PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 04 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENYERAHAN URUSAN PEMERINTAHAN KABUPATEN KEPADA DESA

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG NOMOR 10 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 28 TAHUN 2009 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN MELAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MELAWI NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG KEWENANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2007 NOMOR: 12 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR: 16 TAHUN 2007

PEMERINTAH KABUPATEN LAHAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAHAT NOMOR 04 TAHUN 2008 TENTANG PENGATURAN KEWENANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 25 TAHUN 2010 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN KABUPATEN YANG DAPAT DISERAHKAN KEPADA DESA

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 10 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 30 TAHUN 2006 TENTANG TATACARA PENYERAHAN URUSAN PEMERINTAHAN KABUPATEN/KOTA KEPADA DESA

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

BUPATI SUKOHARJO PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG KEWENANGAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN ROKAN HULU

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PERATURAN DAERAH DAERAH PURBALINGGA NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PENYERAHAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH KEPADA DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 09 TAHUN 2008 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG KEWENANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2009 NOMOR 7 SERI E

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG HARI NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

PEMERINTAH DAERAH PEMALANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 12 TAHUN 2009 TENTANG

BUPATI LUWU UTARA PROPINSI SULAWESI SELATAN

PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 23 TAHUN 2016 TENTANG KEWENANGAN DESA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DAN KEWENANGAN LOKAL BERSKALA DESA DI KABUPATEN SERANG

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI dan BUPATI BANYUWANGI MEMUTUSKAN:

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA PRABUMULIH PERATURAN WALIKOTA PRABUMULIH NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA BARAT NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENETAPAN RINCIAN KEWENANGAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BUPATI GROBOGAN PERATURAN BUPATI GROBOGAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA

PERATURAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN MAROS. NOMOR : 05 Tahun 2009 TENTANG KEHUTANAN MASYARAKAT DI KABUPATEN MAROS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 8 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN KABUPATEN KETAPANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA

BUPATI BINTAN PERATURAN BUPATI BINTAN NOMOR TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN WEWENANG PEMERINTAH KABUPATEN BINTAN KEPADA CAMAT

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 34 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG

MEMUTUSKAN : Menetapkan :

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI SERI E NO.1/E 15 PEBRUARI 2010 SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG PENYERAHAN URUSAN PEMERINTAHAN KABUPATEN KEPADA DESA

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG

11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 6/E 2006 SERI E

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 18 TAHUN 2008 TENTANG KERJASAMA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS,

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

-1- BUPATI ACEH TIMUR PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 04 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 17 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA

Mengingat :.1. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2003 tentang

PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE

PERATURAN DESA LONJOBOKO NOMOR 03 TAHUN 2017 TENTANG RANCANGAN KEWENANGAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN POSO

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 14 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 8 TAHUN 2O15 TENTANG

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG

PEMERINTAH PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR : 08 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH KOTA TASIKMALAYA

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN KETAPANG NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DINAS DAERAH KABUPATEN KETAPANG

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NO. 07 TH PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN NOMOR : 09 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH KABUPATEN BENGKULU SELATAN

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 20 Tahun : 2015

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 35 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN UMUM TATA CARA PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 79 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GUNUNGKIDUL,

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 74 Tahun : 2016

DAFTAR KEWENANGAN GAMPONG BERDASARKAN HAK ASAL USUL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN REMBANG

LEMBARAN DAERAH KOTA TARAKAN TAHUN 2008 NOMOR 06 SERI D 01

DAFTAR BIDANG KELOMPOK KEGIATAN APBD DESA

PEMERINTAH KABUPATEN KEDIRI

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI KECAMATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 03 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH ACEH PERATURAN BUPATI SIMEULUE NOMOR 39 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BREBES

KEPALA DESA SELOMARTANI KABUPATEN SLEMAN PERATURAN DESA SELOMARTANI NOMOR 5 TAHUN 2017 TENTANG

BAB IV BENTUK LAPORAN PERTANGGUNGJAWABAN KEPALA DESA

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2008 NOMOR 2 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN KOTA BOGOR

