KATA KUNCI: gempa, sistem ganda, SRPMK, SRBKK, 25%, gaya lateral, kekakuan

dokumen-dokumen yang mirip
EVALUASI SNI 1726:2012 PASAL MENGENAI DISTRIBUSI GAYA LATERAL TERHADAP KEKAKUAN DAN KEKUATAN PADA SISTEM GANDA SRPMK DAN SRBKK

EVALUASI SNI 1726:2012 PASAL MENGENAI DISTRIBUSI GAYA LATERAL PADA PENGGUNAAN SISTEM GANDA

KATA KUNCI: sistem rangka baja dan beton komposit, struktur komposit.

PERENCANAAN STRUKTUR BAJA BERDASARKAN KEKAKUAN DAN KEKUATAN SISTEM GANDA SRPMK DAN SRBE BENTUK DIAGONAL MENURUT SNI 1726:2012 PASAL

PENELITIAN MENGENAI SNI 1726:2012 PASAL TENTANG DISTRIBUSI GAYA LATERAL TERHADAP KEKAKUAN, KEKUATAN, DAN PENGECEKAN TERHADAP SISTEM TUNGGAL

Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010

EVALUASI KINERJA SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS SNI PADA STRUKTUR DENGAN GEMPA DOMINAN

KATA KUNCI : direct displacement based design, time history analysis, kinerja struktur.

balok yang merangkainya atau yang biasa dikenal dengan istilah strong column weak beam. Gambar 1.1. Side Sway Mechanism

LAPORAN PENELITIAN PELAKSANAAN PENELITIAN PF/PAK/PPM

EVALUASI METODE FBD DAN DDBD PADA SRPM DI WILAYAH 2 DAN 6 PETA GEMPA INDONESIA

LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL No: 14/PEN/SIPIL/2010

KRITISI DESAIN PSEUDO ELASTIS PADA BANGUNAN BERATURAN 6- DAN 10- LANTAI DENGAN DENAH PERSEGI DI WILAYAH 6 PETA GEMPA INDONESIA

ANALISIS KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN VARIASI PENEMPATAN BRACING INVERTED V ABSTRAK

DIRECT DISPLACEMENT BASED DESIGN PADA SISTEM RANGKA DENGAN KETIDAKBERATURAN PERGESERAN MELINTANG TERHADAP BIDANG

LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL No: 08/PEN/SIPIL/2010

LAPORAN PENELITIAN APLIKATIF-KREATIF

LAPORAN PENELITIAN PELAKSANAAN PENELITIAN PF/PAK/PPM

balok yang merangkainya atau yang biasa dikenal dengan istilah strong column weak beam. Gambar 1.1. Side Sway Mechanism

KATA KUNCI: direct displacement-based design, performance based design, sistem rangka pemikul momen, analisis dinamis riwayat waktu nonlinier.

KRITISI DESAIN PSEUDO ELASTIS PADA BANGUNAN BERATURAN 6- DAN 10- LANTAI DENGAN DENAH PERSEGI PANJANG DI WILAYAH 2 PETA GEMPA INDONESIA

PERBANDINGAN KINERJA BANGUNAN YANG DIDESAIN DENGAN FORCE- BASED DESIGN DAN DIRECT DISPLACEMENT-BASED DESIGN MENGGUNAKAN SNI GEMPA 2012

LAPORAN PENELITIAN PELAKSANAAN PENELITIAN PF/PAK/PPM

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

MODIFIKASI PERENCANAAN MENGGUNAKAN SISTEM RANGKA BRESING KONSENTRIS KHUSUS PADA GEDUNG APARTEMEN METROPOLIS

BAB I PENDAHULUAN. Beban-beban dinamik yang merusak struktur bangunan umumnya adalah bebanbeban

KRITISI DESAIN PSEUDO ELASTIS PADA BANGUNAN BERATURAN 6- DAN 10-LANTAI DENGAN DENAH PERSEGI PANJANG DI WILAYAH 6 PETA GEMPA INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Kondisi geografis Indonesia terletak di daerah dengan tingkat kejadian gempa

STUDI PENENTUAN DIMENSI ELEMEN STRUKTUR PADA SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN BERATURAN YANG DIDESAIN DENGAN METODE DIRECT DISPLACEMENT BASED DESIGN

BIDANG STUDI STRUKTUR DEPARTEMEN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2011

