PERFORMANSI TEKNOLOGI SEBAGAI PEMBENTUK RUPA DAN RUANG ARSITEKTUR. Syaifuddin Zuhri Staf Pengajar Jurusan Teknik Arsitektur UPN Veteran Jatim ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORERIKAL PENDEKATAN ARSITEKTUR ORGANIK PADA TATA RUANG LUAR DAN DALAM HOMESTAY DAN EKOWISATA SAWAH

KEPEKAAN MERUANG SEBAGAI STRATEGI PEMBELAJARAN DALAM PENDIDIKAN DISAIN INTERIOR. Syaifuddin Zuhri UPN Veteran Jawa Timur

HOME OF MOVIE. Ekspresi Bentuk BAB III TINJAUAN KHUSUS. Ekspresi Bentuk. III.1 Pengertian Tema. Pengertian Ekspresi, adalah :

Meng- abadi -kan Arsitektur dalam Rancangan Gedung Konser Musik Klasik Surabaya

Nama Matakuliah STRUKTUR DAN KONSTRUKSI BANGUNAN - 1

KONSEP RANCANGAN. Latar Belakang. Konteks. Tema Rancangan Surabaya Youth Center

APLIKASI REGIONALISME DALAM DESAIN ARSITEKTUR

ESTETIKA BENTUK SEBAGAI PENDEKATAN SEMIOTIKA PADA PENELITIAN ARSITEKTUR

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 06 KODE / SKS : KK / 4 SKS. Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar

PENGANTAR KONSTRUKSI BANGUNAN BENTANG LEBAR

PENGARUH PENEMPATAN CORE WALL DENGAN EKSENTRISITAS TERTENTU TERHADAP TITIK BERAT BANGUNAN PADA BANGUNAN TINGGI DI BAWAH PENGARUH BEBAN GEMPA

BAB III. Sport Hall/Ekspresi Struktur TINJAUAN KHUSUS. Laporan Skripsi dan Tugas Akhir. Pengertian Tema

Fasilitas Olah Raga dan Rekreasi di Jakarta BAB III TINJAUAN KHUSUS PROYEK

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan ilmu dan teknologi utamanya di dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Kampus Jurusan Teknik Arsitektur Universitas Bina Nusantara. yang Berhubungan dengan Arsitektur.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Perancangan

SATUAN ACARA PERKULIAHAN STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR 2 / 3 SKS

PENDEKATAN DESAIN PENCAHAYAAN FASADE BANGUNAN BERSEJARAH

BAB I PENDAHULUAN. meneruskan beban yang ditopang oleh pondasi dan beratnya-sendiri ke dalam tanah

MODUL-2 : PERANCANGAN ARSITEKTUR

KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PENGGUNAAN BETON BERTULANG TERHADAP KAYU PADA KONSTRUKSI KUDA-KUDA. Tri Hartanto. Abstrak

Meliputi pertimbangan secara detail terhadap alternatif struktur yang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Isi Laporan

1 MERANCANG TAMPAK DAN POTONGAN

Struktur dan Konstruksi II

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PUSAT SENI RUPA DI YOGYAKARTA DENGAN ANALOGI BENTUK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Latar Belakang

KAJIAN PENDEKATAN TEKTONIKA ARSITEKTUR TORAJA DALAM PERANCANGAN GEDUNG KESENIAN

Konstruksi Rangka. Page 1

BAGIAN III ARSITEKTUR MODERN AWAL

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat menuntut adanya sarana dan prasarana yang menunjang. Salah satu

Komposisi dalam Fotografi

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Studi Tipologi Bangunan Pabrik Gula Krebet. Kawasan Pabrik gula yang berasal dari buku, data arsitek dan sumber-sumber lain

ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR BANGUNAN

Wanita Subadra Abioso, Ir., M.T Halaman 1 dari 6

2.5.c Konsep Selembar kertas tipis dan datar tidak dapat menahan beban sendiri.

