BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengindikasikan masih rendahnya cakupan dan kualitas intervensi. kesehatan lingkungan. (Munif Arifin, 2009)

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan dan tidak dapat di pisahkan dari kehidupan. Sifatnya mutlak dari

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendorong peran dan membangun komitmen yang menjadi bagian integral

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Banyak cara yang telah dilakukan oleh Indonesia untuk menyelesaikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan yang bertujuan untuk membangun manusia indonesia

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

Identifikasi Karakteristik Lingkungan Permukiman Kumuh di Kelurahan Kapuk, Jakarta Barat

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam visi Indonesia Sehat 2015 yang mengacu pada Millenium Development

BAB 1 PENDAHULUAN. menarik orang mendatangi kota. Dengan demikian orang-orang yang akan mengadu nasib di

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya. Peningkatan pendapatan di negara ini ditunjukkan dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari pulau-pulau besar dan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 2000 persentase penduduk kota di Negara Dunia Ketiga telah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan

kabel perusahaan telekomunikasi dan segala macam (Setiawan, 2014).

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di Indonesia adalah pembangunan yang dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta

Oleh : Bustanul Arifin K BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wini Oktaviani, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati bahkan

Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional di Indonesia adalah pembangunan yang dilaksanakan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus diperhatikan untuk

RUMAH SEHAT. Oleh : SUYAMDI, S.H, M.M Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Karanganyar

BAB I PENDAHULUAN. segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah kesehatan tersebut. diakses pada tanggal 15 September 2015 pukul 17.05).

Oleh : VIVI MAYA SARI No. BP

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pencemaran, kerusakan lingkungan serta sumber daya dan konservasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. menyelenggarakan program pembangunan nasional secara berkelanjutan, untuk jenjang tingkat pertama (Menkes, 2004).

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Standar kelayakan

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta

BAB I PENDAHULUAN. Sulawesi Tenggara (19,20%), Jawa Tengah (18,80%), Sulawesi Barat (17,90%), Sulawesi Selatan (17,60%), Nusa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan penduduk dunia bergerak cepat dan terus bertambah. Sejarah

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan peningkatan kebutuhan penduduk terhadap lahan baik itu untuk

I. PENDAHULUAN. Padatnya penduduk di wilayah perkotaan berdampak terhadap daerah perkotaan

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. lainnya. Oleh karena itu,bukan suatu pandangan yang aneh bila kota kota besar di

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dilindungi dari ancaman yang merugikannya. perilaku sangat mempengaruhi derajat kesehatan. Termasuk lingkungan

I. PENDAHULUAN. di muka bumi. Tanpa air kehidupan tidak dapat berlangsung. Manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi di masyarakat dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan.

BAB I PENDAHULUAN. dan bernegara demi terwujudnya kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuni Gantini, 2014

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh faktor ekonomi, sosial, budaya, dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk mengetaskan kemiskinan, tetapi hingga

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku buruk tentang sampah. Masyarakat membuang sampah sembarangan.

BAB I PENDAHULUAN. maju adalah mempunyai derajat kesehatan yang tinggi, karena derajat kesehatan

sekolah dengan upaya promotif dan preventif (Simon, 2007).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,

BAB I PENDAHULUAN. yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Lingkungan yang diharapkan adalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO), diare adalah

BAB I. Persiapan Matang untuk Desain yang Spektakuler

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novita Kostianissa, 2013

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI BERMUKIM BERDASARKAN PERSEPSI PENGHUNI PERUMAHAN FORMAL DI KELURAHAN MOJOSONGO KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan untuk menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat

Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Sekitar. dimensi produksi dan dimensi konsumsi. Dimensi produksi memandang keadaan sehat sebagai

Kata kunci : sanitasi lingkungan, pemukiman nelayan, peran serta masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Pengrajin bambu merupakan mata pencaharian sebagian besar masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. dilakukannya penelitian ini terkait dengan permasalahan-permasalahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atikah Sapta Maritsa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Analisis Situasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bidang pendidikan dilakukan guna memperluas

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

BAB 1 PENDAHULUAN. pokok untuk sedini mungkin diatasi (Notoatmodjo, 2003). Pada masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG KETERTIBAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULELENG,

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat

BAB I PENDAHULUAN. terpadu dengan lingkungannya dan diantaranya terjalin suatu hubungan fungsional

BAB I PENDAHULUAN. pasien dewasa yang disebabkan diare atau gastroenteritis (Hasibuan, 2010).

