BAB I PENDAHULUAN. Dara Sopyan, 2014

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. produktivitas kerja guna meningkatkan kesejahteraan keluarga. Orang bijak

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kebijakan Indonesia sehat 2010 ( Dinkes Makassar, 2006 )

BAB 1 PENDAHULUAN. Perilaku adalah suatu tindakan atau perbuatan yang bisa kita amati bahkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai. Sehat juga investasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. dipelihara dan ditingkatkan. Hendrik L. Bloom dalam Notoadmojo (2007)

PERBEDAAN PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PHBS PADA IBU RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKALONGAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia,

KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES DINAS KESEHATAN KOTA SURAKARTA UPTD PUSKESMAS PUCANGSAWIT

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang setinggi-tingginya. Dengan kata lain bahwa setiap orang

BAB I PENDAHULUAN. Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh

BAB 1 : PENDAHULUAN. sendiri. Karena masalah perubahan perilaku sangat terkait dengan promosi

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. Derajat Kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor antara lain lingkungan,

BAB I PENDAHULUAN. dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Promosi Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan perhatian khusus dan perlu penanganan sejak dini. Hal ini

PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG DINAS KESEHATAN PUSKESMAS SUMEDANG SELATAN Jln. Pangeran Kornel No. 48 Telp Sumedang 45313

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atikah Sapta Maritsa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. mmpengaruhi kesehatan mereka (Hilderia, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masa balita adalah masa emas tumbuh kembang anak. Peran orang tua dalam membesarkan anak menjadi bagian

BAB I PENDAHULUAN. (socially and economically productive life). Status kesehatan berkualitas

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Berwawasan Kesehatan, yang dilandasi paradigma sehat. Paradigma sehat adalah

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan

KERANGKA ACUAN PROGRAM PROMKES PUSKESMAS KARANG MULYA KECAMATAN PANGKALAN BANTENG

Oleh: Aulia Ihsani

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

GERAKAN MASYARAKAT HIDUP SEHAT KOTA BOGOR

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu, pembangunan kesehatan di arahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk meningkatkan derajat kesehatan dalam rangka memperbaiki kualitas

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diupayakan pencapaiannya oleh pemerintah. Upaya ini sebagai langkah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat di Indonesia, hal ini dapat dilihat dengan meningkatnya angka

PENYULUHAN DAN PRAKTIK PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT) DALAM MEWUJUDKAN MASYARAKAT DESA PEDULI SEHAT

PIDATO MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA PADA PERINGATAN HARI KESEHATAN NASIONAL (HKN) KE NOVEMBER 2010

PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL HUBUNGAN PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT KELURAHAN MOODU KECAMATAN KOTA TIMUR KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 78 TAHUN 2017 TENTANG PEMBINAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI KABUPATEN PATI

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta

BAB I PENDAHULUAN. 131/Menkes/SK/II/2004 dan salah satu Subsistem dari SKN adalah Subsistem

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ely Isnaeni, S. Kep, M. Kes

BAB I PENDAHULUAN. Bina Suasana (Social Support) dan Gerakan Masyarakat (Empowerment) sehingga. meningkatkan kesehatan masyarakat Depkes RI (2002).

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

BAB I PENDAHULUAN. Target Millenium Development Goals (MDGs) ke-7 adalah setiap negara

BAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai danhak setiap individu agar

BAB I PENDAHULUAN. menular maupun tidak menular (Widyaningtyas, 2006). bayi dan menempati posisi pertama angka kesakitan balita.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH

Peningkatan Derajat Kesehatan..., Rizsanti, Diny, Putri, Gina, Farida

Terapkan 10 Indikator PHBS Dalam Lingkungan Keluarga

SURVEI RUMAH TANGGA SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIAWI KABUPATEN TASIKMALAYA. Siti Novianti 1, Sri Maywati

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan akan pelaksanaan pembangunan kesehatan masyarakat tidak

BAB I PENDAHULUAN. perubahan gaya hidup yang berkaitan dengan perilaku dan sosial budaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia sekolah merupakan kelompok usia yang kritis karena pada usia

Jln. Arjuna Utara Tol Tomang Kebun Jeruk, Jakarta

V. IMPLEMENTASI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang

PENATALAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SISWI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 CILEULEUS TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat atau biasa juga disebut sebagai PHBS

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan deklarasi Johannesburg yang dituangkan dalam Milleniun

