BAB V PEMBAHASAN. A. Aplikasi Dana Talangan Haji di Bank Syariah di Indonesia. prinsip yaitu dengan prinsip al-ijarah dan prinsip al-qardh.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI KESIMPULAN. 1. Aplikasi Dana Talangan Haji di Bank Syariah di Indonesia. dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 29/DSN-MUI/VI/2002

BAB III. PELAKSANAAN PINJAMAN TALANGAN HAJI ib BRI SYARIAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

2 4. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 60, Tambahan Lembaran

BAB I PENDAHULUAN. melayani kebutuhan masyarakat melalui jasa-jasanya. 1 Perbankan syariah. Bank Umum Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah.

BAB IV HASIL PENELITIAN

2017, No tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 13 T

BAB IV. A. Persamaan dan Perbedaan Aplikasi Produk Talangan Haji di PT Tabung Haji Umrah Hanan NUsantara Surabaya dan BMT Sidogiri Sepanjang Sidoarjo

Produk Talangan Haji Perbankan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. ini telah ditetapkan dan diterangkan secara jelas di dalam kitab suci Al-Quran

PERKIRAAN PORSI JAMAAH HAJI REGULER

: 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji;

BAB IV PEMBAHASAN MASALAH. A. Aplikasi akad ijarah di BSM KCP Pemalang. Contoh kasus yang terjadi di Bank Syariah Mandiri yaitu sebagai berikut:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PROSEDUR PELAKSANAAN TABUNGAN HAJI PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA SYARIAH CABANG SURABAYA RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : masyarakat dalam pemenuhan biaya menunaikan ibadah haji.

PROSEDUR PENDAFTARAN HAJI OFF LINE

BAB IV PEMBAHASAN. dijelaskan beberapa ketentuan sebagai berikut : a. Tabungan mabrur dibuka atas nama masing-masing calon jamaah

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. A. Karakteristik Pembiayaan Produk Flexi ib Hasanah BNI Syariah Kantor

BAB IV ANALISIS RISIKO PEMBIAYAAN DANA TALANGAN QORD WAL IJAROH UNTUK BIAYA PERJALANAN IBADAH HAJI PADA BMT NU SEJAHTERA KANTOR OPRASIONAL MANGKANG

RANGKUMAN TUGAS AKHIR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Pendaftaran Jamaah Haji. Tata Cara.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DALAM MEKANISME TALANGAN HAJI

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN LAPORAN PENELITIAN. wawancara langsung, penulis mendapatkan data-data yang berhubungan dengan

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

BAB III TAHUN 2012 DI BTN SYARIAH CABANG SURABAYA

PEDOMAN WAWANCARA. 1. Apa yang anda ketahui tentang tabungan haji? 2. Akad apa yang digunakan pada produk tabungan haji?

BAB IV PENERAPAN AKAD MURABAHAH PADA PRODUK PEMBIAYAAN PENSIUN

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PEMBAYARAN PEMBIAYAAN DANA TALANGAN HAJI DI BANK BNI KONVENSIONAL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III GAMBARAN UMUM DI BMT NU SEJAHTERA. Mangkang Kota Semarang merupakan hasil pemikiran kalangan nahdliyin

BAB IV PEMBAHASAN. pembiayaan untuk beragam keperluan, baik produktif (investasi dan modal

BAB IV. Seperti di perbankan syari ah Internasional, transaksi mura>bah}ah merupakan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

ANALISIS PENERAPAN AKAD QARD} WAL IJA>RAH PADA PEMBIAYAAN TALANGAN HAJI DI BANK SYARIAH MANDIRI CABANG PURWOKERTO

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Simpanan Pelajar (SIMPEL) KSPPS BMT Al-Hikmah Ungaran

BAB IV PEMBAHASAN. A. Implementasi Prinsip Mudharabah Muthlaqah pada BNI ib Deposito

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. IMPLEMENTASI AKAD IJĀRAH DALAM BNI ib PEMBIAYAAN HAJI DI BNI SYARIAH CABANG PEKALONGAN