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BUPATI SIGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIGI NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA DINAS - DINAS DAERAH KABUPATEN SIGI

KEPALA DESA PARAKANLIMA KABUPATEN SUKABUMI PERATURAN DESA PARAKANLIMA NOMOR TAHUN 2016 TENTANG :

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 11 TAHUN 2008 SERI : E NOMOR : 6

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2008 NOMOR 16 SERI D

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH YANG MENJADI KEWENANGAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 30 TAHUN 2009 TENTANG

Bupati Pandeglang PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 22 TAHUN 2008 TENTANG PELIMPAHAN SEBAGIAN KEWENANGAN BUPATI PANDEGLANG KEPADA CAMAT

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 5 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BREBES NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BREBES

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 8 TAHUN 2008 TENTANG DINAS DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU

PEMERINTAH KOTA BATU

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 63 TAHUN 2016

Transkripsi:

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 04 TAHUN 2009 TENTANG TATA CARA PENYERAHAN URUSAN PEMERINTAHAN KABUPATEN KEPADA DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAROS Menimbang : a. bahwa sebagai tindak lanjut dari ketentuan pasal 88 ayat (3) Peraturan Pemerintah Nomor : 72 Tahun 2005 tentang Desa, maka dipandang perlu adanya pedoman yang memberikan arahan mengenai Tata Cara Penyerahan Urusan Pemerintahan Kabupaten kepada Desa; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a di atas perlu membentuk Peraturan Daerah. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat ll di Sulawesi(Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 1959 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 1822); 2. Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 3851); 3. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2404 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4383); 4. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Negara Republik lndonesia Nomor 4400); 5. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia 4437) Sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4844); 6. Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Negara Republik lndonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4348); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4578); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa ( Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4587); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 79 tahun 2009 tentang pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Repubrik Indonesia Nomor 4503); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008 tentang pembagian urusan Pemerintahan antara Pemerintah, pemerintah provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik lndonesia Nomor 4737); 11. Peraturan Daerah Kabupaten Maros Nomor 11 Tahun 2005 tentang Rancangan Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) 2005-2010 (Lembaran Daerah Kabupaten Maros Tahun 2005 Nomor 19); 12. Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) (Lembaran Daerah Tahun 2008 Nomor 7).

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MAROS Dan BUPATI MAROS MEMUTUSKAN Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS TENTANG TATA CARA PENYERAHAN URUSAN PEMERINTAHAN KABUPATEN KEPADA DESA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Daerah Kabupaten Maros; 2. Pemerintahan Daerah adalah Bupati beserta Perangkat Daerah sebagai Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, 3. Kepala Daerah Selanjutnya disebut Bupati adalah Bupati Maros; 4. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik lndonesia; 5. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa; 6. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan unsur pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik lndonesia; 7. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah Lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa; 8. Peraturan Daerah adalah Peraturan Daerah Provinsi dan Peraturan Daerah Kabupaten/Kota; 9. Peraturan Desa adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibuat oteh BPD bersama Kepala Desa; 10. Alokasi Dana Desa adalah dana yang dialokasikan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota untuk Desa yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan pusat dan daerah yang diterima oleh Kabupaten/Kota. BAB II JENIS URUSAN PEMERINTAHAN Pasal 2 (1) Urusan pemerintahan Kabupaten yang dapat diserahkan pengaturannya kepada Desa antara lain : a. Bidang Pertanian dan Ketahanan Pangan; b. Bidang Pertambangan dan Energi serta Sumber Daya Mineral; c. Bidang Kehutanan dan Perkebunan; d. Bidang Perindustrian dan Perdagangan; e. Bidang Koperasidan Usaha Kecildan Menengah; f. Bidang Penanaman Modal; g. Bidang Tenaga Kerja dan Transmigrasi; h. Bidang Kesehatan; i. Bidang Pendidikan dan Kebudayaan; j. Bidang Sosial; k. Bidang Penataan Ruang; l. Bidang Permukiman/Perumahan; m. Bidang Pekerjaan Umum; n. Bidang Perhubungan; o. Bidang Lingkungan Hidup; p. Bidang Politik Dalam Negeridan AdministrasiPublik; q. Bidang Otonomi Desa; r. Bidang Perimbangan Keuangan;