BAB 3 TINJAUAN KHUSUS TEMA

AGRO RESEARCH CENTER DI KOTAMOBAGU BIOMIMICRY

Fungsional Versus Estetika: Inkubasi dalam Rancangan TPA

REKAYASA PENULANGAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN SENGKANG VERTIKAL MODEL U

BAB III METODE PENELITIAN

Bentuk Analogi Seni Pertunjukan dalam Arsitektur

PUSAT INFORMASI PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN SULAWESI SELATAN DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR MODERN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehadiran bangunan ke dalam tanah (Schodek,1998). Bentuk struktur permukaan

BAB I PENDAHULUAN. dengan ilmu rekayasa struktur dalam bidang teknik sipil. Perkembangan ini

Geometri Ornamen pada Fasade Masjid Jami Malang

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Judul. 2. Pengertian Judul COMPUTER CENTRE

Memahami Pola Pembentuk Estetika Batik Cakar

EGYPTIAN ARCHITECTURE

Keselarasan antara Baru dan Lama Eks-Bioskop Indra Surabaya

Pola Fraktal sebagai Pemberi Bentuk Arsitektur Apartemen yang Menenangkan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini seiring dengan berkembangnya pengetahuan dan teknologi,

BAB 1 PENDAHULUAN. Metoda yang banyak digunakan dalam mendesain struktur beton bertulang

KISI-KISI SOAL PROFESIONAL UKG 2015

PEMBOROSAN BIAYA PEMBANGUNAN AK1BAT PENULANGAN YANG TIDAK SESUAI ATURAN TEKNIK. Tri Hartanto. Abstrak

BAB VII PEMBAHASAN MASALAH KERETAKAN PADA BETON. Beton merupakan elemen struktur bangunan yang telah dikenal dan banyak

STRUKTUR BANGUNAN BENTANG LEBAR :

PENGANTAR BANGUNAN BERTINGKAT

Bab 3. Tinjauan Khusus

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek Gambar 1.1. Diagram Kebutuhan Maslow

SISTEM STRUKTUR PADA BANGUNAN GEDUNG BERTINGKAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

EFISIENSI PEMANFAATAN MATERIAL BAMBU PADA PERANCANGAN BANGUNAN DI KAWASAN EKOWISATA MANGROVE WONOREJO DENGAN PENDEKATAN GEOMETRI

SISTEM STRUKTUR TUBE IN TUBE DAN PENERAPANNYA PADA BANGUNAN TINGGI. Permadi Dosen Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta

Metafora Akselerasi dalam Objek Rancang Sirkuit Balap Drag Nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.5 Metodologi Penelitian. 1.1 Latar Belakang. Metodologi yang digunakan untuk. Pembangunan sarana fisik di

BAB 5 KONSEP. Tema arsitektur biomorfik menggunakan struktur dari sistem dan anggota

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER

BAB VI KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KAJIAN TEORI Kajian Teori Penekanan / Tema Desain. Coworking Space) di Bandung ini adalah arsitektur

IMPLIKASI FAKTOR STRUKTURAL TERHADAP BENTUK BANGUNAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Jakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia tidak dapat lepas dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. (LKPP) adalah Lembaga Pemerintah yang dibentuk untuk mengatur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam lingkup sosio-kultural yang lebih sempit, salah satu manfaat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ILMU, TEKNOLOGI DAN SENI DALAM ARSITEKTUR. PENGANTAR ARSITEKTUR Minggu ke - 3

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SPACE FRAME (RANGKA RUANG) OLEH ;

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebagai denah khusus dengan tujuan pendalaman lebih pada kedua bidang

BANGUNAN BALAI KOTA SURABYA

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Lingkungan Sebagai Ide Dasar Pemikiran & Perancangan pada Gedung Olahraga dan Pusat Pembinaan PB. Suryanaga di Surabaya

struktur. Pertimbangan utama adalah fungsi dari struktur itu nantinya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STRUKTUR LIPATAN. Dengan bentuk lipatan ini,gaya-gaya akibat benda sendiri dan gaya-gaya luar dapat di tahan oleh bentuk itu sendiri

RESPON DINAMIS STRUKTUR BANGUNAN BETON BERTULANG BERTINGKAT BANYAK DENGAN VARIASI ORIENTASI SUMBU KOLOM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang


BAB III KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB II STUDI PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Potensi Kota Yogyakarta Sebagai Kota Budaya Dan Seni

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Pada bangunan tinggi tahan gempa umumnya gaya-gaya pada kolom cukup besar untuk

Kriteria Desain Fasade Pembentuk Karakter Visual Bangunan Universitas Tanjungpura

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Transkripsi:

