1 PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG PERCEPATAN PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH TERPUSAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MEDAN, Menimbang : a. bahwa pengelolaan air limbah merupakan suatu kegiatan yang dimaksudkan untuk menjaga kondisi lingkungan yang dapat membawa nilai kepada perbaikan kualitas kesehatan masyarakat; b. bahwa seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk serta meningkatnya konsumsi air bersih berdampak pada peningkatan jumlah air limbah sehingga berakibat pembuangan air limbah secara sembarangan atau tanpa melalui proses pengolahan yang tepat dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan, khususnya pencemaran pada sumber air; c. bahwa untuk mengatasi masalah pembuangan air limbah sebagaimana dimaksud dalam huruf b dipandang perlu meningkatkan percepatan pengembangan sistem pengelolaan air limbah terpusat di Kota Medan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu membentuk Peraturan Walikota tentang Percepatan Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Terpusat; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 8 Drt Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kota-Kota Besar Dalam Lingkungan Daerah Propinsi Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1092);
2 3. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4247); 4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377); 5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 6. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444); 7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 8. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5038); 9. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); 10. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan Dan Kawasan Pemukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5188);
3 11. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 12. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2011 tentang Rumah Susun (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5252); 13. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1973 tentang Perluasan Daerah Kotamadya Medan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1973 Nomor 28, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3005); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 1991 tentang Pembentukan Kecamatan Berastagi Dan Mardinding Di Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Karo, Kecamatan Pematang Bandar, Huta Bayu Raja Dan Ujung Padang Di Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Simalungun, Kecamatan Parbuluan Di Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Dairi Dan Kecamatan Medan Petisah, Medan Tembung, Medan Helvetia, Medan Polonia, Medan Maimun, Medan Selayang, Medan Amplas, Dan Medan Area di Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Medan Dalam Wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 67); 15. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1992 tentang Pembentukan 18 (Delapan Belas) Kecamatan Di Wilayah Kabupaten-Kabupaten Daerah Tingkat II Simalungun, Dairi, Tapanuli Selatan, Karo, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Nias, Langkat, Dan Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Medan Dalam Wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 65); 16. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4161);
4 17. Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2005 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4532); 18. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578); 19. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4655); 20. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737); 21. Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerja Sama Daerah (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4761); 22. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4858); 23. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103); 24. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2011 tentang Sungai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5230); 25. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5285);
5 26. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 112 Tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah Domestik; 27. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310); 28. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2008 tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Limbah Permukiman; 29. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Kerjasama Daerah; 30. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2009 tentang Tata Naskah Dinas Di Lingkungan Pemerintah Daerah; 31. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita Negara Tahun 2014 Nomor 32); 32. Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 2 Tahun 2009 tentang Urusan Pemerintahan Kota Medan (Lembaran Daerah Kota Medan Tahun 2009 Nomor 2); 33. Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 7 Tahun 2009 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kota Medan Tahun 2009 Tahun Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Kota Medan Nomor 4); 34. Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 13 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan 2011-2031 (Lembaran Daerah Kota Medan Tahun 2011 Nomor 13, Tambahan Lembaran daerah Kota Medan Nomor 12); 35. Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 5 Tahun 2012 tentang Retribusi Izin Mendirikan Bangunan (Lembaran Daerah Kota Medan Tahun 2012 Nomor 4);
6 36. Peraturan Walikota Medan Nomor 13 Tahun 2013 tentang Izin Lingkungan (Berita Daerah Kota Medan Tahun 2013 Nomor 13); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG PERCEPATAN PENGEMBANGAN SISTEM PENGELOLAAN AIR LIMBAH TERPUSAT. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Walikota ini, yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat. 2. Provinsi adalah Provinsi Sumatera Utara. 3. Pemerintah Provinsi adalah Pemerintah Provinsi Sumatera Utara. 4. Daerah adalah Kota Medan. 5. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kota Medan. 6. Walikota adalah Walikota Medan. 7. Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan, baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Miliki Negara (BUMN), atau Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi massa, orgasnisasi politik, organisasi lainnya, lembaga, dan bentuk Badan lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap. 8. Instansi Pembina Teknis adalah setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah yang memberikan pelayanan kegiatan teknis yang berkaitan dengan pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga sesuai bidang dan tugasnya masing-masing, dalam hal ini adalah Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Medan, Dinas Kebersihan Kota Medan, Dinas Kesehatan Kota Medan, Dinas Tata Ruang dan Tata Bangunan Kota Medan, Dinas Bina Marga Kota Medan, dan Badan Lingkungan Hidup Kota Medan. 9. Limbah rumah tangga adalah air limbah rumah tangga.