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

RESPON DINAMIS STRUKTUR PADA PORTAL TERBUKA, PORTAL DENGAN BRESING V DAN PORTAL DENGAN BRESING DIAGONAL

Cipta Adhi Prakasa dan Sjahril A. Rahim. ABSTRAK

PRAKATA. Surabaya, 28 Februari Penulis

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sistem Rangka Bracing Tipe V Terbalik

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Pengaruh Core terhadap Kinerja Seismik Gedung Bertingkat

LAPORAN PENELITIAN APLIKATIF-KREATIF

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL No: 03/PEN/SIPIL/2010

Kajian Pemakaian Shear Wall dan Bracing pada Gedung Bertingkat

STUDI EVALUASI KINERJA STRUKTUR BAJA BERTINGKAT RENDAH DENGAN ANALISIS PUSHOVER ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

PRESENTASI TUGAS AKHIR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PENELITIAN APLIKATIF-KREATIF

EVALUASI KEMAMPUAN STRUKTUR RUMAH TINGGAL SEDERHANA AKIBAT GEMPA

KINERJA STRUKTUR AKIBAT BEBAN GEMPA DENGAN METODE RESPON SPEKTRUM DAN TIME HISTORY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil 1 (SeNaTS 1) Tahun 2015 Sanur - Bali, 25 April 2015

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

PERBANDINGAN ANALISIS RESPON STRUKTUR GEDUNG ANTARA PORTAL BETON BERTULANG, STRUKTUR BAJA DAN STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN BRESING TERHADAP BEBAN GEMPA

STUDI KINERJA SENDI PLASTIS PADA GEDUNG DAKTAIL PARSIAL DENGAN ANALISIS BEBAN DORONG

EFISIENSI DAN KINERJA STRUKTUR RANGKA BREISING KONSENTRIK TIPE X-2 LANTAI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PEMODELAN STRUKTUR

EVALUASI KINERJA PORTAL BAJA 3 DIMENSI DENGAN PENGAKU LATERAL AKIBAT GEMPA KUAT BERDASARKAN PERFORMANCE BASED DESIGN

MAHASISWA ERNA WIDYASTUTI. DOSEN PEMBIMBING Ir. HEPPY KRISTIJANTO, MS.

KAJIAN KINERJA STRUKTUR RANGKA BRESING V-TERBALIK EKSENTRIK DAN KONSENTRIK (215S)

LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL No: 13/PEN/SIPIL/2010

DAFTAR ISI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Umum Beban Gempa Menurut SNI 1726: Perkuatan Struktur Bresing...

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA BRESING KONSENTRIK BIASA DAN STRUKTUR RANGKA BAJA BRESING KONSENTRIK KHUSUS TIPE-X TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, yaitu gempa Aceh disertai tsunami tahun 2004, gempa Nias tahun. gempa di Indonesia menjadi sangatlah penting.

ANALISIS DINAMIK BEBAN GEMPA RIWAYAT WAKTU PADA GEDUNG BETON BERTULANG TIDAK BERATURAN

BAB II STUDI PUSTAKA

STUDI KOMPARATIF PERANCANGAN STRUKTUR GEDUNG TAHAN GEMPA DENGAN SISTEM RANGKA GEDUNG BERDASARKAN TATA CARA ASCE 7-05 DAN SNI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR MODIFIKASI PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PT. PERUSAHAAN GAS NEGARA SURABAYA MENGGUNAKAN HEXAGONAL CASTELLATED BEAM PADA BALOK ANAK

Pengaruh Bentuk Bracing terhadap Kinerja Seismik Struktur Beton Bertulang

Peraturan Gempa Indonesia SNI

BAB 1 PENDAHULUAN Umum

EVALUASI SENDI PLASTIS DENGAN ANALISIS PUSHOVER PADA GEDUNG TIDAK BERATURAN

ANALISIS KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DI WILAYAH GEMPA INDONESIA INTENSITAS TINGGI DENGAN KONDISI TANAH LUNAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

EVALUASI KINERJA BANGUNAN YANG DIDESAIN SECARA DDBD TERHADAP GEMPA RENCANA

BAB 1 PENDAHULUAN. yaitu di kepulauan Alor (11 Nov, skala 7.5), gempa Papua (26 Nov, skala 7.1),

