TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan masyarakat, bahwa pada hakekatnya pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. satu unsur penting yang harus dimiliki manusia untuk mencapai kesejahteraan.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dibidang kesehatan merupakan unsur yang sangat penting dalam

TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. RADEN SOEDJATI KABUPATEN GROBOGAN

SKRIPSI. Memperoleh. Oleh : Nanda Permana C

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan untuk mewujudkan kondisi tersebut. Disamping itu berbagai upaya

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN KLAIM DALAM ASURANSI JIWA PADA PT. ASURANSI WANA ARTHA LIFE SURAKARTA

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PELAKSANAAN ASURANSI MITRA BEASISWA PADA ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA

PELAKSANAAN PERJANJIAN ASURANSI KESEHATAN DI PT.BUMIDA SURAKARTA

PERAN KOPERASI UNIT DESA DALAM MEMBERIKAN KREDIT DI KALANGAN MASYARAKAT KLATEN (Studi Di KUD JUJUR Karangnongko)

TANGGUNG JAWAB PT. POS INDONESIA (PERSERO) TERHADAP PENGIRIMAN PAKET POS DI SUKOHARJO

PELAKSANAAN JAMSOSTEK UNTUK KECELAKAAN KERJA DI PTP NUSANTARA IX ( PERSERO ) PG. PANGKA DI KABUPATEN TEGAL

Nama : Hesti Wulandari BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PEMANFAATAN TANAH MILIK PT. KERETA API INDONESIA OLEH MASYARAKAT DESA BATURETNO KECAMATAN BATURETNO KABUPATEN WONOGIRI

PERAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL UNTUK MELINDUNGI INDUSTRI KECIL DI KABUPATEN PATI

PELAKSANAAN PEMBERIAN SANTUNAN DALAM KECELAKAAN LALU LINTAS PADA PT, JASA RAHARJA (PERSERO) CABANG PEKALONGAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Karena

Disusun oleh: INDRIANTO HERIBOWO C

BAB I PENDAHULUAN. tertib, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat, baik itu merupakan

BAB I PENDAHULUAN. merata, baik materiil maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang- meningkatkan produksi dan produktifitas kerja.

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DAN TATA CARA PENYELESAIAN WANPRESTASI PADA BANK BTN DI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. rangkaian dari kegiatan pembangunan yang terdahulu, bahwa pembangunan

Diajukan oleh; RAGOWO ADE KURNIAWAN C

KREDIT TANPA JAMINAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan investasi, hak, dan kewajiban setiap manusia. Kutipan tersebut juga

TINJAUAN TENTANG BENTUK DAN PELAKSANAAN PELINDUNGAN ASURANSI BAGI PEKERJA PADA DINAS KEBAKARAN KOTA SURAKARTA

TINJAUAN YURIDIS BILYET GIRO SEBAGAI ALAT PEMBAYARAN DI BANK BTN CABANG SURAKARTA

25 TAHUN. Memperoleh. Oleh : C

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

EFEKTIFITAS MEDIASI DALAM PERKARA PERDATA BERDASARKAN PERATURAN MAHKAMAH AGUNG NOMOR 01 TAHUN 2008 (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Boyolali) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya maupun memberi ijin. untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut

E UNIVERSITAS SEBELAS MARET

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DENGAN JAMINAN HAK ATAS PENSIUN

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan pembangunan di berbagai bidang yang berpedoman pada Undangundang

GUGAT BALIK (REKONVENSI) SEBAGAI SUATU ACARA PENYELESAIAN PERKARA PERDATA DALAM PERADILAN DI PENGADILAN NEGERI KLATEN

Peran dinas perhubungan dalam mendukung peningkatan pendapatan asli daerah di Kabupaten Magelang

Skripsi PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PENERBIT SEBAGAI PEMEGANG HAK CIPTA ATAS PEMBAJAKAN BUKU BERDASARKAN UNDANG-

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, dinamis dan sangat prospektif dan penuh dengan persaingan

