Hubungan antara Karakteristik Ibu Hamil dengan Kejadian Bayi Berat Badan Lahir Rendah di Rumah Sakit Immanuel Bandung Tahun 2008

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK. Hubungan Antara Karakteristik Ibu Hamil Dengan Kejadian Bayi Berat Badan Lahir Rendah di Rumah Sakit Immanuel, Bandung 2008

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU BERSALIN PREMATUR DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TUGUREJO SEMARANG TAHUN 2011

ABSTRAK HUBUNGAN FAKTOR RISIKO IBU DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT IMMANUEL TAHUN 2011

ABSTRAK GAMBARAN KELAHIRAN PREMATUR DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI 2013-DESEMBER 2014

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

Relationships between Parity and Age of Pregnant Women with Infant Birth Weight in Puskesmas Kota Karang Bandar Lampung in 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Bayi (AKB). AKB menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN : HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD R.A KARTINI JEPARA INTISARI

KARAKTERISTIK IBU KAITANNYA DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH

GAMBARAN KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI BARU LAHIR RENDAH DI RSUD AMBARAWA KABUPATEN SEMARANG ARTIKEL

LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK. Audylia Hartono Pembimbing I : Rimonta F. Gunanegara, dr., Sp.OG. Pembimbing II : July Ivone, dr., MKK., MPd.Ked.

ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK KASIH IBU MANADO TAHUN

SKRIPSI. FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (Studi Di Rumah Sakit Ibu Dan Anak Kendangsari Surabaya)

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Berat Badan Lahir Rendah

Abstract. Healthy Tadulako Journal 11. Hubungan antara pendampingan persalinan...( Abd. Halim, Fajar, Nur)

Pengaruh Antenatal Care terhadap Kejadian Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR)

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN RETENSIO PLASENTA PADA IBU BERSALIN

BAB I PENDAHULUAN. Berat bayi lahir rendah (BBLR) didefinisikan oleh World Health

BAB I PENDAHULUAN. jumlah serta tingkat kompleksitasnya. 2. penyakit jantung semakin meningkat. 3 Di Washington, Amerika Serikat,

I. PENDAHULUAN. terpenting dalam pertumbuhan anak dimasa datang (Rodhi, 2011) World Health Organization (WHO) 2008, telah membagi umur kehamilan

Dea Riskha Fitriliana 1 ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Pelayanan Kesehatan Ibu dan Kematian Neonatal

ABSTRAK. Yuliana Elisabeth Eluama, 2015 Pembimbing I : dr. Dani, M.Kes Pembimbing II: dr. Jeanny E. Ladi, M.Kes., PA

ANALISIS BEBERAPA FAKTOR IBU YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH (BBLR) (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Ciamis Tahun 2013)

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KURANG ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS I DENPASAR SELATAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK. Nabila Mazaya Putri, 2017 : Rimonta F. Gunanegara, dr., SpOG., M.Pd.Ked.

HUBUNGAN USIA DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN PERSALINAN SUNGSANG DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013

Bayi Berat Lahir Rendah di Rumah Sakit Umum Daerah Pasar Rebo dan Faktor-faktor yang Berhubungan

BAB 1 : PENDAHULUAN. satu penyebab tingginya angka kematian bayi (AKB). sehingga akan berpengaruh kepada derajat kesehatan. (1-5)

HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KEJADIAN PRE EKLAMSIA DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT ISLAM KLATEN

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

HUBUNGAN ANEMIA DAN KEK PADA IBU HAMIL AKHIR TRIMESTER III DENGAN BERAT BADAN LAHIR BAYI (Studi di Wilayah Kerja Puskesmas Kalisat Kabupaten Jember)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS CIKAMPEK KABUPATEN KARAWANG

KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RS SANTA ELISABETH MEDAN TAHUN SKRIPSI

KARAKTERISTIK PERSALINAN KEMBAR DI RSUP Dr.KARIADI TAHUN JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

Keywords : Low Birthweight Infant, Charecteristics of Mother, General Hospital Dr. Pirngadi Medan

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN BBLR DI RSUD. PROF. DR. HI. ALOEI SABOE KOTA GORONTALO TAHUN Tri Rahyani Turede NIM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kata kunci: Prevalensi,Anemia, Anemia defisiensi besi, bayi berat lahir rendah, Hb.

