DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

dokumen-dokumen yang mirip
SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 458 / KMK.05/1997 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN KEBERATAN KEPABEANAN DAN CUKAI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 217/PMK.04/2010 TENTANG KEBERATAN DI BIDANG KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 114/PMK.04/2008 TENTANG KEBERATAN DI BIDANG CUKAI MENTERI KEUANGAN,

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-36/BC/2010 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER - 1/BC/2011 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN DAN PENYELESAIAN KEBERATAN DI BIDANG KEPABEANAN

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : PER - 1/BC/2011 TENTANG

Sehubungan dengan diterbitkannya surat tagihan (STCK-1) nomor :...(6)... tanggal...(7)... (terlampir), kami yang bertanda tangan di bawah ini:

2017, No Cukai sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2007 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 11 Tahun 1995 tent

CONTOH FORMAT SURAT PENGAJUAN KEBERATAN KOP SURAT ORANG YANG MENGAJUKAN KEBERATAN

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 209/KMK.01/1999 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 585 /KMK.05/1996

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 1 /BC/2012 TENTANG

CONTOH FORMAT SURAT PENGAJUAN KEBERATAN KOP SURAT ORANG YANG MENGAJUKAN KEBERATAN

NOMOR: 208/KMK.01/1999

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 214/PMK.04/2008 TENTANG PEMUNGUTAN BEA KELUAR

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 69/PMK.04/2009 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 70 / PMK.04 / 2009 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP- 97 /BC/ 1997 TENTANG PENETAPAN HARGA JUAL ECERAN MINUMAN MENGANDUNG ETIL ALKOHOL

FORMAT TANDA TERIMA PERMOHONAN KEBERATAN

-1- PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 2 /BC/2011 TENTANG PENGELOLAAN JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG NOMOR 25/BC/2009 TENTANG

Pengajuan Keberatan, Banding, dan Peninjauan Kembali Tagihan Bea Masuk

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: P- 05 /BC/2006

M E M U T U S K A N :

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P 14/BC/2006 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 52/BC/2011 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP-17 /BC/ 1996 TENTANG PENETAPAN HARGA JUAL ECERAN MINUMAN MENGANDUNG ETIL ALKOHOL

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP-43/BC/1999 T E N T A N G

NOMOR : 38/PMK.04/2005 TENTANG TATA CARA PENGEMBALIAN BEA MASUK, DENDA ADMINISTRASI, DAN/ATAU BUNGA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P-15/BC/2008 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : P- 06/BC/2006

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: KEP- 64/BC/1997 TENTANG

BUKTI PENERIMAAN JAMINAN (BPJ) NOMOR :...(3)

JAMINAN TERTULIS Nomor :...

TENTANG KEBERATAN DI BIDANG CUKAI

TATA CARA PENGAJUAN PERMOHONAN KERINGANAN BEA MASUK DALAM RANGKA PEMBANGUNAN INDUSTRI/INDUSTRI JASA

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 16 /BC/2008 TENTANG

Menimbang : Mengingat :

SALINAN : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 457/KMK.05/1997 TENTANG

Pasal 9. Ketentuan teknis yang diperlukan bagi pelaksanaan ketentuan dalam keputusan ini diatur lebih lanjut oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai.

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP 69 /BC/1997 TENTANG

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL NOMOR : KEP -50 /BC/1999 TENTANG

Nomor : Tanggal : Yang bertanda tangan dibawah ini, kami pimpinan dari :

Yang bertanda tangan dibawah ini, kami pimpinan dari : Nama Perusahaan : NPWP : Alamat Kantor : Telepon : Facsimile : Alamat Pabrik :

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P- 3 /BC/2010 TENTANG

DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI,

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 453/KMK

PEMBERITAHUAN DAN PERHITUNGAN BEA KELUAR EKSPOR BARANG BAWAAN DAN KIRIMAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

Lampiran I Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor : Tanggal : Yang bertanda tangan dibawah ini, kami pimpinan dari :

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/PMK.04/2017 TENTANG

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 122/PMK.04/2017 TENTANG PENUNDAAN PEMBAYARAN UTANG BEA MASUK, BEA KELUAR,

