Miftahur Rohmah dan Ety Tejo Dwi Cahyowati Universitas Negeri Malang

dokumen-dokumen yang mirip
KATA KUNCI : LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KONTEKSTUAL, PERMUTASI DAN KOMBINASI

Kata kunci : Lembar Kerja Siswa (LKS) berbasis kontekstual, Permutasi dan Kombinasi

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BUKU SAKU MATERI LUAS PERMUKAAN BANGUN RUANG UNTUK JENJANG SMP

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA UNTUK PEMBELAJARAN YANG MENGGUNAKAN MODEL GROUP INVESTIGATION PADA MATERI RELASI DAN FUNGSI

PENGEMBANGAN STUDENT S WORKSHEET DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI PELUANG UNTUK SISWA SMP KELAS IX BILINGUAL. Abstrak

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BILANGAN BULAT DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL UNTUK SISWA KELAS IV SD/MI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN LKS MATEMATIKA MENGGUNAKAN STRATEGI PEMECAHAN MASALAH POLYA MATERI KELILING DAN LUAS LINGKARAN KELAS VIII SEMESTER II SMP

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. bagian tersebut akan diuraikan sebagai berikut.

Oleh : Qomaria Amanah Mahasiswa S1 Pendidikan Matematika Universitas Negeri Malang

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATERI TRIGONOMETRI UNTUK SISWA SMA KELAS X DENGAN METODE PENEMUAN TERBIMBING SKRIPSI OLEH TANTRI IKA YULANDARI

Oleh: P E Teja Purnamadewi Mahasiswi Jurusan Matematika FMIPA UM

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA POKOK BAHASAN ATURAN PANGKAT, AKAR, DAN LOGARITMA UNTUK SMA KELAS X DENGAN PENDEKATAN PENEMUAN TERBIMBING

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MELATIH KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA TULIS SISWA DI KELAS VIII

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING UNTUK MEMFASILITASI KEMAMPUAN KONEKSI SISWA SMP/MTs

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA UNTUK MODEL PEMBELAJARAN GRUP INVESTIGASI PADA MATERI TRIGONOMETRI KELAS XI IPA MA MUHAMMADIYAH I MALANG

MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR MELALUI METODE KONTEKSTUAL

BAB V PEMBAHASAN DAN DISKUSI HASIL PENELITIAN. A. Pembahasan Tentang Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Dosen Pembimbing I : Dra. Dinawati Trapsilasiwi, M.Pd Dosen Pembimbing II : Dr. Hobri, S.Pd., M.Pd

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu pilar upaya

PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING YANG DAPAT MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII-G SMP NEGERI 7 MALANG ARTIKEL

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. A. Deskripsi Waktu Pengembangan Perangkat Pembelajaran

I. PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan kemajuan zaman. Pendidikan juga merupakan salah

LAMPIRAN A. A3. Surat Permohonan Izin Validasi Perangkat Pembelajaran. A4. Surat Keterangan Validasi Perangkat Pembelajaran

Rasiman 1, Wahyu Widayanto 2. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBANTUAN MEDIA MANIPULATIF DENGAN PENDEKATAN INKUIRI UNTUK SISWA SMP KELAS VIII MATERI LINGKARAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA HASIL PENGEMBANGAN. define, design, develop, dan disseminate. Namun dalam pelaksanaannya,

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan Van den Akker (1999:3-5) tujuan penelitian pengembangan bisa

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

BAB I PENDAHULUAN. digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL DENGAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KEBERHASILAN PENGAJARAN REMEDIAL KELAS VIII

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi Pendidikan Matematika OLEH :

Pendekatan Kontekstual (CTL) dalam KTSP pada Pembelajaran di SD

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Helen Martanilova, 2014

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN SCIENTIFIC PADA MATERI FUNGSI DI KELAS VIII SMP NEGERI 8 LANGSA SKRIPSI.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian penembangan yaitu suatu penelitian

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 21 MALANG PADA MATERI BANGUN RUANG

PENERAPAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND

BAB. I PENDAHULUAN. Hilman Latief,2014 PENGARUH PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA GAMBAR MATEMATIKA BERBASIS REALISTIK UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR

MUSLIKA 49. Kata Kunci : REACT, Hasil Belajar. 49 Muslika, S.Pd adalah Guru di SMP Negeri 1 Mumbusari Jember