PERBEDAAN LUARAN JANIN PADA PERSALINAN PRETERM USIA KEHAMILAN MINGGU DENGAN DAN TANPA KETUBAN PECAH DINI JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

BAB 1 PENDAHULUAN. Saat ini dalam setiap menit setiap hari, seorang ibu meninggal disebabkan

Relationship of Age, Parity And Maternal Education With Intra Uterin Fetal Death In Maternity RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin In 2013

PARITAS DENGAN KEJADIAN BERAT BAYI LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN TAHUN Sri Handayani, Umi Rozigoh

Keywords: low birth weight, age, parity, pregnancy complications

FAKTOR FAKTOR YANG MEMENGARUHI TERJADINYA ASPHYXIA NEONATORUM DI RUMAH SAKIT UMUM ST ELISABETH MEDAN TAHUN Abstract

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan suatu bentuk dari kebutuhan dasar manusia.

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEJADIAN BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG TAHUN 2016

22,02%, 23,48% dan 22,45% (Sarminto, 2011). Kejadian anemia di Provinsi DIY pada tahun 2011 menurun menjadi 18,90%. Berbeda dengan provinsi, kejadian

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PROLAPSUS UTERI DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PERSALINAN PREMATUR (STUDI DI BIDAN PRAKTEK MANDIRI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEYER DAN PUSKESMAS TOROH TAHUN 2011)

FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PRE EKLAMPSIA PADA IBU BERSALIN DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TAHUN

HUBUNGAN FAKTOR MATERNAL DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUANG RAWAT INAP RSUD DR.SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA TAHUN 2015

PENGARUH FAKTOR GIZI, MEROKOK, MINUM KOPI, MINUM TEH DAN ANTENATAL CARE

PENELITIAN HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN TERHADAP HASIL LUARAN JANIN. Idawati*, Mugiati*

HUBUNGAN USIA IBU HAMIL RESIKO TINGGI DENGAN PERSALINAN PREMATURE DI RSUD BANGIL TAHUN 2013 DWI RAKHMA YUSLIYANTI DESCRIPTION

BAB I PENDAHULUAN. lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator

Hubungan Usia Ibu dan Paritas dengan Tingkat Kejadian BBLR di Wilayah Kerja Puskesmas Plered, Kecamatan Plered Kabupaten Purwakarta Tahun 2014

LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana starata-1 kedokteran umum

GAMBARAN STATUS GIZI IBU HAMIL PADA KEJADIAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSUD WONOSARI TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan masyarakat merupakan salah satu tujuan Rencana. Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJN-N) tahun yang

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PERSALINAN DENGAN TINDAKAN SECTIO CAESAREA DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2013

HUBUNGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DENGAN KEMATIAN NEONATAL DI RSUD. DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2013 ABSTRAK

KEHAMILAN NORMAL DENGAN PREEKLAMSI BERAT SERTA HUBUNGANNYA DENGAN TEKANAN DARAH DAN DERAJAT PROTEINURIA

77 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.8 No.1, April 2015, 77-84

Hubungan Umur dan Paritas Dengan Kejadian Abortus Di RSUD Kabupaten Rokan Hulu 2015

Karakteristik pasien dengan preeklampsia di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

Rendah. Veronica Magdalena Pinontoan 1, Sandra G.J Tombokan 2, 1. RSUP.Prof.Dr.R.D.Kandou Manado 2,3, Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Manado

ABSTRAK. Kata Kunci: prevalensi, anemia, kelahiran prematur, bayi berat lahir rendah. vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK HUBUNGAN ABORTUS INKOMPLIT DENGAN FAKTOR RISIKO PADA IBU HAMIL DI RUMAH SAKIT PINDAD BANDUNG PERIODE

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN BERAT LAHIR BAYI DI RSUD WONOSARI GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. HUBUNGAN UKURAN LINGKAR LENGAN ATAS (LLA) DAN KADAR HEMOGLOBIN (Hb) IBU KEHAMILAN ATERM DENGAN DISMATURITAS BAYI LAHIR DI SEBUAH RS DI MEDAN

HUBUNGAN STATUS GIZI IBU DENGAN BERAT DAN PANJANG BAYI BARU LAHIR DI RUMAH BERSALIN WIDURI YOGYAKARTA

FAKTOR IBU YANG MELATARBELAKANGI KEJADIAN BBLR DI RSUD JOMBANG

BAB 1 : PENDAHULUAN. morbiditas dan mortalitas bayi karena rentan terhadap kondisi-kondisi infeksi saluran

