Hak-hak dan Keadilan atas Lingkungan

dokumen-dokumen yang mirip
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN LUMPUR SIDOARJO

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN LUMPUR SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG TIM NASIONAL PENANGGULANGAN SEMBURAN LUMPUR DI SIDOARJO

IDENTIFIKASI BAHAYA B3 DAN PENANGANAN INSIDEN B3

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEDOMAN PENANGGULANGAN KEDARURATAN AKIBAT KECELAKAAN B3 DAN LIMBAH B3

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai padanan istilah bahasa Inggris Acute Respiratory Infection (ARI). Infeksi

LUPSI PERUBAHAN ANTAR WAKTU, BEDAH BUKU DR. BASUKI HADIMULJONO 127

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah dijelaskan

PENDAHULUAN BAB Latar Belakang Masalah

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Banjir lumpur panas Sidoarjo, dikenal dengan sebutan Lumpur Lapindo atau

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 48 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN ATAS

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN

BAB 1 : PENDAHULUAN. meningkat tinggi setelah aplikasi pestisida. Penggunaan bahan-bahan beracun itu pada

Paparan Pestisida. Dan Keselamatan Kerja

BAB III ANALISIS DAN KAJIAN YURIDIS MENGENAI EUTHANASIA DIPANDANG DARI SEGI HAM

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan tanaman perkebunan secara besar-besaran, maka ikut berkembang pula

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN LUMPUR SIDOARJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Kalender Doa Januari 2016

Institute for Criminal Justice Reform

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA R.I. NO.KEP. 187/MEN/1999 TENTANG PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DI TEMPAT KERJA MENTERI TENAGA KERJA R.I.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 01 TAHUN 2010 T E N T A N G PENYELENGGARAAN KESEJAHTERAAN SOSIAL BAGI PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL

Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bidang pertanian pestisida merupakan sarana untuk membunuh hamahama

PERNYATAAN UMUM TENTANG HAK-HAK ASASI MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dan memberikan pengaruh satu sama lain, mulai dari keturunan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Nama : Achmad Sofwan Yusuf Kelas : 3 ID02 NPM :

BAHAN KIMIA DI RUMAH

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 44 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN AKIBAT BENCANA DI KABUPATEN BLORA

BERBAGAI DAMPAK KEMACETAN DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENDAPATAN PETANI SAYUR

BAB I PENDAHULUAN. Perwujudan kualitas lingkungan yang sehat merupakan bagian pokok di

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KOALISI MASYARAKAT UNTUK KESEHATAN. Usulan Untuk Amendemen UUD 45 dan GBHN. Hak Terhadap Pelayanan Kesehatan 1

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat lereng Gunung Merapi. Banyaknya korban jiwa, harta benda dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kalender Doa April Berdoa Bagi Wanita Yang Sangat Miskin

BAB V PENUTUP. 1. Perlindungan Hukum Terhadap Pasien Miskin Menurut Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan jo.

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Studi beberapa..., Annisa Putri Handayani, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam, maupun faktor manusia yang

MENGIMPLEMENTASIKAN UPAYA KESEHATAN JIWA YANG TERINTEGRASI, KOMPREHENSIF,

I. PENDAHULUAN. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengkaji tentang faktor-faktor yang

Anggaran dari negara juga diperbolehkan untuk mengontrak rumah bagi korban, bantuan. Negara Ganti Rugi Korban Lumpur Lapindo RP 1.

b. Dampak Pencemaran oleh Nitrogen Oksida Gas Nitrogen Oksida memiliki 2 sifat yang berbeda dan keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan.

Mengapa disebut sebagai flu babi?

