RAGAM DAN INOVASI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI INDONESIA (Kajian terhadap Model-Model Pendidikan Anak Usia Dini)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

IMPLEMENTASI INOVASI PADA MODEL-MODEL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI TAMAN PENGASUHAN ANAK (TPA) SERAMA KEMENTERIAN KESEHATAN RI

PENDIDIKAN TPA & KB. Martha Christianti

Pendidikan TPA/ KB. Eka Sapti C

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah:

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) DI KABUPATEN ACEH TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I. Pendahuluan. usia tersebut otak anak tidak mendapat rangsangan yang maksimal, maka potensi otak anak

BUPATI LAMANDAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMANDAU NOMOR 19 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara.

BUPATI ALOR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

Oleh : Badru Zaman, M.Pd PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PERAN PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN PAUD DI INDONESIA. Annisa Meitasari Wahyono

BAB I PENDAHALUAN. Pendidikan Anak Usia Dini Taman Kanak-kanak merupakan. sekarang ini, salah satu upaya ke arah tersebut adalah Pendidikan Anak Usia

BAB I PENDAHULUAN. hlm 3. 1 Suyadi, Manajemen PAUD, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2011),

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

Berdasarkan UU Nomor 20/2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional (sisdiknas), disebutkan dalam pasal 1 ayat (14), Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Anak adalah aset bangsa yang paling berharga. Karena anak adalah

BAB I PENDAHULUAN. cepat di berbagai aspek perkembangannya dalam rentang perkembangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia anak-anak merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, karena

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan kognitif ini berisikan akal, pikiran, dan lain-lainnya seperti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Vera Nurfadillah, 2014 Optimalisasi Peran Orangtuapekerja Dalam Pembentukan Kemandirian Anak Usia Dini

I. PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas, Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memerlukan proses yang panjang sehingga perlu di awali sejak usia anak masih

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang dikehendaki tanpa menghiraukan faktor-faktor tenaga, waktu, pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. Masa kanak-kanak dari usia 0-8 tahun disebut masa emas (golden age)

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KONSEP DASAR PENDIDIKAN PAUD. Oleh: Fitta Ummaya Santi

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dalam kehidupan seseorang baik dalam keluarga ataupun. masyarakat. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk

e-journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Dasar (Volume 3 Tahun 2013)

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SENTRA BALOK DI PAUD ISLAM MAKARIMA KARTASURA TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP)

PENERAPAN IPTEKS. Pendidikan Anak Usia Dini Bagi Ibu Yang Bekerja Di Luar Rumah. Kamtini

Ngatmini, M.Pd., Ekie W,S.Pd., Suhartatik, Nailis S, Mada AI

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

-3- Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN dan BUPATI HULU SUNGAI SELATAN MEMUTUSKAN :

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003). Dari bagian-bagian itu tidak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG TAHUN 2015 NOMOR 1 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTAENG NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

PENDEKATAN PENGEMBANGAN KURIKULUM 1. Arah atau Sasaran Kurikulum PAUD Kurikulum diarahkan pada pencapaian perkembangan sesuai dengan tingkatan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

WALIKOTA SOLOK PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA SOLOK NOMOR 15 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 sebagai Bibit Perkembangan PAUD di Indonesia. Mela Nugradini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Astriana Rahma, 2014

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU - PAUD JURUSAN PEDAGOGIK FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. sebagai usaha mengoptimalkan potensi-potensi luar biasa anak yang bisa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indra Dwi Handoko, 2013

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut yang diselenggarakan baik formal, informal

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. atau usia dini dimana pada masa ini adalah masa penentuan. karakter usia dini yang salah satunya adalah masa berkelompok anakanak

BAB I PENDAHULUAN. Zamrud Khatulistiwa ini merdeka. Selama itu pula ibu pertiwi ini mengisi kemerdekaannya

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S.

