Kreativitas. MIF Baihaqi

dokumen-dokumen yang mirip
MENGGALI KREATIVITAS TENAGA DIDIK 1 [Boost Teaching Creativity]

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

Perkembangan Intelektual (0-15 Tahun)

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting. Karena

A. Konsep Kreativitas

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORETIS. belajar sepanjang hayat (life long education). Dalam hal ini empat pilar pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda-beda. Jika kemampuan berpikir kreatif tidak dipupuk dan

Kreativitas Siswa dalam Pembuatan Model Struktur 3D Sel pada Pembelajaran Subkonsep Struktur dan Fungsi Sel

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat mencapai tujuannya. Setiap perusahaan selain bersaing dengan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah kreativitas berasal dari bahasa Inggris to create yang berarti mencipta, yaitu

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORITIK

TINJAUAN PUSTAKA. sendiri. Belajar dapat diukur dengan melihat perubahan prilaku atau pola pikir

PEMBEKALAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V PEMBAHASAN. A. Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Berdasarkan Gaya Belajar Visual

interaksi antara guru-siswa dan komunikasi timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Rustaman, 2005: 461).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat,

BAB II KAJIAN TEORITIK. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

ABSTRAK. Kata kunci: Reciprocal Teaching, kemampuan berpikir kreatif, hasil belajar

BAB II LANDASAN TEORI. globalisasi ini, karena yang dibutuhkan bukan hanya sumber daya manusia dengan

KEMAMPUAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF PADA PEMBELAJARAN SAINS SD RAMDHAN WITARSA 1 YULI NURUL FAUZIAH 2

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini adalah industri kreatif, yaitu industri pertelevisian. Industri ini yang

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan ini berguna untuk menghasilkan ide-ide baru yang kreatif.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan manusia

BAB III METODE PENELITIAN

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS Apa, Mengapa, dan Bagaimana?

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan aspek penting dalam kehidupan

PENGEMBANGAN INSTRUMEN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS UNTUK SISWA SMP

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. banyak diterapkan dalam konsep ilmu-ilmu yang lain. Fisika sendiri. teori fisika sangat membutuhkan kreativitas di setiap tahap

KETRAMPILAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) PADA SISWA SMP

PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK SEKOLAH DASAR

I. PENDAHULUAN. Salah satu disiplin ilmu yang dipelajari pada jenjang SMA adalah ilmu kimia.

Analisis Psikometri Instrumen Pengukuran Kreativitas Dengan Skala Pengukuran Kreativitas Utami Munandar

BAB II KREATIVITAS SISWA DALAM MEMANFAATKAN LIMBAH KERTAS PADA KONSEP DAUR ULANG LIMBAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Nur dalam (Trianto, 2010), teori-teori baru dalam psikologi pendidikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Munandar (1987) menyatakan bahwa berpikir kreatif (juga disebut berpikir

II. TINJAUAN PUSTAKA. diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba. Pengetahuan

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat di era global

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kristi Novianti, 2013

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN ALJABAR DENGAN MODEL ELABORASI TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dalam diri manusia juga semakin besar. Sewaktu bayi atau balita,

Baca clrak, 34 SUNARDI, PLB FIP UPI, 2007

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN. tersebut menunjukkan bahwa pendidikan perlu diselenggarakan untuk

BAB II KAJIAN TEORETIS

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA NEGERI 2 BIREUEN PADA MATERI KALOR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN - ENDED PROBLEM

II. TINJAUAN PUSTAKA. bantuan catatan. Pemetaan pikiran merupakan bentuk catatan yang tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kreativitas merupakan kemampuan untuk menciptakan hal-hal yang sama sekali

KREATIVITAS MAHASISWA DALAM MENCIPTA PRODUK KERAJINAN PADA MATA KULIAH REKAYASA LIMBAH TEKSTIL

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori dan Penelitian yang Relevan

Akselerasi 05/23/11. A. Konsep Cerdas Istimewa

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran tradisional kerap kali memosisikan guru sebagai pelaku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Herman S. Wattimena,2015

TINJAUAN PUSTAKA. dalam menghadapi suatu keadaan pada waktu sebelum dan sesudah mengalami

Perbedaan Kreativitas Pada Fotografer Ditinjau Dari Jenis Kelamin

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

BAB I PENDAHULUAN. meletakkan hubungan dari proses berpikir. Orang yang intelligent adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kata kunci: Pembelajaran Berbasis Masalah, Keterampilan Berpikir Kreatif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MELALUI METODE KONTEKSTUAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Roni Rodiyana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Ditinjau dari aspek kehidupan manapun, kebutuhan akan kreativitas sangatlah

I. PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu kompetensi penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan secara umum bertujuan menyediakan lingkungan bagi peserta

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika sangat berperan penting dalam upaya menciptakan Sumber daya

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS TERHADAP SOAL-SOAL OPEN ENDED

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Manusia (SDM) yang berkualitas yang mampu menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Konseptual. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis. Berpikir merupakan aktivitas mental yang disadari dan diarahkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang didominasi oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan

Kemampuan Berpikir Kreatif Mahasiswa Semester 1 pada Mata Kuliah Matematika Dasar

Transkripsi:

Kreativitas Disampaikan pada acara Seminar bertema GURU SENIOR vs GURU MUDA: Pengkaderan Tenaga Didik, Realita dan Tantangan & Pelatihan bertema: Menggali Kreativitas Tenaga Didik yang diadakan oleh Forum Ilmu 6 Bandung, pada tanggal 26 April 2008, di gedung Telkom Training Centre. MIF Baihaqi

Bagaimana orang kreatif diidentifikasi? Apakah yang menjadi ukuran bahwa seseorang lebih kreatif daripada yang lain? Atas dasar apakah seseorang dikatakan sebagai orang kreatif, dan suatu produk disebut sebagai produk kreatif? Menurut Shapiro (1973), tanpa ada kejelasan mengenai kriteria kreativitas, suatu kajian tentang kreativitas patut diragukan keabsahan hasilnya.