s. Bidang Tugas Pembantuan; t. Bidang Pariwisata; u. Bidang Pertanahan; v. Bidang Kependudukan dan Catatan Sipil; w. Bidang Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat dan Pemerintahan Umum; x. Bidang Perencanaan; y. Bidang Penerangan/lnformasi dan Komunikasi; z. Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; aa. Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera; bb. Bidang Pemuda dan Olahraga cc. Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa; dd. Bidang Statistik; dan ee. Bidang Arsip dan Perpustakaan. (2) Rincian urusan Pemerintahan Kabupaten yang dapat diserahkan kepada Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam BAB III TATA CARA PENYERAHAN URUSAN Pasal 3 1. Bupati melakukan pengkajian dan evaluasi terhadap jenis urusan yang akan diserahkan kepada Desa dengan mempertimbangkan aspek letak geografis, kemampuan personil, kemampuan keuangan, efisiensi dan efektivitas. 2. Untuk melakukan pengkajian dan evaluasi terhadap jenis urusan yang akan diserahkan kepada Desa, Bupati dapat membentuk Tim Pengkajian dan Evaluasi Penyerahan urusan Pemerintahan Kabupaten Kepada Desa. 3. Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibawah koordinasi Wakil Bupati dengan Ketua Pelaksana oleh Sekretaris Daerah Kabupaten yang anggotanya terdiri dari unsur dinas/badanlkantor terkait sesuai kebutuhan. Pasal 4 1. Setelah Peraturan Daerah ini ditetapkan, Pemerintahan Desa bersama BPD melakukan evaluasi untuk menetapkan urusan pemerintahan yang dapat dilaksanakan di Desa yang bersangkutan. 2. Kesiapan pemerintahan desa untuk melaksanakan Urusan Pemerintahan Desa atas persetujuan Pimpinan BPD. Pasal 5 1) Bupati menetapkan Peraturan Bupati tentang Penyerahan Urusan Pemerintahan Kabupaten kepada masing-masing Desa. 2) Bupati dalam menetapkan peraturan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), wajib memperhatikan Keputusan Kepala Desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 ayat (3). 3) Bupati menyerahkan secara nyata urusan pemerintahan Kabupaten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) kepada Kepala desa, dilaksanakan secara serentak yang disaksikan oleh Camat dan dihadiri oleh seluruh Kepala Dinas/Badan/Kantor. BAB IV PELAKSANAAN URUSAN Pasal 6 1) Pelaksanaan urusan pemerintahan Kabupaten yang diserahkan kepada desa sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 dilaksanakan oleh Pemerintah Desa. 2) Pemerintah Kabupaten dapat menambah penyerahan urusan pemerintahan Kabupaten kepada Desa atas permintaan Pemerintah Desa. 3) Tata cara penambahan atau penarikan urusan pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut dalam Peraturan Daerah Kabupaten. 4) Peraturan Daerah Kabupaten tentang cara penambahan atau penarikan urusan pemerintahan sekurang-kurangnya memuat : a. Kriteria pelaksanaan urusan pemerintahan; b. Mekanisme penambahan urusan pemerintahan; dan c. Mekanisme penarikan urusan pemerintahan.