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai peranan yang penting dalam peningkatan produksi pertanian.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN [LN 1992/49, TLN 3480]

BAB I PENDAHULUAN. api pasifik (the Pasific Ring Of Fire). Berada di kawasan cincin api ini

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara

PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

BAB I PENDAHULUAN LINGKUNGAN SEKITAR KAWASAN INDUSTRI DI KECAMATAN SOLOKAN JERUK KABUPATEN BANDUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan akibat buruk merokok, baik secara langsung maupun tidak langsung.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR : 515 TAHUN : 2001 SERI : C PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 13 TAHUN 2001 TENTANG PENGENDALIAN LIMBAH

BAB I PENDAHULUAN. Tepat tanggal 29 Mei 2006 pukul WIB lumpur panas. menyembur dari sumur eksplorasi Banjar Panji-1 yang dikelola oleh Lapindo

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kota-kota seluruh dunia.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

Versi 27 Februari 2017

Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga

PT. BINA KARYA KUSUMA

DEKLARASI UNIVERSAL HAK-HAK ASASI MANUSIA

Tidak diumumkan sebelum 15 Februari Bekerja bersama untuk Mengembangkan cara Penyembuhan, Memajukan cara Perawatan, dan Menanamkan Harapan.

Percepatan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Dampak Sosial Ekonomi Lumpur Lapindo

PERATURAN MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2013 TENTANG BANTUAN SOSIAL BAGI KORBAN BENCANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Ide mengenai tanggung jawab sosial perusahaan atau yang dikenal sebagai

Keselamatan Penanganan Bahan Kimia. Kuliah 9

7. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2002 tentang Pembentukan Kabupaten Banyuasin di Provinsi Sumatera Selatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

RESUME PENGAWASAN K3 LINGKUNGAN KERJA MATA KULIAH: STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. Ditulis oleh: Yudy Surya Irawan

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG GANTI KERUGIAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHATAN

Tanggung Jawab Pengangkut di Beberapa Moda Transportasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PROPOSAL. Peringatan Lima Tahun Semburan Lumpur Lapindo Di Porong Sidoarjo. Minggu,29 Mei 2011 Di Tanggul Lumpur

N, 2015 PENGARUH PENGUNGKAPAN AKUNTANSI LINGKUNGAN TERHADAP KINERJA KEUANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PENGGUNAAN KEKUATAN DALAM TINDAKAN KEPOLISIAN

DEKLARASI UNIVERSAL HAK-HAK ASASI MANUSIA. Diterima dan diumumkan oleh Majelis Umum PBB pada tanggal 10 Desember 1948 melalui resolusi 217 A (III)

No. kuesioner. I. Identitas Responden 1. Nama : 2. Umur : 3. Pendidikan : 4. Lama Bekerja : 5. Sumber Informasi :

Petunjuk Keselamatan Umum Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro Pedoman berikut dibuat untuk meminimalkan atau menghilangkan bahaya di

PROSEDUR KESIAPAN TANGGAP DARURAT

PENJELASAN PERATURAN DAERAH PROPINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2004 TENTANG KETENAGAKERJAAN

Bencana Baru di Kali Porong

KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA R.I. NOMOR : KEP. 187 / MEN /1999 T E N T A N G PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA DI TEMPAT KERJA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA

PAPARAN PESTISIDA DI LINGKUNGAN KITA

Lembaran Data Keselamatan Bahan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2006 TENTANG PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang optimal yang setinggi-tingginya sebagai investasi sumber daya manusia yang produktif

BAB. Kesehatan Lingkungan

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki

Transkripsi:

34 4 Hak-hak dan Keadilan atas Lingkungan Dalam bab ini: halaman Tragedi gas beracun Bhopal... 36 Memperjuangkan hak dan keadilan... 37 Bagaimana bahan beracun masuk ke tubuh kita... 40 Kisah: Perjuangan korban LuSi (Lumpur Sidoarjo)... 40 Mengusahakan perubahan... 42 Resiko yang dapat diterima? Bagi siapa?... 43