Suheni Dwi Cahyati Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bab 1 ini tentang pendahuluan yang terdiri dari beberapa sub bab,

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, masyarakat dan pemerintah, melalui kegiatan bimbingan,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dengan pendekatan kontekstual dan model pembelajaran probing prompting pada

Oleh: Sulistyowati SD Negeri 02 Karangrejo Tulungagung

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan (development

BAB III METODE PENGEMBANGAN

RUSMI HARTATIK SMP Negeri 1 Sumberrejo Bojonegoro

PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN METODE COURSE REVIEW HORAY (CRH) UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SISWA

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

ZULFA SAFITRI A54F100040

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP) UNIVERSITAS PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA UNP KEDIRI 2015

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hasil dari masing-masing analisis yang telah dilakukan.

UPAYA MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING SISWA KELAS VIIIC

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nur Inayah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN BUKU SAKU VOLUME KUBUS, BALOK, DAN LIMAS SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK SISWA SMP

ABSTRAK. Oleh: Wahyuning Triyadi, Aminuddin P. Putra, Sri Amintarti

Kata Kunci: Keaktifan, Model Pembelajaran Kontekstual Dengan Strategi TANDUR

PENGGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE KEPALA BERNOMOR TERSTRUKTUR (KBT) DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP

Kata Kunci: instrumen penilaian, benar-salah, kemampuan berpikir tingkat tinggi, dinamika rotasi, kesetimbangan tegar

Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa Materi Garis dan Sudut dengan Pendekatan Inquiry Berbantuan Software Wingeom

BAB III METODE PENELITIAN. pengembangan atau Research and Development (R&D). Menurut. dengan pendekatan problem solving pada materi himpunan untuk

III. METODE PENGEMBANGAN. prosedur pengembangan yang terdiri atas (a) studi pendahuluan, (b) desain dan

BAB I PENDAHULUAN. muncul karena ia membutuhkan sesuatu dari apa yang dipelajarinya. Motivasi

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN. A. Proses Pengembangan Perangkat Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan salah satu dari sekian banyak mata pelajaran yang

Imro ati 49. Kata Kunci : kooperatif, jigsaw,menulis resensi buku pengetahuan. 49 Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia SMPN 1 Puger Kabupaten Jember

BAB II LANDASAN TEORI. Secara umum pengertian pembelajaran adalah seperangkat peristiwa yang

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN MEDIA GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENGENAL JENIS-JENIS PEKERJAAN SISWA KELAS III SDN KECAMATAN BANYAKAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 2006, Standar Isi, Hlm. 19 2

Alifa Hamiim Farida, Rini Nurhakiki Universitas Negeri Malang

Penerapan Pembelajaran Kontekstual Dengan Tutor Sebaya Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 11 Bengkulu

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil utama dari penelitian dan pengembangan ini adalah modul berbantuan

METODE PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN PELAJARAN PKN SISWA KELAS IX-7 SMP NEGERI 8 TEBING TINGGI.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa SMP kelas VIII ini


UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN METODE TWO STAY TWO STRAY PADA SISWA SMP NEGERI 10 PADANGSIDIMPUAN.

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

BAB I PENDAHULUAN. perubahan sikap serta tingkah laku. Di dalam pendidikan terdapat proses belajar,

ARTIKEL ILMIAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI AGUSTUS, Euis Sugiarti : Mahasiswa FKIP Universitas Jambi Page 1

PENERAPAN METODE STAD PADA MATERI AJAR PENGGUNAAN ATURAN SINUS, COSINUS, DAN RUMUS LUAS SEGITIGA. Tino Santigiarti

Unesa Journal of Chemical Education ISSN Vol. 5, No. 2, pp May 2016

PENERAPAN MODEL RECIPROCAL TEACHING PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS VII SMPN 13 BIMA

PENERAPAN PEMBELAJARAN PENEMUAN TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 MALANG ARTIKEL OLEH JUMADI

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI SMP N 2 SEDAYU YOGYAKARTA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Kata kunci : Pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL), Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengembangan dengan model ADDIE (Analysis, Design, Develop, Implement,

Transkripsi:

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATERI KESEBANGUNAN DAN KEKONGRUENAN BANGUN DATAR MENGGUNAKAN MASALAH KONTEKSTUAL UNTUK SISWA KELAS IX SMPN 15 MALANG Miftahur Rohmah dan Ety Tejo Dwi Cahyowati Universitas Negeri Malang E-mail : mitha_rohmah@yahoo.com Abstrak: Tujuan pengembangan ini adalah menghasilkan Lembar Kerja Siswa (LKS) materi kesebangunan dan kekongruenan bangun datar untuk siswa kelas IX SMPN 15 Malang menggunakan masalah kontekstual yang valid. Prosedur yang dilakukan dalam mengembangkan LKS ini yaitu menerapkan 4 tahap,yaitu: (1) Tahap Analisis Situasi Awal, (2) Tahap Pengembangan Rancangan, (3) Tahap Penyusunan, (4) Tahap Penilaian. Hasil pengembangan berdasarkan validasi ahli diperoleh persentase aspek kontekstual 88%, aspek praktis 86% dan aspek efektif 85%. Hasil persentase masing-masing aspek telah memenuhi standar yang ditentukan, yaitu 70%. Selain itu, berdasarkan hasil uji coba kelompok kecil, siswa dapat mengerjakan seluruh LKS yang diberikan dengan perolehan rata-rata nilai 88, sehingga LKS yang dikembangkan telah memenuhi aspek kontekstual, praktis, dan efektif. Berdasarkan hasil uji coba kelompok kecil dan hasil validasi ahli, LKS yang dikembangkan dapat dinyatakan valid. Kata kunci : lembar kerja siswa (lks), masalah kontekstual, kesebangunan dan kekongruenan. Dalam mempelajari matematika, siswa harus memahami dan aktif membangun pengetahuan baru dari pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. Pada dasarnya pembelajaran membutuhkan komunikasi yang baik antara guru dan siswa. Tetapi pada kenyataannya pengajaran matematika di sekolah masih banyak yang didominasi oleh proses transfer pengetahuan dari guru ke siswa, dan proses seperti ini tidak selamanya dapat berjalan dengan lancar. Maka dari itu guru sebagai pendidik harus mampu memberikan suatu alternative pembelajaran bagi siswanya agar dapat memahami konsep-konsep yang diajarkan. Guru perlu mengembangkan kemampuan siswa untuk menerapkan pengetahuan dan ketrampilan siswa yang diperoleh di sekolah untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, siswa perlu diberi kesempatan dan fasilitas untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan pengetahuan dan ketrampilan matematika. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu guru matematika dan mengikuti kegiatan belajar mengajar guru di SMPN 15 Malang dikelas VIII, pembelajaran yang dilaksanakan di sekolah tersebut masih pembelajaran konvensional. Dimana siswa menjadi pasif pada saat proses belajar mengajar. Siswa hanya mendengarkan apa yang diajarkan oleh guru dan mengerjakan soalsoal. Materi awal matematika kelas IX adalah kesebangunan dan kekongruenan bangun datar. Pada subbab ini siswa masih saja banyak yang mengalami kesulitan. Kesulitan tersebut diantaranya adalah siswa masih sulit membedakan dua bangun datar yang sebangun atau kongruen dan menentukan perbandingan sisi-sisi yang bersesuaian pada dua bangun datar jika posisi salah satu bangun datar dibolak balik. Hal itu apabila dibiarkan, akan mempengaruhi dan berdampak buruk untuk pembelajaran siswa pada materi selanjutnya.