BAB V PEMBIAYAAN Pasal 7 Pelaksanaan urusan Pemerintahan Kabupaten yang akan diserahkan kepada Desa dibiayai dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten. BAB VI PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 8 1) Bupati melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Urusan Pemerintahan Kabupaten yang diserahkan kepada Desa. 2) Pelaksanaan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat didelegasikan kepada Camat. BAB VII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 9 Pelaksanaan Urusan Kepala Desa dilaksanakan secara bertahap berdasarkan kemampuan keuangan daerah dan berlaku efektif 2 (dua) tahun sejak ditetapkan. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 10 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang dapat mengetahuinya,memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Maros. Ditetapkan di : Maros Pada Tanggal : 19 Agustus 2009 BUPATI MAROS TTD Di Undangkan di : Maros Pada Tanggal : 19 Agustus 2009 H.A. NADJAMUDDIN AMINULLAH SEKRETARIS KABUPATEN, TTD Ir.H. BAHARUDDIN,MM Pangkat : Pembina Utama Muda Nip. : 010 202 342 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAROS TAHUN 2009 NOMOR : 04 Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM & HAM AGUSTAM,S.IP,M.Si Pangkat : Pembina TK.I (IV/b) Nip : 19730820 199202 1 001

LAMPIRAN : PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR : 04 TAHUN 2009 TANGGAL : 19 AGUSTUS 2009 TENTANG :TATA CARA PENYERAHAN URUSAN PEMERINTAHAN KABUPATEN KEPADA DESA 1. Bidang Pertanian dan Ketahanan Pangan a. Pengembangan kelembagaanpetani skala lokal; b. pengaturan pemanfaatan air pada tingkat usaha tani dan pembinaan PerkumPulan Petani Pemakai air; c. Pemasyarakatan penggunaan alat mesin pertanian; d. Pengaturan peredaran dan penggunaan pupuk organik dan pestisida dengan berpedoman pada petunjuk teknis Kabupaten dan Kota; e. Membantu pinyediaan dan pemasyarakatan penggunaan benih unggul; f. Pengelolaan balai benih ikan yang ada di desa g. Pengendalian dan pemberantasan hama dan penyakit tanaman, ternak dan ikan; h. Pengernbangan teknologi tepat grma pengolahan hasil pertanian. 2. Bidang Pertambangan dan Energi serta sumber Daya Mineral a. pengawasan kegiatan pertambangan ( pemberian Rekomendasi Surat Izin Pertambangan Daerah ) SIPD; b. Pembinaan terhadap pertambangan rakyat. 3. Bidang Kehutanan dan Perkebunan a. Konservasi tanah dan air yang terdiri dari : - Pengelolaandan pelestarian hutan desa; - Penghijauan dan konservasi tanah b. Pengawasan peredaran hasil hutan dan perlindungan : - Mencegah dan melaporkan kegiatan pengrusakan hutan dan peredaran hasil hutan; - pencegahan, penanggulangan dan melaporkan kebakaran hutan dan lahan. c. Pemanfaatan Sumber Daya Alam : - Pengawasan terhadap pemanfaatan dan peredaran kayu rakyat; - pemanfaatan dan pengelolaan hasil hutan kayu dan bukan semua fungsi sesuai dengan Undang-undang yang berlaku d. Konservasi Daya Hayati - Mencegah dan melaporkan terhadap perburuan satwa liar yang dilindungi; - Mencegah dan melaporkan terhadap pengambilan/eksploitasi tumbuhan yang dilindungi; e. Pengendalian OPT ( Organisme Penggangu Tanaman ) : - Pengamatan dan pengaturan pelaksanaan penanggulangan hama dan penyakit tanaman perkebunan secara terpadu; - Pengawasan peredaran bibit/benih dan sarana produksi pertanian illegal. 4. Bidang Perindustrian dan Perdagangan : a. Rekomendasi Izin Usaha Industri; b. Rekomendasi Investasi di Desa; c. Rekomendasi Pemberian izin HO; d. Pengelolaan lalu lintas ternak yang ada dalam desa; e. pembinaan, pengawasan dan Pengelolaan hasil industri dan perdagangan; f. Pengawasan pencemaran limbah industri; 5. Bidang Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah a. Rekomendasi penerbitan dan pencabutan badan hukum koperasi; b. Rekomendasi dan pembinaan dana kredit yang ada di desa; c. Rekomendasi pemberian kredit program pada desa; d. Pengelolaan dana; e. Pengelolaan pasar desa dan tempat pelelangan ikan; f. Pengelolaan kelompok usaha ekonomi produktif.