BAB V PENUTUP. Berdasarkan serangkaian penelitian yang telah dijelaskan didalam babbab

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Proses Akad Ijarah Multiguna Untuk Biaya Umroh. multiguna untuk biaya umroh yang diserahkan kepada nasabah diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. mengalihkan dana yang tersedia dari penabung kepada pengguna dana, kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-undang Nomor 7

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapatdiambil kesimpulan sebagai berikut:

No. 10/ 14 / DPbS Jakarta, 17 Maret S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK SYARIAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan dunia perbankan saat ini menunjukkan betapa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. peneliti terdahulu terkait pembiayaan pengurusan haji antara lain:

BAB III DANA TALANGAN HAJI

BAB III SYARI AH CABANG SEMARANG. A. Profil Bank BNI Syari ah Cabang Semarang. 1. Sejarah Singkat BNI Syari ah Cabang Semarang

FATWA DSN MUI. Fatwa DSN 01/DSN-MUI/IV/2000: Giro. 1. Giro yang tidak dibenarkan secara syari'ah, yaitu giro yang berdasarkan perhitungan bunga.

BAB III CABANG SURABAYA. 1. Sejarah Berdirinya KJKS BMT-UGT Sidogiri

PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA. Hasil riset yang dilakukan oleh peneliti dengan cara wawancara

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELASANAAN AKAD MUDH ARABAH PADA SIMPANAN SERBAGUNA DI BMT BISMILLAH SUKOREJO

BAB IV ANALISIS SOP PENDAFTARAN IBADAH HAJI REGULER DI KEMENTERIAN AGAMA KOTA SEMARANG DAN IBADAH HAJI PLUS DI PT. KAISA ROSSIE SEMARANG

DAFTAR WAWANCARA Jawab

BAB III IMPLEMENTASI GADAI DI PT. BANK BNI SYARIAH CABANG DHARMAWANGSA SURABAYA. bank negara Indonesia merupakan bank pertama yang didirikan dan

PROSEDUR PEMBUKAAN GIRO RUPIAH PADA BANK RAKYAT INDONESIA KANTOR CABANG KUSUMA BANGSA SURABAYA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tempat untuk meminjam uang. Secara umum pengertian bank. menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai banknote.

PEMBIAYAAN DANA TALANGAN HAJI MENURUT FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL DAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

BAB I PENDAHULUAN. hukum Islam dalam kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA)

PELAKSANAAN TABUNGAN HAJI PADA BANK JATIM CABANG PEMBANTU PUSPA AGRO SIDOARJO RANGKUMAN TUGAS AKHIR. Oleh : AISYAH YUNITA SARI NIM :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah untuk Pertanian di KSPPS TAMZIS Cabang Batur

BAB III PELAYANAN JAMA AH HAJI KOTA SEMARANG TAHUN 2009

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN APLIKASI PEMBIAYAAN MURABAHAH KONSUMTIF MOTOR PADA BMT AT-TAQWA CABANG BANDAR BUAT PADANG

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan manusia tanpa terkecuali dalam kegiatan di perbankan. Hal ini dapat

BAB III KOSPIN JASA SYARIAH CAPEM PEMALANG: SEJARAH, VISI MISI, DAN PRODUK-PRODUKNYA

BAB IV PEMBAHASAN. A. Pengertian dan Jenis Akad Mudharabah pada PT. Bank BNI Syariah. Seseorang yang akan membuka rekening tabungan di PT.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Mekanisme Pembiayaan Konsumtif di KOPSIM NU Batang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Utama Surabaya sebagai objek laporan Tugas Akhir.