35 Hak-hak dan Keadilan atas Lingkungan Setiap orang di semua komunitas mempunyai hak untuk hidup sehat, dan hak untuk menikmati lingkungan yang sehat dan aman. Sayangnya hak-hak ini seringkali tidak dihormati. Banyak orang yang menderita gangguan kesehatan yang parah disebabkan oleh tidak terpenuhinya kebutuhan dasar dan akibat adanya bahan-bahan beracun dan berbahaya dalam jumlah berlebihan. Yang paling menderita adalah mereka yang berstatus rendah berdasarkan suku bangsa, etnis, agama, jenis kelamin, kelas sosial, kasta, tingkat kemiskinan, atau karena alasan lainnya. Merekalah yang lebih dulu menderita, dan paling berat beban penderitaan. Perjuangan untuk hidup dalam lingkungan yang sehat, aman, produktif, dan menyenangkan yang dilakukan oleh komunitas masyarakat yang hak-haknya kurang dihargai oleh para penguasa seringkali disebut perjuangan untuk meraih keadilan atas lingkungan. Ada banyak kisah-kisah dari seluruh dunia tentang kelompok masyarakat yang diperlakukan tidak adil akibat tragedi-tragedi kesehatan lingkungan, sama banyaknya dengan kisah-kisah yang dapat diceritakan oleh lembaga masyarakat yang berusaha melindungi dan mempertahankan hak-hak mereka atas kesehatan dan keadilan lingkungan segera sesudah tragedi-tragedi ini terjadi. Bab ini akan menceritakannya.

36 hak-hak dan keadilan atas lingkungan Tragedi Gas Beracun Bhopal Pada malam hari tanggal 3 Desember 1984 di kota Bhopal, India, terjadi sebuah tragedi mengerikan. Sebuah pabrik pestisida yang berlokasi di sekitar daerah miskin dan padat di Bhopal membocorkan berton-ton gas racun ke udara. Sistim tanda bahaya (alarm) di pabrik itu sedang dimatikan sehingga masyarakat sekitar tidak mendengar suara peringatan bahaya apa pun. Salah satu orang yang selamat, Aziza Sultan, menceritakan: Saya terbangun malam hari karena suara batuk anak saya. Ruangan dipenuhi asap putih. Saya dengar orang-orang berteriak Lari! Lari! Kemudian saya mulai batuk dan setiap tarikan napas terasa panas, seperti bernapas dalam api. Satu lagi yang selamat, Champa Devi Shukla, mengingat: Orang-orang baru saja bangun dan berlari dengan pakaian seadanya, bahkan tanpa pakaian sama sekali. Mereka hanya berpikir bagaimana menyelamatkan diri mereka dan yang mereka cintai, jadi mereka lari saja. Rasanya seseorang telah memasukkan banyak cabe merah ke dalam tubuh saya, air mata saya keluar, hidung saya berair, mulut saya berbusa. Malam itu gas racun membunuh banyak orang. Setelah 3 hari, jumlahnya mencapai 8.000 orang yang meninggal. Tapi ini bukan akhir dari tragedi, melainkan baru awalnya. Lebih dari 20 tahun kemudian, lebih dari 20.000 orang meninggal akibat racun yang sudah terserap di dalam tubuh mereka. Banyak orang yang mengindap penyakit-penyakit mengerikan, seperti sakit waktu bernapas dan kesulitan bernapas, batuk yang terus-menerus, demam, tangan dan kaki mati rasa, perasaan lemas, takut, depresi, dan kanker. Anak-anak dan cucu-cucu dari mereka yang selamat banyak yang menderita cacat lahir, termasuk lumpuh layu, pertumbuhan yang lambat, dan banyak masalah kelainan reproduksi dan kelainan sistem syaraf. Lebih dari 150.000 orang menderita akibat gas beracun yang bocor malam itu di Bhopal.