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP - 50/BC/1999 TENTANG KEWAJIBAN PELAPORAN OLEH PERUSAHAAN PENERIMA FASILITAS PEMBEBASAN BEA MASUK

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 147/PMK.04/2009 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN RI NOMOR 17/KMK

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 117/PMK.04/2008 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 53/BC/2011 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 05/BC/2012 TENTANG

Yang bertanda tangan di bawah ini, kami pimpinan dari : Nama Perusahaan : N P W P : Alamat Kantor : Telepon : Facsimile : Alamat Pabrik :

: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP - 02 / BC / 1997 TENTANG

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 01 /BC/2014 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 17 /BC/2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2008 TENTANG PENGENAAN BEA KELUAR TERHADAP BARANG EKSPOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KOP SURAT PEMOHON (PIHAK YANG BERHAK) Nomor : Tanggal... Lampiran : Hal : Permohonan Pengembalian Cukai dan/atau Denda Administrasi *)

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG NOMOR : KEP-19/BC/1999 TENTANG PENETAPAN HARGA JUAL ECERAN HASIL TEMBAKAU

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN TENTANG TATA CARA PENGENAAN SANKSI ADMINISTRASI BERUPA DENDA DI BIDANG CUKAI

TATAKERJA PENERBITAN NIPER

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 441 /KMK.05/1999 TENTANG

Kop Kantor Pelayanan KEPUTUSAN KEPALA KANTOR PELAYANAN BEA DAN CUKAI. NOMOR KEP-.

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

MENTERI KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 347/KMK.01/1999

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER - 57/BC/2012

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P- 42 /BC/2010

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR: PER- 43 /BC/2011

PENYEGARAN PERATURAN KEBERATAN DI BIDANG KEPABEANAN DAN BANDING

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI

MENTERI KEUANGAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 461/KMK.05/1997 TENTANG

2017, No Melaksanakan Pelunasan dengan Cara Pembayaran; c. bahwa untuk lebih memberikan kepastian hukum, meningkatkan pelayanan di bidang cukai

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR PER- 52 /BC/2012

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP- 27/BC/2004 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG

SURAT EDARAN Nomor SE-17/BC/2005 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR KEP-14/BC/2001 TANGGAL 7 FEBRUARI 2001 TENTANG PEMBLOKIRAN PERUSAHAN DI BIDANG KEPABEANAN

KOP PERUSAHAAN. Nomor : Tanggal. Lampiran : Hal : Permohonan Fasilitas Pembebasan Barang dan atau Bahan

P - 34/BC/2009 PETUNJUK PELAKSANAAN PEMBAYARAN DAN PENATAUSAHAAN PENERIMAAN NEGARA BUKAN PAJAK (PNBP

LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 24/PMK.04/2011 TENTANG : TATA CARA PENAGIHAN DI BIDANG CUKAI

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG NOMOR : KEP-14/BC/1999

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP-21/BC/1997 TENTANG PERSETUJUAN PEMBERITAHUAN NILAI PABEAN SEBELUM PENGAJUAN PIB

Transkripsi:

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI SALINAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR : KEP-64/BC/1999 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGAJUAN, PENERUSAN, DAN PENYELESAIAN KEBERATAN KEPABEANAN DAN CUKAI DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI Menimbang : bahwa dalam rangka peningkatan pelayanan yang lebih baik dan lebih menjamin hak pengguna jasa serta memberikan kepastian hukum kepada pihak yang mengajukan keberatan, perlu diatur tentang tata cara pengajuan, penerusan, dan penyelesaian keberatan Kepabeanan dan Cukai. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3612); 2. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 76, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3613); 3. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 405/MK/6/4/1975 tentang Organsiasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan sebagaimana telah diubah/ditambah terakhir dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 337/KMK.01/1998; 4. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 585/KMK.05/1996 tentang Penggunaan Jaminan Bank Untuk Menjamin Pembayaran Pungutan Bea Masuk, Cukai, Denda Administrasi, dan Pajak Dalam Rangka Impor sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 209/KMK.01/1999. 5. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 457/KMK.05/1997 tentang Penggunaan Jaminan Tunai Untuk Menjamin Pembayaran Bea Masuk, Cukai, Denda Administrasi, dan Pajak Dalam Rangka Impor. 6. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 461/KMK.05/1997 tentang Penggunaan Customs Bond Sebagai Jaminan Untuk Pembayaran Pungutan Bea Masuk, Cukai, Denda Administrasi, dan Pajak Dalam Rangka Impor sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 208/KMK.01/1999; 7. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 32/KMK.01/1998 tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;

8. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 380/KMK.05/1999 tentang Tata Cara Pengajuan Keberatan Kepabeanan dan Cukai; KP : BC.1/BC.11/00.10.99 Fl : C:\Data\BC\Kep\Kep-64 9. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 441/KMK.05/1999 tentang Penggunaan Jaminan Tertulis Untuk Menjamin Pembayaran Pungutan Bea Masuk, Cukai, Denda Administrasi, dan Pajak Dalam Rangka Impor. MEMUTUSKAN : Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PENGAJUAN, PENERUSAN, DAN PENYELESAIAN KEBERATAN KEPABEANAN DAN CUKAI Pasal 1 (1) Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan : a. Pejabat Bea dan Cukai adalah pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang ditunjuk dalam jabatan tertentu untuk melaksanakan tugas tertentu berdasarkan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1995 tentang Cukai; b. SPKPBM adalah Surat Pemberitahuan Kekurangan Pembayaran Bea Masuk; c. SPPSA adalah Surat Penetapan Pengenaan Sanksi Administrasi; d. SPSA adalah Surat Pemberitahuan Sanksi Administrasi; e. PBCK-6 adalah Pemberitahuan tentang Penutupan Buku Rekening Barang Kena Cukai; f. NPPBKC adalah Nomor Pokok Pengusaha Barang Kena Cukai. (2) Penetapan Pejabat Bea dan Cukai meliputi: a. penetapan tarif yang mengakibatkan pungutan Bea Masuk, Cukai, dan atau pajak dalam rangka impor kurang dibayar, berupa SPKPBM dari Nota Pembetulan, Hasil Temuan Verifikasi, dan Hasil Temuan Audit; b. penetapan nilai pabean untuk penghitungan Bea Masuk yang mengakibatkan pungutan Bea Masuk, Cukai, dan atau pajak dalam rangka impor kurang dibayar, berupa SPKPBM dari Nota Pembetulan, Hasil Temuan Verifikasi, dan Hasil Temuan Audit; c. penetapan atas penutupan Buku Rekening Barang Kena Cukai yang mengakibatkan Cukai kurang dibayar, berupa PBCK-6; d. penetapan atas pengenaan sanksi administrasi di bidang Kepabeanan dan Cukai, berupa SPKPBM dari SPSA atau SPPSA. 2

(3) Pejabat Bea dan Cukai yang melakukan penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai atau pejabat yang ditunjuk. (4) Yang dimaksud dengan berkas keberatan diterima secara lengkap dan benar adalah berkas keberatan tersebut: a. telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (4) dalam hal diterima Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai; b. telah memenuhi persyaratan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (3) dalam hal diterima oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai. Pasal 2 (1) Pihak yang akan mengajukan keberatan dapat mengajukan secara tertulis permintaan penjelasan mengenai dikeluarkannya penetapan sebagaimana Pasal 1 ayat (2) dalam waktu selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari sejak tanggal penetapan kepada Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai. (2) Permintaan penjelasan secara tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dibuat sesuai contoh pada Lampiran I Keputusan ini. (3) Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai wajib memberikan penjelasan secara tertulis hal-hal yang menjadi dasar dikeluarkannya penetapan tersebut disertai penjelasan singkat tentang tatacara pengajuan keberatan, selambat-lambatnya dalam jangka waktu 21 (dua puluh satu hari) sejak tanggal penetapan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2). (4) Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai dapat membatalkan SPKPBM/SPPSA/SPSA/PBCK-6 dalam hal terjadi kesalahan yang tidak menyangkut substansi keberatan. (5) Jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (3) termasuk dalam jangka waktu tiga puluh hari sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (3). Pasal 3 (1) Importir/Pengangkut/Pengusaha TPS/Pengusaha TPB/Pengusaha Pengurusan Jasa Kepabeanan/Pengusaha Pabrik Barang Kena Cukai/Pengusaha Tempat Penyimpanan Barang Kena Cukai/ Pengusaha Tempat Penjualan Eceran Barang Kena Cukai Tertentu/ Importir Barang Kena Cukai Yang Pelunasan Cukainya Dengan Pelekatan Pita Cukai dapat mengajukan keberatan kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai atas penetapan yang dilakukan oleh Pejabat Bea dan Cukai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (2). 3