BAB IV PEMBAHASAN. 1 Wawancara dengan Ajeng selaku Teller

PELAKSANAAN AKAD TABUNGAN HAJI PADA BANK RIAU KEPRI SYARI AH CABANG PEKANBARU. Diajukan Oleh : DEKKY ADITYA K. PUTRA

TINJAUAN BAGI HASIL SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS BMT BINA UMAT MANDIRI (BUM) CABANG ADIWERNA

KODIFIKASI PRODUK PERBANKAN SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB IV PEMBAHASAN. Angsuran ringan dan tetap hingga jatuh tempo pembiayaan. Bisa untuk membeli rumah baru, bekas dan renovasi rumah

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. Sesuatu yang seseorang tinggalkan pada orang lain agar dijaga disebut

BAB II REGULASI PERBANKAN SYARI AH DAN CARA PENYELESAIANNYA. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

BAB 1 PENDAHULUAN. penyimpanan dana tunai nya. Hal tersebut betolak belakang karena masyarakat

BAB IV PEMBAHASAN. A. Mekanisme Produk SIRELA ( Simpanan Sukarela Lancar ) 1. Produk SIRELA ( Simpanan Sukarela Lancar )

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Pelaksanaan Gadai Emas Syariah Pada PT Bank Syariah Mandiri

BAB III STRATEGI PEMASARAN UNTUK MENINGKATKAN JUMLAH ANGGOTA SIMPANAN DI KSPPS BMT EL AMANAH KENDAL

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB IV PEMBAHASAN. A. Proses Pemberian Pembiayaan Oleh Account Officer Kepada Nasabah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Pelaksanaan Pembiayaan Mudharabah di Baitul maal wat. 1. Prosedur Pembiayaan di BMT Surya Parama Arta

BAB IV PEMBAHASAN. A. Prosedural deposito sebagai jaminan pembiayaan pada PT. Bank. a. Dana aman dan terjamin dikelola secara syariah.

MANAJEMEN PENGHIMPUNAN DANA

5) Dapat diberikan bonus sesuai kebijakan Bank 6) Dapat dilakukan pemotongan zakat secara otomatis dari bonus yang diterima

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI AKAD MURABAHAH DALAM PEMBIAYAAN KENDARAAN DI KOPERASI SIMPAN PINJAM (KOSPIN) JASA LAYANAN SYARIAH BULAKAMBA

BAB IV. ANALISIS MEKANISME TRANSAKSI PRODUK DEPOSITO ib HASANAH DOLLAR PADA BNI SYARIAH PEKALONGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2018 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 34 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN HAJI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

GIRO DAN DEPOSITO A. PENGERTIAN GIRO

BAB IV PEMBAHASAN A. Penerapan Akad Bai Bitsaman Ajil Pada Pembiayaan Multiguna Di KSPPS BMT Walisongo Semarang

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Konsep anjak piutang ( factoring) yang berdasarkan prinsip syariah sering dikatakan

Transkripsi:

82 BAB V PEMBAHASAN A. Aplikasi Dana Talangan Haji di Bank Syariah di Indonesia Dana Talangan Haji di diperkenalkan dan dijalankan di Bank Syariah di Indonesia. Salah satunya adalah bank muamalat Indonesia Dana Talangan porsi Haji adalah pinjaman yang ditujukan untuk membantu mendapatkan porsi keberangkatan haji lebih awal, meskipun saldo tabungan haji belum mencapai syarat pendaftaran porsi. Di Bank Muamalat Indonesia Dana Talangan Haji tidak menggunakan dua akad seperti dalam Fatwa Dewan Syariah Nasional Nomor: 29/DSN-MUI/VI/2002 Tentang Pembiayaan Pengurusan Ibadah Haji Lembaga Keuangan Syariah yang menggunakan dua prinsip yaitu dengan prinsip al-ijarah dan prinsip al-qardh. Bank Muamalat hanya menggunakan satu prinsip saja yaitu menggunakan prinsip al-qardh. Al-Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengharapkan imbalan. Dalam literatur fiqih klasik, qardh dikategorikan dalam aqd tathawwui atau akad saling membantu dan bukan transaksi komersial. 1 131 1 M.Safi I Antonio,Bank Syariah Dari Teori ke Praktik,(Jakarta:Gema Insani,2001), hal

