PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 71 TAHUN 1948 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

dokumen-dokumen yang mirip
UNDANG-UNDANG (UU) PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1960 TENTANG POKOK-POKOK KESEHATAN

PENETAPAN BAGIAN XI (KEMENTRIAN KESEHATAN) DARI ANGGARAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN DINAS 1954 *) ANGGARAN (BAGIAN XI). KEMENTRIAN KESEHATAN.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENETAPAN BAGIAN XI (KEMENTERIAN KESEHATAN) DARI ANGGARAN REPUBLIK INDONESIA UNTUK TAHUN DINAS 1955 *) ANGGARAN (BAGIAN XI) KEMENTERIAN KESEHATAN.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1960 Tentang Pokok-Pokok Kesehatan Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa. Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 51 TAHUN 1948 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 60 TAHUN 1948 TENTANG SUSUNAN DAN TUGAS KEWAJIBAN KEMENTERIAN KEHAKIMAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Presiden Republik Indonesia,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1967 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG (UU) 1946 No. 18 (18/1946) UANG, KEWAJIBAN MENYIMPAN UANG. Peraturan tentang kewajiban menyimpan uang dalam bank.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1960 TENTANG POKOK-POKOK KESEHATAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II YOGYAKARTA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 1960 TENTANG PENYELENGGARAAN SENSUS PENDUDUK 1961 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

NOMOR 6 TAHUN 1967 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH (PP) 1949 NO. 27 (27/1949) KEMENTRIAN PENERANGAN. Susunan dan lapangan pekerjaan Kementrian Penerangan.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH (PP) 1949 NO. 33 (33/1949) DEPARTEMEN AGAMA. Peraturan tentang susunan dan lapang pekerjaan Kementerian Agama.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Presiden Republik Indonesia,

II. III. tersebut di atas. 12. Penghimpunan bahan-bahan untuk dokumentasi sosial. URUSAN PERTANIAN (Berpedoman antara lain pada Peraturan Pemerintah N

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1966 TENTANG HYGIENE PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan Persetujuan: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA; MEMUTUSKAN:

Tentang: PEMBENTUKAN DAERAH-DAERAH OTONOM PROPISI KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN SELATAN DAN KALIMANTAN TIMUR *)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1952 TENTANG SUSUNAN DAN PIMPINAN KEMENTERIAN-KEMENTERIAN REPUBLIK INDONESIA

Presiden Republik Indonesia,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1946 TENTANG PEMBENTUKAN PUSAT PERKEBUNAN NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 1947 TENTANG PEMBENTUKAN, PERATURAN TENTANG PEMBENTUKAN HAMINTE-KOTA YOGYAKARTA.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1975 TENTANG KESELAMATAN KERJA TERHADAP RADIASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Undang Undang No. 9 Tahun 1960 Tentang : Pokok Pokok Kesehatan


PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1952 TENTANG DAFTAR SUSUNAN PANGKAT DAN KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL

Presiden Republik Indonesia,

NOMOR 8 TAHUN 1953 TENTANG PENGUASAAN TANAH-TANAH NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 7 TAHUN 1958 (7/1958) TENTANG PERALIHAN TUGAS DAN WEWENANG AGRARIA *) Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1955 TENTANG DEWAN KEAMANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAHAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1949 TENTANG LAPANG KERJA, SUSUNAN DAN PIMPINAN KEMENTERIAN PERHUBUNGAN.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MOJOKERTO NOMOR 24 TAHUN 2000 TENTANG SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

UNDANG-UNDANG (UU) 1947 Nomer. 17.) (17/1947) HAMINTE-KOTA YOGYAKARTA. Pembentukan, Peraturan tentang pembentukan Haminte-Kota Yogyakarta.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 1958 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KETUA, WAKIL KETUA DAN ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 73 TAHUN 1948 TENTANG SEKOLAH TINGGI HUKUM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 73 TAHUN 1948 TENTANG MENDIRIKAN SEKOLAH TINGGI HUKUM. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Peraturan Pemerintah No. 11 Tahun 1975 Tentang : Keselamatan Kerja Terhadap Radiasi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1946 TENTANG KEADAAN BAHAYA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG NOMOR 3 TAHUN 1948 TENTANG SUSUNAN KEMENTERIAN PERTAHANAN DAN ANGKATAN PERANG. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PANITIA KERJA LIKWIDASI TANAH-TANAH PARTIKELIR

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 1962 TENTANG WABAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG (UU) 1948 No. 3. (3/1948) Peraturan tentang susunan Kementerian Pertahanan dan Angkatan Perang. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 1956 TENTANG DEWAN DAN MAJELIS-MAJELIS PERNIAGAAN DAN PERUSAHAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SERIKAT