PENCAPAIAN PROGRAM PHBS DI PUSKESMAS SWAKELOLA DEMPO PALEMBANG TAHUN 2007

BAB I PENDAHULAUAN. optimal diselenggarakan upaya kesehatan dengan pemeliharan dan peningkatan

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DARUL AMAN

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya meninggal serta sebagian besar anak-anak berumur dibawah 5

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

BAB I PENDAHULUAN. menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan. keluarga dengan melaksanakan pembangunan yang berwawasan kesehatan,

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA MANCASAN WILAYAH PUSKESMAS BAKI I SUKOHARJO

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KELUARGA UNTUK MELAKUKAN PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA MANGUNHARJO JATIPURNO WONOGIRI

BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

II. TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten atau kota yang

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anak usia sekolah di Indonesia ± 83 juta orang (

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun lokasi dan waktu penelitian ini yakni sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia sangat dipengaruhi oleh rendahnya

BAB I PENDAHULUAN. lima tahun pada setiap tahunnya, sebanyak dua per tiga kematian tersebut

LEMBAR PRATES DAN POST-TEST PELATIHAN DENGAN METODE SIMULASI KEPADA TOKOH MASYARAKAT TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT TATANAN RUMAH TANGGA

Vol. 12 Nomor 1 Januari 2017 Jurnal Medika Respati ISSN :

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 27 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

BUPATI BANGKA BARAT PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Masa usia sekolah disebut

BAB I PENDAHULUAN. Data Profil Kesehatan Puskesmas Getasan tahun 2014, menunjukkan bahwa terdapat 84 temuan kasus diare.

PENURUNAN ANGKA KESAKITAN DAN KEMATIAN MELALUI PENERAPAN PHBS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. ini manifestasi dari infeksi system gastrointestinal yang dapat disebabkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mempercepat terwujudnya masyarakat sehat, yang merupakan bagian

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah hak dasar manusia yang merupakan karunia Tuhan yang sangat tinggi nilainya. Karena dengan sehat kita dapat melakukan aktivitas setiap hari. Hidup sehat merupakan hal yang seharusnya diterapkan oleh setiap orang, mengingat manfaat yang ditimbulkan akan sangat banyak, mulai dari konsentrasi kerja, kesehatan dan kecerdasan anak sampai dengan keharmonisan keluarga. Menciptakan hidup sehat sangatlah mudah serta murah, mengingat biaya yang harus dikeluarkan untuk pengobatan apabila mengalami gangguan kesehatan cukup mahal. Pemberdayaan masyarakat harus dimulai dari rumah tangga atau keluarga karena rumah tangga yang sehat merupakan asset atau modal pembangunan di masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Beberapa anggota rumah tangga mempunyai masa rawan terkena penyakit menular dan penyakit tidak menular, oleh karena itu untuk mencegah penyakit tersebut, anggota rumah tangga perlu diberdayakan untuk melaksanakan PHBS (Depkes, 2009). Kecenderungan bahwa kesehatan masyarakat semakin lama semakin menurun yang di sebabkan oleh perilaku tidak sehat yang saat ini menjadi tren gaya hidup masyarakat saat ini. Banyak ditemukan kasus-kasus penyakit seperti gatal-gatal, diare, hipertensi, influenza, dermatitis, demam yang tidak diketahui sebabnya dan ispa. Ada beberapa contoh perilaku yang dapat mencerminkan perilaku gaya hidup seperti disebutkan diatas misalnya kurang mengkonsumsi sayuran, buah-buahan, jarang berolahraga, jarang menggunakan air bersih, kondisi lingkungan yang kotor, kondisi rumah yang berdempetan dengan ternak. Semua perilaku tersebut ujung-ujungnya menyebabkan tingkat kesehatan masyarakat yang semakin menurun. Keluhan masyarakat dalam