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tahun-tahun pertama kehidupan anak atau yang sering dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pengembangan Program Pembelajaran Di PAUD

BAB I PENDAHULUAN. menuntut semua pihak dalam berbagai bidang dan sektor pembangunan untuk

BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

PENGEMBANGAN MODEL POS PAUD KELILING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia yang unggul merupakan aset yang paling berharga bagi

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan atau golden age (Slamet. Suyanto, 2005: 6). Oleh karena itu pendidikan pada masa ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Metode Pembiasaan Dalam Menumbuhkan Karakter Kemandirian Anak Usia Dini 5-6 Tahun Di Lingkugan Keluarga

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. tersebut perubahan tidak akan terjadi dan tujuan tidak akan tercapai. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai salah satu syarat tujuan pembangunan. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Muhammad Zaenudin As, 2016 UPI Kampus Serang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci utama dalam perkembangan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYELENGGARAAN KELOMPOK BERMAIN DI KB IDAMAN DESA SOGU KECAMATAN MONANO KABUPATEN GORONTALO UTARA.

Transkripsi:

RAGAM DAN INOVASI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DI INDONESIA (Kajian terhadap Model-Model Pendidikan Anak Usia Dini) M. Fadlillah Universitas Muhammadiyah Ponorogo Email: fadly_ok@yahoo.co.id Abstrak Beberapa tahun terakhir pendidikan anak usia dini di Indonesia sudah mengalami perkembangan yang cukup signifikan. Banyak model pendidikan anak usia dini yang dapat menjadi pilihan masyarakat untuk pendidikan buah hatinya. Mulai dari Daycare Center (TPA), Play Group sampai Taman Kanakkanak (TK/RA). Model-model pendidikan anak usia dini tersebut menawarkan beberapa program unggulan, baik yang sifatnya halfday maupun fullday. Halfday merupakan pendidikan yang berlangsung setengah hari, sedangkan fullday ialah pendidikan yang berlangsung satu hari penuh. Tujuan dari penulisan ini ialah untuk menggambarkan model-model pendidikan anak usia dini beserta Inovasinya di Indonesia yang dilengkapi dengan analisis keunggulan dan kelemahan masing-masing model yang ada. Harapannya hal ini dapat dijadikan sebagai refrensi orang tua dalam memilih dan menentukan pendidikan tepat dan terbaik untuk buah hatinya yang sesuai dengan minat, bakat, dan kemampuan masing-masing. Dengan demikian, semakin banyaknya ragam dan inovasi pendidikan anak usia dini akan dapat memfasilitasi tumbuh kembang anak dengan optimal, sehingga kedepannya mampu mewujudkan Indonesia yang berkemajuan. Kata Kunci: model, inovasi, dan pendidikan anak usia dini 530

PENDAHULUAN Masyarakat dunia telah mengakui betapa pentingnya pendidikan bagi anak usia dini, tidak terkecuali Indonesia. Mereka meyakini bahwa usia dini merupakan masa yang sangat tepat untuk dilakukan dan diberikan pendidikan. Para pakar pendidikan menyebut usia ini sebagai masa-masa keemasan anak (the golden age). Dalam kajian neurosains disebutkan bahwa setiap anak yang baru dilahirkan perkembangan sel saraf pada otak mencapai 25%, sampai usia 4 tahun mengalami perkembangan 50%, dan sampai usia 8 tahun mencapai 80%, selebihnya berkembang sampai usia 18 tahun (Mulyasa, 2012: 2). Kajian neurosains tersebut memberikan gambaran bahwa perkembangan kecerdasan anak yang paling dominan terjadi pada usia 0 8 tahun. Oleh karenanya, masa-masa tersebut harus dimanfaatkan dan dioptimalkan sebaikbaiknya untuk pelaksanaan pendidikan anak usia dini. Di Indonesia pelaksanaan pendidikan anak usia dini mulai mendapat perhatian yang cukup serius oleh pemerintah. Hal ini dapat dilihat melalui berbagai upaya yang dilakukan oleh pemerintah, diantaranya dengan menerbitkan undang-undang dan peraturan menteri yang berhubungan dengan pendidikan anak usia dini. Dalam undangundang, pendidikan anak usia dini termuat dalam Pasal 1 angka 14 UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Kemudian dalam peraturan menteri, pendidikan anak usia dini diatur melalui Permendiknas No. 58 tahun 2009 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, Permendikbud No. 137 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, dan Permendikbud No. 146 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini. Berbagai peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah tersebut merupakan bentuk landasan yuridis yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam pelaksanaan pendidikan anak usia dini. Selain itu, pemerintah juga memberikan kesempatan yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk berpartisipasi dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan pendidikan anak usia dini, baik itu formal, nonformal, maupun informal. Bahkan tidak jarang pemerintah pusat maupun daerah memberikan bantuan materiil kepada penyelenggara pendidikan anak usia dini. Melalui upayaupaya yang telah ditempuh ini, pemerintah berharap pendidikan anak usia dini di Indonesia dapat berkembang dengan baik, sehingga tumbuh kembang anak dapat terlayani secara optimal. Berkaitan dengan pelaksanaan pendidikan anak usia dini, sekarang ini sudah berkembang cukup signifikan di Indonesia. Hampir di setiap desa dapat dijumpai lembaga pendidikan anak usia dini, serta banyak pendidik anak usia dini yang sudah mulai memenuhi kualifikasi akademik pendidik anak usia dini. Kemudian kemajuan pendidikan anak usia dini di Indonesia, juga dapat dilihat melalui berbagai macam bentuk dan model maupun berbagai inovasi yang dikembangkan dalam pendidikan anak usia dini. Lantas seperti apa bentuk, model, dan inovasi pendidikan anak usia dini di Indonesia? Dan bagaimana pelaksanaannya? Semua pertanyaan tersebut akan dibahas dalam makalah ini secara komprehensip. Ragam Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional disebutkan bahwa pendidikan anak usia dini ialah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih 531