NOMOR 25 TAHUN 1956 TENTANG PEMBENTUKAN DAERAH-DAERAH OTONOM PROPISI KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN SELATAN DAN KALIMANTAN TIMUR

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 1958 TENTANG DEWAN TENAGA ATOM DAN LEMBAGA TENAGA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1981 TENTANG PENYEMPURNAAN ORGANISASI BADAN KOORDINASI INTELIJEN NEGARA

Indeks: PETA. RAAD EN DIRECTORIUM VOOR HET MEET EN KAARTEERWEZEN DEWAN DAN DIREKTORIUM PENGUKURAN DAN PENGGAMBARAN PETA. PEMBUBARAN. PEMBENTUKAN.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1963 TENTANG FARMASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 23 TAHUN 2002 TENTANG PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS KESEHATAN KABUPATEN PELALAWAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1949 TENTANG KEWAJIBAN BERBAKTI BAGI PELAJAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1958 TENTANG PENYERAHAN URUSAN LALU-LINTAS JALAN KEPADA DAERAH TINGKAT KE-I

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 1983 TENTANG KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1981 TENTANG PENYEMPURNAAN ORGANISASI BADAN KOORDINASI INTELIJEN NEGARA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, : pasal 113 Undang-undang Dasar Sementara Repu- blik Indonesia; Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat; MEMUTUSKAN:

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1963 TENTANG FARMASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1959 TENTANG PEMBERIAN TUNJANGAN DAERAH TIDAK AMAN KEPADA PEGAWAI NEGERI SIPIL.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1953 TENTANG PEMBERIAN ISTIRAHAT DALAM NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Peraturan Pemerintah (PP) 1948 No. 22 (22/1948) PEGAWAI. PENGALAMAN KERJA, Peraturan tentang penghargaan pengalaman kerja PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENETAPAN BAGIAN XV (KEMENTRIAN PEKERJAAN UMUM DAN TENAGA) DARI ANGGARAN REPUBLIK INDONESIA TAHUN DINAS 1954 *)

Presiden Republik Indonesia,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Undang-undang Nomor I Tahun 1970

PENETAPAN BAGIAN XV (KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN TENAGA) DARI ANGGARAN REPUBLIK INDONESIA UNTUK TAHUN DINAS 1955 *)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG NOMOR 7 TAHUN 1971 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK KEARSIPAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1951 TENTANG

Undang Undang No. 2 Tahun 1966 Tentang : Hygiene

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan Persetujuan: DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, MEMUTUSKAN:

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MANUSIA. Tugas Dan Fungsi. Sekretariat Jenderal. Dewan Energi Nasional.

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1965 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN PENGHIDUPAN ORANG JOMPO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 71 TAHUN 1948 DEPARTEMEN KESEHATAN. SUSUNAN. Peraturan tentang susunan dan lapang pekerjaan Kementerian Kesehatan. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: Perlu menetapkan peraturan tentang lapang pekerjaan, susunan, pimpinan dan tugas-kewajiban Kementerian Kesehatan; Mengingat: a. Putusan rapat Dewan Menteri tanggal 10 Mei 1948 dan 2 Juli 1948; b. Putusan rapat Sekretaris-sekretaris Jenderal Kementerian tanggal 14 Mei 1948; Mengingat pula : Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1948; Memutuskan: Menetapkan Peraturan Pemerintah seperti dibawah ini: PERATURAN TENTANG PEKERJAAN, SUSUNAN PIMPINAN DAN TUGAS KEWAJIBAN KEMENTERIAN KESEHATAN. Lapang Pekerjaan. Pasal 1. Lapang pekerjaan Kementerian Kesehatan ialah: a. Melakukan pengawasan atas keadaan kesehatan rakyat dan atas pelanggaran urusan kesehatan rakyat; b. Melakukan penyelidikan tentang keadaan kesehatan rakyat; c. Memberi petunjuk-petunjuk tentang cara-cara memperbaiki kesehatan rakyat dan menggiatkan penyelenggaraan cara-cara itu; d. Menyelenggarakan dan membantu pemberantasan dan pencegahan penyakit menular dan penyakit rakyat; e. Memberi bantuan dan dimana perlu menyelenggarakan: pemeliharaan orang sakit, assaineering, persediaan air minum, pembuangan sampah dan perbaikan perumahan rakyat, yang tidak menjadi urusan badan-badan Pemerintah lain; f. Mengadakan lembaga-lembaga (instituut-instituut) pengetahuan dalam lapangan kesehatan; g. Menyelenggarakan, membantu dan mengawas-awasi pendidikan tenaga kesehatan dan pendidikan rakyat dalam lapangan kesehatan; h. Menyelenggarakan statistiek yang berkenaan dengan kewajibankewajiban tersebut diatas; i. Menyusun peraturan-peraturan mengenai kepentingan kesehatan rakyat dan mengawas-awasi berlakunya peraturan-peraturan itu;