SUMBANGAN RETRIBUSI PASAR TRADISIONAL KEPADA ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DESA

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS DI PD BPR BANK BOYOLALI

PERUBAHAN BENTUK BADAN HUKUM PERUM POS DAN GIRO MENJADI PT POS INDONESIA (PERSERO)

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila di dalam wadah Negara Kesatuan. tujuan dri pembangunan itu sendiri. Dalam dunia usaha yang selalu

SKRIPSI PROSES BERPERKARA PERDATA SECARA PRODEO DALAM PRAKTEK (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI PURWODADI )

PENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH

TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN PERJANJIAN BERBAGAI PIHAK ANTARA CV. SARI REJEKI SUKOHARJO DAN TOKO JEMPOL BARU DALAM USAHA FURNITURE DI SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang yang dilaksanakan secara terpadu dan terencana

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN PELANGGAN AIR MINUM DI KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sehingga munculah sengketa antar para pihak yang sering disebut dengan

DAMPAK POSITIF DAN NEGATIF PELAKSANAAN JUAL BELI TANAH BERSTATUS TANAH LETTER C

TANGGUNGJAWAB PENERBIT DAN PERCETAKAN DALAM MELINDUNGI HAK CIPTA PENGARANG BUKU PADA CV MEDIATAMA COLOMADU

UNDANG-UNDANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1997 TENTANG PENYANDANG CACAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH KHASANAH, SIDOHARJO WONOGIRI

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan Negara kesejahteraan sosial (welfare state)

PERAN PERWIRA PENYERAH PERKARA DALAM TINDAK PIDANA MILITER (STUDI DENPOM IV/ 4 SURAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. tidak mungkin ada kehidupan bersama-sama. Interaksi sosial ini berguna

commit to user BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

TINJAUAN PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA DAN JAMINAN SOSIAL BAGI KARYAWAN PADA PERUSAHAAN TEKSTIL PT. MUTU GADING KARANGANYAR TAHUN 2007

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PELAKSANAAN HAK CIPTA LUKISAN BERDASARKAN UNDANG-UNDANG NOMOR 19 TAHUN 2002 TENTANG HAK CIPTA

BAB I PENDAHULUAN. direspon dengan bijak pula oleh negara dengan memasukkan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai kebutuhan yang mutlak, oleh para pelaku pembangunan baik. disalurkan kembali kepada masyarakat melalui kredit.

STUDI TENTANG TANGGUNG JAWAB KASIR TERHADAP KERUGIAN AKIBAT KELALAIAN DI SUPERMARKET WILAYAH SURAKARTA

TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH DINAS ANTARA KARYAWAN PT

BAB I. Tuhan telah menciptakan manusia yang terdiri dari dua jenis yang berbedabeda

PNPM MANDIRI PERDESAAN

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan sehat dan sejahtera adalah hak setiap warga negara. Pemerintah

: Sekretaris Daerah Kota Medan

PELAKSANAAN PRINSIP KEHATI-HATIAN DALAM PERJANJIAN KREDIT DI BANK RAKYAT INDONESIA (BRI) KC SOLO KARTASURA

EVALUASI PENGHITUNGAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA RUMAH SAKIT PERMATA BUNDA PURWODADI

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan. manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia

ASPEK-ASPEK HUKUM DALAM PENGELOLAAN ASET TANAH INSTANSI PEMERINTAH MENURUT PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 6 TAHUN 2006 PEMERINTAH KOTA SURAKARTA

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN WARALABA. (Studi Pada Perjanjian Waralaba Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo) S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. berproduksi. Tapi dalam kenyataannya daya beli masyarakat belum bisa sesuai

PERANAN SIDIK JARI DALAM PROSES PENYIDIKAN SEBAGAI SALAH SATU ALAT BUKTI UNTUK MENGUNGKAP SUATU TINDAK PIDANA. (Studi Kasus di Polres Sukoharjo)

SKRIPSI PROSES PENYELESAIAN PERCERAIAN KARENA FAKTOR KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (STUDY KASUS DI PENGADILAN AGAMA SURAKARTA)

