Hubungan Kejadian Diare Dengan Pemberian Susu Formula Pada Bayi Umur 0-1 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Tahun 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.

ABSTRAK. Kata Kunci: Karakteristik Umum Responden, Perilaku Mencuci Tangan, Diare, Balita

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ANDRIANA, SST SYAFNIAR

Keywords: Attitude of mother, diarrhea, participation mother in posyandu

ABSTRAK GAMBARAN BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INSIDENSI DIARE PADA BALITA DI RSU SARASWATI CIKAMPEK PERIODE BULAN JULI 2008

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare hingga kini masih merupakan penyebab kedua morbiditas dan

PENGARUH FAKTOR LINGKUNGAN DAN PERILAKU TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI TABUK KABUPATEN BANJAR

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN TINDAKAN PENCEGAHAN IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS TIKALA BARU KOTA MANADO

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyakit diare masih merupakan masalah global dengan morbiditas dan

BAB I PENDAHULUAN. sebesar 3,5% (kisaran menurut provinsi 1,6%-6,3%) dan insiden diare pada anak balita

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

Hubungan Pemberian Susu Formula dengan Kejadian Diare pada Balita Usia 0-24 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J

Eko Heryanto Dosen Program Studi S.1 Kesehatan Masyarakat STIKES Al-Ma arif Baturaja ABSTRAK

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

Reni Halimah Program Studi Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Lampung

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Tentang Perawatan Payudara dengan Motivasi Menyusui di RSUD Datu Sanggul Rantau Tahun 2012

HUBUNGAN ANTARA KEBIASAAN MEROKOK ANGGOTA KELUARGA DAN PENGGUNAAN ANTI NYAMUK BAKAR DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS KOLONGAN

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP PENANGANAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI KELURAHAN KARANG TENGAH KECAMATAN SRAGEN KABUPATEN SRAGEN

HUBUNGAN SANITASI DASAR RUMAH DAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA BENA NUSA TENGGARA TIMUR

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DENGAN KEJADIAN DIARE DI KELURAHAN GOGAGOMAN KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT TAHUN 2015

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kejadian ISPA Di Indonesia, pada balita adalah sekitar 10-20%

Bela Bagus Setiawan 1 Rochman Basuki 2

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

Manuscript KUKUH UDIARTI NIM : G2A Oleh :

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA RANOWANGKO KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA TAHUN

Relation between Indoor Air Pollution with Acute Respiratory Infections in Children Aged Under 5 in Puskesmas Wirobrajan

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN STIMULASI BICARA DAN BAHASA PADA BALITA DI PAUD NURUL A LA KOTA LANGSA

UKDW. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di negara

Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, Orang Tua, Balita, Zinc

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

HUBUNGAN KEPEMILIKAN JAMBAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA JATISOBO KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO

Hubungan Pengetahuan Ibu Dan Status Gizi pada Anak Usia Bawah Dua Tahun yang Diberi Susu Formula Di Daerah Tanjung Raja, Kabupaten Ogan Ilir 2015

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI WILAYAH KERJA POSYANDU MELATI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

The Effect of House Environment on Pneumonia Incidence in Tambakrejo Health Center in Surabaya

ANALISIS PENGETAHUAN DENGAN POLA ASUH PADA IBU BALITA UMUR 4-5 TAHUN DI TK DHARMA WANITA DESA SAMBIROBYONG KECAMATAN KAYEN KIDUL KABUPATEN KEDIRI

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di Indonesia diare merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan anak.

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

Immawati, Ns., Sp.Kep.,A : Pengaruh Lama Pemberian ASI Eklusif

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Mencapai derajat Sarjana Kedokteran. Diajukan Oleh : JONATHAN EKO A J FAKULTAS KEDOKTERAN

BAB I PENDAHULUAN. Balita. Pneumonia menyebabkan empat juta kematian pada anak balita di dunia,

BAB 1 PENDAHULUAN. Usia anak dibawah lima tahun (balita) merupakan usia dalam masa emas

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

Predictor Factors Related Diarrhea Incidence on Children Age 0-3 Years

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

UNIVERSITAS UDAYANA PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 6 12 BULAN DI PUSKESMAS KUTA SELATAN TAHUN 2012

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kualitas lingkungan dapat mempengaruhi kondisi individu dan

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN KEAKTIFAN KADER POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NAGARA KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA BULAN DI PUSKESMAS TERJUN KECAMATAN MEDAN MARELAN TAHUN 2014 ABSTRACT

HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016

Riki Nur Pratama. Universitas Diponegoro. Universitas Diponegoro

BAB I PENDAHULUAN. Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi

Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Pekerjaan Ibu Menyusui dengan Lama Pemberian ASI Saja di Wilayah Kerja Puskesmas Dalam Pagar Kabupaten Banjar

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU CUCI TANGAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK SD

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam

HUBUNGAN UMUR DAN JENIS KELAMIN TERHADAP KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BALITA DI PUSKESMAS TEMBILAHAN HULU

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007 sebesar 34 per kelahiran hidup.