M e m per j ua n g k a n Ha k da n K e a d i l a n Memperjuangkan Hak dan Keadilan Sampai saat ini, lokasi bocornya gas beracun belum benar-benar dibersihkan dan sisa-sisa reruntuhan pabrik menjadi semacam tugu peringatan dari tragedi yang mematikan itu. Timbunan bahan kimia beracun masih menumpuk dan dibiarkan di udara terbuka, dan air tanah di bawah kota sudah mengandung racun. Banyak orang tidak pernah mendapatkan pelayanan medis yang memadai. Karena itulah, masyarakat Bhopal tidak menganggap tragedi itu sebagai sesuatu yang hanya terjadi di masa lalu, tetapi sebagai tragedi yang terus berlangsung dan harus mereka hadapi setiap hari. Pabrik pestisida itu dimiliki oleh suatu perusahaan multinasional (sebuah perusahaan besar yang beroperasi di banyak negara) bernama Union Carbide. Mereka yang selamat dari tragedi itu tahu bahwa tidak benar kalau hidup mereka menjadi begitu menderita akibat kejadian tersebut. Masyarakat yang menjadi korban tidak punya uang untuk mengobati penyakitnya atau untuk mengobati anggota keluarga mereka yang sudah tidak dapat bekerja lagi. Mereka ingin perusahaan bertanggung jawab, tetapi Union Carbide mengatakan bahwa tragedi itu terjadi karena kelalaian seorang pekerja pabrik sehingga mereka menolak untuk bertanggung jawab. Seperti halnya orang-orang yang memperjuangkan hak dan keadilan, mereka yang terkena dampak tragedi Bhopal ini tahu bahwa kondisi mereka yang miskin membuat masalah mereka bukan hanya semakin buruk tetapi kemiskinan adalah alasan yang paling besar sehingga tragedi ini sampai terjadi. keadilan untuk Bhopal Bhopal, jangan terulang! Hentikan Bencana Bahan Kimia! 37

38 hak-hak dan keadilan atas lingkungan Mengapa tragedi ini terjadi? Tragedi Bhopal, dulu mau pun sekarang, adalah peristiwa mengerikan yang seharusnya tidak boleh terjadi. Tetapi, bagaimana pun juga hal ini tidak mengherankan. Kegiatan Tapi mengapa...? dapat membantu memahami akar penyebab tragedi Bhopal. Mengapa begitu banyak orang terluka akibat tragedi kimia itu? Karena pabrik terletak di bagian kota yang padat dan miskin. Tapi mengapa pabrik itu berlokasi di sana? Karena perusahaan dan pemerintah tidak peduli pada kesejahteraan warga miskin. Di seluruh dunia, perusahaan-perusahaan membangun pabrik-pabrik pembuat polusi, limbah beracun, dan proyek-proyek industri berbahaya lainnya dilokasi tempat tinggal orang-orang yang tertekan oleh kemiskinan dan berstatus rendah. Dengan cara ini, negara-negara miskin dan komunitas miskin menjadi tempat pembuangan limbah bagi industri-industri beracun, produk beracun, dan polusi beracun. Itulah alasannya mengapa menjaga lingkungan yang sehat bukan hanya mengenai bagaimana kita mengganti produk yang kita gunakan dan bagaimana kita membuangnya, tetapi juga bagaimana kita semua menentang penguasa yang menyalahgunakan kekuasaannya dan bagaimana masyarakat yang paling rentan ini disudutkan serta menanggung penderitaan gangguan kesehatan. Tapi mengapa perusahaan Amerika membuat pestisida di India? Karena di India mereka bisa mendapat keuntungan lebih besar. Tapi mengapa mereka bisa mendapat keuntungan lebih besar? Karena upah pekerja lebih murah dan mereka bisa mengabaikan kesehatan dan keamanan pekerja dan masyarakat di sekitarnya. Tapi kenapa pemerintah Amerika dan India membiarkan mereka tidak bertanggung jawab atas kejadian ini?