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 1997 TENTANG PENYANDANG CACAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. diamanatkan dalam Pembukuan Undang-Undang Dasar 1945 antara lain

PERANAN NOTARIS DALAM PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN PERUSAHAAN. (Studi Pada Kantor Notaris Sri Hartini, SH di Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan bahwa Negara Indonesia merupakan negara agraris, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28H. Pembangunan

RESPON MASYARAKAT TERHADAP JAMKESMAS SEBAGAI UPAYA PELAYANAN KESEHATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan fisik maupun mental. Keadaan kesehatan seseorang akan dapat

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PEMBATALAN SERTIFIKAT HAK ATAS TANAH DALAM PERKARA JUAL BELI TANAH

AKIBAT PERKAWINAN DIBAWAH UMUR DALAM KELANGSUNGAN HIDUP. ( Studi Kasus Pengadilan Agama Blora)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah merupakan kebutuhan hidup manusia yang sangat mendasar.

KONTRAK KERJA KONSTRUKSI

HUBUNGAN PELAKSANAAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DI PERKOTAAN DENGAN PENGHASILAN KENA PAJAK (Studi Kasus di Kec. Banjarsari, Kota Surakarta)

BAB 1 PENDAHULUAN. menuntut para pelaku bisnis melakukan banyak penyesuaian yang salah satu

BAB I PENDAHULUAN. penduduk, sementara disisi lain luas tanah tidak bertambah. 1 Tanah dalam

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pasal 1 ayat (3) Undang Undang Dasar 1945 yang berbunyi Negara

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PENGAKUAN TERGUGAT SEBAGAI ALAT BUKTI DALAM KASUS PERCERAIAN DI PENGADILAN AGAMA SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. di dalam UUD 1945 Pasal 33 Ayat (3) telah ditentukan bahwa bumi, air,

PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA KARYAWAN MENURUT UNDANG-UNDANG N0. 13 TAHUN 2003 DI PT. BATIK DANAR HADI SOLO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA No. 4 Tahun T e n t a n g PENYANDANG CACAT

Transkripsi:

TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Syarat-syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum dalam Ilmu Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta OLEH : SINGGIH HARTONO NIM : C 100.030.183 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional merupakan sarana yang penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, bahwa pada hakekatnya pembangunan nasional itu adalah pembangunan manusia seutuhnya yaitu untuk membangun kesejahteraan masyarakat Indonesia seluruhnya, sedangkan tujuan pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Negara Republik Indonesia. Yang merdeka, berdaulat, bersatu, berkedaulatan rakyat dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tentram dan damai. Ruang lingkup pembangunan nasional sangat luas, maka pelaksanaannya harus secara berencana, menyeluruh, bertahap dan berlanjut. Pada tiap-tiap tahap diaharapkan dicapai keselarasan dalam kemajuan lahiriah dan batiniah yang merata mencakup seluruh rakyat, dengan kadar keadilan sosial yang meningkat, dengan demikian pembangunan adalah suatu proses yang berjalan terus menerus 1. Untuk mencapai hasil yang maksimal, maka pembangunan nasional harus dilaksanakan bersama oleh masyarakat dan pemerintah. Masyarakat adalah pelaksana utama pembangunan sedangkan pemerintah berkewajiban untuk mengarahkan, membimbing dan menciptakan suasana yang menunjang, saling 1 Pembangunan Berwawasan Lingkungan, Emil Salim, PT Mediyatama, Jakarta, 1991, hal 7.