lanjut. Pengertian ini memberikan gambaran dan batasan bahwa pendidikan anak usia dini di Indonesia hanya dikususkan kepada anak usia 0 6 tahun. Selebihnya sudah masuk pada kategori sekolah dasar (SD). Adapun dalam lingkup internasional pendidikan anak usia dini sering disebut dengan istilah Early Childhood Education, yaitu suatu pendidikan yang diberikan pada awal masa anak (Mulyasa, 2012: 53). Hal ini mengacu pada asosiasi pendidikan anak usia dini di Amerika Serikat yang biasa dikenal dengan sebutan The National Association of Education for Young Children (NAEYC). Kebanyakan pelaksanaan dan pengembangan pendidikan anak usia dini di sebagian besar dunia mengacu pada asosiasi ini (Slamet Suyanto, 2005:6). Pelaksanaan pendidikan anak usia dini di Indonesia bentuknya sudah sangat beragam, baik dalam lingkup pendidikan formal maupun nonformal. Sebagaimana disebutkan dalam UU No. 20 tahun 2003 bagian ketujuh Pasal 28 yang menyatakan bahwa bentuk pendidikan anak usia dini dapat berupa Taman Kanak-Kanak (TK), Raudatul Athfal (RA), Kelompok Bermain (KB), dan Taman Penitipan Anak (TPA). Selain itu, ada pula penggunaan istilah lain dalam pendidikan anak usia dini, seperti Playgroup, Daycare Center dan Bustanul Athfal. Adapun menurut UNESCO pendidikan anak usia dini dapat dibegi menjadi lima jenis, yaitu (1) Taman Kanak-Kanak (TK) dan atau Raudatul Athfal (RA); (2) Kelompok Bermain (KB); (3) Taman Penitipan Anak (TPA); (4) Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu); dan Bina Keluarga Balita (BKB) (Mulyasa, 2012: 6). Dari semua ragam pendidikan anak usia dini tersebut kemudian diklasifikasikan menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok formal, nonformal dan informal. Secara umum, berikut penjelasannya: PEMBAHASAN PAUD Formal Pendidik formal ialah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Adapun pendidikan anak usia dini yang masuk dalam kategori pendidikan formal adalah Taman Kanak- Kanak (TK) atau Raudatul Athfal (RA). Taman Kanak-Kanak (TK) adalah bentuk pelayanan pendidikan anak usia dini yang dikususkan kepada anak pada rentang usia 4 6 tahun. Pendapat lain menyebutkan bahwa Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan bagi anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia 4 6 tahun (Yuliani, 2009:22). Pengertian ini secara umum diterapkan di Indonesia. Sedangkan di Amerika Serikat pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) diperuntukkan bagi anak-anak usia 5 6 tahun sebelum masuk kelas satu (Morrison, 2012: 255) Selain Taman Kanak-Kanak (TK), istilah lain yang digunakan untuk pendidikan usia ini ialah Raudatul Athfal (RA). Biasanya nama ini sering digunakan pada lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini yang berada pada naungan yayasan keislaman. Raudalut Athfal (RA) sendiri memiliki makna taman kanakkanak. Jadi istilah Taman Kanak-Kanak (TK) maupun Raudatul Athfal (RA) memiliki maksud yang sama. Yang membedakan hanyalah lembaga yang menjadi pengelola pendidikan tersebut. Fungsi dan Tujuan Taman Kanak-Kanak Menurut pedoman pengembangan program pembelajaran di Taman Kanak- Kanak yang diterbitkan oleh Direktorat Pembinaan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar tahun 2010 menyebutkan bahwa fungsi penyelenggaraan pendidikan Taman Kanak- Kanak (TK) ialah membina, menumbuhkan, 532