(2) Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai melalui Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai tempat penyelesaian kewajiban pabean atau cukai yang bersangkutan. (3) Pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sudah harus diterima Kantor Pelayanan Bea dan Cukai dalam jangka waktu sebagai berikut: a. dalam hal keberatan menyangkut tarif/nilai pabean, selambatlambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal penetapan; b. dalam hal keberatan menyangkut penutupan buku rekening Barang Kena Cukai, selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal penutupan; c. dalam hal keberatan menyangkut sanksi administrasi, selambatlambatnya 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal diterimanya surat pemberitahuan. (4) Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus diajukan secara tertulis kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai dengan menggunakan formulir seperti contoh dalam Lampiran II Keputusan ini disertai dengan: a. penyerahan jaminan sebesar bea masuk, cukai, pajak dalam rangka impor, dan/atau sanksi administrasi yang harus dibayar, dan; b. fotokopi SPKPBM/SPPSA/SPSA/PBCK-6. (5) Keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus memuat alasan dan bukti yang jelas, yaitu: a. jenis keberatan (tarif, nilai pabean, cukai, sanksi administrasi, atau gabungannya) dengan melampirkan dokumen pabean/cukai bersangkutan; b. argumentasi / alasan pengajuan keberatan; c. data dan bukti untuk mendukung pendapat pihak yang mengajukan keberatan. (6) Bukti-bukti yang dapat digunakan dalam mendukung pengajuan keberatan adalah: a. dalam hal keberatan yang menyangkut penetapan tarif, antara lain: 1. Certificate of Analysis, 2. Material Safety Data Sheet, 3. Product Information, 4. Brosur atau katalog, 5. Foto dan/atau contoh barang, 6. Data teknis lainnya yang dapat digunakan untuk mendukung pendapat pihak yang mengajukan keberatan. b. dalam hal keberatan yang menyangkut penetapan nilai pabean, antara lain: 1. Purchase Order, 2. Sales Contract, 4

3. Letter of Credit, 4. Freight Manifest, 5. Polis asuransi, 6. Term of Payment, 7. Foto dan/atau contoh barang, 8. Bukti korespondensi dengan pihak Bank: Payment Order, Nota Debit, dan Transfer Payment; 9. Data teknis dan/atau bukti lainnya yang dapat digunakan untuk mendukung pendapat pihak yang mengajukan keberatan. c. dalam hal keberatan menyangkut hasil penutupan buku rekening Barang Kena Cukai, sanksi administrasi yang berkaitan dengan pungutan cukai, dan sanksi administrasi di bidang kepabeanan dan cukai selain yang berkaitan dengan pungutan cukai, pengajuan keberatan dilengkapi dengan bukti atau data lainnya yang dapat digunakan untuk memutuskan keberatan. (7) Kantor Pelayanan Bea dan Cukai memberi cap/stempel kantor pelayanan bersangkutan pada setiap lembar dokumen keberatan yang diajukan. (8) Dalam hal keberatan berkaitan dengan lebih dari satu jenis penetapan, maka berkas lampiran pengajuan keberatan dibuat dan dilengkapi untuk masing-masing jenis penetapan tersebut, dan diajukan dalam satu surat pengajuan keberatan. (9) Bila dalam jangka waktu 30 ( tigapuluh ) hari sebagaimana dimaksud pada ayat (3) keberatan disertai jaminan tidak diajukan kepada Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai, hak yang bersangkutan menjadi gugur dan penetapan pejabat Bea dan Cukai dianggap disetujui. (10) Dalam hal hari ketigapuluh jatuh pada bukan hari kerja, batas akhir pengajuan keberatan adalah hari kerja berikutnya. (11) Dalam hal terjadi pengajuan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (9), Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai atas nama Direktur Jenderal Bea dan Cukai menerbitkan keputusan penolakan sesuai contoh pada Lampiran III Keputusan ini. Pasal 4 (1) Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai meneruskan berkas keberatan dalam waktu selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja sejak berkas keberatan diterima dengan lengkap dan benar menggunakan formulir sebagaimana contoh pada Lampiran IV Keputusan ini kepada: a. Direktur Jenderal Bea dan Cukai u.p. Direktur Teknis Kepabeanan, untuk keberatan mengenai tarif dan/atau nilai pabean dan/atau sanksi administrasi yang berkaitan dengan nilai pabean; b. Direktur Jenderal Bea dan Cukai u.p. Direktur Cukai, untuk keberatan mengenai penutupan buku rekening Barang Kena Cukai dan/atau sanksi administrasi yang berkaitan dengan pungutan cukai; 5