j. Menyelenggarakan soal-soal lain dilapangan kesehatan, yang belum diserahkan pada badan-badan Pemerintah lain; k. Mengadakan hubungan dengan dunia internasional dalam lapangan kesehatan. Susunan. Pasal 2. Kementerian Kesehatan terdiri atas 1. KANTOR PUSAT KEMENTERIAN terbagi atas: a. Bagian Umum (Sekretariat); b. Bagian Urusan Pegawai; c. Bagian Perbendaharaan; d. Bagian Undang-Undang; e. Bagian Statistiek, Perpustakaan dan Pengumuman (Publiciteit); f. Baian Perlengkapan; g. Bagian Pendidikan. 2. JAWATAN-JAWATAN ialah: a. Jawatan Urusan Rumah-rumah Sakit dan Balai Pengobatan Umum; b. Jawatan Urusan Penykit Jiwa; c. Jawatan Urusan Obat-obatan; d. Jawatan Hygiene; e. Jawatan Pemberantasan Penyakit Menular dan Quarantaine; f. Jawatan Pemberantasan Penyakit Malaria; g. Jawatan Pemberantasan Penyakit Paru-paru; h. Jawatan Pemberantasan Penyakit Lepra; i. Jawatan Pemberantasan Penyakit Rakyat lain; j. Jawatan Inspeksi Kesahatan. 3. LEMBAGA-LEMBAGA ialah: a. Instituut Pasteur; b. Laboratorium Hygiene; c. Laboratorium Umum Pusat; d. Instituut Hygiene Technis; e. Instituut Makanan Rakyat; f. Instituut Pharmaco Therapie. Pimpinan. Pasal 3. Pimpinan Kementerian Kesehatan diatur menurut penetapan dalam pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1948. Tugas kewajiban. Pasal 4. KANTOR PUSAT Kementerian Kesehatan mempunyai tugas kewajiban: a. Bagian Umum (Sekretariat): mengerjakan surat-menyurat, mengurus rumah tangga Kantor Pusat, dan lain-lain hal yang khusus dan tidak termasuk dalam

tugas kewajiban bagian-bagian lain. b. Bagian Urusan Pegawai: menyelenggarakan pengangkatan, pemberhentian, kenaikan pangkat dan gaji, pemindahan, pemberian istirahat, uang tunggu, uang kurnia, gratifikasi, formasi dan sebagaimana. c. Bagain Perbendaharaan: mengatur urusan keuangan seluruh Kementerian. d. Bagian Undang-Undang: Menyelenggarakan susunan peraturan-peraturan yang bersangkutan dengan kepentingan urusan kesehatan rakyat. e. Bagian Statistiek, Perpustakaan dan Pengumuman (Publiciteit): menyelenggarakan pengumpulan berbagai-bagai angka yang berhubungan dengan urusan kesehatan rakyat dan penyusunan angka-angka itu dalam statistiek; mengumpulkan buku-buku, majalah-majalah dan sebagainya dalam dan yang berhubungan dengan ilmu dan urusan kesehatan, dan menyelenggarakan pembagian-pembagian dan pinjaman-pinjaman kepada para yang berkepentingan. f. Bagian perlengkapan: Menyelenggarakan pendaftaran, pemberian dan pembagian barangbarang keperluan rumah tangga untuk Kantor-kantor, Rumahrumah Sakit, Laboratoria dan sebagainya dari kementerian Kesehatan, kecuali barang-barang yang menjadi bebannya Jawatan Urusan Obat-obatan. g. Bagian Pendidikan: Menyelenggarakan, mengatur dan mengawas-awasi pendidikan tenaga kesehatan tinggi, menengah dan rendah. Pasal 5. JAWATAN-JAWATAN mempunyai tugas kewajiban: a. Jawatan Urusan Rumah-rumah Sakit dan Balai-balai Pengobatan: Menyusun peraturan-peraturan yang mengenai Rumah-rumah Sakit dan Balai-balai Pengobatan umum, baik dari Pemerintah maupun kepunyaan partikelir, dan mengawas-awasi berlakunya peraturan-peraturan itu. b. Jawatan Urusan Penyakit Jiwa: Menyusun peraturan-peraturan tentang urusan dan pemeliharaan orang-orang yang menderita penyakit jiwa, dan mengawas-awasi berlakunya peraturan-peraturan itu. c. Jawatan Urusan Obat-obatan: Menyelenggarakan persediaan dan pembagian obat-obatan dan alat-alat kedokteran untuk keperluan Kementerian Kesehatan. Menyusun peraturan-peraturan yang bersangkutan dengan pembikinan dan penjualan obat-obatan, dan mengawas-awasi berlakunya peraturan-peraturan itu. d. Jawatan Urusan Hygiene: Memberikan penerangan dan pendidikan kepada rakyat dalam menjalankan faham-faham hygiene; Menyelenggarakan segala usaha yang bersangkutan dengan sosial hygiene. e. Jawatan Pemberantasan Penyakit Menular dan Quarantaine: pencegahan dan pemberantasan penyakit menular;

