PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA BATAM NOMOR TAHUN 2016

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

TATA NILAI, BUDAYA KERJA, DAN KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI BIRO SUMBER DAYA MANUSIA KEMENRISTEKDIKTI JAKARTA 2018

KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PRT/M/2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

2017, No Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4450); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Peg

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PRT/M/2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

SALINAN PERATURAN SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/RB TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN

2017, No Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 512); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 5

Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135); 5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.1

PERATURAN WALI KOTA BONTANG NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK DAN KODE PERILAKU PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BONTANG

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

2011, No Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal; 4. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Moda

2 Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik I

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 8 Tahun : 2014

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 9 SERI E

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN STIKOM DINAMIKA BANGSA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

Nama... NIP Tembusan: 2... *) coret yang tidak perlu **) Tulislah pelanggaran kode etik yang diduga dilakukan oleh PNS yang berangkutan.

SOSIALISASI KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KAB.BANTUL

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI LEMBAGA SANDI NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 19 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembar

BAB I KETENTUAN UMUM

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : PER-07/M.

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik In

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KEDIRI

KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR,

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL NOMOR : 001 K/70.RB/SJD/2011 TENTANG

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 78 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PEMERINTAH KABUPATEN BANTUL

BUPATI DEMAK PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KABUPATEN DEMAK

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : PER-06/M.

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 26 TAHUN 2016

2017, No Indonesia Nomor 75 Tahun 1999, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Ap

9. Kementerian adalah Kementerian Kelautan dan Perikanan yang selanjutnya disingkat Kementerian. BAB II TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP Pasal 2

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 01/PM.9/2010 TENTANG

2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lem

LAMPIRAN I PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN PUSAT STATISTIK

PERATURAN BUPATI SRAGEN NOMOR 25 TAHUN 2017 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS HASANUDDIN NOMOR : 16644/UN4/KP.49/2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINJAI

2017, No Perilaku Pegawai Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Neg

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepot

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DIRJEN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA NOMOR: DJ.I/814/2010 TENTANG

K E P U T U S A N KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA NEGERI SRIWIJAYA TANGERANG BANTEN NOMOR: Stb.01/SK/ 024 /2013 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2004 TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGRI SIPIL

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BEA DAN CUKAI NOMOR P - 08/BC/2008 TENTANG

PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS GADJAH MADA NOMOR 711/P/SK/HT/2013 TENTANG TATA PERILAKU MAHASISWA UNIVERSITAS GADJAH MADA

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran

REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PEMERIKSAAN PEGAWAI DI LINGKUNGAN LEMBAGA SANDI NEGARA

KEPUTUSAN KEPALA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR : 800/125/SK/SET-1/DLH

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 161/PMK. 01/2012 TENTANG

BATAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 113/KA/IV/2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA. KODE ETlK PEGAWAI NEGERI SlPlL BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

2013, No Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

BUPATI KENDAL PERATURAN BUPATI KENDAL NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL

BERITA DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 23 TAHUN 2016 WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BAB I KETENTUAN UMUM

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.48/Menhut-II/2011 TENTANG

M E M U T U S K A N : Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PEMBINAAN JIWA KORPS DAN KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL. B A B I KETENTUAN UMUM

KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 61 TAHUN 2017 SERI E.56

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/PERMEN-KP/2017 TENTANG KODE ETIK PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PERIKANAN

PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN

PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 15 TAHUN 2013 TENT ANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN STANDARDISASI NASIONAL

RAHASIA KEPUTUSAN..*) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR : / 4078 / 2015

2016, No NonDepartemen, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013; 3. Peraturan Presiden Nom

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KOTA BANDA ACEH NOMOR : 19 Tahun 2017 TENTANG KODE ETIK KHUSUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BAPPEDA KOTA BANDA ACEH

KEPUTUSAN SEKRETARIS MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 008-A/SEK/SK/1/2012 TENT ANG ATURAN PERILAKU PEGAWAI MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan Pasal 13 ayat (1) huruf a Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang Kode Etik Pegawai di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3641); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4450);

4. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 91 Tahun 2011 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara; 5. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 mengenai Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 59/P/2011; 6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 61 Tahun 2008 tentang Mekanisme Penjatuhan Hukuman DIsiplin Yang Merupakan Kewenangan Menteri Terhadap Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional; MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Pasal 1 Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan : 1. Kementerian adalah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2. Pegawai Kementerian yang selanjutnya disebut Pegawai adalah Calon Pegawai Negeri Sipil, Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999, dan Pegawai lain di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 3. Kode Etik Pegawai Kementerian yang selanjutnya disebut Kode Etik adalah pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan Pegawai di dalam melaksanakan tugasnya dan pergaulan hidup sehari-hari. 4. Majelis Kehormatan Kode Etik Kementerian yang selanjutnya disebut Majelis Kode Etik adalah lembaga nonstruktural di lingkungan Kementerian yang bertugas melakukan penegakan pelaksanaan serta menyelesaikan pelanggaran Kode Etik yang dilakukan oleh Pegawai. 5. Pelanggaran Kode Etik adalah segala bentuk ucapan, tulisan, atau perbuatan Pegawai yang bertentangan dengan Kode Etik. 6. Pejabat yang berwenang adalah Pejabat Pembina Kepegawaian, pejabat yang berwenang menghukum atau pejabat lain yang ditunjuk. 7. Sanksi moral yang selanjutnya disebut sanksi adalah pernyataan pejabat yang berwenang tentang adanya pelanggaran Kode Etik. 8. Unit Kerja adalah unit organisasi di lingkungan Kementerian yang dipimpin oleh pejabat Eselon II. 2

Kode Etik meliputi: a. Etika terhadap diri sendiri; b. Etika terhadap sesama Pegawai; c. Etika dalam berorganisasi; d. Etika dalam bermasyarakat; dan e. Etika dalam bernegara. Pasal 2 Pasal 3 Pegawai dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi wajib mematuhi dan berpedoman pada unsur-unsur Kode Etik sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri ini. Pasal 4 Etika terhadap diri sendiri diwujudkan dalam bentuk: a. menjalankan ibadah sesuai agama/kepercayaan masing-masing; b. bersikap santun dan rendah hati dalam perilaku sehari-hari; c. proaktif dalam memperluas wawasan dan mengembangkan kemampuan diri sendiri; d. menolak pemberian dalam bentuk apapun yang berkaitan dengan pekerjaannya; e. menjunjung tinggi kejujuran dan kebenaran dalam setiap perbuatan; f. menjaga kesehatan jasmani dan rohani; g. berpenampilan rapi dan sopan. Pasal 5 Etika terhadap sesama Pegawai diwujudkan dalam bentuk: a. saling menghormati sesama Pegawai yang memeluk kepercayaan yang berbeda; b. menjalin kerjasama yang baik dan sinergis dengan pimpinan dan/atau bawahan serta sesama Pegawai; c. menjunjung tinggi keberadaan Korps Pegawai Negeri (KORPRI) sebagai wadah pemersatu Pegawai; d. tanggap, peduli, dan saling tolong menolong tanpa pamrih terhadap sesama Pegawai; e. menghargai pendapat orang lain dan bersikap terbuka terhadap kritik dalam pelaksanaan tugas; f. menghargai hasil karya sesama Pegawai. Pasal 6 Etika dalam berorganisasi diwujudkan dalam bentuk: a. melaksanakan tugas dan fungsi sesuai tanggung jawabnya; b. memegang teguh rahasia jabatan; c. mematuhi standar operasional prosedur kerja; d. bekerja inovatif dan visioner; e. memberikan pelayanan prima kepada setiap pelanggan; f. mematuhi jam kerja sesuai ketentuan; 3