6. Bidang Tenaga Kerja dan Transmigrasi a. Pembinaan, pengawasan dan pelayanan administrasi bidang ketenagakerjaan; b. Pendataan dan pengklasifikasian tenaga kerja/penduduk Usia Kerja; c. Pendataan penduduk yang bekerja di luar negeri; d. Pemberian surat rekomendasi bagi penduduk yang akan bekerja ke luar negeri. 7. Bidang Kesehatan a. Perencanaan, pengawasan dan pembinaan kesehatan masyarakat; b. Pembinaan bidan desa dan poliklinik desa serta pemantauan dukun bayi; c. Pengelolaan PosYandu; d. Pembinaan dan pengawasan upaya kesehatan tradisional; e. Pemantauan dan pencegahan penyalahgunaan narkotika dan zat adiktif didesa; f. Pelaksanaan penyuluhan tentang Keluarga Berencana; 8. Bidang Pendidikan dan Kebudayaan a. Mengusulkan pembangunan sarana dan prasarana pendidikan melalui Musrembang; b. Mernbentuk taman bacaan masyarakat di wilayah masing-masing; c. Memfasilitasi taman bacaan masyarakat dari segi sarana dan prasarana; d. Pendataan siswa untuk GN-OTA; e. Pendataan warga buta huruf/aksara; f. Membentuk Karang Taruna; g. Mengusulkan lokasi pembangunan pra sekolah; h. Mendata usia putus sekolah; i. Mendata usia wajib belajar 9 tahun; j. Pemberdayaan Iembaga lembaga adat; k. Pemeliharaan situs dan makam bersejarah; l. Penataan cagar budaya; m. Mengusulkan pembangunan sarana dan prasarana wisata melalui Musrembang; 9. Bidang Sosial a. Pembinaan penyandang masalah sosial; b. Memfasilitasi pengurusan orang terlantar; c. Mengeluarkan Surat Keterangan Miskin; d. Pemberian rekomendasi permintaan bantuan kepada Pemerintah Daerah; e. Pelayanan masyarakat untuk kegiatan sosial; f. Pembinaan kesejahteraan masyarakat. 10.BidangPekerjaan Umum (PU) a. Memberikan rekomendasi Izin Mendirikan Bangunan (IMB); b. Pengawasan dan sosialisasi Izin Mendirikan Bangunan; c. Pemanfaatan dan pengelolaan sarana dan prasarana air bersih yang ada di desa; d. Terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan proyek yang ada di desanya; e. Pengelolaan persampahan di desa; f. Operasi dan pemeliharaan lrigasi Jaringan Tersier dan Irigasi Desa; g. Rekomendasi usulan pembangunan dan pemeliharaan jalan dan jembatan 11. Bidang Perhubungan a. Pemeliharaan dan pengawasan pemanfaatan jalan Desa; b. Pengawasan dan pemeliharaan sarana dan prasarana perhubungan Desa; 12. Bidang Lingkungan Hidup a. perencanaan dan pembinaan Desa yang berwawasan lingkungan; b. Pengawasan Pembuangan limbah; c. Pengawasan dan pemanfaatan, sumber air di Desa; d. Pengawasan perusakan lingkungan hidup di Desa. 13. Bidang Otonomi Desa a. Penetapan Organisasi Pemerintahan Desa;