HARUN AL RASJID NRP Dosen Pembimbing BAMBANG PISCESA, ST, MT Ir. FAIMUN, M.Sc., Ph.D

EVALUASI KINERJA METODEDIRECT DISPLACEMENT BASED DESIGN DAN FORCE BASED DESIGNPADA BANGUNAN VERTICAL SETBACK 6 LANTAI

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Stuktur dengan Vertical Set-Back

STUDI KOMPARASI PERILAKU STRUKTUR SISTEM RANGKA BERPENGAKU EKSENTRIK TIPE D TERHADAP SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN

PERBANDINGAN PERILAKU ANTARA STRUKTUR RANGKA PEMIKUL MOMEN (SRPM) DAN STRUKTUR RANGKA BRESING KONSENTRIK (SRBK) TIPE X-2 LANTAI

KINERJA SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS SESUAI SNI DITINJAU DARI KETENTUAN SENGKANG MINIMUM KOLOM

ABSTRAK. Kata Kunci: perkuatan seismik, rangka beton bertulang, bresing baja, dinding pengisi berlubang sentris, perilaku, kinerja, pushover.

BAB IV ANALISIS & PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Stuktur dengan Vertical Set-Back

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 5, No. 2, (2016) ISSN: ( Print)

Kata kunci : Dinding Geser, Rangka, Sistem Ganda, Zona Gempa Kuat. Latar Belakang

KINERJA SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS SESUAI SNI DITINJAU DARI KETENTUAN SENGKANG MINIMUM KOLOM

PERENCANAAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS PADA KOMPONEN BALOK KOLOM DAN SAMBUNGAN STRUKTUR BAJA GEDUNG BPJN XI

EVALUASI PERBANDINGAN KINERJA DENGAN ANALISIS PUSHOVER PADA STRUKTUR BAJA TAHAN GEMPA

LAPORAN PENELITIAN EFISIENSI DAN KINERJA STRUKTUR RANGKA BREISING KONSENTRIK TIPE X-2 LANTAI. Nama Peneliti: Ir. Ida Bagus Dharma Giri, M.T.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan letak sendi plastis dengan menggunakan reduced beam

EVALUASI KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN PUSHOVER ANALYSIS

EVALUASI KINERJA STRUKTUR RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS BERCOAKAN 40% DI WILAYAH BERESIKO GEMPA TINGGI DI INDONESIA

Transkripsi:

PENINJAUAN SNI 1726:2012 PASAL 7.2.5.1 MENGENAI DISTRIBUSI GAYA LATERAL PADA PENGGUNAAN SISTEM GANDA DENGAN RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS DAN RANGKA BAJA DENGAN BRESING KONSENTRIS KHUSUS Abijoga Pangestu 1, Astrid V. Pical 2, Hasan Santoso 3 dan Ima Muljati 4 ABSTRAK : Gempa merupakan bencana alam yang tidak dapat dihindari dan dapat menyebabkan kerusakan pada struktur bangunan. Oleh karena itu, struktur bangunan harus didesain agar mampu menahan gaya gempa yang terjadi. Salah satu sistem yang dapat digunakan adalah sistem ganda. Untuk sistem ganda, SNI 1726:2012 pasal 7.2.5.1 mengharuskan SRPM menerima minimal 25% gaya lateral yang proporsional kekakuannya terhadap Sistem Rangka Bresing atau Shear Wall. Penelitian ini akan meninjau performa bangunan dengan SRPM yang memikul 25% base shear dan bangunan dengan SRPM yang memikul <25% base shear yang diperbesar dengan suatu faktor. Bangunan yang digunakan merupakan sistem ganda yaitu Sistem Rangka Penahan Momen Khusus (SRPMK) dan Sistem Rangka Bresing Konsentrik Khusus (SRBKK) pada empat bangunan yang direncanakan dengan beban respon spektrum kota Surabaya dan Jayapura menurut SNI 1726:2012. Kinerja struktur akan diuji menggunakan nonlinear time history analysis. Hasil penelitian menunjukkan sistem ganda yang memenuhi syarat 25% memiliki performa yang baik. KATA KUNCI: gempa, sistem ganda, SRPMK, SRBKK, 25%, gaya lateral, kekakuan 1. PENDAHULUAN Indonesia berada di pertemuan beberapa lempeng tektonik, sehingga sering terjadi gempa ketika lempenglempeng tersebut bergeser. Dengan melihat fakta tersebut, Indonesia merupakan negara yang rawan gempa sehingga bangunan perlu didesain terhadap gempa. SNI 1726:2012 pasal 7.2.5.1 mensyaratkan pada sistem ganda, rangka pemikul momen harus mampu menahan paling sedikit 25% gaya gempa desain dengan distribusi yang proporsional terhadap kekakuannya (sistem rangka dengan sistem rangka bresing atau sistem rangka dengan shear wall). Dari penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Kusuma, Tjipto (2015) mengenai kinerja sistem ganda berupa SRBE dan SRPM, sangat susah untuk mencapai syarat 25% gaya lateral untuk SRPM. Muljati et al. (2015) mengatakan saat SRPM diusahakan untuk menerima 25% beban lateral, maka kekakuan bresing harus dikurangi. Hal ini menyebabkan drift struktur melampaui kinerja batas layan serta kinerja batas ultimit. Bila SRPM didesain dengan 25% distribusi beban lateral, maka pada desain kapasitas, profil yang dihasilkan menjadi lebih besar sehingga sistem ganda ini tidak efisien, karena dimensi profil sangat besar dan tidak realistis. FEMA 369 pasal 5.2.2.1 mengatakan bahwa pada sistem ganda, SRPM harus menahan paling sedikit 25% dari gaya gempa rencana. FEMA 451 chapter 5 alternatif C menunjukkan langkah-langkah mendesain dual system dan menulis bahwa syarat 25% gaya lateral dilakukan terhadap strength dari system rangka. Untuk memenuhi syarat 25% tersebut ada dua metode yang dapat dilakukan, yaitu 25% yang dicapai terhadap keseluruhan base shear bangunan (skenario 1) dan 25% yang dicapai dengan mengalikan gaya dalam yang terjadi pada SRPMK dengan suatu faktor (skenario 2). 1 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil, Universitas Kristen Petra Surabaya, abijogap@live.com. 2 Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil, Universitas Kristen Petra Surabaya, avpic25@gmail.com. 3 Dosen Program Studi Teknik Sipil, Universitas Kristen Petra Surabaya, hasan@petra.ac.id. 4 Dosen Program Studi Teknik Sipil, Universitas Kristen Petra Surabaya, imuljati@petra.ac.id. 1

2. LANDASAN TEORI 1.1. Respon Spektrum Respon spektrum menggunakan sebuah kurva respon dengan periode getar struktur T (sumbu x) dan respon-respon maksimum berdasarkan rasio redaman dan gempa tertentu (sumbu y). Respon spektrum desain ditentukan dengan parameter respon ragam yang disesuaikan dengan klasifikasi situs dimana bangunan tersebut akan dibangun kemudian dibagi dengan kuantitas R/I. (Departemen Pekerjaan Umum, 2012). 1.2. Sistem Rangka Bresing Konsentrik Khusus (SRBKK) SRBKK merupakan sistem rangka dimana bagian-bagiannya tersambung secara konsentrik. Sistem ini diharapkan dapat mengalami deformasi inelastis yang cukup besar akibat gaya gempa rencana. SRBKK memiliki tingkat daktilitas yang lebih tinggi daripada tingkat daktilitas Sistem Rangka Bresing Konsentrik Biasa (SRBKB) mengingat penurunan kekuatannya yang lebih kecil pada saat terjadinya tekuk pada batang bresing tekan. 1.3. Sistem Rangka Penahan Momen Khusus (SRPMK) Sesuai pasal 17.7-6 SNI 03-1729-2002 dalam mendesain SRPMK, persyaratan yang harus dipenuhi selain kapasitas profil, yaitu ketentuan strong column weak beam. Persyaratan ini bertujuan agar tidak terjadi kegagalan pada kolom. 1.4. Sistem Ganda Pasal 7.2.5.1. SNI 1726:2012 mensyaratkan pada penggunaan sistem ganda, SRPM harus mampu menahan minimal 25% dari gaya gempa desain. 3. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan dengan urutan sebagai berikut: 1. Melakukan preliminary design dan pemodelan struktur menggunakan Etabs v15.1.0 Digunakan empat model bangunan dengan dua metode pengerjaan yang berbeda agar mencapai syarat 25% untuk tiap-tiap bangunan. Metode pertama berusaha untuk memenuhi persyaratan Pasal 7.2.5.1. SNI 1726:2012 dengan cara mencari dimensi profil sedemikian rupa sehingga gaya geser yang diterima SRPM mencapai 25% dari gaya geser dasar rencana ( = S1). Perhitungan persentase gaya yang diterima SRPMK dihitung dengan Persamaan 1. Metode kedua adalah dengan memperbesar gaya geser dasar yang diterima SRPM sehingga setara dengan 25% gaya geser dasar rencana (Persamaan 2) walaupun secara proporsional, kekakuan SRPM tidak mencapai 25% (Skenario 2 = S2). Penamaan dan keterangan dapat dilihat pada Tabel 1. %SRPMK = base reactions SRPMK 100 (1) base reactions Total Faktor = 25 % SRPMK (2) %SRPMK = Persentase base shear yang dipikul oleh SRPMK 2