g. menghormati dan menghargai sesama Pegawai dan orang lain dalam bekerja sama; h. menyampaikan laporan kepada atasan apabila terjadi penyimpangan prosedur kerja yang dilakukan; i. tidak melakukan pemalsuan data dan informasi kedinasan; j. bersedia menerima tugas-tugas yang baru dengan penuh tanggung jawab; k. memberikan penghargaan kepada Pegawai yang berprestasi. Pasal 7 Etika dalam bermasyarakat diwujudkan dalam bentuk: a. menghormati agama, kepercayaan, budaya dan adat istiadat orang lain; b. bergaya hidup wajar dan toleran terhadap orang lain dan lingkungan; c. mengutamakan musyawarah dan mufakat dalam menyelesaikan masalah di lingkungan masyarakat; d. tidak melakukan tindakan anarkis dan provokatif yang dapat meresahkan dan mengganggu keharmonisan masyarakat; e. menjaga kelestarian dan kebersihan lingkungan sekitar; f. berperan serta dalam kegiatan kemasyarakatan; g. membudayakan sikap tolong menolong dan dan bergotong royong di lingkungan masyarakat. Pasal 8 Etika dalam bernegara diwujudkan dalam bentuk: a. mengamalkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 secara konsisten dan konsekuen; b. menghormati lambang-lambang dan simbol Negara Kesatuan Republik Indonesia; c. mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan; d. menjunjung tinggi harkat dan martabat bangsa dan Negara; e. memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia; f. menggunakan keuangan Negara dan barang milik negara sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; g. mematuhi dan melaksanakan peraturan perundang-undangan; h. berperan aktif dalam menyukseskan pembangunan nasional; i. memegang teguh rahasia negara; j. menjaga dan melestarikan warisan budaya bangsa; k. menggunakan sumber daya alam secara arif dan bertanggungjawab; l. menjaga dan menggunakan fasilitas umum dengan baik sesuai peruntukannya. Pasal 9 (1) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan membentuk Majelis Kode Etik untuk memeriksa dugaan adanya pelanggaran kode etik. (2) Keanggotaan Majelis Kode Etik berjumlah ganjil yang terdiri atas: a. 1 (satu) orang Ketua merangkap anggota; b. 1 (satu) orang Sekretaris merangkap anggota; dan c. paling sedikit 3 (tiga) orang anggota. 4

(3) Anggota Majelis Kode Etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diangkat berdasarkan Keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian dengan contoh format Keputusan sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. Pasal 10 (1) Ketua bertanggungjawab dalam melakukan pemanggilan Pegawai yang dilaporkan diduga melakukan pelanggaran Kode Etik dan memimpin pelaksanaan pemeriksaaan terhadap dugaan adanya pelanggaran Kode Etik. (2) Sekretaris bertanggungjawab dalam melakukan surat-menyurat dan pencatatan terkait pelaksanaan pemeriksaan terhadap dugaan adanya pelanggaran Kode Etik. (3) Anggota bertanggungjawab dalam membantu Ketua dalam pelaksanaan pemeriksaan terhadap dugaan adanya pelanggaran Kode Etik. Pasal 11 (1) Jabatan atau pangkat anggota Majelis Kode Etik tidak boleh lebih rendah dari jabatan atau pangkat Pegawai yang diperiksa karena disangka melanggar Kode Etik. (2) Masa tugas Majelis Kode Etik berakhir pada saat selesai dilakukan pelaporan pemeriksaan pelanggaran Kode Etik. Pasal 12 Majelis Kode Etik bertugas: a. memeriksa Pegawai yang disangka melakukan pelanggaran Kode Etik yang dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan dengan contoh format sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini; b. meminta keterangan dari pihak lain atau pejabat lain yang dipandang perlu; c. mendengarkan pembelaan diri dari Pegawai yang diduga melakukan pelanggaran Kode Etik; d. memberikan rekomendasi kepada Pejabat Pembina Kepegawaian atau pejabat yang berwenang menghukum atau pejabat lain yang ditunjuk paling rendah pejabat struktural eselon IV mengenai pemberian sanksi; dan e. menyusun laporan hasil pemeriksaan tentang dugaan adanya pelanggaran Kode Etik yang dituangkan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan dengan contoh format sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. 5