Selain itu, berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan beberapa siswa SMPN 15 Malang, penulis melihat kurang optimalnya penggunaan buku paket sebagai penunjang dalam proses belajar mengajar. Siswa diminta guru untuk banyak mengerjakan soal dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS). LKS yang digunakan, isinya juga masih berupa rangkuman materi, contoh soal dan latihan soal. Hal ini diakui siswa sendiri sangat membosankan jika harus menyelesaikan soal yang diberikan. Beberapa siswa juga mengatakan kurang memahami maksud materi dan soal-soal yang disajikan dan terkadang malas mengerjakan seluruh latihan karena salah satu alasannya penyajian LKS yang monoton dan kurang menarik. Padahal bahan ajar merupakan salah satu hal yang mendukung proses belajar mengajar. Tanpa adanya bahan ajar, siswa dapat mengalami kesulitan untuk memahami materi jika hanya mengandalkan penjelasan dari guru saja. Pembelajaran kontekstual adalah konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupannya sebagai anggota masyarakat (Nurhadi, 2009:15). Menurut Aqib (2013:4) Terdapat tujuh komponen pembelajaran yang mendasari penerapan pembelajaran kontekstual di kelas, yaitu: kontruktivisme (contructivism), bertanya (questioning), menemukan (inquiry), komunitas belajar (learning community), pemodelan (modeling), refleksi (reflection), dan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment). Pembelajaran kontekstual menurut Abdullah (2008 :3) dapat menciptakan kebermaknaan pengalaman belajar dan dapat meningkatkan prestasi akademik siswa. Pembelajaran kontekstual secara praktis menjanjikan peningkatan minat (ketertarikan) belajar siswa dari berbagai latar belakang serta meningkatkan partisipasi siswa dengan mendorong secara aktif dalam memberikan kesempatan kepada mereka untuk menerapkan pemahaman pengetahuan, mengkoneksikan dan mengaplikasikan pengetahuan yang telah mereka peroleh sehingga dapat meningkatkan pemecahan masalah matematik di kehidupan sehari-hari. Pendapat ini mengisyaratkan bahwa di dalam penerapan pembelajaran kontekstual, guru harus dapat merencanakan pengajaran yang dapat menciptakan pembelajaran matematika yang bermakna bagi kehidupan siswa agar mereka dapat menerapkan pengetahuan yang mereka kontruksi untuk menyelesaikan masalah matematika atau di luar matematika. Dalam pembelajaran kontekstual, siswa mempelajari konsep-konsep matematika yang dikaitkan dengan kehidupan lingkungan kesehariannya, dan dampak dari pengambilan ruang lingkup lingkungan sekitar ini akan memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap watak, sikap, dan pola pikir serta kemampuan siswa dalam menanggapi dan menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya. METODE LKS ini menggunakan model pengembangan menurut Mbulu (2004, 89-90) ada 4 tahap yaitu 1) Tahap Analisis Situasi Awal, peneliti mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar, 2) Tahap Pengembangan LKS, yang meliputi penentuan alokasi waktu dan spesifikasi produk LKS, 3) Tahap Penyusunan LKS, meliputi penulisan tujuan pembelajaran, penulisan soal, dan penyusunan kelengkapan LKS, 4) Tahap Penilaian LKS, meliputi penyusunan lembar validasi

dan angket siswa, validasi dilakukan oleh 3 validator, yaitu 1 dosen Matematika Universitas Negeri Malang dan 2 guru Matematika SMP. Pengembangan LKS ini akan dilakukan validasi isi dan empirik.validasi isi diperlukan penilaian dan tanggapan dari validator. Kemudian dilakukan validasi empirik yaitu diuji cobakan pada kelompok kecil (6 siswa SMPN 15 Malang). Data yang diperoleh berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif berupa tanggapan validator pada lembar validasi dan komentar siswa pada angket siswa. Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari lembar validasi, angket siswa, dan nilai hasil pekerjaan siswa mengerjakan LKS. Penilaian pada lembar validasi dan angket siswa menggunakan sistem poin 1 sampai 4. Untuk menentukan kevalidan LKS produk hasil pengembangan, digunakan teknik analisis data dengan formula sebagai berikut. Keterangan: p adalah prosentase tingkat kevalidan adalah jumlah skor penilaian adalah jumlah jumlah skor penilaian tertinggi Tabel 1. Jenjang Kualifikasi Kevalidan LKS diadaptasi dari Arikunto (2009: 245) Prosentase (%) Tingkat Kevalidan Keterangan Sangat Valid Tidak Revisi Valid Tidak Revisi Cukup Valid Tidak Revisi Kurang Valid Revisi Sangat Kurang Valid Revisi Selain analisa dari validator dan angket siswa, juga menggunakan analisa hasil pekerjaan siswa mengerjakan LKS I dan LKS II. Untuk LKS I maupun LKS II akan diambil dua nilai. Nilai yang pertama adalah nilai siswa mengerjakan soalsoal bagian kasus dan bagian berkelompok. Sedangkan nilai yang kedua diambil dari nilai siswa mengerjakan latihan soal. Penilaian hasil akhir dari ke empat nilai yang didapat dari LKS I dan LKS II adalah sebagai berikut. Total Nilai = Nilai 1 + Nilai 2 + Nilai 3 + Nilai 4 Nilai Akhir = Keterangan: Nilai Akhir adalah nilai total keseluruhan untuk LKS I dan LKS II Nilai 1 adalah nilai bagian kasus dan bagian berkelompok untuk LKS I Nilai 2 adalah nilai latihan soal untuk LKS I Nilai 3 adalah nilai bagian kasus dan bagian berkelompok untuk LKS II Nilai 4 adalah nilai latihan soal untuk LKS II HASIL Data diperoleh dari hasil validasi terhadap LKS yang dilakukan oleh 3 validator yang terdiri dari 1 dosen Jurusan Matematika Universitas Negeri Malang, 2 guru SMP. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 2. Selain itu data juga didapat dari hasil mengerjakan LKS dan jawaban siswa terhadap angket siswa. Data selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3 dan Tabel 4.