2 perbulan tercatat berdasarkan statistik kesehatan tahun 2010 sebanyak 30,97% dan menurun pada tahun 2011 menjadi 29,31 % (www.bps.go.id). Kebijakan Indonesia Sehat menetapkan tiga pilar utama yaitu lingkungan sehat, perilaku sehat dan pelayanan kesehatan bermutu adil dan merata. Kebijakan Nasional Promosi Kesehatan untuk mendukung upaya peningkatan perilaku sehat ditetapkan dalam Visi Nasional Promosi Kesehatan sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI.No. 1193/MENKES /SK/X/2004 yaitu Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). PHBS dipengaruhi oleh perilaku seseorang, dan perilaku itu sendiri terdiri menjadi tiga aspek, yakni: pengetahuan, sikap dan praktik. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 secara nasional, penduduk yang telah memenuhi kriteria PHBS baik sebesar 38,7%. (Depkes RI, 2011). PHBS dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari pada lingkungan sekitar, seperti lingkungan rumah tangga, sekolah, dan tempat kerja. PHBS pada tatanan rumah tangga merupakan bentuk perwujudan paradigma sehat dalam budaya hidup perorangan dan keluarga, yang bertujuan untuk meningkatkan, memelihara dan melindungi kesehatannya. Keluarga merupakan unit terkecil dari suatu bangsa. Di dalam keluarga terjadi interaksi dan komunikasi antara anggota keluarga yang menjadi awal penting dari suatu proses pendidikan. Ditanamkannya PHBS sejak dini dalam keluarga dapat menciptakan keluarga yang sehat. Keluarga yang sehat akan membentuk masyarakat, desa dan kelurahan, kecamatan, kabupaten, provinsi dan bangsa yang sehat. Bangsa yang sehat memiliki derajat kesehatan yang tinggi, sehingga meningkatkan produktivitas bangsa tersebut. Kondisi sehat dapat dicapai dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi perilaku sehat dan menciptakan lingkungan sehat di rumah tangga oleh karena itu kesehatan perlu dijaga, dipelihara dan ditingkatkan oleh setiap anggota rumah tangga serta diperjuangkan oleh semua pihak. Perilaku Bersih Hidup dan Sehat (PHBS) di rumah tangga saat ini telah menjadi salah satu kewenangan wajib standar pelayanan minimal bidang

3 kesehatan Pemerintah, sejak tahun 2005 pembinaan PHBS tersebut menjadi bagian dari Kesatuan Gerak PKK-KB-Kesehatan, yang mekanisme pengelolaanya dilaksanakan TP. PKK di setiap jenjang, sehingga pembinaannya dapat dilakukan terus menerus untuk mempercepat terwujudnya rumah tangga sehat. Pembudayaan PHBS tidak bisa dilakukan seketika karena yang dirubah adalah pola prilaku masyarakat sehingga memerlukan waktu dan proses yang cukup lama, harus merubah yang tadinya tidak dan kurang perduli menjadi lebih perduli hidup sehat. PHBS belum benar-benar menjadi bagian dari kebutuhan setiap individu, meski indikator PHBS rumah tangga tahun 2011 sudah mencapai 65,64% dan indeks kesehatan sudah mencapai 81,32%, pada kenyataanya pola hidup higienis masih terkendala dikarenakan minimnya kesadaran masyarakat.(www.bandung.go.id) Rumah tangga ber-phbs berarti mampu menjaga, meningkatkan dan melindungi kesehatan setiap anggota rumah tangga dari gangguan ancaman penyakit dan lingkungan yang kurang konduktif untuk hidup sehat. Penerapan PHBS di rumah tangga merupakan tanggung jawab setiap anggota rumah tangga, yang juga menjadi tanggung jawab pemerintah/ kota beserta jajaran sektor terkait untuk memfasilitasi kegiatan PHBS di rumah tangga agar dapat dijalankan secara efektif. Dalam rumah tangga ibu mempunyai peran yang sangat besar dalam memberi contoh, teladan, pendidikan di suatu keluarga dari pada ayah. Ibu juga lebih mendominasi dalam hal pengaturan menu makanan dan menjaga kebersihan rumah, termasuk di dalam memberikan pendidikan kesehatan di keluarga, seperti menanamkan PHBS. Berdasarkan hasil pendataan PHBS rumah tangga yang dilakukan oleh Puskesmas Padamukti di Desa Padamukti Kecamatan Solokanjeruk diperoleh hasil : bersalin di tolong oleh tenaga kesehatan 100%, memberi asi eksklusif 64,5%, keluarga yang menimbang bayi dan balitanya setiap bulan 85,1%, menggunakan air bersih 94,3%, mencuci tangan dengan air bersih dan sabun