83 Bank muamalat menerapkan Dana Talangan Haji dengan aplikasi sebagai berikut : 1) Calon Jemaah Haji (CJH) mendatangi BPS BPIH (Bank Penerima Setoran Biaya Pergi Ibadah Haji) untuk membuka rekening tabungan haji, yaitu salah satunya adalah Bank Muamalat Indonesia dengan produk hajinya adalah Rekening Tabungan Haji Arafah. Dalam hal ini adalah Calon Jemaah Haji tersebut mengajukan pembiayaan Dana Talangan Haji pada Bank Muamalat Indonesia dengan prosedur yang sebagaimana dijelaskan oleh peneliti pada analisis data. Yakni, setelah diarahkan oleh customer service untuk melakukan pengajuan pembiayaan dana talangan haji melalui relationship manager Bank Muamalat Indonesia, dan di sini adapun tahapan yang harus dilalui oleh nasabah jemaah calon haji, yaitu: Pertama pemohon harus mengisi form pembiayaan dengan melampirkan beberapa dokumen-dokumen, diantaranya; Fotokopi KTP, Foto copy Suami/Istri, Foto kopi Kartu Keluarga dan Surat Nikah/Surat Cerai Foto copy akte nikah, Surat pernyataan pembatalan haji dari nasabah diatas materai, Surat permohonan pengunduran diri dari nasabah kepada Kementrian Agama, surat kuasa pengurusan pembatalan haji kepada bank diatas materai, pembukaan Rekening Tabungan Haji Arafah, melakukan penandatanganan akad dan selanjutnya pencairan dana talangan haji (dimasukkan ke rekening tabungan haji nasabah).

84 2) Selanjutnya, Calon Jemaah Haji mendatangi Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota, sesuai domisili Calon Jemaah Haji tersebut. Pada tahap ini calon jemaah haji melakukan pendaftaran di Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota tersebut, dan di sini calon jemaah haji harus datang sendiri. Karena, ada SPPH (Surat Pengantar Pergi Haji) yang harus diisi dan pengambilan sidik jari. Selain itu, calon jemaah haji juga harus membawa persyaratan seperti fotocopy dan KTP, pas photo dan foto copy buku tabungan haji arafah yang diperoleh dari pembukaan rekening tabungan haji arafah pada Bank Muamalat Indonesia, yakni senilai Rp. 25.000.000,-. Dan di sini Kamenag akan mengecek data nasabah yang sudah didaftarkan melalui SISKOHAT oleh BPS BPIH, yakni oleh Bank Muamalat Indonesia. 3) Selanjutnya calon jemaah haji dengan membawa SPPH dari Kemenag tersebut menuju BPS BPIH dalam hal ini adalah Bank Muamalat Indonesia untuk dientry dan mendapatkan porsi/seat haji. 4) Nasabah jemaah calon haji mendatangi PUSKESMAS untuk periksa kesehatan dan mendapatkan surat keterangan sehat dari PUSKESMAS tersebut. 5) Setelah calon jemaah haji melunasi BPIH dan mendapatkan porsi haji, maka calon jemaah haji dengan membawa seluruh berkas sebagaimana tersebut di atas, kembali melaporkan ke Kantor

85 Kementerian Agama Kabupaten/Kota untuk dicatat sebagai calon jemaah haji yang sudah terdaftar pelunasannya. B. Faktor-Faktor Penghapusan Dana Talangan Haji Di Bank Syariah 1. Dana Talangan Haji bukan produk utama Sama halnya dengan bank syariah di Indonesia lainnya Bank Muamalat Indonesia juga membuka produk Dana Talangan Haji pada Tahun 2010. Dana Talangan Haji bukan merupakan produk utama yang ada di bank muamalat. Hal tersebut dikarenakan Dana Talangan Haji tidak memberikan keuntungan secara langsung kepada bank, tidak ada pembagian keuntungan antara nasabah dengan bank. Akad yang digunakan dalam produk ini adalah al-qardh dalam fatwa dijelaskan bahwa dengan akad ini tidak diperbolehkan untuk mengambil keuntungan sama sekali. Pada awalnya Dana Talangan Haji di Bank Muamalat Indonesia merupakan dana titipan Kementrian Agama yang digunakan untuk Dana Talangan Haji. Namun pada tahun 2011 Kemenag menarik dana tersebut untuk dialihkan pada instrumen sukuk. Sekarang ini, bank muamalat bisa memberikan Dana Talangan kepada nasabah, dengan cara meminjam dana pada Bank Muamalat Kantor Cabang Kediri. Apabila Bank Muamalat Indonesia KCP Tulungagung meminjam dana pada Bank Muamalat Indoneisa Cabang Kediri maka harus memberikan bagi hasil. Hal ini menyebabkan adanya margin dalam Dana Talangan