PERFORMANSI TEKNOLOGI SEBAGAI PEMBENTUK Syaifuddin Zuhri Staf Pengajar Jurusan Teknik Arsitektur UPN Veteran Jatim ABSTRACT Architecture exploration is un-limited creation, which to do throw research of the elements of construct the architecture. The technology which one of the component of building give the specific architecture value. The research tried to invent the deep uniqe of technology of the architecture tipology. Discription metode can be hope to take the discription of architecture. The architecture knowledge can be research is the building facade tipology, the technology of construction and the technology of building materials. Key words : technology, facade, construction ABSTRAK Eksplorasi arsitektur yang tidak terbatas, hal ini dapat dilakukan melalui pengkajian terhadap aspek-aspek pembentuk arsitektur. Teknologi sebagai salah satu komponen pembentuk bangunan dapat memberikan citra arsitektur yang spesifik. Penelitian kali ini mencoba untuk menemukan keunikan yang masih terpendam tipologi teknologi terhadap arsitektur. Melalui metode deskripsi diharapkan akan didapatkan gambaran yang ada di dalam bentukan-bentukan arsitektur. Sedangkan pengetahuan arsitektur yang akan diteliti adalah tipologi tampak bangunan, konstruksi dan material bangunan yang digunakan. Kata kunci : teknologi, tampilan, konstruksi

JURNAL REKAYASA PERENCANAAN, Vol. 2, No. 1, Oktober 2005 PENDAHULUAN Arsitektur merupakan bagian dari kebudayaan manusia, berkaitan erat dengan berbagai segi kehidupan, seperti seni, teknik, ruang/tata ruang, sejarah, alam dan sebagainya. Dari segi teknik, arsitektur adalah sistim mendirikan bangunan, tentang proses perancangan, konstruksi, struktur, dalam hal ini menyangkut aspek dekorasi dan keindahan. Perkembangan arsitektur yang demikian pesat merupakan hasil interaksi antara kebudayaan manusia dan alam, seiring berkembangnya budaya manusia dalam hal teknologi dan material yang terus maju dan berkembang. Pemakaian teknologi besi dan baja pada bangunan sudah dimulai sejak awal abad XIX dengan Crystal Palace (1851) sebagai karya besarnya yang memadukan unsur kesederhanaan dan keanggunan dari pemakaian standarisasi dan kesatuan moduler dari elemen-elemen struktur, sehingga dicapai satu kesatuan bentuk dan ruang dari perpaduan konstruksi baja dan elemen konstruksi sebagai unsur dekorasi. Era Revolusi Industri pada rentang tahun 1880 hingga tahun 1890 terjadinya rasionalisasi terhadap bentuk dan penggunaan elemen-elemen pabrikasi dalam arsitektur. Setelah itu, penggunaan beton bertulang sebagai elemen pembentuk struktur bangunan mulai berkembang akhir abad XX semakin mempercepat perkembangan arsitektur, mencapai puncaknya pada pertengahan abad XX dimana teknologi tidak menjadi hambatan dalam mewujudkan bentuk arsitektur. Dikatakan bahwa bentuk dan ruang juga dapat tercipta dari suatu bentuk 3- dimensional dari pemakaian teknologi struktural. Globalisasi sistim ekonomi dan kecanggihan teknologi telah membuat homogenitas dari sistim tata nilai yang bersifat universal. Investasi modal asing maupun lokal yang semakin besar di bidang rekayasa arsitektur membawa serta resep-resep universalnya untuk memecahkan berbagai bentuk permasalahan arsitektur di Indonesia. Konsep arsitektur bangunan tinggi bersifat universal tersebut diterapkan seperti apa adanya, membentuk jati diri dan sisi kemandiriannya. Bangunan sebagai satu kesatuan fungsi mampu menunjukkan eksistensinya sebagai wadah tunggal yang penuh makna.