Menyelenggarakan segala usaha untuk mencegah menjalarnya penyakit menular dalam hubungannya dengan Luar Negeri. f. Jawatan Pemberantasan Penykit Malaria: Menyelenggarakan segala usaha yang berkaan dengan pencegahan dan pemberantasan penyakit malaria. g. Jawatan Pemberantasan Penyakit Paru-paru: pencegahan dan pemberantasan penyakit paru-paru. h. Jawatan Pemberantasan Penykit Lepra: pencegahan dan pemberantasan penyakit lepra. i. Jawatan Pemberantasan Penyakit Rakyat lain: pencegahan dan pemberantasan penyakit rakyat lain-lainnya. j. Jawatan Inspeksi kesehatan: Mewakili Kementerian Kesehatan dalam menyelenggarakan usahausahanya didaerahnya masing-masing, dengan mengindahkan petunjuk-petunjuk dari Jawatan-jawatan, Lembaga-lembaga dan Bagian-bagian dari Kementerian Kesehatan; Menyelenggarakan koordinasi antara Jawatan-jawatan dalam lingkungan Kementerian Kesehatan dengan Jawatan-jawatan dalam lingkungan Kementerian lain; Memberi petunjuk-petunjuk tentang penyelenggaraan pekerjaan Jawatan Kesehatan Rakyat dari daerah-daerah otonoom dan mengawas-awasi pekerjaan-pekerjaan itu. Pasal 6. LEMBAGA-LEMBAGA mempunyai tugas kewajiban: a. Instituut Pasteur: Pembikinan vaccin-vaccin dan sera yang dibutuhkan oleh Jawatan Kesehatan Rakyat untuk pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit menular dan penyakit-penyakit rakyat; Pengobatan orang-orang yang digigit anjing gila. b. Laboratorium Hygiene: Menyelenggarakan percobaan-percobaan dan penyelidikanpenyelidikan mengenai penyakit-penyakit menular dan penyakitpenyakit rakyat untuk memperbaiki cara-cara pemberantasannya. c. Laboratorium Umum Pusat: 1. Bagian Kimia: Menyelenggarakan segala pemeriksaan secara chemis terhadap material klinis, obat-obatan, bahan-bahan makanan dan minuman, juga yang mengenai pengadilan (medis-forensis). 2. Bagian Microbiologie: Menyelenggarakan segala pemeriksaan secara microbiologis terhadap material klinis, bahan-bahan makanan dan minuman juga yang mengenai pengadilan (medis forensis). d. Instituut Hygiene Technis: 1. Laboratorium Hygiene Technis: Memberi petunjuk-petunjuk tehnis mengenai persediaan air minum dan higiene bangunan-bangunan. 2. Usaha memperbaiki kesehatan (Gezondmakingswerken):

Memberi petunjuk-petunjuk tehnis mengenai assaineering dan rioleering. e. Instituut Penyelidikan Makanan Rakyat: Menyelenggarakan penyelidikan-penyelidikan dan memberi petunjuk-petunjuk tentang segala sesuatu yang mengenai makanan, yang menuju kesempurnaan makanan rakyat. f. Instituut Pharmaco-Therapie: Menyelenggarakan pemeriksaan-pemeriksaan dan percobaanpercobaan obat-obatan secara biologis (pharmacologis). Mengusahakan memperoleh obat-obat baru dan memperkaya bahanbahan yang dapat ditanam atau dibuat di Indonesia. Berlakunya Peraturan. Pasal 7. Peraturan ini mulai berlaku pada hari diumumkan. Ditetapkan di Yogyakarta pada tanggal 4 Desember 1948. PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SOEKARNO. Diumumkan pada tanggal 4 Desember 1948. Sekretaris Negara, Menteri Kesehatan, J. LEIMENA. A.G. PRINGGODIGDO.