86 Haji. hal inilah yang menyebabkan penghapusan Dana talangan Haji di Bank Muamalat Indonesia KCP Tulungagung 2. Produk Dana Talangan Haji tidak profitable Dana Talangan Haji Bank Muamalat Indonesia tidak memberikan keuntungan secara langsung pada bank karena akad yang digunakan adalah akad qardh. Akad qardh adalah pinjaman yang diberikan kepada nasabah (muqtaridh) yang memerlukan, nasabah wajib mengembalikan jumlah pokok yang diterima pada waktu yang telah disepakati bersama. Akad qardh sendiri telah diatur oleh Fatwa DSN-MUI Nomor: 19/DSN- MUI/IV/2001. Dana Talangan Haji ini hanya memberikan penambahan nasabah saja (Customer Based). Implementasi akad qardh dalam produk pembiayaan perbankan syariah. Qardh sebagai salah satu produk pembiayaan dari bank syariah merupakan salah satu produk untuk tujuan sosial, bukan untuk mencari keuntungan. Untuk itu dengan melalui mekanisme qardh seorang nasabah hanya diwajibkan mengembalikan pokok pinjaman saja. Bahkan untuk akad qardh al hasan pada dasarnya seorang berhutang tidak berkewajiban untuk mengembalikan hutangnya, karena memang ditujukan untuk orang yang benar-benar tidak mampu. Ketentuan teknis dan sekaligus sebagai peraturan pelaksana dari PBI No.9/19/PBI/2007 tentang Pelaksanaan Prinsip Syariah Dalam kegiatan Penghimpunan Dana Dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan

87 Jasa Bank Syariah, sebagaimana yang telah diubah dengan PBI No.10/16/PBI/2008 yaitu SEBI No. 10/14/DPbs tertanggal 17 Maret 2008. SEBI dimaksud antara lain menyebutkan bahwa dalam kegiatan penyaluran dana dalam bentuk Pembiayaan atas dasar Akad Qardh berlaku persyaratan paling kurang sebagai berikut: 1. Bank bertindak sebagai penyedia dana untuk memberikan pinjaman (Qardh) kepada nasabah berdasarkan kesepakatan. 2. Bank wajib menjelaskan kepada nasabah mengenai karakteristik produk pembiayaan atas dasar qardh, serta hak dan kewajiban nasabah sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai transparansi informasi produk Bank dan penggunaan data pribadi nasabah. 3. Bank wajib melakukan analisis atas rencana Pembiayaan atas dasar qardh kepada nasabah yang antara lain meliputi aspek personal berupa analisa atas karakter (Character) 4. Bank dilarang dengan alasan apapun untuk meminta pengembalian pinjaman melebihi dari jumlah nominal yang sesuai akad. 5. Bank dilarang untuk membebankan biaya apapun atas penyaluran pembiayaan atas dasar qardh, kecuali biaya administrasi dalam batas kewajaran. 6. Bank dan nasabah wajib menuangkan kesepakatan dalam bentuk perjanjian tertulis berupa akad pembiayaan atas dasar qardh