PERFORMANSI TEKNOLOGI SEBAGAI PEMBENTUK (Syaifuddin Zuhri) Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk melihat perkembangan karakter dan tipologi bentukan bangunan akibat pemanfaatan teknologi struktur dan material. TEORI Arsitektur tampil melalui obyeknya yang antara lain adalah bangunan. Dalam perkembangan arsitektur, penggunaan material, teknologi struktur, bahkan metode konstruksi memberikan kontribusi corak bangunan. Arsitektur muncul bila obyeknya mampu membangkitkan emosi tertentu terhadap, atau memberitahu ilmu dan seni yang tampil dalam dirinya ke pemakainya. Pembangkitan emosi akan hadir apabila obyek menyajikan minimal tiga bagian arsitektur, seperti kekokohan, kenyamanan/ ketergunaan dan estetika (Juan Pablo Bonta, 1979). Tektonika berperan sebagai mekanisme penyaluran beban dari gaya-gaya yang bekerja pada elemenelemen struktur dengan pengolahan bentuk yang menghasilkan potensi ekspresi bentuk yang mempunyai nilai seni dan mengekspresikan simbolik filosofis dari bangunan. Akhirnya, aspek tektonika ini pada bangunan (arsitektur) akan berlanjut pada penyelesaian elemen-elemen struktur, seperti pada kolom-kolom, dinding-dinding, balok-balok plat lantai atap, serta detil-detil bangunan. Sehingga akan dapat dihasilkan suatu bentuk-bentuk tektonika yang baik, yang disertai kepekaan terhadap material dan inovasi struktur serta ekspresi bangunan. Hubungan struktur konstruksi dengan arsitektur dibedakan menjadi 2 (dua) yakni (pertama) sebagai elemen untuk mewujudkan rancangan dan hanya berfungsi sebagai elemen untuk meneruskan beban, (ke-dua) sebagai struktur yang ter-integrasi dengan fungsi dan bentuk. Sebagai elemen rancangan, elemen struktur berfungsi mempertegas dan memperkuat keberadaan ruang dimana aktifitas berlangsung, sedang elemen struktur sebagai elemen untuk meneruskan beban adalah untuk mempertegas kekuatan dan kekokohan bangunan untuk mendukung eksistensi bangunan. METODE PENELITIAN Metode pendekatan yang dilakukan dalam menguraikan dan meneliti permasalahan ini adalah dengan

JURNAL REKAYASA PERENCANAAN, Vol. 2, No. 1, Oktober 2005 menggunakan metode kualitatif melalui pendekatan analisis tipologi. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, maka metode yang dipakai adalah metode diskriptif, yaitu metode yang mencari jawaban permasalahan dengan cara menguraikan dan menjelaskan halhal yang ditemukan / ada di lapangan. Penelitian deskriptif yang berusaha menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data, menyajikan data, menganalisis dan menginterprestasikan secara sistematis dan akurat (Suryabrata, 1998). HASIL DAN BAHASAN Teknologi dalam Arsitektur Teknologi sebagai aspek teknik yang mempunyai ciri simbolik yang representatif, dimana perwujudan bentuk dicapai dengan penerapan teknologi bangunan yang memenuhi persyaratan teknis bangunan, seperti stabilitas (bisa bediri) dan kekuatan (mampu menahan gaya-gaya yang bekerja). Pada sisi kreatifitas, pengolahan bentuk elemen pembentuk teknologi harus disertai dengan pengenalan yang baik dan benar pada karakter material bangunan, sehingga aspek tektonika dalam karya arsitektur menjadi lebih kreatif dan kaya makna untuk mencapai keseimbangan bentuk (arsitektur). Arsitektur tidak lagi mengambil bentuk sculptural abstrak yang mengadopsi beton sebagai material utama bangunan. Bahan-bahan pabrikasi seperti metal, aluminium, baja tahan karat dan kabel-kabel baja dapat ditonjolkan baik pada ruang dalam maupun ruang luar, yang mengintegrasikan bahan, struktur, sistem dan sub sistem struktur, konstruksi dan dekorasi dalam bentuk arsitektur yang indah dan berkarakter khusus (Schueler & Wolfgang). Ciri khas arsitektur techno-arthistic adalah elemen-elemen teknologi bangunan dan material di-exposed dan menjadi bagian dekoratif. Unsur metal dengan dinding kaca dan kerangka metal membentuk bidang tampilan façade yang menjulang berwarna biru lembut yang kontras dengan lingkungan sekitarnya. Membentuk Rupa Arsitektur Gedung dengan bentuk geometri yang rumit akan memberikan respon struktur yang spesifik, hal ini bisa kita lihat pada beberapa penerapan teknologi struktur yang dipakai. Dengan ekspresi struktur yang demikian kuat

