1800 MHz. Teknologi GSM banyak diterapkan pada komunikasi bergerak, khususnya telepon genggam. Dikutip dalam suaramerdeka, PT. Telkomsel sebagai operator telekomunikasi seluler GSM pertama di Indonesia, sampai saat ini total pelanggan seluler Telkomsel masih yang terbesar di Indonesia, yakni sekitar 125 juta. Banyaknya pelanggan seluler Telkomsel ini menujukkan pengguna sistem komunikasi GSM berkembang dengan pesat, seiring dengan peningkatan kebutuhan telekomunikasi bagi masyarakat modern. Arsitekur Jaringan GSM terdiri dari beberapa subsistem utama yang secara bersama melaksanakan fungsi yang diperlukan untuk mengimplementasikan suatu jaringan radio seluler. Subsistem tersebut terlihat pada Gambar 1 yang dikutip dalam mandorkawat (2009) terdiri dari : 1 Prodi Pendidikan Teknik Elektronika untuk wisuda periode Maret 2014 2 Dosen Jurusan Teknik Elektronika FT-UNP

3 Gambar 1. Arsitektur jaringan GSM Peningkatan jumlah user (pengguna) jaringan GSM akhir-akhir ini mengakibatkan kepadatan trafik sehingga terjadinya penurunan performance pada jaringan GSM seperti gagalnya proses handover pada suatu site tertentu, lemahnya sinyal terima (Rx Level) yang diterima Mobile Station (MS) dan kegagalan sambungan (blocking dan drop call) yang secara tidak langsung dapat menurunkan Quality of Service (QoS) atau kualitas layanan. Kualitas layanan yang akan diberikan semestinya sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan oleh pemerintah dan operator. Trafik Menurut Gunawan (2008: 79) : Diartikan sebagai perpindahan informasi dari suatu tempat ke tempat lain melalui jaringan telekomunikasi. Besaran dari suatu trafik telekomunikasi diukur dengan satuan waktu, sedangkan nilai trafik dari suatu kanal adalah lamanya waktu pendudukan pada kanal tersebut. Salah satu tujuan perhitungan trafik adalah untuk mengetahui unjuk kerja jaringan (network performance) dan mutu pelayanan jaringan telekomunikasi (Quality of Service). Performance jaringan merupakan salah satu hal penting yang harus diperhatikan dalam mengelola suatu jaringan. Performance jaringan dapat memberikan informasi kepada operator mengenai operasi jaringan yang dimiliki dan untuk memberikan informasi mengenai kinerja pada jaringan. Dengan adanya performance tersebut, masalah yang terjadi dapat segera

4 dianalisis penyebabnya dan dapat diselesaikan sesuai dengan prosedur yang ada. Untuk mengetahui bagaimana performance dari jaringan, diperlukan adanya proses monitoring (pemantauan) jaringan yang dapat digunakan sebagai analisis peningkatan performance jaringan sehingga antara operator dan pelanggan sama-sama merasakan kepuasan akan layanan jaringan yang tersedia. Operator menggunakan key performance indicator (KPI) untuk memungkinkan pemantauan performance yang lebih efisien. Performance jaringan GSM dapat diketahui dengan pemantauan kualitas panggilan telepon pada frekuensi 900 MHz dan 1800 MHz berdasarkan keberhasilan MS dalam mengakses kanal logika GSM. Kanal logika GSM menurut Gunawan (2008:32) berfungsi membawa informasi pelanggan (data user) dan kontrol data pensinyalan. Pemantauan kualitas panggilan telepon pada frekuensi 900 MHz dan 1800 MHz salah satunya dapat dilihat dari nilai Rx Level yang diterima MS. Lemahnya sinyal terima yang diterima oleh MS, memungkinkan akan terjadinya kegagalan panggilan seperti blocking call ataupun drop call. Nilai Rx Lev dinyatakan dalam satuan decibel. Tabel 1 merupakan standar nilai Rx Lev yang telah ditetapkan Operator Telkomsel. Tabel 1. Standar Nilai Rx Level Rx Level (dbm) Kualitas sinyal -95 s.d. -120 Bad (drop) -85 s.d. -95 Fair 0 s.d. -85 Good Sumber : PT. Telkomsel Padang