Tabel 2. Data Penilaian LKS dengan Menggunkan Masalah Kontekstual pada Materi Kesebangunan dan kekongruenan bangun datar untuk SMP Kelas IX NO ASPEK KRITERIA X 1 X 2 X 3 1 Kontekstual a. Mengangkat masalah sehari-hari yang dekat 3 3 4 dengan siswa dengan menggunakan salah satu konteks dari personal siswa, akademik, masyarakat, atau saintifik. b. Konteks yang digunakan di LKS sesuai 3 4 4 dengan konsep materi kesebangunan dan kekongruenan bangun datar. c. Mengkonstruk pengetahuan siswa terhadap 3 3 4 konsep kesebangunan dan kekongruenan bangun datar. d. Menekankan pemahaman dan penalaran siswa 4 4 4 dalam pemecahan masalah, bukan hafalan rumus. e. LKS memberi kesempatan kepada siswa untuk mampu mentransformasikan masalah riil ke dalam masalah matematika 3 4 3 f. LKS memberi kesempatan siswa merefleksi apa yang telah mereka pelajari. 3 4 4 2 Praktis a. Sasaran LKS jelas yaitu siswa kelas IX 4 4 4 b. Informasi yang disajikan dalam LKS jelas dan 3 3 3 mudah dipahami c. Bahasa yang digunakan sesuai dengan Ejaan 3 3 4 Yang Disempurnakan d. Penggunaan font (jenis dan ukuran) mampu 3 4 4 menimbulkan ketertarikan siswa untuk belajar e. Penggunaan layout dan desain tampilan mampu menimbulkan ketertarikan siswa untuk belajar 3 3 3 f. Layak digunakan guru dalam aktivitas belajar matematika di kelas 3 4 4 3 Efektif a. Sesuai dengan standar kompetensi yang telah 3 4 4 ditentukan b. Sesuai dengan kompetensi dasar yang telah 3 4 4 ditentukan c. Sesuai dengan indikator yang telah ditentukan 3 4 3 d. Sesuai dengan kebutuhan siswa 2 3 4 e. Menambah wawasan dan pengetahuan siswa tentang kesebangunan dan kekongruenan bangun datar 2 3 4 f. Memotivasi dan menimbulkan ketertarikan siswa untuk belajar kesebangunan dan kekongruenan bangun datar 3 4 3