PERFORMANSI TEKNOLOGI SEBAGAI PEMBENTUK (Syaifuddin Zuhri) akan memberikan nilai-nilai tertentu pada bangunan. Elemen-elemen pembentuk struktur bangunan sebagai pembentuk disain dengan konteks struktur akan membentuk ruang 3 (tiga) dimensi, yang mencakup massa dan isi, dimana ruang terbentuk sebagai ruang diantara dua massa yang berbeda dan berperan sebagai spasi atau ruang antara (buffer space). Perwujudan bentuk massa bangunan dibedakan, seperti: Kubus sebagai massa yang dilambangkan oleh struktur yang monolitis. Pelat yang berbaring atau berdiri dilambangkan oleh struktur pelat dinding sejajar. Batang yang tegak/berbaring dilambangkan struktur rangka. Pola yang dibentuk oleh konfigurasi struktural mempunyai hubungan erat dengan pola yang dibentuk berdasarkan poengaturan fungsional. Pola geometris dasar juga bisa dibentuk oleh sistim tumpuan vertikalnya (dinding, kolom) maupun sistim pendukung horisontalnya (Antoniades, 1992). Geometri dan dimensi masing-masing unit struktur dapat tersusun pada gedung tergantung persyaratan terprogram gedung. Keduanya saling mempengaruhi satu sama lain untuk membentuk komposisi yang paling cocok. Elemen struktur (balok, kolom, dinding) dapat diletakkan pada sisi-sisi bidang geometri. Gb.1 : Ekspresi penggkayaan tampilan bangunan dengan memakai teknologi Estetika bangunan dapat dicapai dari semua tampilan, baik melalui elemen-elemen arsitektural, struktur ataupun elemen-elemen struktur. Melalui elemen struktur dapat ditampilkan melalui cara struktur yang terlihat (exposed structure) dan struktur yang tersembunyi (non-exposed structure). Struktur terlihat (exposed structure) memiliki karakteristik seperti bentuk yang dihadirkan merupakan pencerminan ekspresi dari sistim

JURNAL REKAYASA PERENCANAAN, Vol. 2, No. 1, Oktober 2005 mekanisme panyaluran gaya-gaya dan bentuk memperlihatkan bentuk wujud struktur secara total yang berkaian dengan aspek arsitektural (proporsi, irama dan keseimbangan). Struktur tersembunyi (non-exposed) memberikan ciri-ciri, bahwa bentuk bangunan tidak dipengaruhi oleh struktur sehingga tampilan struktur disembunyikan atau ditutupi material lain, seperti dinding-dinding yang melingkupi bangunan. Membentuk Ruang Arsitektur Ruang yang ekspresif merupakan suatu perjumpaan manusia dengan arsitektur, berupa penghayatan ruang beserta pembatas dan pelengkap-nya. Arsitektur, sebagai seni atau ilmu merancang bangunan (baca: teknologi). Dengan kata kata lain, bahwa kehadiran arsitektur tidak mungkin tanpa kehadiran dan sumbangan luar biasa dari teknologi. Dimana elemenelemen struktur dipadu menjadi satu kesatuan bentuk yang indah dan kuat, sehingga tercipta satu kesatuan yang luas dan efisien dalam penggunaan bahan bangunan untuk mendapatkan tuntutan kebutuhan ruang yang luas, seperti gedung Olah Raga, stadion atau ruang-ruang sidang. Elemen-elemen struktur, seperti kolom, dinding, balok atau (struktur/rangka) atap dapat dipadukan menjadi kesatuan bentuk yang mengacu pada penguasaan teknologi dan pengetahuan dari struktur dan material. Efek kesatuan bentuk ini akan ter-ekspresi didalam ruang dalam sehingga penerapan teknologi akan mampu memperindah ruang dalam dan menyatu dengan bidang atau elemen arsitektur yang lain. Menurut Lin, T.Y, salah satu style arsitektur techno artistic yang tidak lagi memandang arsitektur sebagai suatu bentuk sculptural abstrak yang berkesan monumental dari bahanbahan masif (beton). Bahan-bahan pabrikasi seperti metal, baja, kabel baja dapat ditonjolkan pada bentuk dan ruang, sehingga bahan, struktur, sistim dan sub-sistim struktur, konstruksi dan dekorasi secara integral menampilkan bentuk arsitektur yang indah dan berkarakter.