88 7. Pengembalian jumlah Pembiayaan atas Dasar qardh, harus dilakukan oleh nasabah pada waktu yang telah disepakati, dan 8. Dalam hal nasabah digolongkan mampu namun tidak mengembalikan sebagian atau seluruh kewajibannya pada waktu yang telah disepakati, maka bank dapat memberikan sanksi sesuai syariah dalam rangka pembinaan nasabah. Diatas telah disebutkan bahwa dalam qardh pada dasarnya pihak peminjam hanya berkewajiban mengembalikan pokok pinjamannya saja. Akan tetapi dalam praktiknya diperbankan pihak bank biasanya membebani biaya administrasi yang besarnya berdasarkan kebijaksanaan dari pihak bank. Nasabah pun dapat memberikan tambahan secara sukarela kepada bank dengan syarat tidak diperjanjikan diawal. 2 3. Tingginya Waiting List Calon Jamaah Haji di Indonesia Dengan adanya dana talangan haji yang di sediakan oleh setiap perbankan syariah di Indonesia, masayrakat muslim Indonesia yang belum mampu melunasi Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji berbondondong-bondong untuk menggunakan dana talangan haji tesebut karena kemudahan yang diberikan oleh bank syariah. Hal inilah yang membuat Tingginya waiting list calon jamaah haji di Indonesia menjadikan kementrian agama menghapus dana talangan haji berdasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 24 Tahun 2016 Tentang 2 Abdul Ghofur Anshori,Perbankan Syariah di Indonesia,(Yogyakarta:Gadjah mada Universitas Press,2007), hal 150

89 Perubahan Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 30 Tahun 2013 Tentang Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji. 3 C. Solusi Apa Dengan Dihapusnya Dana Talangan Haji Setelah penghapusan Dana Talangan Haji bank muamalat mengeluarakan produk unggulan yang menjadi solusi bagi nasabah yang akan menunaikan ibadah haji dan tetap menggunakan produk yang dimiliki oleh bank muamalat. Untuk pembukaan rekening Tabungan Haji Plus dan Umroh pada bank muamalat tidaklah sulit. Nasabah datang di bank muamlat dan melakukan pembukaan rekening Tabungan Haji Plus dan Umroh. Selanjutnya, nasabah memilih jangka waktu pelunasan dan jumlah setoran sesuai paket yang disediakan oleh bank muamalat. Setoran awal minimun untuk pembukaan Tabungan Haji Plus dan Umroh yaitu sebesar Rp. 50.000,- dengan saldo minimun Rp. 50.000,-. Biaya-biaya yang dibebankan kepada nasabah berupa biaya pengganti buku tabungan yaitu sebesar Rp.10.000,-. Biaya penutupan rekening Rp.50.000,- apabila rekening ditutup sebelum keberangkatan haji dan/atau umroh. Syarat untuk pembukaan rekening Tabungan Haji Plus dan Umroh yaitu yang pertama fotokopi kartu identitas (KTP/SIM untuk WNI dan KIMS/KITAS atau PASPOR untuk WNA serta surat-surat referensi). Yang kedua mengisi formulir 3 Peraturan Menteri Agama No.24 Tahun 2016

90 pembukaan. Yang ketiga NPWP atau surat-surat kepengurusan NPWP. Dalam rekening Tabungan Haji dan umroh ini tidak dapat melakukan penarikan reguler, penarikan hanya bisa dilakukan guna pembayaran biaya penyelenggaraan haji atau umroh saja. Akad yang digunakan dalam Tabungan Haji Plus dan Umroh ini berbeda dengan Dana Talangan haji. Apabila dalam Dana Talangan haji menggunakan akad Qardh, maka Tabungan haji menggunakan akad wadiah. Al-Wadiah merupakan titipan murni yang setiap saat dapat diambil jika pemiliknya menghendaki. 4 Banyak keunggulan yang ditawarkan oleh Tabungan Haji Plus dan Umroh. Keunggulan tersebut yaitu Aman, Fleksibel, Terjangkau, Terukur, Nyaman, Menguntungkan, dan kepastian seat yang dapat menjamin nasabah untuk tetap berangkat haji dan umroh. 4 Muhammad Syafi I Antonio,Bank Syariah Dari Teori ke Praktik,(Jakarta:Gema Insani,2001),hal 148

91