g. Memudahkan guru untuk menyampaikan materi kesebangunan dan kekongruenan bangun datar h. Memudahkan siswa untuk memahami konsep kesebangunan dan kekongruenan bangun datar Keterangan: X 1 adalah validator 1, yaitu Bapak Drs. Sukoriyanto, M.Si X 2 adalah validator 2, yaitu Bapak Indra Ismaya, S.Pd X 3 adalah validator 3, yaitu Ibu Endang Sariningsih, S.Pd 3 4 4 3 4 4 Tabel 3. Data Hasil Pekerjaan Siswa Mengerjakan LKS I dan LKS II Sebagai Subjek Uji Coba No Subjek Uji Coba Total Nilai Nilai Akhir 1 345 86,25 2 369 92,25 3 361 90,25 4 352 88 5 342 85,5 6 345 86,25 Keterangan : Total Nilai = Nilai 1 + Nilai 2 + Nilai 3 + Nilai 4 Nilai Akhir = Tabel 4. Data Penilaian Siswa Terhadap LKS Materi Kesebangunan dan Kekongruenan Bangun Datar Menggunakan Masalah Kontekstual untuk SMP Kelas IX No Pernyataan 1 Saya mudah memahami informasi yang terdapat 3 3 3 3 4 4 pada LKS ini. 2 Saya mudah memahami apa yang diperintahkan 3 3 3 3 4 4 pada LKS ini. 3 Saya mudah memahami pernyataan yang terdapat 3 3 3 4 4 3 pada LKS ini. 4 LKS menimbulkan rasa keingintahuan saya akan 4 4 4 4 3 4 topik yang dipelajari. 5 LKS ini mendorong saya berinteraksi dengan 4 4 3 3 3 4 lingkungan. 6 LKS ini mendorong saya untuk membuat 3 3 4 3 3 3 kesimpulan secara runtut. 7 Saya senang belajar dengan LKS ini karena tampilannya menarik 4 4 4 3 4 4 Keterangan : : Subjek uji coba 1, yaitu Ning Widiasih : Subjek uji coba 2, yaitu Hesti Mega Oktavia : Subjek uji coba 3, yaitu Renanta Putra Oktaviar : Subjek uji coba 4, yaitu Dania Qoriiroh : Subjek uji coba 5, yaitu Julia Intan Maulidia : Subjek uji coba 6, yaitu M. Bagus Arifudin

PEMBAHASAN Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dikembangkan menggunakan masalah kontekstual, yaitu masalah yang dekat dengan kehidupan siswa. Adapun bagianbagian dari LKS yang dikembangkan antara lain: (1) KASUS, pada bagian ini siswa dapat mengidentifikasi kasus-kasus tentang masalah kontekstual yang berkaitan dengan kesebangunan dan kekongruenan bangun datar yang sudah dikenal siswa dalam kehidupan sehari-hari. (2) TAHUKAH KALIAN, pada bagian ini berisi arahan-arahan untuk membantu siswa memahami konsep kesebangunan dan kekongruenan bangun datar. Arahan-arahan disini berdasarkan masalah-masalah kontekstual yang berada dalam bagian kasus. (3) AKU TAHU, dalam bagian ini siswa dapat menemukan sendiri konsep tentang kesebangunan dan kekongruenan bangun datar melalui kasus dan pertanyaan kontekstual yang telah disajikan sebelumnya. (4) MARI BERDISKUSI, pada bagian ini siswa diberi kesempatan belajar kelompok untuk memecahkan beberapa permasalahan tentang kesebangunan dan kekongruenan bangun datar yang berkaitan dengan masalah sehari-hari yang biasa mereka temui. (5) MARI BERLATIH SOAL, pada bagian ini berisi soal-soal latihan yang masih berkaiatan dengan masalah kontekstual tentang kesebangunan dan kekongruenan bangun datar. Soal-soal ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh pemahaman siswa tentang materi yang diberikan. (6) REFLEKSI, pada bagian ini berisi pernyataan-pernyataan siswa berkaitan dengan konsep kesebangunan dan kekongruenan bangun datar yang telah mereka pelajari sebelumnya. Penyajian data dalam penelitian ini terdiri dari 2 macam, yaitu penyajian data hasil validasi LKS dan penyajian data hasil uji coba kelompok kecil. Penyajian data hasil validasi diperoleh dari lembar validasi. Sedangkan penyajian data hasil uji coba kelompok kecil diperoleh dari hasil pengerjaan LKS oleh siswa dan angket yang diisi oleh siswa uji coba. Berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh 1 dosen Jurusan Matematika Universitas Negeri Malang (pada tanggal 11 Juli 2013) dan 2 guru SMP (pada tanggal 12 Juli 2013 dan 15 Juli 2013) diperoleh hasil validasi yang ditampilkan pada Tabel 3. Dari Tabel 3 di atas diperoleh persentase untuk masingmasing aspek adalah 88% untuk aspek kontekstual, 86% untuk aspek praktis, dan 85% untuk aspek efektif. Hasil persentase masing-masing aspek telah memenuhi standar yang ditentukan, yaitu 70%. Sehingga LKS yang dikembangkan telah memenuhi aspek kontekstual, aspek praktis dan aspek efektif dan dapat dinyatakan valid. Masing-masing validator juga memberikan saran dan kritiknya untuk perbaikan LKS. Saran dan kritik validator ditampilkan pada Tabel 5. Tabel 5. Catatan/ Saran Validator Terhadap LKS dengan Menggunakan Masalah Kontekstual pada Materi Kesebangunan dan kekongruenan bangun datar untuk SMP Kelas IX No Nama Subjek Uji Kevalidan Catatan/ Saran 1 Drs. Sukoriyanto, M.Si Perlu ada judul kontekstual untuk setiap kasus. Perlu ada permasalahan kontekstual yang berupa cerita pendahuluan. Pemilihan warna harap perlu disesuaikan. 2 Indra Ismaya, S.Pd Tumbuhkan motivasi belajar melalui LKS dengan berbagai soal yang bervariasi dan berkarakter