4 96,7%, menggunakan jamban sehat 80,0%, anggota keluarganya memberantas jentik nyamuk di rumahnya 96,7%, rumah tangga yang keluarganya makan buah dan sayur setiap hari 94,3%, rumah tangga yang keluarganya melakukan aktifitas fisik setiap hari 100%, rumah tangga yang keluarganya tidak merokok di dalam rumah 86,2%. Berdasarkan data yang diambil dari kunjungan penderita umum/rawat jalan pada tahun 2012 di puskesmas padamukti yang menduduki urutan pertama pada pasien rawat jalan di puskesmas adalah penyakit Ispa sebanyak 36%, Gastritis 16%, Hypertensi 14%, Myalgia 9,5%, Rematik 6,5%, Dermatitis 6,2%, Diare 5,8%, Konjungtivitis 2,9%, Carries Dentis 2%, Demam Thypoid 1,1%. Dari data diatas dapat penulis menyimpulkan bahwa kesadaran hidup ber-phbs dikawasan desa padamukti masih rendah. Oleh karena itu, PHBS dalam rumah tangga perlu dibiasakan, karena rumah tangga merupakan suatu bagian masyarakat terkecil di mana perubahan perilaku dapat membawa dampak besar dalam kehidupan dan tingkat kesehatan anggota keluarga di dalamnya. Rumah tangga sehat juga merupakan suatu aset dan modal utama pembangunan di masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. B. Identifikasi Masalah Setelah dilakukan pemetaan perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga. Didapatkan masih banyak yang belum memiliki jamban, masih banyak yang merokok didalam rumah, belum menggunakan air bersih, buang sampah sembarangan dan kandang hewan ternak yang berdempetan dengan rumah penduduk. Sehingga menimbulkan penyakit-penyakit yang disebabkan lingkungan yang kotor dan gaya hidup yang buruk seperti ispa, dermatitis, diare dan sebagainya. Faktor-faktor yang tidak menyebabkan terjadinya perilaku hidup bersih dan sehat adalah faktor pengetahuan kesehatan, atau minimnya pengetahuan

5 kesehatan yang diterima oleh masyarakat sehingga masyarakat tidak mengerti cara berperilaku hidup bersih dan sehat. Tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang makin semakin baik pula pengetahuanya (Wied Hary A, 1996 dalam Hendra AW, 2008). C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, maka akan dirumuskan masalah penelitian yaitu : 1. Bagaimanakah pengetahuan kesehatan ibu rumah tangga di kampung pancaksuji desa padamukti kecamatan solokanjeruk? 2. Bagaimanakah perilaku hidup bersih dan sehat ibu rumah tangga di kampung pancaksuji desa padamukti kecamatan solokanjeruk? 3. Apakah terdapat hubungan antara pengetahuan kesehatan dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada ibu rumah tangga di kampung pancaksuji desa padamukti kecamatan solokanjeruk? D. Tujuan Penelitian Agar penulisan ini mempunyai hasil yang optimal perlu dirumuskan tujuan. Setiap kegiatan yang kita lakukan harus mempunyai tujuan yang terarah dan terukur serta mengandung maksud-maksud tertentu. Berdasarkan penjelasan diatas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui bagaimana gambaran pengetahuan kesehatan ibu rumah tangga di kampung pancaksuji desa padamukti kecamatan solokanjeruk? 2. Mengetahui bagaimana gambaran perilaku hidup bersih dan sehat ibu rumah tangga di kampung pancaksuji desa padamukti kecamatan solokanjeruk?

6 3. Mengetahui apakah terdapat hubungan antara pengetahuan kesehatan dengan perilaku hidup bersih dan sehat pada ibu rumah tangga di kampung pancaksuji desa padamukti kecamatan solokanjeruk? E. Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang, rumusan dan tujuan masalah, maka penulis berharap agar penulisan ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis. Harapan penulis manfaat dari penulisan ini adalah : 1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat, terutama ibu mengenai perilaku hidup bersih dan sehat sehingga dapat memperbaiki perilaku ibu dalam menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. 2. Sebagai bahan masukan untuk intervensi atau penyuluhan bagi ibu-ibu oleh pemberi layanan kesehatan mengenai perilaku hidup bersih dan sehat. 3. Meningkatkan status kesehatan masyarakat. F. Struktur Organisasi Bab I : Pendahuluan A. Latar Belakang Penelitian B. Identifikasi Masalah C. Rumusan Masalah Penelitian D. Tujuan Penelitian E. Manfaat/Penelitian Bab II : Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran, dan Hipotesis A. Deskripsi Teori B. Kerangka Teoritis C. Anggapan Dasar D. Hipotesis Bab III : Metode Penelitian

7 A. Metode dan Desain Penelitian B. Populasi dan Sampel C. Definisi Operasional D. Instrumen Penelitian E. Prosedur Penelitian F. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan A. Hasil Penelitian B. Pembahasan Hasil Analisis Data Bab V : Simpulan dan Saran A. Simpulan B. Saran