PENDAHULUAN. Ridha Hidayat

Kata Kunci: Pendidikan, Pekerjaan, Dukungan Suami dan Keluarga, ASI Eksklusif.

Hubungan Berat Badan Lahir Rendah dan Status Imunisasi dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut pada Balita di Aceh Besar

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Diare merupakan penyakit dengan tanda - tanda perubahan frekuensi buang air

HUBUNGAN PEMBERIAN IMUNISASI DPT DAN CAMPAK TERHADAP KEJADIAN PNEUMONIA PADA ANAK USIA 10 BULAN - 5 TAHUN DI PUSKESMAS SANGURARA KOTA PALU TAHUN 2015

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PNEUMONIA PADA BAYI. Nurlia Savitri

HUBUNGAN ANTARA PENDIDIKAN DAN PEMBERIAN SUSU FORMULA DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 0-12 BULAN DI PUSKESMAS KERTAPATI PALEMBANG TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan anak. Di negara berkembang, anak-anak menderita diare % dari semua penyebab kematian (Zubir, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus diperhatikan untuk

STUDI KASUS KEJADIAN DIARE PADA ANAK BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAYANAN TAHUN 2015

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kata Kunci : Pengetahuan, Pemberian ASI, ASI Eksklusif.

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

HUBUNGAN KUNJUNGAN KEHAMILAN DAN KUNJUNGAN NIFAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI KOTA PADANG

Marieta K. S. Bai, SSiT, M.Kes. Abstract

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah kondisi dimana terjadi buang air besar atau defekasi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. trakea bahkan paru-paru. ISPA sering di derita oleh anak anak, baik di negara

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PERILAKU IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS BATUJAJAR KABUPATEN BANDUNG BARAT

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DERMATITIS PADA ANAK BALITADI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS SUKARAYA TAHUN 2016

Analisis Sarana Dasar Kesehatan Lingkungan yang Berhubungan dengan Kejadian Diare pada Anak Balita di Kecamatan Gading Cempaka Kota Bengkulu

Transkripsi:

Hubungan Kejadian Diare Dengan Pemberian Susu Formula Pada Bayi Umur 0-1 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Tahun 2013 The Relationship between the Incidence of Diarrhea with Formula Feeding for 0-1 years old Infants in Working Area of Banjarbaru Public Health Center 2013 Firyal Yasmin 1*, Agus Rahmadi 1, Noni Setia Rini 2 1 STIKES Husada Borneo, Jl. A. Yani Km 30,5 No. 4 Banjarbaru, Kalimantan Selatan 2 Alumni STIKES Husada Borneo, Jl. A. Yani Km 30,5 No. 4 Banjarbaru, Kalimantan Selatan *Korespondensi : firyalyasmin@yahoo.com Abstract Diarrhea disease remains a major cause of health problems for Indonesian people, both in terms of morbidity and mortality rate. This disease can affect all age groups with morbidity rates ranging from 280 per 1000 population and for children under five suffer from one to one and a half times the episodes of diarrhea each year. Incidence of diarrhea is still a major cause of infant mortality as in the previous period. The aim of this study is correlation of the incidence of diarrhea with formula feeding for 0-1 years old infants in Banjarbaru working area 2013. This research uses the analytical method with cross sectional design. This research was conducted on 42 respondents. Based on the results of the statistical test using the chi-square indicates that there is a correlation of diarrhea case with the consumption of milk formula for infant 0-1 years old in the working wrea of Banjarbaru Public Health Centre Catchment Area 2013. Keywords: Giving Delivery of Infant Formula, Diarrhea Pendahuluan Salah satu penyebab utama kematian di Indonesia menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995 yang dikutip Nuraini Irma Susanti (1) adalah kejadian diare. Demikian juga pada tahun 2001, kejadian diare masih merupakan penyebab utama kematian bayi seperti pada periode sebelumnya. Pemerintah telah menyampaikan informasi untuk para pemakai susu formula bahwa susu bubuk formula bukanlah suatu produk steril dan dapat terkontaminasi oleh kuman yang menyebabkan penyakit. Oleh karena itu perlu memperhatikan cara penyajian susu formula yang benar agar efek dari kontaminasi tersebut dapat diminamilisir sekecil mungkin. Menjaga sanitasi dan hygiene sangat penting untuk mencegah kontaminasi dari bakteri khususnya terkait dengan penyiapan, penyimpanan, dan penyajian produk formula bayi (2). Rekomendasi WHO tentang penyajian susu formula harus diperhatikan untuk mengurangi resiko infeksi yakni cara penyajian yang baik dan benar. Cara penyajian yang baik dan benar adalah menyajikan hanya dalam jumlah sedikit atau secukupnya untuk setiap kali minum untuk mengurangi kuantitas dan waktu susu formula terkontaminasi dengan udara kamar. Waktu yang direkomendasikan adalah tidak lebih dari 4 jam. Apabila susu tersebut telah diminum dan sisanya sudah lebih dari 2 jam maka sebaiknya dibuang saja. Data Departemen Kesehatan menunjukkan, diare menjadi penyakit pembunuh kedua bayi dibawah lima tahun atau balita di Indonesia, setelah radang paru atau pneumonia (3). Pengetahuan tentang cara penyajian susu formula yang baik dan benar pada orang tua atau pengasuh anak merupakan modal utama terbentuknya kebiasaan yang baik demi kualitas kesehatan bayi. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (Over Behavior) (4). Bayi yang mendapatkan ASI secara eksklusif lebih jarang terserang penyakit dibandingkan dengan bayi yang memperoleh susu formula, karena susu formula memerlukan alat-alat yang bersih dan perhitungan takaran susu yang tepat sesuai dengan umur bayi. Hal ini membutuhkan pengetahuan ibu yang cukup tentang dampak pemberian susu formula (5). Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di Puskesmas Banjarbaru diketahui bahwa kejadian diare pada bayi umur 0-1 tahun yang mengkonsumsi susu 28

formula pada tahun 2011 adalah sebanyak 116 bayi, sedangkan pada tahun 2012 berjumlah 69 bayi. Berdasarkan uraian tersebut mendorong keinginan peneliti untuk meneliti Hubungan Kejadian Diare dengan Pemberian Susu Formula pada Bayi Umur 0-1 Tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru Tahun 2013. Metode Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional yang bertujuan untuk menganalisis hubungan kejadian Diare dengan pemberian susu formula pada bayi umur 0-1 tahun di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru tahun 2013. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah hygiene perorangan dan cara membersihkan peralatan atau botol susu sedangkan variabel terikatnya adalah kejadian diare. Sampel pada penelitian ini adalah bayi yang berumur 0-1 tahun yang datang berkunjung di wilayah Puskesmas Banjarbaru, jumlah sampelnya adalah 42 sampel. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan cara accidental sampling, yaitu pengambilan sampel dengan mengambil responden atau kasus yang kebetulan ada atau tersedia (6). Artinya pengambilan kasus atau responden yang datang berkunjung di wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru pada bulan Juni 2013. Data yang dikumpulkan adalah data hygiene perorangan, cara membersihkan peralatan atau botol susu dan cara penyajian susu formula yang diperoleh dengan cara pengisian kuesioner langsung oleh responden. Dalam penelitian ini analisis yang digunakan ada 2 macam yaitu analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis univariat ini dilakukan dengan tujuan untuk mendefinisikan setiap variabel secara terpisah dengan cara membuat tabel frekuensi dari masing-masing variabel. Analisis bivariat yaitu analisa untuk melihat hubungan variabel independen dan variabel dependen dengan uji chi-square dengan α = 0,05 pada rentang kepercayaan (CI) 95%. Hasil Penelitian Tabel 1. Karakteristik Responden Karakteristik Responden N % (n=42) <20 Thn 3 7,1 Umur 20-30 Thn 21 50,0 31-40 Thn 12 28,6 >40 Thn 6 14,3 Pendidikan Terakhir Pekerjaan Pengalaman Mendapat Penyuluhan SD SMP SMA PT IRT Pedagang Swasta PNS Ya Tidak 10 13 11 8 13 11 10 8 29 13 23,8 31,0 26,2 19,0 31,0 26,2 23,8 19,0 69,0 31,0 Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa persentase terbesar kelompok umur responden adalah 20-30 tahun yakni sebanyak 21 responden (50,0%), berdasarkan pendidikan terakhir yang ditempuh paling banyak adalah SMP sebanyak 13 responden (31%), berdasarkan pekerjaan paling banyak yaitu sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 13 responden (31%) dan sebagian besar responden pernah mendapat penyuluhan tentang diare, hgiene perorangan, tentang cara pembuatan dan cara membersihkan peralatan atau botol susu yakni sebanyak 29 orang (69%). Kejadian Diare Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Kejadian Diare Kategori n % Tidak Diare 17 23,5 Diare 25 59,5 Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mengalami kejadian diare, yakni sebanyak 25 orang (59,5%). Hygiene Perorangan Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Hygiene Perorangan Kategori n % Bersih 16 38,1 29