Pasal 13 (1) Dugaan terjadinya pelanggaran Kode Etik diperoleh dari pengaduan tertulis atau temuan atasan Pegawai. (2) Setiap Pegawai yang mengetahui adanya dugaan pelanggaran Kode Etik menyampaikan pengaduan kepada atasan Pegawai yang diduga melakukan pelanggaran. (3) Penyampaian pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan secara tertulis dengan menyebutkan dugaan pelanggaran yang dilakukan, bukti-bukti, dan identitas pelapor. (4) Setiap atasan Pegawai yang menerima pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) wajib meneliti pengaduan tersebut dan menjaga kerahasiaan identitas pelapor. (5) Atasan Pegawai yang mengetahui adanya dugaan pelanggaran Kode Etik wajib meneliti pelanggaran tersebut. (6) Dalam melakukan penelitian atas dugaan pelanggaran Kode Etik, atasan Pegawai yang diduga melakukan pelanggaran secara hirarki wajib meneruskan kepada Pejabat Pembina Kepegawaian. (7) Atasan Pegawai yang tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (4), ayat (5), dan ayat (6) dianggap melakukan pelanggaran Kode Etik dan dikenakan sanksi moral. Pasal 14 (1) Setiap Pegawai yang terbukti melakukan pelanggaran Kode Etik dikenakan sanksi. (2) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. permohonan maaf dituangkan dalam Surat Pernyataan Permohonan Maaf dengan contoh format sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini; b. pernyataan penyesalan dituangkan dalam Surat Pernyataan Penyesalan dengan contoh format sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini; dan/atau c. pernyataan sikap bersedia dijatuhi hukuman disiplin berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan apabila mengulangi perbuatannya atau melakukan pelanggaran Kode Etik lainnya yang dituangkan dalam Surat Pernyataan Sikap dengan contoh format sebagaimana tercantum Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. (3) Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disampaikan secara tertulis dan bermaterai kepada pejabat yang berwenang. 6

(4) Pejabat yang berwenang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) mengumumkan sanksi secara terbuka melalui forum pertemuan resmi upacara bendera, papan pengumuman, media massa; dan/atau forum lain yang dipandang perlu untuk itu atau secara tertutup yang dilakukan di dalam ruangan tertutup dan hanya diketahui oleh Pegawai yang bersangkutan dan pejabat lain yang terkait pengumuman yang dituangkan dalam Pengumuman dengan contoh format sebagaimana tercantum Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. (5) Apabila Pegawai yang terbukti melakukan pelanggaran Kode Etik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak bersedia melaksanakan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) yang telah ditetapkan kepada Pegawai yang bersangkutan, maka diusulkan kepada pejabat yang berwenang untuk dijatuhi hukuman disiplin berdasarkan peraturan perundang-undangan. Pasal 15 (1) Pegawai yang diduga melakukan pelanggaran kode etik wajib memenuhi panggilan Majelis Kode Etik. (2) Pegawai yang diperiksa oleh Majelis Kode Etik berhak mendapatkan kesempatan untuk memberikan pembelaan diri atas pelanggaran Kode Etik yang diduga dilakukannya. (3) Apabila Pegawai tidak memenuhi panggilan Majelis Kode Etik tanpa alasan yang sah, maka dilakukan pemanggilan kedua sampai ketiga, panggilan dituangkan dalam Surat Panggilan dengan contoh format sebagaimana tercantum Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini. (4) Apabila sampai pemanggilan ketiga tidak hadir maka pemeriksaan diserahkan kepada pejabat yang berwenang berdasarkan rekomendasi Majelis Kode Etik. (5) Pegawai sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat dijatuhi hukuman disiplin berdasarkan peraturan perundang-undangan. Pasal 16 (1) Pejabat yang berwenang menjatuhkan sanksi adalah Pejabat Pembina Kepegawaian. (2) Pejabat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat mendelegasikan kewenangannya kepada pejabat lain di lingkungannya paling rendah pejabat struktural eselon IV. Pasal 17 Setiap pimpinan unit kerja di lingkungan Kementerian wajib menetapkan Kode Etik berdasarkan karakteristik masing-masing unit kerja. 7

Pasal 18 Kode Etik Pegawai di lingkungan Kementerian yang ditetapkan sebelum berlakunya Peraturan Menteri ini, dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan Menteri ini. Pasal 19 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Diundangkan di Jakarta pada tanggal 19 April 2012 Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 16 April 2012 MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, TTD MOHAMMAD NUH MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, TTD AMIR SYAMSUDIN BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR 425 Salinan sesuai dengan aslinya. Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, TTD Dr. Andi Pangerang Moenta, S.H.,M.H., DFM. NIP 196108281987031003 8

SALINAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN I. Format Keputusan Pejabat Pembina Kepegawaian untuk Pengangkatan Anggota Majelis Kode Etik KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN NOMOR a) TENTANG... MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa berdasarkan pasal... b) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor... Tahun..., apabila terdapat dugaan pelanggaran kode etik perlu Etik; b. dst. diangkat Majelis Kode Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil; 2. Keputusan Presiden Nomor 84/P Tahun 2009 tentang Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu II sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 59/P/2011; 3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor... Tahun... tentang Kode Etik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Menetapkan : MEMUTUSKAN : PERTAMA : Mengangkat Majelis Kode Etik di lingkungan... c) sebagai berikut: a.... d) sebagai Ketua merangkap anggota b.... e) sebagai Sekretaris merangkap anggota c.... f) sebagai anggota d. dst.;

KEDUA : Majelis Kode Etik tersebut pada diktum PERTAMA bertugas... g) terhadap : Nama :... h) NIP :... Pangkat/Gol. Ruang :... Unit Kerja :... yang diduga melakukan pelanggaran kode etik. KETIGA : Masa tugas Majelis Kode Etik... i) KEEMPAT : Keputusan Menteri ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan....,... j) a.n Menteri Pendidikan dan Kebudayaan... k)... NIP...... l) Tembusan : 1. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan 2. dst... m) PETUNJUK PENGISIAN a) Nomor Surat Keputusan b) Pasal yang diduga dilanggar oleh PNS yang diduga melakukan pelanggaran kode etik c) Unit kerja PNS yang diduga melakukan pelanggaran kode etik d), e), dan f) Nama anggota Majelis Kode Etik g) Lihat Pasal 12 Permendikbud Nomor... Tahun... h) Identitas PNS yang diduga melakukan pelanggaran kode etik i) Lihat Pasal 4 Permendiknas Nomor... Tahun... j) Tempat dan tanggal pembuatan keputusan k) Jabatan pejabat yang berwenang (lihat Pasal 1angka 6) l) Nama dan NIP pejabat yang berwenang m) Tembusan lain yang dipandang perlu

II-A RAHASIA BERITA ACARA PEMERIKSAAN Pada hari ini.... tanggal... a), kami: 1. a. Nama :... b) b. NIP :... c. Pangkat/Golongan Ruang :... d. Jabatan :... e. Unit Kerja :... 2. a. Nama :... b. NIP :... c. Pangkat/Golongan Ruang :... d. Jabatan :... e. Unit Kerja :... 3. a. Nama :... b. NIP :... c. Pangkat/Golongan Ruang :... d. Jabatan :... e. Unit Kerja :... 4. a. Nama :... b. NIP :... c. Pangkat/Golongan Ruang :... d. Jabatan :... e. Unit Kerja :... 5. a. Nama :... b. NIP :... c. Pangkat/Golongan Ruang :... d. Jabatan :... e. Unit Kerja :... dst.... c) berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor...... tanggal... d) tentang Pengangkatan Majelis Kode Etik, untuk melakukan pemeriksaan terhadap: Nama :... e NIP :... Pangkat/Golongan Ruang :... Jabatan :... Unit Kerja :...

1. Pertanyaan: Apakah Saudara telah menerima surat panggilan? 1. Jawaban:.... 2. Pertanyaan: Apakah Saudara mengerti maksud pemanggilan tersebut? 2. Jawaban:.... 3. Pertanyaan: Apakah Saudara dalam keadaan sehat dan bersedia diperiksa? 3. Jawaban:.... 4. Pertanyaan: Apakah Saudara bersedia memberikan keterangan dengan sejujurjujurnya? 4. Jawaban:.... 5. Pertanyaan: Sejak kapan Saudara bertugas sebagai Pegawai Negeri Sipil di lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan? 5. Jawaban:.... 6. Pertanyaan: dst... dikembangkan sendiri oleh Majelis Kode Etik sesuai dengan dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh yang bersangkutan. 6. Jawaban:.... 7. Pertanyaan: Apakah selama pemeriksaan Saudara merasa ditekan? 7. Jawaban:....

8. Pertanyaan: Apakah yang Saudara sampaikan tadi benar sesuai dengan sebenarnya terjadi? 8. Jawaban:..... 9. Pertanyaan: Apabila diperlukan, kami akan meminta keterangan lagi. Kalau misalnya diminta keterangan lagi kira-kira Saudara bersedia? 9. Jawaban:... 10. Pertanyaan: Kira-kira ada hal-hal yang ingin Saudara tambahkan untuk mempermudah kami dalam pertimbangan? 10. Jawaban:. Demikianlah Berita Acara Pemeriksaan ini dibuat dengan sesungguhnya untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya....,... f) Yang diperiksa: Majelis Kode Etik:...... NIP... g) NIP... h)... NIP...... NIP...