mengembangkan seluruh potensi anak secara optimal, sehingga terbentuk perilaku dan kemampuan dasar sesuai dengan tahap perkembangannya agar memiliki kesiapan untuk memasuki pendidikan selanjutnya. Sedangkan tujuan pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) disebutkan sebagai berikut: Membangun landasan bagi berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkepribadian luhur, sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri, percaya diri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggungjawab. Mengembangkan potensi kecerdasan spiritual, intlektual, emosional, kinestetis, dan sosial peserta didik pada masa usia emas pertumbuhan dalam lingkungan bermain yang edukatif dan menyenangkan. Membantu peserta didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi nilai-nilai agama dan moral, sosio-emosional, kemandirian, kognitif dan bahasa, dan fisik/motorik, untuk siap memasuki pendidikan dasar. Karakteristik Program Pembelajaran Taman Kanak-Kanak Pendidikan Taman Kanak-Kanak (TK) di Indonesia dikelompokkan menjadi dua program pembelajaran, yaitu program kelompok A dan program kelompok B. Kelompok A ialah program yang diperuntukkan bagi anak usia 4 5 tahun. Kemudian kelompok B diperuntukkan bagi anak usia 5 6 tahun. Dalam pelaksanaan pembelajarannya, baik kelompok A maupun kelompok B harus mengacu pada karakteristik program pembelajaran yang telah dikeluarkan oleh Direktorat Pembinaan Taman Kanak-Kanak dan Pendidikan Dasar. Adapun karakteristik yang dimaksud sebagai berikut: Program pembelajaran di Taman Kanak- Kanak dilaksanakan secara terpadu dengan memperhatikan kebutuhan terhadap kesehatan, gizi, stimulasi sosial dan kepentingan terbaik anak. Program pembelajaran di Taman Kanak- Kanak dilaksanakan secara fleksibel sesuai dengan karakteristik anak TK dan layanan pendidikan. Program pembelajaran di Taman Kanak- Kanak dilaksanakan berdasarkan prinsip belajar melalui bermain dengan memperhatikan perbedaan individual, minat, dan kemampuan masing-masing anak, sosial budaya, serta kondisi dan kebutuhan masyarakat. PAUD Nonformal Pendidikan nonformal adalah sebuah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan anak usia dini yang termasuk dalam pendidikan nonformal yaitu program pendidikan anak yang diperuntukkan bagi anak yang berusia 0 6 tahun. PAUD nonformal biasanya berupa Kelompok Bermain (KB) dan Taman Penitipan Anak (TPA). Kelompok Bermain (KB) yaitu salah satu bentuk PAUD pada jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan sekaligus kesejahteraan bagi anak usia 2 4 tahun (Yuliani, 2009: 23). Menurut Mulyasa (2012:54) Kelompok Bermain (KB) merupakan tempat bermain dan belajar bagi anak-anak sebelum memasuki Taman Kanak- Kanak (TK). Kedua pendapat ini dapat melengkapi satu sama lain. Karena memang Kelompok Bermain ditujukan pada anak usia 2 4 tahun yang didalamnya merupakan tempat bermain dan belajar anak-anak. Jadi Kelompok Bermain (KB) ini lebih menekan 533