PERFORMANSI TEKNOLOGI SEBAGAI PEMBENTUK (Syaifuddin Zuhri) Gb.2 : Ekspresi struktur pendukung bangunan membentuk rupa arsitektur Eksplorasi Kreatifitas Heath, Tom (1984) dalam Method in Architecture bahwa meletakkan kesadaran ruang agar digunakan secara kreatif oleh segenap komponen pelaku pembentuk ruang, diperlukan partisipasi kreatif (creative participation) yang melibatkan seluruh rentang kemampuan dari setiap orang (arsitek). Arsitektur, tidak hanya untuk dilihat, tetapi yang terpenting adalah makna kehadiran didalamnya. Ia menarik kita pada kedalamannya dan melibatkan kita dalam berbagai pengalaman dengan setiap orang yang bergerak didalamnya. Dalam berbagai macam hubungan manusia, adalah suatu tugas bagi orang-orang yang aktif untuk menciptakan kekuatan kreatif serta mengembangkan sikap mampu menerima kreatifitas (Sutrisno, IAI). Kekuatan perancang (arsitek) dalam memperkuat dan menyuburkan ide-ide kreatif dalam pikiran kolektif masyarakat, dan berfungsi sebagai penghubung untuk mencari bentukbentuk arsitektur yang dapat meningkatkan kekuatan dramatiknya. Ketika ber-arsitektur (Romo Mangunwijaya dalam Sutrisno, IAI), seni dan teknologi merupakan analogi bersatunya jasmani dan rohani yang merupakan satu kesatuan tunggal. Kesatuan antara keduanya menciptakan esensi lain, apabila kedua komponen tersebut dipadukan, lewat bahasa gatra dan ruang, dengan garis dan bidang, dengan bahan material dan suasana tempat, dengan nurani dan tanggung jawab, yang akan menghadirkan sesuatu yang lebih tidak hanya soal efisiensi-teknis dan fungsional bertahan diri secara fisik belaka. Seiring dengan perkembangan budaya global, berlangsung pula arsitektur global. Teori-teori dasar arsitektur dan konstruksi seperti kolom, balok, dinding, komposisi, perbandingan panjang-lebar bangunan sudah tidak diindahkan lagi (Sutrisno,

JURNAL REKAYASA PERENCANAAN, Vol. 2, No. 1, Oktober 2005 IAI). Hal ini akibat dari perkembangan teknologi terutama konstruksi yang sudah demikian luas, sehingga hal-hal yang tidak bisa dicapai pada masa lalu pada masa sekarang sudah menjadi tidak terbatas. Penerapan Struktur dalam Bangunan Penerapan sistem struktur dalam bangunan memegang peranan yang tidak kecil dalam mewujudkan tampilan bangunan. Pertimbangan pemilihan sistem struktur, seperti beban, dinding, atap bahkan lantai mempunyai karakter tersendiri yang harus disatukan dalam satu kesatuan bangunan secara utuh. Komposisi bidang dan garis yang dibentuk komponen stuktur akan diperkuat dengan komponen material yang dapat divisualisasikan secara utuh yang bersama-sama mengacu pada konteksnya. Gb.3 : Konfigurasi struktur dinding dan atap yang menyatu dalam secara utuh SIMPULAN Dari pembahasan diatas dapat digambarkan, bahwa: Pola tatanan bangunan cenderung tidak formal lebih banyak menggunakan pola-pola garis, baik lurus maupun lengkung dengan penempatan yang searah dengan konteks pembebanan bangunan. Potensi garis dan bidang yang dibentuk struktur tampil apa-adanya (exposed) dan menyatu dengan komponen pembentuk bangunan lainnya, seperti dinding atau atap. Material bangunan lebih banyak diexposed atau tampil apa-adanya. Meskipun teknologi bangunan dapat memberikan andil dalam bangunan, tetapi kreatifitas, kecintaan berkarya tetap merupakan andil utama dalam menghasilkan karya arsitektur bermutu tinggi. PUSTAKA Antoniades, A.C., 1992, Poetics of Architecture, Theory of Design, Van Nostrand Reinhold, New York. Heath, Tom, 1984, Method in Architecture, John Willey & Sons Ltd, New York. Bentuk Struktur Bangunan Dalam Arsitektur Modern, terjemahan oleh Sutrisno IAI, dari Structure & Form In Modern Architecture.

Schueler & Wolfgang, Highrise Building Structure. Lin, T.Y., Structural Concept And System For Architect And Engineers, NY, USA. Bonta, Juan Pablo, (1979) Architecture and Its Interpretation, New York : Rizzoli.. PERFORMANSI TEKNOLOGI SEBAGAI PEMBENTUK (Syaifuddin Zuhri)