mengisi dan saling melengkapi dalam satu kesatuan langkah menuju tercapainya tujuan pembangunan nasional. Pemerintah menyadari bahwa setiap orang berhak untuk dapat memenuhi kebutuhan sendiri hidupnya yang layak dan peningkatan martabatnya menuju terwujudnya masyarakat Indonesia yang sejahtera adil dan makmur, serta adanya suatu jaminan sosial yang menyeluruh antara lain mengenai kesehatan di masyarakat. Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum harus diwujudkan melalui pembangunan nasional yang berkesinambungan. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan yang besar artinya bagi pembangunan dan pembinaan sumber daya manusia Indonesia dan sebagai modal bagi pelaksanaan pembangunan nasional yang hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Hak untuk memperoleh hidup sehat itu telah diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 28 H dan Undang-Undang Nomor 23/ 1992 tentang Kesehatan, menetapkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan pelayanan kesehatan. Karena itu setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara bertanggungjawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Derajat kesehatan masyarakat miskin berdasarkan indikator Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia, masih cukup tinggi, yaitu AKB sebesar 26,9 per 1000

kelahiran hidup dan AKI sebesar 248 per 100.000 kelahiran hidup serta Umur Harapan Hidup 70,5 Tahun (BPS 2007) 2. Derajat kesehatan masyarakat miskin yang masih rendah tersebut diakibatkan karena sulitnya akses terhadap pelayanan kesehatan. Kesulitan akses pelayanan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti tidak adanya kemampuan secara ekonomi dikarenakan biaya kesehatan memang mahal. Untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar 1945, sejak tahun 2005 telah diupayakan untuk mengatasi hambatan dan kendala tersebut melalui pelaksanaan kebijakan Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Miskin. Program ini diselenggarakan oleh Departemen Kesehatan melalui penugasan kepada PT Askes (Persero) berdasarkan SK Nomor 1241/Menkes /SK/XI/2004, tentang penugasan PT Askes (Persero) dalam pengelolaan program pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat miskin. Program ini dalam perjalanannya terus diupayakan untuk ditingkatkan melalui perubahan-perubahan sampai dengan penyelenggaraan program tahun 2008. Perubahan mekanisme yang mendasar adalah adanya pemisahan peran pembayar dengan verifikator melalui penyaluran dana langsung ke Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) dari Kas Negara, penggunaan tarif paket Jaminan Kesehatan Masyarakat di RS, penempatan pelaksana verifikasi di setiap Rumah Sakit, pembentukan Tim Pengelola dan Tim Koordinasi di tingkat Pusat, Propinsi, dan Kabupaten/Kota serta penugasan PT Askes (Persero) dalam 2 Badan Pusat Statistik Indonesia (tahun 2007),www,google.com.Sabtu 1 Nopember 2008, Jam 10.00

manajemen kepesertaan. Untuk menghindari kesalahpahaman dalam penjaminan terhadap masyarakat miskin yang meliputi sangat miskin, miskin dan mendekati miskin, program ini berganti nama menjadi JAMINAN KESEHATAN MASYARAKAT yang selanjutnya disebut JAMKESMAS, Berdasar pada keputusan menteri kesehatan No. 125/Menkes/SK/II/2008 Tanggal 6 februari 2008. dengan tidak ada perubahan jumlah sasaran, yaitu Sasarannya adalah masyarakat miskin dan tidak mampu di seluruh Indonesia. adalah 3 : Sedangkan untuk tujuan dari adanya Jaminan Kesehatan Masyarakat itu 1. Tujuan Umum : Meningkatnya akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan tidak mampu agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien 2. Tujuan Khusus a. Meningkatnya cakupan masyarakat miskin dan tidak mampu yang mendapat pelayanan kesehatan di Puskesmas serta jaringannya dan di Rumah Sakit b. Meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin c. Terselenggaranya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel Penyelenggaraan pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin mempunyai arti penting karena 3 alasan pokok yaitu: 1. Menjamin terpenuhinya keadilan sosial bagi masyarakat miskin, sehingga pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin mutlak mengingat kematian bayi dan kematian balita 3 kali dan 5 kali lebih tinggi dibanding pada keluarga 3 Dinas Kesehatan Republik Indonesia (2008), www.google.com. Sabtu 1 Nopember 2008. Jam 11.00