pada kegiatan bermain anak-anak yang di dalamnya mengandung nilai-nilai pembelajaran. Selain Kelompok Bermain (KB) yang termasuk dalam PAUD nonformal ialah Taman Penitipan Anak (TPA), yaitu salah satu bentuk pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan sekaligus pengasuhan dan kesejahteraan anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun. Istilah lain yang biasa digunakan oleh masyarakat untuk Tempat Penitipan Anak yaitu Daycare Center (DCC). Meskipun istilahnya berbeda, namun pelaksanaan program-programnya tetap sama. Menurut Depdiknas (Yuliani, 2009:24) TPA adalah wahana pendidikan dan pembinaan kesejahteraan anak yang berfungsi sebagai pengganti keluarga untuk jangka waktu tertentu selama orang tuanya berhalangan atau tidak memiliki waktu yang cukup dalam mengasuh anaknya karena bekerja atau sebab lain. Kemudian Menurut Direktorat Bina Kesejahteraan Anak, TPA ialah suatu wahana yang merupakan lembaga sosial melaksanakan usaha kesejahteraan anak melalui kegiatan sosialisasi, rawatan, asuhan, dan pendidikan anak khususnya balita, sebagai upaya menunjang keluarga dalam melaksanakan sebagian fungsinya untuk memberikan perlindungan dan pemenuhan hak-hak anaknya. Pendapat lain menyebutkan bahwa Tempat Penitipan Anak (TPA) adalah sarana pengasuhan dalam kelompok, biasanya dilaksanakan pada jam kerja dan merupakan upaya terorganisasi untuk mengasuh anak-anak di luar rumah mereka selama beberapa jam dalam satu hari bilamana asuhan orang tua kurang dapat dilaksanakan secara lengkap. Beberapa fungsi Tempat Penitipan Anak menurut Henrietta (1956) yaitu: 1) Survival; pemenuhan kebutuhan kelangsungan hidup dan pertumbuhan anak. 2) Development; pengembangan potensi, daya cipta, kreativitas, dan inisiatif, serta pembentukan kepribadian anak. 3) Protection; perlindungan anak dari keterlantaran dan perlakukan kasar. 4) Preventif; mencegah tumbuh kembang yang menyimpang dan kesalahan dalam pembentukan kepribadian anak. Bentuk Taman Pendidikan Anak (TPA) di Indonesia sangat beragam, karena harus menyesuaikan dengan lingkungan orang tuanya bekerja. Sekarang ini TPA telah dibuat dan didirikan dibeberapa area, seperti area perkantoran, pasar, perkebunan, dan rumah sakit. Hal ini dimaksudkan agar orang tua yang bekerja dapat langsung menitipkan anaknya di lingkungan di mana ia bekerja. Tujuannya selain lebih aman, orang tua jauh lebih efektif dalam mengawasi dan mengantarkan buah hatinya. PAUD Informal Pendidikan informal ialah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan. Biasanya pendidikan informal ini dilaksanakan secara mandiri oleh keluarga maupun masyarakat, serta tidak memiliki struktur dan jenjang pendidikan sebagaimana pendidikan formal dan nonformal. Program pendidikan anak usia dini yang termasuk dalam kategori pendidikan informal yaitu Pos PAUD dan sejenisnya. Pos PAUD adalah salah satu bentuk layanan PAUD yang diperuntukkan bagi anak usia 0 6 tahun yang belum mendapatkan pelayanan PAUD, baik itu formal maupun nonformal. Pos PAUD biasanya dilaksanakan atas dasar swadaya masyarakat yang sadar akan pentingnya pendidikan anak usia dini. Penyelenggaraan Pos PAUD bisa dilakukan oleh kelompok PKK, Sanggar Kegiatan Belajar (SKB), dan kelompok belajar 534

