PENDIDIKAN SEBAGAI INVESTASI ; SEBUAH KETERKAITAN MOTIVASI FASILITATOR DESA. Oleh Subandi. .

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang nantinya dapat memberikan hasil berupa perubahan pada diri siswa.

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan hidup dan ikut berperan pada era globalisasi. dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberhasilan dunia pendidikan pada abad ke-21 akan tergantung pada sejauh mana kita mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. pula menimbulkan masalah sosial baru ke depannya. Trianto (2010: 1) mengatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam merencanakan pembelajaran ialah

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah investasi untuk masa depan. Kemakmuran Indonesia di

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi mempercepat modernisasi dalam segala bidang,

Penyusunan KTSP Berbasis Kurikulum 2013 Dokumen 1 BIMBINGAN TEKNIS PENDAMPINGAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BAGI KEPALA SMP

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi seperti sekarang ini, segala sesuatu berkembang secara pesat dan sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

KODE ETIK GURU INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. dengan memudarnya sikap saling menghormati, tanggung jawab,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan secara umum mempunyai suatu arti suatu proses usaha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PENUTUP A. SIMPULAN

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran ataupun dengan cara lain yang

2015 IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN PPKN UNTUK PEMBINAAN KARAKTER SISWA

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa juga sekaligus meningkatkan harkat dan. peningkatan kehidupan manusia ke arah yang sempurna.

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa, yaitu melalui pendidikan dimana dengan pendidikan akan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, bab IV ayat 5 yang menyebutkan : Setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. mampu memecahkan masalah di sekitar lingkungannya. menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. peranan sekolah dalam mempersiapkan generasi muda sebelum masuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masalah pendidikan menjadi hal yang utama bahkan mendapat perhatian dari

BAB I PENDAHULAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Syahriandi Akbari Siregar, 2015

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

PERANCANGAN DESAIN INTERIOR TK ISLAM BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kelangsungan hidup manusia akan berjalan dengan lancar dan optimal.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Proses pembelajaran merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dan berlangsung secara bersamaan. Pembangunan nasional di bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun bangsa

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

1 ( atau

2015 PEMBELAJARAN TARI KELOMPOK UNTUK MENINGKATKAN EMPATI SISWA KELAS VII A DI SMPN 14 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa, dan negara. Pasal 4 menjelaskan pula bahwa. warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. konsep dan memberi makna tentang hal-hal yang sedang dipelajari. Pendidik tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat pendidikan merupakan salah satu cara mencerdaskan, membudayakan, dan

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh :

I. PENDAHULUAN. bermartabat, menjunjung tinggi harkat kemanusiaan dan menekankan. Akan tetapi yang perlu diingat bahwa pendidikan akan berhasil dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat pesat. Pengalaman-pengalaman yang didapat anak pada masa ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

Ikhtiar untuk melahirkan insan yang beretos kerja profesional dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber

Kegiatan belajar mengajar sangat ditentukan oleh kerjasama antara guru dan. dimaksud adalah kemampuan seorang guru dalam memilih metode,

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

I. PENDAHULUAN. Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksud membantu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada awal abad 21 ini, dunia pendidikan di indonesia menghadapi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. secara rinci masing-masing kajian tersebut dikemukakan sebagai berikut. Pendidik di SMK Negeri 1 Candipuro harus mampu

BAB I PENDAHULUAN. Binti Maunah, Landasan Pendidikan, Sukses Offset, Yogyakarta, 2009, hlm. 3 2

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2

SAMBUTAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RI pada Hari Pendidikan Nasional, 2 Mei 2015

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. diupayakan dan dikembangkan seiring dengan perkembangan jaman.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peranan yang penting dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia, karena melalui

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan generasi emas, yaitu generasi yang kreatif, inovatif, produktif,

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. bersaing secara terbuka di era global sehingga dapat meningkatkan

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi sekolah erat hubungannya dengan masyarakat. dan didukung oleh lingkungan masyarakat. 1

Transkripsi:

PENDIDIKAN SEBAGAI INVESTASI ; SEBUAH KETERKAITAN MOTIVASI FASILITATOR DESA Oleh Subandi Email. pwsoloeks@yahoo.co.uk Hidup adalah pilihan. Dan salah satu pilihan untuk bisa hidup adalah investasi pendidikan. Betapa banyak uang, tenaga, fikiran, dan pengorbanan dalam menjalankan misi kehidupannya melalui pendidikan. Secara ekonomi mungkin masih bisa dihitung, namun secara nurani sulit dihitung dan diuangkan tat kala jenjang-jenjang pendidikan itupun dilallui tanpa beban.menjadikan pendidikan sebagai investasi sekarang dan yang akan datang nantinya. Kelak pasti mereka akan belajr dari catatan catatan seluruh investasi yang telah ditanamkan.fasilitator Desa (FD) adaalh investasi pemerintah daerah yang cukup besar dalam pembangunan era sekarang. FD inilah kader pembangunan sejati yang dibina pemerintah daerah kabupaten dalam menjaga keberlanjutan sebuah program di desanya. Banyak masyarakat desa lebih kenal FD disbanding aparatur desanya akibat intensitas interaksi bersama masyarakat cukup tinggi. Kondisi yang berada sekarang lebih dari 1891 FD tersebar di 237 kecamatan lokasi PNPM PISEW akan menjadi investasi besar yang harus dimaknai bagi peningkatan kualitas hidup di masyarakat. Untuk itu peran pendidikan melalui program yang harus didesakkan secara terus menerus menjadi investasi panjang. Adakah keterkaitan pendidikan sebagai investasi pemerintah daerah dengan motivasi FD terkait dengan pembangunan di daerahnya? Pendidikan Fasilitator Desa Sebagai Investasi Pemda Pengertian Investasi Kata investasi berasal dari bahasa Inggeris investment yang berarti penanaman (uang, modal). Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan arti investasi 1

sebagai berikut: 1.Penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan; 2. Jumlah uang atau modal yang ditanam. Sedangkan modal diartikan dengan: 1.Uang yang dipakai sebagai pokok (induk) untuk berdagang, melepas uang, dansebagainya; harta benda (uang,barang, dansebagainya) yang dapat dipergunakan untuk menghasilkan sesuatu yang menambah kekayaan dan sebagainya. 2. Barang yang dipergunakan sebagai dasar atau bekal untuk bekerja (berjuang dansebagainya). Di antara klasifikasi modal yang dijelaskan, juga terdapat modal manusiawi yang berarti bentuk modal yang berupa keterampilan dan kecakapan. Mengacu pada pengertian investasi yang dikemukakan di atas, jelas bahwa investasi tidak hanya menyangkut dengan uang sebagai modal utama untuk menghasilkan keuntungan di masa depan, tetapi juga mencakup SDM yang berupa keterampilan dan kecakapan yang dimiliki seseorang. Pengertian investasi ini sangat relevan dengan pendidikan, di mana dengan adanya pendidikan, keterampilan dan kecakapan seseorang akan semakin baik dan bertambah. Sementara itu Nanang Fattah dengan mengutip Cohn (1979) mengartikan investasi sebagai, upaya untuk meningkatkan nilai tambah barang ataupun jasa di kemudian hari dengan mengorbankan nilai konsumsi sekarang. Dengan penjelasan ini dapat dimengerti bahwa seseorang yang berinvestasi melalui pendidikan akan merasakan atau memetik manfaatnya dikemudian hari atau di masa depan. Dan seseorang itu harus tahan berkorban dan mengeyampingkan kesenangannya atau keinginannya untuk beberapa saat sesuai dengan kondisi yang ditempuhnya. Pendidikan dapat dikatakan sebagai proses pemberdayaan, yaitu proses untuk mengungkapkan potensi yang ada pada manusia sebagai individu, yang selanjutnya dapat memberikan sumbangan kepada keberdayaan masyarakat lokal, kepada bangsanya, dan pada akhirnya pada masyarakat global. Dengan demikian pendidikan perlu diarahkan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh anak didik agar mampu mandiri. Setiap anak didik perlu diberi berbagai kemampuan dalam pengembangan berbagai hal, seperti konsep, prinsip, kreativitas, tanggung jawab, dan keterampilan. Inilah makna pendidikan yang harus senantiasa dipegangi oleh para pendidik, yaitu mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. FRasilitator desa yang dengan 2

tahapan kegiatan yang diikuti akan membentuk karakter belajar yang kuat. Motivasi inilah yang perlu diukur lebih lanjut. Motivasi Fasilitator Desa Elchanan Cohn yang dikutip oleh Nanang Fattah mendefinisikan ekonomi pendidikan sebagai, suatu studi tentang bagaimana manusia, baik secara perorangan maupun di dalam kelompok masyarakatnya membuat keputusan dalam rangka mendayagunakan sumber-sumber daya yang terbatas agar dapat menghasilkan berbagai bentuk pendidikan dan latihan, pengembangan ilmu pengetahuan dan keterampilan, pendapat, sikap dan nilai-nilai khususnya melalui pendidikan formal, serta bagaimana mendiskusikannya secara merata (equal) dan adil (equality) di antara berbagai kelompok masyarakat. Pendidikan amat berperan dalam mengembangkan potensi individu FD dan masyarakat baik aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Pendidikan juga amat berperan dalam pertumbuhan ekonomi, sains dan teknologi. Lebih dari itu, pendidikan juga amat berperan dalam penyiapan SDM yang berkualitas untuk menghadapi hidup di masa depan. Dengan demikian pendidikan harus bersifat futuristik. Sejalan dengan pendidikan harus berorientasi masa depan (futuristik), tepat sekali apa yang dikatakan oleh Ali Bin Abi Thalib demikian, didiklah anak-anakmu, sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, dan bukan untuk zamammu. Oleh karena itu motivasi Fasilitator Desa ini menjadi kuat manakala pendidikan sebagai pilar perubahan selalu ditanamkan. Walaupun masih ada juga belum dihargai secara ekonomis atau honor oleh Pemda yang layak. Rata-rata baru menerima honor 300 ribu tiap bulan di program PNPM PISEW, tetapi kualitas kinerjanya cukup membantu program ini menurut kelompok kerja di tingkat kecamatan di mana FD bertugas. Karena FD dipilih oleh kepla desa secara terbuka berdasarkan persyaratan program dan selanjutnya diajukan untuk memperoleh SK dari Bupati. Keinginan yang kuat untuk melakukan perubahan kearah lebih baik dimana FD berada itulah penulis dudukkan dalam investasi tanpa henti. Pendidikan bagi penulis akan melahirkan wajah-wajah individu dan masyarakat lebih baik di masa depan sebagaimana penulis pahami dalam diri selama ini sebagai berikut: 1.Wajah kekeluargaan dan persaudaraan yang menumbuhkan sikap egaliter (QS 49:10,11,13). 2. Wajah 3

yang penuh kemuliaan sebagai makhluk yang berakal dan dimuliakan (QS 8:4; 16:70;17:23;25:72;33:34;49:13:56:77;69:40;89:17;96:3). 3. Wajah yang bercahaya yang menumbuhkan jalan terang bagi lingkungannya (QS 5:15;6:122;4:174;14:1;24:35;33:46;39:22;66:8). 4. Wajah yang kreatif yang menumbuhkan gagasan baru dan bermanfaat bagi kemanusiaan (QS 23:14). 5. Wajah yang penuh keterbukaan yang menumbuhkan prestasi kerja dan pengabdian mendahului prestise (QS 6:132). 6. Wajah yang monokotomis yang menumbuhkan integralisme sistem ilahiah ke dalam sistem insaniah dan sisitem kauniah (QS 2:25,38;3:9;4:135) 7. Wajah keseimbangan yang menumbuhkan kebijakan dan kearifan dalam pengambilan keputusan (QS 55:78). 8. Wajah kasih sayang yang menumbuhkan karakter dan aksi solidaritas dan sinergi (QS 7:151,156, dan seterusnya;21:107;17:24;30:21;31:3;48:29;80:31;90:17). 9. Wajah altruistik yang menumbuhkan rasa kebersamaan dalam mementingkan orang lain (QS 59:9). 10. Wajah demokratis yang menumbuhkan rasa penghargaan dan penghormatan terhadap persepsi dan aspirasi yang berbeda (QS 9:60;59:7). 11. Wajah keadilan yang menumbuhkan persamaan hak serta perolehan (QS 5:8 dan seterusnya). 12. Wajah disiplin yang menumbuhkan keteraturan dan ketertiban dalam kehidupan (QS 2:187 dan seterusnya; 24:51;59:18). 13. Wajah manusiawi yang menumbuhkan usaha menghindarkan diri dari dominasi dan eksploitasi (QS 2:256;40:8,9). 14. Wajah yang penuh kesederhanaan yang menumbuhkan rasa dan karsa menjauhkan diri dari pemborosan dan kemubaziran (QS 2:165;3:15,17,185 dan seterusnya;4:135 dan seterusnya;7:131;79:38,39). 15. Wajah yang intelektual atau terpelajar yang menumbuhkan daya imajinasi dan daya cipta (QS 58:11). 16. Wajah yang bernilai tambah (value added) (QS 22:78;53:39;59:18 dan seterusnya). Motivasi menjadi Fasilitator Desa adalah pilihan tepat untuk mewujudkan kondisi tersebut. Tanpa ada masyarakat yang mandiri yang penuh keberdayaan, akan mustahil bisa menginvestasikan dalam pendidikan lebih tinggi. Dan tidak akan mungkin masyarakat yang tanpa pendidikan bisa mandiri. Karena untuk melahirkan SDM yang berkualitas di masa depan bukanlah pekerjaan ringan dan mudah, tentunya dibutuhkan pendamping yang berkemampuan tinggi dalam transfer of heart, transfer of head, dan transfer of hand kepada seluruh FD dan dimana lingkungannya berada. 4

Berdasarkan uraian-uraian di atas terlihat bahwa posisi dan keterkaitan motivasi FD dengan nilai investasi pendidikan bagai kehidupan masa depan sangat signifikan. Pendidikan sangat strategis dalam mewujudkan SDM yang dicita-citakan di masyarakat. Pembangunan infrastruktur di masyarakat yang didampingi FD adalah sebuah alat untuk membangun manusia secara utuh. Itulah diperlukan pendamping handal di masyarakat. Kehadiran FD tentu membantu pemerintah daerah dalam mewujudkan visi dan misi pembangunan di daerahnya yang amat strategis. Posisi strategis pendidikan bagi Fasilitator desa khususnya perlu didorong lebih maju. Pendidikan ini menurut Harold G. Shane, karena pendidikan memiliki empat potensi yang secara tegas signifikan dengan kehidupan masa depan. Pertama, pendidikan menyediakan wahana yang telah teruji untuk implementasi nilai-nilai masyarakat yang berubah, hasrat masyarakat yang muncul dan menimbulkan nilai-nilai baru. Sekolah tidak menciptakan hari esok tetapi dapat mencerminkan kebudayaan yang berubah dan menyiapkan anak-anak untuk berperan serta secara lebih efektif dengan usaha secara terus menerus untuk mendapatkan jalan hidup yang baik. Kedua, pendidikan dapat dipakai untuk menanggulangi masalah-masalah sosial tertentu. Ketiga, pendidikan telah memperlihatkan kemampuan yang tinggi untuk menerima dan mengimplementasikan alternatif-alternatif baru. Dan keempat, pendidikan merupakan cara terbaik yang dapat ditempuh masyarakat untuk membimbing perkembangan manusia, sehingga pengalaman dari dalam berkembang pada setiap anak dan karena itu ia terdorong untuk memberikan konsentrasi pada kebudayaan manusia yang lebih baik serta dapat dikembangkan dalam suasana psikologis yang baik pula. Bangkitlah Fasilitator Desa sejati. Masyarakat menunggumu. 5