tidak miskin. Di sisi lain penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang baik bagi masyarakat miskin, dapat mencegah 8 juta kematian sampai tahun 2010. 2. Untuk kepentingan politis nasional yakni menjaga keutuhan integrasi bangsa dengan meningkatkan upaya pembangunan (termasuk kesehatan) di daerah miskin dan kepentingan politis internasional untuk menggalang kebersamaan dalam memenuhi komitmen global guna menurunkan kemiskinan melalui upaya kesehatan bagi keluarga miskin. 3. Hasil studi menunjukan bahwa kesehatan penduduk yang baik, pertumbuhan ekonomi akan baik pula dengan demikian upaya mengatasi kemiskinan akan lebih berhasil. Upaya-upaya pelayanan kesehatan penduduk miskin, memerlukan penyelesaian menyeluruh dan perlu disusun strategi serta tindak pelaksanaan pelayanan kesehatan yang peduli terhadap penduduk miskin. Pelayanan kesehatan peduli penduduk miskin meliputi upaya-upaya sebagai berikut: 1. Membebaskan biaya kesehatan dan mengutamakan masalah-masalah kesehatan yang banyak diderita masyarakat miskin seperti TB, malaria, kurang gizi, PMS dan berbagai penyakit infeksi lain dan kesehatan lingkungan. 2. Mengutamakan penanggulangan bagi penyakit penduduk yang tidak mampu

3. Meningkatkan penyediaan serta efektifitas berbagai pelayanan kesehatan masyarakat yang bersifat non personal seperti penyuluhan kesehatan, regulasi pelayanan kesehatan termasuk penyediaan obat, keamanan dan fortifikasi makanan, pengawasan kesehatan lingkungan serta kesehatan dan keselamatan kerja. 4. Meningkatkan akses dan mutu pelayanan kesehatan penduduk tidak mampu 5. Realokasi berbagai sumber daya yang tersedia dengan memprioritaskan pada daerah miskin 6. Meningkatkan partisipasi dan konsultasi dengan masyarakat miskin. Masalah kesehatan masyarakat bukan masalah pemerintah saja melainkan masalah masyarakat itu sendiri karena perlu dilakukan peningkatan pemberdayaan masyarakat miskin Sehubungan dengan latar belakang masalah yang ada diatas pada dasarnya pentingnya pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin, merupakan dorongan untuk mempercepat penanggulangan kemiskinan dan keharusan mutlak untuk melaksanakan upaya peningkatan status kesehatan penduduk miskin. Apalagi, memasuki era globalisasi ini, untuk pertumbuhan ekonomi suatu negara dituntut daya saing yang memerlukan sumberdaya manusia dengan kuantitas dan kualitas tinggi. Berdasarkan hal-hal tersebut maka penulis mencoba untuk menijau lebih jauh melalui penulisan skripsi dengan judul: TINJAUAN YURIDIS

PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN BAGI MASYARAKAT MISKIN DI KABUPATEN SUKOHARJO B. Pembatasan Masalah Untuk menghindari kemungkinan terjadinya kesalahpahaman dalam menafsirkan maksud yang terkandung dalam judul di atas, dan mengingat akan luasnya permasalahan yang timbul dari Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Bagi Warga Miskin (JAMKESNAS), serta mengingat terbatasnya akan waktu dan biaya, tenaga dan data, adapun batasan masalah tersebut di atas adalah mencakup dalam satu masalah yaitu: Pelaksanaan Jaminan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin (JAMKESNAS) Di Kabupaten Sukoharjo C. Perumusan Masalah Berdasarkan adanya latar belakang masalah tersebut diatas, maka dalam penelitian ini disampaikan perumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Bagi Warga Miskin (JAMKESNAS) Di Kabupaten Sukoharjo? 2. Hambatan Apa Saja Yang Timbul Dengan Adanya Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Bagi Warga Miskin (JAMKESMAS) Dan Bagaimana Cara Penyelesaiannya?