b. Penetapan Perangkat Desa; c. Penetapan pembentukan Lembaga Kemasyarakatan; d. Penetapan Pembentukan BPD; e. Penetapan APBDesa; f. Penetapan Peraturan Desa; g. Kerjasama antar Desa; h. Pembentukan Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa); i. Penetapan retribusi Pasar Desa; j. Penetapan pengelolaan tanah, kas Desa dan aset Desa lain sesuai hak ulayat masyarakat setempat. 14. Bidang Perimbangan Keuangan a. Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) dan Pendapatan Asli Desa; b. Pengelolaan bagian Desa dari hasil penerimaan pajak Kabupaten; c. Pengelolaan bagian Desa dari hasil penerimaan retribusi tertentu Kabupaten. 15. Bidang Tugas Pembantuan a. Memberikan rekomendasi permintaan bantuan kepada Pemerintah Daerah; b. Pengelolaan dana bantuan bencana alam dan keadaan darurat lainnya dari pemerintah, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan pihak lain yang tidak mengikat; c. Penyelenggaraan tugas pembantuan. 16. Bidang Pariwisata a. Pengelolaan obyek wisata dalam Desa diluar rencana induk pariwisata Kabupaten; b. Pengelolaan tempat rekreasi dan hibwan umum dalam Desa; c. Rekomendasi pemberian izin pendirian pondok wisata pada kawasan wisata di Desa; d. Membantu pemungutan pajak hotel dan restoran yang ada di Desa. 17. Bidang Pertanahan a. Penetapan sasaran areal dan lokasi kegiatan pengembangan lahan; b. Pelayanan administrasi pertanahan; c. Memfasilitasi penyelesaian sengketa tanah tingkat Desa. 18. Bidang Kependudukan dan Catatan Sipil a. Akta-akta Catatan Sipil berdasarkan prosedur / persyaratan dari Desa; b. Melakukan registrasi dan pembinaan kependudukan; c. Melakukan pembinaan dan penyuluhan terhadap intitusi masyarakat pedesaan. 19. Bidang Kesatuan Bangsan Perlindungan Masyarakat dan Politik Dalam Negeri a. Penetapan Desa dalam keadaan darurat; b. Penetapan pos keamanan dan pos kesiapsiagaan lainnya sesuai dengan kebutuhan dan kondisi sosial masyarakat; c. Pemeliharaan ketentraman dan ketertiban masyarakat Desa; d. Pemantauan kewaspadaan dini terhadap terjadinya kejadian luar biasa berupa laporan. e. Pembinaan ideologi bangsa dan memelihara data/dokumen politik; f. Penyelenggaraan pemilihan umum; 20. Bidang Perencanaan a. Penyusunan perencanaan pembangunan desa secara partisipatif; b. Penetapan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDesa); c. Penetapan Rencana Kerja Pembangunan Desa (RKPJDesa) 21. Bidang Penerangan/Informasi dan Komunikasi a. Pembinaan kelompok-kelompok komunikasi sosial; b. Pemantauan media informasi yang beredar; c. Pengelolaan media komunikasi perdesaan; d. Penyelenggaraan sosialisasi berbagai kebijaksanaan daerah melalui media Pertemuan. 22. Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

a. Rekomendasi pembentukan LSM perlindungan anak; b. Peningkatan peran perempuan dalam kegiatan pembangunan di Desa. 23. Bidang Keluarga Berencara dan Keluarga Sejahtera a. Pemasyarakatan program Keluarga Berencana dan Keluarga Sehat; b. Pengembangan Gerakan Imunisasi dan Gizi Keluarga. 24. Bidang Pemuda dan Olah Raga a. Pemasyarakatan Olah Raga; b. Pengembangan sarana dan prasarana olah Raga c. Penyelenggaraan pekan olah raga masayarakat; d. Memfasilitasi dan mengembangkan olah raga masyarakat tradisional; e. Pembentukan dan pemberdayaan Karang Taruna; f. Memfasilitasi pembinaan organisasi dan kegiatan pemuda; g. Pengembangan sarana dan prasarana seni budaya bagi pemuda. 25. Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa a. Melakukan identifikasi potensi sumber daya manusia tingkat lokal; b. Peningkatan peran serta masyarakat Desa dalam pembangunan tingkat lokal; c. Penyiapan masyarakat yang menjadi pemberdayaan; d. Penataan organisasi masyarakat Desa. 26. Bidang Arsip dan Perpustakaan a. Pengadaan dan pengelolaan Taman Bacaan dan Perpustakaan Desa; b. Pengelolaan perpustakaan buku-buku petunjuk teknis. BUPATI MAROS H.A. NADJAMUDDIN AMINULLAH