Memperjuangkan Hak dan Keadilan 39 Kampanye internasional untuk keadilan di Bhopal Mereka yang selamat dari kebocoran gas di Bhopal bersatu untuk menarik perhatian terhadap penderitaan mereka dan menuntut tanggung jawab perusahaan. Mereka mengadakan aksi mogok makan dan menolak makan sampai permohonan mereka diperhatikan. Mereka berjalan 750 km (466 mil) tanpa makan dan minum menuju ibukota negara bagian. Mereka juga berjalan ke ibukota negara untuk menuntut keadilan. Para wanita mendirikan tenda di depan kantor pejabat pemerintah negara bagian dan berkemah di sana selama 3 bulan. Setiap hari dari fajar sampai petang mereka mengutarakan tuntutannya. Beberapa tahun setelah tragedi itu, pengadilan memerintahkan Union Carbide untuk membayar 470 juta dolar Amerika kepada pemerintah India. Jangan ada lagi! Ini memang kemenangan besar, tapi tidak cukup. Sebagian besar uang itu tidak pernah sampai kepada yang penderita yang berhak. Tak lama kemudian Union Carbide dijual ke perusahaan multinasional lainnya bernama Dow Chemical. Dow Chemical juga menolak bertanggung jawab atau untuk membantu para penderita memperoleh pengobatan. Baik pemerintah India, tempat di mana tragedi itu terjadi, maupun pemerintah Amerika, tempat kedudukan kedua perusahaan itu, mau menggiring para pejabat tinggi perusahaan yang bertanggung jawab atas tragedi itu ke pengadilan. Mereka yang selamat dari tragedi itu mengorganisir kampanye internasional untuk melanjutkan perjuangan mereka meraih keadilan. Mereka menggalang dukungan dengan para mahasiswa, kelompok-kelompok lingkungan, dan lembaga hak-hak azasi manusia. Dengan dukungan dari banyak orang di seluruh dunia, mereka menuntut keadilan ke kantor pusat Union Carbide dan Dow Chemical Company. Mereka juga menjadi inspirasi bagi yang lain untuk melakukan mogok makan dan kegiatan lainnya agar penderitaan mereka diperhatikan. Disamping itu mereka dapat membantu para keluarga mereka, mengatur perawatan kesehatan mereka sendiri (lihat halaman 345), membantu para korban tragedi beracun lainnya, dan mereka berhasil terus hidup. Teriakan dalam rangkaian kampanye yang menuntut keadilan di Bhopal ini adalah Jangan sampai ada Bhopal lainnya!. Tujuan mereka adalah untuk mencegah terjadinya tragedi lingkungan seperti ini di masa depan. Dengan membuat perjuangannya menjadi perjuangan internasional, mereka memberi pelajaran penting bagi semua orang di seluruh dunia mengenai dampak jangka panjang paparan racun. Mereka yang selamat dari Bhopal menunjukkan bahwa kecelakaan industri dapat terjadi setiap saat, dan bahwa warga miskin selalu lebih menderita dibanding yang lainnya. Perjuangan mereka menuntut hak dan keadilan ini menjadi contoh bagi lembaga komunitas dimana-mana.