5 Berdasarkan data yang diperoleh dari PT. Telkomsel Padang, BTS di Base Station Centre (BSC) Padang yang sering mengalami penurunan performance yang dipengaruhi oleh level Receive Signal Level (Rx Level), Receive Signal Quality (Rx Qual) dan Speech Quality Index (SQI) salah satunya adalah BTS Batang Marau. Kinerja BTS yang tidak optimal seperti kurangnya daya pancar akan mengakibatkan tidak akan terjangkaunya daerah blankspot pada daerah cakupan BTS. Hal ini memungkinkan MS yang berada pada daerah blankspot akan mengalami pelemahan level sinyal yang diterima sehingga berkemungkinan terjadinya kegagalan MS dalam melakukan panggilan telepon pada jaringan GSM frekuensi 900 MHz dan 1800 MHz. Berdasarkan uraian di atas, terdapat beberapa permasalahan BTS yang berkaitan dengan kualitas performance jaringan GSM pada frekuensi 900 MHz dan 1800 MHz yang disebabkan lemahnya Rx level. Sehingga perlu dilakukan optimasi untuk meningkatkan performance jaringan GSM. Salah satu langkah optimasi untuk peningkatan performance tersebut adalah melakukan analisis performance berdasarkan data drive test dan diharapkan dapat membantu mengatasi permasalahan permasalahan yang dihadapi oleh provider jaringan GSM serta mengetahui performance jaringan (call Quality) dengan frekuensi 900 MHz dan 1800 MHz. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk untuk mengetahui performance jaringan GSM 900 MHz dan 1800 MHz yang dipantau melalui drive test berdasarkan Receive Signal Level (Rx Level), Receive Signal

6 Quality (Rx Qual) dan Speech Quality Index (SQI) serta untuk meningkatkan performance pada jaringan GSM dengan metode perhitungan Power Link Budget. Analisis dengan metode Power Link Budget yang dikutip dalam Fadhila (2011: 25) merupakan salah satu metode untuk mengetahui performansi suatu jaringan. Perhitungan Power Link Budget dapat dilakukan terhadap data spesifikasi BTS untuk merencanakan daya pancar baru pada BTS. BTS menurut Nuraksa (2010: 15) merupakan perangkat pemancar dan penerima yang memberikan pelayanan radio kepada MS. Daerah yang masih dilingkupi atau masih dalam pelayanan suatu BTS disebut coverage. Gambar 3 menunjukan bentuk coverage dalam komunikasi seluler yang dikutip dalam Abdul (2011: 2) : Gambar 3. Bentuk coverage BTS B. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian ini adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif menurut Sukardi (2003:157) yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek yang diteliti secara tepat. Nazir (2011: 84) semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Berdasarkan pengertian diatas, penelitian ini akan mengungkap performance jaringan GSM yang dipantau dari data drive test dengan

7 parameter berdasarkan Receive Signal Level (Rx Level), Receive Signal Quality (Rx Qual) dan Speech Quality Index (SQI) serta analisis peningkatan performance BTS Batang Marau. Teknik analisa data pada penelitian ini adalah melakukan perhitungan KPI untuk Receive Signal Level (Rx Level), Receive Signal Quality (Rx Qual) dan Speech Quality Index (SQI) yang bertujuan untuk mengetahui kualitas performance jaringan GSM 900 MHz dan 1800 MHz. Perhitungan Receive Signal Level (Rx Level), Receive Signal Quality (Rx Qual) dan Speech Quality Index (SQI) akan memberi gambaran perbaikan performance yang harus di lakukan pada jaringan GSM dengan mengestimasi daya pancar baru BTS menggunakan Metode Power link budget. Berikut Perhitungan KPI Rx Level, Rx Qual dan SQI yang dikutip dalam Teuku Fahkrudin (2011:67) dinyatakan dengan : 1. Rx Level = 100% 2. Rx Qual = 100% 3. SQI = 100% Dari persamaan diatas nilai Rx Level yang dikatan baik (0 sampai -85 dbm), sedang (-95 sampai -85 dbm) dan jelek (-105 sampai -95 dbm). Nilai Rx Qual yang dikatakan baik (0 sampai 3), sedang (3 sampai. 5) dan jelek (5 sampai 7). Nilai SQI yang dikatakan baik (0 sampai 2), sedang (2 sampai 3) dan jelek (3 sampai 5).

8 C. PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN 1. Analisis Receive Signal Level (Rx Level), Receive Signal Quality (Rx Qual) dan Speech Quality Index (SQI) GSM 900 MHz dan 1800 MHz Tabel 2 merupakan hasil analisis Receive Signal Level (Rx Level), Receive Signal Quality (Rx Qual) dan Speech Quality Index (SQI) BTS Batang Marau GSM 900 MHz dan 1800 MHz : Tabel 2. Hasil analisis Rx level, Rx Qual dan SQI BTS Batang Marau (GSM 900 dan 1800) GSM 900 GSM 1800 Waktu No Rx Rx Rx Rx Pengukuran SQI SQI Level Qual Level Qual 1 09.00 96,07% 97,25% 98,57% 98,99% 98,04% 99,22% 2 15.00 94,94% 96,52% 98,56% 98,45% 97,89% 98,67% 3 20.00 94,32% 95,83% 96,40% 97,05% 97,94 98,42% Titik pengukuran 500m-1800m 500m-1800m Sumber : Hasil analisis data Report Drive Test (Rx level, Rx Qual, SQI) GSM 900 dan 1800 Berdasarkan pada Tabel 2, dapat dijelaskan bahwa GSM 1800 sudah memenuhi target KPI untuk Rx Level > 95%, Rx Qual > 94 % dan SQI > 93%. Maka berdasarkan hasil analisis Rx Level, Rx Qual dan SQI, disimpulkan bahwa performance dari BTS Batang Marau GSM 1800 sudah dalam keadaan baik. Pada GSM 900 hasil analisis Rx Qual dan SQI sudah memenuhi target KPI yakni Rx Qual > 94% dan SQI > 93%, sementara hasil analisis Rx level pada jam 09.00 sudah mencapai target KPI > 95%, jam 15.00 dan 20.00 masih belum mencapai target KPI < 95%, yang menandakan saat pengukuran menggunakan perangkat Tems