HUBUNGAN ANTARA STATUS ANEMIA IBU HAMIL TRIMESTER III DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HALMAHERA, SEMARANG

KARAKTERISTIK IBU YANG MELAHIRKAN BAYI DENGAN BBLR DAN MENGALAMI KJDK DI RUMAH SAKIT SRI RATU MEDAN TAHUN 2009 SKRIPSI OLEH :

RIWAYAT RADANG GUSI PADA IBU HAMIL DENGAN RISIKO KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI RUMAH SAKIT WILAYAH KOTA BANDA ACEH

HUBUNGAN FAKTOR SOSIODEMOGRAFIS DAN FAKTOR KEHAMILAN DENGAN KEJADIAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) DI RSIA SRI RATU MEDAN TAHUN 2014

LUARAN PARTUS LAMA DI BLU RSU PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO

LUARAN MATERNAL DAN PERINATAL PADA WANITA USIA LEBIH DARI 35 TAHUN di RSUP Dr. KARIADI, SEMARANG, TAHUN 2008

BAB 1 : PENDAHULUAN. janin guna memenuhi peningkatan kebutuhan gizi selama kehamilan. (1)

JARAK KEHAMILAN BERHUBUNGAN DENGAN STATUS GIZI IBU HAMIL DI DESA MULYASARI KABUPATEN CIANJUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN PREEKLAMSIA DAN PERDARAHAN ANTEPARTUM DENGAN KEJADIAN KEMATIAN JANIN DALAM RAHIM DI RUANG BERSALIN RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Berat

FAKTOR RISIKO IBU HAMIL KUNJUNGAN PERTAMA DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PAJANGAN KABUPATEN BANTUL Ayu Cahyaningtyas 1, Sujiyatini 2,Nur Djanah 3

BAB I PENDAHULUAN. paling kritis karena dapat menyebabkan kesakitan dan kematian bayi. Kematian

FAKTOR RISIKO KEJADIAN PREEKLAMPSIA BERAT PADA IBU HAMIL DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2014 mencapai 214 per

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

Hubungan Kenaikan Berat Badan Ibu selama Kehamilan dengan Berat Badan Bayi Lahir di Puskesmas Puter Periode 1 Maret Maret 2015

Transkripsi:

Hubungan antara Karakteristik Ibu Hamil dengan Kejadian Bayi Berat Badan Lahir Rendah di Rumah Sakit Immanuel Bandung Tahun 2008 Felix Kasim 1, Tatang Surachman 2, Ruswandiani 3 1Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Univ. Kristen Maranatha, 2Bagian/KSM Obstetri Ginekologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha -RS Immanuel, Jl. Kopo 161 Bandung 40234 Indonesia 3Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Jl. Prof. drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia Abstrak Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) merupakan salah satu penyebab utama kematian bayi di dunia, terutama di negara berkembang. Di Indonesia diperkirakan sekitar 400.000-900.000 bayi dilahirkan dengan BBLR setiap tahunnya. BBLR sangat berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas neonatus. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kejadian BBLR diantaranya karakteristik ibu seperti umur, paritas, jarak kelahiran, antenatal care, dan riwayat penyakit ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik ibu hamil dengan kejadian BBLR yang dilakukan secara deskriptif analitik observasional dengan pendekatan kasus kontrol terhadap 224 ibu yang melahirkan bayi BBLR dan yang melahirkan bayi dengan berat lahir normal di Rumah Sakit Immanuel periode 2008. Analisis statistik yang digunakan yaitu chi-square test (). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara karakteristik ibu hamil berdasarkan umur 35 tahun, paritas > 1 dan 5, jarak kehamilan < 2 tahun, dan Antenatal Care (ANC) < 4x dengan kejadian bayi BBLR. Saran yang diajukan adalah meningkatkan penyuluhan kesehatan, edukasi dan konseling sehingga dapat mengurangi angka kejadian BBLR. Kata kunci: BBLR, karakteristik ibu hamil 151