Tidak Bersih 26 61,9 Berdasarkan tabel 3 dapat dilihat bahwa sebanyak 26 responden (61,9%) untuk hygiene perorangan termasuk dalam kategori tidak bersih. Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Cara Membersihkan Peralatan atau Botol Susu Kategori n % Bersih 24 57,1 Tidak Bersih 18 42,9 Berdasarkan tabel 4 dapat dilihat bahwa sebanyak 24 responden (57,1%) cara membersihkan peralatan atau botol susu termasuk dalam kategori bersih. Hubungan antara Hygiene Perorangan dengan Kejadian Diare pada Bayi Umur 0-1 Tahun Tabel 5. Hubungan antara Hygiene Perorangan dengan Kejadian Diare pada Bayi Umur 0-1 tahun di wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru Hygiene Kejadian Diare Total Perorangan Tidak Diare Diare Bersih 14 2 16 87,5% 12,5% 100% 11 15 26 42,3% 57,7% 100% Tidak Bersih Jumlah 25,0 17,0 42 59,5% 40,5% 100% Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa responden yang memiliki hygiene perorangan yang termasuk dalam kategori bersih memiliki bayi yang tidak diare yakni sebanyak 14 orang (87,5%), sedangkan responden yang hygiene perorangannya termasuk dalam kategori tidak bersih sebagian besar memiliki bayi yang pernah mengalami diare yaitu sebanyak 15 orang (57,7%). Test antara pemberian susu formula dengan kejadian diare pada anak di wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru diperoleh nilai p=0,010 dengan nilai p < (α = 0,05), maka dengan demikian dapat ada hubungan antara Hygiene Perorangan dengan kejadian diare diare pada Bayi Umur 0-1 tahun di wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru tahun 2013. Hubungan antara Cara Membersihkan Peralatan atau Botol Susu Dengan Kejadian Diare Pada Bayi Umur 0-1 Tahun Tabel 6. Hubungan antara Cara Membersihkan Peralatan atau Botol Susu Dengan Kejadian Diare Pada Bayi Usia 0-1 Tahun Di Wilayah Kerja Puskesmas Banjarbaru. Cara Membersihkan Peralatan atau Botol susu Kejadian Diare Tidak Diare Diare Total Bersih 19 5 24 79,2% 20,8% 100,0% Tidak Bersih 6 12 18 33,3% 66,7% 100,0% Jumlah 25,0 17,0 42 59,5% 40,5% 100% Dari tabel 6 dapat dilihat bahwa berdasarkan cara membersihkan peralatan atau botol susu yang termasuk dalam kategori bersih adalah responden yang memiliki bayi tidak diare, yakni sebanyak 19 orang (79,2%), sedangkan responden yang dalam kategori tidak bersih memiliki bayi yang pernah mengalami diare yaitu sebanyak 12 orang (66,7%). Test antara antara pemberian susu formula dengan kejadian diare pada anak di wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru diperoleh nilai p = 0,007 Dengan nilai p < (α = 0,005), maka dengan demikian dapat ada Hubungan antara cara membersihkan peralatan atau botol susu dengan kejadian diare pada bayi umur 0-1 tahun di wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru tahun 2013. Pembahasan Hubungan antara Hygiene Perorangan dengan Kejadian Diare pada Bayi Umur 0-1 tahun di wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru 30