Tabel 1. Kode Penamaan Bangunan Kode Bangunan 31S06-S1 31S06-S2 31J06-S1 31J06-S2 31S12-S1 31S12-S2 31J12-S1 31J12-S2 Makna Kode wilayah gempa Surabaya, 6 lantai. wilayah gempa Surabaya, 6 lantai. Skenario 2 wilayah gempa Jayapura, 6 lantai. wilayah gempa Jayapura, 6 lantai. Skenario 2 wilayah gempa Surabaya, 12 lantai. wilayah gempa Surabaya, 12 lantai. wilayah gempa Jayapura, 12 lantai. wilayah gempa Jayapura, 12 lantai. Skenario 2 Alasan Pemilihan rendah. rendah. maksimum pada wilayah gempa Bentang besar dengan SRBK maksimum pada wilayah gempa maksimum pada wilayah gempa 2. Ditentukan beban beban yang terjadi, termasuk beban respon spektrum gempa. 3. Dilakukan capacity design sesuai dengan syarat SRPMK dan SRBKK. 4. Pemeriksaan drift bangunan. Apabila tidak terpenuhi dilakukan redesign. 5. Evaluasi kinerja bangunan dengan analisis dinamis time history non-linier dengan ETABS v15.1.0 dengan rekaman gempa El-Centro 18 Mei 1940 N-S yang dimodifikasi respon spektrumnya sesuai dengan peta gempa Indonesia (Lumantarna dan Lukito, 1997). Gempa ditinjau dalam periode ulang, yaitu 100, 500 dan 2500. 6. Evaluasi distribusi gaya lateral yang terjadi. 4. HASIL DAN ANALISIS 4.1 Dimensi Profil Dimensi profil yang digunakan memenuhi syarat capacity design baik dalam perencanaan SRMPK dan SRBKK. Hasil interaksi juga menunjukan bahwa dimensi profil yang digunakan adalah efisien karena interaksi berkisar pada 0.7-1. Profil yang digunakan adalah King Cross (KC), H-Beam (H) dan Wide Flange (). Ukuran profil yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 2. s.d. Tabel 4. 3

Model Bangunan 31S06-S1 31S06-S2 31J06-S1 31J06-S2 Tabel 2. Dimensi Profil Balok yang Digunakan Lanta Balok Induk Balok Induk Balok Anak i SRBKK SRPMK Menerus 350.175.6.9 450.200.9.14 300.200.9.14 1-6 450.300.11.18 400.200.8.13 500.200.10.16 250.175.7.11 350.250.8.12 350.175.7.11 400.300.9.14 Balok Anak Putus 300.150.6,5.9 250.175.7.11 31S12-S1 500.200.12.19 31S12-S2 300.200.9.14 400.200.8.13 1-12 31J12-S1 31J12-S2 450.200.9.14 350.175.7.11 Model Bangunan 31S06-S1 31S06-S2 31J06-S1 31J06-S2 31S12-S1 31S12-S2 31J12-S1 31J12-S2 Tabel 3. Dimensi Profil Kolom yang Digunakan Lantai Kolom Interior Kolom Sudut Kolom Eksterior X Kolom Eksterior Y 1-3 KC 700.300.15.28 H 350.350.12.19 4-6 KC 600.300.14.23 H 350.350.9.12 1-3 H 400.400.20.35 H 350.350.12.19 4-6 H 400.400.30.50 H 350.350.9.12 1-3 KC 900.300.16.28 H 400.400.45.70 4-6 KC 900.300.16.28 H 400.400.30.50 1-3 H 400.400.45.70 4-6 H 400.400.30.50 1-6 KC 650.250.12.32 H 400.400.20.35 7-12 KC 650.250.12.32 H 400.400.16.24 1-6 KC 500.300.16.32 H 400.400.20.35 7-12 KC 450.200.9.14 H 350.350.14.22 1-6 H 400.400.45.70 KC 900.300.18.34 7-12 H 400.400.30.50 1-6 H 400.400.45.70 7-12 H 400.400.30.50 Tabel 4. Dimensi Profil Bresing Arah X dan Arah Y Model Bangunan Lantai Profil 31S06-S1 1-6 H 175.175.7,5.11 31S06-S2 1-6 H 200.200.10.16 31J06-S1 1 3 350.175.7.11 4-6 300.150.6,5.9 31J06-S2 1 3 350.175.7.11 4 6 300.150.6,5.9 31S12-S1 H 175.175.7,5.11 31S12-S2 1-12 31J12-S1 H 200.200.10.16 31J12-S2 4