40 hak-hak dan keadilan atas lingkungan Bagaimana Bahan Beracun Masuk ke Tubuh Kita Makan dan minum (dicernakan) Bernafas (penghirupan) dan Melalui kulit (penyerapan) Semakin lama seseorang terpapar (kontak langsung dengan) suatu bahan kimia beracun, akibatnya makin berbahaya. Di Bhopal, ribuan orang terpapar sekaligus akibat menghirup gasnya dan yang menempel di kulit mereka. Ini adalah tragedi yang tidak terduga. Karena tragedi bahan kimia tidak dibersihkan dan bahan kimianya tersebar luas ke seluruh daerah di sekitar pabrik, racunnya merembes ke tanah dan ke dalam airtanah di bawah kota. Saat ini, setelah beberapa tahun sejak kejadian, orang masih meminum air yang mengandung racun. Inilah bagian dari tragedi yang terus berlanjut. Baik dalam paparan racun berskala besar seperti yang terjadi di Bhopal atau paparan kecil seperti racun di dalam cat, bahan pelarut, atau produk biasa lainnya, langkah pertama yang harus dilakukan adalah segera menjauh dari bahan kimia itu, atau jauhkan bahan-bahan tersebut dari Anda sehingga paparannya hanya sedikit. Setelah itu, lakukan usaha untuk mencegah agar tidak terpapar lagi. (Lebih jauh mengenai gangguan kesehatan akibat bahan kimia beracun, lihat Bab 16.) Perjuangan Korban LuSi (Lumpur Sidoarjo) Akibat kelalaian perusahaan minyak dan gas bumi PT Lapindo Brantas, lumpur panas menyembur dari sumur Banjar Panji-1 di desa Renokenongo, kecamatan Porong, Sidoarjo - Jawa Timur pada tanggal 29 Mei 2006. Sejak itu semburan lumpur mencapai 150.000 m3 setiap harinya. Tiga tahun kemudian, semburan lumpur yang sudah meluas belum berhasil dihentikan dan korban dari masyarakat yang tinggal di 15 desa-desa di sekitar sumur tersebut masih harus memperjuangkan hak mereka, menuntut tanggung jawab Lapindo, perlindungan dan keadilan pemerintah. Dari aliran lumpur yang dirasakan oleh para korban hingga hari ini, ada kemungkinan bencana semburan ini masih akan berlangsung puluhan tahun mendatang. Selama 3 tahun luapan lumpur panas telah menimbulkan 13 korban jiwa, 14 luka-luka, 1 orang hilang dan setidaknya 21 ribu jiwa lebih atau 3.500 KK mengungsi, 12 desa dan + 350 ha lahan pertanian terendam lumpur, serta 23 bangunan sekolah dan tak kurang 20 perusahaan yang beroperasi di sekitar lingkungan harus di tutup.