JKM. Vol.10 No.2 Februari 2011:151-157 Correlation Between the Characteristics of the Pregnant Mothers and the Prevalence of Low Birth Weight Babies Abstract Low birth weight is one of the causes of the death of babies around the world. In Indonesia, it is estimated that around 400,00-900,000 low birth weight babies are delivered every year. Low birth weight babies are highly related to foetal and neonatal mortality and morbidity. There are several influencing factors in the prevalence of low birth weight babies, one of them is the characteristics of the pregnant mothers, including the maternal age, parity, inter-pregnancy interval, antenatal care, and the mothers medical history. This research has been conducted to find out the correlation between the characteristics of the pregnant mothers and the prevalence of low birth weight babies. In this study, the observational analytic descriptive method has made use of a case-control approach to 224 mothers who delivered low birth weight and normal birth weight babies at Immanuel Hospital during the year 2008. The statistical analysis used was Chi-square test (). The result showed that pregnant mothers 35 years old with parity 1 and 5, interval pregnancies < 2 years, and Antenatal Care (ANC) < 4x are likely to give birth to low birth weight babies. This study implies that improving health campaign, education and counseling related to pregnancy could reduce the prevalence of low birth weight babies. Keywords: low birth weight babies, characteristics of pregnant mothers Pendahuluan Ibu hamil mempunyai peran yang sangat besar dalam pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu yang sedang hamil bisa berpengaruh pada kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan anaknya. 1 Di ASEAN, Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia menduduki peringkat ke-4 tertinggi. AKB di Indonesia tahun 2007 adalah 34 per 1.000 kelahiran hidup dengan penyebab kematian bayi terbanyak disebabkan oleh gangguan perinatal. Dari seluruh kematian perinatal, sekitar 27,9% disebabkan oleh kelahiran bayi berat badan lahir rendah (BBLR). 2 Berdasarkan data dari WHO dan UNICEF pada tahun 2004, lebih dari 20 juta bayi (15,5% dari seluruh kelahiran bayi di dunia) setiap tahun merupakan bayi BBLR dan 95,6% diantaranya lahir di negara berkembang. Kejadian BBLR di negara berkembang adalah 16,5% atau 2 kali lebih besar dibandingkan dengan di negara maju (7%). 3 Insidensi BBLR di Indonesia pada tahun 2005 diperkirakan 7 14%, yaitu sekitar 459.200-900.000 bayi. 4 Angka kejadian BBLR di Jawa Barat pada tahun 2007 adalah 12.380 dari 822.481 kelahiran hidup (1,51%), sedangkan di kota Bandung tahun 2007 sebanyak 2,18%, sementara di Kabupaten Bandung sebesar 0,25%. 1 Data di Rumah Sakit Immanuel pada tahun 2004, terdapat 13,37% kelahiran bayi dengan BBLR. Berat badan lahir rendah sangat erat hubungannya dengan morbiditas dan mortalitas neonatus. Bayi dengan berat lahir <2500 g mempunyai risiko kematian 20 kali lebih tinggi daripada bayi dengan berat lahir normal. 3 BBLR juga meningkatkan morbiditas bayi seperti gangguan neurologis, keterlambatan pertumbuhan, perkembangan kognitif, dan berisiko menderita penyakit-penyakit kronik seperti penyakit kardiovaskular, hipertensi, dan penurunan kecerdasan. 152