4.2. Distribusi Gaya Hasil Distirbusi Gaya dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Persentase Gaya Lateral yang Diterima SRPMK Model Bangunan Arah X (%) Y (%) 31S06-S1 26.531 26.159 31S06-S2 18.519 11.101 31J06-S1 28.46554 28.16646 31J06-S2 17.54218 12.02071 31S12-S1 26.017 25.982 31S12-S2 19.950 18.845 31J12-S1 26.48549 26.07266 31J12-S2 18.55651 11.87778 SRPMK menerima beban lebih besar pada arah-x dibandingkan pada arah-y karena sumbu kuat kolom yang terpasang mengakibatkan portal SRPMK pada arah-x lebih kaku dibanding pada arah-y. Semua persentase base shear yang diterima SRPMK pada skenario 2 tidak ada yang mencapai 25%, sedangkan untuk mencapai 25% base shear seperti pada skenario 1, sangat sulit untuk dilakukan. 4.3. Berat Bangunan Hasil Berat Bangunan dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Berat Bangunan Per-Luasan Lantai Perbandingan Berat / Luas Lantai Model Total Luas Lantai (m²) Berat Total (kg) Berat/Luas Selisih (%) 31S06 - S1 1944 159213.6 81.9 31S06 - S2 1944 156103.2 80.3 1.9536 31S12 - S1 3888 430790.4 110.8 31S12 - S2 3888 398908.8 102.6 7.40072 31J06 - S1 1944 270410.4 139.1 31J06 - S2 1944 255052.8 131.2 5.67937 31J12 - S1 3888 536932.8 138.1 31J12 - S2 3888 529934.4 136.3 1.3034 4.4. Displacement dan Drift Ratio Hasil displacement dan drift ratio maksimum dari hasil time history analysis untuk semua model bangunan disajikan dalam bentuk grafik pada Gambar 1 sampai dengan Gambar 11. Gambar 1. Displacement dan Drift Arah-X dan Arah-Y akibat Gempa 100th Wilayah Surabaya 5

Gambar 2. Displacement dan Drift Arah-X dan Arah-Y Akibat Gempa 100th Wilayah Jayapura Gambar 3. Displacement dan Drift Arah-X dan Arah-Y Akibat Gempa 500th Wilayah Surabaya Gambar 4. Displacement dan Drift Arah-X dan Arah-Y Akibat Gempa 500th Wilayah Jayapura Gambar 5. Displacement dan Drift Arah-X dan Arah-Y Akibat Gempa 2500th Wilayah Surabaya 6