Meskipun definisi kreativitas dapat dibedakan kedalam empat dimensi, the Four P s of Creativity namun penentuan kriteria kreativitas lazimnya hanya dilihat dari tiga dimensi, yaitu: dimensi proses, person, dan produk kreatif (Amabile, 1983).

Dengan menggunakan proses kreatif sebagai kriteria kreativitas, maka segala produk yang dihasilkan dari proses itu dianggap sebagai produk kreatif, dan orangnya disebut sebagai orang kreatif. Hal ini dilukiskan oleh Koestler yang mengartikan kreativitas sebagai suatu proses bisosiatif, yaitu menyambungkan secara tidak tergesa-gesa atas dua hal yang tak terkait sebelumnya dengan acuan penyambung untuk menghasilkan wawasan atau ciptaan baru. Dimensi proses

Sedangkan Rothenberg menyatakan, proses kreatif identik dengan berpikir Janusian (Janusian thinking), yaitu suatu tipe berpikir divergen yang berusaha melihat berbagai dimensi yang beragam atau bahkan bertentangan menjadi suatu pemikiran yang baru.

Apabila proses bisosiatif dihubungkan dengan tahap-tahap berpikir kreatif, maka selama proses tersebut merentang dari pengumpulan informasi (preparasi), inkubasi, iluminasi, dan verifikasi/evaluasi, dapat dikatakan bahwa hasil proses berpikir itu adalah produk kreatif.

Dimensi person/pribadi Dimensi person sebagai kriteria kreativitas seringkali kurang jelas rumusannya. Amabile (1983) mengatakan bahwa pengertian person sebagai kriteria kreativitas identik dengan apa yang oleh Guilford (1950) disebut kepribadian kreatif. Kepribadian kreatif meliputi dimensi kognitif (yaitu bakat) dan dimensi nonkognitif (yaitu minat, sikap, dan kualitas temperamental).

Menurut teori ini, orang-orang kreatif memiliki ciri-ciri kepribadian yang secara signifikan berbeda dengan orang-orang yang kurang kreatif. Karakteristik-karakteristik kepribadian ini menjadi kriteria untuk mengidentifikasi orangorang kreatif.

Prosedur identifikasi orang-orang kreatif berdasarkan ciri-ciri kepribadian yang dimilikinya, biasanya dilakukan melalui teknik self-report, nominasi, dan penilaian oleh teman sebaya, rekan sejawat atau atasan dengan menggunakan pertimbangan subyektif.

Analisis faktor Guilford menemukan ada lima sifat yang menjadi ciri kemampuan berpikir kreatif Kelancaran (fluency), adalah kemampuan untuk menghasilkan banyak gagasan. Keluwesan (flexibility), adalah kemampuan untuk mengemukakan bermacam-macam pemecahan atau pendekatan terhadap masalah. Orisinalitas (originality), adalah kemampuan untuk mencetuskan gagasan dengan cara-cara yang asli, tidak klise. Elaborasi (elaboration), adalah kemampuan untuk menguraikan sesuatu secara terinci. Redefinisi (redefinition), adalah kemampuan untuk meninjau suatu persoalan berdasarkan perspektif yang berbeda dengan apa yang sudah diketahui oleh banyak orang.

Kriteria ketiga ialah produk kreatif, yang menunjuk pada hasil perbuatan, kinerja, atau karya seseorang dalam bentuk barang, kerajinan, penampilan atau pertunjukan, karangan atau gagasan. Kriteria ini dipandang sebagai yang paling eksplisit untuk menentukan kreativitas seseorang, sehingga disebut kriteria puncak bagi kreativitas (Amabile, 1983; Shapiro, 1973). Dimensi produk

Dalam operasi penilaiannya, proses identifikasi kreativitas dilakukan melalui analisis obyektif terhadap produk, pertimbangan subyektif oleh peneliti atau panel ahli, dan melalui sayembara/seleksi. Dari berbagai indikator yang pernah dikemukakan para ahli (misal sebelas indikator menurut McPherson), tampak bahwa kualitas produk kreatif ditentukan oleh sejauh mana produk tersebut memiliki kebaruan atau orisinal, bermanfat, dan dapat memecahkan masalah. Produk kreatif yg ditampilkan oleh individu yg dibuktikan dalam karya-karya kreatifnya, menjadi ukuran: apakah ia layak disebut sebagai orang kreatif istimewa atau tidak. [ Kriteria yg didasarkan pada produk kreatif cukup dapat dipercaya, bahkan lebih dapat dipercaya daripada kriteria yang didasarkan atas skor tes semata-mata (Brandt, 1986), karena produk kreatif secara langsung menggambarkan penampilan aktual seseorang dalam kegiatan kreatif.