Hubungan antara Karakteristik Ibu Hamil dengan Kejadian Bayi Berat Badan Lahir Rendah di Rumah Sakit Immanuel Bandung Tahun 2008 (Felix Kasim, Tatang Surachman, Ruswandiani ) Khusus bayi perempuan dengan BBLR, kelak cenderung melahirkan bayi dengan BBLR juga. 3,4. Dari penelitian tentang hubungan karakteristik ibu dengan kejadian BBLR di Dehradun ternyata terdapat hubungan yang bermakna antara paritas, penambahan berat badan ibu selama kehamilan, riwayat persalinan yang buruk, dan interval kehamilan < 12 bulan dengan berat badan lahir rendah. 5 Penelitian yang dilakukan oleh Suhaili di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung pada tahun 2003 memperlihatkan adanya hubungan yang bermakna antara kejadian BBLR dengan usia ibu, tingkat pendidikan ibu, paritas lebih dari 4, dan interval kehamilan yang kurang dari 2 tahun. 6 Penelitian lain yang dilakukan oleh Ani Supritani di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung pada tahun 2003, menemukan adanya hubungan yang bermakna antara penambahan berat badan ibu selama kehamilan dengan berat bayi yang dilahirkan. 7 Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik ibu hamil dengan kejadian bayi berat badan lahir rendah di Rumah Sakit Immanuel Bandung. case control study. Populasi penelitian adalah semua ibu hamil yang melahirkan bayi di Rumah Sakit Immanuel Bandung selama tahun 2008. Sebagai subjek kasus, diambil ibu yang melahirkan bayi hidup dan memiliki berat lahir < 2.500 gram baik lahir prematur/kurang bulan atau Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT). Sebagai subjek kontrol, diambil ibu yang melahirkan bayi hidup dan memiliki berat lahir 2.500 gram. Kriteria eksklusi yang digunakan pada penelitian ini adalah ibu yang melahirkan bayi lahir mati atau Intra Uterine Fetal Death (IUFD) dan gemelli. Jumlah sampel pada kelompok kasus sebanyak 112 wanita yang melahirkan bayi BBLR di Rumah Sakit Immanuel, Bandung. Jumlah kelompok kontrol sebanyak 112 wanita yang tidak melahirkan bayi BBLR, sehingga perbandingan antara kelompok kasus dan kelompok kontrol yaitu 1: 1. Cara pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan pendekatan homogenous sampling yang telah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi, serta memenuhi besar sampel minimal. Analisis yang digunakan adalah uji statistik chi-square test. Bahan dan Cara Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diolah dari rekam medik di Rumah Sakit Imanuel periode tahun 2008. Sebagai variabel independen dalam penelitian ini adalah umur ibu, paritas, jarak kehamilan, antenatal care, riwayat penyakit ibu sebelumnya. Dan variabel dependen adalah berat badan bayi lahir < 2.500 gram. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik observasional dengan rancangan penelitian menggunakan pendekatan retrospektif/ Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada tabel 3 tampak bahwa kejadian BBLR pada ibu kelompok risiko umur <20 tahun lebih tinggi dibandingkan kelompok umur 20-34. Secara statistik tidak didapatkan hubungan antara umur ibu <20 tahun dengan kejadian BBLR (p=0,110). Sedangkan angka kejadian BBLR pada kelompok risiko umur ibu 35 tahun lebih tinggi dibandingkan kelompok umur 20-34 tahun (OR=5). Secara statistik didapatkan hubungan antara umur ibu 35 tahun dengan kejadian BBLR (p= 0,001). Hasil ini 153

JKM. Vol.10 No.2 Februari 2011:151-157 seusai dengan teori yang menyatakan bahwa pada usia di atas 35 tahun, risiko kelahiran BBLR meningkat disebabkan jaringan alat reproduksi dan fungsi fisiologis jalan lahirnya telah mengalami proses kemunduran sehingga dapat menimbulkan kelahiran bayi BBLR. 8 Tabel 1. Insidensi Bayi BBLR di Rumah Sakit Immanuel Periode Tahun 2008 Bayi n % Normal 1358 92,38 BBLR 112 7,62 Total 1470 100,0 Tabel 2. Distribusi Kejadian BBLR Berdasarkan Usia Ibu Umur Ibu n % < 20 tahun 11 9,8 20-34 tahun 81 72,3 35 tahun 20 17,9 Tabel 3. Hubungan antara Usia Ibu dengan Kejadian BBLR Umur BBLR Normal Total Nilai p OR (95%CI) n % n % < 20 11 64,7 6 35,3 17 0,110 2,28 (0,81-6,44) 20-34 81 44,5 101 55,5 182 35 20 80 5 20 25 0,001 5 (1,79-14,28) α= 0,05 Tabel 4. Distribusi Kejadian BBLR Berdasarkan Paritas Ibu Paritas n % 1 53 47,3 % 2-4 5 50 9 44,6 % 8,1 % Tabel 5. Hubungan antara Paritas dengan Kejadian BBLR Paritas BBLR Normal Total Nilai p OR (95%CI) n % n % 1 53 57 40 43 93 0,023 1,88 (1,09-3,25) 2-4 50 41,3 71 58,7 121 5 9 90 1 10 10 0,003 12,82 (1,56-100) 154