masyarakat lainnya. Program-program yang terdapat Pos PAUD ini belum selengkap dan sejelan yang ada pada program PAUD formal maupun nonformal. Bahkan lokasinya pun terkadang berganti-ganti atau berada di balai RW. Yang terpenting dalam Pos PAUD ini ialah bagaimana anak-anak yang belum terlayani PAUD dapat berkembang potensinya dan terpenuhi kesejahteraannya, serta anak-anak dapat bermain dengan leluasa sambil mengikuti kegiatan pembelajaran. Model dan Inovasi Pendidikan Anak Usia Dini Model dan inovasi pendidikan anak usia ini di Indonesia sudah mulai menunjukkan kemajuan. Model dan inovasi ini dimaksudkan untuk memberikan pelayanan maksimal kepada anak-anak usia dini supaya dapat mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya. Tentu saja dengan menyesuiakan dengan kemampuan anak dan orang tua masing-masing. Karena semakin lengkap layanan dan fasilitas yang diberikan akan berpengaruh pada beban biaya yang harus dibayarkan orang tua ke sekolah atau lembaga PAUD. Di Indonesia sekarang ini terdapat dua model program pendidikan anak usia dini, yaitu program halfday dan fullday Model Halfday Model halfday adalah model pendidikan setengah hari. Maksudnya pendikan anak usia dini dilakukan hanya paruh waktu dalam sehari, mulai dari pukul 07.30 WIB sampai pukul 12.00 WIB. Program PAUD halfday lebih sederhana dibandingkan dengan program fullday. Secara umum program PAUD halfday dapat dilihat melalui uraian berikut ini: Kelompok Bermain (KB) atau Tempat Penitipan Anak Kelompok Taman Kanak-Kanak (TK) atau Raudatul Athfal (RA) Model Fullday Berbeda dengan halfday, fullday merupakan bentuk layanan pendidikan sehari penuh yang berlangsung dari pagi sampai sore hari. Program PAUD fullday dimulai dari pukul 07.30 sampai pukul 16.00 WIB. Kegiatannya pun jauh lebih banyak dan kompleks. Program PAUD fullday diperuntukkan bagi anak usia 0 6 tahun. Kebanyak program ini dimanfaatkan oleh orang tua yang memiliki kesibukan yang sangat padat dan tidak ada waktu penuh untuk mendampingi anakanaknya, baik sang ayah maupun sang ibu. orang tua biasanya mengantarkan pada pagi hari sambil berangkat bekerja dan menjemputnya pada waktu sore hari setelah pulang bekerja. PAUD fullday kebanyakan disukai oleh orang tua. Selain merasa aman, anak juga mendapatkan pelayanan pendidikan yang maksimal dari sekolah. Kemudian keperluan makan dan gizi juga telah disediakan oleh sekolah. Dibandingkan PAUD halfday, PAUD fullday jauh lebih mahal biaya administrasinya. Hal ini dikarenakan selama seharian penuh anak mengikuti berbagai kegiatan dan fasilitas yang diberikan oleh sekolah. Namun demikian, orang tua harus tetap meluangkan waktu untuk anaknya, minimal satu atau dua jam setiap hari. Bisa dilakukan sehabis maghrib atau setelah isya ketika akan menjelang tidur. Hal ini dimaksudkan supaya terjalin kedekatan antara orang tua dan anak, sehingga anak tetap merasa diperhatikan dan disayangi oleh orang tuanya. Adapun gambaran umum program PAUD fullday sebagai berikut: Kelompok Bermain (KB) atau Tempat Penitipan Anak Kelompok Taman Kanak-Kanak (TK) atau Raudatul Athfal (RA) Dari dua model program di atas selanjutnya dikembangkan dengan berbagai inovasi pembelajaran. Di antara inovasiinovasi pendidikan anak usia dini di 535