9 Investigation pda jarak 1,8 Km terdapat beberapa area yang Rx Levelnya berkualitas jelek. 2. Analisis Radius BTS Batang Marau Analisis radius (jarak pancar) BTS bertujuan untuk mengetahui seberapa besar jarak pancar maksimal BTS untuk jaringan GSM 900 dan 1800 melalui pengukuran menggunakan Tems Investigation. Dari data hasil pengukuran BTS Batang Marau GSM 900 dan 1800, berdasarkan hasil ploting cell identy didapat Rx Level GSM 900 pada jarak pancar >1,8 Km sebesar -105 dbm dan GSM 1800 pada jarak >2 Km sebesar -98 dbm. Hasil ini berhubungan dengan Rx level GSM 900 yang masih dibawah standar KPI yang di sebabkan oleh kurangnya daya pancar GSM 900 sehingga adanya area blankspot pada jarak 1,8 Km pada saat pengukuran menggunakan perangkat Tems Investigatio. 3. Analisis Peningkatan Performance Jaringan GSM 900 Analisis peningkatan performance dilakukan dengan metode perhitungan power link budget bertujuan untuk merencanakan daya pancar pada BTS. Berdasarkan hasil analisis peningkatan performance (perbaikan kerja) dengan metode perhitungan power link budget, maka diperoleh estimasi daya pancar baru BTS. Berdasarkan hasil analisis power link budget, maka daya pancar untuk menghasilkan jarak pancar 2,5 Km adalah 38,38 dbm dan Rx Level pada jarak 2,5 Km sebesar -69,3 dbm.

10 4. Pembahasan Berdasarkan hasil analisis sebelumnya, dapat disimpulkan hasil analisis secara keseluruhan dalam Tabel 3 berikut : Tabel 3. Hasil analisis Rx level, Rx Qual dan SQI BTS Batang Marau (GSM 900 dan 1800) GSM 900 GSM 1800 Waktu No Rx Rx Rx Rx Pengukuran SQI SQI Level Qual Level Qual 1 09.00 96,07% 97,25% 98,57% 98,99% 98,04% 99,22% 2 15.00 94,94% 96,52% 98,56% 98,45% 97,89% 98,67% 3 20.00 94,32% 95,83% 96,40% 97,05% 97,94 98,42% Titik pengukuran 500m-1800m 500m-1800m Sumber : Hasil analisis data Report Drive Test (Rx level, Rx Qual, SQI) GSM 900 dan 1800 Berdasarkan pada Tabel 3, dapat dijelaskan bahwa GSM 1800 sudah memenuhi target KPI untuk Rx Level > 95%, Rx Qual > 94 % dan SQI > 93%. Maka berdasarkan hasil analisis Rx Level, Rx Qual dan SQI, disimpulkan bahwa performance dari BTS Batang Marau GSM 1800 sudah dalam keadaan baik. Pada GSM 900 hasil analisis Rx Qual dan SQI sudah memenuhi target KPI yakni Rx Qual > 94% dan SQI > 93%, sementara hasil analisis Rx level pada jam 09.00 sudah mencapai target KPI > 95%, jam 15.00 dan 20.00 masih belum mencapai target KPI < 95%, yang menandakan saat pengukuran pada jarak 1,8 Km menggunakan perangkat Tems Investigation terdapat beberapa area yang Rx Levelnya berkualitas jelek. Mengacu kepada penjelasan sebelumnya, mengindikasikan adanya daerah yang Level sinyal terima (Rx Level) yang tidak memenuhi standar untuk melakukan panggilan telepon. Sehingga