minimal. Mengembangkan skap positif belajar melalui LKS dengan soal cerita dalam kehidupan seharihari. 3 Endang Sariningsih, S.Pd Contoh dan gambar benda dalam kesebangunan sudah sesuai. Untuk hal 7, ukuran foto sudah sebangun, untuk fotonya agar diperjelas atau dispesifikasikan pada saat yang sama. Misal foto pada saat SD dan SMP sudah berbeda. Pada Tabel 5 terdapat beberapa catatan dan saran yang diberikan masingmasing validator. Salah satu saran yang diberikan adalah Perlu adanya judul kontekstual untuk setiap kasus. Oleh karena itu, revisi dilakukan berdasarkan pada catatan dan saran yang diberikan oleh validator, setelah itu langsung dilanjutkan dengan uji coba kelompok kecil. Dengan menggunakan teknik analisis data hasil pengerjaan LKS siswa yang telah diuraikan pada metode dan berdasarkan Tabel 4, diketahui bahwa nilai keenam subyek uji coba memenuhi standar ketuntasan LKS yaitu lebih dari 76. Hal ini menunjukkan bahwa LKS dapat diterima siswa dan layak digunakan. Kelebihan LKS yang dikembangkan adalah sistematika penyajian materi yang diawali dengan permasalahan yang dekat dengan kehidupan siswa. Kemudian siswa diarahkan untuk menemukan sendiri konsep tentang kesebangunan dan kekongruenan bangun datar. Selain itu, LKS yang dikembangkan ini mempunyai tampilan yang menarik, sehingga siswa senang untuk mempelajari LKS tersebut dan secara tidak langsung juga mempengaruhi hasil belajar mereka. Pernyataan ini juga didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Ramelan (2008) menunjukkan bahwa adanya perbedaan hasil belajar siswa di kelas dengan metode pembelajaran konvensional dengan siswa di kelas dengan menggunakan metode pembelajaran kontekstual pada pembelajaran matematika. Dengan menerapkan pembelajaran kontekstual rata-rata ketuntasan belajarnya sebesar 87,5% dibanding rata-rata ketuntasan belajar kelas konvensional yang hanya sebesar 62,5%. Namun, masih terdapat beberapa kekurangan dalam pengembangan LKS ini. Kekurangan tersebut yaitu pengembangan yang dilakukan hanya sampai pada uji coba kelompok kecil, yaitu pada enam siswa SMP kelas IX. Uji coba kelompok sedang dan kelompok besar belum dilakukan sehingga belum diketahui tingkat keefektifannya. PENUTUP KESIMPULAN Berdasarkan hasil uji coba dapat disimpulkan bahwa produk pengembangan LKS dengan materi kesebangunan dan kekongruenan bangun datar ini valid dan dapat digunakan pada siswa kelas IX SMPN 15 Malang. Hal ini karena penilaian dari para validator, nilai siswa serta hasil angket siswa menunjukkan tanggapan yang positif. Dan berdasarkan analisis lembar validasi LKS dinyatakan valid dengan persentase untuk aspek kontekstual adalah 88% untuk aspek praktis adalah 86%, dan untuk aspek efektif adalah 85%. Dengan