7 10. Penanggung jawab kegiatan adalah orang atau badan hukum yang bertanggung jawab atas beroperasinya suatu kegiatan. 11. Air adalah semua air yang terdapat di dalam dan/atau berasal dari sumber air, dan terdapat diatas permukaan air tanah. 12. Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan yang terdapat pada, di atas, ataupun di bawah permukaan tanah. 13. Perairan umum adalah saluran air atau sungai yang merupakan fasilitas umum dan bukan merupakan bagian dari pelayanan air limbah sistem perpipaan. 14. Izin Mendirikan Bangunan, yang selanjutnya disingkat IMB adalah perizinan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah kepada pemilik bangunan untuk membangun baru, mengubah, memperluas, mengurangi, dan/atau merawat bangunan sesuai dengan persyaratan administratif dan persyaratan teknis yang berlaku. 15. Air limbah rumah tangga adalah air limbah yang berasal dari kegiatan rumah tangga, perumahan, rumah susun, apartemen, perkantoran, rumah dan kantor, rumah dan toko, mall, pasar swalayan, balai pertemuan, hotel, restoran, sekolah, baik berupa grey water (air bekas) ataupun black water (air kotor/tinja). 16. Pencemaran air adalah masuk atau dimasukkannya mahkluk, zat, energi, dan komponen lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu sehingga tidak sesuai dengan peruntukkannya. 17. Baku mutu air limbah adalah ukuran batas atau kadar unsur pencemar dan/atau jumlah unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam air limbah yang akan dibuang atau dilepas ke dalam sumber air dari suatu usaha dan/atau kegiatan. 18. Daya tampung lingkungan adalah kemampuan lingkungan untuk menyerap zat, energi, dan/atau komponen lain yang atau dimasukkan kedalamnya. 19. Penyediaan Infrastruktur adalah kegiatan yang meliputi pekerjaan konstruksi untuk membangun atau meningkatkan kemampuan infrastruktur dan/atau kegiatan pengelolaan infrastruktur dan/atau pemeliharaan infrastruktur dalam rangka meningkatkan kemanfaatan infrastruktur. 20. Sistem perpipaan adalah sistem pengelolaan air limbah dimana air limbah dari tiap sumbernya terhubung melalui jaringan pipa pengumpul, yang untuk kemudian disalurkan melalui pipa pembawa menuju instalasi pengolahan bersama/terpusat.
8 21. Pengelolaan Air Limbah Rumah Tangga adalah rangkaian kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan yang dilaksanakan setelah pembangunan suatu prasarana dan sarana air limbah dibuat, yang meliputi kegiatan operasional pengendalian, pemeliharaan, perawatan, pengawasan, dan penegakan hukum, dan pengolahan serta pemanfaatan kembali air limbah sesuai peruntukannya. 22. Pengolahan Air Limbah Rumah Tangga adalah upaya mengolah dengan cara tertentu agar air limbah dimaksud memenuhi baku mutu air limbah yang ditetapkan yang berasal dari kegiatan rumah tangga/perkantoran sehingga layak untuk dibuang ke perairan umum. 23. Sistem Pengelolaan Air Limbah, yang selanjutnya disingkat SPAL adalah kegiatan yang sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan dalam penanganan air limbah, agar mendapatkan kehidupan yang sehat, bersih, dan produktif melalui tahapan kegiatan penyiapan masyarakat, perencanaan, pembangunan, dan pengelolaan. 24. SPAL terpusat adalah satu kesatuan sistem fisik dan non fisik yang berupa unit pelayanan dari sambungan rumah, unit pengumpulan air limbah melalui jaringan perpipaan serta unit pengolahan dan pembuangan akhir yang disediakan oleh Pemerintah atau Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Daerah atau Badan lainnya. 25. Instalasi Pengolahan Air Limbah, yang selanjutnya disingkat IPAL adalah rangkaian unit-unit pengolahan pendahuluan, pengolahan utama, pengolahan kedua dan pengolahan tersier bila diperlukan beserta bangunan pelengkap lainnya, yang dimaksudkan untuk mengolah air limbah agar bisa mencapai standar kualitas tertentu. 26. Pemasangan sambungan rumah (house connection) adalah suatu sistem penghubung antara instalasi buangan air limbah rumah tangga dengan jaringan pipa lateral SPAL terpusat. BAB II AZAS, TUJUAN, DAN SASARAN Pasal 2 Percepatan pengembangan SPAL terpusat Daerah diselenggarakan dengan azas tanggung jawab, kelestarian, keberlanjutan, keserasian, keseimbangan, kehati-hatian, keadilan, partisipatif, penghargaan terhadap kearifan lokal, dan tata kelola pemerintahan yang baik.