11 pada kasus ini, yang menjadi permasalahannya adalah terjadinya drop pada panggilan (drop call). Setelah dilakukan analisis peningkatan performance jaringan GSM 900 dengan metode perhitungan Power Link Budget yaitu dengan meng-estimasikan penaikan daya pancar untuk BTS (GSM 900) agar dapat meminimalisir daerah blankspot. Berdasarkan hasil analisis dengan metode perhitungan Power Link Budget tersebut, dapat dilihat peningkatan performance jaringan GSM yang terlihat dari estimasi perubahan daya pancar BTS. Gambar 1 merupakan grafik estimasi Rx level sebelum dan estimasi sesudah peningkatan performance pada jaringan GSM. 120 100 80 60 40 20 0 GSM 900 Rx Level sebelum estimasi (pengukuran) pada jarak 1,8 Km Rx Level setelah estimasi pada jarak 2,5 Km Gambar 1. Grafik Rx Level sebelum dan sesudah estimasi Gambar 1 menggambarkan perbandingan tingkat Rx Level sebelum dan sesudah estimasi peningkatan performance, dimana Rx Level sebelum estimasi -105 dbm (dikategorikan berkualitas jelek) pada jarak > 1,8 Km dan Rx level setelah estimasi -69,3 dbm (dikategorikan berkualitas bagus) pada jarak 2,5 Km. Maka berdasarkan hasil analisis estimasi, disimpulkan bahwa jarak cakupan GSM 900 telah mengalami peningkatan dan hal ini

12 menunjang peningkatan performance GSM 900 BTS Batang Marau di tinjau dari perluasan cakupan BTS GSM 900 dan peningkatan kualitas Rx Level. D. SIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil ploting cell identy didapat jarak pancar maksimal GSM 900 1,8 Km dan GSM 1800 2 Km. Hasil ini berhubungan dengan analisis Rx level GSM 900 yang masih dibawah standar KPI yang di sebabkan oleh kurangnya daya pancar GSM 900 sehingga adanya area blankspot pada jarak 1,8, dimana penurunan performance terlihat pada GSM 900 yang hasil analisis Rx Levelnya belum memenuhi standar KPI (> 95 %). 2. Berdasarkan hasil analisis, GSM 1800 sudah memenuhi target KPI untuk Rx Level > 95%, Rx Qual > 94 % dan SQI > 93%. Maka berdasarkan hasil analisis Rx Level, Rx Qual dan SQI, disimpulkan bahwa performance dari BTS Batang Marau GSM 1800 sudah dalam keadaan baik. Pada GSM 900 hasil analisis Rx Qual dan SQI sudah memenuhi target KPI yakni Rx Qual > 94% dan SQI > 93%, sementara hasil analisis Rx level pada jam 09.00 sudah mencapai target KPI > 95%, jam 15.00 dan 20.00 masih belum mencapai target KPI < 95%, yang menandakan pada saat pengukuran menggunakan perangkat Tems Investigation terdapat beberapa area yang Rx Levelnya berkualitas jelek.

13 3. Setelah dilakukan analisis peningkatan performance dengan metode perhitungan power link budget yaitu dengan menambah daya pancar BTS Batang Marau yang mengalami penurunan performance, BTS tersebut mengalami peningkatan performance. Hal ini terlihat dari hasil analisis estimasi Rx Level yang menunjukan tingkat -69,3 dbm (berkualitas baik) pada jarak 2,5 Km. Catatan: Artikel ini disusun berdasarkan skripsi penulis dengan Pembimbing I Delsina Faiza ST, MT dan Pembimbing II Yasdinul Huda S.Pd, MT Daftar Pustaka Abdul Hafid Paronda. (2011). Handover dalam Komunikasi Bergerak Seluluer. Jurnal Kajian Teknologi (Vol 10, No 01). Fadhila Hani. (2011). Analisis Redaman Serat Optik Terhadap Kinerja SKSO Menggunakan Metode Link Power Budget (Medan-Tebing Tinggi). Tugas Akhir Departemen Teknik Elektro, Program Pendidikan Sarjana Ekstensi, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Gunawan, dkk. (2008). Konsep Teknologi Seluler. Bandung : Informatika Bandung. Mandorkawat (2009). Mengenal Basic Concept Teknologi GSM (Global System for Mobile Communication). (online) http://mandorkawat2009.wordpress.com/2009/10/05/mengenal-basicconcept-teknologi-gsm-global-system-for-mobile-communication/ diakses tanggal 25 Februari 2013. Moh. Nazir, Ph.D. (2011). Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia. Nuraksa, Makodian, dan Lingga, Wardhana, 2010. Teknologi Wireless Communication dan Wireless Broadband. Yogyakarta : Andi Offset. Suaramerdeka (2013). Pelanggan Telkomsel Tembus 125 Juta. (online) http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2013/04/16/153 227/Pelanggan-Telkomsel-Tembus-125-Juta diakses tanggal 20 September 2013

14 Sukardi. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Teuku Yuliar Arif dan Hubbul Walidainy. (2010). Analisa Kegagalan Call pada BTS Flexi di PT. Telkom Kandatel Banda Aceh. Jurnal Rekayasa Elektrika (Vol. 9, No. 1).

15