D. Tujuan Penelitian Agar peneliti dapat menyelesaikan masalah/kasus yang ada dan atau membuat keputusan dengan mendasarkan pada hukum positif yang ada. 4 Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian itu antara lain : 1. Tujuan Obyektif 1) Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan perjanjian jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin (JAMKESMAS) di KABUPATEN SUKOHARJO. 2) Untuk mengetahui hambatan apa saja yang timbul dengan Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Bagi Warga Miskin (JAMKESNAS) Di Kabupaten Sukoharjo dan bagaimana cara penyelesaiannya. 2. Tujuan Subyektif Memahami dan mengembangkan teori yang telah diperoleh, kemudian di terapkan dalam praktek lapangan dengan harapan untuk ikut menyumbangkan pikiran dalam memecahkan masalah yang dihadapi dalam pelaksanaan program jaminan pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat. E. Manfaat Penelitian Berdasarkan penelitian ini diharapkan dapat diambil manfaatnya baik bagi penulis sendiri maupun bagi pihak lain. Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis 4 Metode Penelitian Hukum, Khudzaifah Dimyati dan Kelik Wardiono, Fakultas Hukum Universitas Muhamadiyah Surakarta, Surakarta, 2004, Hal 14.

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan perbendaharaan pustaka dalam ilmu pengetahuan hukum perdata, khususnya dalam jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin b. Menjadi acuan terhadap penelitian selanjutnya.. 2. Manfaat Praktis a. Memberikan wawasan yang nyata dan memberikan informasi kepada pihak yang membutuhkan mengenai program jaminan kesehatan bagi warga miskin. b. Memberikan masukan kepada pihak yang terlibat dalam bidang pelayanan jaminan kesehatan bagi warga miskin agar dapat di upayakan peningkatan pelayanannya. F. Metode Penelitian Penelitian adalah suatu usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan, usaha mana dilakukan dengan metode ilmiah 5. Pemilihan metode Penelitian juga menjadi salah satu penentu dari kesempurnaan hasil penelitian. Dalam Penelitian ini penulis menggunakan metode sebagai berikut : 5 Metode research, Sutrisno Hadi, Andi Offset, Yogyakarta, 1989, Hal 4.

1. Jenis Penelitian Menurut jenis sifatnya, penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif yaitu suatu penelitian yang dimaksudkan untuk memberi data yang seteliti mungkin tentang manusia atau gejala gejala lainnya. 6 Dalam penelitian ini untuk menggambarkan secara menyeluruh dan sistematis mengenai pelaksanaan jaminan kesehatan bagi masyrakat miskin di kabupaten Sukoharjo 2. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang penulis lakukan termasuk dalam pendekatan Yuridis Sosiologis, yang artinya penulisan skripsi ini berdasarkan atas suatu kajian aspek hukum yaitu peraturan perundang-undangan yang berlaku dan norma norma yang hidup dan berkembang dalam masyarakat 7. Sehingga dapat diketahui prosedur pelaksanaan jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin di kabupaten Sukoharjo 3. Data Penelitian Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari : a. Penelitian Kepustakaan 1. Sumber data Primer Sumber data yang berupa keterangan-keterangan yang berasal dari pihak-pihak yang terkait dengan obyek yang diteliti secara 6 Pengantar Peneletian Hukum, Soerjono Soekanto, UI Press, Jakarta, 1986, hal 20. 7 Metode Pendekatan Pembuatan Sekripsi Ilmu Hukum, Hadi Kusuma, Mandar Maju, Bandung, 1995, hal 61.

langsung, yang dimaksudkan untuk dapat lebih memahami maksud, tujuan dan arti dari data sekunder yang ada. Data primer ini diperoleh dari penelitian lapangan yang dilaksanakan dengan pembagian butir pertanyaan kepada subyek penelitian 2. Sumber Hukum Sekunder Sumber data sekunder sebagai pendukung data primer yang di peroleh melalui penelitian kepustakaan yaitu dengan membaca dan mempelajari berbagai dukumen yang berkaitan dengan masalah yang di bahas dalam skripsi ini. Data sekunder dapat di bedakan menjadi: a. Bahan hukum primer (yaitu bahan-bahan hukum yang mempunyai kekutan mengikat) terdir dari: 1. Norma dasar pancasila; petunjuk atau penjelasan terhadap bahan. 2. Peraturan dasar, batang tubuh UUD 1945, Tap MPR; 3. Peraturan perundang-undangan;maupun sekunder, antara lain. 4. bahan-bahan hukum yang tidak dikoodifikasikan; 5. Jurisprudensi; 6. Traktat