IDENTIFIKASI KONDISI PERMUKIMAN KUMUH DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK ( STUDI KASUS RW 13 KELURAHAN DEPOK )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. seutuhnya sudah tentu tidak lepas dari tujuan agar kehidupan manusia itu terdapat

Rumah Sehat. edited by Ratna Farida

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Air merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan. Tanpa air kehidupan di

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari

PARTISIPASI GURU DALAM MENUMBUHKAN RASA PEDULI TERHADAP LINGKUNGAN HIDUP DI SMP NEGERI 2 PAPAR KABUPATEN KEDIRI ARTIKEL SKRIPSI

BAB I PROFIL WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, menempatkan manusia sebagai subjek utama yang mengambil. hidup sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan.

Berapa penghasilan rata-rata keluarga perbulan? a. < Rp b. Rp Rp c. > Rp

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan sarana yang sangat penting dan strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan merupakan bagian integral dari kehidupan manusia.

Tempat-tempat umum merupakan tempat kegiatan bagi umum yang. pemerintah, swasta, dan atau perorangan yang dipergunakan langsung oleh

ARAHAN PERBAIKAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN KUMUH BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT DI KELURAHAN TLOGOPOJOK (KABUPATEN GRESIK)

PENDAHULUAN. waktu terjadi pasang. Daerah genangan pasang biasanya terdapat di daerah dataran

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Dengan perkataan lain, masyarakat diharapkan mampu berpartisipasi aktif dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatannya sendiri, dengan demikian masyarakat mampu menjadi subjek dalam pembangunan kesehatan (Dinkes Propsu, 2012). Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Dalam Undang-Undang No.23 tahun 1992 tentang kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Gambaran mayarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melaui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan Negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat (Syarifuddin, 2009). Kesehatan lingkungan pada hakikatnya adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan yang optimum pula, (Notoatmodjo 2003:147). Ruang lingkup kesehatan tersebut antara lain mencakup: penyediaan air bersih, pembuangan sampah,pembuangan kotoran manusia (tinja), pembuangan air kotor (limbah), perumahan, rumah hewan ternak (kandang), dan sebaginya. Mutu lingkungan yang sehat didapat dengan cara memperbesar manfaat lingkungan dan atau memperkecil resiko lingkungan. Usaha pelestarian lingkungan hidup merupakan salah satu pengelolaan lingkungan yang dapat kita artikan sebagai usaha sadar untuk memelihara dan atau memperbaiki mutu lingkungan agar kebutuhan dasar kita dapat terpenuhi dengan sebaik-baiknya Soemarwoto, Otto (1994:56 ). Berdasarkan UU No. 20 1

2 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup Indonesia, berperan serta dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup disamping suatu hak juga merupakan suatu kewajiban. Pentingnya akan kebutuhan dasar tidak terlepas dari kesadaran masyarakat sendiri terhadap lingkungan hidup, setiap orang pasti mendambakan lingkungan yang bersih, sehat dan indah. Masalah kesehatan bukan saja mengenai tanggung jawab individu maupun keluarga akan tetapi juga oleh negara baik negara yang sedang berkembang seperti Indonesia maupun negara-negara maju. Masalah kesehatan tidak hanya menyangkut masalah makanan saja tetapi masalah masalah lingkungan hidup juga turut berperan dalam mempengaruhi kesehatan seseorang. Perilaku hidup bersih dan sehat di Indonesia saat ini masih rendah, hal ini terait dengan bebagai permasalahan kesehatan atau penyebaran penyakit berbasis lingkungan masih tinggi di Indonesia. Data Departemen Kesehatan menyebutkan, sedikitnya 30 ribu desa di 440 kabupaten di Tanah Air memliki sanitasi lingkungan yang buruk. Ini berarti banyak kabupaten/ kota yang masyarakatnya belum berperilaku hidup sehat. Akibatnya angka penyakit masyarakat sangat tinggi, terutama diare, DBD, thypoid, dan kolera (Tim Teknis Pembangunan Sanitasi, 2012). Selama ini upaya yang dilakukan masyarakat untuk mengatasi masalah kesehatan (penyakit), masih banyak berorientasi pada penyembuhan penyakit. Dalam arti apa yang dilakukan masyarakat dalam bidang kesehatan hanya untuk mengatasi penyakit yang telah terjadi atau menimpanya, dimana hal ini dirasa kurang efektif karena banyaknya pengeluaran. Upaya yang lebih efektif dalam mengatasi masalah kesehatan sebenarnya adalah dengan memelihara dan menigkatkan kesehatan serta mencegah penyakit dengan perilaku hidup sehat, namun hal ini belum disadari dan dilakukan sepenuhnya oleh masyarakat (Kusumawati, 2004).