c. Direktur Jenderal Bea dan Cukai u.p. Direktur Perencanaan Penerimaan, untuk keberatan mengenai pengenaan sanksi administrasi di bidang kepabeanan dan cukai selain yang dimaksud huruf a dan b; (2) Jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tanjung Priok dan Soekarno-Hatta ditetapkan 5 (lima) hari kerja. (3) Penerusan berkas keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapi dengan: a. Risalah Penetapan, sebagaimana contoh pada Lampiran V Keputusan ini; b. Fotokopi bukti penerimaan jaminan; c. Fotokopi dokumen pabean atau dokumen cukai terkait yang berasal dari dokumen resmi Kantor Pelayanan Bea dan Cukai bersangkutan; d. Data lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (6) yang diserahkan oleh pihak yang mengajukan keberatan kepada Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai. (4) Penerusan berkas keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a,b,c, disertai dengan tembusan tanpa lampiran kepada Direktur Perencanaan Penerimaan, Kepala Kantor Wilayah DJBC setempat, dan pihak yang mengajukan keberatan. 6 Pasal 5 (1) Keberatan harus diputuskan dalam jangka waktu selambat-lambatnya 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal berkas keberatan diterima secara lengkap dan benar oleh Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai sampai dengan tanggal Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai. (2) Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat sesuai contoh pada Lampiran VI Keputusan ini. (3) Dalam hal keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a, keberatan diputuskan oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai u.b. Direktur Teknis Kepabeanan. (4) Dalam hal keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf b, keberatan diputuskan oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai u.b. Direktur Cukai. (5) Dalam hal keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf c, keberatan diputuskan oleh Direktur Jenderal Bea dan Cukai u.b. Direktur Perencanaan Penerimaan. (6) Sebelum keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterbitkan, pihak yang mengajukan keberatan dapat menyampaikan alasan, penjelasan tambahan, atau bukti pendukung lain secara tertulis langsung

kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai u.p. Direktur yang menangani keberatan dengan tembusan Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai bersangkutan. (7) Direktur Jenderal Bea dan Cukai dapat meminta bukti dan/atau data lain yang diperlukan untuk memutuskan keberatan kepada pihak yang mengajukan keberatan atau pihak lain yang terkait. (8) Apabila dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal berkas keberatan diterima secara lengkap dan benar oleh Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai bukti dan/atau data sebagaimana dimaksud pada ayat (7) belum dipenuhi pihak yang mengajukan keberatan atau pihak lain yang terkait, maka keberatan diputuskan berdasarkan data yang ada. (9) Surat keputusan terhadap keberatan ditujukan kepada pihak yang mengajukan keberatan dengan tembusan kepada Direktur Jenderal, Direktur Perencanaan Penerimaan, Kepala Kantor Wilayah DJBC bersangkutan, dan Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai bersangkutan. (10) Keputusan atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau sebagian, menolak, menambah, atau mengurangi besarnya jumlah bea masuk, cukai, pajak dalam rangka impor, dan/atau sanksi administrasi yang harus dibayar. (11) Apabila sampai dengan batas waktu 60 (enam puluh) hari sebagaimana dimaksud pada ayat (1) keputusan atas keberatan tidak diterbitkan, keberatan dianggap diterima dan jaminan dikembalikan. Pasal 6 (1) Untuk menjamin hak-haknya, pihak yang mengajukan keberatan menanyakan secara tertulis kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai u.p. Direktur yang menangani keberatan apabila sampai dengan 70 ( tujuh puluh ) hari sejak berkas keberatan diterima secara lengkap dan benar oleh Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai, keputusan atas keberatan belum diterima. (2) Direktur yang menangani keberatan menyampaikan penjelasan tertulis tentang penyelesaian keberatan bersangkutan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan tembusan kepada Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai: a. dalam hal surat keputusan atas keberatan telah dikirimkan, penjelasan tertulis disertai fotokopi surat keputusan keberatan dan bukti pengirimannya; b. dalam hal belum ada keputusan, penjelasan tertulis menyebutkan bahwa keberatan belum diputuskan dan keberatan pihak yang bersangkutan dianggap diterima dan jaminan dapat ditarik kembali, namun keputusan tersebut bukan merupakan penetapan yang dapat digunakan sebagai acuan untuk pengimporan selanjutnya. 7

Pasal 7 (1) Pengiriman surat keputusan keberatan berikut tembusannya dilakukan oleh Sekretariat Direktorat Jenderal Bea dan Cukai u.p. Kepala Bagian Umum dengan klasifikasi surat segera. (2) Bukti pengiriman surat keputusan keberatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada masing-masing unit tata usaha direktorat bersangkutan untuk diadministrasikan dan untuk keperluan pembuktian dalam hal pihak yang mengajukan keberatan mengajukan banding. Pasal 8 (1) Dalam hal keberatan diputuskan diterima seluruhnya, Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai memberikan penegasan kepada pihak yang mengajukan keberatan bahwa penetapan dibatalkan dan yang bersangkutan dapat menarik kembali jaminan. (2) Dalam hal keberatan diputuskan diterima dan terjadi kelebihan pembayaran Bea Masuk, Cukai, pajak dalam rangka impor, dan atau sanksi administrasi, Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai memberikan penegasan kepada pihak yang mengajukan keberatan bahwa penetapan dibatalkan dan yang bersangkutan dapat mengambil kembali jaminan, dan mengambil kelebihan pembayaran melalui prosedur restitusi/pengembalian. (3) Dalam hal keberatan diputuskan ditolak seluruhnya, Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai memberikan penegasan kepada pihak yang mengajukan keberatan bahwa keberatan ditolak, mencairkan dan/atau mendefinitifkan jaminan menjadi penerimaan negara, selanjutnya mengirimkan fotokopi bukti pencairan/ pendefinitifan jaminan terhadap kekurangan pembayaran sesuai keputusan keberatan kepada Direktur Jenderal u.p. Direktur yang menangani keberatan. (4) Dalam hal keberatan diputuskan ditolak sebagian, Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai memberikan penegasan kepada pihak yang mengajukan keberatan bahwa keberatan ditolak sebagian disertai rinciannya, mencairkan dan/atau mendefinitifkan sebagian jaminan menjadi penerimaan negara, mengembalikan kelebihan pembayaran, dan selanjutnya mengirimkan fotokopi bukti pencairan/pendefinitifan jaminan terhadap kekurangan pembayaran sesuai keputusan keberatan kepada Direktur Jenderal u.p. Direktur yang menangani keberatan. (5) Dalam hal keberatan diputuskan ditolak dan mengakibatkan bertambah besarnya bea masuk, cukai, pajak dalam rangka impor, dan/atau sanksi administrasi yang harus dibayar, Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai memberikan penegasan kepada pihak yang mengajukan keberatan bahwa keberatan ditolak dan mengakibatkan menambah besar tagihan disertai rinciannya, mencairkan dan/atau mendefinitifkan jaminan menjadi penerimaan negara, menagih kekurangan pembayaran dengan menerbitkan SPKPBM baru tanpa memberikan hak 8