b. Bahan hukum sekunder (bahan hukum yang tidak mempunyai kekuatan, dan hanya berfungsi sebagai penjelas dari bahan hukum primer) yang terdiri dari: 1. rancangan perundang-undangan; 2. hasil karya ilmiah para sarjana; 3. hasil penelitian; c. Bahan hukum tersier Merupakan bahan hukum yang memberikan informasi tentang bahan hukum sekunder, msial bibliogrfi. 4. Metode Pengumpulan Data Berdasarkan sumber data diatas maka alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : a. Studi Kepustakaan ( Library Research ) Dalam studi kepustakaan penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara membaca, mencatat dan mempelajari ketiga bahan hukum tersebut diatas yang berkaitan dengan porsedur pelaksanaan jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin di Kabupaten Sukoharjo. b. Studi Lapangan ( Field Research ) Dalam studi lapangan ini penulis mengumpulkan data penelitian melalui :

1. Observasi Observasi yaitu suatu teknik pengumpulan data dimana peneliti akan melakukan pengamatan terhadap kenyataan hukum dalam praktek di lapangan. 2. Quesioner Adalah teknik yang dipergunakan untuk memperoleh data dengan jalan mengajukan pertanyaan secara tertulis kepada pihak pihak yang berhubungan dengan materi penelitian. 3. Wawancara Wawancara atau interview adalah teknik pencarian data melalui tanya jawab yang bersifat sepihak kepada petugas petugas Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sukoharjo yang berkompeten, dimana unsur kebebasan masih berfungsi sebagai arah supaya wawancara yang dilakukan tidak melebihi atau mengurangi dari materi penelitian. 5. Pengambilan Sampel Pengambilan sampel yang penulis lakukan adalah dengan cara purposive sampling,yaitu pengambilan sampel ini tidak semua individu diambil sebagai sampel, namun hanya menjadi obyek, diantaranya adalah petugas-petugas seperti dokter, di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Sukoharjo.

6. Metode Analisa Data Setelah data terkumpul dan dirasa lengkap, lalu diadakan analisa terhadap data data tersebut dengan cara pendekatan kualitatif yaitu merupakan tatacara penelitian yang akan menghasilkan data deskriptif, yang artinya apa yang dinyatakan oleh responden secara tertulis atau lisan serta dokumen dokumen adalah data yang harus dipelajari seutuhnya. Dari hasil analisa tersebut lalu disusun secara sistematis dalam bentuk laporan penelitian atau skripsi. G. Sistematika Skripsi Untuk memberikan gambaran secara menyeluruh maka rancangan kerangka skripsi adalah sebagai berikut : BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. B. Pembatasan Masalah C. Perumusan Masalah. D. Tujuan Penelitian. E. Manfaat Penelitian. F. Metode Penelitian. G. Sistematika Skripsi.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Masyarakat Miskin. a. Pengertian Jaminan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin. b. Dasar Hukum Program Jaminan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin c. Tujuan Adanya Jaminan Kesehatan Bagi Masyrakat Miskin d. Sejarah Singkat Jaminan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin e. Manfaat Jaminan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin. B. Tinjauan Umum Tentang Jaminan Kesehatan Bagi Masyarakat Miskin a. Pengertian Kemiskinan b. Faktor faktor Kemiskinan c. Macam macam Kemiskinan BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Bagi Warga Miskin (JAMKESMAS) Di Kabupaten Sukoharjo B. Hambatan Yang Timbul Dengan Adanya Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Bagi Warga Miskin (JAMKESMAS) di Kabupaten Sukoharjo Dan Bagaimana Cara Penyelesaiannya

BAB IV : PENUTUP A. Kesimpulan. B. Saran-saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN