K E P U T U S A N KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA NEGERI SRIWIJAYA TANGERANG BANTEN NOMOR: Stb.01/SK/ 024 /2013 TENTANG

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DIRJEN PENDIDIKAN ISLAM KEMENTERIAN AGAMA NOMOR: DJ.I/814/2010 TENTANG

PERATURAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK NOMOR: 51/KEP/2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN DINAS PENDIDIKAN KOTA PONTIANAK

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL NOMOR : 001 K/70.RB/SJD/2011 TENTANG

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : PER-06/M.

SALINAN PERATURAN SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4/RB TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135); 5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor PER.1

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PRT/M/2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

4. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 06/PRT/M/2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM

MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 01/PM.9/2010 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 36 TAHUN 2011 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 /PM.4/2008 TENTANG

2011, No Peraturan Presiden Nomor 90 Tahun 2007 tentang Badan Koordinasi Penanaman Modal; 4. Peraturan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Moda

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-16.KP TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI PEMASYARAKATAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR : KEP. 125/DJ-PSDKP/2011 TENTANG

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN

2011, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEDOMAN PENINGKATAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK. 19 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI DI LINGKUNGAN BADAN SAR NASIONAL

2 2. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 140, Tambahan

2017, No Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4450); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Peg

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 25/PER/M.KOMINFO/12/2011 TENTANG

KEPUTUSAN SEKRETARIS MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 008-A/SEK/SK/1/2012 TENT ANG ATURAN PERILAKU PEGAWAI MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG

NOMOR 01tPM.2t2007 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DIREKTORAT JENDERAL ANGGARAN

PERATURAN WALI KOTA BONTANG NOMOR 51 TAHUN 2015 TENTANG KODE ETIK DAN KODE PERILAKU PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BONTANG

2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 124, Tambahan Lem

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR : Tahun 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 8 Tahun 2015 Seri E Nomor 4 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

KEPUTUSAN KEPALA DINAS LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR : 800/125/SK/SET-1/DLH

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36/PERMEN-KP/2017 TENTANG KODE ETIK PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL PERIKANAN

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik In

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI NOMOR: KI70/DJM.S/201 0 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DIREKTORAT JENDERAL MINYAK DAN GAS BUMI

BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

2017, No ); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republ

9. Kementerian adalah Kementerian Kelautan dan Perikanan yang selanjutnya disingkat Kementerian. BAB II TUJUAN, DAN RUANG LINGKUP Pasal 2

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KEDIRI

MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN NOMOR : PER-07/M.

RANCANGAN PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 83 TAHUN 2017 TENTANG

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

2017, No tentang Kode Etik Pegawai Badan Keamanan Laut; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembara

2017, No Perilaku Pegawai Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Neg

SOSIALISASI PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KESDM NOMOR 002.SJ TAHUN 2010 TENTANG KODE ETIK PNS SEKRETARIAT JENDERAL KESDM

BATAN PERATURAN KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL NOMOR : 113/KA/IV/2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI SINJAI PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 37 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL LINGKUP PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SINJAI

MENTERI NEGARA BADAN USAHA MILIK NEGARA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

2 Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik I

2013, No Menetapkan : 3. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI LEMBAGA SANDI NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI BADAN NARKOTIKA NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 8 Tahun : 2014

2016, No NonDepartemen, sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2013; 3. Peraturan Presiden Nom

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembar

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesi

2017, No Indonesia Nomor 75 Tahun 1999, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Ap

BAB I KETENTUAN UMUM

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepot

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P. 10 /Menhut-II/2012 TENTANG

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA NOMOR M.HH-02.KP TAHUN 2010 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI IMIGRASI

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR : / 4078 / 2015

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KEP. 76/MEN/SJ/2009 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN SEKRETARIAT JENDERAL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

3. Peraturan Pemerintah...

2017, No Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 142); 3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2015 tentang Kementerian Penday

SALINAN PERATURAN BUPATI PEKALONGAN NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PEKALONGAN

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 19 TAHUN 2014 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI DI LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

2017, No Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

KODE ETIK TENAGA KEPENDIDIKAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2014 NOMOR 9 SERI E

2016, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Kepala Badan ini yang dimaksud dengan: 1. Intelijen Negara adalah penyelenggara Intelijen

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.48/Menhut-II/2011 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KOTA BANDA ACEH NOMOR : 19 Tahun 2017 TENTANG KODE ETIK KHUSUS PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN BAPPEDA KOTA BANDA ACEH

BAB I KETENTUAN UMUM

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN WALIKOTA DENPASAR NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI NEGERI SIPIL KOTA DENPASAR WALIKOTA DENPASAR,

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 161/PMK. 01/2012 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

K E P U T U S A N KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA NEGERI SRIWIJAYA NOMOR: Stb.01/SK/ 024 /2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA NEGERI SRIWIJAYA KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA NEGERI SRIWIJAYA Menimbang : a. bahwa dalam rangka membina dan meningkatkan moral, etika dan profesionalitas pegawai STAB Negeri Sriwijaya Tangerang Banten dipandang perlu Kode Etik Pegawai; b. bahwa Kode Etik Pegawai sebagaimana dimaksud pada huruf a di atas merupakan upaya mewujudkan pegawai STAB Negeri Sriwijaya Tangerang Banten yang profesional, disiplin, bertanggung jawab dan berintegritas tinggi; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Kode Etik Pegawai di Lingkungan STAB Negeri Sriwijaya Tangerang Banten dengan Keputusan Ketua. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3041) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 15, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4263); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang Pembinaan Jiwa Korps dan Kode Etik Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4450); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135); 5. Peraturan Presiden Nomor 76 Tahun 2005 tentang Pendirian Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya Tangerang Banten; 6. Peraturan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 1989 tentang Perubahan Peraturan Menteri Agama Nomor 1 Tahun 1979 tentang Tata Cara Pelaksanaan Pengambilan Sumpah Jabatan/Pegawai Negeri Sipil dalam Lingkungan Departemen Agama; 7. Peraturan Menteri Agama RI Nomor 61 Tahun 2013 tentang Organisasi Tata Kerja Sekolah Tinggi Agama Buddha Negeri Sriwijaya Tangerang Banten;

8. Keputusan Menteri Agama Nomor 421 Tahun 2001 tentang Kode Etik Pegawai Departemen Agama; 9. Keputusan Menteri Agama Nomor 203 Tahun 2002 tentang Standarisasi Hukuman Disiplin berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1980 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil; 10. Keputusan Menteri Agama Nomor 492 Tahun 2003 tentang Pemberian Kuasa dan Pendelegasian Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian PNS di Lingkungan Departemen Agama; 11. Keputusan Menteri Agama Nomor 146 Tahun 2009 tentang Statuta STAB Negeri Sriwijaya Tangerang Banten; Memperhatikan : Keputusan Rapat Senat STAB Negeri Sriwijaya Tangerang Banten tanggal 01 Juli 2013 tentang Kode Etik Pegawai STAB Negeri Sriwijaya Tangerang Banten. M E M U T U S K A N: Menetapkan : KEPUTUSAN KETUA STAB NEGERI SRIWIJAYA TANGERANG BANTEN TENTANG KODE ETIK PEGAWAI STAB NEGERI SRIWIJAYA. PERTAMA : Menetapkan pemberlakuan Kode Etik Pegawai STAB Negeri Sriwijaya Tangerang Banten sebagaimana tersebut dalam Lampiran Keputusan ini. KEDUA : Kode Etik Pegawai STAB Negeri Sriwijaya Tangerang Banten sebagaimana dimaksud pada diktum PERTAMA, merupakan pedoman dan tuntunan perilaku yang harus dipatuhi oleh Pegawai STAB Negeri Sriwijaya Tangerang Banten. KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan ketentuan apabila di kemudian hari terdapat kekeliruan dalam Keputusan ini akan diubah dan diperbaiki sebagaimana mestinya. Tembusan: 1. Sekretaris Jenderal c.q. Kepala Biro Kepegawaian Kementerian Agama di Jakarta; 2. Inspektorat Jenderal Kementerian Agama di Jakarta 3. Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Buddha di Jakarta; Ditetapkan di Tangerang Pada Tanggal 27 Agustus 2013 Ketua, ttd Sapardi, S.Ag., M.Hum. NIP 19650609 199403 1 003

L A M P I R A N KEPUTUSAN KETUA SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA NEGERI SRIWIJAYA NOMOR: Stb.01/SK/ 024 /2013 TENTANG KODE ETIK PEGAWAI SEKOLAH TINGGI AGAMA BUDDHA NEGERI SRIWIJAYA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan: a. Pegawai adalah Pegawai Negeri Sipil termasuk Calon Pegawai Negeri Sipil, sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang PokokpokokKepegawaian sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999, juga termasuk di dalamnya adalah Pegawai Kontrak serta Dosen Luar biasa di Lingkungan STAB Negeri Sriwijaya Tangerang Banten; b. Kode Etik Pegawai, selanjutnya disebut Kode Etik adalah aturan perilaku yang menuntut pegawai berdisiplin sesuai dengan peraturan perundang-undangan, dan pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan pegawai dalam melaksanakan tugas dan fungsi serta pergaulan hidup sehari-hari. c. Majelis Kode Etik, selanjutnya disebut Majelis adalah lembaga non struktural di lingkungan STAB Negeri Sriwijaya Tangerang Banten yang diangkat oleh Ketua STAB Negeri Sriwijaya Tangerang Banten, mempunyai tugas Melakukan penegakan, pelaksanaan, pertimbangan serta penyelesaian pelanggaran Kode Etik. d. Pelanggaran Kode Etik adalah segala bentuk ucapan, tulisan atau perbuatan Pegawai yang bertentangan dengan Kode Etik. BAB II MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2 Maksud ditetapkannya Kode Etik Pegawai adalah tersedianya: a. Aturan sebagai pedoman sikap dan tingkah laku pegawai dalam melaksanakan tugas dan fungsi serta pergaulan hidup sehari-hari; b. Aturan untuk mengawasi dan mengevaluasi perilaku pegawai dalam menjalankan tugas dan fungsi serta pergaulan hidup sehari-hari. Pasal 3 Kode etik bertujuan untuk memberikan pedoman bagi seluruh pegawai dalam rangka: a. meningkatkan disiplin pegawai; b. menjamin terpeliharanya tata tertib; c. menjamin kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi; d. menciptakan dan memelihara perilaku yang profesional; e. meningkatkan kinerja dan citra pegawai; dan f. menciptakan lingkungan kerja yang nyaman dan kondusif.

BAB III KEWAJIBAN, LARANGAN, DAN SANKSI Pasal 4 Setiap Pegawai wajib: a. mengetahui dan mematuhi peraturan perundang-undangan dan peraturan kedinasan; b. mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan; c. menjunjung tinggi martabat, kehormatan, citra, dan kredibilitas pegawai negeri sipil; d. bersikapjujur dengan tetap memegang teguh rahasia negara dan rahasia jabatan; e. berpartisipasi dan mengikuti kegiatan keagamaan; f. menerapkan prinsip kehati-hatian, ketelitian, dan kecermatan dalam menjalankan tugas; g. berperilaku sopan dan santun dalam berhubungan dengan sesama pegawai, pengguna jasa dan masyarakat; h. berpakaian yang pantas, berpenampilan rapi dan sopan selama menjalankan tugas; i. memberikan informasi yang jelas, lengkap dan benar sesuai ketentuan kepada pengguna jasa, sesuai dengan kewenangannya; f. menjaga keselamatan diri dan rekan kerja dalam melaksanakan tugas; g. memelihara dan meningkatkan kekompakan, persatuan dan kesatuan korps pegawai negeri sipil STAB Negeri Sriwijaya Tangerang Banten; h. menghormati, mempercayai dan saling membantu serta bekerja sama sesama pegawai dalam melaksanakan tugas; i. melaporkan kepada atasan langsung apabila mengetahui adanya pelanggaran kode etik disertai dengan bukti-bukti; j. memberikan keterangan apabila diminta oleh Majelis dalam pemeriksaan dugaan pelanggaran kode etik. Pasal 5 Setiap pegawai dilarang: a. Menerima pemberian dan/atau hadiah dalam bentuk apapun, baik langsung maupun tidak langsung yang diduga atau patut diduga berhubungan dengan jabatan dan/atau pekerjaan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan tugas dan wewenangnya; b. Membocorkan informasi, rahasia negara, dan rahasia jabatan; c. Menyalahgunakan wewenang dan/atau jabatan dalam rangka memperkaya atau menguntungkan diri sendiri, golongan/kelompok atau pihak lain; d. Bersikap diskriminatif dan tidak sopan dalam memberikan pelayanan; f. Memberikan informasi dan data yang bukan kewenangannya kepada pihak luar; g. Memberikan pernyataan, laporan, surat atau informasi, yang merugikan organisasi STAB Negeri Sriwijaya Tangerang Banten; h. Mengakses, mengunduh, dan menyebarkan materi internet yang bertentangan dengan norma agama, kesusilaan dan peraturan perundang-undangan; i. Melakukan pekerjaan dan/atau aktivitas kedinasan untuk kepentingan pihak tertentu di luar jam kerja tanpa izin dari pejabat yang berwenang; j. Menggunakan nama pegawai dan/atau organisasi STAB Negeri Sriwijaya Tangerang Banten untuk kepentingan pribadi atau kelompok; k. Melakukan atau terlibat dalam kegiatan perjudian, menkonsumsi minuman beralkohol dan naza (narkoba dan/atau zata diktif lainnya); l. Melakukan perbuatan asusila antara lain melakukan pelecehan seksual dan melakukan perzinahan; m. Melakukan perbuatan yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan dalam pelaksanaan tugas. Pasal 6 Setiap Pegawai yang melakukan pelanggaran Kode Etik akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB IV PENELITIAN DAN PEMERIKSAAN Pasal 7 (1) Dugaan terjadinya pelanggaran Kode Etik diperoleh dari: a. Pengadaan tertulis dari pegawai, mahasiswa dan/atau masyarakat; b. Temuan atasan; c. Temuan aparat pengawas fungsional. (2) Setiap orang yang mengetahui adanya dugaan pelanggaran Kode Etik dapat menyampaikan pengadaan tertulis kepada atasan Pegawai yang diduga melakukan pelanggaran. (3) Penyampaian pengaduan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan dengan menyebutkan pelanggaran yang dilakukan, bukti-bukti terkait dan identitas pelapor. (4) Atasan pegawai yang mengetahui adanya dugaan pelanggaran wajib meneliti, menindaklanjuti adanya dugaan pelanggaran, dan menjaga kerahasiaan identitas pegawai dimaksud. (5) Atasan pegawai yang menerima pengaduan atau temuan sebagaimana tersebut pada ayat (2) wajib meneliti pengaduan atau temuan, menindaklanjuti adanya dugaan pelanggaran, dan menjaga kerahasiaan identitas pelapor dan terlapor. (6) Hasil penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) dituangkan dalam laporan tertulis dan diteruskan secara hirarki kepada pejabat yang berwenang. (7) Atasan pegawai yang tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) dapat dikenakan sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. BAB V MAJELIS KODE ETIK Pasal 8 (1) Majelis Kode Etik dibentuk sesuai dengan ketentuan yang berlaku. (2) Majelis Kode Etik bertugas melakukan pemeriksaan atas dugaan pelanggaran kode etik yang dilakukan pegawai; (3) Pemeriksaan atas dugaan pelanggaran Kode Etik dilakukan oleh Majelis secara tertutup dan ditulis dalam Berita Acara; (4) Keputusan Majelis disampaikan kepada pejabat yang berwenang memberikan sanksi. BAB VI PELAKSANAAN SANKSI Pasal 9 (1) Penjatuhan sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6, ditetapkan dengan Keputusan Pejabat yang berwenang memberikan sanksi. (2) Penyampaian Keputusan sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan: a. Oleh Pejabat yang berwenang dalam ruang tertutup kepada Pegawai yang bersangkutan dan diketahui Pejabat lain yang terkait dengan syarat pangkat pejabat tersebut tidak boleh lebih rendah dari Pegawai yang bersangkutan; atau b. Dapat dilakukan oleh pejabat yang berwenang atau pejabat lain yang ditunjuk melalui forum pertemuan resmi pegawai atau papan pengumuman. (3) Dalam hal tempat kedudukan Pejabat yang berwenang dan tempat Pegawai yang dikenakan sanksi berjauhan, Pejabat yang berwenang dapat menunjuk Pejabat lain dalam lingkungannya untuk menyampaikan Keputusan sanksi tersebut dengan syarat pangkat Pejabat tersebut tidak boleh lebih rendah dari Pegawai yang bersangkutan. (4) Dalam hal Pegawai yang dikenakan sanksi tidak hadir tanpa alasan yang sah pada waktu penyampaian Keputusan sanksi, maka dianggap telah menerima Keputusan sanksi tersebut.

Pasal 10 (1) Pegawai yang dikenai sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 wajib melaksanakan Keputusan sanksi selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja sejak menerima Keputusan tersebut. (2) Dalam hal Pegawai dikenai sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) poin a dilakukan dalam ruang tertutup oleh Pegawai yang bersangkutan dan hanya diketahui oleh Pejabat yang berwenang serta pejabat lain yang terkait dengan syarat pangkat pejabat tersebut tidak boleh lebih rendah dari Pegawai yang bersangkutan. (3) Dalam hal Pegawai dikenai sanksi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) point b disampaikan melalui antara lain: a. forum pertemuan resmi Pegawai, atau; b. papan pengumuman, atau; c. forum lain yang dipandang sesuai untuk itu. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 11 Kode Etik Pegawai ini wajib dijadikan pedoman oleh seluruh pegawai sebagai acuan dalam pelaksanaan tugas dan kehidupan sehari-hari dalam rangka mencegah terjadinya perilaku yang tidak etis, sehingga terwujud pegawai yang profesional, memiliki integritas baik dan berdedikasi tinggi. Pasal 12 Pelaksanaan Kode Etik dievaluasi setiap akhir tahun. Ditetapkan di Tangerang Pada tanggal 27 Agustus 2013 Ketua, ttd Sapardi, S.Ag., M.Hum. NIP.19650609 199403 1 003