bagaimana bahan beracun masuk ke tubuh kita 41 Kerusakan lingkungan disertai dengan dampak sosial, ekonomi, kesehatan, dan kebudayaan sangat dirasakan masyarakat. Selain angka pengangguran yang meningkat akibat kehilangan pekerjaan, lumpur panas ini juga telah melumpuhkan transportasi jalan tol Gempol Surabaya yang berakibat kerugian bagi perusahaan-perusahaan jasa angkutan, transportasi, dan ekonomi lainnya. Kerugian yang diperkirakan mencapai angka Rp 33,27 triliun terdiri dari biaya penanganan sosial, pembersihan lumpur, perbaikan kerusakan ekologi, gangguan pertumbuhan ekonomi, pemulihan bisnis dan ekonomi, biaya kehilangan kesempatan (jangka waktu sangat pendek) dan ketidakpastian ekonomi akibat eskalasi dampak. Masyarakat kehilangan rumah, tanah milik, sumberdaya, matapencaharian, hubungan sosial-budaya dan harta. Mereka juga dihadapkan pada peningkatan resiko kesehatan yang ditimbulkan dari pemaparan logamlogam berat seperti arsenik, kadmium, kromium dan merkuri serta senyawa organik Polycyclic Aromatic Hydrocarbons (PAH) dan gas Hydrogen Sulfide (H2S). Pemaparan secara kronis dapat menimbulkan kanker dan penyakitpenyakit lainnya dalam jangka waktu 5 sampai 10 tahun mendatang. Berbagai kelompok korban Lusi sudah berulang kali berunjuk rasa di Surabaya dan Jakarta menuntut Lapindo dan Pemerintah segera membayar ganti rugi. Tapi setelah proses yang berlarut-larut dan janji palsu Lapindo kepada masyarakat, banyak korban yang belum menerima apa-apa dari perusahaan itu. Perjuangan mereka masih panjang. Upaya hukum dilayangkan oleh Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) melawan enam pihak, di antaranya Pemerintah Indonesia cq Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan PT Lapindo Brantas Incorporated yang intinya adalah menuntut hak-hak ekonomi, sosial dan budaya para korban yang tidak terpenuhi akibat pemerintah dan Lapindo gagal melaksanakan kewajiban hukumnya untuk melindungi dan memenuhi hak masyarakat. Pemerintah pun dianggap telah melanggar Undang-Undang 11/2005 tentang pengesahan Perjanjian Internasional atas Hak-hak Ekonomi, Sosial dan Kebudayaan ( International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights). Setelah melewati tahap persidangan yang panjang, diakhir Mei 2009 pengadilan Mahkamah Agung Indonesia telah menguatkan putusan di tingkat Pengadilan Negeri Sidoarjo dan Pengadilan Tinggi Jawa Timur dengan menolak semua gugatan secara keseluruhan dan membebaskan pemerintah dan Lapindo dari gugatan perdata atas kasus lumpur Lapindo di Sidoarjo. Majelis menilai pemerintah telah mengeluarkan kebijakan yang diperlukan untuk menangani semburan lumpur yang terjadi sejak Mei 2006 dengan cara membentuk tim terpadu penanggulangan lumpur. Sedangkan PT Lapindo dinilai telah mengeluarkan banyak uang, di antaranya Rp1,6 triliun untuk para pengungsi dan untuk menangani semburan lumpur serta untuk membayar biaya jatah hidup untuk para pengungsi. Selain itu pengungsi juga sudah diungsikan ke Pasar Porong dengan angkutan yang disediakan Lapindo. Lapindo juga telah membayar biaya kontrak rumah para pengungsi dan menanggung biaya sekolah anak-anak para korban. Namun ganti rugi belum diselesaikan. Banyak korban menyatakan mereka hanya menerima sebagian dari ganti rugi yang dijanjikan dan disepakati. Skema pembayaran 20:80 persen itu tidak pernah melihat pemenuhan janji setelah 20% ganti rugi diterima. Kasus ini masih terus berlanjut dan ratusan keluarga masih terlantar hingga pertengahan Juli 2009.

42 hak-hak dan keadilan atas lingkungan Mengusahakan perubahan Mereka yang selamat dari Bhopal menginspirasi semua orang di seluruh dunia untuk bertindak demi memperjuangkan hak dan keadilan atas lingkungan dengan cara mengorganisir komunitas mereka agar berusaha untuk tetap sehat dan sejahtera. Prinsip-prinsip organisasi untuk mengurangi bahaya dari bahan kimia beracun telah terbukti bermanfaat: Menghindari racun dalam kehidupan sehari-hari. Gunakan bahan kimia yang tak beracun sebagai bahan pembersih di rumah, di lembaga, atau di tempat kerja (baca halaman 372 sampai 374). Jangan gunakan pestisida kimia atau pupuk kimia di halaman, memakan makanan yang ditanam tanpa bahan kimia, dan cucilah sayuran dan buah sampai bersih sebelum dimakan (lihat Bab 14). Kemungkinan besar kita terpapar racun di lingkungan sekitar, maka kita harus memaksa pemerintah untuk berhenti memberi ijin kepada perusahaan-perusahaan memaparkan racun kepada warga masyarakat, terutama pada mereka yang rentan. Bersatu mencegah polusi. Gunakan beberapa bentuk aksi yang berbeda untuk mencegah terjadinya tragedi beracun, termasuk aksi mogok makan, aksi duduk, dan demonstrasi di jalan, selain juga aksi teaterikal, menggunakan media, internet, dan bentuk komunikasi lainnya untuk mengajarkan masyarakat. Jika sebuah pabrik melakukan polusi, carilah cara-cara lain agar karyawan tetap mempunyai mata pencarian karena semua orang memerlukan pekerjaan dan penghasilan. Memaksa perusahaan melakukan pembersihan. Meski hal ini sulit dicapai, menuntut perusahaan membersihkan tumpahan racunnya adalah bagian penting dari setiap perjuangan demi hak atas lingkungan yang sehat. Masyarakat setuju, meski perusahaan tidak setuju, bahwa perusahaan harus ikut bertanggungjawab untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan memperbaiki setiap kerusakan yang ditimbulkan. Menekan pemerintah untuk standar keselamatan yang lebih baik. Sayangnya kebanyakan pemerintah lebih melindungi laba perusahaan daripada melindungi rakyatnya. Bila perusahaan memandang standar keselamatan sebagai biaya yang tak terhindarkan, dan bukannya sebagai suatu bentuk tanggung jawab, maka hal ini akan memicu adanya ketidakadilan atas lingkungan dan mengarah pada tragedi lingkungan. Pemerintah harus mengubah prioritasnya untuk melindungi semua orang, terutama mereka yang paling rentan. Jika pemerintah melindungi kesehatan dan lingkungan kita sebagaimana saya melindungi keluarga, kita semua akan menjadi lebih sehat. Mengubah cara industri memproduksi sesuatu. Pabrik Union Carbide di Bhopal membuat pestisida untuk mengendalikan hama tanaman pangan. Tapi sebenarnya ada banyak cara lain untuk mengendalikan hama dibanding menggunakan bahan kimia. Malahan, cara lain lebih aman dan merupakan cara yang lebih berkelanjutan untuk dilakukan dibanding menggunakan bahan kimia. Mengapa industri dibolehkan meracuni kita sementara kita tidak boleh menentukan cara untuk memproduksi sesuatu?