Indonesia ialah pendidikan anak usia dini berbasis alam, berbasis agraris, berbasis kebudayaan lokal, berbasis bencana alam, bilingual, dan berbasis religiusitas. Semua inovasi ini sangat tergantung pada lokasi atau kondisi geografis di mana lembaga PAUD itu berada. Inti dari inovasi pendidikan anak usia dini sendiri ialah sebagai upaya memberikan pelayanan yang terbaik dan berbeda dengan yang lain, serta sebagai upaya promosi untuk menarik minat anak-anak untuk bersekolah di tempat tersebut. Kemudian selain inovasi dalam bentuk program, inovasi PAUD juga dapat dilakukan dalam proses pembelajaran. Dalam hal ini inovasi dimaksudkan untuk mempermudah peserta didik dalam memahami tema/materi pembelajaran. Selain itu, untuk menghilangkan rasa bosan anak dengan berbagai variasi pembelajaran. Inovasi pembelajaran yang biasa diterapkan dalam pendidikan anak usia dini ialah beyond center and circle time (BCCT). Pembelajaran BCCT mendasarkan pada asumsi bahwa anak belajar melalui bermain dengan benda-benda dan orang-orang di sekitarnya (lingkungan). Dalam bermain anak berinteraksi dengan lingkungannya. Pengalaman bermain yang tepat dapat mengoptimalkan seluruh aspek perkembangan anak, baik fisik, emosi, kognisi, maupun sosial anak. Mulyasa (2012: 155) mengartikan BCCT sebagai pembelajaran berbasis sentra, yaitu model pembelajaran yang dilakukan di dalam lingkaran dan sentra bermain. Lingkaran adalah saat guru duduk bersama anak dengan posisi melingkar untuk memberikan pijakan kepada anak yang dilakukan sebelum dan sesudah bermain. Sedangkan sentra bermain adalah zona atau area bermain anak yang dilengkapi dengan seperangkat alat bermain, yang berfungsi sebagai pijakan lingkungan yang diperlukan untuk mengembangkan seluruh potensi dasar anak didik dalam berbagai aspek perkembangannya secara seimbang. Adapun bentuk-bentuk sentra bermain dalam model pembelajaran ini antara lain: sentra persiapan, bahan alam dan sains, balok, seni, bermain peran, dan agama (Mulyasa, 2012: 155-156). Dalam kaitannya denga model dan inovasi pendidikan anak usia dini sebagaimana telah disebutkan di atas, lembaga PAUD hendaknya memperhatikan rambu-rambu yang telah ditentukan. Artinya dalam pengembangan model maupun inovasi pendidikan anak usia dini harus senantiasa memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan program pembelajaran PAUD. Hal ini dimaksudkan supaya program dan inovasi yang dikembangkan tetap sesuai dengan rambu-rambu yang ditentukan pemerintah. Adapun prinsip-prinsip yang dimaksud sebagai berikut: Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya. Beragam dan terpadu. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni. Relevan dengan kebutuhan kehidupan. Menyeluruh dan berkesinambungan. Belajar sepanjang hayat. Seimbang antara kepentingan nasional dan daerah. PENUTUP Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa ragam, model dan inovasi pendidikan anak usia dini di Indonesia terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok formal, nonformal, dan informal. Kelompok formal meliputi Taman Kanak-Kanak (TK) atau Raudatul Athfal (RA), kelompok nonformal meliputi Kelompok Bermain (KB) dan Taman Penitipan Anak (TPA), dan kelompok informal meliputi Pos PAUD dan Posyandu. 536

Adapun model pelaksanaan programnya berupa PAUD halfday dan PAUD fullday. PAUD halfday ialah pendidikan anak usia dini yang berlangsung setengah hari, mulai dari pukul 07.30 12.00 WIB. Sedangkan PAUD fullday ialah pendidikan anak usia dini yang berlangsung selama sehari penuh, mulai pikul 07.30 16.00 WIB. Kemudian untuk inovasi program dan pembelajaran dapat berupa pendidikan anak usia dini berbasis alam, berbasis agraris, berbasis kebudayaan lokal, berbasis bencana alam, bilingual, dan berbasis religiusitas. Sedangkan pembelajaran menggunakan model beyond center and circle time (BCCT). DAFTAR PUSTAKA Kemendiknas. 2010. Pedoman Pengembangan Program Pembelajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Direktorat Pembinaan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar. Morrison. George S. 2012. Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks Mulyasa. 2012. Manajemen PAUD. Bandung: Rosdakarya. Permendiknas No. 58 tahun 2009 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini. Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks. Suyanto, Slamet. 2005. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas. Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN 537