9 Pasal 3 Tujuan percepatan pengembangan SPAL terpusat Daerah adalah: a. meningkatkan akses masyarakat kepada SPAL terpusat yang baik; b. meningkatkan partisipasi seluruh pihak yang terkait dalam SPAL terpusat; c. meningkatkan kualitas SPAL terpusat; d. mengendalikan kualitas lingkungan; dan e. meningkatkan kesehatan masyarakat. Pasal 4 Sasaran percepatan pengembangan SPAL terpusat Daerah adalah: a. terkendalinya kualitas buangan air limbah rumah tangga sebelum masuk perairan umum; b. meningkatnya kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap pentingnya sanitasi yang baik; c. meningkatnya derajat kesehatan masyarakat dan lingkungan; dan d. meningkatnya potensi usaha pada sektor pengelolaan air limbah rumah tangga. BAB III RUANG LINGKUP Pasal 5 Ruang Lingkup Peraturan Walikota ini meliputi: a. kebijakan percepatan pengembangan SPAL terpusat; dan b. pengelola SPAL terpusat. BAB IV KEBIJAKAN PERCEPATAN PENGEMBANGAN SPAL Bagian Kesatu Pemanfaatan Pasal 6 (1) Setiap bangunan yang berada di wilayah Daerah yang sudah tersedia saluran SPAL terpusat wajib memanfaatkannya. (2) Pemanfaatan SPAL terpusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan melalui pemasangan sambungan rumah yang merupakan kewajiban pemilik bangunan. (3) Setiap rencana pembangunan bangunan baru wajib merencanakan pemanfaatan SPAL terpusat yang sudah tersedia dan merupakan salah satu syarat untuk proses penerbitan IMB.
10 (4) Setiap penerbitan IMB pada setiap bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), khusus untuk perumahan atau rumah toko (ruko) wajib menyediakan gang kebakaran (lane way) di belakang dan di samping ruko dan tidak diperkenankan membuat bangunan tambahan yang memanfaatkan gang kebakaran sebagai tempat peletakan jalur pipa saluran air limbah pelayanan yang akan menampung seluruh utilitas sanitasi di dalam rumah. Bagian Kedua Pelaksanaan Pasal 7 (1) Dalam rangka percepatan pengembangan SPAL terpusat pemasangan sambungan rumah di wilayah Daerah dapat dilaksanakan oleh Pemerintah atau Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Daerah atau Badan lainnya. (2) Percepatan pengembangan SPAL terpusat yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan lebihlanjut dalam Keputusan Walikota. (3) Percepatan pengembangan SPAL terpusat yang dilaksanakan oleh Pemerintah atau Pemerintah Provinsi atau Badan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan lebihlanjut dalam perjanjian hubungan kerja sama tersendiri. Bagian Ketiga Pembiayaan Pasal 8 Pembiayaan pelaksanaan percepatan pengembangan SPAL terpusat yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) diberikan subsidi melalui Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kota Medan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah. Pasal 9 Biaya operasi dan pemeliharaan pengelolaan SPAL terpusat menjadi tanggung jawab masyarakat melalui pembayaran rekening air limbah. Bagian Keempat Wewenang Pasal 10 Pemerintah atau Pemerintah Provinsi atau Badan lainnya adalah instansi yang berwenang melaksanakan pembangunan IPAL dan jaringan pipa utama yang akan disambungkan ke pipa sambungan rumah.
11 BAB V HAK DAN KEWAJIBAN Bagian Kesatu Hak Pasal 11 Setiap orang atau badan berhak: a. menerima pelayanan pengelolaan air limbah terpusat; b. mendapatkan akses informasi, kampanye, dan pendidikan terkait pengelolaan air limbah terpusat; dan c. memperoleh pembinaan dan pengawasan agar dapat melaksanakan pengelolaan air limbah terpusat. Bagian Kedua Kewajiban Pasal 12 Setiap orang atau badan wajib: a. memanfaatkan prasarana dan sarana SPAL terpusat apabila berada dalam kawasan yang sudah dilayani prasarana dan sarana air limbah sistem terpusat; b. mengelola air limbah secara layak dan mandiri sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, khusus bagi yang belum memiliki SPAL terpusat; c. melakukan pencegahan terjadinya pencemaran lingkungan hidup akibat dari kegiatan domestik; dan d. membayar biaya rekening pelayanan pengolahan air limbah sistem terpusat setiap bulan. BAB VI HUBUNGAN KERJA SAMA Pasal 13 (1) Dalam pelaksanaan percepatan pengembangan SPAL terpusat, Pemerintah Daerah dapat memperluas cakupan pelayanan melalui hubungan kerja sama dengan Pemerintah atau Pemerintah Provinsi atau Badan lainnya yang diatur tersendiri dalam Kesepakatan Bersama. (2) Kesepakatan Bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk melaksanakan percepatan pengembangan SPAL Daerah. (3) Tindak lanjut Kesepakatan Bersama sebagaimana dimaksud pada ayat (1), lebih lanjut diatur tersendiri dengan Perjanjian Kerja Sama antara Pemerintah atau Pemerintah Provinsi atau Pemerintah Daerah atau Badan lainnya.
12 BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 14 Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Medan. Ditetapkan di Medan pada tanggal 12 Mei 2014. Plt.WALIKOTA MEDAN WAKIL WALIKOTA, ttd Diundangkan di Medan pada tanggal 12 Mei 2014. SEKRETARIS DAERAH KOTA MEDAN, DZULMI ELDIN S SYAIFUL BAHRI BERITA DAERAH KOTA MEDAN TAHUN 2014 NOMOR 22.