Cara praktis untuk mencegah diare adalah dengan cara menjaga hygiene atau kebersihan diri seseorang contohnya dengan cara mencuci tangan dengan sabun. Kebiasaan ini akan mengurangi terjadinya diare (7). Hygiene adalah cara atau kebiasaan hidup seseorang untuk menjaga kesehatannya sebagai salah satu cara pencegahan terjadinya penyakit baik pada dirinya atau pada orang lain. Lebih khusus lagi, hygiene perorangan adalah semua hal yang berhubungan dengan kebersihan badan. Hygiene perorangan penting karena bagian-bagian tubuh seperti tangan, rambut, hidung, dan mulut merupakan jalan masuk kuman untuk mencemari makanan selama penyiapan, pengolahan, dan penyajian melalui sentuhan (8). Terjadinya diare pada balita tidak terlepas dari peran faktor hygiene atau perilaku yang menyebabkan kuman terutama yang berhubungan dengan interaksi hygiene atau perilaku ibu dalam mengasuh anak dan faktor lingkungan dimana anak tinggal. Faktor hygiene atau perilaku yang menyebabkan penyebaran kuman dan meningkatakan resiko terjadinya diare yaitu tidak memberikan ASI eksklusif secara penuh pada bulan pertama kelahiran, namun memberikan susu formula dalam botol bayi, penyimpanan makanan masak pada suhu kamar, menggunakan air minum yang tercemar, tidak mencuci tangan saat memasak, makan atau sebelum menyiapkan susu anak, tidak mencuci tangan dengan air bersih. Faktor ini berinteraksi dengan hygiene atau perilaku manusia (9). Test antara pemberian susu formula dengan kejadian diare pada anak di wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru diperoleh nilai p = 0,010 Dengan nilai p < ( = 0,05), maka dengan demikian dapat ada Hubungan antara Hygiene Perorangan dengan Kejadian Diare pada Bayi Umur 0-1 tahun di wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru tahun 2013. Jadi Hgyiene perorangan sangat berdampak positif pada kejadian diare anak, itu dikarenakan sangat pentingnya menjaga hygiene atau kebersihan diri bagi para ibu yang memiliki bayi. Karena sangat berpengaruh jika keadaan ibu yang bersih dengan kejadian diare, jika seorang ibu bersih maka sangat jauh dari resiko bayi terkena diare, namun jika seorang ibu tidak menjaga kebersihannya maka sangat mudah kuman untuk menyebar dan menyebabkan diare. Maka sebaiknya hendak ibu hanya memberikan ASI ekslusif pada bayi yang masih berumur 0-24 bulan guna mengurangi terjadinya diare yang disebakan jika seorang ibu tidak menjaga kebersihan dirinya, contohnya tangan yang kotor sangat banyak mengandung kuman. Maka Air Susu Ibu merupakan makanan terbaik untuk bayi. ASI sangat dibutuhkan untuk kesehatan bayi dan mendukung pertumbuhan dan perkembangan bayi secara optimal. Bayi yang mendapatkan ASI ekslusif akan memperoleh semua kelebihan ASI serta terpenuhi kebutuhan gizinya secara maksimal sehingga dia akan lebih sehat, lebih tahan terhadap infeksi, tidak mudah terkena diare, dan lebih jarang sakit (10). Hubungan antara Cara Membersihkan Peralatan atau Botol Susu dengan kejadian Diare pada Bayi Umur 0-1 tahun di wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru Penggunaan air untuk membersihkan peralatan botol susu juga sangat berpengaruh terhadap kejadian diare, air yang sangat baik untuk membersihkan peralatan atau botol susu adalah air bersih yang telah diolah dan disaring secara alami sehingga aman untuk diminum dan dapat digunakan keperluan lain (misalnya mencuci tangan dan pencucian peralatan atau botol susu anak) karena telah memenuhi syarat kesehatan. Syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandng logam berat. Kualitas air merupakan kriteria standar yang digunakan untuk mencegah terjadinya penularan penyakit pada masyarakat yang ditularkan melalui air (11). Hampir semua diare akut secara umum dapat dianggap karena infeksi 31