bagaimana bahan beracun masuk ke tubuh kita 43 Resiko yang dapat diterima? Bagi siapa? Industri dan pemerintah seringkali melakukan pembenaran bagi resiko kerusakan lingkungan, bahkan untuk tragedi seperti yang terjadi di Bhopal, dengan mengatakan bahwa sejumlah resiko tertentu dapat diterima sebagai biaya pembangunan. Biasanya ini berarti bahwa masyarakat yang paling sensitif terhadap perubahan dikorbankan demi kelangsungan keuntungan yang biasa diperoleh perusahaan. Untuk sebagian besar masyarakat, hal ini tak dapat diterima. Mengejar keuntungan bukanlah pembenaran untuk melakukan begitu banyak kerusakan dan pelanggaran hak-hak masyarakat untuk hidup sehat dalam lingkungan yang sehat. Jika perusahaan Union Carbide atau pemerintah India sudah menjalankan prinsip-prinsip pencegahan (lihat halaman 32), mungkin tragedi gas beracun di Bhopal tidak akan terjadi. Menuntut tindakan pencegahan Tindakan pengamanan dapat mengurangi kerusakan. Tetapi meski tindakan pengamanan dilakukan, selalu ada saja resiko di pabrik-pabrik industri. Jika resiko ini tak dapat dihindari, maka paling tidak resiko ini harus dibagi rata dan jangan berdampak hanya pada kaum miskin. Dalam jangka panjang, sektor industri harus dikelola sedemikian rupa agar keamanan dan keberlanjutan industri dinilai lebih tinggi daripada keuntungan yang besar. Untuk mencapai ini, kita harus menuntut perusahaan untuk bekerja lebih aman dari biasanya, dan bahwa pemerintah harus membuat mereka bertanggungjawab dengan menyusun dan menegakkan peraturan yang mengutamakan kesehatan dan lingkungan. Satu cara untuk meningkatkan keadilan lingkungan bagi semua orang adalah dengan menuntut para pemimpin kita dan mereka yang berkuasa untuk membuat keputusan berdasarkan prinsip tindakan pencegahan. Menuntut pencegahan! Pabrik yang berasap...... dapat berubah menjadi senjata yang berasap.