Gambar 5. Displacement dan Drift Arah-X dan Arah-Y Akibat Gempa 2500th Wilayah Jayapura Drift Ratio yang paling maksimum terjadi pada bangunan 31J12. Untuk mengetahui kinerja bangunan berdasarkan drift ratio yang terjadi, digunakan batasan dari FEMA 356. Peformance bangunan berdasarkan dapat dilihat pada Tabel 7 4.5. Drift Ratio Hasil drift ratio dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Drift Ratio Maksimum Model Drift Ratio 100 tahun (%) Drift Ratio 500 tahun (%) Drift Ratio 2500 tahun (%) Bangunan IO LS CP UN IO LS CP UN IO LS CP UN 31S06-S1 X 0.6061 0.8008 0.832 31S06-S1 Y 0.6277 0.8285 0.9879 31S06-S2 X 0.6212 0.9676 0.9839 31S06-S2 Y 0.6471 0.9897 1.0103 31J06-S1 X 0.6973 0.9828 0.9537 31J06-S1 Y 0.7856 1.1418 0.9851 31J06-S2 X 0.8706 1.3352 1.925 31J06-S2 Y 0.9084 1.4549 1.991 31S12-S1 X 0.6826 1.0362 1.2022 31S12-S1 Y 0.6928 1.219 1.2384 31S12-S2 X 0.8594 1.1862 1.5028 31S12-S2 Y 0.8806 1.2709 1.548 31J12-S1 X 0.828 0.9316 1.9549 31J12-S1 Y 0.8508 0.9444 1.9133 31J12-S2 X 0.928 1.4549 1.9588 31J12-S2 Y 1.019 1.497 1.9688 Drift ratio max (%) <0.5 0.5-1.5 1.5-2.0 >2. 0 <0. 5 0.5-1.5 IO = titik yang berada pada serviceability limit state. LS = titik yang berada pada damage control limit state. CP = titik yang berada pada safety limit state. UN = titik yang berada pada unacceptable 1.5-2.0 >2.0 <0. 5 0.5-1.5 1.5-2.0 >2. 0 4.6. Acceptance Criteria Batas kinerja acceptance criteria mengacu pada persyaratan FEMA 356 (SAC Joint Venture, 2000). Acceptance Criteria tiap bangunan dapat dilihat pada Tabel 10 dan Tabel 11. 7

Tabel 10. Matriks Kinerja Semua Model Bangunan Terhadap Beban Gempa dengan Periode Ulang 100, 500 dan 2500 Tahun 31(X)06 (X) Gempa IO LS CP UN S 100th 500th 2500th J 100th 500th 2500th 31(X)12 (X) Gempa IO LS CP UN S 100th 500th 2500th J 100th 500th 2500th = Melebihi target desain (X) = Wilayah Gempa = Desain bangunan skenario 1 S = Surabaya = Desain bangunan skenario 2 J = Jayapura 5. KESIMPULAN Dari hasil penelitian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa bangunan yang didesain terhadap 25% base shear sesuai dengan proporsi kekakuan (skenario 1) memiliki performa yang baik karena ukuran profil yang digunakan memiliki ukuran yang lebih besar. Bangunan yang didesain terhadap 25% base shear terhadap kekuatan portal (skenario 2) memiliki performa yang relatif lebih buruk bila dibandingkan dengan skenario 1. Oleh karena itu, penerapan desain dengan skenario 2 tidak boleh dilakukan dalam ruang lingkup pada penelitian ini dikarenakan kegagalan yang terjadi, sehingga untuk memenuhi syarat SNI 1726:2012 pasal 7.2.5.1, harus menggunakan desain dengan skenario 1, dimana portal harus mampu untuk menerima 25% base shear total secara kekakuan. 6. DAFTAR REFERENSI Badan Standarisasi Nasional. (2002). Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung, SNI 03-1729-2002. Departemen Pekerjaan Umum. (2012). SNI 1726-2012 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non-gedung, Badan Standarisasi Nasional, Jakarta, Indonesia. Kusuma, C. dan Tjipto, T.P. (2015). Evaluasi SNI 1726:2012 pasal 7.2.5.1 Mengenai Distribusi Gaya Lateral pada Penggunaan Sistem Ganda (Tugas Akhir Strata 1 No. 11012060/SIP/2015). Unpublished Undergraduate Thesis, Universitas Kristen Petra, Surabaya. Lumantarna, B. dan Lukito, M. (1997). Resmat, Sebuah Program Interaktif untuk Menghasilkan Riwayat Waktu Gempa dengan Spektrum Tertentu. Proceedings HAKI Confrence 1997, Jakarta, Indonesia, pp. 128-135. Muljati, et.al. (2012). Evaluasi Kinerja Sistem Ganda SRPMK dan SRBK yang menggunakan Reduced Beam Section pada Kedua Arah Ortogonal Bangunan Di Wilayah 2 Peta Gempa Indonesia (No: 05/PEN/SIPIL/2012), Universitas Kristen Petra, Surabaya. SAC Joint Venture (2000). FEMA-356 Recommended Seismic Design Criteria for New Steel Moment- Frame Buildings. California : Federal Emergency Management Agency. 8