Hubungan antara Karakteristik Ibu Hamil dengan Kejadian Bayi Berat Badan Lahir Rendah di Rumah Sakit Immanuel Bandung Tahun 2008 (Felix Kasim, Tatang Surachman, Ruswandiani ) Pada tabel 5 tampak bahwa kejadian BBLR pada ibu kelompok risiko paritas 1 lebih tinggi dibandingkan paritas 2-4 (OR=1,88). Secara statistik didapatkan hubungan antara paritas 1 dengan kejadian BBLR (p=0,023). Hasil penelitian ini sesuai dengan teori dan penelitian Alisjahbana yang mengatakan bahwa primipara dan grande multipara mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk melahirkan bayi BBLR. 9 Juga sesuai dengan penelitian di Dehradun menyatakan bahwa paritas 1 mempunyai risiko 3 kali lebih tinggi dibandingkan dengan paritas 2 atau 3 dan secara statistik bermakna, dan pada paritas > 4 kejadian BBLR 6 kali lebih besar dibanding kelompok paritas 2-3 dan secara statistik juga bermakna. 5 Pada tabel 7 tampak bahwa kejadian BBLR pada jarak kehamilan <2 tahun lebih besar dibandingkan dengan jarak kehamilan 2-4 tahun (OR= 2,64). Secara statistik didapatkan hubungan antara jarak kehamilan <2 tahun dengan kejadian BBLR (p=0,03). Ini seusai dengan teori yang menyatakan bahwa jarak kehamilan <2 tahun punya risiko Sedangkan angka kejadian BBLR pada ibu dengan kelompok risiko paritas 5 lebih tinggi dibandingkan paritas 2-4 (OR=12,82). Secara statistik didapatkan hubungan antara paritas 5 dengan kejadian BBLR (p =0,003). lebih besar dibanding interval kehamilan 2-4 tahun karena fungsi fisiologis reproduksi dan kesehatan ibu belum pulih secara optimal. 8 Sedangkan angka kejadian BBLR pada kelompok ibu dengan jarak kehamilan 4 tahun lebih besar dari jarak kehamilan 2-4 tahun (OR=1,42). Secara statistik didapakan tidak ada hubungan antara jarak kehamilan >4 tahun dengan kejadian BBLR ( p= 0,366). Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Alisjahbana yang menyatakan risiko BBLR meningkat pada jarak kehamilan lebih dari 54 bulan. 9 Ketidaksesuaian antara kepustakaan dengan hasil penelitian di atas dapat disebabkan beberapa faktor seperti berbedanya metode penelitian ini dengan penelitian sebelumnya dan adanya perbedaan karakteristik ibu dengan penelitian sebelumnya. Tabel 6. Distribusi Kejadian BBLR Berdasarkan Jarak Kehamilan Jarak Kehamilan n % < 2 69 61,6 2-4 20 17,9 4 23 20,5 Tabel 7. Hubungan antara Jarak Kehamilan dengan Kejadian BBLR Jarak BBLR Normal Total Nilai p OR (95%CI) Kehamilan n % n % < 2 tahun 69 59,5 47 40,5 116 0,03 2,64(1,36-5,11) 2-4 tahun 20 35,7 36 64,3 56 >4 tahun 23 44,2 29 55,8 52 0,366 1,42(0,86-3,09) 155

JKM. Vol.10 No.2 Februari 2011:151-157 Tabel 8. Distribusi Kejadian BBLR Berdasarkan ANC ANC n % < 4 41 36,6 4 71 63,4 Tabel 9. Hubungan antara ANC dengan Kejadian BBLR ANC BBLR Normal Total Nilai p OR (95%CI) n % n % < 4 41 78,8 11 21,2 52 0,001 5,30 (0,255-11,02) 4 71 41,3 101 58,7 172 Tabel 10. Distribusi Kejadian BBLR berdasarkan Riwayat Penyakit Ibu Sebelumnya Penyakit n % Ada 14 12,5 Tidak ada 98 87,5 Tabel 11. Hubungan antara Riwayat Penyakit Ibu Sebelum Melahirkan dengan Kejadian BBLR Riwayat BBLR Normal Total Nilai p OR (95%CI) Penyakit Ibu n % n % Ada 14 66,7 7 33,3 21 0,109 2,14(0,83-5,53) Tidak ada 98 48,3 105 51,7 203 Pada tabel 9 tampak bahwa kejadian BBLR pada kunjungan ANC <4 lebih besar dibandingkan ANC 4 (OR= 5,30). Pada perhitungan statitsik, didapakan hubungan antara ANC <4 kali dengan kejadian BBLR (p= 0,001). Ini sesuai dengan teori yang telah dikemukakan di atas bahwa ibu dengan ANC inadekuat atau <4 kali mempunyai risiko lebih besar untuk melahirkan bayi BBLR. 10 Soeharsono dan Praptohardjo di Semarang melaporkan bahwa terdapat sejumlah 73,67% kejadian BBLR pada ANC ibu yang ireguler/tidak teratur. Penelitian lain mengatakan bahwa frekuensi kunjungan pelayanan antenatal yang tidak lengkap memiliki risiko 5 kali untuk melahirkan bayi BBLR dan secara statistik mempunyai hubungan bermakna. 11 Pada tabel 11 tampak bahwa tidak terdapat hubungan antara adanya 156