mengajukan keberatan, dan selanjutnya mengirimkan fotokopi bukti pencairan/pendefinitifan jaminan dan kekurangan pembayaran sesuai keputusan keberatan kepada Direktur Jenderal u.p. Direktur yang menangani keberatan. (6) Penegasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2), (3), (4) atau ayat (5) dikirimkan kepada pihak yang mengajukan keberatan dengan tembusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai u.p. Direktur yang menangani keberatan, Direktur Perencanaan Penerimaan, dan Kepala Kantor Wilayah DJBC bersangkutan, dalam jangka waktu selambatlambatnya 3 (tiga) hari kerja setelah menerima tembusan keputusan keberatan. Pasal 9 Dalam hal keberatan belum diputuskan sebagaimana dimaksud pada Pasal 6 ayat (2) huruf b, Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai setelah menerima tembusan tentang penjelasan tertulis dari Direktur yang menangani keberatan: a. membatalkan penetapan; b. mengembalikan jaminan kepada pihak yang mengajukan keberatan; c. melaporkan secara tertulis mengenai pembatalan penetapan dan pengembalian jaminan kepada Direktur Jenderal Bea dan Cukai u.p. Direktur yang menangani keberatan. Pasal 10 Pihak yang berkeberatan terhadap keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1), dapat mengajukan banding hanya kepada Badan Penyelesaian Sengketa Pajak dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari sejak tanggal keputusan, setelah melunasi pembayaran sesuai keputusan keberatan. Pasal 11 Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth.: 1. Menteri Keuangan Republik Indonesia; 2. Sekretaris Jenderal Departemen Keuangan; 3. Inspektur Jenderal Departemen Keuangan; 4. Kepala Biro Hukum dan Humas Departemen Keuangan; 5. Inspektur Bea dan Cukai; 6. Sekretaris Direktorat Jenderal; 7. Para Direktur dan Kepala Pusat di lingkungan DJBC; 8. Para Kepala Kantor Wilayah DJBC di seluruh Indonesia; 9. Para Kepala Kantor Pelayanan DJBC di seluruh Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 11 Oktober 1999 Direktur Jenderal 9

Salinan sesuai dengan aslinya Sekretaris Direktorat Jenderal u.b Kepala Bagian Organisasi dan Tatalaksana ttd. DR. R.B. Permana Agung D., MSc NIP 060044475 Dra. Istyastuti Wuwuh Asri, M.Si NIP 060034276 10

Salinan Lampiran I Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor Kep 64/BC/1999 Tanggal 11 Oktober 1999 Nomor : (1). (2).., tgl..(3). Lampiran :.(4) Hal : Permintaan penjelasan atas penerbitan.(5).. Yth. Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai.(6). Kami yang bertanda tangan dibawah ini : Nama :.(7). Jabatan :.(8). Nama Perusahaan :.(9). Alamat :.(10). NPWP :.(11). Dengan ini meminta penjelasan atas penetapan Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai (12). seperti dimaksud pada : Surat. :.(13) tanggal (14) Tentang : TARIF /NILAI /PABEAN /CUKAI/SANKSI ADMINISTRASI *) Yang mewajibkan kami membayar Bea Masuk/Cukai/ Sanksi Administrasi /Bunga/ Pajak Dalam rangka Impor sejumlah *) Rp (15).. ( (16) ) Untuk keperluan penelitian kami lampirkan : a. Fotokopi SPKPBM/ SPSSA/ SPSA/ PBCK-6 *) b. Data pendukung lain berupa.(17). Demikian kami samp aikan untuk mendapatkan penjelasan. Hormat kami (18). Tembusan : Kepala Kantor Wilayah..(19) DJBC.(20) *) Coret yang tidak perlu 11

PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR PERMINTAAN PENJELASAN (LAMPIRAN I) No.1 s/d 4 No. 5 No. 6 No.7 s/d 11 : Cukup jelas : Di isi penetapan pejabat DJBC misalnya SPKPBM No. SPKP-1234/WBC.04/KP.01/1999 tanggal 1 April 1999 : Di isi tipe dan nama kantor serta lokasi tempat Kantor Pelayanan Bea dan Cukai berada, Misalnya Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok III di Jakarta : Cukup jelas No. 12 : Di isi sama dengan nomor 6 No. 13 dan 14 : Di isi sama dengan nomor 5 No. 15 No. 16 No. 17 : Di isi jumlah bea masuk, cukai,sanksi administrasi, bunga, dan/ atau pajak dalam rangka Impor yang harus dibayar, dalam angka dan huruf. : Di isi penjelasan yang bersangkutan (bila ada) : Di isi data pendukung yang berkaitan dengan keberatan sebagai dasar argumentasi penjelasan no. 16 No. 18 : Di isi sesuai dengan nomor 7 No. 19 dan 20 : Di isi nama dan kode kantor wilayah DJBC yang membawahi Kantor Pelayanan Bea dan Cukai tempat keberatan diajukan, contohnya Kepala Kantor Wilayah XII DJBC Ambon 12

Salinan Lampiran I I Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor Kep 64/BC/1999 Tanggal 11 Oktober 1999 Nomor : (1). (2).., tgl..(3). Lampiran :.(4) Hal : Keberatan atas...(5).. Yth. Direktur Jenderal Bea dan Cukai melalui Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai.(6). Kami yang bertanda tangan dibawah ini : Nama :.(7). Jabatan :.(8). Nama Perusahaan :.(9). Alamat :.(10). NPWP :.(11). Dengan ini meminta penjelasan atas penetapan Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai (12). seperti dimaksud pada : Surat. :.(13) tanggal (14) Tentang : TARIF /NILAI /PABEAN /CUKAI/SANKSI ADMINISTRASI *) Yang mewajibkan kami membayar Bea Masuk/Cukai/ Sanksi Administrasi /Bunga/ Pajak Dalam rangka Impor sejumlah *) Rp (15).. ( (16) ) Untuk keperluan penelitian kami lampirkan : 1. Bukti penyerahan Jaminan 2. Fotokopi SPKPBM/ SPSSA/ SPSA/ PBCK-6 *) 3. Data pendukung lain berupa.(17). Demikian kami sampaikan untuk mendapatkan penjelasan. Hormat kami Meterai (18). Tembusan : 1. Direktur Perencanaan dan Penerimaan DJBC di Jakarta 2. Kepala Kantor Wilayah..(19).DJBC..(20) 13

* ) Coret yang tidak perlu * * ) Bila tempat tidak mencukupi dapat dipergunakan lembar lain. PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR PERMINTAAN PENJELASAN (LAMPIRAN II) No.1 s/d 4 No. 5 No. 6 No.7 s/d 11 : Cukup jelas : Di isi jenis keberatannya, contohnya : Keberatan atas penetapan klasifikasi : Di isi tipe dan nama kantor serta lokasi tempat Kantor Pelayanan Bea dan Cukai berada, Misalnya Kantor Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok III di Jakarta : Cukup jelas No. 12 : Di isi sama dengan nomor 6 No. 13 dan 14 : Di isi nomor dan tanggal surat penetapan, misalnya SPKPBM No. SPKP - 1234/WBC.04/KP.01/1999 tanggal 1 April 1999 No. 15 No. 16 No. 17 : Di isi jumlah bea masuk, cukai,sanksi administrasi, bunga, dan/ atau pajak dalam rangka Impor yang harus dibayar, dalam angka dan huruf. : Di isi penjelasan yang bersangkutan (bila ada) : Di isi data pendukung yang berkaitan dengan keberatan sebagai dasar argumentasi penjelasan no. 16 No. 18 : Di isi sesuai dengan nomor 7 No. 19 dan 20 : Di isi nama dan kode kantor wilayah DJBC yang membawahi Kantor Pelayanan Bea dan Cukai tempat keberatan diajukan, contohnya Kepala Kantor Wilayah XII DJBC Ambon 14