... NIP...... NIP... dst... i) PETUNJUK PENGISIAN a) Hari dan tanggal dilakukannya pemeriksaan (ditulis dengan huruf) b) Identitas Anggota-anggota Majelis Kode Etik c) dan i) Disesuaikan dengan jumlah anggota Majelis Kode Etik d) Nomor dan tanggal SK Pengangkatan Majelis Kode Etik e) Identitas yang diperiksa f) Tempat dan tanggal pemeriksaan g) Nama dan NIP yang diperiksa h) Nama dan NIP anggota Majelis Kode Etik

II-B LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN TENTANG DUGAAN PELANGGARAN KODE ETIK A.N..... a) A. Identitas yang diperiksa b) Nama : NIP : Pangkat : Golongan Ruang : Jabatan : Unit Kerja : B. Dasar Pemeriksaan 1. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor...... tanggal...... c) tentang Pengangkatan Majelis Kode Etik. 2. Majelis Kode Etik d) a.... Ketua Majelis b.... Anggota Majelis c.... Anggota Majelis d.... Anggota Majelis e.... Anggota Majelis dst... C. Permasalahan Dugaan/indikasi adanya pelanggaran kode etik yang dilakukan Saudara.. e) berupa. f) D. Waktu dan Tempat Pemeriksaan g) 1. Waktu :... 2. Tempat :... E. Pertimbangan Hukum 1. Hasil pemeriksaan... h) 2. Dokumen... i) 3. Dasar Hukum Pelanggaran... j) 4. Analisis... k)

F. Hal-hal yang Meringankan dan yang Memberatkan 1. Hal-Hal yang Meringankan k)... l) 2. Hal-Hal yang Memberatkan l)... m) G. Kesimpulan... n) H. Rekomendasi Setelah mempertimbangkan hal-hal yang meringankan dan memberatkan, kami merekomendasikan Sdr.... o) dijatuhi sanksi berupa: 1...., dan/atau p) 2.... dst. I. Penutup Demikian Laporan Hasil Pemeriksaan ini kami sampaikan sebagai bahan masukan bagi pejabat yang berwenang dalam mengambil keputusan....,... q) Ketua Majelis,... NIP.... r) PETUNJUK PENGISIAN a) Nama yang diperiksa dan unit kerja b) Identitas yang diperiksa c) Nomor dan tanggal SK Pengangkatan Majelis Kode Etik d) Nama-nama dalam keanggotaan Majelis Kode Etik e) dan o) Nama yang diperiksa f) Dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan g) Waktu dan tempat pemeriksaan h) Hasil Pemeriksaan i) Dokumen pendukung j) Dasar hukum pelanggaran k) Hasil analisis

l) Hal-hal yang menjadi pertimbangan dapat meringankan sanksi yang akan diberikan m) Hal-hal yang menjadi pertimbangan dapat memberatkan sanksi yang akan diberikan n) Kesimpulan hasil pemeriksaan p) Pilihan sanksi yang direkomendasikan q) Tempat dan tanggal pembuatan laporan r) Nama dan NIP Ketua Majelis Kode Etik

III-A SURAT PERNYATAAN PERMOHONAN MAAF Nomor... a) Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama :... b) NIP :... Pangkat/Golongan Ruang :... Jabatan :... Unit Kerja :... dengan ini memohon maaf atas perbuatan saya berupa... c), yang telah melanggar Pasal... huruf... d) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor... Tahun... Saya berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatan tersebut. Demikian, permohonan maaf ini saya buat dengan sesungguhnya....,... e) Yang membuat pernyataan, f)... g) NIP... a) Nomor Surat Pernyataan PETUNJUK PENGISIAN b) Identitas pembuat pernyataan c) Pelanggaran kode etik yang dilakukan d) Pasal dan huruf yang dilanggar e) Tempat dan tanggal pembuatan surat pernyataan f) Materai Rp 6000,- g) Nama dan NIP pembuat pernyataan