Hubungan antara Karakteristik Ibu Hamil dengan Kejadian Bayi Berat Badan Lahir Rendah di Rumah Sakit Immanuel Bandung Tahun 2008 (Felix Kasim, Tatang Surachman, Ruswandiani ) riwayat penyakit ibu dengan kejadian BBLR (p=0,109). Ini tidak sesuai dengan penelitian Pada tabel 11 tampak bahwa tidak terdapat hubungan antara adanya riwayat penyakit ibu dengan kejadian BBLR (p=0,109). Ini tidak sesuai dengan penelitian Graham dan Zhang yang menyatakan adanya hubungan hipertensi kronik, diabetes, dan penyakit jantung dengan BBLR. 12 Ketidaksesuaian antara kepustakaan dengan hasil penelitian di atas dapat disebabkan beberapa faktor seperti berbedanya karakteristik ibu yang diteliti dengan penelitian sebelumnya dan berbedanya metode penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan didapat kesimpulan sebagai berikut: 1. Angka kejadian bayi BBLR di Rumah Sakit Immanuel, Bandung periode 2008 adalah sebesar 7,62%. 2. Angka kejadian BBLR pada ibu kelompok risiko: a. Usia < 20 tahun sebesar 9,8%, dan usia 35 tahun sebesar 17,9% b. Paritas 1 sebesar 47,3%, paritas 5 sebesar 8,1% c. Jarak kehamilan < 2 tahun sebesar 61,6% dan jarak kehamilan > 4 tahun sebesar 20,5% d. ANC < 4 kali sebesar 36,6%, e. Adanya riwayat penyakit ibu sebelumnya sebesar 12,5 %. 3. Terdapat hubungan yang bermakna antara umur ibu 35 tahun, paritas 1 dan 5, interval kehamilan < 2 tahun, dan ANC < 4 kali dengan angka kejadian BBLR. Daftar Pustaka 1. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. Data statistik provinsi Jawa Barat 2007. 2009. 2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Profil kesehatan Indonesia 2007. 2008 [cited 2009 Oct 26]. Available from: www.depkes.go.id. 3. WHO, UNICEF. Low birth weight. 2004. New York. 4. Pusat Data dan Informasi Kesehatan Depkes. Indikator kesehatan dasar. 2005 [cited 2009 May 18]. Available from:www. depkes.go.id. 5. Negi KS, Kandpal SD, Kukreti M. Epidemiological factors affecting low birth weight. JK Science 2006; 8(1):31-5. 6. Suhaili, Tobing M. Hubungan antara karakteristik ibu dan interval kehamilan terhadap kejadian persalinan prematur dan BBLR. Universitas Padjadjaran Bandung. 7. Supriyatni A. Hubungan antara indeks massa tubuh, lingkar lengan atas ibu hamil dan penambahan berat badan selama hamil dengan berat lahir. Universitas Padjadjaran Bandung; 2003. 8. Martaadisoebrata D. Obstetri Sosial. Edisi 1. Bandung: Elstar Offset; 1982. 9. Alisjahbana AD. The implementation of the risk approach on pregnancy outcome by traditional birth attendants the Tanjungsari study in West Java, Indonesia. Jakarta; 1993. 10. Adriaansz G. Asuhan antenatal. In Prawirohardjo S, ed. Ilmu Kebidanan edisi 4. Jakarta: PT Bina Pustaka; 2008. 11. Zaenab R, Joeharno. Beberapa faktor risiko kejadian BBLR di RS Al-Fatah Ambon periode Januari-Desember 2006. 2008 [cited 2009 May 15]. Available from: http://blogjoeharno.blogspot. com/2008/05/berat-badan-lahir-rendah - bblr. html. 12. Graham J, Zhang L, Schwalberg R. Association of maternal chronic disease and negative birth outcomes in a non- Hispanic black-white Mississippi birth Cohort. Public Health Nurs. 2007; 24(4):31. 157