bakteri, terkecuali ditemukan bukti adanya sebab-sebab lain. Infeksi bakteri yang paling sering menimbulkan diare adalah infeksi E.coli, E.coli pathogen. Bakteribakteri yang tergolong dalam nonpathogenic bakteri seperti Psedomonas, Pyocianeus, Proteus, Staphylococcus, Streptococcus dan sebagainya menurut penyelidikan para ahli sering pula menyebabkan diare. Bakteri E.coli masuk kedalam tubuh manusia melalui tangan atau alat-alat seperti peralatan botol susu. Anak-anak terutama balita sangat gemar menggunakan botol susu (12). Botol susu umumnya menjadi pelengkap disamping ASI (Air Susu Ibu) atau bahkan menjadi kebutuhan pokok bagi anak-anak yang sudah tidak mendapatkan ASI (Air Susu Ibu). Penggunan botol susu perlu diwaspadai karena sangat rentan terkontaminasi bakteri dan hal ini dipengaruhi oleh perilaku ibu yang merupakan faktor resiko terjadinya diare. Jadi, perlu memperhatikan kebersihan botol susu sebelum digunakan adalah hal yang amat mutlak untuk para ibu (12). Maka erat kaitannya antara cara membersihkan peralatan atau botol susu dengan kejadian diare karena jika seorang ibu tidak dengan benar menjaga atau membersihkan botol susu dengan benar maka kemungkinan terjadinya diare sangat besar, Test antara antara pemberian susu formula dengan kejadian diare pada anak di wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru diperoleh nilai p = 0,007 Dengan nilai p < ( = 0,005), maka dengan demikian dapat ada hubungan antara cara membersihkan peralatan atau botol susu dengan kejadian diare pada bayi umur 0-1 tahun di wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru tahun 2013. Sebaiknya mencuci tangan terlebih dahulu sebelum mencuci botol susu, dan botol susu yang hendak dipakai dibersihkan dengan air hangat dan memakai sabun, botol susu dicuci secara menyeluruh sampai bagian dalam dan luar botol, kemudian basuh dibawah air yang mengalir lalu disterilkan agar terhindar dari kontaminasi bakteri dan mikrooarganisme dengan cara merebus botol susu minimal 10 menit. Kesimpulan 1. Dari hasil penelitian di Puskesmas Banjarbaru tahun 2013 jumlah responden yang mengalami diare yaitu sebanyak 25 orang (59,5%). 2. Ada hubungan antara hygiene perorangan dengan kejadian diare pada bayi umur 0-1 tahun di wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru tahun 2013, Uji Chi-Square : P= 0,010 (p < α = 0,05 ). 3. Ada hubungan antara cara membersihkan peralatan atau botol susu dengan kejadian diare pada bayi umur 0-1 tahun di wilayah kerja Puskesmas Banjarbaru tahun 2013, Uji Chi-Square : p = 0,007 (p < α = 0,05 ). Daftar Pustaka 1. Nuraini IS (2004). Diare Pada Bayi. Dikutip dari Proposal Penelitian Meiliana Eva. (2012). Gambaran Penyakit Diare Pada Anak Balita di Pulau Laut RSAL Dr.Mintohardjo Jakarta pusat. Universitas Muhammadiyah Jakarta. 2. Nasir (2011). Penyimpanan dan Penyajian Produk Formula Bayi. Available from: Http://www.susuformula.com [Accessed 26 December 2012]. 3. Depkes Republik Indonesia. (2000). Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Diare Jakarta: Depkes. 4. Notoatmodjo. 2003. Pengertian Pengetahuan Dikutip dari Proposal Penelitian Meiliana Eva. (2012). Gambaran Penyakit Diare Pada Anak Balita di Pulau Laut RSAL Dr.Mintohardjo Jakarta Pusat. Universitas Muhammadiyah Jakarta. 5. Roesli. 2000. ASI Eksklusif. Jakarta : PT. Gramedia. 6. Notoatmodjo (2002). Metode Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 7. Kirana (2005). Cara Praktis Mencegah Diare. Available from: Http://Kejadiandiare.com [Accessed 31 December 2012]. 8. Sandjaja. 2009. Kamus Gizi Pengertian Hygiene. Jakarta : Kompas. 32

9. Depkes RI. 2009. Hygiene dan Perilaku Manusia. Dinas Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. 10. Sulistyoningsih. 2011. Manfaat ASI (Air Susu ibu). Jakarta : Universitas Indonesia. 11. Depkes RI 2001. Syarat-syarat Air Bersih, Dinas Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta. 12. Pramitha WG. 2010. Perilaku Ibu Pengguna Botol Susu dengan Kejadian Diare pada Balita. Makara Kesehatan, 14 (1): 46-50. 33