III-B SURAT PERNYATAAN PENYESALAN Nomor... a) Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama :... b) NIP :... Pangkat/Golongan Ruang :... Jabatan :... Unit Kerja :... dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa saya menyesal atas perbuatan saya berupa... c), yang telah melanggar Pasal... huruf... d) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor... Tahun... Saya berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatan tersebut. Demikian, pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya....,... e) Yang membuat pernyataan, f)... g) NIP... a) Nomor Surat Pernyataan PETUNJUK PENGISIAN b) Identitas pembuat pernyataan c) Pelanggaran kode etik yang dilakukan d) Pasal dan huruf yang dilanggar e) Tempat dan tanggal pembuatan surat pernyataan f) Materai Rp 6000,- g) Nama dan NIP pembuat pernyataan

III-C SURAT PERNYATAAN SIKAP Nomor... a) Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama :... b) NIP :... Pangkat/Golongan Ruang :... Jabatan :... Unit Kerja :... menyatakan dengan sesungguhnya bahwa saya menyesal atas perbuatan saya berupa... c), yang telah melanggar Pasal... huruf... d) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor... Tahun... Saya berjanji tidak akan mengulangi lagi perbuatan tersebut atau melakukan perbuatan lainnya yang melanggar kode etik. Apabila saya melakukan hal tersebut, saya bersedia untuk dijatuhi hukuman disiplin berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku. Demikian, pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya....,... e) Yang membuat pernyataan, f)... g) NIP... a) Nomor Surat Pernyataan PETUNJUK PENGISIAN b) Identitas pembuat pernyataan c) Pelanggaran kode etik yang dilakukan d) Pasal dan huruf yang dilanggar e) Tempat dan tanggal pembuatan surat pernyataan f) Materai Rp 6000,- g) Nama dan NIP pembuat pernyataan

III-D PENGUMUMAN Nomor... a) Berdasarkan... b) dengan ini diumumkan bahwa Sdr.... c) terbukti telah melakukan pelanggaran kode etik berupa... d) yang melanggar Pasal... huruf... e) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor... Tahun... dan menyatakan... f) Demikian, pengumuman ini dibuat agar diketahui khalayak umum....,... g)... h)... i) NIP... PETUNJUK PENGISIAN a) Nomor Surat Keputusan b) Dasar pembuatan pengumuman, misal Surat Pernyataan Permohonan Maaf c) Nama PNS yang dikenai sanksi d) Pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh PNS e) Pasal dan huruf yang dilanggar oleh PNS f) Sanksi yang dikenakan kepada PNS g) Tempat dan tanggal pembuatan pengumuman h) Pejabat yang berwenang (lihat Pasal 1 angka 6) i) Nama dan NIP pejabat yang menandatangani pengumuman

IV RAHASIA SURAT PANGGILAN NOMOR: a) 1. Bersama ini diminta dengan hormat kehadiran Saudara: b) Nama :... NIP :... Pangkat/Golongan Ruang :... Jabatan :... Unit Kerja :... untuk menghadap kepada: c) Nama :... NIP :... Pangkat/Golongan Ruang :... Jabatan :... Kedudukan dalam Majelis : Ketua Majelis Kode Etik pada d) Hari :... Tanggal :... Pukul :... Tempat :... Guna didengar keterangannya/kesaksiannya e) sehubungan dengan dugaan pelanggaran kode etik terhadap Pasal... f) huruf... g) Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor...Tahun... 2. Demikian untuk dilaksanakan....,... h) Ketua Majelis Kode Etik... NIP...... i)

a) Nomor Surat Panggilan b) Identitas yang diperiksa PETUNJUK PENGISIAN c) Identitas Ketua Majelis Kode Etik d) Keterangan waktu dan tempat pemeriksaan e) Coret yang tidak perlu f) Pasal yang diduga dilanggar oleh PNS yang diduga melakukan pelanggaran kode etik g) Huruf pada pasal yang diduga dilanggar oleh yang diperiksa h) Tempat dan tanggal pembuatan surat panggilan i) Nama dan NIP Ketua Majelis Kode Etik MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, TTD MOHAMMAD NUH Salinan sesuai dengan aslinya. Kepala Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, TTD Dr. Andi Pangerang Moenta, S.H.,M.H., DFM. NIP 196108281987031003