3 Ada beberapa faktor yang menjadi penyebab menurunnya kualitas lingkungan. Diantaranya tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat tentang lingkungan, sehingga mereka kurang respon untuk dapat menerima informasi yang bermanfaat bagi dirinya. Pendidikan sangat tepat untuk membantu usaha mencegah kerusakan lingkungan, hal ini memerlukan penglihatan lingkungan yang sudah tertanam berkat hasil pendidikan. Sehingga semakin memiliki kesadaran terhadap lingkungan yang dapat mengasilkan sikap, moral dan dapat merubah mental menjadi kebiasaan yang berkelakuan menegakkan keselarasan hubungan manusia dan lingkungan. Pendidikan dapat diperoleh melalui pendidikan formal seperti Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) dan Perguruan Tinggi (PT). Pendidikan nonformal dan informal. Sesuai dengan perbincangan saya dengan Kepala Lingkungan VI Kelurahan Tegal Sari Mandala II, bahwa jumlah penduduk 252 KK. Ada 20% tamatan SD, 42% tamatan SMP, tamatan SMA 29%, tamatan Perguruan Tinggi 9%. Tingkat pendidikan masyarakat di Lingkungan ini masih rendah. Hal ini disebabkan karena masyarakat beranggapan lebih baik mementingkan pekerjaan mereka sehari-hari yaitu mencari nafkah dengan mencari barangbarang bekas yang masih bisa dijual untuk menghasilkan uang, daripada melanjutkan sekolah. Begitu juga dalam mengikuti pendidikan informal seperti arisan keluarga dan kegiatan pendidikan nonformal seperti mengikuti pelatihan, penyuluhan, kursus dan kegiatan PKK juga sangat rendah. Di Lingkungan VI Tegal Sari Mandala II Kelurahan Tangguk Bongkar X ini mayoritas mata pencahariannya adalah pencari barang-barang bekas atau pemulung dan memelihara ternak, karena pekerjaan ini sudah turun temurun. Kondisi lingkungan yang kurang lestari terutama sebagian kondisi rumah penduduk yang kurang memenuhi syarat kesehatan, yaitu susunan rumah pun tidak teratur, rapat-rapat, sehingga matahari langsung tidak bisa masuk ke dalam rumah. Rumah masyarakat masih ada juga belum dilengkapi

4 kamar mandi. Sampah yang berserakan di sekitar pemukiman warga membuat pemandangan menjadi kurang indah, hal ini dikarenakan sarana yang pembuangan sampah yang kurang memadai. Sampah juga berhamburan di sekitar lingkungan rumah warga karena perilaku masyarakat yang membuang sampah di depan rumahnya dan tidak langsung membersihkannya. Sehingga sampah dari hari ke hari akan semakin banyak. Pemerintah kota menyediakan mobil pengangkut sampah di daerah tersebut untuk mengngkut sampah yang ada di tempat titik pembuangan sampah yang diangkat. Masih ditemui masyarakat yang menggunakan jamban yang tidak memenuhi syarat yaitu pembangunannya ± 10 meter jarak dari tempat tinggal, selokan yang dimiliki penduduk terlihat sangat kotor dan juga terlihat banyak sampah yang menghambat kelancaran air sehingga apabila hujan turun akan mengakibatkan banjir, air limbah juga menimbulkan aroma yang kurang sedap dan mengganggu kenyamanan. Melestarikan lingkungan dimulai dari kesadaran diri sendiri dan usaha oleh semua masyarakat di Lingkungan VI Tegal Sari Mandala II ini dimulai dari memelihara lingkungan rumah, kebersihan lingkungan juga didasari oleh usaha masyarakat untuk membersihkannya. Apabila lingkungan di rumah sendiri tidak ada kesadaran dan usaha dalam memeliharanya, lingkungan di sekitar juga akan demikian. Karena jika setiap orang yang berada di wilayah tersebut tidak memiliki kesadaran dan usaha dalam memelihara kesehatan lingkungan, maka keadaan di lokasi tersebut kelihatan jorok, tidak ada kesan lingkungan yang sehat. Kesehatan lingkungan juga terlihat dari kebiasaan masyarakat yang memelihara ternak babi, hewan peliharaan tersebut belum sebagaimana mestinya. Seperti menempatkan hewan peliharaan mereka di samping rumah, di belakang rumah. Dan ada juga yang membuat kandang untuk hewan peliharaannya tetapi tidak layak huni (atapnya tidak ada dan kandangnya bisa dilompat). Kondisi seperti ini dapat membuat hewan bebas berkeliaran disekitar tempat tinggal warga masyarakat. Serta aroma tidak sedap yang ditimbulkan oleh

5 sampah serta kotoran hewan tersebut menyebabkan ketidakyamanan untuk tinggal di lingkungan tersebut. Berdasarkan permasalahan dan latar belakang diatas penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan ini menjadi suatu penelitian yang berjudul Hubungan Tingkat Pendidikan Warga Masyarakat Dengan Usaha Dalam Memelihara Kesehatan Lingkungan Di Lingkungan VI Kelurahan Tegal Sari II Medan. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perlu diidentifikasi masalah yang diteliti sebagai berikut : 1. Tingkat pendidikan dan keikutsertaan masyarakat di Lingkungan VI Kelurahan tegal Sari Mandala II dalam hal pendidikan masih rendah. 2. Sarana prasarana seperti tempat pembuangan sampah dan penyediaan air bersih kurang memadai. 3. Pembuangan air limbah dan jamban warga masyarakat masih dibangun terlalu dekat dengan pemukiman warga. 4. Kemampuan masyarakat untuk membuat tata letak rumah tidak memperhatikan posisi dan jarak sesuai aturan sehingga tidak terkena matahari secaara langsung karena dihalangi oleh rumah warga lainnya. 5. Rumah hewan ternak warga masyarakat belum ditempatkan sebagaimana mestinya. C. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas perlu dibatasi agar dalam pengerjaan tulisan ini terfokus, maka menjadi batasan masalah dari Hubungan Tingkat Pendidikan Masyarakat

6 dengan Usaha Memelihara Kesehatan Lingkungan di Lingkungan VI Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan maka yang menjadi pembatasan masalah dalam penelitian ini mengenai tingkat pendidikan masyarakat yaitu sejauh mana pendidikan yang diperoleh masyarakat baik melalui jalur pendidikan formal, nonformal dan informal. Batasan masalah dari usaha dalam memelihara kesehatan lingkungan yaitu mengelola kebersihan rumah, pengelolaan air bersih, pengelolaan sampah, pembuangan air limbah dan pembuangan kotoran manusia, dan mengelola rumah hewan ternak (kandang) di lingkungan VI Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan. D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut : 1. Seberapa tinggi tingkat pendidikan (formal, nonformal dan informal) masyarakat Lingkungan VI Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan? 2. Seberapa baik usaha masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan di Lingkungan VI Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan? 3. Apakah ada hubungan tingkat pendidikan (formal, nonformal dan informal) dengan usaha masyarakat dalam memelihara kesehatan lingkungan di Lingkungan VI Kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan? E. Tujuan Penelitian Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka menjadi tujuan penelitian ini adalah :

7 1. Untuk mengetahui tingkat pendidikan warga masyarakat dalam menciptakan kelestarian lingkungan hidup di Lingkungan VI kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan. 2. Untuk mengetahui usaha warga masyarakat dalam menciptakan kelestarian lingkungan hidup di Lingkungan VI kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan. 3. Untuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan warga masyarakat dengan usaha warga masyarakat dalam melestarikan kesehatan lingkungan di Lingkungan VI kelurahan Tegal Sari Mandala II Medan. F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini dapat menjadi bahan refrensi bagi pengembangan ilmu pendidikan di Indonesia yang berkaitan dengan usaha memelihara kesehatan lingkungan. 2. Manfaat Praktis 1. Sebagai bahan masukan bagi kepala keluarga agar dapat memperhatikan keluarga mereka dalam melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi 2. Untuk masyarakat memberikan masukan usaha memelihara kesehatan lingkungan agar lebih ditingkakan lagi. 3. Untuk pemerintah dan instansi yang terkait, hasil penelitian ini dapat menjadi bagian informasi dan sumbangan pemikiran terhadap arah kebijaksanaan yang akan ditempuh oleh pemerintah atau instansi terkait sehubungan dengan upaya peningkatan pendidikan anak

8 4. Memberikan masukan bagi peneliti lain untuk mengembangkan penelitian lain yang sejenis dan Sebagai bahan masukan bagi penelitian yang relevan dimasa yang akan datang