produk LKS yang telah dikembangkan ini diharapkan siswa dapat lebih memahami materi kesebangunan dan kekongruenan bangun datar dengan baik. LKS yang telah dikembangkan ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa, terbukti dengan hasil uji coba keenam siswa dapat mengerjakan soal-soal pada LKS I dan LKS II dengan rata-rata perolehan nilai yaitu 88 yang berarti sudah memenuhi SKM yang ditentukan, yaitu 75. Hal itu dikarenakan menurut pendapat siswa LKS pengembangan ini menarik disertai gambar-gambar serta warna yang menarik siswa tidak seperti LKS yang biasa mereka dapatkan di sekolah. Pernyataan siswa ini didukung menurut Levie & Levie dalam Arsyad (2010:8) yang mereviu hasil-hasil penelitian tentang belajar melalui stimulus gambar dan stimulus kata atau visual dan verbal menyimpulkan bahwa stimulus visual membuahkan hasil belajar yang lebih baik untuk tugas-tugas seperti mengingat, mengenali, mengingat kembali, dan menghubung-hubungkan fakta dan konsep. Selain itu menurut hasil penelitian Mabel Rudisill dalam Sudjana (2007:13) mengenai gambar-gambar yang lebih disukai anak-anak, menunjukkan bahwa suatu penyajian visual yang sempurna realismenya adalah pewarnaan, karena pewarnaan pada gambar akan menumbuhkan kesan realistik. Oleh karena itu, penulis menyimpulkan bahwa penyajian LKS dengan gambar dan variasi warna didalamnya dapat menarik perhatian siswa, sehingga pada akhirnya hasil belajar siswa dapat meningkat. Saran Berdasarkan uraian di atas, berikut beberapa saran yang disampaikan oleh pengembang yaitu diharapkan guru SMP/MTs dapat memanfaatkan LKS menggunakan masalah kontekstual ini sebagai alternatif bahan ajar pada materi kesebangunan dan kekongruenan bangun datar, diharapkan hasil pengembangan LKS ini dapat digunakan sebagai salah satu contoh atau bahan pertimbangan dalam mengembangkan LKS yang mengacu pada pendekatan kontekstual, pengembangan LKS menggunakan masalah kontekstual ini hanya terbatas pada K.D 1.1. Oleh karena itu diharapkan adanya pengembangan LKS untuk seluruh K.D materi kesebangunan dan kekongruenan bangun datar kelas IX, pengembangan LKS ini hanya diuji cobakan pada kelompok kecil, sehingga disarankan untuk menguji cobakan pada kelompok sedang maupun besar untuk mengetahui tingkat keefektifan LKS yang dikembangkan. DAFTAR RUJUKAN Abdullah, Abdul Wahab. 2008. Analisis Kemampuan Siswa pada Mata Pelajaran Matematika Melalui Pembelajaran Kontekstual. Jurnal Penelitian dan Pendidikan, (Online), 5 (1): 1-12, (journal.ung.ac.id/filejurnal/msvol4no1/msvol4no1_7.pdf), diakses 1 Agustus 2013. Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar Evaluasi. Jakarta: Bumi Aksara. Aqib, Zainal. 2013. Model-Model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual(INOVATIF). Bandung: Yrama Widya. Mbulu, Joseph dan Suhartono. 2004. Pengembangan Bahan Ajar. Malang: Elang Mas. Nurhadi, dkk. 2004. Pembelajaran Kontekstual. Malang: Universitas Negeri Malang.

Ramelan, Rahman.2008. Penerapan Model Pembelajaran Kontekstual Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 3 Kota Manna. Jurnal Pendidikan Matematika, (Online), (blog.unsri.ac.id/userfiles/urut%25206%2520ganjil.doc), diakses 20 September 2012. Sudjana, Nana dkk. 2007. Media pengajaran. Bandung: Sinar Bayu Algensindo Offset. Tim Penulis. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Malang: Universitas Negeri Malang.

Artikel ilmiah oleh Miftahur Rohmah ini Telah diperiksa dan disetujui Malang, Agustus 2013 Pembimbing Dra. Ety Tejo Dwi Cahyowati, M.Pd NIP. 19620318 199002 2 001 Mahasiswa Miftahur Rohmah NIM. 908312408015

Artikel ilmiah oleh Miftahur Rohmah ini Telah diperiksa dan disetujui Malang, Agustus 2013 Pembimbing Dra. Ety Tejo Dwi Cahyowati, M.Pd NIP. 19620318 199002 2 001 Mahasiswa NrM. 9083124080is